modul 5 blok 2 kelompok 1
DESCRIPTION
yeahTRANSCRIPT
-
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi
kelompok kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya laporan ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Budi Baskoro selaku tutor kelompok 1 yang telah membimbing kami dalam
melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 5 blok 2 ini.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya
sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat
menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 1.
3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya
program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk
menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah
dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini
dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.
Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil
diskusi kelompok kecil (DKK) ini.
Samarinda, November 2013
Hormat kami,
Tim penyusun
-
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................. 3
1.2. TUJUAN ..................................................................................................................... 3
1.3. MANFAAT ................................................................................................................. 3
BAB 2 ISI DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 4
2.1. SKENARIO MODUL ................................................................................................. 4
2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS ........................ 4
2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH ................................................................................... 4
2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................. 4
2.2.3. ANALISA MASALAH ....................................................................................... 5
2.2.4. KERANGKA KONSEP....................................................................................... 7
2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR ............................................................. 8
2.2.6. SINTESIS ............................................................................................................ 8
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................... 18
3.1. KESIMPULAN ......................................................................................................... 18
3.2. SARAN ..................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19
-
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Untuk menghasilkan energi kita memerlukan makanan. Makanan yang selama ini kita
makan tidak lah langsung menjadi hasil akhir melainkan melalui proses pencernaan
yang cukup panjang, proses tersebut dinamakan sistem pencernaan. Sistem tersebut
dimulai dari mulut hingga anus dan dibantu oleh organ aksesoris yakni meliputi gigi,
lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pankreas. Proses mencerna makanan
terbagi menjadi dua yakni proses mekanik dan proses kimiawi. Sistem pencernaan
berfungsi dalam memindahkan nutrien, air, dan elektrolit ke lingkungan internal tubuh.
Adapun rangkaian akuisisi nutrien yakni dimulai dari ingesti, pencernaan, penyerapan,
distribusi, dan pemakaian. Sistem ini sangat mempengaruhi homeostasis karena untuk
mempertahankannya tubuh perlu asupan molekul nutrien yang kaya energi baru
khususnya protein yang diperlukan untuk sintesis sel baru serta pertumbuhan jaringan
dalam tubuh.
1.2. TUJUAN
1. Mengetahui organ apa saja yang berperan dalam sistem pencernaan.
2. Mengetahui bagaimana proses pencernaan tersebut terjadi dalam tubuh.
3. Mengetahui apa saja yang diserap oleh tubuh ketika proses pencernaan tersebut
berlangsung sehingga menghasilkan energi.
4. Mengetahui struktur penyusun organ-organ yang berperan dalam sistem pencernaan.
1.3. MANFAAT
Dengan mempelajari sistem pencernaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami bagaimana alur proses pencernaan tersebut terjadi dengan bantuan
organ-organ yang berperan didalamnya.
-
4
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1. SKENARIO MODUL
Aduh.......perih.......
"Kukira Ratu sekarang sombong, diajak makan ga mau, diajak bicara malas, sekalinya
begitu ditanya kenapa, kok malah njerit, aduh... perih....., ga taunya ada beberapa
stomatitis ada di cavum orisnya dan barangkali juga ada di faring karena dia merasa
susah mastikasi disertai susah deglutisasi, lebih parahnya lagi sering tidak dapat
mengendalikan sekresi salivanya, kasian ya....Pantas aja badanya agak kurus, takutnya
gastritisnya kumat"
2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS
2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH
- Stomatitis: Sariawan atau peradangan yang terjadi pada bagian mukosa.
- Cavum Oris: Rongga Mulut.
- Mastikasi: Proses pengunyahan makanan.
- Deglutisasi: Proses menelan makanan.
- Gastritis: Maag atau inflamasi pada lambung.
- Sekresi Saliva: Pengeluaran zat hasil metabolisme berupa cairan dari
kelenjar.
- Faring: Saluran pertemuan antara rongga hidung dan rongga mulut yang
letaknya di pangkal kerongkongan.
2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa saja organ sistem pencernaan?
2. Bagaimana proses sistem pencernaan?
3. Apa yang terjadi pada faring sehingga menyebabkan susah mastikasi dan
deglutisasi?
-
5
4. Bagaimana proses sekresi saliva dan apa yang menyebabkan sekresi saliva
tidak bisa dikendalikan?
5. Apa yang menyebabkan gastritis?
6. Bagaimana dapat timbul stomatitis?
7. Apakah hubungan antara gastritis dan stomatitis dengan sistem
pencernaannya?
2.2.3. ANALISA MASALAH
1. Rongga mulut: terdapat gigi, lidah dan kelenjar saliva. Terjadi pencernaan
mekanik dan kimiawi.
Faring: pangkal kerongkongan. Terdapat epiglotis yang berfungsi
mengatur makanan agar tidak masuk ke tenggorokan.
Esophagus: penghubung rongga mulut dengan lambung.
Lambung: terjadi pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan.
Usus halus: sebagai tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan
berlangsung.
Usus besar: menyerap mineral yang tidak dapat diserap usus halus.
Rektum: tempat ditampungnya feses sebelum dibuang pada proses
defekasi.
Anus: tempat proses defekasi (pengeluaran feses) berlangsung.
2. Motilitas: kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju isi saluran
cerna.
Sekresi: reabsorpsi dalam suatu bentuk kembali ke darah setelah ikut serta
dalam proses pencernaan.
Pencernaan: penguraian senyawa biokimiawi agar mudah diserap.
Penyerapan: terjadi di usus halus melalui absorbsi.
-
6
3. Karena produksi saliva berkurang sehingga menyebabkan susah mastikasi
dan deglutisasi.
4. Kemoreseptor pada rongga mulut mendeteksi keberadaan makanan
didalam mulut akan menghantarkan impuls melalui saraf aferen ke
medulla oblongata, direspon melalui saraf otonom, menyebabkan respon
ke kelenjar air liur yang membuat respon saliva meningkat.
Karena terjadinya gangguan pada glanula salivarius (tempat produksi
saliva) sehingga sekresi saliva tidak bisa dikendalikan.
5. Karena makan dan minum yang asam, yang menyebabkan asam
lambungnya berlebih.
Diakibatkan oleh helicobacter pylori dan pemakaian obat analgesic
berlebihan.
6. Kekurangan vitamin C, luka pada bagian mukosa rongga mulut akibat
tergiggit.
7. Stomatitis pada rongga mulut menyebabkan penderita malas/susah makan
yang mengakibatkan asam lambungnya meningkat dan menyebabkan
gastritis.
-
7
2.2.4. KERANGKA KONSEP
SISTEM PENCERNAAN
ORGAN-ORGAN SISTEM
PENCERNAAN
ORGAN PENCERNAAN
CAVUM ORIS
GIGI
LIDAH
KELENJAR SALIVAFARING DAN ESOPHAGUS
GASTER
INTESTINUM
COLON
ANUS
ORGAN TAMBAHAN
HATI
PANKREAS
EMPEDU
MEKANISME SISTEM
PENCERNAAN
-
8
2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan organ-organ pada sistem pencernaan.
2. Menjelaskan mekanisme sistem pencernaan.
2.2.6. SINTESIS
ORGAN PENCERNAAN
1. RONGGA MULUT (CAVUM ORIS)
Lidah berfungsi mendorong makanan agar dapat ditelan. Pada
permukaan atasnya terdapat alur berbentuk V, yaitu sulkus terminalis
yang membagi lidah menjadi bagian anterior dan posterior. Lidah memiliki
empat jenis papil, yaitu:
1. Papila Filiformis
Jumlahnya banyak dan terdapat diatas seluruh saluran lidah, berbentuk
kerucut memanjang.
2. Papila Fungiformis
Bentuknya mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian
atas melebar dengan permukaan yang licin. Letak papila fungiformis
tersebar secara tidak teratur diantara papila filiformis
3. Papila Sirkumvalata
7-12 papila sirkular yang sangat besar dengan permukaan datarnya
menonjol di atas papila lain. Papilla sirkumvalata ini tersebar
sepanjang daerah v pada bagian posterior lidah
4. Papila Foliata
Terletak di bagian samping dan belakang lidah.
-
9
Setiap papila mengandung banyak ujung saraf sensorik untuk rasa
sentuhan dan kuncup kecap terdapat pada semua papila kecuali papilla
filiformis. Kuncup kecap mengandung sel reseptor kecap, terletak didalam
epitel mulut (berlapis gepeng), terutama papilla.
Kelenjar Saliva berfungsi membasahi membrane mukosa rongga
mulut. Terdapat tiga kelenjar, yaitu:
1. Kelenjar parotis: terletak di bawah dan depan telinga.
2. Kelenjar submandibularis: terletak didasar mulut.
3. Kelenjar sublingual: kumpulan kelenjar yang terletak berdekatan.
Kelenjar saliva mensekresikan saliva yang merupakan cairan encer.
Saliva ini selalu membasahi rongga mulut dan membantu membersihkan
rongga mulut dari sisa makanan. Saliva juga mengandung enzim amylase
yang berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
2. FARING DAN ESOPHAGUS
Faring adalah bagian dari tabung pencernaan yang ditempatkan di
belakang rongga hidung , mulut , dan laring. Pada faring terdapat epiglottis
yang mempunyai fungsi mirip seperti katup yang mengatur makanan agar
tidak masuk ke tenggorokan.
Faring terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Faring nasal: berhubungan dengan rongga mulut.
2. Faring oral: berhubungan dengan rongga mulut.
3. Faring laryngeal: berhubungan dengan epiglotis dari laring menuju ke
esophagus.
Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dan
lambung. Di esophagus terjadi gerakan peristaltik yang mendorong
makanan hingga ke lambung. Pada kedua ujungnya terdapat sfingter,
-
10
1. Sfingter Faringoesophagus: berfungsi menjaga pintu masuk ke
esophagus selalu tertutup untuk mencegah masuknya udara ke dalam
esophagus dan lambung sewaktu bernapas.
2. Sfingter Gastroesophagus: berfungsi mencegah makanan dari lambung
yang bersifat asam kembali ke oesofagus.
3. LAMBUNG (GASTER)
Lambung berbentuk kantung seperti huruf J yang terletak di antara
oesofagus dan usus halus. Organ ini terbagi menjadi 3 bagian :
1. Fundus
Bagian lambung yang terletak di bagian atas oesofagus , atau bagian
paling atas. Mempunyai lapisan otot tetapi relative tipis. Proses awal
masuknya makanan dari oesofagus
2. Korpus
Bagian tengah atau bagian utama lambung. Mempunyai lapisan otot
tapi relative tipis. Tempat menyimpannya makanan
3. Antrum
Bagian bawah lambung. Mempunyai lapisan otot yang tebal,
fungsinya sebagai motilitas lambung. Pencampuran makanan untuk
menghasilkan kimus
Pada kedua ujungnya terdapat sfingter
1. Sfingter gastroesofagus : berfungsi mencegah makanan dari lambung
yang bersifat asam kembali ke oesofagus.
2. Sfingter pilorus : merupakan perbatasan antara lambung dengan
duodenum.
Enzim yang terdapat di lambung:
-
11
1. HCl : merubah pepsinogen menjadi pepsin dan mengatur pH lambung
dan membunuh patogen
2. Pepsin : merubah protein menjadi polipeptida.
3. Renin : mengendapkan kasein (protein susu).
Fungsi lambung :
1. Menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke
usus halus dengan cara mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang
tidak melebihi kapasitas usus halus
2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang
memulai pencernaan protein
Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang di telan dan di
haluskan di campur dengan sekresi lambung menghasilkan cairan kental
yaitu kimus. Isi lambung harus di ubah menjadi kimus sebelum dapat di
alirkan ke duodenum
4. USUS HALUS (INTESTINUM)
Pencernaan makanan setelah dari lambung dilanjutkan ke usus halus,
oleh enzim-enzim yang dihasilkan mukosanya dan dibantu agen
pengelmusi dan enzim yang disekresi ke dalam lumennya oleh hati dan
pankreas.
Usus halus adalah sebagian tempat pencernaan dan penyerapan
berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen
mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi penyerapan nutrien lebih
lanjut, meskipun usus besar menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus
halus terletak bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang antara
lambung dan usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga segmen, yaitu
a. Duodenum
Bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini
terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat
-
12
bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas
(duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding
duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung
kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum.24 Panjang
duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum.23
b. Jejunum
Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas
intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang
berbentuk kipas (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri
dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang
antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya
lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.
c. Ileum
Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya 4-5 m.
Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah
berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium
ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula
bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak
masuk lagi ke dalam ileum.
Duodenum dan Jejunum berperan penting dalam pencernaan makanan
secara kimiawi. Di duodenum ini kantong empedu dan pankreas
mengeluarkan cairan pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh
kantong empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara
mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Cairan
pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan penting, yaitu tripsinogen,
amilase, dan lipase. Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase menjadi
tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam amino. Amilase
akan mencerna amilum menjadi glukosa, sedangkan lipase mencerna
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selain enzim-enzim tersebut usus
-
13
halus juga menghasilkan enzim-enzim lain yang membantu pencernaan
makanan, seperti peptidase dan maltase.
Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah
dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan
vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam
lemak dan gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh
getah bening ini pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah
sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.
5. USUS BESAR (COLON)
Usus besar merupakan organ pengering dan penyimpan. Sebagian
besar pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi
yang disalurkan ke usus besar terdiri dari makanan yang tak tercerna
(misalnya selulosa). Fungsi utama usus besar adalah untuk memekatkan
dan menyimpan makanan yang tidak tercerna sampai dapat dikeluarkan
dari tubuh sebagai feses melalui proses yang disebut defekasi (Sherwood,
2012).
Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun karena
pencernaan telah selesai sebelum mencapai kolon. Dan tidak terjadi
pencernaan di usus besar karena tidak terdapat enzim pencernaan.
Sebagian penyerapan berlangsung di dalam kolon tetapi dengan tingkat
yang lebih rendah daripada di usus halus. Penyerapan sebagian dari garam
dan air yang tertinggal mengubah isi kolon menjadi feses (Sherwood,
2012).
Usus besar terdiri dari:
1. Sekum
Sekum yaitu pembentuk kantung buntu dibawah pertemuan antara usus
halus dan usus besar (Sherwood, 2012).
2. Apendiks
-
14
Apendiks merupakan tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum.
Apendiks biasa disebut juga sebagai usus buntu (Sherwood, 2012).
3. Kolon
Kolon yang menyususn sebagian besar usus besar terdiri dari 3 bagian
yaitu, (1). Kolon asendens, (2). Kolon transversum. (3). Kolon
desendens (Sherwood, 2012).
4. Rectum
Rectum merupakan bagian terakhir dari kolon desendens Yang
berfungsi unutuk menampung feses sementara sebelum dikeluarkan
melalui anus (Sherwood, 2012).
6. ANUS
Anus merupakan saluran tempat keluarkan feses. Ketika rektum penuh
akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding dari
saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke saluran anus.
Pengeluaran feses diatur oleh otot sphinkter. Otot ini membantu menahan
feses saat defekasi. Salah satu dari otot sphinkter merupakan otot polos
yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka.
ORGAN TAMBAHAN
1. HATI
Hati atau hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, dengan berat
sekitar 1300-1550gr. Hepar berwarna merah coklat, sangat vaskular dan
lunak. Hepar berfungsi dalam metabolik, penyimpanan, dan sekresi.
(Watson, 2002)
Fungsi metabolik meliputi hal-hal :
a. lemak yang disimpan dipecah-pecah untuk membentuk energi (proses
desaturasi),
-
15
b. kelebihan asam amino dipecah dan diubah menjadi urea,
c. obat-obatan dan racun didetoksifikasi,
d. kelebihan karbohidrat diubah menjadi lemak untuk disimpan,
e. protombin dan fibrinogen disintesis dari asam amino,
Fungsi penyimpanan meliputi hal-hal :
a. penyimpan vitamin A dan D,
b. faktor anti-anemia,
c. zar besi dari diet dan dari sel darah yang telah dipakai,
d. penyimpanan glikogen yang dapat diubah kembali menjadi glukosa.
Fungsi sekresi meliputi :
a. sekresi empedu yang dibentuk dari unsur-unsur yang dipecah oleh
darah.
2. PANKREAS
Pankreas adalah organ panjang pada bagian belakang abdomen atas.
Terdiri dari sel yang menyekresi getah pankreas dan pulau sel intraalveoli,
di sebut juga pulau-pulau Langerhans. Getah pankreas adalah cairan
pencernaan. (Gibson, 2003).
Pankreas memiliki fungsi eksokrin dan endokrin. Fungsi eksokrin
pankreas berkaitan dengan sintesis dan pengeluaran enzim-enzim
pencernaan dan larutan natrium bikarbonat dari sel-sel khusus pankreas
yang disebut sel asinus (acini). Sel-sel asinus mengeluarkan isinya ke
dalam duktus pankreatik. Dari duktus pankreatik, enzim dan larutan
bikarbonat mengalir melewati sfingter oddi masuk ke bagian pertama dari
susu halus, yaitu duodenum.
Enzim pankreatik dan larutan bikarbonat berperan dalam proses
pencernaan dan penyerapan makanan di usus halus. Sementara itu, fungsi
endokrin pankreas adalah memproduksi dan melepaskan hormon insulin,
glukagon, dasomatostatin. Hormon ini masing-masing diproduksi oleh sel-
-
16
sel khusus yang berbeda di pankreas, yang disebut pulau Langerhans.
(Corwin, 2009).
3. EMPEDU
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang berada di
permukaan bawah lobus kanan hati. Kandung empedu bekerja sebagai
tempat persediaan getah empedu. Juga melakukan fungsi penting yaitu
getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. Di dalam waktu
setengah jam setelah makanan masuk, segera sesudah sfinker oddi
mengendor untuk mengizinkan getah emedu masuk ke duodenum,
kandung empedu berkontraksi. Dengan demikian aliran getah empedu
tidak kontiyu, tetapi sesuai dengan selang pencernaan bila makanan masuk
ke duodenum (Pearce, 2005).
MEKANISME SISTEM PENCERNAAN
Awalnya, makanan masuk ke rongga mulut. Mulut merupakan organ
pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. Pada
mulut terjadi pencernaan mekanik yang dilakukan oleh gigi dan lidah. Gigi
dan lidah berfungsi menghaluskan makanan. Selain mencerna makanan secara
mekanis, di mulut juga terjadi pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara
kimiawi terjadi karena kelenjar air liur menghasilkan ludah yang mengandung
air, lendir, dan enzim. Air dan lendir berguna untuk melumasi rongga mulut
dan membantu proses menelan. Enzim pada mulut yaitu enzim amilase
mengubah amilum menjadi karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu maltosa.
Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke lambung
melalui suatu saluran yang disebut esophagus. Kerongkongan atau esophagus
berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.. Esophagus
merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dengan
lambung. Pada esophagus makanan didorong ke lambung oleh gerakan otot-
otot yang disebut gerak peristaltik.
-
17
Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung.
Dinding lambung tersusun dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan
menyerong. Hal ini memungkinkan makanan yang masuk ke dalam lambung
dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi lebih halus. Selain mencerna
makanan secara mekanik, lambung juga mencerna makanan secara kimiawi.
Lambung menghasilkan suatu cairan yang mengandung air, lendir, asam
lambung (HCl), serta enzim renin dan pepsin.
Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Di
duodenum, kantong empedu dan pankreas mengeluarkan cairan
pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh kantong empedu akan berperan
dalam pencernaan lemak dengan cara mengemulsikan lemak sehingga dapat
dicerna lebih lanjut. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan
penting, yaitu tripsinogen, amilase, dan lipase. Tripsinogen diaktifkan oleh
enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam
amino. Amilase akan mencerna amilum menjadi glukosa, sedangkan lipase
mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selain enzim-enzim
tersebut usus halus juga menghasilkan enzim-enzim lain yang membantu
pencernaan makanan, seperti peptidase dan maltase.
Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah
dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan
vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Asam lemak dan
gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening
ini pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah sehingga sari-sari
makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.
Zat-zat yang tidak diserap usus halus selanjutnya akan masuk ke usus
besar atau kolon. Di usus besar ini terjadi penyerapan air dan pembusukan
sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk. Pembusukan dilakukan oleh bakteri
yang hidup di usus. Sisa makanan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran
(feces) melalui anus.
-
18
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sistem ini sangat mempengaruhi dalam kelangsungan homeostasis tubuh. Dengan
organ- organ yang berperan yakni meliputi rongga mulut, lambung, usus halus, usus
besar beserta anus dan di bantu oleh organ aksesorinya. Melalui proses pencernaan
dasar yakni motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan.
3.2. SARAN
Dalam menjaga keseimbangan tubuh sistem pencernaan berrperan penting dalam
menghasilkan energi yang berasal dari makanan yang kita makan. Dan bila sistem
pencernaaan ini mengalami gangguan maka akan menyebabkan kehilangan homeostasis
dalam tubuh oleh karena itu dalam tubuh harus memiliki karbohidrat, protein dan lemak
yang seimbang. Yakni dengan cara memperhatikan dan melihat kandungan makanan
yang kita makan.
-
19
DAFTAR PUSTAKA
Corwin. (2009). Buku saku patofiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gibson. (2003). Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Junqueira, L. C., Carneiro, J., & Kelley, R. O. (1997). HISTOLOGI DASAR. Jakarta: EGC.
Leeson, C. R., Leeson, T. S., & Paparo, A. A. (1996). Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Pearce. (2005). Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia (6 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Watson. (2002). Anatomi dan fisiologi untuk perawat (10 ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.