modul sistem peengukuran aliran 2015.docx
TRANSCRIPT
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
MODUL SISTEM PENGUKURAN ALIRAN
Tujuan Percobaan :
Percobaan 1
1. Memahami sistem pengukuran aliran
2. Memahami konsep pengukuran pressure drop
Percobaan 2
1. Memahami prosedur dan metode pengukuran aliran dengan menggunakan 3 flowmeter
2. Memahami prosedur dan metode kalibrasi flowmeter yang sesuai dengan standar
3. Menentukan ketidakpastian dari hasil kalibrasi flowmeter
1. TEORI DASAR
A. Aliran Fluida
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen.Perilaku
zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu berada di bawah
pengaruh bidang batas padat atau tidak. Aliran dalam pipa telah banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam proses–proses industri. Dalam kehidupan sehari-hari hal
tersebut dapat dilihat pada aliran di saluran pembuangan, aliran semen dan pasir di pipa dan
lain-lain.Cara memindahkan zat–zat tersebut dalam industri banyak macamnya.Pada aliran
air dan udara yang mengalir dalam pipa, kecepatan dan kapasitasnya dapat berubah–ubah.
(Warren L. Mc Cabe,Julian C.Smith,Peter Harriout.1986). Fluida dapat didefenisikan
sebagai suatu zat yang terus menerus berubah bentuk apabila mengalami tegangan gesar
fluida tidak mampu menahan tegangan geser tanpa berubah bentuk.Kendatipun demikian ada
bahan-bahan seperti oli, cat, ter dan larutan polimer yang menunjukkan karakteristik entah zat
padat atau fluida tergantung dari tegangan geser yang dialami. (White, M.Frank, 1988)
Seperti yang kita ketahui bahwasanya sistem aliran fluida dalam pipa yaitu :
Sistem Terbuka (Open channel)
Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk dalam aliran saluran
terbuka atau karena tekanan di dalam pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair di dalam
pipa tidak penuh), aliran temasuk dalam pengaliran terbuka. Karena mempunyai permukaan
bebas, maka fluida yang dialirkan adalah zat cair.Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang
saluran terbuka adalah tekanan atmosfer, salah satu contohnya yaitu aliran sungai.
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 1
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Gambar 4. Aliran Sungai
Sistem Tertutup
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan
untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh (Triatmojo 1996 : 25). Fluida yang di
alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil
dari tekanan atmosfer. Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada
pipa adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada saluran
terbuka
Gambar 5. Sistem Tertutup
Sistem Seri
Gambar 6. Sistem Seri
Sistem Paralel
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 2
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Gambar 7. Sistem Paralel
Hal-hal yang diperhatikan dalam aliran fluida:
Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa Jenis dan Viskositas.
Viskositas suatu fluida bergantung pada harga TEKANAN dan TEMPERATUR.
Untuk fluida cair, tekanan dapat diabaikan.
Viskositas cairan akan turun dengan cepat bila temperaturnya dinaikkan.
Faktor Geometrik : Diameter Pipa dan Kekasaran Permukaan Pipa.
Sifat Mekanis : Aliran Laminar, Aliran Transisi, dan Aliran Turbulen.
Jenis-Jenis Aliran
Berdasarkan sifat-sifatnya fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis :
Aliran Laminardan Turbulen
Aliran laminar yaitu aliran yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau lamina-lamina
dengan satu lapisan meluncur secara lancer.Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi
untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Sedangkan
aliran turbulen merupakan aliran yang pergerakan dari partikel-partikel fluidanya sangat
tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan,yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain
dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi
membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan
kerugian-kerugian aliran.Selain itu terdapat aliran transisi yang merupakan aliran
peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Aliran Steady dan Unsteady
Steady Flow, suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengamh oleh perubahan
waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mernpunyai percepatan).
Unstedy Flow, Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.
Uniform dan Non-Uniform
Uniform Flow, suatu aliran yang tidak terjadi perubahan baik besar maupun arah,
dengan kata lain tidak terjadi perubahan kecepatan dan penampang lintasan. Non-
Uniform Flow, suatu aliran yang dalarn kondisi berubah baik kecepatan maupun
penampangnya.
Stream Line dan Stream Tube
Stream line adalah garis dalam fluida yang mengalir, garis singgung padanya pada
sembarang titik menyatakan arah dari vector kecepatan pada titik tersebut (Gambar 8).
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 3
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Pada steady flow garis arus (stream line) maupun lintasan (path lines) selalu berimpit
dan tak berubah terhadap waktu. Sedangkan Stream tube adalah ruang tubular yang
dibatasi oleh permukaan yang terdiri dari garis arus (Gambar 9 ). Bila stream tube
dikontraksi menjadi 0 maka terjadi stream lines.
Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan
suatu aliran itu dinamakan laminar, transisi, atau turbulen.
ℜ=V . D . ρμ
(5)
Dimana :
V = kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)
D = Diameter dalam pipa(m)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
μ = Viskositas dinamik fluida (kg/m.s) atau (N.det/m2)
Sehingga bilangan Reynolds untuk masing-masing jenis aliran adalah sebagai berikut:
Hukum Kontinuitas
Hukum kontinuitas merupakan penurunan dari hukum kekekalan massa yang diterapkan
untuk aliran fluida. Hukum kontinuitas berlaku untuk beberapa asumsi, yaitu:
o Penampang melintang dari suatu stream tubes elementer dianggap sangan kecil, sehingga
kecepatannya dianggap uniform.
o Fluida incompressible
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 4
Re < 2300
2300<Re<4000
Re >= 4000
Gambar 8 Gambar 9
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
o Steady flow
Q=A1 v1=A2 v2⇛ konstan sepanjang stream tubes (6)
Keterangan:
Q = debit (m3/s)
A = luas penampang pipa (m2)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
Hukum BernoulliKarakteristik aliran dapat didekati dengan menggunakan satu dimensi persamaan
Bernoulli, persamaan ini digunakann untuk mengetahui karakteristik berupa laju aliran fluida, tekanan fluida , berikut hukum Bernoulli ideal :
P+ρg h+ ρv2
2=C (7)
Persamaan Bernoulli tersebut didekati dengan pendekatan gambar 2.2 sebagai berikut;
P1+ρ1 gh1+ρ1 v1
2
2=P2+ρ2 g h2+
ρ2 v22
2(8)
Dimana persamaan diatas berlaku dengan beberapa asumsi dibawah ini:o Fluida ideal
o Aliran berupa stream tube
o Aliran pada keadaan steady flow
o Gaya yang bekerja hanya gaya gravitasi
Akan tetapi pada keadaan real aliran fluida yang melewati pipa seperti gambar 2.2, harus diperhitungkan viskositas dari fluida. Jika suatu fluida kental mengalir melewati suatu permkaan pipa maka aliran tersebut akan terhambat karena viskositas serta gaya tarik menarik adhesi molekul antara fluida dan permukaan pipa. Oleh karena itu, kecepatan maksimum aliran terletak pada tengah-tengah aliran, dan semakin dekat dengan permukaan kecepatannya akan berkurang dan menjadi nol pada permukaan pipa.
terdapat penurunan tekanan , penurunan tekanan ini sering disebut Pressure Drop , berikut persamaan bernoulli pada kondisi real, sebagai berikut :
P1+ρ1 gh1+ρ1 v1
2
2=P2+ρ2 g h2+
ρ2 v22
2+ Δ P (9)
( P2
ρg−
P1
ρg )+(V 22
2 g−
V 12
2g )+( z2−z1 )=W shaft
m g−(4 f
LD
V 2
2 g )−∑ K LV 2
2 g(10)
Mayor Losses dan Minor Losses in Pipeline
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 5
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Mayor Losses merupakan penurunan tekanan yang diakibatkan oleh gesekkan pada sepanjang bagian pipa lurus.Dimana losses yang disebabkan karena gesekan dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini:
F=4 fLD
V 2
2 g(11)
Keterangan:F : Losses yang disebabkan gesekanf : friction factorL : panjang pipa (m)D : diameter pipa (m)V : kecepatan aliran (m/s)
Nilai friction factor merupakan fungsi dari bilangan Reynold dan kekasaran relatif, yang mana bergantung pada jenis aliran yang terjadi dalam pipa termasuk aliran laminar atau aliran turbulent. Untuk menentukan friction factor masing-masing jenis aliran dapat menggunakan Moody Chart atau menggunakan persamaan di bawah ini: Aliran Laminar
f =16ℜ (12)
Keterangan:f : friction factorRe : bilangan Reynold
Aliran TurbulentColebrook formula
f =0,001357 [1+(20.000εD
+ 106
ℜ )1 /3]
Keterangan:f : friction factorεD
: kekasaran relatif
Re : bilangan Reynold
Blasius formula (Re<105 dan permukaan hidrolik yang halus)
f =0.0790
ℜ1 /4
Keterangan:f : friction factorRe : bilangan Reynold
Tabel 1. Absolute Roughness
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 6
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Type of Pipe(New, Clean, Condition)
Absolute Roughnessε (ft)
Drwan Tubing – Glass, Brass, Plastic 0.000005Commercial Steel or Wrought Iron 0.00015Cast Iron – Asphalt Dipped 0.0004Galvanized Iron 0.0005Cast Iron – Uncoated 0.00085Wood Stave 0.0006 – 0.0003 Concrete 0.001 – 0.01 Riveted Steel 0.003 – 0.03
Minor Losses merupakan penurunan tekanan yang disebabkan oleh komponen tambahan (fitting pipa, valve, tekukan, T, dll) dan perubahan dalam daerah aliran (kontraksi atau ekspansi). Besarnya minor losses bergantung pada koefisien loss masing-masing komponen, mengikuti persamaan di bawah ini.
( Fg )
minor losses
=K LV 2
2 g
Keterangan:KL : koefisien lossV : kecepatan aliran (m/s)g : gaya gravitasi (m/s2)
B. Kalibrasi Flowmeter
PengukuranUmumnya pengukuran membutuhkan instrument sebagai alat fisis untuk menentukan
suatu besaran (kuantitas) atau variabel.Instrument tersebut membantu memudahkan manusia
dalam memperoleh pengukuran yang akurat dan dalam hal memungkinkan seseorang untuk
mengetahui nilai suatu besaran yang tidak diketahui. Tanpa bantuan instrument tersebut
manusia akan sulit menentukan nilai pengukuran secara kuat. Mengukur merupakan sebuah
proses yang mengaitkan angka secara obyektif pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata
sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
objek atau kejadian yang diukur.
Dalam pengukuran terdapat beberapa komponen penting yaitu material, instrument,
pelaku pengukuran, metode yang digunakan, dan lingkungan pengukuran.Komponen-
komponen tersebut merupakan komponen penting karena nantinya komponen tersebut dapat
mempengaruhhi nilai dari pengukuran termasuk ketidakpastian pengukuran.Sesuai dengan
hasil yang diperoleh, pengukuran memiliki 2 jenis yaitu pengukuran langsung dan
pengukuran tidak langsung.Pengukuran langsung merupakan pengukuran yang dilakukan
untuk mendapatkan nilai hasil pengukuran secara langsung.Pengukuran langsung dapat
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 7
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
dilakukan pada kondisi yang sama atau pada kondisi yang berbeda. Pada pengukuran
langsung di kondisi sama, seluruh pengukuran dilakukan oleh pengukur yang sama, alat yang
sama, dan keadaan lingkungan yang sama. Sedangkan pengukuran langsung dengan kondisi
yang berbeda, terjadi apabila pada waktu melakukan pengukuran terjadi pergantian alaat ukur
atau pun terjadi perubahan lingkungan. Contohnya yaitu mengukur panjang dengan
menggunakan pita ukur dan mengukur sudut dengan theodolit.
Pengukuran tidak langsung merupakan pengukuran yang dilakukan apabila nilai hasil
ukuran tidak mungkin didapatkan langsung. Nilai hasil ukuran yang dicari didapatkan
berdasarkan hubungan fungsional tertentu dari beberapa hasil pengukuran langsung. Contohnya
adalah mengukur tinggi berdasarkan hasil pengukuran sudut dan jarak.
Analisa Sumber – Sumber Ketidakpastian
Untuk mengevalusi masing- masing sumber ketidakpastian tersebut diperlukan analisa
dengan menggunakan metoda Statistik, yang disebut analisa type A, dan menggunakan selain
metode statistik yang disebut dengan Analisa type B. untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai
berikut:
Analisa Type A , ( Ua )
Pada tipe ini biasanya ditandai dengan adanya data pengukuran, misalnya n kali
pengukuran, maka selanjutnya dari data tersebut, akan ditemukan nilai rata-ratanya, standar
deviasinya, dan atau repeatabilitynya. Bentuk kurva dari tipe ini adalah sebaran Gauss. Rumus
umum ketidakpatian untuk tipe A ini adalah:
UA 1= σ
√n, dimana σ adalah Standar Deviasi
Pada contoh sebelumnya dapat dihitung :
Untuk 10 kali pengambilan data ( n = 10)
Rata – rata = 39,45oC
Sandar Deviasi = 0.07071 oC
Ketidakpastian , Ua1 = 0.07071 / 10 = 0.0224 oC
Derajat Kebebasan , v = n-1 = 9 ( Rumus v = n-1)
Ua2(Pengukuran Ketidakpastian berdasarkan Pendekatan Regresi)
UA 2=√ SSRn−2
SSR = Σ SR (Square Residual)
SR = R2
R (Residu) = Yi - Yreg
Yi (nilai koreksi) = Pemb. Standart (ti) – Pemb. Alat (xi)
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 8
0 2
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Yreg = a + (b x ti)
a = 𝒚𝒊 – (b x 𝒕 )
b = . Σ𝒕𝒊𝒚𝒊− Σ𝒚𝒊.Σ𝒕𝒊𝒏 Σ𝒕𝒊𝟐− (Σ𝒕𝒊) Analisa type B, UB
Pada analisa tipe ini akan digunakan selain metode statistik, yaitu berdasarkan sertifikat
kalibrasi atau spesifikasi dari alat tersebut
Hitung Ketidakpastian Resolusi ( UB1)
*Alat ukur dengan Display Digital
UB1=
12
. Resolusi
√3
*Alat ukur dengan Display Analog
UB1* = 12
. Resolusi
2
UB1** =15
. Resolusi
2
UB1*** = 1
10.Resolusi
2
Hitung Ketidakpastian Alat Standar (UB2)
UB2 = ak
a = Ketidakpastian sertifikat kalibrasi
k = Faktor Cakupan ( k = 2,0 )
Ketidakpastian Kombinasi , Uc
Selanjutnya dari semua sumber ketidakpastian tersebut diatas harus dikombinasikan /
digabungkan untuk memberikan gambaran menyeluruh ketidakpstian dari hasil kalibrasi tersebut.
Rumus umum ketidakpastian kombinasi adalah:
Uc = √∑ (U ai)2+∑ (UBi)
2
Atau secara umum :
Uc2 = Ʃ(Ci.Ui)2
Dimana ci = koefisien sensitifitas dariketidakpastian ke-I
Ketidakpastian Diperluas
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 9
X
*X ≤ 1 mm
** 1< X > 2,5 mm
*** X ≥ 2,5 mm
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Dalam pelaporan ketidakpastian hasil pengukuran / kalibrasi yang dilaporkan adalah
ketidakpatian yang sudah dalam perluasan ( expanded ), sehingga hasil tersebut sangat logis
dalam kenyataan, selain itu dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 %, seperti lazimnya
dipakai dlam pelaporan – pelaporan saat ini, lain halnya jika ada pengecualian dengan
mengambil tingkat kepercayaan tertentu. Rumus ketidakpastian diperuas ( expanded
uncertainty ) adalah:
U95 = k Uc
Dimana: U95 = Ketidakpastian diperluas ( expanded Uncertainty )
K = Faktor cakupan ( caverage factor)
Uc = ketidakpastian kombinasi ( Combined uncertainty ) untuk mendapatkan komponen –
komponen diatas, k dan uc diperlukan pemahaman dan pencarian faktor lainnya, yaitu:
Derajat Kebebasan, v
Derajat kebebasan efektif dicari dengan dua cara, yaitu:
Jika data dipeoleh dari pengukuran berulang sebanyak n kali, maka derajat kebebsan
adalah:
V = n-1
Pada contoh diatas didapat 10 kali pengulangan pengukuran.
Maka :
v = 10 – 1= 9
Jika data merupakan hasil perkiraan atau estimasi dengan reliability ( R ), maka:
V = ½ ( 100 / R)2 , dimana R dalam satuan persen (%)
Pada contoh diatas, resolusi alat adalah 0,1 oC, dalam hal ini batas kealahan mutlak adalah ½
x Resolusi , yaitu 0,05 oc, dimana dalam hal ini bentuk kurvanya adalah rectangular, maka
nilai ketidakpastiannya adalah 0,05 / √3 = 0,0289 oC
Dengan estimasi reliabilitynya adalah 10 %, maka:
V = ½ ( 100 / 10 )2
= 50
Pada tabel T-Student’sDistribution, didapatkan k = 1,96 ( k = f (CL, Veff) )
Cl = Confidence Level
Jadi ketidakpastian diperluas ,UExp= k. Uc
Tingkat kepercayaan , UExp
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 10
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Tingkat kepercayaan merupakan tingkatan keyakinan akan keberadaan nilai sebenarnya
pada suatu tindak pengukuran dengan menggunkanalat tertentu. Penjelasan lengkap telah
diberikan pada ilustrasi kasus diatas
Faktor Cakupan , k
Faktor cakupan meruakan faktor pengali pada ketidakpastian, sehingga membentuk
cakupan logis pada penggunaan keseharian. Faktor cakupan dicari menggunakan tabel T-Student
Distribution, yang diberikan pada halaman akhir dari materi ini.
Veff ( Derajat Kebebasan Effektif )
Veff = Uc4
UA 14
V 1+ UA24
V 2+ UB14
V 3+ UB24
V 4
Vn = Derajat Kebebasan dari banyak data ketidakpastian “i”
Flowmeter
Prinsip persamaan Bernoulli merupakan prinsip yang banyak digunakan dalam
kaitannya dengan fluida.Salah satu aplikasi dan implementasi dari persamaan Bernoulli ini
digunakan dalam pengukuran aliran fluida bergerak. Alat pengukuran aliran atau yang biasa
disebut sebagai Flow Meter ini adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur laju dari
pergerakan fluida dengan mengabaikan efek viskositas, kemampu-mampatan, dan lain-lain.
Cara yang paling sederhana dan efektif untuk mengukur laju aliran melalui pipa adalah
dengan menempatkan sejenis hambatan di dalam pipa kemudian mengukur perbedaan
tekanan antara bagian hulu yang berkecepatan rendah dan bertekanan tinggi dan bagian hilir
yang berkecepatan tinggi dan bertekanan rendah. Prinsip kerja setiap pengukur aliran tersebut
didasari oleh prinsip bahwa peningkatan kecepatan menyebabkan penurunan tekanan.
Flow meter merupakan instrumen untuk mengukur aliran dari suatu fluida baik bertemperatur
rendah hingga temperatur tinggi. Dalam memilih flow meter harus disesuaikan dengan
kondisi fluida yang melewatinya dan fungsi flowmeter itu sendiri. Karakteristik dari fluida
yang diukur oleh flow meter sangat luas mulai dari tingkat korosif, tingkat tekanan, laju
aliran, temperature, dan bahan fluida yang mengalir didalam flow meter.
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 11
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Percobaan 1
Skematik Percobaan
Peralatan dan Bahan
1. Flowmeter
2. Tangki
3. Valve
4. Pipa
Langkah-langkah Percobaan
1. Tentukan titik pengukuran yang menyebabkan rugi tekanan pada sistem (minor losses,
mayor losses).
2. Isi tangki dengan air sampai ketinggian tertentu (sesuai ketentuan asisten)
3. Hitung tekanan awal (P1) dengan persamaan:
P1=ρgh
4. Ukur kecepatan aliran dengan menghitung volume yang melewati sistem selama waktu
tertentu.
A . v=Vt⇛ v= V
A . t
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 12
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
5. Ukur ketinggian z1 dan z2 pada sistem.
Perhitungan Mayor Losses
1. Tentukan bilangan Reynold, dengan persamaan di bawah ini:
ℜ= ρ. v . Dμ
2. Tentukan kekasaran relatif pipa (ε /D ), dari kekasaran absolute (table 1).
3. Tentukan friction factor (f) dengan menggunakan Moody Chart.
4. Hitunglah Mayor Losses
F=4 fLD
v2
2 g
Perhitungan Minor Losses
1. Tentukan nilai KL untuk masing-masing komponen tambahan pada system.
2. Hitung minor losses untuk masing-masing komponen tambahan dengan persamaan di
bawah ini kemudian tulis dalam table 1:
( Fg )
minor losses
=∑ KLv2
2 g
Tabel Minor Losses
No Jenis Komponen tambahan KL Nilai Minor
Losses
∑ minor losses
Hitung nilai pressure drop total dari mayor losses dan minor losses
∆ P=−4 fLD
v2
2 g−∑ K L
v2
2 g
Bandingkan dengan nilai pressure drop dari persamaan di bawah ini:
∆ P=( P2
ρg−
P1
ρg )+(V 22
2 g−
V 12
2 g )+ ( z2−z1)
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 13
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Kemudian bandingkan kedua nilai di atas dengan nilai pressure drop yang diperoleh dari
perhitungan dengan nilai kecepatan v=√2gh.
Percobaan 2
Skematik Percobaan
Peralatan dan Bah
1. Flowmeter
2. Tangki
3. Valve
4. Pipa
Langkah-langkah Percobaan
Pemeriksaan Skala
1. Siapkan Peralatan yang akan digunakan
2. Catat semua spesifikasi flowmeter uji pada lembar kerja
3. Periksa bahwa flowmeter bekerja baik
4. Tentukan volume pada tangki
5. Lakukan pengukuran volume menggunakan flowmeter uji dengan cara membuka valve
selama 1 menit dan menutupnya kembali setelah satu menit.
6. Catat pembacaan pada flowmeter 1 , flowmeter 2, dan flowmeter 3.
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 14
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
7. Ulangi langkah diatas sebanyak 5 kali dengan skala yang sama
8. Hitung koreksi dengan rumus :
Q = Pstandar – P alat
Dimana :
Pstandar = Flowmeter 1- Flowmeter 2
P alat = Pembacaan flowmeter uji
9. Catat Koreksi minimum
10. Catat koreksi maksimum
11. Tentukan nilai koreksi maksimum
Pembacaan Berulang
1. Bagilah tangki 1 menjadi 10 bagian yang sama besar
2. Lakukan pengukuran volume menggunakan flowmeter uji dengan cara membuka valve
selama 1 menit dan menutupnya kembali setelah satu menit.
3. Catat pembacaan flowmeter uji pada kolom 1 pembacaan alat dan catat pembacaan
flowmeter standar pada kolom pembacaan standar
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk 9 bagian berikutnya
5. Lakukan pengukuran sebanyak 10 kali pembacaan alat pada setiap bagiannya
6. Hitung standar deviasi dari koreksi maksimum dengan rumus :
σ=√ Σ(Di−D)n−1
Dimana; Di = koreksi ke- i
D= rata – rata koreksi
n = Jumlah koreksi
Ketidakpastian Kalibrasi
1. Hitunglah besarnya ketidakpastian hasil pengukuran (UA1)
2. Hitung ketidakpastian regresi UA2
3. Hitung ketidakpastian resolusi UB1
4. Hitung ketidakpastian flowmeter standard UB2
5. Hitunglah besarnya Uc (ketidakpastian kombinasi)
6. Tentukan besarnya Veff
7. Dengan tingkat kepercayaan CL = 95 %, hitung faktor cakupan k
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 15
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
8. Hitung ketidakpastian termometer Uexp dengan rumus:
Uexp = k. Uc
Dimana : k = faktor cakupan
Uc = ketidakpastian kombinasi
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 16
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
DAFTAR PUSTAKA
[1] BRUCE Tom.2006.Fluida Mechanic 3 Flow Measurement Methods. School of Engineering and Electronics.Edinburgh
[2] Chanduvi, Vernando.2011.Head Losses Calculation. Promoting Rainwater Harvesting And Small Scale Irrigation In South Saint Elizabeth”Fao And National Irrigation Commission Limited
[3] Agung Ruri W.2014.Pengantar Mekanika Fluida.Teknik Fisika.Surabaya
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 17
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
LAMPIRAN I
Moody Chart
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 18
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
LAMPIRAN IIKoefisien Loss
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 19
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
LEMBAR KERJA KALIBRASI FLOWMETER
No. Sertifikat : Tgl Diterima :Nama Alat : Nama Standard :
Kapasitas : No. Sertifikat :Resolusi : Ketelusuran :Type / Model : Lokasi Kalibrasi :Nomor Seri : Kondisi Lingkungan :Merk / butan : Nama Standard :Kelas : No. Sertifikat :
Metode kalibrasi : Ketelusuran :Acuan :
HASIL KALIBRASI
1. PEMERIKSAAN SKALA
Range Ukur(m3)
Pembacaan Standard (m3)
Pembacaan Alat(m3)
Koreksi(m3)
Standard Deviasi
Standar Deviasi Sebelumnya : Koreksi Minimum : Harga Mutlak Koreksi minimum : Koreksi Maksimum : Nilai Koreksi maksimum :Error of Spec [ EOS ] :
Disetujui :Tanggal :
Diperiksa :Tanggal :
Dikalibrasi :Tanggal :
FKV-01 hal : 1 dari 3
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 20
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
2. PEMBACAAN BERULANG
Pembacaan Standar
(m3)
Pembacaan Alat(m3)
Rata-rata Pembacaan
(m3)
Error (m3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hitung standar deviasi maksimum
3.KETIDAKPASTIAN KALIBRASI
Ketidakpastian hasil pengukuran ( U1)
Ketidakpstian alat standar ( U2 )
Ketidakpastian resolusi ( U3)
Ketidakpastian Gabungan ( Uc )
Derajat Kebebasan Efektif ( V eff )
Faktor Cakupan ( k )
Ketidakpastian diperluas ( U exp )
Disetujui : Diperiksa : Dikalibrasi :
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 21
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
Tanggal :
Tanggal :
Tanggal :
FKV-03 hal: 2 dari 3
Catatan :
1. Faktor Cakupan dihitung dengan menggunakan tabel T student, dimana tingkat kepercayaan/ confidence level yang diambil adalah 95 %
2. Sertifikat yang digunakan adalah hasil kalibrasi dengan acuan yang sama3. Bila tanda koreksi adalah positif (+), maka jumlahnya harus ditambahkan untuk mendapatkan
hasil yang benar, demikian pula untuk koreksi negatif4. Faktor Cakupan dihitung dengan menggunakan tabel T student, dimana tingkatkepercayaan/
confidence level yang diambil adalah 95 %
Disetujui :Tanggal :
Diperiksa :Tanggal :
Dikalibrasi :Tanggal :
FKV-03 hal: 3 dari 3
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 22
Modul Sistem Pengukuran Aliran 2015
SERTIFIKAT KALIBRASICALIBRATION CERTIFICATE
Nomor :Number
ALATEquipment
1. Nama : 4. Nomor Seri :Name Serial Number2. Kapasitas : 5. Merek / buatan :Capacity Manufacture3. Tipe / model : 6. Lain-lain :Type / model Others
PemilikOwner
1. Nama :Name2. Alamat :Address
StandarStandard
1. Nama : Name2. Ketelusuran :Traceability
TANGGAL DITERIMA :Date of acceptanceTANGGAL DI KALIBRASI :Date of CalibrationLOKASI KALIBRASI :Location of calibrationKONDISI LINGKUNGAN KALIBRASI :Environment Condition of calibrationMETODE KALIBRASI :Calibration MethodACUAN :ReferenceHASIL KALIBRASI DAN KETIDAKPASTIAN KALIBRASI: (Terlampir )Result of calibration & uncertainty of calibrationDITERBITKAN :
Disahkan olehApproved by
Kepala laboratoriumHead of Laboratory
(…………………………) NIP.
Teknik Fisika| Laboratorium Pengukuran Fisis 23