modul praktkum bsn 3.docx

13
PENGARUH PERUBAHAN POSISI DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat : menjelaskan pengaruh aktivitas terhadap denyut jantung dan tekanan darah. Alat yang diperlukan 1. Sphygmomanometer 2. Stetoskop 3. Bangku kayu Mekanisme kerja Jantung Mekanisme kontraksi jantung terjadi karena adanya proses stimulus-respons yang timbul karena adanya sistem penghantar khusus jantung yang dibentuk oleh otot-otot jantung. Dengan demikian otot jantung berbeda dengan otot lainnya karena selain berfungsi untuk kontraksi tetapi juga berfungsi sebagai sistem konduksi ( penghantar khusus). Sistem penghantar khusus ini mempunyai sifat-sifat sbb.: a. Otomatisasi : yaitu kemampuan untuk menghasilkan impuls secara spontan b. Ritmisitas : yaitu kemampuan membentuk impuls secara teratur c. Daya konduksi : yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls d. Daya rangsang : yaitu kemampuan untuk menanggapi stimulus. Sistem penghantar khusus jantung terdiri dari : a. Sinoatrial (SA) Node yang berperan sebagai pacu jantung (pace maker), terletak pada dinding atrium kanan dekat muara Vena Cava Superior b. Atrioventrikular (AV) Node, terletak dibagian bawah septum atrium dekat muara Sinus Koronarius c. Bundle of His (Berkas His), sebagai lanjutan dari AV Node dan merupakan penghubung fungsional antara otot atrium dengan otot ventrikel. Dibagian atas septum venetrikel, berkas His bercabang 2 (dua) menjadi cabang kanan (Right Bundle Branch) yang menuju ventrikel kanan, dan cabang

Upload: ira-tuti

Post on 14-Aug-2015

53 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Praktkum BSN 3.docx

PENGARUH PERUBAHAN POSISI DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

Tujuan Praktikum :Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat : menjelaskan pengaruh aktivitas terhadap denyut jantung dan tekanan darah.

Alat yang diperlukan 1. Sphygmomanometer2. Stetoskop3. Bangku kayu

Mekanisme kerja Jantung Mekanisme kontraksi jantung terjadi karena adanya proses stimulus-respons yang timbul karena adanya sistem penghantar khusus jantung yang dibentuk oleh otot-otot jantung. Dengan demikian otot jantung berbeda dengan otot lainnya karena selain berfungsi untuk kontraksi tetapi juga berfungsi sebagai sistem konduksi ( penghantar khusus). Sistem penghantar khusus ini mempunyai sifat-sifat sbb.:

a. Otomatisasi : yaitu kemampuan untuk menghasilkan impuls secara spontanb. Ritmisitas : yaitu kemampuan membentuk impuls secara teraturc. Daya konduksi : yaitu kemampuan untuk menyalurkan impulsd. Daya rangsang : yaitu kemampuan untuk menanggapi stimulus.

Sistem penghantar khusus jantung terdiri dari :a. Sinoatrial (SA) Node yang berperan sebagai pacu jantung (pace maker), terletak pada

dinding atrium kanan dekat muara Vena Cava Superiorb. Atrioventrikular (AV) Node, terletak dibagian bawah septum atrium dekat muara Sinus

Koronariusc. Bundle of His (Berkas His), sebagai lanjutan dari AV Node dan merupakan

penghubung fungsional antara otot atrium dengan otot ventrikel. Dibagian atas septum venetrikel, berkas His bercabang 2 (dua) menjadi cabang kanan (Right Bundle Branch) yang menuju ventrikel kanan, dan cabang kiri (Left Bundle branch0 yang menuju ventrikel kiri. Cabang kiri ini pendek dan bercabang lagi menjadi fasikulus anterior yang menuju dinding ventrikel kiri bagian depan atas, dan fasikulus posterior menuju dinding ventrikel kiri bagian belakang bawah.Ujung-ujung berkas susunan penghantar khusus di ventrikel terdiri dari serat-serta Purkinje yang berada di sel-sel miokardium.

Kecepatan pembentukan impuls, konduksi, dan kekuatan kontraksi diatur oleh sistem saraf autonom yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis melalui N.Vagus.Dalam mengendalikan aktivitas jantung saraf simpatis dan parasimpatis mempunyai pengaruh yang berlawanan. Saraf simpatis meningkatkan kecepatan pembentukan impuls, kecepatan konduksi, dan kekuatan kontraksi, sedangkan saraf parasimpatis dalam hal ini N.Vagus, sebaliknya yaitu menurunkan kecepatan pembentukan impuls, kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi. Sistem saraf autonom ini, juga dipengaruhi oleh perubahan tekanan dimana reseptor tekanan (baroreceptor/pressoreceptor) terletak pada lengkung aorta dan sinus karotikus, serta perubahan kimia darah yaitu perubahan oksigen, karbondioksida, elektrolit, pH, dan obat-obat tertentu. Adaptasi terhadap kebutuhan oksigen dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Jika kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat, misalnya saat melakukan latihan atau olah raga,

Page 2: Modul Praktkum BSN 3.docx

kegemukan, stress emosi, penyakit metabolisme,perdarahan, anemia, dan penggunaan obat-obat tertentu, curah jantung (cardiac output) meningkat. Apabila kebutuhan oksigen ini berkurang, misalnya saat istirahat, hipervolemia, meningkatnya viskositas darah, curah jantung ini akan menurun. Hubungan timbal balik antara mekanisme pemompaan dan kebutuhan oksigen menjamin dinamika ekuilibrium dalam pemenuhan kebutuhan oksigen. Darah yang dipompakan ke dalam aorta pada waktu systole dapat didengarkan berupa denyut nadi (heart rate) dan darah ini menimbulkan tekanan yang bergelombang sepanjang arteri dan dapat diraba sebagai denyut nadi.Pengaturan Tekanan Darah Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jntung yang berkontraksi saat memompa darah sehingga darah terus mengalir didalam pembuluh darah. Tekanan ini diperlukan supaya darah tetap mengalir serta dapat melawan gravitasi dan hambatan dalam dinding arteri. Tanpa tekanan darah yang terus menerus darah tak akan dapat mengalir ke otak dan keseluruh jaringan tubuh. Tekanan darah tergantung dari kemampuan jantung sebagai pompa dan hambatan dalam pembuluh darah arteri. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam 1 menit disebut curah jantung (cardiac output). Cardiac output tergantung dari kecepatan jantung berdenyut (heart rate) dan jumlah darah yang dipompakan dalam setiap denyutan atau pompaan yang disebut isi sekuncup (stroke volume).Dalam keadaan normal isi sekuncup ini berjumlah sekitar 70 ml dengan frekuensi denyut jantung 72 x/menit, sehingga curah jantung diperkirakan sekitar 5 liter. Jumlah ini tidak menetap tetapi dipengaruhi oleh aktivitas seseorang.

Sepanjang 24 jam tekanan darah selalu berubah-ubah berkisar antara 20 – 30 mmHg, angka ini tergantung dari kegiatan dan tuntutan kebutuhan tubuh. Tekanan darah paling rendah adalah apabila sedang istirahat atau pada saat tidur. Saat berdiri dan bergerak tubuh akan mengadakan pengaturan sehingga tekanan darah menjadi stabil. Curah jantung meningkat pada pada waktu melakukan kerja otot, stress, peningkatan suhu lingkungan, kehamilan, setelah makan, dan aktivitas lainnya.

Didalam pembuluh darah, darah tidak mengalir secara kontinyu dan merata seperti air di dalam pipa karet atau plastik, akan tetapi berupa semburan atau dorongan sesuai dengan denyutan jantung sehingga pembuluh darah berdenyut. Tekanan pada pembuluh darah akibat dorongan tersebut disebut tekanan sistolik, yaitu berupa tekanan maksimal yang menekan pembuluh darah arteri. Selanjutnya tekanan pada pembuluh darah arteri akan menurun yaitu selama jantung relaksasiatau diantara pompaan atau denyutan jantung, tekanan ini dinamakan tekanan diastolic.

Pengukuran Tekanan Daraha. Cara occilometrik

Prinsip pengukuran ini didasarkan pada pencatatan oscilasi yang tercatat pada tambur. Tekanan sistolik dibaca saat mulai terjadinya oscilasi sedangkan tekanan diastolik dibaca saat oscilasi maksimum. Pengukuran ini jarang dilakukan

b. Cara palpatorikAlat yang digunakan sphygmomanometer. Pada saat tekanan / kompresi yang tinggi pada n.brakhialis / radialis tidak dapat diraba, pada saat penekanan diturunkan nadi dapat teraba dan ini disebut tekanan sistolik, sedangkan tekanan diastolik dengan cara ini tak dapat diukur.

Page 3: Modul Praktkum BSN 3.docx

c. Cara auskultatorik ( Korotkoff)Alat yang digunakan terdiri dari sphygmomanometer yang dilengkapi dengan manset, manometer airraksa, pompa karet, katup pengatur dan stetoskop.Jika pompa karet dipompa berkali-kali, rongga udara akan mrngembang, dan akan mendorong airraksa sebagai penunjuk tekanan akan menunjukkan tekanan yang semakin meningkat. Jika penutup katup pengatur dibuka, tekanan udara dalam rongga manset lengan akan berkurang dan airraksa sebagai penunjuk tekanan juga akan menurun. Dengan meletakkan stetoskop diatas arteri lengan (dibawah pemasangan manset).Phase I : bunyi pembuluh darah yang menyerupai bunyi jantung pertamaPhase II : seperti bunyi phase I tetapi disertai oleh semacam bisingPhase III : bising hilang lagi, kembali seperti phase IPhase IV : bunyi pembuluh sekonyong-konyong menjadi perlahan Phase V : bunyi pembuluh hilangPhase I = tekanan sistolikPhase V = tekanan diastolik

Tata Kerja Praktikum1. Mintalah orang percobaan untuk relax2. Hitunglah denyut nadi orang percobaan3. Pasang manset pada lengan atas4. Pompa karet berkali-kali sampai airraksa pada manometer naik mencapai 20 – 40 mmHg

diatas rata-rata tekanan darah normal sambil meletakkan stetoskop diatas arteri dibawah pemasangan manset

5. Buka klep pengatur perlahan-lahan6. Dengarkan dengan seksama suara yang terdengar melalui stetoskop7. Tentukan sistolik dan diastolik8. Lakukan pemeriksaan tekanan darah pada posisi tidur, duduk, dan berdiri9. Mintalah orang percobaan untuk naik-turun tangga dengan kecepatan 60 x / menit selama

3 menit tanpa istirahat.10. Periksa kembali denyut nadi dan tekanan darah orang percobaan segera setelah 1’, 2’, dan

3’ melakukan aktivitas.

Page 4: Modul Praktkum BSN 3.docx

Laporan Praktikum

Nama : …………………………….NPM : …………………………….Tanggal Praktikum : …………………………….Partner : 1…………………………………………..

2. …………………………………………. 3. …………………………………………. 4. …………………………………………..

d. Tujuan Praktikum : ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

II. Hasil Praktikum

Denyut Nadi saat istirahat ................................................................

Tekanan darah pada posisi tiduran ....................................................

Tekanan darah pada posisi duduk ...................................................

Tekanan darah pada posisi berdiri ....................................................

Denyut nadi setelah aktivitas 1’ ...................2’.........................3’....................

Tekanan darah setelah aktivitas .1’....................2’.........................3’....................

Kesimpulan : ...................................................................................................

..........................................................................................................................

...........................................................................................................................

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

.........................................................................................................................

Page 5: Modul Praktkum BSN 3.docx

PraktikumPENGARUH KELEBIHAN CAIRAN HIPOTONIS, ISOTONIS, DAN HIPERTONIS

TERHADAP PEMBENTUKAN URINE Tujuan Praktikum :Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat menjelaskan perubahan jumlah urine dalam waktu tertentu sebagai dampak dari penambahan cairan hipotonis, isotonis, dan hipertonis.Alat yang diperlukan

1. Gelas ukuran2. Cairan untuk diminum :

Aqua 1 literNaCl 0. 9% 1 literDextrose 10% 1 liter

3. Kertas dan ballpoint untuk mencatat

Mekanisme Pengaturan Cairan dan Elektrolit

Perubahan volume cairan dan konsentrasi elektrolit didalamnya dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius, oleh karena itu tubuh mempunyai mekanisme homeostatis yang akan mempertahankan keadaan cairan dan lektrolit dalam batas-batas normal. Organ yang terlibat dalam pengaturan cairan dan elektrolit adalah ginjal, paru-paru, jantung, pembuluh darah, kelenjar adrenal, kelenjar parathyroid, dan kelejar hipofise.

Ginjal :

Ginjal merupakan organ vital dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini dilakukan bersama-sama dengan hormon aldosteron dan ADH dengan cara sbb. :

Mengatur volume cairan ekstrasel (CES) dan osmolalitas cairan melalui retensi dan ekskresi cairan dan elektrolit secara selektif.

Saat CES mengalami peningkatan dan osmolalitas plasma menurun (berhubungan dengan penurunan kadar Na), maka ginjal akan mengatur konsentrasi urine menjadi lebih encer dengan mengurangi absorpsi air di tubulus. Hal ini terjadi karena penurunan osmolalitas plasma akan merepresi hipofise posterior untuk tidak mensekresikan ADH yang mengakibatkan penurunan absorpsi air di tubulus ginjal.

Begitu pula saat cairan tubuh menurun. Penurunan volume cairan menyebabkan perfusi ginjal menurun yang merangsang mekanisme renin-angiotensin yang akan menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Peningkatan aldosteron akan menimbulkan perasaan haus sehingga intake cairan meningkat, dan meningkatkan absorpsi natrium dan air di ginjal..

Peningkatan Na plasma yang menyebabkan peningkatan osmolalitas CES menyebabkan perangsangan hipofise posterior untuk meningkatkan sekresi ADH. ADH akan merubah permiabilitas tubulus dan duktus contortus terhadap air sehingga absorpsi air meningkat.

Mengatur konsentrasi elektrolit di CES melalui retensi dan ekskresi elektrolit secara selektif. Pada ginjal terjadi absorpsi elektrolit terutama natrium, chlorida dan bikarbonat, serta ekskresi kalium

Page 6: Modul Praktkum BSN 3.docx

dan hidrogen. Banyaknya elektrolit yang diabsorpsi atau diekskresi tergantung konsentrasi elektrolit tersebut di CES.

Mengatur pH CES melalui ekskresi hidrogen dan absorpsi bikarbonat. Saat pH CES menurun tubulus ginjal akan mengekskresikan hidrogen ke lumen tubulus. Pada lumen

tubulus sebagian hidrogen berikatan dengan HCO3 dan membentuk H2CO3, kemudian terurai menjadi CO2 dan H2O.

CO2 dan H2O berdifusi ke dalam sel epitel tubulus dan kembanli membentuk H2CO3 yang kemudian terurai menjadi H dan HCO3 . Hakan disekresikan ke lumen tubulus dan HCO3 akan masuk ke kapiler.

Sebaliknya saat pH CES meningkat tubulus akan meretensi hidrogen sehingga tidak terjadi absorpsi bikarbonat. Dengan demikian pH akan kembali menuju normal.

Jantung dan Pembuluh Darah :

Jantung berfungsi memompakan darah untuk bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, dan sekitar 20% dari curah jantung bersirkulasi ke ginjal untuk membentuk urine.

Saat volume plasma meningkat, curah jantung juga akan meningkat, dan perfusi ginjal akan meningkat pula. Keadaan ini akan menyebabkan pembentukan urine lebih banyak dari biasanya.

Sebaliknya saat volume plasma menurun, tekanan darah turun, dan akan merangsang baroreseptor di sinus karotikus dan reseptor regang di atrium menyebabkan perangsangan aktivitas simpatis yang menyebabkan vasokontriksi arteriole afferent sehingga filtrasi di glomerulus menurun. Keadaan ini akan merangsang pengeluaran enzim renin kedalam darah dan merubah angiotensinogen yang dibentuk di hati menjadi angiotensin I. Angiotensin I dirubah di paru menjadi angiotensin II. Angiotensin II mempunyai 2 (dua) efek yaitu : 1) menimbulkan vasokonstriksi sehingga tahanan perifir meningkat yang akhirnya meningkatkan tekanan darah, dan 2) merangsang korteks adrenal untuk mensekresikan aldosteron. Aldosteron meningkatkan absorpsi natrium dan air, volume plasma meningkat, dan produksi urine menjadi turun. Paru-paru :

Paru-paru juga termasuk organ vital dalam mempertahankan homeostasis. Melalui ventilasi alveolar diperkirakan 13.000 mEq ion hidrogen terbuang ( di ginjal hanya sekitar 40 – 80 mEq). Paru-paru dibawah kendali Medulla akan segera mengatasi asidosis/alkalosis metabolik. Saat asidosis metabolik ventilasi paru akan meningkat (hiperventilasi) untuk mengeluarkan CO2 sehingga mengurangi kelebihan asam. Sebaliknya saat alkalosis ventilasi paru akan menurun (hipoventilasi) untuk meretensi CO2 yang akan meningkatkan keasaman cairan tubuh.

Oleh karena itu gangguan ventilasi paru dapat menimbulkan gangguan keseimbangan asam-basa. Selain itu paru-paru juga membuang sekitar 300 ml uap air melalui ekspirasi (insensible water loss).

Kelenjar Hipofise :

Kelenjar hipofise posterior menyimpan dan mensekresikan ADH yang diproduksi oleh hipothalamus. Sekresi ADH akan dirangsang oleh peningkatan osmolalitas CES dan tertahan oleh penurunan osmolalitas CES. Peranan ADH adalah meningkatkan permiabilitas tubulus distal bagian akhir, tubulus kolektivus, dan ductus kolektivus terhadap air, karena tanpa adanya ADH area ini impermiabel terhadap air. Dengan demikian adanya ADH akan meningkatkan absorpsi air di ginjal.

Page 7: Modul Praktkum BSN 3.docx

Kelenjar Adrenal :

Hormon utama dari kelenjar adrenal yang mempengaruhi keseimbangan cairan adalah aldosteron yang disekresi oleh bagian korteks. Hormon ini terutama berperan dalam meningkatkan absorpsi natrium, dan ekskresi hidrogen dan kalium di tubulus distal ginjal. Sekresi aldosterone dirangsang oleh Angiotensin II yang dihasilkan dalam mekanisme renin-angiotensin, penurunan konsentrasi natrium plasma dan peningkatan kalium plasma.

Kelenjar Parathyroid :

Kelenjar paratiroid mensekresikan hormon paratiroid. Sekresi hormon ini terangsang oleh penurunan konsentrasi calsium dalam plasma dengan target organ tulang, saluran cerna, dan ginjal.. Hormon ini mempengaruhi pelepasan calsium dan phosphor dari tulang, meningkatkan absorpsi calsium, phosphor di saluran pencernaan dan di tubulus ginjal, serta meningkatkan ekskresi phosphor di ginjal.Aktivitas hormon paratiroid akan meningkat oleh pengaruh vitamin D, yang akan meningkatkan absorpsi calsium di saluran cerna dan di ginjal.serta memudahkan pemecahan osteoclast pada tulang

Kelenjar Tiroid :

Kelenjar tiroid mensekresikan hormon calsitonin yang mempunyai peranan dalam penyimpanan calsium pada tulang. Sekresi calsitonin dirangsang oleh peningkatan calsium dalam plasma.

Tata Kerja Praktikum1. Mintalah 3 orang mahasiswa untuk menjadi orang percobaan2. Berikan kesempatan kepada ketiga orang percobaan untuk mengosongkan kandung

kemihnya3. Orang percobaan I diminta untuk minum Aqua 1000 ml, orang percobaan II minum NaCl

0.9%, dan orang percobaan III minum Dextrose 10%4. Tunggulah ½ jam., 1 jam, dan 2 jam kemudian untuk mengosongkan kembali kandung

kemihnya5. Catatlah jumlah masing-masing urine yang di keluarkan oleh ketiga orang percobaan6. Adakah perbedaan jumlah dan berat jenis urine pada ketiga orang percobaan tersebut ?

mengapa demikian, jelaskan mekanismenya !

Page 8: Modul Praktkum BSN 3.docx

Laporan Praktikum

Nama : …………………………….NPM : …………………………….Tanggal Praktikum : …………………………….Partner : 1……………………………… 2. ……………………………… 3. …………………………… 4. …………………………………Tujuan Praktikum : .................................................................................................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................Cara melakukan :

Orang Percobaan I minum Aqua 1 liter menghasilkan :

1/2 jam kemudian : …………… ml dg BJ :……………………………………

1 jam kemudian : ………………ml dg BJ :………………………………………

2 jam kemudian : ………………ml dg BJ :……………………………………….

Orang Percobaan II minum NaCl 0.9 % 1 liter menghasilkan :

½ jam kemudian : ………………ml dg BJ :…………………………………

1 jam kemudian : ……………… ml dg BJ :………………………………………

2 jam kemudian : ……………… ml dg BJ :……………………………………….

Orang Percobaan III minum Dextrosa 10% 1 liter menghasilkan :

½ jam kemudian : ……………… ml dg BJ :…………………………………

1 jam kemudian : ……………… ml dg BJ :………………………………………

2 jam kemudian : ……………… ml dg BJ :………………………………………

Kesimpulan

............................................................................................................................................. ..............

...............................................................................................................................

............................................................................................................................................