04 mekanika tanah - kompaksi

75
1 BAGIAN 4 KOMPAKSI

Upload: stonechucer

Post on 22-Oct-2015

432 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

1

BAGIAN 4

KOMPAKSI

2

Pokok Bahasan

1. Perbaikan Tanah

2. Kompaksi

3. Teori Kompaksi

4. Properties dan Struktur Tanah Butir Halus Yang Dipadatkan

5. Peralatan Pemadatan Lapangan dan Prosedurnya

6. Kontrol Pemadatan di Lapangan dan Spesifikasinya

3

Kenapa Kompaksi Dibutuhkan ?

4

Kenapa Kompaksi Dibutuhkan ?

• Kondisi tanah kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan

• Sifat kemampatannya yang besar

• Permeabilitas besar

• Kuat geser tanah rendah

5

1. Perbaikan Tanah

Perbaikan Tanah

6

• Kondisi tanah tidak sesuai dengan yang diharapkan (tanah jelek)

• Kekuatan tanah tidak cukup• Sifat kompressibilitas tanah terlalu besar• Kepadatan tanah terlalu lepas• Ketebalan tanah lunak terlalu besar• Ada kemungkinan terjadinya deformasi yang besar

(longsoran)• Muka air tanah terlalu tinggi• Membayakan struktur sipil

7

Metoda Perbaikan Tanah

Ground Reinforcement

Ground Improvement

Ground Treatment

• Stone Columns• Soil Nails• Deep Soil Nailing• Micropiles (Mini-piles)• Jet Grouting• Ground Anchors• Geosynthetics• Fiber Reinforcement• Lime Columns• Vibro-Concrete Column• Mechanically Stabilized

Earth• Biotechnical

• Deep Dynamic Compaction

• Drainage/Surcharge• Electro-osmosis• Compaction grouting• Blasting• Surface Compaction

• Soil Cement• Lime Admixtures• Flyash• Dewatering• Heating/Freezing• Vitrification

Compaction

Shaefer, 1997Diperkuat dengan struktur tertentu

Ditingkatkan kekuatannya dengan miningkatkan tegangan efektifnya

Dicampur dengan zat kimia tertentu atau dikontrol kadar airnya

8

Metode Perbaikan Tanah-Jet Grouting

Courtesy of Menard-soltraitement

9

Metode Perbaikan Tanah-Soil Nailing

Courtesy of Atlas Copco Rock Drilling Equipment

10

2. Kompaksi

11

Kompaksi dan Tujuannya

KOMPAKSI•Banyak struktur sipil khususnya pekerjaan tanah yang membutuhkan timbunan, seperti dam, dinding penahan tanah, lapangan terbang, dan lain-lain.

Struktur tersebut membutuhkan tanah timbunan yang dikompaksi, dikompaksi maksudnya adalah membuat tanah timbunan tersebut pada kondisi padat

•Kondisi padat dicapai dengan mengurangi udara pori (ingat diagram 3 fase) di dalam tanah, dengan tidak mengubah (atau sedikit mengubah) kadar air

•Kompaksi : Pemadatan tanah dengan menggunakan energi mekanis, termasuk didalamnya modifikasi kadar air dan gradasi tanah

Kompaksi dan Tujuannya

• Untuk pelaksanaannya dilapangan, dibutuhkan spesifikasi kompaksi di laboratorium

• Kompaksi di lapangan tergantung pada hasil uji kompaksi di laboratorium

• Tujuan kompaksi di lapangan berbeda dengan kompaksi di laboratorium

12

Kompaksi dan Tujuannya

1313

Tujuan Uji Kompaksi (Lapangan) :– Mengurangi besar penurunan

– Meningkatkan kuat geser tanah

– Mengurangi nilai permeabilitas

Tujuan Uji Kompaksi (Lab) :– Mendapatkan berat isi kering maksimum (gd max)

– Mendapatkan kadar air optimum (w opt)

d max

w opt

w (%)

d (t/m3)

Keuntungan Kompaksi

• Penurunan yang bersifat merusak bisa dikurangi atau dihindari

• Peningkatan kuat geser tanah dan peningkatan stabilitas lereng

• Daya dukung tanah bisa ditingkatkan• Perubahan volume tanah yang tidak diinginkan

bisa dikontrol, misalnya pembekuan, pengembangan, dan penyusutan

14

15

KompaksiBeban Seketika

Memaksa agar udara keluar dari pori tanah

Tidak ada hubungan dengan waktu

KonsolidasiBeban Tetap dan terus menerus

Peristiwa keluarnya air dari pori tanah

Erat hubungannya dengan waktu

Kompaksi dan Konsolidasi

16

Metode Pelaksanaan Kompaksi

Coarse-grained soils Fine-grained soils

•Hand-operated vibration plates

•Motorized vibratory rollers

•Rubber-tired equipment

•Free-falling weight; dynamic compaction (low frequency vibration, 4~10 Hz)

•Falling weight and hammers

•Kneading compactors

•Static loading and press

•Hand-operated tampers

•Sheepsfoot rollers

•Rubber-tired rollers

Lab

orat

ory

Fie

ld

•Vibrating hammer (BS)

17

3. Teori Kompaksi (Laboratorium)

18

Kompaksi di laboratorium

Latar Belakang• Pemadatan pada tanah butir halus adalah pengetahuan yang relatif baru • Pada tahun 1930, R.R. Proctor, membuat dan untuk biro pekerjaan umum di LA, dan menyusun prinsip dasar kompaksi dan mempublikasikannya di Engineering News-Record• Untuk menghormati beliau maka standar pengujian kompaksi di laboratorium dinamakan uji Proctor, atau Proctor testTujuan• Untuk menentukan kadar air yang akan digunakan pada kompaksi di lapangan• Menghasilkan nilai derajat kepadatan yang bisa diperoleh pada kadar air optimum tersebutImpact compaction• Proctor test adalah impact compaction. • Sebuiah palu dijatuhkan beberapa kali pada sampel tanah dalam sebuah mold•Berat palu, tinggi jatuh palu, jumlah pukulan, jumlah lapis tanah yang dipadatkan dalam mold, dan volume mold dispesifikasikan

19

Jenis Uji Kompaksi di Laboratorium

1

2

3

1: BS test 2: Standard Proctor test 3: Modified Proctor test

20

Peralatan Uji Kompaksi di Lab.

Standard Proctor Test

Das, 1998

21

Perbandingan Metode Kompaksi

Summary of Standard Proctor Compaction Test Specifications (ASTM D-698, AASHTO)

Das, 1998

22

Summary of Modified Proctor Compaction Test Specifications (ASTM D-698, AASHTO)

Das, 1998

Perbandingan Metode Kompaksi

23

Resume Perbandingan

Standard Proctor Test

12 in height of drop

5.5 lb hammer

25 blows/layer

3 layers

Mold size: 1/30 ft3

Energy 12,375 ft·lb/ft3

Modified Proctor Test

18 in height of drop

10 lb hammer

25 blows/layer

5 layers

Mold size: 1/30 ft3

Energy 56,250 ft·lb/ft3

Higher compacting energy

24

Modifikasi Uji Proctor, Mengapa?

• Pada awalnya, untuk konstruksi di lapangan, digunakan peralatan yang kecil dan ringan, sehingga memberikan nilai kepadatan yang kecil pula, sehingga pengujian di laboraorium pun menggunakan teknik kompaksi dengan energi yang kecil

• Saat ini, peralatan yang digunakan adalah peralatan berat dengan ukuran yang besar, sehingga pengujian di laboratoriumpun disesuaikan dengan peralatan yang dilapangan. Sehingga teknik kompaksi yang ada harus dimodifikasi

• Modified proctor test ditemukan pada perang dunia ke dua oleh U.S Army Corps of Engineering, dimana saat teknik kompaksi dengan energi besar diperlukan saat membuat lapangan terbang untuk pesawat berbadan besar

(Holtz and Kovacs, 1981; Lambe, 1991)

25

Parameter Uji KompaksiProctor menyatakan bahwa kompaksi tergantung pada 4 parameter:

(1) Dry density (d) or dry unit weight d.

(2) Water content w

(3) Compactive effort (energy E)

(4) Soil type (gradation, presence of clay minerals, etc.)

)ft/lbft375,12(m/kJ7.592

m10944.0

)layer/blows25)(layers3)(m3048.0)(s/m81.9(kg495.2E

33

33

2

Volume of mold

Number of blows per layer

Number of layers

Weight of hammer

Height of drop of hammer

E =For standard

Proctor test

26

Prosedur Uji

(1) Beberapa sampel tanah dengan kadar air berbeda-beda di kompaksi sesuai dengan spesifikasi

(2) Berat isi total atau berat isi basah dan nilai kadar airnya untuk setiap sampel dihitung

(3) Plot nilai berat isi kering d versus water contents (w) untuk setiap sampel. Kurva tersebut disebut compaction curve.

)100/(1,

wV

Md

t

t

dari dan w tentukan d

The first four blowsThe successive blows

27

Hasil Uji

Zero air void

Water content w (%)

Dry

den

sity

d (

Mg/

m3 )

Dry

den

sity

d (

lb/f

t3 )

Line of optimums

Modified Proctor

Standard Proctor

Holtz and Kovacs, 1981

d max

wopt

28

Penjelasan Hasil Uji dan Catatan

Puncak Kurva KompaksiTitik yang menunjukkan posisi berat isi maksimum dan kadar air optimum (disebut juga OMC = Optimum Moisture Content). Titik berat isi maksimum spesifik untuk energi dan metode pemadatan tertentu, belum tentu sama dengan berat isi di lapangan

Zero Air Voids Curve (ZAVC)Kurva untuk kondisi tersaturasi penuh (Sr = 100%) – tidak akan pernah dicapai oleh kompaksi

Garis OptimumGaris yang menghubungkan puncak beberapa kurva kompaksi pada sampel tanah yang sama – pararel dengan kurva ZAVC

29

Penjelasan Hasil Uji dan Catatan

s

w

s

w

wd

GS

w

S

Sw

S

s

sd

wGSee1

Ingat bahwa:

Holtz and Kovacs, 1981

30

w

d

(wopt, d max)

Dry SideWet Side

Penjelasan Hasil Uji dan Catatan

Dibawah wopt (dry side of optimum):

Dengan peningkatan kadar air, partikel tanah menciptakan lapisan air di sekeliling partikel tanah tersebut, sehingga lapisan air ini menjadi “pelicin”, sehingga lebih mudah untuk digerakkan kepadatan meninggkatPada wopt:

Kepadatan yang diperoleh adalah kepadatan maximum, tidak akan meningkat lagi kepadatannyaDi atas wopt (wet side of optimum):

Air mulai menggantika posisi partikel tanah dalam mold, karena berat isi air lebih kecil dari pada berat isi tanah maka berat isi keringnya berkurang seiring penambahan kadar air

Holtz and Kovacs, 1981

Lubrication or loss of suction??

31

Penjelasan Hasil Uji dan Catatan

• Kurva kompaksi dibuat dengan melakukan beberapa uji kompaksi, biasanya 4 atau 5 uji kompaksi pada kadar air yang berbeda, dibutuhkan untuk membentuk kurva kompaksi

• Dari 5 uji kompaksi dibuhkan 2 titik di daerah dry side dan 2 titik di daerah wet side dengan perbedaan masing-masing sekiar 2 %, 1 titik disekitar wopt

• ASTM menyarankan bahwa nilai wopt berada sedikit dibawah plastic limit

• Biasanya nilai berat isi kering maksimum sekitar 1.6 hingga 2 t/m3, sedangkan kadar air optimum biasanya diantara 10% hingga 20%

Holtz and Kovacs, 1981

32

Kompaksi : Lapangan vs laboratorium

•Sulit untuk memilih lab test yang mewakili prosedur uji di lapangan

•Kurva uji lab umumnya memberikan nilai wopt yang lebih rendah dibandingkan dengan uji lapangan

•Uji kompaksi di lapangan dikontrol oleh uji lab dinamik

Kurva 1, 2,3,4: Kompaksi laboratorium

Kurva 5, 6: Kompaksi lapangan

(From Lambe and Whitman, 1979)

33

Pengaruh Jenis Tanah Pada KompaksiDistribusi ukuran butir, ukuran partikel, berat jenis, dan jenis serta jumlah mineral pada tanah lempung

Holtz and Kovacs, 1981; Das, 1998

34

4. Properties dan Struktur Tanah Butir Halus Yang Dipadatkan

35

Struktur Tanah Lempung Yang Dipadatkan

•Komposisi partikel tanah di daerah dry side lebih tidak teratur dibandingkan dengan derah wet side

•Pada mold yan sama, menambah energi kompaksi membuat partikel tanah terdispersi (tersebar,) terutama untuk daerah dry side)

Lambe and Whitman, 1979

36

Permeabilitas

• Seiring dengan peningkatan kadar air, permeabilitas pada daerah dry side turun tajam, dan agak sedikit naik pada daerah wet side

• Meningkatkan energi kompaksi menurunkan nilai permeabilitas yang disebabkan meningkatnya kepadatan (pori berkurang)

From Lambe and Whitman, 1979; Holtz and Kovacs, 1981

37

Kompressibilitas

Pada tegangan rendah, maka sampel tanah yang dikompaksi memiliki nilai kompressibilitas yang lebih besar pada daerah wet side dibandingkan daerah dry side

From Lambe and Whitman, 1979; Holtz and Kovacs, 1981

38

Kompressibilitas

Pada tegangan tinggi, maka yang terjadi adalah sebaliknya, Kompressibilitas pada daerah dry side lebih besar dibandingkan dengan daerah wet side

From Lambe and Whitman, 1979; Holtz and Kovacs, 1981

39

Tanah Mengembang (Swelling)

• Potensi terjadinya swelling lebih besar pada daerah dry side dibandingkan dengan daerah wet side, karena pada daerah dry side memiliki kecenderungan menyerap air yang lebih besar. Sedangkan potensi untuk susut lebih besar pada daerah wet side.

w

d

(wopt, d max)Higher swelling potential

From Holtz and Kovacs, 1981

Higher shrinkage potential

40

Kuat Geser Tanah

Pada kondisi NORMAL, kuat geser tanah yang dikompaksi pada dry side akan memberikan kuat geser yang lebih besar dibandingkan dengan wet side mupun pada kondisi optimum

HATI-HATI UNTUK KONDISI BASAH!!!

From Lambe and Whitman, 1979

41

Kuat Geser Tanah

CBR (California Bearing Ratio)

CBR= Rasio antara perlawanan yang dibutuhkan untuk menekan piston (3-in2) ke dalam tanah yang dikompaksi dengan perlawanan yang dibutuhkan untuk menekan piston (3-in2) ke dalam batu pecah standar dengan kedalaman penetrasi yang sama

Holtz and Kovacs, 1981

Pada energi yang lebih besar, maka pada daerah dry side akan dihasilkan nilai CBR yang lebih besar dibandingkan dengan daerah wet side

42

Kesimpulan

Dry side Wet side

Permeabilitas

Kompressibilitas

Pengembangan

Kuat Geser

Struktur Lebih tidak beraturan Lebih teratur (parallel)

Lebih permeable

lebih compressible pada tekanan tinggi

lebih compressible pada tekanan rendah

Potensi mengembang lebih besar

Lebih besar

Please see Table 5-1

Potensi susut lebih besar

43

Kesimpulan

Holtz and Kovacs, 1981

44

Catatan

• Seorang engineer harus mempertimbangkan tidak hanya perilaku tanah sebagai material saat dikompaksi, namun juga perilaku tanah secara keseluruhan, terutama saat stabilitas, deformasi, maupun kondisi lainyya yang lebih kritis

• Contohnya saat tanah dikompaksi pada dry side untuk mendapatkan kuat geser tanah yang tinggi

• Contoh lainnya adalah saat membuat dam dengan inti tanah lempung yang dipadatkan

• Main tinggi dam makin tinggi tegangan total

• Saat air di alirkan akan ada saturasi terhadap inti

• Desain tidak boleh hanya saat kuat geser tanat dan kompressibilitas tanah yang terkompaksi, namun juga saat naiknya tegangan total dan naiknya tingkat saturasi tanah

Lambe and Whitman, 1979

45

5. Peralatan Kompaksi di Lapangan dan Prosedurnya

46

Peralatan

Smooth-wheel roller (drum) • 100% area di bawah roda tertutupi (setelah digilas)

• Tekanan mencapai 380 kPa

• Bisa digunakan untuk semua jenis tanah kecuali tanah yang berbatu

• Tipe beban : Beban statik

• Umumnya digunakan untuk meratakan material subgrade dan memadatkan perkerasan flexible (aspal)

Holtz and Kovacs, 1981

47

Peralatan

Pneumatic (or rubber-tired) roller • 80% area tertutupi

• Tekanan mencapai 700 kPa

• Bisa digunakan untuk tanah butir kasar dan butir halus

• Tipe beban : statik dan remasan (kneading)

• Bisa digunakan untuk timbunan jalan ataupun dam (earth dam)

Holtz and Kovacs, 1981

48

Peralatan

Sheepsfoot rollers • Mempunyai tonjolan-tonjolan bulat atau persegi di kakinya – disebut sebagai “kaki”

• 8% ~ 12 % area tertutupi

• Tekanan dari 1400 hingga 7000 kPa

• Cocok untuk tanah lempungan

• Tipe beban : statik dan remasan (kneading)

Holtz and Kovacs, 1981

Peralatan

49

50

Peralatan

Tamping foot roller • Sekitar 40% area tertutupi

• Tekanan dari 1400 hingga 8400 kPa

• Paling baik digunakan untuk pemadatan tanah butir halus (lanau dan lempung)

• Tipe beban : statik dan remasan (kneading)

Holtz and Kovacs, 1981

51

Peralatan

Mesh (or grid pattern) roller • 50% area tertutupi

• Tekanan dari1400 hingga 6200 kPa

• Ideal untuk kompaksi material berbatu, kerikil, dan pasir. Dengan kecepatan vibrasi yang tinggi, material di getarkan, dihancurkan, dan dipadatkan

• Tipe beban : statik dan vibrasi

Holtz and Kovacs, 1981

52

Peralatan

Vibrating drum on smooth-wheel roller

• Penggetar vertikal dipasang pada smooth wheel rollers

• Penggetaran roda memadatkan tanah butir kasar, karena dengan getaran maka partikel tanah butir kasar membuat posisi yang baru akibat deformasi siklik

• Tipe beban : statik dan vibrasi

• Cocok untuk tanah berbautir kasar

Holtz and Kovacs, 1981

53

Kesimpulan

Holtz and Kovacs, 1981

54

Vibratory Compaction

Variabel yang mengontrol pemadatan dengan getaran

Karakteristik alat yang digunakan:(1) berat, ukuran(2) Frekwensi kerja, dan rentang frekunsi

Karakteristik tanah:(1) Kepadatan awal(2) Ukuran butir dan bentuknya(3) Kadar air

Prosedur konstruksi:(1) Jumlah lintasan(2) Ketebalan lapisan(3) Frekwensi penggetar(4) Kecepatan Holtz and Kovacs, 1981

55

Frekuensi

Holtz and Kovacs, 1981

Optimum frekuensi adalah frekuensi yang menyebabkan kepadatan maksimum

56

Kecepatan Roda

Untuk jumlah lintasan tertentu, maka kepadatan yang lebih besar akan diperoleh pada kecepatan rendah

Holtz and Kovacs, 1981

57

Lintasan

Holtz and Kovacs, 1981

Setelah 5 lintasan tidak ada peningkatan kepadatan yang signifikan

•240 cm thick layer of northern Indiana dune sand

•5670 kg roller operating at a frequency of 27.5 Hz.

58

Menentukan tebal lapis

Holtz and Kovacs, 1981

59

Dynamic Compaction

Ditemukan pada pertengahan 1930-1n di Jerman

D ½ (Wh)1/2

D = kedalaman pengaruh (m)

W = berat beban (ton)

h = tinggi jatuh (m)

From Holtz and Kovacs, 1981

60

Vibroflotation

From Das, 1998

Teknik untuk memadatkan lapisan tipis tanah butir halus yang lepas

Jerman, 1930-an

Water jet dan Vibrating unit

61

Vibroflotation-Prosedur

Stage1: Jet (semprotan air) di bawah Vibroflot dihidupkan dan mulai diturunkan ke tanah

Stage2: Semprotan air menyebabkan pasir lepas menjadi cair (quick), sehingga alat bisa dipenetrasikan ke dalam tanah lebih dalam

Stage 3: Material tanah butir kasar dimasukkan melalui lubang dipermukaan tanah. Air dari jet bagian bawah di transfer ke jet bagian atas, di bawah alat penggetar. Air ini membawa material tadi ke dasar lubang

Stage 4: Alat getar secara gradual diangkat sekitar 30 cm dan digetarkan selama 30 detik untuk setiap 30 cm, proses ini memadatkan tanah

From Das, 1998

62

6. Kompaksi di lapangan - Kontrol dan Spesifikasi

63

Parameter Kontrol

• Dry density dan water content sangat berhubungan dengan properties tanah, oleh karena itu kedua parameter ini digunakan dalam kontrol pemadatan di lapangan

• Karena tujuan pemadatan adalah meningkatkan stabilitas tanah dan meningkatkan properties tanahnya, adalah sangat penting untuk dipahami bahwa properties tanah yang dibutuhkan dalam desain bukan hanya kedua parameter tadi. Hal ini sering dilupakan dalam kontrol konstruksi

From Holtz and Kovacs, 1981

64

Desain – Menentukan Prosedur

• Uji lab dilakukan pada samapel tanah yang nantinya akan digunakan sebagai material timbunan

• Setelah struktur sipil didesain, spesifikasi pemadatan ditentukan, maka kontrol pemadatan lapangan ditentukan, hasilnya digunakan menjadi standar proyek itu

misalnya ; jenis tanah, suitablitas (sifat ekspansif, dispersif, kuat geser, dan lain-lain)

From Holtz and Kovacs, 1981

65

Spesifikasi

(1) Spesifikasi Hasil Akhir

Spesifikasi ini banyak digunakan pada pekerjaan jalan dan pondasi bangunan. Selama kontraktor bisa mencapai relative compaction yang dispesifikasikan, maka bagaimana pelaksanaannya atau alat apa yang digunakan tidak menjadi masalah

Perhatikan hasil akhir saja !

(2) Spesifikasi Metode Kerja

Tipe, berat roda, jumlah lintasan, dan ketebalan ditentukan, materialnya pun (jumlah) ditentukan

Digunakan pada proyek skala besar

From Holtz and Kovacs, 1981

66

Relative Compaction (R.C.)

%100..max

laboratoryd

fielddCR

rD2.080.C.R

Relative compaction atau percent compaction

Korelasi RC dengan Kepadatan Relatif (RC)

RC yang dibutuhkan = 90% ~ 95%

67

Tentukan Kadar Air (di lapangan)

Kontrol

(1) Relative compaction

(2) Water content (dry side atau wet side)

Holtz and Kovacs, 1981

Properti tanah bisa berbeda antara wet side dan dry side

100% saturation

Water content w %

wopt

Dry

den

sity

, d

d max

Line of optimums

90% R.C.

a c

Increase compaction energy

b

68

Tentukan RC Untuk Kontrol di Lapangan

Dimana dan Kapan• Pertama area yang akan diuji ditentukan

• Harus mewakili area timbunan

• Test sebaiknya dilakukan minimum satu uji untuk setiap 1000 hingga 3000 m2 tanah timbunan atau jika material yang digunakan berbeda secara signifikan

• Direkomendasikan untuk melakukan 1 atau 2 uji tambahan pada tanah di bawah tanah yang telah dikompaksi, terutama jika sheepfoot roller digunakan atau jika digunakan tanah pasir

Metode• Uji lapangan untuk menentukan berat isi kering dan kadar air di

lapangan, bisa menggunakan metode destructive atau nondestructive

Holtz and Kovacs, 1981

69

Destructive Methods

Holtz and Kovacs, 1981

Metode(a) Sand cone

(b) Rubber Balloon

(c) Oil (or water) method

Analisis•Diketahui Ms (berat tanah) and Vt (volume)

•Diperoleh d field dan w (water content)

•Bandingkan d field dengan d max-lab dan hitung RC

(a)

(b)

(c)

70

Destructive Method

Kadang-kadang berat isi kering maksimum di laboratorium tidak bisa diketahui secara tepat. Hal ini bukannya hal yang aneh, terutama proyek jalan, karena :

• Seringkali material yang digunakan untuk sampel tidak mewakili kondisi lapangan yang sering menggunakan material timbunan dari berbagai sumber, sehingga sulit untuk dibandingkan

• Waktu pengujian yang lama dan mahal

Alternatifnya adalah dengan menggunakan metode field check point, atau uji proctor 1 titik

Holtz and Kovacs, 1981

71

Destructive Method

Metode Check Point

Water content w %

wopt

Dry

den

sity

, d

d max

100% saturationLine of optimums

A

B

M

C

X

Y(no!!)

•1 titik uji Proctor

• Kurva kompaksi yang diketahui (kurva A, B, C)

• Dapatkan nilai X dari uji lapangan

• Plotkan nilai X (seharusnya di daerah dry side)

•Gambar perkiraan kurva kompaksi

•Dapatkan dmax dan Wopt

Holtz and Kovacs, 1981

72

Destructive Method

Sering didapatkan hasil yang tidak memuaskan dari uji lapangan, umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam penentuan volume material yang digali

Contohnya,• Untuk sand cone method, getaran dari peralatan di sekelilingnya akan

memadatkan pasir di dalam lubang, sehingga akan memberikan volume lubang yang lebih besar dan kepadatan lapangan yang rendah

• Untuk rubber balloon method, kesalahan juga pada penentuan volume lubang jika material timbunan mengandung kerikil atau batuan, sehingga dinding balon akan terhalang oleh kerikil atau batuan tersebut

• Jika material timbunan adalah pasir kasar atau kerikil, maka penggunaan bahan liquid (oli) akan memberikan hasil yang buruk, kecuali jika lubang cukup besar atau jika lembaran polyethylene digunakan sebagai seal

tsfieldd V/M

Holtz and Kovacs, 1981

73

Nondestructive Methods

Holtz and Kovacs, 1981

Nuclear density meter(a) Direct transmission

(b) Backscatter

(c) Air gap

(a)

(b)

(c)

Prinsip KerjaDensityRadiasi sinar Gamma dipantulkan oleh partikel tanah. Jumlah radiasi yang dipantulkan proporsinal terhadap kepadatan tanah.

Water contentKadar air ditentukan berdasarkan pemantulan neutron oleh atom hidrogen

74

Nondestructive Methods

Kalibrasi

Kalibrasi terhadap alat uji yang digunakan amatlah penting, dan dilakukan pada sampel tanah yang telah diketahui kepadatannya

Adanya udara yang terperangkap bisa mempengaruhi hasil uji

75

SEE YOU ON NEXT CHAPTER