modul mekanika tanah ii [tm5]
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Mekanika Tanah 2
Distribusi Tegangan dalam Tanah
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Perencanaan dan Desain
Teknik Sipil
05MK10230 Ir. Desiana Vidayanti, MT
Abstract KompetensiBesarnya tegangan dalam tanah yang terjadi akibat beban yang bekerja di permukaan tanah tergantung pada kedalaman tanah. Semakin dalam tanah maka distribusi tegangan dalam tanah yang terjadi akibat beban yang bekerja
Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan dan mendeskripsikan secara detail prinsip distribusi tegangan dalam tanah.
di permukaan tanah semakin kecil.
‘13 2
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
1. Pengertian Dasar
Tegangan didalam tanah yang timbul akibat adanya beban dipermukaan dinyatakan dalam
istilah tambahan tegangan (stress increment), karena sebelum tanah dibebani, tanah
sudah mengalami tekanan akibat beratnya sendiri yang disebut tekanan overburden.
Analis tegangan di dalam tanah didasarkan pada anggapan bahwa tanah bersifat elastis,
homogen, isotropi,dan terdapat hubungan linier antara tegangan dan regangan. Dalam
analisisnya,regangan volumetric pada bahan yang bersifat elastis dinyatakan oleh
persamaan :
(1)
Dengan
ΔV = perubahan volume
V = volume awal
μ = angka poison
E = modulus elastis
σx,σy, σz = tegangan-tegangn dalam arah x,y,dan z
Dalam Persamaan (1), bila pembebanan yang mengakibtkan penurunan, terjadi pada
kondisi tak terdrainase (undrained), atau penurunan trerjadi pada volume konstant, maka
ΔV/V = 0. Dalam kondisi ini, angka poison μ= 0,5. Jika pembebanan menyebabkan
perubahan volume (contohnya penurunan akibat proses konsolidasi), sehingga ΔV/V .0,
maka μ < 0,5.
‘13 3
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
2. Beban Titik
Boussinesq (1885) memberikan persamaan penyebaran beban akibat pengaruh beban titik
dipermukaan . Tambahan tegangan vertikal (Δσz) akibat beban titik dianalisi dengan
meninjau sistem tegangan pada kordinat silender (Gambar.3). Dalam teori ini, tambahan
tegangan vertikal (Δσz) pada suatu titik dalam tanahakibat beban titik Q dipermukaan,
dinyatakan oleh persamaan:
(.2)
dengan :
Δσz = tambahan tegangan vertikal
z = kedalaman titik yang ditinjau
r = jarak horizontal titik didalam tanah terhadap garis kerja beban
Jika faktor pengaruh untuk beban titik didefinisikan sebagai :
(.3)
Maka Persamaan (4.2) akan menjadi
(.4)
Nilai IB yang disajikan dalam bentuk grafik diperlihatkan dalam Gambar 4 (Taylor,1984)
‘13 4
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3 Tambahan tegangan vertikal akibat beban titik
Gambar 4 Faktor pengaruh (I) akibat beban titik, didasarkan teori Boussinesq
(Taylor, 1948)
Contoh Soal;
‘13 5
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
Susunan fondasi diperlihatkan dalam Gambar C1 Beban kolom A = 400kN, kolom B =
200kN dan kolom-kolom C = 100kN. Bila beban kolom dianggap sebagai beban titik, hitung
tambahan tegangan dibawah pusat fondasi-fondasi A,B, dan C, pada kedalaman 6m
dibawah pondasi.
Penyelesaian :
Beban-beban kolom dianggap sebagai beban titik, karena itu tambahan tegangan dibawah
masing-masing fondasi dapat dihitung dengan persamaan :
Fondasi-fondasi diberi nama menurut nama kolom. Dalam soal ini, karena susunan fondasi
simetri, tambahan tegangan dibawah pondasi B dan C, pada kedalaman yang sama akan
menghasilkan yang sama.
Gambar C1
(1) Untuk fondasi-fondasi B:
‘13 6
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
(B1) = (B2) = (B3) = (B4)
(2) Untuk fondasi-fondasi C:
(C1) = (C2) = (C3) = (C4)
(a) Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi A
Hitung faktor pengaruh I pada kedalaman 6 m dibawah fondasi A, dilakukan dalam Tabel
C1a.
Tabel C1a. Faktor pengaruh I dibawah fondasi A
Tambahan tegangan akibat beban fondasi A
= 1 x 400/62 x 0,478 = 5,2 kN/ m2
Tambahan tegangan akibat beban fondasi B
= 1 x 200/62 x 0,273 = 6,0 kN/ m2
Tambahan tegangan akibat beban fondasi C
= 1 x 100/62 x 0,172 = 1,9 kN/ m2
Tambahan tegangan dibawah fondasi A pada kedalaman 6 m:
(A) = 5,2 + 6,0 + 1,9 = 13,1 kN/m2
(b) Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi B
Ditinjau fondasi B1. Dihitung jarak-jarak antara pusat fondasi B1 dengan yang lain:
BC1 = B1C2 = B1A = 3 m
‘13 7
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
B1B2 = B1B3 = m
B1C3 = B1C4 = m
B1B4 = 6,0 m
Hitung I dibawah pusat pondasi B1, pada kedalaman z = 6 m, oleh akibat beban-
bebanseluruh pondasi diletakkan pada Tabel C.1b
Tabel C.1b Faktor pengaruh I dibawah fondasi B1
Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi B1, akibat beban fondasi A
= 400/62 x 0,273 = 3,03 kN/ m2
Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi B1, akibat beban fondasi B
= 200/62 x (0,478 + 0,172 + 0,172 + 0,084) = 5,03 kN/ m2
Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi B1, akibat beban fondasi C
= 100/62 x (0,273 + 0,273 + 0,063 +0,063) = 1,87 kN/ m2
Tambahan tegangan akibat beban seluruh fondasi, dibawah pusat pondasi B1, pada
kedalaman 6m:
(B1) = 3,03 + 5,03 + 1,87 = 9,93 kN/ m2
Tegangan-tegangan dibawah masing-masing pusat pondasi B1 sampai B4, pada kedalaman
6m:
‘13 8
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
(B1) = (B2) = (B3) = (B4) = 9,93
(c) Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi C
C1A = 4,24 m
C1B4 = C1B3 = 6,71 m
C1C4 = 6 = 8,48 m
Hitung I dibawah pusat pondasi C1, pada kedalaman z = 6 m, oleh akibat beban-beban
seluruh pondasi diletakkan pada Tabel C.1c
Tabel C.1c Faktor pengaruh I dibawah fondasi C1
Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi C1, akibat beban fondasi A
= 400/62 x 0,172 = 1,19 kN/ m2
Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi C1, akibat beban fondasi B
= = 200/62 x (0,273 + 0,273 + 0,063 +0,063) = 3,73 kN/ m2
Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi C1, akibat beban fondasi C
‘13 9
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
= 100/62 x (0,478 + 0,084 + 0,084 +0,031) = 1,88 kN/ m2
Tambahan tegangan dibawah pusat pondasi C1, pada kedalaman 6m:
(C1) = 1,91 + 3,73 + 1,88 = 7,52 kN/ m2
Jadi tegangan-tegangan dibawah masing-masing pusat pondasi C1 sampai C4, pada
kedalaman 6m:
(C1) = (C2) = (C3) = (C4) = 7,52 kN/ m2
3. Beban Terbagi Rata Berbentuk Lajur Memanjang
Tambahan tegangan vertikal pada titik A didalam tanah akibat beban terbagi rata q fleksible
berbentuk lajur memanjang ( Gambar 5), dinyatakan oleh persamaan :
(5)
dengan λ dan β dalam radian yang sudt ditunjukkan dalam Gambar 4.5. Isobar tegangan
yang menunjukkan tempat kedudukan titik- titik yang mempunyai tregangan vertikal yang
sama oleh akibat beban berbentuk lajur memanjang ditunjukkan dalam Gambar 6
Gambar 5. Tegangan aqkibat beban terbagi rata berbentuk lajur memanjang
‘13 10
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
4. Beban Terbagi Rata Berbentuk Empat Persegi Panjang
Tambahan tegangan vertikal akibat beban terbagi rata fleksible berbentuk lempat persegi
panjang, dengan ukuran panjang L dsan lebar B (Gambar 7) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan yang diperoleh dari penjabaran persamaan Boussines q, sebagai
berikut
∆σz = ql (6a)
Dalam persamaan tersebut
(6b)
Dengan :
q = tekanan sentuh atau tekanan fondasi ke tanah
m = , n =
‘13 11
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 6 Isobar tegangan untuk beban terbagi rata berbentuk lajur memanjang dan bujur
sangkar teori Boussinesq
Gambar 7 Tegangan di bawah beban terbagi rata berbentuk empat persegi panjang
‘13 12
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
a. M Das, Braja, Indrasurya B Mochtar dan Noor Endah. Mekanika Tanah
(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), jilid 1. Jakarta : Erlangga.
b. Craig . R.F dan Budi Susilo. 1989. Mekanika Tanah.Jakarta : Erlangga
c. Kovacs, WD dan Holtz. An Introduction to Geotechnical Engineering.
d. Bowlesh,E Joseph.1984.Physical and Geotechnical Properties of Soils.
McGraw Hill.
‘13 13
Mekanika Tanah 1Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir.Desiana Vidayanti,MT http://www.mercubuana.ac.id