modul 12.docx

18
1. Jelaskan pengertian persediaan ! Menurut Skousen, Stice, Stice (2004:653), ”persedian ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi”. Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:14.3) mengemukakan bahwa Persediaan adalah aset: a.Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b.Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau, c.Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Pendapat Warren, reeve, Fess (2005:440) mengatakan persediaan adalah ”barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi bisnis perusahan, dan bahan yang digunakan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu”. Persediaan yang diperoleh perusahaan langsung dijual kembali tanpa mengalami proses produksi selanjutnya disebut persediaan barang dagang. Kieso, Weygandt, Warfield (2002:443) mengatakan bahwa ” persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual”.

Upload: rosalina-nisa-aminata

Post on 03-Jan-2016

189 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Jelaskan pengertian persediaan !

Menurut Skousen, Stice, Stice (2004:653), ”persedian ditujukan untuk barang-barang

yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan

manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan dalam

kegiatan produksi”.

Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:14.3) mengemukakan bahwa Persediaan adalah

aset:

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau,

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses produksi

atau pemberian jasa.

Pendapat Warren, reeve, Fess (2005:440) mengatakan persediaan adalah ”barang

dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi bisnis perusahan, dan bahan yang

digunakan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu”. Persediaan yang

diperoleh perusahaan langsung dijual kembali tanpa mengalami proses produksi selanjutnya

disebut persediaan barang dagang.

Kieso, Weygandt, Warfield (2002:443) mengatakan bahwa ” persediaan (inventory)

adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang

yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat didapatkan bahwa persediaan barang dagang

adalah untuk dujual dalam operasi bisnis perusahaan, dan sesuai dengan pendapat warren,

reeve dan Fess maka perusahaan bisa saja menyimpan persediaan sebelum dijual didalam

sebuah gudang yang sering berlaku untuk pedagan-pedagang besar seperti retail yang

perputaran persediaannya cukup tinggi dan beragam untuk mengantisipasi penjualan supaya

tidak terjadi kekurangan persediaan

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan !

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan Bahan Baku

Dalam penyelenggaraan persediaan bahan bakuuntuk pelaksanan proses produksi dari

suatu perusahan, terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi persediaan bahan baku,

dimana faktor faktor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Adapun berbagai

faktor tersebut menurut Ahyari ( 2003), antara lain :

a. Perkiraan pemakaian bahan baku

Sebelum perusahaan mengadakan pembelian bahanbaku, maka selayaknya manajemen

perusahaan mengadakan penyusunan perkiraan pemakaian bahanbaku untuk keperluan

proses produksi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendasark:an pada perencanaan produksi

dan jadwal produksi yang telah disusun sebelumnya. Jumlah bahan baku yang akan dibeli

perusahaan tersebut dapat diperhitungkan, dengan cara jumlah kebutuhan baku untuk

proses produksi ditambah dengan rencana persediaan akhir dari bahanbaku tersebut, dan

kemudian dikurangi dengan persediaan awal dalam perusahaan yang bersangkutan.

b. Harga bahan baku

Harga bahan baku yang akan digunakan dalam preses produksi merupakan salah satu

faktor penentu seberapa besar dana yang harus disediakan oleh perusahaan yang

bersangkutan apabila perusahaan tersebut akan menyelenggarakan persediaan bahan bakau

dalam jumlah unit tertentu. Semakin tinggi harga bahan baku yang digunakan perusahaan

tersebut, maka untuk mencapai sejumlah persediaan tertentu akan memerlukan dana yang

semakin besar pula. Dengan demikian, biaya modal dari modal yang tertanam dalam

bahan baku akan semakin besar pula.

c. Biaya biaya persediaan

Dalam hubungannya dengan biaya biaya persediaan ini, dikenal tiga macam biaya

persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya. pemesanan, dan biaya tetap persediaan. Biaya

penyimpanan merupakan biaya persediaan yang jumlahnya semakin besar apabila jumlah

unit bahan yang disimpan di dalam perusahaan tersebut semakin tinggi. Biaya pemesanan

merupakan biaya persediaan yang jumlahnya semakin besar apabila frekuensi pemesanan

bahan baku yang digunakan dalam perusahaan semakin besar. Biaya tetap persediaan

merupakan biaya persediaan yang jumlahnya tidak terpengaruh baik oleh jumlah unit yang

disimpan dalam perusahaan ataupun frekuensi pemesanan bahan baku yang dilaksanakan

oleh perusahaan tersebut.

d. Kebijaksanaan pembelanjaan

Kebijaksanaan pembelanjaan yang dilaksanakan di dalam perusahaan akan berpengaruh

terhadap penyelenggaraan persediaaan bahan baku dalam perusahaan tersebut. Seberapa

besar dana yang dapat digunakan untuk investasi di dalam persediaan bahanbaku tentunya

juga tergantung dari kebijaksanaan perusahaan apakah dana untuk persediaan

bahan bakuini dapat memperoleh prioritas pertama, kedua atau justru yang terakhir dalam

perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu tentunya financial perusahaan secara

keseluruhan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahan untuk membiayai seluruh

kebutuhan persediaan bahan bakunya.

e. Pemakaian Bahan

Hubungan antara perkiraan pemakaian bahan bakudengan pemakaian senyatanya di dalam

perusahaan yang bersangkutan untuk keperluan pelaksanaan proses produksi akan lebih

baik apabila diadakan analisis secara teratur, sehingga akan dapat diketahui pola

penyerapan bahan baku tersebut. Dengan analisis ini maka dapat diketahui apakah model

peramalan yang digunakan sebagai dasar perkiraan pemakaian bahan ini sesuai dengan

pemakaian senyatanya atau tidak. Revisi dari model yang digunakan tentunya akan lebih

baik dilaksanakan apabila ternyata model peramalan penyerapan bahan baku yang

digunakan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang yang ada.

f. Waktu tunggu

Waktu tunggu merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan

bahan bakutersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan bakuyang dipesan tersebut.

Apabila pemesanan bahan bakuyang akan digunakan oleh perusahaan tersebut tidak

memperhitungkan waktu tunggu, maka akan terjadi kekurangan bahan baku ( walaupun

sudah dipesan ) karena bahan baku tersebut belum datang ke perusahaan. Namun

demikian, apabila perusahaan tersebut memperhitungkan waktu tunggu ini lebih dari yang

semestinya diperlukan, maka perusahaan yang bersangkutan tersebut akan mengalami

penumpukan bahan baku, dan keadaan ini akan merugikan perusahaan yang bersangkutan.

g. Model Pembelian Bahan Baku

Model pembelian bahan baku yang digunakan perusahaan sangat berpengaruh terhadap

persediaan bahan bakuyang dimiliki perusahaan. Model pembelian yang berbeda akan

menghasilkan jumlah pembelian optimal yang beubeda pula. Pemilihan model pembelian

yang akan digunakati oleh suatu perusahan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi

dari persediaan bahan buku untuk masing masing perusahaan yang bersangkutan.

Karakteristik masing masing bahan bakuyang digunakan dalam perusahaan dapat dijadikan

dasar untuk mengadakan pemilihan model pembelian yang sesuai dengan masing-masing

bahasa bakudalam perusahaan tersebut. Sampai saat ini, model pembelian yang sering

digunakan dalam perusahaan adalah model pembalian dengan kuantitas pembelian yang

optimal ( EOQ ).

h. Persediaan Pengaman

Persediaan pengaman untuk menanggulangi kehabisan bahan baku dalam perusahaan,

maka diadakan persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman digunakan

perusahaan apabila terjadi kekurangan bahan baku, atau keterlambatan datangnya

bahan baku yang dibeli oleh perusahaan. Dengan adanya persediaan pengaman maka

proses produksi dalam perusahaan akan dapat betjalan tanpa adanya gangguan kehabisan

bahan baku, walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan tersebut terlambat dari waktu

yang diperhitungkan. Persediaan pengaman ini akan diselenggarakan dalam suatu jumlah

tertentu, dimana jumlah ini merupakan suatu jumlah tetap di dalam suatu periode yang

telah ditentukan sebelumnya.

i. Pembelian kembali

Dalam melaksanakan pembelian kembali tentunya manajemen yang bersangkutan akan

mempertimbangkan panjangnya waktu tunggu yang diperlukan didalam pembelian

bahan baku tersebut. Dengan demikian maka pembelian kembali yang dilaksanakan ini

akan mendatangkan bahan baku ke dalam gudang dalam waktu yang tepat, sehingga tidak

akan terjadi kekeurangan bahan baku karena keterlambatan kedatangan

bahan baku tersebut, atau sebaliknya yaitu kelebihan bahan baku dalam gudang karena

bahan baku yang dipesan datang terlalu awal.

3. Jelaskan model-model pendekatan dalam pengendalian persedian disertai contoh kasus!

Model-model Pengendalian Persediaan 

Secara umum model persediaan dapat dikelompokkan menjadi dua model, yaitu: 

1. Model Deterministik, yakni model yang menganggap semua variabel telah diketahui

dengan pasti. Model ini dapat dibagi menjadi dua karakteristik, yaitu: 

a. Deterministik Statis 

Di dalam model ini permintaan diketahui dengan pasti atau total permintaan unit pada

setiap periode waktu adalah diketahui dan konstan serta laju permintaan adalah sama

untuk setiap periode.

b. Deterministik Dinamis 

Dalam model ini permintaan untuk setiap periode diketahui dan konstan, tetapi laju

permintaan dapat bervariasi dari satu periode ke periode lainnya. Permintaan dalam

model persediaan sederhana bersifat deterministik atau pasti, dengan pola yang berubah

pada tiap periode dan penyelesaian-pun menggunakan teknik-teknik yang berbeda pada

tiap inventori. Ketika permintaan bervariasi diperlukan horizon perencanaan untuk

menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan untuk perkembangan yang lebih lanjut.

Pengisian kembali persediaan yang telah habis harus mulai diterapkan dengan dinamis

karena program statis tidak dapat memberikan solusi pada masalah yang diterapkan.

2. Model Probabilistik, yakni model yang menganggap semua variabel mempunyai nilai-nilai

yang tidak pasti dan satu atau lebih variabel tersebut merupakan variabel-variabel acak.

Model ini dapat dibagi menjadi dua karakteristik, yaitu: 

a. Probabilistik Statis 

Dalam model ini variabel permintaan bersifat random dan distribusi probabilistik

dipengaruhi oleh waktu setiap periode.

b. Probabilistik Dinamis 

Model ini mirip dengan probabilistik statik dengan pengecualian bahwa distribusi

probabilitas permintaan dapat bervariasi dari satu periode ke periode lainnya.

Contoh model deterministik

Perusahaan Plastik membeli 8000 unit produk setiap tahun, dengan harga satu unitnya

$10.00. Biaya pemesanan $30.00 setiap kali pesan, dan biaya penyimpanan per unit per

tahun adalah $3.00. Bagaimana jumlah pemesanan yang ekonomis, total biaya

persediaan, frekuensi pemesanan dalam satu tahun, dan titik pemesanan kembali, jika

lead time-nya dua minggu?

Diketahui:

C = $30.00, R = 8.000 unit, H = $3.00, P = $10.00

Q0 = √ 2 CRH

= √ 2 (30 ) 80003

= 400 unit

TC0 = RP + HQ0 = 8000(10) + 3(400) = $81.200

m = R

Q0 =

8000400

= 20 order/tahun

B = RL52

= 8000(2)

52 = 307,7 unit

4. Bagaimana hubungan antara kuantitas pesanan ekonomis terhadap permintaan

penyimpanan dan terhadap biaya penyetelan atau pemesanan

Persediaan menjadi sangat penting karena persedian berhubungan dengan pembentukan

keunggulan kompetitif jangka panjang.

Hal-hal yang sangat dipengaruhi oleh tingkat persediaan :

1. Kualitas 5. Kapasitas berlebih

2. Rekayasa Produk 6. Kemampuan merespon pelanggan

3. Harga 7. Tenggang waktu

4. Lembur 8. Profitabilitas keseluruhan

Artinya : Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi dari perusahaan lain

memiliki kecendrungan untuk berada dalam kompetitif yang lebih rendah (persediaan tinggi

biaya persediaan tinggi biaya tinggi mempengaruhi laba)

Alasan Tradisional Punya Persediaan :

1. Laba Maximal Turut meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan

Minimalkan biaya penyimpanan mendukung produksi dikit aja

Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit,

dan beban operasi lainnya seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga yang

lebih rendah atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi

kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.

Minimalkan biaya pemesanan mendukurng pemesanan dalam jumlah besar

Artinya menyeimbangkan biaya pemesanan / persiapan dengan biaya penyimpanan

2. Memenuhi permintaan pelanggan (dalam memenuhi tanggal pengiriman)

3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :

a. Kerusakan Mesin

b. Kerusakan Komponen

c. Tidak tersedianya komponen

d. Pengiriman komponen yang terlambat

4. Mendapatkan potongan harga jika beli dalam jumlah banyak

Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan

diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang

yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan.

5. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan selalu hasilkan produk rusak

6. Hindari resiko kenaikan harga dimasa yang akan datang

EOQ merupakan contoh dari system persediaan yang didorong (push inventory system)

perolehan persediaan diawali dengan antisipasi permintaan di masa mendatang – bukan

reaksi terhadap permintaan saat ini.

1. Biaya Persediaan = Biaya pemesanan / Persiapan + Biaya penyimpanan

TC = PD/Q + CQ/2 ………..(1)

dimana :

P : Biaya penempatan dan penerimaan pesanan/biaya persiapan pelaksanaan produksi

D : Jumlah permintaan tahunan yang diketahui

Q : Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan

C : Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun

Misal : Sebuah usaha reparasi lemari es (dimana komponen dibeli dari pemasok eksternal)

D = 10.000 unit P = $25 perpesanan

Q = 1.000 unit C = $2 perunt

Biaya persediaan = (10 kali pesanan X $25/pesanan) + ($2 x (1000 unit /2)

= $1.250

Artinya : Kuantitas pesanan sebanyak 1.000 dengan total biaya $1.250 apakah sudah

merupakan pilihan terbaik (biaya terkecil) Itu sebabnya perlu EOQ

EOQ / Q = √ 2PD/C

= √ (2 x $25 X 10.000) : $2

= √ 250.000

= 500 unit Pemesanan 500 unit tiap kali pesanan 20 x pesanan merupakan

hitungan yang menghasilkan biaya persediaan terkecil masukan ke pesamaan (1)

Biayanya menjadi $1.000 (Bandingkan dengan Q = 1.000 unit biaya $1.250)

5. Buatlah contoh sistem persediaan dari industri (unit bisnis) acuan kelompok anda !

Terdapat dua metode sistem untuk mencatat dan menghitung kuantitas persediaan

yaitu :

1. Sistem periodik/ fisik

2. Sistem perpetual

Pada sistem periodik, akun persediaan digunakan hanya untuk mencatat persediaan

awal periode dan akhir periode. Transaksi pembelian dicatat di akun pembelian dan retur

pembelian dicatat di akun retur pembelian. Biaya pengangkutan barang yang dibeli dicatat di

akun biaya angkut pembelian. Apabila ada potongan tunai dari transaksi pembelian kredit

jangka pendek, potongan dicatat di akun potongan pembelian.

Berkurangnya persediaan pada saat terjadi transaksi penjualan tidak dicatat. Harga

pokok penjualan selama satu periode baru dihitung dan dicatat pada akhir periode, dengan

terlebih dahulu menghitung persediaan secara fisik di akhir periode.

Perhitungan fisik persediaan yang diharuskan oleh sistem periodik dilakukan sathun

sekali pada setiap akhir tahun. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan membutuhkan

informasi mutakhir mengenai tingkat persediaan untuk melindungi dari stockout atau over

purchasing dan untuk membantu penyusuan data keuangan bulan atau kuartalan.

Contoh:

Berikut data dari PT. Dewiva- sebuah perusahaan dagang :

Berdasarkan data di atas, ayat jurnal transakasi bulan januari dan penyesuaian akhir

januari adalah sebagai berikut :

Sistem perpetual menyediakan catatan yang berkelanjutan tentang saldo baik dalam

akun persediaan maupun akun harga pokok penjualan. Dengan mengacu pada contoh PT.

Dwiva, ikhtisar jurnal transaksi yang dibuat dengan sistem pertual adalah sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. 2003. Manajemen Produksi. Prencanaan Sistem Produksi, Buku 1. BPFE,

Yogyakarta.

Andriawati, fitri. 2013. Akuntansi keuangan menengah. Pusat pengembangan bahan ajar UMB

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007. Penerbit : Salemba

Empat . Jakarta .

Sophia, Ririn. 2011. http://sophiaririn.blogspot.com/2011/06/akuntansi-manajemen

manajemen.html (Online). Diakses tanggal 20 Mei 2013

Stice, Eral K, James D Stice, K Fred Skousen. 2005. Intermediate Accounting. Buku Dua. Edisi

15. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Warren, James M. Reeve, Philip E.Fess. 2005. Pengantar Akuntansi. Buku 1. Edisi 21. Penerbit:

Salemba Empat. Jakarta

Weygandt J Jerry, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel . 2007. Pengantar Akuntansi. Edisi Tujuh.

Buku Satu. diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, Wsailah, Rangga Handika, Penerbit:

Salemba Empat . Jakarta.

G-2

MANAJEMEN PRODUKSI DANOPERASI

Modul 12 : Manajemen Persedian

Oleh:

1. Shinta Maghfuroh 105040100111073

2. Suci Wulansari 105040100111055

3. Rosalina Nisa Aminata 105040101111114

4. Reisha Alfianti 105040101111108

5. Setyo Bayuhandhiawan 105040101111097

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

MALANG

2013