modul k3 lh

62
Bahan ajar SMK 1.1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Deskripsi K3 Dalam rangka memasuki era pasar/ perdagangan bebas tingkat negara negara Asean yang dikenal dengan istilah Asean Free Trade Agreement (AFTA) dan perdagangan bebas ting kat asia pasifik (APEC) serta per dagangan bebas tingkat dunia World Trade Organization (WTO) yang akan diberlakukan pada tahun 2020, dan dalam perdagangan bebas ter sebut K3 merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi bagi industri di Indonesia. Yang dimaksud dengan pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah langkah atau tahapan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya berbagai kecelakaan ditempat kerja. Jenis kecelakaan yang terjadi antara lain karena faktor pekerja itu sendiri (kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan), faktor salah prosedur penggunaan alat dan faktor lingkungan sekitar proses kerja berlangsung serta faktor manajemen kerja.

Upload: wahana-widjanarko

Post on 14-Apr-2017

403 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul k3 lh

Bahan ajar SMK

1.1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

  Deskripsi K3

Dalam rangka memasuki era pasar/ perdagangan bebas tingkat negara negara

Asean yang dikenal dengan istilah  Asean Free Trade Agreement (AFTA) dan

perdagangan bebas ting kat asia pasifik  (APEC) serta  per dagangan bebas tingkat

dunia World Trade Organization (WTO) yang akan diberlakukan pada tahun 2020, dan

dalam perdagangan bebas ter sebut K3 merupakan salah satu persyaratan yang harus

dipenuhi bagi industri di Indonesia. 

Yang dimaksud dengan pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

adalah langkah atau tahapan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah

terjadinya berbagai kecelakaan ditempat kerja. Jenis kecelakaan yang terjadi antara

lain karena faktor pekerja itu sendiri (kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan),

faktor salah prosedur penggunaan alat dan faktor lingkungan sekitar proses kerja

berlangsung serta faktor manajemen kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat dideskripsikan sebagai

persyaratan untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja atau karyawan

Page 2: Modul k3 lh

perusahaan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

1970 tentang Keselamatan Kerja dijelaskan bahwa ditetapkan syarat-syarat keselamatan

kerja yaitu untuk :

a.   Mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b.   Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

c.   Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

d.   Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-

kejadi an lain yang berbahaya;

e.   Memberi pertolongan pada kece lakaan;

f.    Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

g.   Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,

debu, kotor an, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

h.   Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,

pe racunan, infeksi dan penularan.

i.    Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

j.    Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik;

k.   Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

l.    Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja

nya;

n.   Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, bina tang, tanaman atau barang;

o.   Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Page 3: Modul k3 lh

p.   Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan

barang;

q.   Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

r.    Menyesuaikan dan menyempur nakan pengamanan pada peker jaan yang bahaya

kecelakaan nya menjadi bertambah tinggi.

Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970

dijelaskan bahwakewajiban dan atau hak tenaga kerja adalah untuk :

a.   Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan

atau keselamatan kerja;

b.   Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan;

c.   Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja

yang diwajibkan;

d.   Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat ke selamatan dan

kesehatan kerja yang diwajibkan ; Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan

dimana syarat kesehatan dan keselamatan ker ja serta alat-alat perlindungan diri

yang diwajibkan diragukan oleh nya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh

pegawai peng awas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan

Menindaklanjuti upaya untuk menyongsong dan sekaligus memenang kan era 

perdagangan bebas, maka pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Tenaga

Kerja dan Trans migrasi (Depnakertrans) telah mener bitkan suatu peraturan yang

Page 4: Modul k3 lh

berkait an dengan manajemen K3. Peratur an tersebut adalah Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Per.05/MEN /1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Didalam Permenaker di atas, pada pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa

setiap perusahaan yang memper  kerjakan tenaga kerja sebanyak se ratus orang atau

lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses

bahan produksi yang dapat meng akibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,

kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib me nerapkan sistem

manajemen K3. Ayat (2) sistem manajemen kese lamatan dan kesehatan kerja wajib

dilaksanakan oleh pengurus, pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu

kesatuan.

Okasatria Novyanto (2008) menjelas kan bahwa Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen

keseluruhan yang me liputi struktur organisasi, perencana an, tanggung jawab,

pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembang

an, penerapan, pencapaian, pengkaji an dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka

pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat

kerja yang aman, efisien dan produktif. 

Page 5: Modul k3 lh

Tujuan dari SMK3 adalah terciptanya sistem K3 di tempat kerja yang melibatkan

segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit

akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sedang kan

manfaat yang diperoleh dari penerapan SMK3  bagi industri atau perusahaan yakni :

a.  Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.

b.  Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.

c.   Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman

dalam bekerja.

d.  Meningkatkan image pasar ter hadap perusahaan.

e.  Menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan.

f.    Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat

semakin lama. Tugas Aplikasi Konsep

Berdasarkan pembahasan tentang deskripsi K3 di atas, lakukan wawan cara

dengan tenaga kerja dan atau pengusaha dari suatu perusahaan yaitu berkisar

tentang :

1.  Apakah  pekerja dan atau pe ngusaha mengetahui tentang K3 ?

2.  Apakah  pekerja mengetahui ke untungan bagi pekerja bila K3 diterapkan pada suatu

perusaha an?

3.  Apakah  pekerja memperhatikan atau menerapkan K3 pada saat bekerja di tempat

kerja? 

4.  Apakah  pengusaha mengetahui peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang K3?

Page 6: Modul k3 lh

5.  Apakah  pengusaha mengetahui keuntungan bagi perusahaan bila K3 diterapkan pada

suatu perusa haan?

6.  Apakah perusahaan memiliki struk tur organisasi K3?

7.  Buatlah catatan dan hitung jumlah orang/ pekerja yang memahami K3 dan tidak

memahami K3.

8.  Buatlah catatan dan hitung jumlah orang/ pekerja yang memperhati kan atau

menerapkan K3 pada saat bekerja.

9.  Apa yang dapat Anda lakukan bila para pekerja belum mengetahui K3?

10.  Apa yang dapat Anda lakukan  bila para pekerja  tidak menerap kan  K3?

A.     Persyaratan produksi

B.    Keselamatan kerja di tempat kerja

Kesadaran tentang penerapan K3LH dewasa ini semakin meningkat, ter utama

pada organisasi perusahaan yang bergerak di bidang usaha perta nian atau

perkebunan.    Kesadaran tentang  penerapan K3LH tersebut sejalan dengan

penerapan peraturan sistem manajemen mutu ISO 14000 yaitu bagi organisasi

perusahaan yang memerlukan pe ngakuan standar  Internasional. Untuk

mempermudah pelaksanaan penerapan K3 LH tersebut, perlu di ketahui beberapa

pengertian atau istilah-istilah umum yang biasa diper gunakan yaitu sebagai berikut :

a.     Keselamatan Kerja

Page 7: Modul k3 lh

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan erat dengan mesin,

peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan serta

cara-cara me lakukan pekerjaan.

b.     Sasaran Program K3 

 Sasaran program K3  adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah,

di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat tempat kerja tersebar pada

segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian/ perkebunan, peternakan, perikanan,

industri pengolahan, pertambangan,  perhubungan, jasa dan  sebagainya.

c.      Tempat Kerja

Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup maupun terbuka,

bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering digunakan oleh

tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha.Tempat kerja tersebut terdapat sumber-

sumber bahaya, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di

udara yang menjadi ke wenangan suatu badan usaha atau perusahaan. Dalam bidang

perkebunan, yang disebut dengan tempat kerja adalah tempat dimana kegiatan

perkebunan biasa dilaksanakan, yaitu areal pembibitan, areal penanaman,  termasuk

laboratorium, dan bengkel pertanian.

d.      Perusahaan

Page 8: Modul k3 lh

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan

tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik perorangan, kelompok, swasta maupun

milik negara.

e.     Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di

dalam atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk

memenuhi standar kebutuhan masyarakat.

f.       Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan keselamatan kerja adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan

dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan semua unsur-unsur yang

terdapat da lam suatu instansi atau perusahaan dimana dilakukan kegiatan kerja.

Sedangkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua personil dan

suatu instansi atau perusahaan termasuk didalamnya adalah pihak manajer, tenaga

kerja dan orang-orang yang terkait dengan kegiatan perusahaan tersebut.

g.     Penerapan Prosedur K3

Setiap organisasi perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan : 

 Menerapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap pe nerapan sistem

manajemennya 

 Merencanakan pemenuhan ke bijakan, tujuan dan sasaran pe nerapan K3

Page 9: Modul k3 lh

 Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan

mekanisme pen dukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.

 Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melaku kan tindakan

perbaikan dan pen cegahan.

 Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem K3 secara

berkesinambungan de ngan tujuan meningkatkan kinerja.

B.1. Instruksi Kerja Pengendalian Resiko 

Dalam melaksanakan pekerjaan, kecelakaan dapat  terjadi secara tak terduga.

Untuk menghindari dan meminimalkan terjadinya kecelakaan maka perlu

disusun instruksi kerja. Pembuatan instruksi kerja disesuaikan dengan keadaan

peralatan yang dipakai. Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau disiapkan oleh

perusahaan untuk menghindari ter jadinya kecelakaan kerja, antara lain :

 Pada setiap laboratorium atau bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib yang harus

dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau ruangan. Didalam tata

tertib tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan

serta ancaman sanksi yang akan dikenakan jika melanggar tata tertib.

 Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus dibuatkan instruksi

kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung ditempelkan pada alat atau di tempat-tempat

tertentu sedemiki an rupa, sehingga setiap operator alat yang akan menggunakan alat

dapat membaca petunjulk peng operasian alat. Hal ini untuk meng hindari terjadinya

Page 10: Modul k3 lh

kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu, dengan adanya pe tunjuk

pengoperasian maka siapa pun yang akan mengoperasikan alat tersebut dapat

terhindar dari kecelakaan yang dapat menyebabkan kecelakaan operator  atau

kerusakan alat.

 Pada setiap ruangan agar dibuat kan poster-poster keselamatan kerja dan label-label

yang me nunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja terjadi. Pem

buatan label dan poster tersebut harus dibuat sedemikian rupa se hingga mudah 

dibaca bagi setiap orang.

 Bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida, rodentisida,

herbisida, insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya, diberikan label dan tanda

dengan menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada wadah adalah suatu

tindakan pencegahan yang sangat penting.

 Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han yang ada.

Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan lambang

yang sudah diketahui secara umum. Dengan demikian masya rakat  mudah mengenal

dan me respon  maksud dan tujuan label atau tanda atau lambang yang telah dipasang.

B.2. Dasar-dasar Keselamatan Kerja dan Resiko

Beberapa ketentuan yang mem bahas dasar-dasar keselamatan ker ja dan

resiko  adalah sebagai berikut :

Persyaratan Keselamatan untuk Perkakas, Mesin dan Bahan Kimia Berbahaya

Page 11: Modul k3 lh

Mengingat sangat bervariasinya per kakas, mesin, bahan kimia berbahaya dan

cara kerja yang diguna kan dalam bidang pertanian (perkebunan), maka tidak

semuanya akan dibicarakan, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, mesin dan

bahan kimia berbahaya tetapi prinsip-prinsip umum akan diuraikan .

a.  Syarat-syarat umum

Semua perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pertanian

(perkebunan) harus ::

       Memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sesuai ke tentuan dalam

standar internasional atau nasional dan rekomen dari pihak berwenang, apabila

tersedia;

       Digunakan hanya untuk pekerja an yang telah dirancang atau dikembangkan, kecuali

jika suatu penggunaan tambahan yang diusulkan telah dinilai oleh seorang yang

kompeten dan telah dinyata kan aman penggunaannya.

       Digunakan atau dioperasikan oleh para pekerja yang telah dinilai ber kompeten dan

atau memiliki serti fikat keterampilan yang sesuai.

       Perkakas, mesin dan peralatan harus mempunyai disain dan konstruksi yang baik,

dengan mem pertimbangkan prinsip kesehatan, keselamatan dan ergonomik, dan

mereka harus dipelihara dengan kondisi yang baik.

       Setiap perkakas, mesin dan peralatan harus secara rutin diperiksa berdasarkan suatu

penilaian yang lengkap dari semua kriteria terkait harus digunakan saat pemilihan suatu

mesin. Hal ini membantu untuk menciptakan suatu Iingkung an kerja yang sehat dan

Page 12: Modul k3 lh

produktif serta memastikan bahwa mesin tersebut tepat untuk tujuan yang

dimaksudkan.

       Pengusaha atau produsen alat dan mesin harus menyediakan instruksi dan informasi

K3 yang jelas dan menyeluruh tentang penggunaan dan pemeliharaan perkakas dan

bahan kimia ber bahaya bagi operator/ pengguna. 

       Peralatan harus dirancang agar gampang dan aman dalam peme liharaan dan sedikit

perbaikan di tempat kerja. Para pekerja harus dilatih untuk melakukan pemeli haraan

dan perbaikan kecil pada mesin dan peralatan mereka. Jika  tidak bisa dilakukan,

seorang yang kompeten harus mudah dihubungi dari tempat kerja. Fasilitas untuk

perbaikan dan pemeliharaan pe ralatan dan perkakas harus di sediakan. Disarankan 

penyedia an fasilitas perbaikan dan pemeli haraan peralatan dan perkakas dekat

dengan tempat berteduh atau fasilitas perumahan.

       Pada tempat perbaikan harus disediakan fasilitas bengkel de ngan perkakas dan

peralatan pemeliharaan yang sesuai, agar pekerjaan pemeliharaan dan re parasi

dilaksanakan dalam kondisi aman, tanpa terganggu oleh kon disi cuaca yang buruk,

serta tidak mengganggu lingkungan di sekitar bengkel.

b.   Peralatan tangan

Penggunaan peralatan tangan banyak digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan

yang ringan dan memerlu kan spesifikasi kerja tertentu. Ada beberapa hal yang harus

diperhati kan dalam penggunaan peralatan tangan, yaitu :

Page 13: Modul k3 lh

       Peralatan tangan untuk memotong dan memisahkan benda harus dibuat dari baja

berkualitas baik sehingga menjaga sisi pe motongan dan efektivitasnya de ngan

pemeliharaan minimum.

       Bagian alas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus dipasang dengan

aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai contoh baji, paku keling atau

baut.

       Tangkai harus memberikan suatu genggaman yang kuat dan harus terbuat dari kayu

berkualitas baik atau bahan lain yang sesuai 

       Spesifikasi perkakas, seperti ukur an, panjang tangkai dan berat harus sesuai untuk

memenuhi ke butuhan dari pekerjaan dan keada an fisilk dari pemakai.

       Jika tidak digunakan, perkakas bersisi tajam harus diberi sarung dengan alat yang

sesuai.

c.  Mesin  portable

       Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput harus

ditempatkan dengan nyaman dan fungsinya ditandai dengan jelas.

       Posisi dan dimensi tangkai harus nyaman bagi operator dalam semua sikap kerja

normal.

       Tingkat kebisingan, getaran dan emisi buangan yang berbahaya harus serendah

mungkin sesuai dengan kemajuan teknologi.

       Bahan bakar dan minyak pelumas yang digunakan harus da pat dihancurkan secara

biologis (ramah lingkungan) sehingga  me ngurangi bahaya polusi gas buang  dan

tumpahan.

Page 14: Modul k3 lh

       Semua alat pelindung harus pada tempatnya dan secara teratur diperiksa kerusakan

yang timbul.

d.  Permesinan otomatis atau mesin konvensional

       Mesin harus dilengkapi dengan alat penahan goncangan, tempat duduk dapat disetel

sepenuhnya untuk pengemudi dan dipasang  sabuk pangaman yang sesuai.

       Ruang operator harus dirancang dan ditempatkan sehingga sesuai dengan ukuran

badan operator yang kemungkinan besar meng gunakan mesin tersebut.

       Cara masuk dan keluar dari me sin, seperti anak tangga, tangga dan pintu, harus di

rancang untuk menyediakan tumpuan tangan dan kaki dengan suatu ketinggian dan

jarak yang nyaman.

       Mesin harus dilengkapi dengan struktur perlindungan berguling,  .

       Kabin tempat operator bekerja harus memenuhi persyaratan dan dilindungi dari obyek

yang jatuh.,

       Mesin harus dilengkapi suatu alat penyetop yang tidak dapat kem bali sendiri, mudah

dicapai, dan ditandai dengan jelas dari posisi kerja normal operator.

       Untuk mesin-mesin yang meng gunakan sistem transmisi atau kopling, maka jika tidak

dipakai, persneling harus dalam keadaan tersambung.

       Rem parkir harus mampu untuk menjaga mesin dan beban lajunya pada saat

dioperasikan pada la han yang miring,

       Pipa pembuangan harus dileng kapi dengan penangkap percikan. Mesin yang

dilengkapi dengan turbo chargers tidak memerlukan penangkap percikan.

Page 15: Modul k3 lh

1.  Pakaian dan Peralatan Pelindung Kerja

Penggunaan pakaian dan peralatan pelindung kerja, sangat dibutuhkan bagi

pekerja. Kesadaran tersebut per lu dipelihara dan ditingkatkan untuk mencapai mutu

keselamatan dan ke sehatan kerja serta lingkungan hidup.

a.  Pakaian kerja

Pakaian kerja yang dipakai di lapangan, bagi pekerja bidang pertanian, harus

memenuhi beberapa kriteria, secara umum adalah :

       Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan

berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah yang ber iklim panas

dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk menghindari radiasi panas

yang berlebihan dan memudah kan pengeluaran keringat.

       Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jilka ada suatu resiko radiasi UV atau

potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan binatang.

       Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian untuk

memastikan bah wa para pekerja kelihatan dengan jelas.

       Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya terakhir, bila

pengurangan resiko dengan cara-cara teknis atau organisatoris tidak mungkin

dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang berhubungan dengan

resiko spesifik tersebut digunakan.

Page 16: Modul k3 lh

       Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian dilapangan harus memiliki fungsi

yang spesifik.

       Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat pelindung

diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan bahan kimia ditempat

kerja.

       Alat pelindung diri harus meme nuhi standar internasional atau nasional.

b.  Alat pelindung diri

Ada beberapa jenis alat pelindung dirl untuk bidang pekerjaan pertanian di

lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain: sarung tangan, sepatu

lapangan, topi pengaman, penutup muka, penutup mata, penutup telinga, dan penutup

mulut .

       Sarung tangan dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan bahan kimia

beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk dan sebagainya. Untuk jenis

sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan yang terbuat dari karet tidak tem bus

bahan cairan. Sedangkan untuk pekerjaan di laboratorium biasanya menggunakan

sarung tangan yang terbuat dari serat asbes  tahan panas.

       Sepatu lapangan dipergunakan jika jenis pekerjaan yang diguna kan adalah jenis

pekerjaan lapang an.Alat ini digunakan untuk me lindungi kaki pada saat bekerja di

lapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang berba haya di lapangan. Jenis

sepatu yang digunakan adalah jenis se patu bot, yang terbuat dari karet atau plastik.

Lihat Gambar 1.1.

Page 17: Modul k3 lh

       Topi pengaman (Helmet); Jenis alat ini digunakan untuk melin dungi kepala dari

kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat memanen buah.

Lihat Gambar 1.2

       Penutup bagian muka diperguna kan untuk jenis pekerjaan lapang an, jika kondisi

lapangan berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dari

       debu yang berterbangan pada saat bekerja. Contoh penutup ba gian muka dapat dil ihat

pada Gambar 1.3

       Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk me lindungi mata pada saat

bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-benda yang berbahaya

di lapangan seperti  debu, ataupun pada saat bekerja di laboratorium. Alat pelindung

mata sesuai kondisi lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.4.

       Alat pelindung mulut (masker). Alat ini berfungsi melindungi mulut dan hidung dari

bahan berbahaya saat bekerja di lapangan yakni menggunakan pestisida, gas be racun

atau debu. Alat ini dapat dilihat pada Gambar 1.5. 

2.  Pelaksanaan  Kerja  Berdasarkan Rekomendasi Aman; Pengujian dan Sertifikasi Peralatan

Untuk menjamin agar tidak terjadi kecelakaan atau hambatan pada saat kegiatan

dilaksanakan, maka alat alat yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu dilakukan

pengecekan yaitu memastikan bahwa alat-alat  tersebut berfungsi sesuai rancangan

dan dibuat memenuhi syarat kese lamatan kerja

Page 18: Modul k3 lh

Gambar 1.1 Sepatu Lapangan

Gambar 1.2 Pelindung Kepala (Helmet)

Gambar 1.3 Pelindung Muka

Pengujian peralatan tersebut harus dilakukan oleh lembaga atau institusi yang

berwenang menguji dan me miliki sertifikat untuk peralatan yang menggunakan mesin

dan sensitifitas tinggi. Sedangkan untuk peralatan manual, jika memungkinkan operator

dapat melakukannya sendiri. Pengu jian dilakukan secara reguler, dan hasil pengujian

dilaporkan kepada perusahaan, untuk dilakukan tindak an semestinya. Peralatan yang

me menuhi standar keselamatan kerja diterbitkan sertifikat. Sedangkan peralatan yang

rusak, disarankan untuk diperbaiki agar dapat berfungsi se bagaimana mestinya.

Page 19: Modul k3 lh

3.  Resiko Pekerjaan Diidentifikasi dan Tindakan Diambil untuk Mengurangi Resiko

Lingkup kerja bidang pertanian, khususnya perkebunan terbagi dalam dua

kategori, yaitu di laboratorium dan di lapangan. Kedua jenis resiko kedua pekerajan ini

berbeda, karena karakteristiknya. Karena itu resiko pekerjaan dibedakan menjadi; tanpa

oksigen kebakaran tidak akan terjadi, dan tanpa bahan yang mudah ter bakar tak

mungkin kebakaran terjadi dan tanpa panas kebakaran juga tak akan terjadi. Beberapa

hal yang dapat menyebabkan terjadinya ke bakaran yaitu :

a.    Nyala api dan bahan pijar

Jika suatu benda padat ditempatkan dalam nyala api, suhunya akan naik,

kemudian terbakar dan menyala terus menerus sampai habis. Kemung kinan terbakar

atau tidak suatu bahan tergantung pada :

       Sifat bahan padat; yaitu sangat mudah atau agak mudah atau  bersifat sukar terbakar

       Ukuran zat; jika suatu zat atau bahan berjumlah sedikit maka tidak cukup menimbulkan

panas sehingga kebakaran  tidak akan te jadi.

       Keadaan zat padat

       Cara menyalakan

Page 20: Modul k3 lh

Gambar 1.4 Pelindung Mata

Gambar 1.5 Masker Pelindung Mulut Saat Menggunakan Pestisida

b.    Penyinaran

Terbakarnya bahan-bahan yang ber sifat mudah terbakar oleh benda pijar atau

nyala api, tidak harus terjadi karena persentuhan. Semua sumber panas akan

memancarkan gelom bang elektromagnetis yaitu sinar infra merah. Jika gelombang

elektromagnetis me ngenai benda, maka pada benda tersebut akan dilepaskan energi

yang berubah menjadi panas. Akibatnya benda yang disinari akan bertambah panas

dan bila panas tersebut sampai pada titik nyala maka benda tersebut akan terbakar.

c.    Peledakan uap atau gas

Setiap campuran gas atau uap yang mudah terbakar dengan udara akan

menyala, jika terkena benda pijar atau nyala api maka kebakaran akan terjadi. Besar

kecilnya kebakaran sangat tergantung pada jumlah (volume) gas atau uap.

Page 21: Modul k3 lh

d.    Percikan api

Pencikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakar nya

campuran gas, uap atau debu dan udara dapat menyala. Biasanya percikan api tidak

dapat menyebab kan benda terbakar. Karena tidak cukup energi dan panas yang ditim

bulkan. Percikan api dapat ditimbul kan oleh hubungan arus pendek, ataupun oleh

terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah benda yang bergerak.

e.    Terbakar sendiri

Kebakaran yang terjadi secara sendiri disebabkan karena seonggok an bahan

bakar mineral padat atau zat-zat organik. Kebanyakan, minyak mudah terbakar,

terutama minyak tumbuh-tumbuhah. Banyaknya panas yang tejadi ditentukan oleh luas

permukaan yang bersinggungan de ngan udara. Karena itu perlu diiden tifikasi bahan-

bahan yang mudah terbakar untuk ditempatkan pada tempat yang aman.

f.     Reaksi kimia

Reaksi-reaksi kimia dapat menghasil kan panas yang dapat menyebabkan

terjadinya kebakaran.  Fospor kuning teroksidasi sangat cepat bila bersing gungan

dengan udara. Natrium dan kalium akan cepat bereaksi bila tercampur dengan air, dan

akan me lepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar jika suhu udara di atas 400 oC.

Page 22: Modul k3 lh

Asam nitrat yang mengenai bahan-bahan organik akan menye babkan terjadinya nyala

api.

g.    Kebakaran karena listrik

Kebanyakan peralatan laboratorium yang digunakan dalam bidang pertanian

khususnya perkebunan ba nyak menggunakan listrik sebagai sumber tenaganya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan keselamatan kerja listrik

yaitu pedoman keselamatan kerja listrik; menyangkut tenaga kerja, organisasi dan cara

kerja, bahan dan peralatan listrik, dan pedoman per tolongan terhadap kecelakaan.

Perlengkapan pakaian kerja bagi  tenaga kerja yang berkecimpung dengan kelistrikan,

harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

       Cukup kuat dan tahan gesekan.

       Baju kemeja berlengan panjang dan berkancing pada bagian ujung lengan.

       Celana panjang.

       Ujung kaki celana dapat dilipat dan dikancing.

       Sepatu bersol karet, tidak berpaku dan memiliki sifat isolator.

       Topi helm terbuat dari plastik, kuat, dan memiliki sifat isolator sesuai dengan tegangan

yang dihadapi di lapangan.

       Sarung tangan panjang, lemas, kuat, dan memiliki daya isolator yang sesuai.

       Sarung tangan untuk bekerja adalah lemas, kuat, dan tahan gesekan terhadap kawat

penghantar.

Page 23: Modul k3 lh

Pedoman instalasi dan syarat-syarat perlengkapan listrik yaitu sebagai berikut:

1). Pemasangan peralatan listrik

       Pemasangan transformator, pa nel, sakelar, motor, dan alat-alat listrik lainnya, di

tempat kerja harus dilaksanakan sedemikian se hingga tidak terdapat bahaya kon tak

dengan bagian-bagian yang bertegangan.

       Manakala ruangan dan persyarat an pelayanan memungkinkan, alat alat dan pesawat  

listrik harus di tempatkan dalam ruangan ter pisah yang ukurannya memadai, dan

hanya orang-orang berkom peten boleh masuk ke dalam ruang  tersebut.

       Jika alat-alat atau pesawat listrik terpaksa ditempatkan di tempat kerja dalam ruang 

produksi, ha rus dibuat pagar pengaman untuk melindungi bagian atau penghan tar

yang bertegangan.

       Pagar pengaman berfungsi men cegah kecelakaan. Rangka pagar dapat terbuat dari

kayu, besi pipa, besi siku, kawat baja, besi pelat berlubang atau plastik.   Dalam hal ini,

kayu kering atau plastik me miliki sifat yang lebih bailk, karena zat-zat tersebut tidak

menghantar kan listrik. Namun, kayu memiliki kerugian karena mudah terbakar. Rangka

besi harus disertai hu bungan ke tanah secara tepat.

       Perlu dipasang papan tanda la rangan masuk bagi mereka yang tidak berkepentingan

dan disertai   peringatan "Awas bahaya listrik". Tanda peringatan di pasang pada

tempat masuk ke ruangan, de ngan huruf yang jelas dan mudah dibaca.

       Terdapat kesesuaian dalam ba nyak hal mengenai norma-norma bagi pagar pengaman

untuk me sin dan pesawat listrik.

       Petugas perawatan peralatan lis trik harus tahu benar bahaya-bahaya yang berkaitan

dengan  instalasi listrik dan peralatan lainnya,

Page 24: Modul k3 lh

       Bahaya akibat listrik harus dipertimbangkan pada perencanaan pembuatan tutup

pengaman bagi panel listrik.

       Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Peraturan Instalasi Listrik (PULL) dan per aturan-peraturan lain tentang ke selamatan

kerja listrik.

       Pemasangan instalasi listrik di perusahaan  dan tempat  kerja, tergantung dari

konstruksi bangunan, ukuran dan pembagian beban, penempatan mesin-mesin, pesa

wat dan alat listrik, keadaan ruang kerja seperti berdebu, panas, lembab, dan lain-lain

2). Sakelar

       Apapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis, harus memenuhi

syarat keselamatan. Sakelar untuk keperluan motor, pesawat listrik, instalasi cahaya

dan tenaga, harus ditutup.

       Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, karena bagian terbuka yang

bertegangan akan menimbulkan bahaya tekanan arus listrik sehingga dapat meng

akibatkan loncatan api, bila sakelar diputuskan arusnya.

       Sakelar tuas harus tertutup, tutup dan poros pegangan (handel) harus dihubungkan ke

tanah

       Sakelar tuas harus di pasang sedemikian rupa sehingga bagian  yang dapat digerakkan

dalam ke adaan tidak ada hubungan (tidak bertegangan)

       Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi, sakelar harus dipasang di luar

batas jangkauan tangan dan pelayanannya dilakukan dengan menggunakan tongkat

pengaman.

Page 25: Modul k3 lh

       Bila pemasangan seperti butir  3  dan 4 tidak dimungkinkan, sakelar tersebut harus

tertutup atau di pagar secara tepat agar tidak membahayakan, sedangkan pela

yanannya tetap dilakukan dengan memakai tongkat pengaman.

       Untuk keperluan pemakaian se cara umum, dianjurkan agar di pakai sakelar putar dan

tombol tekan, karena bagian yang bertegangan berada di tempat tertutup. Sakelar yang

dapat me nimbulkan loncatan api harus di pasang dalam peta penghubung.

       Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk posisi tertutup atau terbuka.

3). Sekring dan pengaman otomatis

       Instalasi atau pesawat listrik di amankan dengan penggunaan se kring atau pengaman

otomatis

       Sekring dan pengaman otomatis memutuskan arus, manakala ter jadi arus lebih

sebagai akibat ke salahan hubungan tanah, hubung an pendek dan beban lebih.

       Pengaman arus lebih yang di tempatkan pada setiap bagian ins talasi yang diamankan,

harus me miliki jenis dan ukuran yang se suai, yaitu memutus arus apabila arus yang

lebih dari batas yang ditentukan melaluinya.

       Pemasangan sekring pada me sin-mesin dan peralatan listrik ti dak hanya ditentukan

oleh kekuatan arus, tetapi juga oleh tenaga listrik yang tersedia dari transformator atau

generator, kemung kinan terjadinya hubungan tanah, beban lebih dan hubungan pen

dek yang membahayakan.

       Pengaman dengan sekring, melindungi mesin, peralatan, dan tenaga kerja.

       Penggunaan sekring harus dise suaikan dengan kuat arus yang tertera pada sekring.

       Sebelum pemasangan, kabel- kabel yang bersangkutan harus bebas arus dan

tegangan.

Page 26: Modul k3 lh

       Setiap kerusakan pada sekring harus diikuti dengan pemeriksaan segera terhadap

faktor penyebab nya seperti adanya hubungan pendek atau beban lebih.

       Sekring yang putus harus diganti dengan macam dan ukuran yang sama.

       Dilarang menggunakan sekring yang telah rusak dan diperbaiki.

       Pengaman otomatis dipakai untuk jaringan instalasi tegangan tinggi, untuk arus yang

besar, dan juga untuk instalasi tegangan rendah.

Bekerjanya pengaman otomatis ada yang bersifat sesaat dan ada pula yang

disertai perlengkapan perlam batan waktu. Menurut bekerjanya pengaman otomatis

tergantung pada jenis termis dan jenis magnetis. Pengaman otomatis jenis termis be

kerja atas dasar peningkatan suhu, maka tergantung pada suhu ruang an. Sedangkan

pengaman otomatis jenis magnetis, bekerja atas dasar kuat arus yang melalui jaringan

instalasi.

AIat listrik memiliki ukuran pengaman otomatis untuk dipasang. Perawatan terhadap

pengaman otomatis dilaku kan oleh tenaga ahli yang berpe ngalaman.

4.  Pencegahan Kebakaran

Untuk menghindari terjadinya ke bakaran, beberapa hal yang perlu dilakukan

pencegahan dan per lindungan yaitu :

a). Penyimpanan

Page 27: Modul k3 lh

Dalam pengorganisasian usaha  ke selamatan kerja terhadap bahaya kebakaran,

perhatian yang cermat harus diberikan tehadap lokasi dan disain gudang. Aneka bahan,

khusus nya zat-zat yang dapat terbakar merupakan sumber utama terjadinya.  Dalam

perencanaan gudang atau tempat penyimpanan bahan, baik sifat maupun bentuk

bahan harus diperhatikan. Zat cair yang memiliki titik nyala lebih kecil dari 320C harus

ditempatkan dalam wadah atau tangki tertutup dan disimpan dalam tangki dan

ditempatkan di tempat yang terpisah atau di luar gudang dan jauh dari bahan-bahan

lain yang mudah terbakar.

b). Pengolahan

Jika proses produksi memungkinkan penggantian bahan yang kurang berbahaya

ditinjau dari segi kebakaran, maka resiko dapat dikurangi atau ditiadakan. Jumlah

bahan yang mu dah terbakar sedapat mungkin di kurangi dalam penggunaannya pada

proses produksi. Zat padat yang mudah terbakar harus diletakkan tersusun rapi dan

aman, sehingga memudahkan pekerjaan. Bahan cair yang mudah terbakar harus

disalur kan ke tempat kerja melalui pipa-pipa penyalur atau drum-drum yang di lengkapi

dengan pompa tangan. Perlu dilakukan pengaturan agar ba han cair tidak tumpah ke

Page 28: Modul k3 lh

sekitar, misalnya dengan penempatan drum- drum pada landasan yang me nampung

bahan tertumpah.

c). Meniadakan sumber  kebakaran

       Pada semua proses pemanasan harus terdapat pemisah yang tepat antara

bahan-bahan yang mu dah terbakar dan alat pemanas.

       Pemanasan lebih dari semestinya tanpa disengaja harus dicegah dengan pengendalian

proses secara tepat.

       Segala kegiatan pengeringan harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis yang

memadai dan sebaiknya disertai dengan sistem kontrol di antara pemanas dan

ventilasi.

       Bahan-bahan yang dapat ter ba kar sendiri harus selalu diamati agar tidak ada

kenaikan suhu.

       Semua pemasangan jaringan listrik dan peralatan listrik harus memenuhi standar atau

ketentuan yang berlaku

       Perawatan mesin harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi panas akibat

gesekan.

       Pendidikan dan pelatihan harus dilakukan kepada pekerja

5.  Resiko  Bahan-bahan Kimia

Bekerja di bidang pertanian atau per kebunan, penggunaan bahan  kimia tidak

bisa dihindarkan, terutama da lam pengendalian organisme peng ganggu tanaman.

Page 29: Modul k3 lh

Untuk menghindari bahaya dari bahan-bahan kimia tersebut, ada beberapa hal yang

harus diperhati kan, antara lain bacalah etiket kemasan bahan kimia yang ada. Kenali

sifat-sifat bahan kimia ter sebut, apakah bahan tersebut dapat menyebabkan gangguan

atau iritasi terhadap tubuh atau tidak, dan guna kan alat pelindung, baik untuk ta ngan,

muka ataupun hidung agar terhindar dari bahaya bahan kimia.  Penggunaan bahan

kimia berbahaya, jika mungkin harus dikurangi. Jika penggunaannya tidak dapat

dihindar kan, maka harus digunakan dalam batas-batas aman, baik terhadap ma nusia,

hasil produksi dan lingkungan.

6.  Keracunan Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk mengen dalikan

hama dan penyakit tanaman. Sifat pestisida tersebut sangat berbahaya terhadap

kesehatan karena dapat menyebabkan sakit atau ke matian. Berdasarkan cara

pengguna annya dikenal insektisida yang di semprotkan dalam bentuk aerosol maupun

pengasapan (fumigan). Keracunan insektisida cepat terjadi melalui beberapa cara,

seperti kulit, mulut atau hisapan udara melalui hidung. Keracunan melalui kulit    mudah

terjadi jika kulit terbuka. Ka rena itu, proses pembuatan larutan dan penyemprotan

pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan meng gunakan peralatan pelindung agar

Page 30: Modul k3 lh

pestisida tidak terkena tubuh, seperti penggunaan masker, sarung tangan, pakaian

yang tertutup dan lainya.

Beberapa hal penting agar terhindar dari bahaya keracunan pestisida antara lain :

       Semua pestisida adalah racun berbahaya dan harus dihindari. Oleh sebab itu harus

dijauhkan dari makanan, minuman dan he wan ternak.

       Jangan mencampur pestisida me lebihi takaran yang ditentukan pabrik pembuatnya.

       Perhatikan tanda-tanda peringatan pada kaleng kemasan, cara pe nyimpanan dan cara

pencampur annya, dan penggunaan.

       Alatt pencampur dan penyimpan pestisida harus diletakkan terpisah dari gudang dan

dijauhkan dari jangkauan anak anak.

       Hindari kontak langsung antara tubuh dengan pestisida. Kontak dengan pestisida tidak

boleh lebih dari 8 jam setiap harinya, karena dapat terjadi penyerapan melalui kulit.

       Hindari makan, minum dan me rokok sewaktu menyemprot insektisida.

       Setelah menyemprot dengan pes tisida, cucilah pakaian dan badan dengan air yang

mengalir dan menggunakan sabun.

       Jangan menyemprotkan pestisida berlawanan  arah angin

       Jika alat penyemprot pestisida tersumbat, jangan sekali-kali ditiup atau dihisap dengan

mulut.

       Gunakan pelindung badan, ketika melakukan penyemprotan.

Tugas Aplikasi Konsep

Page 31: Modul k3 lh

1.  Lakukan pengamatan dan catat  hal-hal berkaitan dengan penerapan prosedur K3 di

perusahaan pertanian atau perkebunan.

2.  Berdasarkan data yang Anda kumpulkan berapa jumlah pekerja yang menerapkan

prosedur K3 dan yang tidak menerapkannya.

3.  Kumpulkan keterangan/ alasan tentang pekerja yang tidak me nerapkan prosedur

keselamatan kerja 

C.    Hak dan kewajiban tenaga kerja

Hak Dan Kewajiban Buruh/Pekerja Dalam Pelaksanaan K3 (Pasal 12 Uu 1/1970)

c.1. Kewajiban pekerja :

1.  Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli

K3.

2.  Memakai alat pelindung diri.

3.  Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan.

c,2, Hak pekerja :

1.  Meminta kepada pengusaha agar melaksanakan semua syarat K3 yang diwajibkan.

2.  Menyatakan keberatan untuk bekerja apabila syarat-syarat K3 dan alat pelindung diri

tidak      memenuhi syarat.

C3. Hak Perusahaan :

Page 32: Modul k3 lh

1.  Meminta pekerja untuk mentaati syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk K3 Tindakan

Pidana Pelanggaran UU No. 1 Tahun 1970 dengan ancaman hukuman maksimum 3

(tiga) bulan penjara atau denda setinggi-tingginya Rp 100.000,- (Pasal 15 ayat 2 UU

No. 1/1970).

D.    Sistem manajemen kerja

1.2. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan SOP

A.  Penerapan SOP K3

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam

upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelang gan dari suatu organisasi

perusaha an yang menghasilkan produk ba rang atau jasa maka diperlukan ada

nya Standard Operating Procedure (SOP) atau dikenal dengan istilah Prosedur Operasi

Standar (POS). Produk pertanian atau perkebunan memiliki sifat relatif mudah rusak,

baik pengaruh faktor internal maupun eksternal. Akibat pengaruh faktor internal yaitu

bahwa secara alamiah produk pertanian atau perkebunan bersifat biologis, sehingga

pada proses penanganan sejak di kebun/ lahan sampai dengan dipanen terjadi proses

metabolisme secara terus menerus. Sehingga produk tersebut perlu prosedur

penanganan atau operasi kerja terstandar agar produk tidak rusak atau penurunan

Page 33: Modul k3 lh

kualitas. Demikian pula pengaruh faktor eksternal dapat memicu laju penurunan

kualitas produk. Misal pengaruh kekeringan dapat menimbulkan gangguan fisiologi

tanaman yang diusaha kan sehingga dapat terjadi kematian atau gagal panen.

Demikian pula hasil panen yang tidak ditangani secara baik hingga suhu dan ke

lembaban tinggi dalam suatu ruang pasca panen maka dapat terjadi kerusakan karena

infeksi fungi. Memperhatikan fenomena resiko yang dapat ditimbulkan akibat cara kerja

yang tidak baik maka proses kegiatan pertanian atau perkebunan memerlukan cara-

cara kerja yang ber pedoman pada standar.Penanganan proses produksi di kebun

harus memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan benar

yaitu dikenal dengan istilah Good Agricultural Practices disingkat GAP. Perusahaan

perkebunan besar biasa nya telah memiliki suatu pedoman kerja dan standar prestasi

kerja. Pedoman kerja atau prosedur ope rasi standar disusun untuk pekerjaan di kebun

atau di lahan dan untuk pekerjaan pengolahan hasil dipabrik. SOP atau POS

merupakan uraian tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh pekerja dalam

melakukan suatu pekerjaan. Sifatnya memberi penjelasan bagaimana suatu proses

pekerjaan yang seharusnya dijalan kan secara konsisten, efektif dan efisien agar dapat

dicapai hasil yangberkualitas. Produk berkualitas ada lah sesuai harapan pelanggan, 

har ganya terjangkau dan mudah/cepat diperoleh.

Page 34: Modul k3 lh

B. SOP budidaya pertanian dan SOP pasca panen

 SOP budidaya tanaman perkebunan secara prinsip mencakup uraian tahapan

pekerjaan dimulai dari pe kerjaan:

a.  Proses budidaya tanaman

      Penyiapan lahan

      Pembibitan tanaman

      Penanaman tanaman

      Pemeliharaan tanaman

      Pemanenan

b.  Standarisasi

c.   Sarana budidaya tanaman

d.  Pelestarian lingkungan

e.  Pengawasan

Sedangkan SOP pada pekerjaan pasca panen meliputi:

a.  Proses penanganan pasca panen

b.  Standarisasi

Page 35: Modul k3 lh

c.   Sarana pasca panen

d.  Pelestarian Lingkungan

e.  Pengawasan

SOP budidaya tanaman perkebunan pada setiap komoditas berbeda  sub

stansinya. Demikian pula SOP pasca panen pada setiap komoditas ber beda

substansinya. Berikut ini disaji kan contoh kerangka SOP pasca panen kakao.

Anonim (     ) menjelaskan kerangka SOP pasca panen kakao yaitu :

I.     Pendahuluan

A.  Latar belakang

B.  Maksud

C.  Tujuan

D.  Ruang lingkup

II.    Pengertian

III.  Proses Penanganan pasca panen kakao

A.  Diagram alir/alur proses

B.  Panen

C.  Sortasi buah

Page 36: Modul k3 lh

D.  Pemeraman atau penyimpanan buah

E.  Pemecahan buah

F.  Fermentasi biji

G.  Perendaman dan pencucian

H.  Pengeringan biji

I.Sortasi dan pengkelasan biji kering

J.   Pengemasan dan penyimpanan biji

IV.Standarisasi

V.   Prasarana dan Sarana Penanganan pasca panen kakao

VI.Pelestarian Lingkungan

VII.  Pengawasan

Tujuan yang ingin dicapai dari pe nerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao

adalah:

a.  Mempertahankan dan meningkat kan  mutu biji kakao

b.  Menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil kakao

c.   Memudahkan dalam pengangkut an hasil kakao

d.  Meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen kakao

Page 37: Modul k3 lh

e.  Meningkatkan daya saing hasil kakao

f.    Meningkatkan nilai tambah hasil kakao

Tugas Aplikasi Konsep

Setelah menyimak uraian tentang pelaksanaan kerja sesuai dengan SOP maka

jawablah pertanyaan  se bagai berikut :

1.  Bila suatu perusahaan perkebun an tidak memiliki SOP kegiatan budidaya tanaman,

kesalahan apa saja  yang dapat ditimbulkan oleh pekerja?

2.  Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa

manfaat bagi pekerja?

3.  Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa

manfaat bagi pengusaha?

4.  Bila Anda mengamati dua ke lompok pekerja yang satu me ngikuti SOP dan lainya

bekerja tanpa SOP. Kelompok manakah yang akan melakukan proses dan hasil kerja

yang berkualitas. Jelaskan!

Bila bekerja sesuai SOP maka akan diperoleh hasil yang ber kualitas dan waktu

yang efisien. Mengapa demikian?Jelaskan !

1.3. Melaksanakan  pertolongan pertama pada kecelakaan

Page 38: Modul k3 lh

Kondisi darurat merupakan keadaan berbahaya, biasanya bersifat  semen tara

(relatif singkat). Misalnya ke celakaan, kebakaran, dan sebagai nya.  Dalam kondisi

berbahaya dan berlangsung dalam tempo tidak ter lalu lama, maka sangat

diperlukan prosedur  untuk mengatasinya

.

A.     Penanganan Kondisi Darurat di Lapangan  (Pertolongan Pertama pada

Kecelakaan)

 Banyak resiko pekerjaan yang akan terjadi di lapangan, yang dihadapi oleh

pekerja dalam bidang pertanian, khususnya di bidang perkebunan. Resiko tersebut

mulai dari hal-hal yang kecil seperti anggota tubuh terluka, digigit hewan berbisa,

keracunan bahan kimia/ pestisida dan lain-lain yang mungkin terjadi. Bila bekerja di

lapangan, biasanya lokasi tempat bekerja jauh dari pemukiman. Jika terjadi kecelakaan

maka kepada setiap pekerja harus dibekali kemampuan untuk memberikan pertolongan

pertama pada kecelakaan. Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang

diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang

sebelum mendapatkan per olongan dari tenaga medis. Hal Ini berarti :

a.  Pertolongan Pertama harus diberi kan secara cepat walaupun pe rawatan selanjutnya

tertunda.

Page 39: Modul k3 lh

b.  Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit bukan menambah

sakit korban.

Umumnya para pekerja bidang pertanian berada di lapangan, bekerja dalam

kelompok kecil di lokasi ter pisah, sehingga setiap pekerja harus dilatih tentang PP.

Beberapa ke trampilan dasar yang perlu dikuasai adalah bagaimana melakukan

resusitasi jantung paru (RJP), bagaimana mengatasi korban tersedak, bagaimana

mengatasi korban per darahan, bagaimana mengatasi kor ban patah tulang, bagaimana

me ngatasi korban luka bakar dan lain sebagainya. Pelatihan pertolongan pertama

harus dilakukan secara berulang pada interval yang teratur, untuk memasti kan bahwa

ketrampilan dan penge tahuan tidak ketinggalan jaman atau dilupakan. Ketetapan

tentang fasilitas PP dan personil yang terlatih harus ditetapkan melalui peraturan  Alat

atau kotak PPPK yang dirawat dengan baik harus siap tersedia di tempat kerja dan

dilindungi terhadap pencemaran, kelembaban dan ko toran. Wadah ditandai dengan

jelas dan tidak berisi apapun selain peralat an PPPK. Semua operator harus diberitahu

tentang lokasi peralatan PPPK dan prosedur untuk mem peroleh persediaan. Kotak

PPPK

B.     Prosedur Penanganan Darurat di ikuti Berdasarkan Standar Pe   rusahaan dan

Persyaratan Kerja

Page 40: Modul k3 lh

Bagi organisasi perusahaan perke bunan besar, biasanya dalam pe nanganan

kondisi darurat mengguna kan  prosedur sesuai standar yang te lah ditetapkan. Untuk

meminimalkan terjadinya kecelakaan di tempat ker ja, ada beberapa hal yang harus

dipahami oleh semua pihak, antara lain :

a.  Pengusaha harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi resiko

keselamat an dan kesehatan kerja secara sistematis yang mungkin timbul dari

pekerjaan di bidang pertanian /perkebunan.

b.  Identifikasi meliputi potensi baha ya dan resiko yang nyata dan potensi timbulnya

kecelakaan ker ja dan situasi darurat.

c.   Untuk masing-masing kegiatan dan tugas harus dilakukan eva luasi resiko. Setiap

resiko harus diidentifikasi dan dicatat.

d.  Prosedur harus dipelihara untuk mengevaluasi resiko dan penga ruh dari potensi

bahaya yang ter identifikasi, dengan memperhati kan frekuensi kecelakaan yang sering

terjadi.

e.  Berdasarkan hasil evaluasi resiko, perusahaan harus menetapkan tujuan untuk

menurunkan resiko sampai tingkat serendah mungkin, dan melaksanakan tindakan pen

cegahan yang sesuai.

f.    Para manajer, penyelia dan peker ja harus terlibat dalam identifikasi resiko dan

pengaruhnya terhadap keselamatan, kesehatan atau ling kungan kerja.

Page 41: Modul k3 lh

Pasmajaya (2008) menjelaskan bah wa prinsip dasar penanganan keada an darurat di

antaranya :

a.  Pastikan Anda bukan menjadi kor ban berikutnya. Seringkali lengah atau kurang

berpikir panjang bila menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum menolong korban, pe riksa

dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.

b.  Pakailah metode atau cara per tolongan yang cepat, mudah dan efesien.

c.   Pergunakanlah sumber daya yang ada; baik alat, manusia maupun sarana pendukung

lainnya. Bila  bekerja dalam tim, buatlah pe rencanaan yang matang dan dipahami oleh

seluruh anggota.

d.  Buatlah catatan usaha-usaha per tolongan yang telah dilakukan yakni memuat identitas

korban, tempat dan waktu kejadian. Catatan tersebut berguna bagi penderita untuk

mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

Gambar 1.6  Kotak PPPK

Sedangkan tahapan secara umum pertolongan pertama yaitu :

a.  Jangan Panik

b.  Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya

Page 42: Modul k3 lh

c.   Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

d.  Perhatikan tanda-tanda shock

e.  Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.

f.    Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Beberapa contoh kasus dan tindakan pertolongan pertama (pasmajaya, 2008) yaitu

sebagai berikut:

a.   Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak

kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan te naga, dehidrasi (kekurangan cair

an tubuh), hiploglikemia, animea.

Gejala Penanganan       Perasaan limbung       Pandangan berkunang-kunang       Telinga berdenging       Nafas tidak teratur       Muka pucat       Biji mata melebar       Lemas       Keringat dingin       Menguap berlebihan       Tak respon (beberapa menit)       Denyut nadi lambat

       Baringkan korban dalam posisi terlentang       Tinggikan tungkai melebihi ting gi jantung       Longgarkan pakaian yang me ngikat dan

hilangkan barang yang menghambat pernafasan

       Beri udara segar       Periksa kemungkinan cedera lain       Selimuti korban       Korban diistirahatkan beberapa saat       Bila tak segera sadar, periksa nafas dan nadi,

posisi stabil  kemudian rujuk ke instansi ke sehatan

b.   Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami ke kurangan cairan. Hal ini

terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang ma suk. Keluarnya

cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan ka

Page 43: Modul k3 lh

rena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu

panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.

Gejala PenangananGejala   dehidrasi ringan       Kekurangan cairan 5% dari berat badan       Penderita merasa haus       Denyut nadi lebih dari 90 kali per menitGejala dehidrasi sedang       Kekurangan cairan antara 5%-10% dari berat badan       Denyut nadi lebih dari 90 kali per  menit       Nadi lemah       Sangat hausGejala dehidrasi berat       Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan       Hipotensi       Mata cekung       Nadi sangat lemah, sampai tak terasa       Kejang-kejang

       Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock

       Mengganti elektrolit yang le mah

       Mengenal dan mengatasi kom plikasi yang ada

       Memberantas penyebabnya       Rutinlah minum jangan

tunggu haus

c.   Asma yaitu penyempitan/ gangguan saluran pernafasan

Gejala Penanganan       Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik

nafas       Terdengar suara nafas tambah an       Otot Bantu nafas terlihat me nonjol (dileher)       Irama nafas tidak teratur       Terjadinya perubahan warna kulit

merah/pucat/ kebiruan/ sianosis)       Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

       Tenangkan korban       Bawa ketempat yang luas dan sejuk       Posisikan ½ duduk       Atur nafas       Beri (bantu) oksigen bila diperlukan

d.   Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras

Gejala Penanganan       Warna kebiruan/merah pada kulit       Nyeri jika di tekan       Kadang disertai bengkak

       Kompres dingin       Balut tekan       Tinggikan bagian luka

Page 44: Modul k3 lh

e.   Luka yaitu suatu keadaan terputus nya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena

kekerasan/injury.

Gejala Penanganan       Terbukanya kulit       Pendarahan       Rasa nyeri

       Bersihkan luka dengan anti septic(alcohol/boorwater)

       Tutup luka dengan kasa steril/ plester       Balut tekan (jika pendarahan nya

besar)       Jika hanya lecet, biarkan ter buka

untuk proses pengeringan luka

f.    Luka bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang

menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar).

Gejala Penanganan       Matikan api dengan memutuskan suplai

oksigen       Perhatikan keadaan umum penderita       Pendinginan yaitu dilakukan de ngan

membuka pakaian penderita/ korban. Kemudian, merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup di kompres air.

       Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka

       Penderita dikerudungi kain pu tih       Luka jangan diberi zat yang tak larut

dalam air seperti mentega, kecap        Khusus untuk luka bakar di daerah

wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh

g.   Gigitan binatang; gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupa kan alat dari

binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang me

ngancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang

Page 45: Modul k3 lh

berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada

gigitan binatang lebih besar dari pada luka biasa.

Gejala Penanganan                Cucilah bagian yang tergigit dengan

air hangat dengan sedikit antiseptik.       Bila pendarahan, segera dira wat

kemudian dibalut.

h.   Gigitan ular; tidak semua ular ber bisa, akan tetapi hidup penderita/ korban tergantung

dari ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap

menganggap bahwa ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3,

yaitu :

Gejala Penanganan       Hematotoksin (keracunan dalam)       Neurotoksin (bisa/racun menye

rang sistem saraf)       Histaminik (bisa menyebabkan

alergi pada korban)

       Terlentangkan/ baringkan pen derita dengan bagian yang ter gigit lebih rendah dari jantung.

       Tenangkan penderita, agar pen jalaran bisa/racun ular tidak se makin cepat

       Cegah penyebaran bisa pende rita dari daerah gigitan yaitu:

      Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkak an untuk membendung se bagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi alir an arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik

      Letakkan daerah gigitan dari tubuh      Lakukan kompres es      Usahakan agar penderita se tenang mungkin,

bila perlu berikan petidine 50 mg/im un tuk menghilangkan rasa nyeri.

       Perawatan luka      Hindari kontak luka dengan larutan asam

KMn04, yo dium atau benda panas

Page 46: Modul k3 lh

      Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan ke dalam lukanya, bila perlu pengeluar an ini dibantu dengan pe ngisapan melalui breast pump sprit atau dengan isapan mu lut sebab bisa ular tidak ber bahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).

       Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)

       Perbaikan sirkulasi darah      Kopi pahit pekat      Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv       Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor

i.    Gigitan lipan

Gejala Penanganan       Ada sepasang luka bekas gigit an       Sekitar luka bengkak, rasa ter bakar, pegal

dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya se telah 4-5 jam

       Kompres dengan air dingin dan cuci dengan obat antiseptik

       Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik

j.    Gigitan Lintah dan Pacet

Gejala Penanganan       Pembengkakan, gatal dan  ke merah-

merahan (lintah)       Lepaskan lintah/pacet dengan

bantuan air tembakau/ air garam       Bila ada tanda-tanda reaksi

kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

Kemudian hal yang perlu diketahui seorang pekerja dalam memberikan

pertolongan kepada pihak lain dapat berupa evakuasi korban. Bentuk bantuan evakuasi

korban yaitu me rupakan salah satu tahapan dalam pertolongan pertama untuk memin

Page 47: Modul k3 lh

dahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman, agar men dapatkan pertolongan

medis lebih lanjut.

Prinsip evakuasi adalah :

a.   Dilakukan jika mutlak perlu

b.   Menggunakan teknik yang baik dan benar

c.   Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat

untuk me nyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian.

Alat Pengangkutan

Untuk melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat

bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan,

kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

a.  Manusia

Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pe ngangkut

mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan. Bila petugas penolong satu orang maka

korban dapat dievakuasi dengan cara :

       Dipondong; untuk korban ringan dan anak-anak

       Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang

       Dipapah; untuk korban tanpa luka di bahu atas

       Dipanggul/digendong

Page 48: Modul k3 lh

       Merayap posisi miring

Bila petugas penolong dua orang maka korban dapat dievakuasi dengan

memperhatikan yaitu pengangkutannya tergantung cidera penderita tersebut dan

diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut

korban patah tulang leher atau tulang punggung. Karena itu cara evakuasi dapat

dilakukan dengan cara:

       Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan

       Model membawa balok

       Model membawa kereta

b.  Alat bantu evakuasi

Selain manusia, alat bantu evakuasi dapat digunakan :

       Tandu permanen

       Tandu darurat

       Kain keras/ponco/jaket lengan panjang

       Tali/webbing

2.  Pelaporan, Pencatatan, Penyelidik an dan Pemberitahuan Penyakit dan Kecelakaan

Kerja.

Page 49: Modul k3 lh

Pelaporan, pencatatan, pemberitahu an dan penyelidikan tentang kece lakaan

dan penyakit akibat kerja ha rus dilaksanakan untuk :

a.  Menyediakan informasi yang da pat dipercaya tentang kecelakaan dan penyakit akibat

kerja pada tingkat perusahaan.

b.  Mengidentifikasi permasalahan ke selamatan dan kesehatan kerja utama yang timbul

dari kegiatan perkebunan.

c.   Menentukan prioritas tindakan.

d.  Meningkatkan cara efektif yang berkaitan dengan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

e.  Memantau keefektifan tingkat ke puasan keselamatan dan kesehat an kerja.

Para pekerja dan wakil mereka harus diberi informasi yang tepat oleh

pengusaha, mengenai pengaturan,  pelaporan, pencatatan dan pemberi tahuan

informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keadaan berikut merupakan

hal yang harus dilaporkan dan diberitahukan :

a.  Semua kecelakaan fatal

b.  Kecelakaan kerja yang menye babkan hilangnya waktu kerja, dan kerugian tidak

bermakna.

c.   Semua penyakit akibat kerja, yang terjadi pada setiap orang, apakah orang yang

dipekerjakan atau usaha mandiri.

Untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja internal, pencatatan pada

tingkat perusahaan diperluas dari syarat-syarat yang ditetapkan di atas, yaitu

Page 50: Modul k3 lh

kecelakaan selama per jalanan pulang pergi, kecelakaan dan kejadian berbahaya yang

tidak me nyebabkan hilangnya waktu kerja.

Pelaporan, pencatatan, pemberitahu an dan penyelidikan tentang ke celakaan

dan penyakit akibat kerja harus mengikuti prosedur standar. Semua kecelakaan dan

penyakit akibat kerja harus dilaporkan secara tertulis dengan menggunakan suatu

format standar. Informasi mengenai kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang harus

diberitakan dan format standar pemberitahuan yang disaran kan harus ditetapkan

melalui  peratur an secara nasional.

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus diberitahukan kepada yang

disyaratkan oleh peraturan, antara lain kepada :

a.    Keluarga korban kecelakaan, yang harus diberitahukan secepat mungkin:

b.    Otoritas yang kompeten;

c.    Otoritas ganti-rugi yang sesuai (sebagai contoh jaminan sosial atau penjamin asuransi)

d.    Badan/ instansi yang menyusun statistik keselamatan dan kesehatan kerja nasional.

e.    Badan/instansi lain yang terkait.

Tugas Aplikasi Konsep

 Jelaskan makna dari P3K !

1.    Bila Anda seorang pekerja me mahami tentang K3, persiapan apa saja

berkaitan dengan P3K ?

Page 51: Modul k3 lh

2.    Jenis kecelakaan apa saja yang sering terjadi pada kegiatan bu didaya tanaman ?

3.    Ketrampilan apa saja yang harus Anda miliki agar dapat mengobati diri sendiri atau

menolong orang lain yang mendapat suatu ke celakaan kerja ?   Tugas Penyelesaian Masalah

1.     Para pekerja di perkebunan, biasa nya bekerja secara terpencar sesuai ancak atau

blok-blok tanaman. Da lam melakukan tugasnya, pekerja sering berhadapan dengan

resiko kecelakaan binatang buas dan berbisa. Berkaitan dengan kondisi di atas,

perlengkapan apa saja yang perlu dipersiapkan agar Anda selamat dalam bekerja di

lapangan ?

2.     Tindakan apa sebagai pertolongan pertama yang akan Anda berikan kepada teman

saudara bila  terluka atau terkena gigitan ular ?