modul ii-spesies final

56
IDENTIFIKASI SPESIES MIKROORGANISME SAMPEL I. TUJUAN Mahasiswa dapat menggunakan teknik pewarnaan, pengkulturan dan uji biokimia yang telah didapat sebelumnya untuk menentukan spesies kultur bakteri yang belum diketahui. II. DASAR TEORI Dalam biologi, sistem tatanama binomial merupakan sistem formal penamaan organisme yang dikenalkan oleh Carl Linnaeus, maka sejak saat itu nama ilmiah suatu makhluk hidup terdiri atas dua nama atau kata yaitu kata pertama menunjukan genus (penulisannya diawali dengan huruf kapital) dan kata kedua menunjukan nama spesiesnya, misal Staphylococcus epidermidis, nama Staphylococcus merupakan nama genus sedangkan epidermidis merupakan nama spesies. Spesies berasal dari bahasa Latin species yang merupakan tingkatan dalam taksonomi yang terkecil (tingkatan terendah dalam tingkat taksonomi), biasanya digunakan untuk mengklasifikasi organisme baik yang hidup maupun organisme yang fosil. ( sumber dari: anonim.

Upload: arlita-pd

Post on 29-Jun-2015

700 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul II-spesies final

IDENTIFIKASI SPESIES MIKROORGANISME

SAMPEL

I. TUJUAN

Mahasiswa dapat menggunakan teknik pewarnaan, pengkulturan dan

uji biokimia yang telah didapat sebelumnya untuk menentukan spesies kultur

bakteri yang belum diketahui.

II. DASAR TEORI

Dalam biologi, sistem tatanama binomial merupakan sistem formal

penamaan organisme yang dikenalkan oleh Carl Linnaeus, maka sejak saat itu

nama ilmiah suatu makhluk hidup terdiri atas dua nama atau kata yaitu kata

pertama menunjukan genus (penulisannya diawali dengan huruf kapital) dan

kata kedua menunjukan nama spesiesnya, misal Staphylococcus epidermidis,

nama Staphylococcus merupakan nama genus sedangkan epidermidis

merupakan nama spesies. Spesies berasal dari bahasa Latin species yang

merupakan tingkatan dalam taksonomi yang terkecil (tingkatan terendah dalam

tingkat taksonomi), biasanya digunakan untuk mengklasifikasi organisme baik

yang hidup maupun organisme yang fosil. ( sumber dari: anonim. Binomial

Nomenclatrure. http://www.absolute astronomy.com /topics/Binomial_nom

enclature).

Metode identifikasi dapat digunakan juga sampai diketahui spesies

dari suatu bakteri. Penggunakan kunci dikotomi akan sangat membantu

praktikan sehingga tidak perlu melakukan semua uji untuk dapat mengetahui

spesies dari sampel bakteri yang tidak diketahui. Dikotomi adalah pembagian

organisme sesuai karakteristik yang muncul pada suatu kelompok dan

karakteristik tersebut tidak ditemukan pada kelompok yang lain. Dikotomi

sebagai bagian proses identifikasi spesies (kunci dikotomi) merupakan

sekelompok pertanyaan berkesinambungan (“series of question”) dimana tiap

lajur panah merupakan set dari karakteristik organisme yang ujungnya atau

Page 2: Modul II-spesies final

akhir menunjukkan pada spesies tertentu. (sumber dari: anonim. Dichotomy.

http://www.absoluteastronomy.com/topics/Dichotomy).

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam pengujian ini adalah

pewarnaan gram yang berfungsi untuk mengetahui jenis gram (positif yang

ditandai dengan warna biru-ungu atau negatif yang ditandai dengan warna

merah) dan bentuk dari sel bakteri. Metode pewarnaan gram membutuhkan 4

jenis larutan atau reagen, antara lain: kristal gentian violet (Gram I), iod (Gram

II), etanol 96% (GramIII), dan safranin (Gram IV). (sumber dari: anonim.

Gram staining. http://www.absoluteastronomy.com/topics/Gram_staining).

Prinsip dasar dari metode pewarnaan gram adalah sebagai berikut

Hal pertama yang harus dilakukan adalah fiksasi, fiksasi berfungsi untuk

membunuh dan melekatkan bakteri pada kaca objek sehingga pewarnaan dapat

dilakukan dengan baik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan penambahan

senyawa-senyawa pewarna. Reagen pertama yang digunakan disebut warna

dasar yaitu karbol gentian violet. Pewarna ini akan menempel pada lapisan

poeptidoglikan gram positif dan LPS pada gram negative. Reagen kedua untuk

memperkuat penempelan warna pada membran sel bakteri yaitu pewarna lugol.

Sedangkan raegen ke 3 yaitu etanol absolute digunkan untuk mencuci warna

(decolorizing agent). Lunturnya tidaknya warna dasar tergantung pada

komposisi dinding sel, bakteri gram negative yang mempunyai LPS warnanya

akan luntur karena lemak larut dalam alkohol, dan sedangkan warna pada

dinding sel bakteri gram positif tidak luntur karena warna sudah terikat pada

dinding sel. Dengan kata lain, pemberian etanol memiliki 2 fungsi yaitu pada

gram positif alkohol mengakibatkan peptidoglikan terdehidrasi sehingga

ukuran porinya mengecil. Ini mengakibatkan kristal violet tidak dapat keluar

dari sitoplasma. Sedangkan pada gram negatif alkohol mencuci dinding sel dan

meninggalkan lubang kecil pada peptidoglikan. Ini mengakibakan kristal violet

tercuci keluar dan sel menjadi tidak berwarna. Reagen yang terakhir adalah

warna pembanding yaitu fuchsin, pewarna tandingan ini akan masuk ke

dinding sel bakteri gram negatif. Sehingga didapat perbedaan warna antara

gram negative dan gram positif dari warna yang terlihat. Dari hasil yang

Page 3: Modul II-spesies final

didapat, bakteri dapat diamati bentuk , ukuran, dan jenis gram bakteri. Berikut

ini adalah skema dari pewarnaan gram.

Gb. pewarnaan gram bakteri gram positif dan negatif

Setelah pewarnaan gram selesai kita lakukan, kita lakukan

pengamatan di mikroskop untuk melihat bentuk dan jenis bakteri. Bentuk

bakteri sendiri ada bermacam-macam antara lain cocci (bulat), bacilli (batang),

vibrio (koma), coccobaccil, dan masih banyak lagi. Dari berbagai bentuk

tersebut, bentuk palung umum yang dimiliki oleh sebagian besar bakteri adalah

bentuk cocci dan bacilli.

Setelah kita mengetahui bentuk dan jenis gram bakteri (gram positif

atau negatif), kita dapat melakukan berbagai uji biokimia yang jalurnya telah

ditentukan berdasarkan kunci dikotomi. Kita ikuti uji apa yang harus dilakukan

setelah kita ketahui bentuk dan jenis gramnya, tiap bakteri dengan bentuk dan

jenis gram yang berbeda akan melalui jalur uji yang berbeda. Dari hasil uji

tersebut kita bisa menentukan lagi uji apa yang harus kita lakukan selanjutnya,

hal itu terus kita lakukan hingga akhirnya kita dapat menentukan spesies

bakteri sampel kita. Berikut ini adalah kunci dikotomi untuk penentuan spesies

bakteri gram positif dan negatif :

Page 4: Modul II-spesies final
Page 5: Modul II-spesies final
Page 6: Modul II-spesies final

Sebagian besar uji yang kita lakukan adalah sama dengan yang kita

lakukan di penentuan genus bakteri, uji tersebut antara lain :

a. Uji fermentasi karbohidrat

Bakteri memproduksi asam organik ketika mereka memfermentasi

karbohidrat tertentu. Uji karbohidrat ini dirancang untuk mendeteksi

perubahan pH yang terjadi jika fermentasi dari karbohidrat tertentu tersebut

berlangsung. Asam akan menurunkan pH media dan menyebabkan indikator

phenol red berubah warna menjadi kuning. Jika bakteri tidak

memfermentasikan karbohidrat tersebut warna media akan tetap merah. Jika

dihasilkan gas selama proses fermentasi maka akan timbul gelembung pada

tabung Durham (yaitu tabung kecil yang letaknya terbalik). Media yang

digunakan dalam uji karbihidrat ini adalah Phenol red lactose broth, Phenol

red dextrose broth, dan Phenol red sucrose broth dan Phenol red mannitol

broth. Berikut ini adalah gambar hasil uji fermentasi karbohidrat:

Gb. Uji fermentasi karbohidratKeterangan : Tabung yang di kiri menunjukkan bahwa asam yang terbentuk lebih

sedikit dibandingkan dengan tabung yang paling kanan.

Tabung yang di tengah menunjukkan bahwa tidak terjadi fermentasi kar-

bohirat, tidak terbentuk asam maupun gas (warna media tetap merah dan

tidak terbentuk gelembung pada tabung Durham) uji negatif

Tabung yang paling kanan menunjukkan bahwa terjadi fermentasi karbo-

hirat disertai dengan pembentukan asam dan gas (warna media berubah

menjadi kuning dan terbentuk gelembung pada tabung Durham) uji

positif

Page 7: Modul II-spesies final

b. Uji Indol

Indole adalah sebuah senyawa organik aromatik heterosiklik.Indole

is a popular component of fragrances and the precursor to many

pharmaceuticals. Indole adalah komponen populer wewangian dan

pendahulu untuk banyak obat-obatan. Compounds that contain an indole

ring are called indoles. Senyawa yang mengandung sebuah cincin indola

disebut indoles. The most famous derivative is the amino acid . Derivatif

yang paling terkenal adalah asam amino triptofan.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

pertumbuhan bakteri dapat membentuk indol dari degradasi asam amino

triptophan, karena tidak semua bakteri mampu mendegradasi tiptophan

membentuk indol. Media yang digunakan dalam uji ini adalah SIM agar

deep tube . Konversi asam amino triptofan menjadi bentuk produk metabolit

yang di lakukan oleh enzim triptophanase.

Gb. Reaksi pembentukan indol

Uji positif untuk uji indol ditandai dengan ketika reagen Kovac’s

ditambahkan ke media akan terbentuk lapisan berwarna merah muda pada

permukaan media. Uji negatif ditunjukkan dengan tidak terbentuknya

lapisan merah muda. Warna merah ini dapat terbentuk karena indol yang

dihasilkan oleh bakteri bereaksi dengan p-dimetilaminobenzaldehid yang

terkandung dalam reagen Kovac’s.

Page 8: Modul II-spesies final

Gb. Uji indol

c. Uji Produksi H2S

Media yang digunakan untuk uji ini adalah SIM agar, media ini

mengandung peptone dan sodium tiosulfate sebagai sumber sulfur. Uji

produksi H2S positif ditandai dengan perubahan warna media menjadi

hitam, hal ini berarti bakteri menghasilkan Hidrogen Sulfit (H2S). Indicator

yang biasa digunakan adalah FeSO4 yang berfungsi untuk memadatkan

media dan meningkatkan resiprasi anaerobik. Bila menghasilakn gas H2S

gas tersebut akan bereaksi dengan FeSO4 dan akan membentuk presipitat

berwarna hitam.

Gb. Uji produksi H2S

d. Uji MRVP

Media yang digunakan dalam uji ini adalah MRVP Broth. Test ini

digunakan untuk menentukan 2 hal. Uji MR digunakan untuk menentukan

apakah glukosa dapat diubah menjadi produk asam seperti asam laktat,

asetat atau format. Sedangkan uji VP digunakan untuk menentukan apakah

glukosa dapat diubah menjadi asetil metil karbinol. Tes ini dilakukan

dengan membagi media yang telah ditumbuhi oleh bakteri menjadi 2 bagian.

Yang satu digunakan untuk uji MR sedangkan yang satu digunakan untuk

uji VP.

MR test

Page 9: Modul II-spesies final

Beberapa bakteri dapat menghasilkan asam sebagai hasil fermentasi

glukosa. Namun, pada umumnya asam yang dihasilkan tidak cukup

banyak untuk mengubah warna metil merah menjadi merah karena

kondisi yang terlalu asam dapat mengganggu kelangsungan hidup

mikroorganisme. Uji MR dilakukan dengan menambahkan metil merah

ke dalam tabung yang akan digunakan untuk uji MR. Uji positif

ditunjukkan dengan berubahnya warna media menjadi merah.Sedangkan

uji tersebut dikatakan negatif bila terbentuk warna kuning yang berarti

glukosa diubah menjadi produk akhir yang bersifat netral.

Gb. Uji MR

VP test

Pertama tama larutan alfa naftol (Reagen Barrit A) dan KOH 40%

(reagen Barrit B) ditambahkan ke dalam medium VP. Setelah beberapa

saat akan terjadi perubahan warna media menjadi mereah jika asetil metil

karbinol dihasilkan oleh bakteri tersebut (uji positif). Jika asetil metil

karbinol tidak dihasilkan maka media akan berwarna kuning.

 

Page 10: Modul II-spesies final

Gb. Uji VP

e. Uji Penggunaan Sitrat

Uji ini dilakukan untuk mengetes apakah bakteri tersebut dapat

mengkonversi sitrat (salah satu senyawa antara dalam siklus Kreb’s)

menjadi oksaloasetat (senyawa antara lain dalam siklus Kreb’s). Media yang

digunakan adalah Sommon’s Citrate agar, pada media ini sitrat merupakan

satu-satunya sumber karbon yang tersedia bagi bakteri. Jika bakteri

terssebut tidak dapat menggunakan sitrat maka bakteri tersebut tidak akan

tumbuh. Jika bakteri dapat menggunakan sitrat, maka bakteri akan tumbuh

dan media akan berubah warnanya menjadi biru sebagai dampak dari

meningkatnya pH dari media.

Gb. Uji sitrat

(http://web.fccj.edu/%7Elnorman/index.htm?index=0)

f. Uji Reduksi Nitrat

Semua makhluk hidup memerlukan berbagai materi organik dan

anorganik. Nitrogen merupakan komponen penyusun protein dan asam

nukleat yang ada di dalam jaringan hidup. Dalam metabolisme dikatakan

bahwa metabolisme tersebut anaerobik jika tidak molekul oksigen yang

tersedia sebagai akseptor elektron terakhir ( H+ ditangkap O2 jadi H2O).

Pada beberapa bakteri dalam kondisi anaerob tersebut, mampu

menggunakan senyawa anorganik lain sebagai akseptor elektron. Senyawa

Page 11: Modul II-spesies final

Reduksi nitrit lebih lanjut menjadi amoniak atau molekul nitrogen

yang dapat digunakan adalah senyawa sulfat dan nitrat. Jika senyawa nitrat

digunakan, maka senyawa nitrat akan diubah menjadi nitrit. Enzim yang

berperan dalam proses ini adalah nitrat reduktase. Pada beberapa organisme,

reaksi ini tidak hanya saja berhenti sampai nitrit namun dapat berlanjut

dengan reduksi nitrit menjadi ammonia atau molekul nitrogen. Reaksinya

adalah sebagai berikut :

NO3- + 2H+ NO2- + H2O

Reduksi nitrat oleh nitrat reduktase

NO2- NH3

+

atau

2NO3- + 12H+ + 10e- N2 + 6H2O

Dalam uji ini media yang digunakan adalah nitrate broth yang

komposisi utamanya antara lain, nutrien broth dan 0.1% KNO3 sebagai

sumber nitrat. Selain itu juga agar ditambahkan sehingga medium ini

menjadi semi-solid sehingga menghalangi masuknya oksigen ke dalam

media agar kondisi anaerobik dapat tercipta.

Hasil uji dikatakan positif jika muncul warna merah pada larutan

setelah penambahan reagen larutan A yang mengandung asam sulfanilat,

dan larutan B yang mengandung α-naphtylamine.

PembenReaksi pembentukan warna merah pada uji

nitrat

Namun jika hasil negatif yang didapat yaitu setelah penambahan

reagen warna larutan tidak berubah, belum dapat dipastikan bahwa bakteri

tersebut tidak mampu mereduksi nitrat. Ada dua kemungkinan sehingga hal

Page 12: Modul II-spesies final

tersebut dapat terjadi. Kemungkinan yang pertama adalah nitrat tidak

direduksi oleh bakteri, dan yang kedua adalah nitrit yang telah terbentuk

telah direduksi lebih lanjut menjadi amonia atau molekular nitrogen

sehingga diperlukan analisa lebih lanjut untuk memastikan kemungkinan

mana yang terjadi. Oleh karena itu, larutan diberi bubuk Zn yang dapat

berfungsi untuk mereduksi nitrat menjadi nitrit dan membentuk warna

merah. Jadi apabila setelah penambahan Zn warna larutan berubah menjadi

merah berarti nitrat di media memang tidak direduksi oleh bakteri dan dapat

dipastikan hasil uji bernilai negatif. Sebaliknya jika tidak terbentuk warna

merah, berarti nitrat pada media telah direduksi oleh bakteri.

Gb. Uji reduksi nitrat

g. Uji Katalase

“Katalase adalah enzim umum yang ditemukan hampir pada semua

mahkluk hidup yang terexpos oleh oksigen, dimana ia berfungsi untuk

mendekomposisi hidrogen peroksida. Satu molekul katalase dapat

mengubah jutaan molekul hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen

perdetik”, (dikutip dari http://www.absoluteastronomy.com/topics/

Catalase).

Selama respirasi aerobik, mikroorganisme dapat memproduksi

hidrogen peroksida sebagai produk samping. Hidrogen Peroksida adalah

senyawa superoksida yang bersifat toksik, jika terakumulasi dalam jumlah

besar dapat mengakibatkan kematian organisme itu sendiri. Hidrogen

Peroksida ini diproduksi ketika bakteri aerob, facultative anaerob, dan

Page 13: Modul II-spesies final

mikroaerophile menggunakan jalur respirasi aerobik selama proses

degradasi karbohidrat berlangsung. Oleh karena itu mikroorganisme

memerlukan enzim katalase yang akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.

2H2O2 2H2O + O2 (g)

Untuk menguji adanya enzim katalase oleh suatu bakteri, maka

bakteri tersebut dapat ditumbuhkan pada media trypticase soy agar. Setelah

inkubasi (24 – 48 jam pada 370C) dan koloni bakteri telah tumbuh pada

media, maka dapat ditambahkan hidrogen peroksida pada media. Jika ada

enzim katalase, maka diindikasikan oleh munculnya gelembung dari gas

oksigen yang ‘terbebas’ sehingga uji ini dikatakan positif; sedangkan jika

tidak terbentuk gelembung berarti uji menunjukan hasil negatif.

h. Uji Urease

“Enzim urease yang dihasikan bakteri untuk menguraikan urea

menjadi amonia dan karbonat. Amonia bergabung dengan air membentuk

amonium sehingga pH air makin tinggi” ( dikutip dari

http://www.indofarma.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=20& Itemid=125). Urease adalah

enzim hidrolitik yang menyerang ikatan nitrogen dan karbon pada

komponen amida misalnya urea dan membentuk alkaline yang produk

akhirnya adalah ammonia.

Uji aktivitas urease dilakukan dengan pertama-tama menumbuhkan

bakteri uji pada media urea broth yang mengandung indikator pH yaitu

phenol red. Adanya amonia dalam media akan menyebabkan warna

indikator berubah menjadi pink tua yang menandakan bahwa bakteri uji

memiliki enzim urease sehingga dapat dikatakan reaksi ini menunjukan

hasil uji positif. Hasil negatif ditandai dengan tidak terbentuknya warna pink

tua pada larutan.

Keterangan:

Tabung yang paling kiri menunjukkan

uji positif, tabung yang di tengah

menunjukkan uji negatif, sedangkan

tabung yang di kanan adalah media

yang tidak diinokulasi.

Page 14: Modul II-spesies final

Gb. Uji Aktivitas urease

i. Uji Litmus Milk

Media yang dipakai dalam uji ini adalah litmus milk yaitu media

yang terdiri dari 2 komponen utama yaitu susu dan litmus. “Litmus milk

adalah medium berbasis susu untuk membedakan spesies antar bakteri.

Laktosa, litmus dan kasein terkandung dalam medium yang dapat

dimetabolisme oleh tipe bakteri yang berbeda. Penambahan litmus lebih

mengarah pada perubahan pH berlaku sebagai oksidasi dan reduksi

indikator. Tes sendiri menunjukan ketika bakteri dapat menfermentasikan

laktosa, mereduksi litmus, membentuk gas, membentuk gumpalan atau

memulai peptonisasi.”(dikutip dari

http://www.absoluteastronomy.com/topics/ Litmus_milk). Jadi uji ini

bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan

komponen-komponen yang terdapat pada susu, misalnya laktosa, protein

susu (kasein), lacto-albumin, dan lactoglobulin. Dan untuk mendeteksi

perubahan digunakan indikator litmus.

Bakteri-bakteri yang mampu menggunakan laktosa sebagai sumber

karbon, berarti mempunyai enzim galaktosidase yang dapat memecah

molekul laktosa menjadi glukosa. Proses berikutnya adalah fermentasi

karbohirat yang akan menghasilkan asam sebagai produk akhirnya. Oleh

karena adanya asam maka akan mengakibatkan perubahan warna litmus dari

ungu menjadi merah muda. Perubahan warna litmus ini akan terjadi di

sekitar pH 4. Fermentasi biasanya diikuti juga dengan pembentukan gas.

Gas yang terbentuk umumnya adalah gas hidrogen dan gas karbondioksida.

Pembentukan gas ini dapat menyebabkan muncul retakan pada curd yang

terbentuk. Selain mendekteksi peristiwa diatas, uji litmus milk dapat

digunakan untuk menguji kemampuan bakteri dalam mereduksi litmus.

Page 15: Modul II-spesies final

Litmus ini tereduksi akibat adanya peranan litmus sebagai akseptor elektron

dalam proses metabolisme bakteri tersebut. Pereduksian litmus ini akan

mengubah warna media dari ungu menjadi putih susu

Aktivitas biokimia bakteri dapat menghasilkan dua jenis curd, yaitu

acid curd dan rennet curd bergantung pada mekanisme pembentukannya.

Acid curd terbentuk karena adanya asam organik pada media dan dapat

menyebabkan presipitasi berupa calcium caseinate dari kasein susu

membentuk gumpalan yang tidak dapat larut. Gumpalan yang terbentuk

keras dan tidak dapat berpindah dari dinding tabung walaupun tabung

dimiringkan. Sedangkan rennet curd, diproduksi oleh beberapa organisme

yang mampu memproduksi renin, suatu enzim yang bekerja pada kasein dan

membentuk paracasein yang dengan keberadaan ion kalsium akan diubah

menjadi calcium paracaseinate dan membentuk gumpalan lembut dan

bersifat semisolid. Apabila tabung digoyangkan, maka gumpalan akan ikut

bergerak. Bagian lain dari susu yang dapat digunakan adalah protein susu.

Beberapa bakteri dapat menghasilkan enzim proteolisis yang dapat

memecah protein menjadi asam amino dan hal itu dapat dilihat dari media

yang menjadi jernih kecoklatan. Proses pemecahan ini akan mengakibatkan

pelepasan amonia yang akan meningkatkan kebasaan dari media. Naiknya

nilai pH ini akan menimbulkan pita berwarna ungu tua pada bagian atas

media. Kegunaan lainnya, uji litmus milk juga dapat digunakan untuk

menguji kemampuan bakteri dalam mendegradasi kasein. Degradasi dari

kasein menjadi rantai polipeptida yang lebih pendek ini diikuti dengan

pelepasan produk akhir yang bersifat basa yang mengakibatkan perubahan

warna litmus dari ungu menjadi biru tua.

Page 16: Modul II-spesies final

Gb. Uji litmus milk

Selain berbagai uji di atas, ada beberapa uji lain yang tidak kita

lakukan dalam penentuan genus bakteri. Uji-uji tersebut antara lain:

a. Uji hemolitik

Hemolisis adalah pemecahan sel darah merah oleh suatu subtansi yang

disebut hemolisin. Kemampuan koloni bakteri dalam memecahkan sel

darah merah ketika bakteri tumbuh dapat digunakan dalam

mengklasifikasikan mikroorganisme tertentu. Ada beberapa tipe

hemolisis antara lain;

1. Hemolisis Alfa

Hemolisis jenis ini dapat diketahui dengan munculnya warna gelap

dan kehijauan pada media disekeliling atau di bagian bawah koloni

bakteri. Peristiwa ini juga dapat dikatakan hemolisis parsial atau

hemolisis tidak sempurna. Alfa hemolisis umumnya terjadi karena

peroksida yang dihasilkan oleh bakteri.

2. Hemolisis Beta

Kadang-kadang disebut juga hemolisis sempurna atau complete

hemolysis, dimana sel darah merah sepenuhnya terlisiskan. Hal itu

dapat dilihat dengan munculnya area transparan dan terang pada

media disekeliling koloni atau di bagian bawah koloni bakteri.

3. Hemolisis gamma

Disebut juga non-hemolisis, organisme jenis ini tidak dapat

melakukan pemecahan sel darah merah atau hemolisis, hal ini ditandai

dengan tidak berubahnya media disekeliling atau bagian bawah koloni

bakteri

Darah yang digunakan untuk agar ini adalah tanpa molekul fibrin

sehingga dapat dipastikan pembekuan darah tidak terjadi di media, karena

Page 17: Modul II-spesies final

jika terjadi pembekuan darah dapat mengganggu deteksi visual dari reaksi

hemolisis. (sumber dari: anonim. Hemolysis (Microbiology).

http://www.absoluteastronomy.com /topics/Hemolysis_(microbiology) )

Gb. Uji hemolisis

b. Uji Bile Esculin

Uji ini digunakan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi anggota

dari genus Enterococcus. Bakteri yang dikatakan dapat menghidrolisis

esculin adalah ketika muncul warna hitam akibat interaksi ferric citrate

dengan esculetin yang merupakan hasil hidrolisis esculin setelah bakteri

diinkubasi selama 24-48 jam pada 37˚C. (sumber dari: anonim. Bile

Esculin Agar http://www.absoluteastronomy.com

/topics/Bile_esculin_agar)

c. Uji Pigmen

Pigment bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu pigmen

bakteri yang dapat larut dalam air dan yang larut di dalam minyak.

Beberapa strain dari S. aureus mampu memproduksi staphyloxanthin

(sebuah karotenoid) sebagai antioksidan yang membantu mikroba tetap

hidup walau ada substansi penyebab oksidasi seperti hidrogen peroksida.

(sumber gambar dari:

http://randstarteam.blogspot.com/2007/

12/principles-of-test-used-by-

team.html)

Page 18: Modul II-spesies final

(sumber dari: anonim. Staphylococcus aureus.

http://www.absoluteastronomy.com/ topics/Staphylococcus_aureus).

Ada tidaknya pigment dapat digunakan dalam mengidentifikasi

suatu bakteri. Namun warna dari pigment tidak dapat dijadikan acuan

karena terkadang warna dari suatu koloni bakteri tergantung dari kondisi

dan lingkungan hidupnya.

d. Uji Bile Solubility

Uji digunakan untuk membedakan golongan bakteri alfa hemolisis.

Media yang digunakan mengandung bile atau bile salt, contohnya SDS

(Sodium Dodecyl Sulphate), ketika ditumbuhkan pada media ini, dinding

sel bakteri Pneumococcus akan mengalami lisis sedangkan kelompok alfa

hemolisis yang lain tidak mengalami lisis sehingga kelompok ini disebut

bile insoluble (pada media akan terlihat keruh). Pada kultur bile soluble

media akan terlihat jernih. (sumber dari: anonim. 2007. Principles of Test

used by the team: Laboratory test Principles.

http://randstarteam.blogspot.com/2007/12/principles-of-test-used-by-

team.html)

e. Uji 6.5% Sodium Chloride Broth

NaCl dipakai untuk membedakan antara gram positive cocci yang

akan dapat bertumbuh dalam 6.5% NaCl dengan yang tidak teradaptasi

pada konsentrasi garam ini. Spesies Enterococcus akan dapat bertahan

pada konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan gram

positive cocci yang lain. (sumber dari: anonim. 2007. Principles of Test

used by the team: Laboratory test Principles.

http://randstarteam.blogspot.com/2007/12/principles-of-test-used-by-

team.html)

Page 19: Modul II-spesies final

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

- Tabung

- Cawan petri

- Objek glass

- Jarum ose

- Erlemeyer

- Beker glass

- Pipet

- Hotplate stirrer

- Lampu spiritus

2. Bahan :

- Sampel bakteri (Sampel A, B, C) - Phenol Red Lactose Broth

- Crystal violet (Gram I) - Phenol Red Dextrose Broth

- Gram’s iodine (Gram II) - Phenol Red Sucrose Broth

- Etanol 95% (Gram III) - Medium SIM Agar

- Safranin (Gram IV) - MRVP Broth

- Barrit A dan Barrit B - Simmon’s Citrate Agar

- Reagen kovac’s - Urea Broth

- H2O2 3% - Starch Agar

- Medium TSA - Medium Litmus Milk

- Nitrate Broth

Page 20: Modul II-spesies final

IV. CARA KERJA

1. Melakukan pewarnaan gram untuk menentukan jalur uji yang harus

dilakukan agar kita dapat mengetahui spesies sampel, lankah-langkahnya

adalah sebagai berikut :

a. Menetesi preparat olesan bakteri yang telah difiksasi dengan beberapa

tetes larutan karbolgentian violet (Gram I), membiarkan selama 3 menit.

Membilas dengan air.

b. Menetesi preparat dengan larutan lugol (Gram II) beberapa tetes.

Membiarkan selama 1 menit.

c. Membilas dengan air.

d. Mencuci dengan larutan Gram III (alkohol 96%) dengan cara

memiringkan preparat kemudian menetesi perlahan- lahan dengan Gram

III hingga tidak ada pewarna yang terlunturkan.

e. Membilas preparat secara hati-hati dnegan air

f. Menetesi preparat dengan larutan fuchsin (Gram IV) beberapa tetes.

Mendiamkan selama 3 menit.

g. Membilas preparat dengan air. Kemudian mengeringkan di udara atau

dengan cara menyerap kelebihan air dengan tissue.

h. Mengamati preparat di mikroskop dan mencatat hasilnya.

2. Dari hasil pewarnaan gram, ada beberapa kemungkinan hasil yang kita

dapatkan antara lain :

Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya cocci

Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah

Micrococcus spp, Staphylococcus spp dan Streptococcus spp. Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji

Page 21: Modul II-spesies final

biokimia yaitu uji katalase.

Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya Bacilli

Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah

Corynebacterium spp. dan Lactobacillus spp.Untuk mengetahui lebih

detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan pewarnaan spora.

Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya cocci

Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah

Branhamella spp, Moraxella spp, dan Neisseria spp.Untuk mengetahui

lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji biokimia

yaitu uji glukosa.

Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya Bacilli

Beberapa bakteri yang mungkin terdapat dalam sampel adalah

Citrobacter spp, Enterobacter spp., Escherichia spp., Klebsiella spp.,

Proteus spp., dan Pseudomonas spp.Untuk mengetahui lebih detail

tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji biokimia yaitu uji

laktosa.

A. Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya cocci, maka jalur uji

yang harus dilakukan :

1. Uji Katalase

1a. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah Micrococcus spp. dan Staphylococcus

spp. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita,

maka dilakukan uji mannitol.

1b. Bila uji katalase menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah Streptococcus spp.. Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan

uji bile esculin.

2. Uji Mannittol

2a. Bila uji Mannitol menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah Staphylococcus aureus.

Page 22: Modul II-spesies final

2b. Bila uji Mannitol menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah S. Saprophyticus, S.epidermis,

M.luteus, M.varians. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies

sampel kita, maka dilakukan Uji Pigment.

3. Uji Bile Esculin

3a. Bila uji Bile Esculin menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah E. Faecalis dan S.bovis. Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan

uji pada 6.5% NaCl Broth.

3b. Bila uji Bile Esculin menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah S.pneumoniae, S.mitis dan

S.pyogenes. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel

kita, maka dilakukan Uji Hemolysis.

4. Uji Pigment

4a. Bila uji Pigment menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah M.luteus dan M. varians. Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan

Uji Fermentasi Glukosa.

4b. Bila uji Pigment menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah S. Saprophyticus dan S.epidermis.

Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka

dilakukan Uji Fermentasi Fruktosa.

5. Uji pada 6.5% NaCl Broth

5a. Bila uji pada 6.5% NaCl Broth menunjukkan positif maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah E. Faecalis.

5b. Bila uji pada 6.5% NaCl Broth menunjukkan negatif maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah S.bovis.

6. Uji Hemolysis

6a. Bila uji Hemolysis menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah alpha hemolysis yaitu S.pneumoniae

Page 23: Modul II-spesies final

dan S.mitis. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel

kita, maka dilakukan Uji Bile Solubility.

6b. Bila uji Hemolysis menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah S.pyogenes.

7. Uji Fermentasi Glukosa

7a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah M. varians.

7b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah M. luteus.

8. Uji Fermentasi Fruktosa

8a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah S. epidermis.

8b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah S.

saprophyticus.

9. Uji Bile Solubility

9a. Bila uji Bile Solubility menunjukkan positif maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah S.pneumoniae.

9b. Bila uji Bile Solubility menunjukkan negatif maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah S. mitis.

B. Bakteri Gram positif dan bentuk morfologinya Bacilli, maka jalur

uji yang harus dilakukan :

1. Uji pewarnaan spora

1a. Bila terdapat spora dalam sampel, maka kemungkinan bakteri yang

ada dalam sampel adalah Bacillus spp. Untuk mengetahui lebih

detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji mannitol.

Page 24: Modul II-spesies final

1b. Bila tidak ditemukan adanya spora, maka kemungkinan bakteri yang

ada dalam sampel adalah Corynebacterium spp. dan Lactobacillus

spp. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita,

maka dilakukan uji katalase.

2. Uji mannitol

2a. Bila uji mannitol menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah B. Megaterium dan B.subtilis. Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan

Uji Voges-Proskauer.

2b. Bila uji mannitol menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah B. cereus.

3. Uji katalase

3a. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah Corynebacterium spp. Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan

Uji Reduksi Nitrat.

3b. Bila uji katalase menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah Lactobaciillus spp. Untuk mengetahui

lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan Uji

Fermentasi Glukosa.

4. Uji Voges-Proskauer

4a. Bila uji mannitol menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah B.subtilis.

4b. Bila uji mannitol menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah B. Megaterium.

5. Uji Reduksi Nitrat

5a. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah C. xerosis.

5b. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah C. Kutscheri.

6. Uji Fermentasi Glukosa

Page 25: Modul II-spesies final

6a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif (terbentuk asam

dan gas), maka kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah

L.fermentum.

6b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif (hanya terbentuk

asam), maka kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah L.

casei dan L. delbrueckii Untuk mengetahui lebih detail tentang

spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Fermentasi Mannitol.

7. Uji Fermentasi Mannitol.

7a. Bila uji Fermentasi Mannitol menunjukkan positif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah L. casei

7b. Bila uji Fermentasi Mannitol menunjukkan negatif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah L. delbrueckii.

C. Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya cocci. Maka jalur uji

yang harus dilakukan :

1. Uji Fermentasi Glukosa

1a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Neisseria spp.

Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka

dilakukan Uji Reduksi Nitrat .

1b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Branhamella

spp dan Moraxella spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang

spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Reduksi Nitrat.

2. Uji Reduksi Nitrat

- Untuk uji glukosa positif

2a. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan positif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah N.

mucosa .

2b. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan negatif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah N.sicca .

Page 26: Modul II-spesies final

- Untuk uji glukosa negatif

2a. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan positif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah

B.catarrhalis

2b. Bila uji Reduksi Nitrat menunjukkan negatif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah M. bovis

D. Bakteri Gram negatif dan bentuk morfologinya Bacilli, maka jalur

uji yang harus dilakukan :

1. Uji Fermentasi Laktosa

1a. Bila uji Fermentasi Laktosa menunjukkan positif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Citrobacter spp,

Enterobacter spp., Escherichia spp. dan Klebsiella spp.Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan

Uji Produksi Indole .

1b. Bila uji Fermentasi Laktosa menunjukkan negatif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Proteus spp.,

dan Pseudomonas spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies

sampel kita, maka dilakukan Uji Fermentasi Glukosa

2. Uji Produksi Indole

2a. Bila uji produksi indol menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah C. Intermedius dan E.

coli.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka

dilakukan Uji Penggunaan Citrate .

2b. Bila uji produksi indol menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah C. freundii, Enterobacter spp.,

Escherichia spp. dan Klebsiella spp.Untuk mengetahui lebih detail

tentang spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Metyl Red .

3. Uji Fermentasi Glukosa

3a. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan positif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Proteus

Page 27: Modul II-spesies final

spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka

dilakukan Uji Produksi Indole.

3b. Bila uji Fermentasi Glukosa menunjukkan negatif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah Pseudomonas

spp.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka

dilakukan Uji Reduksi Nitrate.

4. Uji Penggunaan Citrate

4a. Bila uji Penggunaan Citrate menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah C. Intermedius

4b. Bila uji Penggunaan Citrate menunjukkan negatif, maka

kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah E. coli.

5. Uji Metyl Red

5a. Bila uji Metyl Red menunjukkan positif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah C. freundii dan K.ozaenae..Untuk

mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan

Uji Produksi H2S.( I )

5b. Bila uji Metyl Red menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri

yang ada dalam sampel adalah E. Aerogenes dan K. Pneumoniae.

Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita, maka

dilakukan Uji aktivitas urease. ( I )

6. Uji Produksi Indole

6a. Bila uji Produksi Indole menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P. vulgaris dan

P.rettgeri.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel kita,

maka dilakukan Uji Produksi H2S. ( II )

6b. Bila uji Produksi Indole menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P. mirabilis dan P.

inconstans.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel

kita, maka dilakukan Uji aktivitas urease . ( II )

7. Uji Reduksi Nitrate

Page 28: Modul II-spesies final

7a. Bila uji Reduksi Nitrate menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P.aeruginosa dan

P.fluorescens.Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies sampel

kita, maka dilakukan Uji Litmus Milk.

7b. Bila uji Reduksi Nitrate menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P.mallei.

8. Uji Produksi H2S( I )

8a. Bila uji Produksi H2S menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah C. freundii

8b. Bila uji Produksi H2S menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah K.ozaenae..

9. Uji aktivitas urease( I )

9a. Bila uji aktivitas urease menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah K. Pneumoniae.

9b. Bila uji aktivitas urease menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah E. Aerogenes.

10. Uji Produksi H2S( II )

10a.Bila uji Produksi Indole menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P. vulgaris.

10b.Bila uji Produksi Indole menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P.rettgeri.

11. Uji aktivitas urease( II )

11a.Bila uji aktivitas urease menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P. mirabilis.

11b.Bila uji aktivitas urease menunjukkan negatif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P. inconstans.

12. Uji Litmus Milk

12a.Bila uji Litmus Milk menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P.aeruginosa yang mengalami

peptonization

Page 29: Modul II-spesies final

12b.Bila uji Litmus Milk menunjukkan positif, maka kemungkinan

bakteri yang ada dalam sampel adalah P.fluorescens yang mengalami

reaksi alkaline.

V. HASIL PERCOBAAN

Sampel bakteri A9

Pewarnaan gram : bakteri gram positif, bentuk bacilli.

Pewarnaan spora : memiliki spora

Uji fermentasi manitol : uji +

Uji VP : uji +

Jadi bakteri sampel A9 adalah Bacillus subtilis.

Sampel bakteri B9

Pewarnaan gram : bakteri gram negatif, bentuk bacilli.

Uji fermentasi laktosa : uji +

Uji indol : uji –

Uji MR : uji –

Uji Urea : uji –

Jadi bakteri sampel B9 adalah Enterobacter aerogenes.

Sampel bakteri C9

Pewarnaan gram : bakteri gram positif, bentuk cocci.

Uji katalase : uji +

Uji manitol : uji +

Jadi bakteri sampel C9 adalah Staphylococcus aureus.

Page 30: Modul II-spesies final

Bakteri gram positif (berwarna ungu) dengan selnya berbentuk bacilli.

VI. PEMBAHASAN

1. Sampel A9

Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Pewarnaan Gram & Morfologi

Uji morfologi pada sampel A9 menunjukkan bahwa bakteri

tersebut termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif dengan

bentuk bacilli. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai dengan

pewarnaan gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri tersebut

tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga ketika dibilas

dengan gram III (alkohol 96%) warna ungu dari kristal violet tidak

hilang. Oleh karena itu, dari hasil pewarnaan gram dan bentuk

morfologinya dapat disimpulkan bahwa bakteri sampel A9 merupakan

bakteri gram positif dengan bentuk bacil sehingga uji berikutnya yang

harus dilakukan (sesuai dengan kunci dikotomi) adalah uji pewarnaan

spora.

Uji Pewarnaan spora

Uji pewarnaan spora ini dilakukan menggunakan pewarna

malachite green dan fuchsin. Bila bakteri tersebut memiliki spora, maka

Page 31: Modul II-spesies final

Warna biru ditengah-tengah sel bakteri menunjukkan bbakteri tersebut memiliki spora.

Uji manitol +Warna media yang tadinya merah tua berubah menjadi oranye

Uji manitol +Warna media yang tadinya merah tua berubah menjadi oranye

akan muncul warna hijau pada preparat bakteri tersebut jika bakteri

tidak memiliki spora maka hanya akan terlihat warna merah. Hasil yang

kami dapatkan adalah bakteri A9 positif memiliki spora. Oleh karena

itu, untuk uji berikutnya yang harus dilakukan sesuai dengan kunci

dikotomi adalah uji fermentasi manitol.

Uji Fermentasi manitol

Uji Fermentasi manitol ini dilakukan pada medium Phenol Red

Manitol Broth. Pada uji ini, bakteri A9 menunjukkan hasil positif yaitu

warna medium yang tadinya merah berubah menjadi agak kekuningan.

Hal ini berarti bakteri tersebut dapat memfermentasi manitol dan dari

proses fermentasi tersebut dihasilkan asam yang ditandai dengan

berubahnya warna indikator phenol red menjadi kuning. Sehingga uji

yang harus dilakukan berikutnya sesuai dengan kunci dikotomi adalah

uji Voges-Proskauer.

Uji Voges-Proskauer

Page 32: Modul II-spesies final

Uji VP +Terbentuk cincin berwarna merah setelah penambahan reagen Barrit A dan Barrit B.

Media yang digunakan dalam uji VP ini adalah MRVP broth.

Uji Voges-Proskauer digunakan untuk menentukan kemampuan

beberapa organisme untuk memproduksi produk akhir non asam atau

netral seperti asetilmetil -karbinol yang berasal dari metabolisme

glukosa. Reagen yang digunakan dalam uji ini adalah reagen Barrit A

dan Barrit B yang mengandung campuran α-naphthol alkoholik dan

larutan 40% potassium hydroxide (KOH). Keberadaan warna merah

pada kultur setelah penambahan reagen Barritt mengindikasikan

keberadaan acetylmethylcarbinol dan merupakan hasil positif, dan bila

tidak ada berarti hasilnya negatif. Hasil pengujian sampel kita

menunjukkan uji positif, dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa

sampel bakteri A9 adalah Bacillus subtilis.

2. Sampel B9

Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Pewarnaan Gram & Morfologi

Hasil uji morfologi pada sampel B9 menunjukkan bahwa bakteri

pada sampel B termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif

dengan bentuk bacilli. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai

dengan pewarnaan gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri

ini tersusun dari lapisan lipopolisakarida sehingga ketika dicuci dengan

gram III (alkohol) lapisan tersebut akan larut sehingga warna ungu dari

karbol violet juga luntur. Dengan demikian dari hasil pewarnaan gram

dan pengamatan morfologi dapat disimpulkan bahwa bakteri B9

Page 33: Modul II-spesies final

Bakteri gram negatif (berwarna merah) dengan bentuk sel bacilli.

Uji Laktosa +Warna media yang tadinya merah berubah menjadi merah kekuningan.

merupakan bakteri gram negatif dengan bentuk bacilli sehingga untuk

uji berikutnya yang harus dilakukan adalah uji fermentasi laktosa.

Uji Fermentasi Laktosa

Uji Fermentasi Laktosa ini dilakukan pada medium phenol red

lactosa broth. Hasil yang didapatkan adalah bakteri B9 dapat

memfermentasi laktosa. Hasil uji positif ini ditunjukkan dengan

perubahan warna media yang tadinya merah menjadi merah

kekuningan. Oleh karena itu, untuk uji berikutnya yang harus dilakukan

sesuai dengan kunci dikotomi adalah uji indol.

Uji Produksi Indol

Media yang digunakan untuk uji indol adalah SIM agar, untuk

melakukan pengujian kita perlu menambahkan reagen Kovac. Setelah

reagen kovac ditambahkan tidak terjadi perubahan pada media, tidak

terbentuk cincin merah yang menandakan uji positif. Hasil yang negatif

ini berarti bahwa bakteri B9 tidak memiliki enzim triptophanase yang

dapat memecah asam amino triptophan menjadi indol. Oleh karena itu,

Page 34: Modul II-spesies final

Uji Indol -Tidak terbentuk cincin merah setelah ditetesi reagen Kovac’s, berarti bakteri B9 tidak memiliki enzim triptophanase.

Uji MR -Warna media terlihat merah karena kami terlalu banyak menambahkan reagen Kovac. Tetapi karena sebenarnya uji tersebut hasilnya negatif, warna merah pada media lama kelamaan akan memudar

uji berikutnya yang harus dilakukan sesuai dengan kunci dikotomi

adalah uji metil red.

Uji Metil Red

Uji metil merah dilakukan dengan menggunakan medium

MRVP Broth. Pada uji ini, bakteri B menunjukkan hasil negatif.

Namun, pada saat melakukan pengujian kami melakukan kesalahan.

Seperti terlihat pada gambar, kami terlalu banyak menambahkan

indikator metil merah sehingga warna media berubah menjadi kemerah-

merahan. Namun, warna merah ini lama kelamaan agak memudar

karena sebenarnya bakteri B tidak dapat membentuk asam dalam

jumlah besar sehingga tidak mampu mengubah indikator metil merah

menjadi merah. Oleh karena itu, uji selanjutnya yang harus dilakukan

adalah uji aktivitas urease.

Uji aktivitas urease

Uji aktivitas urease digunakan untuk mengetaui kemampuan

bakteri B9 untuk melakukan degradasi urea menggunakan enzim

Page 35: Modul II-spesies final

Uji Urease -Warna media tidak berubah menjadi pink tua, berarti bakteri B9 tidak memiliki enzim urease.

urease. Media yang digunakan untuk uji ini adalah urea broth. Pada uji

ini, bakteri menunjukkan hasil negatif yaitu ditandai dengan tidak

berubahnya warna media dari ungu menjadi pink tua. Hal ini berarti

bakteri tidak memiliki enzim urease sehingga tidak dapat memcah urea

menjadi karbon dioksida, air dan amonia. Karena hasil uji urease ini

hasilnya negatif maka kami dapat menyimpulkan bahwa sampel

bakteri B9 adalah Enterobacter aerogenes.

3. Sampel C9

Jalur uji yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Pewarnaan Gram & Morfologi

Uji morfologi pada sampel C9 menunjukkan bahwa bakteri

tersebut termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif dengan

bentuk cocci. Bakteri tersebut berwarna ungu setelah diwarnai dengan

pewarna gram. Hal ini disebabkan karena dinding sel bakteri tersebut

tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga ketika dibilas

dengan gram III (alkohol 96%) warna ungu dari kristal violet tidak

hilang. Oleh karena itu, dari hasil pewarnaan gram dan bentuk

morfologinya dapat disimpulkan bahwa bakteri sampel C9 merupakan

bakteri gram positif dengan bentuk cocci sehingga uji berikutnya yang

harus dilakukan sesuai dengan kunci dikotomi adalah uji aktivitas

katalase

Page 36: Modul II-spesies final

Bakteri gram positif (warna ungu) dengan sel berbentuk cocci.

Uji aktivitas katalase

Uji aktifitas katalase dilakukan dengan menggunakan

medium TSA dan selanjutnya dilakukan penambahan reagen berupa

H2O2 3%. Bakteri sampel C menunjukkan hasil positif pada uji ini yang

artinya bakteri sampel C memiliki enzim katalase. Hasil positif tersebut

ditunjukkan dengan adanya gelembung – gelembung gas pada

permukaan koloni ketika ditetesi dengan H2O2 3%. Hal ini berarti

bakteri sampel B dapat memecah hidrogen peroksida menjadi air dan

karbondioksida sesuai reaksi berikut

Oleh karena itu, untuk uji

berikutnya yang harus dilakukan adalah uji fermentasi mannitol.

Uji Fermentasi Mannitol

Uji Fermentasi Mannitol ini dilakukan pada medium phenol red

mannitol broth. Pada uji ini, bakteri C9 menunjukkan hasil positif, yaitu

dapat memfermentasikan manitol. Hasil uji positif ini ditunjukkan oleh

warna media yang berubah menjadi merah kekuningan. Dengan

demikian dapat kita simpulkan bahwa bakteri sampel C9 adalah

Staphylococcus aureus.

Page 37: Modul II-spesies final

VII. KESIMPULAN

Identifikasi spesies bakteri sampel yang diberikan dilakukan dengan

melihat bentuk dan jenis gram bakteri lalu dilanjutkan dengan berbagai uji

biokimia. Tiap bakteri memiliki sifat dan kharakteristik yang khas

sehingga jalur uji yang dilakukan untuk tiap bakteri berbeda-beda sesuai

dengan kunci dikotomi yang dijadikan pedoman. Dengan demikian dapat

kita simpulkan bahwa :

Bakteri A9 adalah Bacillus subtilis

Bakteri B9 adalah Enterobacter aerogenes

Bakteri C9 adalah Staphylococcus aureus

VIII. DAFTAR PUSTAKA

1. anonim. Binomial Nomenclatrure. http://www.absolute astronomy.com

/topics/Binomial_nom enclature

2. anonim. Dichotomy. http://www.absoluteastronomy.com/topics/Dichotomy

3. anonim. Gram staining.

http://www.absoluteastronomy.com/topics/Gram_staining).

4. http://web.fccj.edu/%7Elnorman/index.htm?index=05. http://www.absoluteastronomy.com/topics/ Catalase

6. http://www.indofarma.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=20& Itemid=125

7. http://www.absoluteastronomy.com/topics/ Litmus_milk

8. Anonim. Hemolysis (Microbiology). http://www.absoluteastronomy.com

/topics/Hemolysis_(microbiology)

9. http://randstarteam.blogspot.com/2007/12/principles-of-test-used-by-team.html

10. Anonim. Bile Esculin Agar http://www.absoluteastronomy.com

/topics/Bile_esculin_agar

11. Anonim. Staphylococcus aureus. http://www.absoluteastronomy.com/

topics/Staphylococcus_aureus

Page 38: Modul II-spesies final

12. Anonim. 2007. Principles of Test used by the team: Laboratory test

Principles. http://randstarteam.blogspot.com/2007/12/principles-of-test-

used-by-team.html

13. Anonim. 2007. Principles of Test used by the team: Laboratory test

Principles. http://randstarteam.blogspot.com/2007/12/principles-of-test-

used-by-team.html)