modul a final
DESCRIPTION
modul a finalTRANSCRIPT
-
PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
(A)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui prinsip kerja termometer berisi zat alir dan thermocouple digital.
2. Mengetahui cara menera alat ukur suhu.
3. Menerapkan hasil peneraan untuk pengukuran kenaikan titik didih larutan.
4. Menentukan pengaruh konsentrasi zat terlarut elektrolit dan non elektrolit terhadap
kenaikan titik didih air.
II. DASAR TEORI
Suhu (temperatur) merupakan peubah proses yang sangat penting dalam proses-
proses baik dalam skala laboratorium maupun skala industri, karena suhu dapat mempengaruhi
kinerja unit proses yang melibatkan reaksi kimia, maupun unit operasi pada sistem pemisahan,
seperti distilasi, pengeringan, penguapan, penyerapan, kristalisasi, dan lain-lain. Pada dasarnya
suhu berkaitan dengan energi kinetik molekul suatu senyawa. Suhu dapat didefinisikan sebagai
kondisi suatu benda (potensial) yang menentukan perpindahan kalor (heat) menuju atau dari
benda lain, atau secara lebih praktis sebagai tingkat (derajat) kepanasan (hotness) atau
kedinginan (coldness).
Ada beberapa skala (satuan) suhu, seperti Kelvin, Celcius, Fahrenheit, Reamur,
Rankine, dan International Practical Temperature Scale (IPTS). Prinsip kerja alat pengukur
suhu di antaranya adalah :
1. Kenaikan volume benda oleh kenaikan suhu, seperti pada termometer berisi zat alir (fluida:
cair dan gas) dan bimetal (padat).
2. Kenaikan tegangan listrik (emf) akibat naiknya beda suhu pada pasangan logam (Seebeck
Effect), seperti thermocouple digital.
3. Perubahan tahanan suatu bahan (logam maupun semi-logam) akibat perubahan suhu media
yang terukur, seperti bimetal.
4. Kenaikan intensitas radiasi kalor dengan naiknya suhu bahan, seperti pada pyrometer.
Secara umum, hubungan antara perubahan suhu dengan perubahan sifat fisis dapat
digambarkan sebagai berikut:
-
Gambar 1. Profil Perubahan Suhu dan Sifat Fisis Bahan
Hubungan tersebut dapat digunakan sebagai kurva baku, sehingga perubahan suhu
media dapat diketahui melalui perubahan sifat fisisnya. Alat ukur suhu yang merupakan salah
satu sistem pengukuran mungkin tersusun atas beberapa elemen, seperti ditunjukkan pada
bagan berikut:
Gambar 2. Elemen Sistem Pengukuran Suhu
Termometer dengan prinsip kerja perubahan volume merupakan termometer yang
elemen penyusunnya paling sedikit, yaitu elemen perasa dan elemen penampil. Termometer
berisi cairan mempunyai elemen perasa berupa cairan pengisi, dan elemen penampil yang
berupa gelas kapiler berskala. Demikian juga termometer berisi gas, elemen perasanya berupa
uap/ gas, dan elemen penampilnya berupa simpangan. Elemen perasa termometer bimetal
berupa dua lapis logam yang mempunyai muai volum yang berbeda, dan perubahan elemen
perasanya ditunjukkan dengan simpangan.
Suhu, 0 C
Sifat fisis
Media terukur
Elemen perasa Primer
Tran-duser
Pengkondisi isyarat/ pengubah
Transmisi data/ telemetri
Pemroses data
Tampilan data
Pencetak data
Perekam data
-
Thermocouple merupakan elemen perasa sekaligus tranduser, karena hasil
pengukurannya berupa tegangan listrik. Pada umumnya, tegangan yang dihasilkan sangat kecil,
sehingga isyarat ini biasanya diolah lebih lanjut dengan penguat dan pengubah isyarat dari
tegangan menjadi suhu, untuk kemudian ditampilkan atau dicetak. Prinsip kerja bimetal
berdasarkan pemuaian dua buah logam yang disusun sedemikian rupa, sehingga pada saat
memuai, panjang kedua logam tidak sama yang diakibatkan oleh koefisien muai logam yang
berbeda.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Titik didih adalah suhu di
mana terjadi perubahan wujud zat dari cair ke gas pada tekanan tertentu. Pada tekanan 1 atm,
air mendidih pada suhu 100 C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan
udara di sekitarnya. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan
titik didih ( Tb). Kenaikan titik didih tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
tergantung pada konsentrasi partikel (molalitas) dalam larutan. Oleh karena itu, kenaikan titik
didih tergolong sifat koligatif. Molalitas adalah konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan
jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Mendidihnya suatu zat cair diamati dari timbulnya gelembung-gelembung udara yang
terbentuk secara terus-menerus pada berbagai bagian zat cair. Dengan adanya zat terlarut dalam
suatu zat cair (pelarut) menimbulkan interaksi antara partikel terlarut dengan partikel pelarut
sehingga tekanan uap larutan akan turun dan menyebabkan titik didih larutan tersebut akan
naik karena energi yang diperlukan oleh pelarut untuk membentuk uap agar tekanan uap sama
dengan tekanan udara di sekitarnya meningkat. Kenaikan titik didih terjadi pada larutan di
mana zat terlarut termasuk zat non-volatil.
Menurut Raoult hubungan antara kenaikan titik didih larutan dengan konsentrasi zat
terlarut adalah sebagai berikut :
bbmxKT
(1)
dengan, bT = kenaikan titik didih (oC)
b
K = tetapan kenaikan titik didih (oC/molal)
m = molalitas larutan (molal)
Zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-
ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai
menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka sifat koligatif larutan non elektrolit
-
lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Oleh karena itu untuk larutan elektrolit
berlaku persamaan
)1(1 nmxKTbb (2)
dengan, n = jumlah ion yang dihasilkan
misal untuk NaCl Na+ + Cl- maka n=2
= derajat ionisasi zat elektrolit
untuk elektrolit kuat dapat dianggap terionisasi sempurna, 1
Diagram di bawah ini menunjukkan perubahan kenaikan titik didih dan hubungannya
dengan tekanan uap larutan. Semakin rendah tekanan uap larutan, semakin tinggi juga titik
didihnya. Dapat dilihat bahwa penambahan zat terlarut ke dalam solven dapat menurunkan
tekanan uap dan menaikkan titik didih.
Gambar 3. Phase Diagram for a Solvent and its Solution with a Nonvolatile Solute
III. PELAKSANAAN PERCOBAAN
A. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Garam dapur (NaCl) yang diperoleh dari Laboratorium Analisis Bahan Jurusan
Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada.
-
2. Glukosa monohidrat (C6H12O6.H2O) yang diperoleh dari Laboratorium Analisis
Bahan Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada..
3. Aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Analisis Bahan Jurusan Teknik Kimia
Universitas Gadjah Mada.
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
Gambar 4. Rangkaian Alat Utama Percobaan Peneraan Alat Ukur Suhu
Keterangan:
1. Panel instrument 2. Blower 3. Water heater 4. Vacuum flask 5. Bimetal udara 6. Termometer alkohol 1100C 7. Termometer raksa 1100C 8. Tombol on/off temperature
measurement bench
9. Tombol on/off blower 10. Tombol on/off water heater 11. Steker temperature measurement
bench
12. Sensor thermistor 13. Sensor platinum resistance 14. Sensor thermocouple 15. Display platinum resistance 16. Display thermistor 17. Display thermocouple 18. Display tegangan listrik
-
Gambar 5. Rangkaian Alat Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan
C. Cara Kerja
Percobaan yang dilakukan meliputi peneraan alat ukur suhu dan pengukuran kenaikan
titik didih larutan.
1. Peneraan Alat Ukur Suhu (Menggunakan Termomemeter Raksa)
a. Pengukuran Suhu Udara
Catat suhu udara yang ditunjukkan termometer raksa, termometer alkohol dan
thermocouple pada udara terbuka setelah suhu yang ditunjukkan alat ukur
konstan.
b. Pengukuran Suhu Air Ledeng
1. Masukkan air ledeng secukupnya kedalam gelas beker 250 mL.
2. Celupkan termometer raksa dalam air ledeng tersebut.
3. Catat suhu termometer raksa setelah nilainya konstan.
4. Ulangi percobaan dengan memakai termometer alkohol dan thermocouple.
c. Pengukuran Suhu Air Mendidih
1. Didihkan air ledeng secukupnya dalam water heater (skala water heater = 4).
2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple
dalam air pada water heater yang sedang mendidih.
3. Catat suhu tiap alat ukur setelah suhunya konstan.
d. Pengukuran Suhu Es Melebur
1. Masukkan es batu ke dalam vacuum flask sampai mencair.
2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple
dalam leburan es melalui lubang pada tutup vacuum flask.
3. Catat suhu yang di tunjukkan tiap alat ukur setelah nilainya konstan.
Keterangan:
1. Labu Leher tiga
2. Pendingin bola
3. Thermocouple
4. Pemanas mantel
5. Layar Penunjuk Suhu
6. Statif dan klem
7. Steker
8. Pengatur skala
pemanas
-
e. Pengukuran Suhu Udara Panas
1. Pasang termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple pada
lubang yang tersedia pada pipa blower.
2. Hidupkan blower dengan menekan tombol on.
3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.
f. Pengukuran Suhu Es+Garam
1. Masukkan es batu ke vacuum flask dan menambah garam dapur secukupnya,
lalu membiarkan es batu mencair.
2. Celupkan termometer raksa, termometer alkohol dan probe thermocouple ke
dalam campuran garam dan leburan es melalui lubang pada vacuum flask.
3. Catat suhu tiap alat ukur setelah nilainya konstan.
2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih
a. Pengukuran titik didih aquadest
1. Ambil 250 mL aquadest dengan gelas beker PYREX 250 mL.
2. Panaskan gelas beker PYREX 250 mL berisi aquadest tersebut di atas
kompor sampai mendidih.
3. Catat suhu didih aquadest yang ditunjukkan termometer alkohol dan
thermocouple.
b. Pengukuran titik didih larutan gula
1. Timbang gula pasir sebanyak 85,5 gram pada gelas beker 250 mL
menggunakan neraca analitis digital.
2. Masukkan aquadest ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.
3. Larutkan 85,5 gram gula pasir dengan aquadest dari labu ukur 250 mL
tersebut dalam gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan gula 1 molal.
4. Tuang sebagian larutan gula tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher
tiga 500 mL dengan bantuan corong gelas.
5. Panaskan larutan gula dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola
di atas pemanas mantel pada skala 8.
6. Sisa larutan gula yang di belum dimasukkan ke labu leher tiga, dipanaskan
di atas kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL sampai
suhunya sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan
thermocouple).
7. Masukkan larutan gula dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.
-
8. Panaskan larutan gula di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai
dengan suhu yang konstan.
9. Catat suhu didih larutan gula yang ditunjukkan termometer alkohol dan
thermocouple.
10. Tuang larutan gula ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 171 gram
gula pasir dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.
11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.
c. Pengukuran titik didih larutan garam
1. Timbang garam dapur (NaCl) sebanyak 14,625 gram pada gelas beker 250
mL menggunakan neraca analitis digital.
2. Masukkan aquadest ke dalam labu ukur 250 mL sampai tanda batas.
3. Larutkan 14,625 gram NaCl dengan dari labu ukur 250 mL tersebut dalam
gelas beker 600 mL. Akan diperoleh larutan garam 1 molal.
4. Tuang sebagian larutan garam tersebut (sekitar 100 mL) ke dalam labu leher
tiga 500 mL dengan bantuan corong gelas.
5. Panaskan larutan garam dalam labu leher tiga yang dilengkapi pendingin bola
di atas pemanas mantel pada skala 8.
6. Sisa larutan garam yang di belum dimasukkan ke pemanas mantel
dipanaskan di atas kompor listrik dengan wadah gelas beker PYREX 600 mL
sampai suhunya sekitar 80oC (suhu dicek secara berkala menggunakan
thermocouple).
7. Masukkan larutan garam dari langkah 6 ke dalam labu leher tiga.
8. Panaskan larutan garam di dalam labu leher tiga sampai mendidih ditandai
dengan suhu yang konstan.
9. Catat suhu didih larutan garam yang ditunjukkan termometer alkohol dan
thermocouple.
10. Tuang larutan garam ke dalam gelas beker 600 mL lalu tambahkan 29,25
gram garam dan aduk dengan gelas pengaduk hingga homogen.
11. Ulangi langkah 4 sampai 10 dua kali lagi hingga diperoleh 3 data percobaan.
-
4. Analisis Data
1. Peneraan Alat Ukur Suhu
Hubungan antara suhu yang ditunjukkan termometer raksa (T1, K) dengan suhu yang
ditunjukkan alat ukur yang ditera (T2, K) dinyatakan dengan persamaan berikut:
T2 = A T1 + B (1)
Dengan regresi linier (least-square method) diperoleh:
= 12 1 2
12 ( 1)2
(2)
= 2 1
(3)
Data untuk perhitungan regresi linier disajikan dalam tabel :
No T1 T2 T12 T1 x T2
Dari nilai A dan B, diperoleh persamaan linier hubungan suhu termometer raksa
dengan suhu termometer yang ditera.
Kesalahan relatif persamaan terhadap data percobaan dihitung sebagai berikut:
= |2 2
2 | 100 % (4)
Data disajikan dalam bentuk tabel:
No T1 T2 percobaan T2 persamaan Kesalahan
relatif
=
(5)
dengan, n = jumlah data
Grafik hubungan suhu termometer raksa dengan suhu termometer yang ditera dapat
dibuat dengan mengeplot nilai T2 hasil persamaan dan nilai T2 hasil percobaan
terhadap nilai T1.
Peneraan dilakukan terhadap termometer alkohol dan thermocouple digital. Grafik
masing-masing dibuat terpisah dan dilampirkan di pembahasan.
-
2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan
Suhu yang didapat dari percobaan kenaikan titik larutan, dimasukkan ke persamaan
yang Anda dapatkan dari perhitungan peneraan alat ukur suhu. Persamaan yang
digunakan untuk menera hasil suhu terukur ditulis kembali dan disajikan dalam bentuk
T1=f(T2):
1 =2
(6) dan (7)
Persamaan (6) untuk termometer alkohol dan (7) untuk thermocouple.
Hasil perhitungan peneraan alat ukur suhu disajikan dalam tabel berikut:
No. Bahan
Suhu terukur dari percobaan (T2) Suhu hasil peneraan terhadap termometer raksa (T1)
Termometer
alkohol, K
thermocouple,
K
Termometer
alkohol, K thermocouple, K
1. Aquadest
2.
Garam
3.
4.
5.
Gula
6.
7.
Suhu yang telah ditera inilah yang kemudian digunakan untuk menghitung kenaikan
titik didih atau Tb pada bagian kenaikan titik didih larutan.
-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan harus diawali dengan deskripsi singkat mengenai tujuan dan manfaat
percobaan. Pembahasan dibahas per tahap prosedur kerja. Uraikan sedikit saja prosedur
kerja Anda, diikuti dengan pembahasan terkait tahap tersebut, diikuti dengan asumsi yang
Anda ambil dalam melakukan percobaan dan perhitungan pada tahap tersebut dan
mengapa asumsi tersebut Anda ambil, ditutup dengan kesulitan-kesulitan yang Anda
alami pada tahap tersebut.
Untuk pengukuran suhu, dibuat grafik hasil peneraan termometer alkohol dan
thermocouple terhadap termometer raksa. Dilihat juga kesalahan relatif persamaan yang
Anda hasilkan dari regresi linier terhadap hasil percobaan, persamaan yang manakah
-
yang lebih akurat dalam mewakili data yang Anda dapat dari percobaan. Jika ada hasil
percobaan/perhitungan yang menyimpang dari dasar teori, dibahas.
Untuk kenaikan titik didih larutan, dibuat grafik molalitas terhadap Tb untuk larutan
gula dan larutan garam dengan thermocouple dan termometer raksa, akan dihasilkan
empat grafik. Data percobaan ditampilkan dalam bentuk titik-titik, dan antar titik
jangan disambung dengan garis. Hasil perhitungan Tb menggunakan persamaan
ditampilkan dalam garis lurus, jangan ada titik-titiknya. Bahas grafiknya satu per satu,
jika terjadi penyimpangan antara data percobaan dengan garis persamaan, berikan alasan
mengapa. Jangan lupa membahas perbedaan kenaikan titik didih antara larutan garam dan
gula, mana yang lebih besar, dan sesuaikan dengan dasar teori. Jika ada data dan/atau
perhitungan yang tidak sesuai dengan dasar teori, dibahas mengapa. Tidak perlu
menuliskan penyebab kesalahan relatif.
V. KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan yang sesuai dengan tujuan percobaan dan hal-hal yang anda temukan
dalam pelaksanaan praktikum. Jangan menulis ulang tujuan, cara kerja, dan dasar
teori di bagian kesimpulan.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., Fourst, A.S., and Scherdewind, R., 1950, Unit Operation, pp. 541-
547,John Wiley and Sons, Inc., New York.
Considine, D.M., 1957, Process Instruments and Controls Handbook, McGraw-Hill
Book Company, Inc., New York.
Eckman, D.P., 1966, Industrial Instrumentation, Wiley Eastern Ltd., John Wiley and
Sons, Inc., New York.
Jones, B.E., 1980, Instrumentation, Measurements, and Feedback, Tata McGraw-Hill
Publishing Company, Ltd., New Delhi.
Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, Perrys Chemical Engineers Handbook, 6th ed.,
pp. 3-45, 3-127, 3-248, 12-3, 12-8, McGraw-Hill Company, Inc., New York.
Smith, J.M. and Van Ness, 1975, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 3rd ed., pp. 573, McGraw-Hill Kogakusha, LTD., Tokyo.
Treybal, R.E., 1981, Mass Transfer Operation, 3rd ed., pp. 227-231, 237, McGraw-Hill
Kogakusha, LTD., Japan.
-
VII. LAMPIRAN
A. Identifikasi Hazard Proses dan Bahan Kimia
a. Proses
b. Alat
c. Bahan
Penanganan Hazard
B. Penggunaan Alat Perlindungan Diri
a. Jas laboratorium lengan panjang
b. Masker
c. Sarung tangan
d. Sepatu tertutup
C. Manajemen Limbah
D. Data Percobaan
E. Perhitungan
-
LAPORAN SEMENTARA PENGUKURAN SUHU DAN KENAIKAN TITIK DIDIH
LARUTAN
(A)
Nama : 1. NIM :
: 2. NIM :
3. NIM :
Asisten : Ihsan P. Sutjipto/Baskoro Ajie
A. Data Percobaan 1. Peneraan Alat Ukur Suhu
Media Terukur Termometer Raksa (C) Termometer Alkohol (C) Thermocouple (C)
Air mendidih
Udara blower
Udara
Air
Es Melebur
Air es + garam
2. Pengukuran Kenaikan Titik Didih Larutan
Tekanan : 1 atm
Titik didih aquadest (pelarut) : Thermocouple :
: Termometer alkohol :
Massa pelarut : 250 gram
No. Larutan Massa (gram) Titik didih (oC)
Termometer alkohol Thermocouple
1.
Garam
+
+ +
2.
Gula
+
+ +
Asisten jaga, Praktikan,
1.
2.
3.