modul kapita zat aditif.docx

5
MODUL PRAKTIKUM A. Judul : Zat Aditif B. Tujuan : untuk mengamati berbagai zat aditif yang terdapat pada makanan. C. Dasar Teori Makanan pokok kita mengandung karbohidrat, protein, kalsium, zat besi, vitamin dan yang lainnya. Namun, dalam pengolahannya banyak ditambahkan bahan-bahan kimia lain yang secara sengaja ataupun tidak disengaja ditambahkan. Bahan kimia tambahan pada makanan umumnya dikenal sebagai zat aditif makanan. Zat aditif ini dapat menambah rasa, aroma, dan warna yang dapat menarik selera para konsumen. Bahan tambahan makanan digunakan agar makanan tampk lebih menarik dan tahan lama; bahan tersebut dapat sebagai pengawet, pewarna, penyedap rasa dan aroma, antioksidan, dan lain-lain. Sehingga bahan makanana tersebut tidak bernilai gizi. Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan. Salah satu bahan tambahan yang dilarang digunakan

Upload: weedhy-kha-gleda

Post on 28-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul KAPITA Zat Aditif.docx

MODUL PRAKTIKUM

A. Judul : Zat Aditif

B. Tujuan : untuk mengamati berbagai zat aditif yang terdapat pada makanan.

C. Dasar Teori

Makanan pokok kita mengandung karbohidrat, protein, kalsium, zat besi, vitamin dan yang lainnya.

Namun, dalam pengolahannya banyak ditambahkan bahan-bahan kimia lain yang secara sengaja ataupun

tidak disengaja ditambahkan. Bahan kimia tambahan pada makanan umumnya dikenal sebagai zat aditif

makanan. Zat aditif ini dapat menambah rasa, aroma, dan warna yang dapat menarik selera para

konsumen.

Bahan tambahan makanan digunakan agar makanan tampk lebih menarik dan tahan lama; bahan

tersebut dapat sebagai pengawet, pewarna, penyedap rasa dan aroma, antioksidan, dan lain-lain.

Sehingga bahan makanana tersebut tidak bernilai gizi.

Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah

berdasarkan Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain. Di samping itu UU Nomor 7

tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan

tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan

tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan. Salah satu

bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan adalah asam borat dan garamnya natrium

tetraborat (boraks). Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang

mengandung unsur boron, berwarna putih, tidak berbau serta stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks

bersifat mudah larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, pH : 9,5. Dalam air, boraks berubah menjadi

natrium hidroksida dan asam borat.

Boraks merupakan garam Natrium Na₂B4O7.10H₂O yang banyak digunakan dalam berbagai

industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu,

antiseptik, pengontrol kecoak dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks.

Boraks digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik dan pengontrol

kecoak. Boraks merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia, karena bisa menimbulkan

efek racun, dan bila dikonsumsi menahun bisa menyebabkan kanker.tetapi mekanisme toksisitasnya

berbeda dengan formalin.

Formalin adalah Formaldehid / Metanal HCHO yang merupakan larutan yang tidak berwarna dan

berbau menyengat, pada suhu kamar berupa gas yang bisa larut dalam alkohol, aseton maupun air.

Page 2: Modul KAPITA Zat Aditif.docx

Dalam industri kimia sangat penting sebagai desinfektan, fungisida, bakterisida, bahan dasar pembuat

resin dan pengawet mayat.

D. Alat dan Bahan

Alat :

1. Gelas Kimia

2. Gelas Ukur

3. Tabung reaksi

4. Rak tabung reaksi

5. Penjepit tabung reaksi

6. Mortar dan alu

7. Pipet tetes

8. Water bath

9. Batang pengaduk

10. Kertas saring

11. Label

12. Alat Tulis

Bahan:

1. Larutan Perak Nitrat

2. Larutan Fehling

3. Air

4. Bakso

5. Mie basah

6. Tahu

E. Prosedur Kerja

Uji Boraks

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam praktikum.

2. Ambil sampel dari semua bahan makanan kemudian haluskan dengan menggunakan mortar.

3. Tambahkan 10 ml air pada 10 gram bahan makanan (1:1) dan aduk sampai rata, kemudian saring

dengan menggunakan kertas saring.

Page 3: Modul KAPITA Zat Aditif.docx

4. Ambil ± 2 ml hasil penyaringan dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi dengan

menambahkan 2 ml perak nitrat.

5. Panaskan Bahan makanan tersebut di atas pembakar spirtus selama beberapa menit hingga

terlihat adanya perubahan.

6. Lakukan hal yang sama pada bahan makanan yang lainnya.

7. Bandingkan perubahan yang terjadi terhadap semua bahan makanan.

8. Amati dan mencatat hasil perubahannya.

Uji Formalin

1. Ambil 10 gram sampel dari semua bahan makanan kemudian haluskan dengan menggunakan

mortal.

2. Tambahkan 10 ml air dan aduk sampai rata, kemudian saring dengan menggunakan kertas saring.

3. Ambil ± 2 ml hasil penyaringan dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi.

4. Tambahkan 3 ml larutan Fehling dan panaskan selama 5-10 menit.

5. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

6. Lakukan langkah 1-5 tersebut pada bahan lainnya.

F. Lembar Pengamatan

No Bahan makanan Kandungan Boraks Kandungan Formalin

1. Bakso

2. Mie

3. Tahu

G. Lembar Kerja Siswa

Uji boraks

1. Apa yang terjadi ketika 2 ml sampel yag telah disaring ditambahkan 1 ml perak nitrat?

2. Perubahan apa yang anda amati ketika sampel + perak nitrat dipanaskan?

Uji formalin

1. Apa yang terjadi ketika sampel ditambahkan 3 ml penguji fehling?

2. Perubahan apa yang anda amati ketika larutan sampel + penguji fehling dipanaskan?