modul 5 blok 2 kelompok 1

19

Click here to load reader

Upload: majid-marco

Post on 29-Sep-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

yeah

TRANSCRIPT

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

    dan hidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil ini dapat diselesaikan tepat pada

    waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi

    kelompok kecil (DKK) kami.

    Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga

    terselesaikannya laporan ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. drg. Budi Baskoro selaku tutor kelompok 1 yang telah membimbing kami dalam

    melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 5 blok 2 ini.

    2. Teman-teman kelompok 1 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya

    sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat

    menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 1.

    3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya

    program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk

    menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami

    sebutkan satu persatu.

    Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah

    dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini

    dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.

    Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang

    membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil

    diskusi kelompok kecil (DKK) ini.

    Samarinda, November 2013

    Hormat kami,

    Tim penyusun

  • 2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2

    BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3

    1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................. 3

    1.2. TUJUAN ..................................................................................................................... 3

    1.3. MANFAAT ................................................................................................................. 3

    BAB 2 ISI DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 4

    2.1. SKENARIO MODUL ................................................................................................. 4

    2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS ........................ 4

    2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH ................................................................................... 4

    2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH .............................................................................. 4

    2.2.3. ANALISA MASALAH ....................................................................................... 5

    2.2.4. KERANGKA KONSEP....................................................................................... 7

    2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR ............................................................. 8

    2.2.6. SINTESIS ............................................................................................................ 8

    BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................... 18

    3.1. KESIMPULAN ......................................................................................................... 18

    3.2. SARAN ..................................................................................................................... 18

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

  • 3

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Untuk menghasilkan energi kita memerlukan makanan. Makanan yang selama ini kita

    makan tidak lah langsung menjadi hasil akhir melainkan melalui proses pencernaan

    yang cukup panjang, proses tersebut dinamakan sistem pencernaan. Sistem tersebut

    dimulai dari mulut hingga anus dan dibantu oleh organ aksesoris yakni meliputi gigi,

    lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu dan pankreas. Proses mencerna makanan

    terbagi menjadi dua yakni proses mekanik dan proses kimiawi. Sistem pencernaan

    berfungsi dalam memindahkan nutrien, air, dan elektrolit ke lingkungan internal tubuh.

    Adapun rangkaian akuisisi nutrien yakni dimulai dari ingesti, pencernaan, penyerapan,

    distribusi, dan pemakaian. Sistem ini sangat mempengaruhi homeostasis karena untuk

    mempertahankannya tubuh perlu asupan molekul nutrien yang kaya energi baru

    khususnya protein yang diperlukan untuk sintesis sel baru serta pertumbuhan jaringan

    dalam tubuh.

    1.2. TUJUAN

    1. Mengetahui organ apa saja yang berperan dalam sistem pencernaan.

    2. Mengetahui bagaimana proses pencernaan tersebut terjadi dalam tubuh.

    3. Mengetahui apa saja yang diserap oleh tubuh ketika proses pencernaan tersebut

    berlangsung sehingga menghasilkan energi.

    4. Mengetahui struktur penyusun organ-organ yang berperan dalam sistem pencernaan.

    1.3. MANFAAT

    Dengan mempelajari sistem pencernaan ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui

    dan memahami bagaimana alur proses pencernaan tersebut terjadi dengan bantuan

    organ-organ yang berperan didalamnya.

  • 4

    BAB 2

    ISI DAN PEMBAHASAN

    2.1. SKENARIO MODUL

    Aduh.......perih.......

    "Kukira Ratu sekarang sombong, diajak makan ga mau, diajak bicara malas, sekalinya

    begitu ditanya kenapa, kok malah njerit, aduh... perih....., ga taunya ada beberapa

    stomatitis ada di cavum orisnya dan barangkali juga ada di faring karena dia merasa

    susah mastikasi disertai susah deglutisasi, lebih parahnya lagi sering tidak dapat

    mengendalikan sekresi salivanya, kasian ya....Pantas aja badanya agak kurus, takutnya

    gastritisnya kumat"

    2.2. TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS

    2.2.1. IDENTIFIKASI ISTILAH

    - Stomatitis: Sariawan atau peradangan yang terjadi pada bagian mukosa.

    - Cavum Oris: Rongga Mulut.

    - Mastikasi: Proses pengunyahan makanan.

    - Deglutisasi: Proses menelan makanan.

    - Gastritis: Maag atau inflamasi pada lambung.

    - Sekresi Saliva: Pengeluaran zat hasil metabolisme berupa cairan dari

    kelenjar.

    - Faring: Saluran pertemuan antara rongga hidung dan rongga mulut yang

    letaknya di pangkal kerongkongan.

    2.2.2. IDENTIFIKASI MASALAH

    1. Apa saja organ sistem pencernaan?

    2. Bagaimana proses sistem pencernaan?

    3. Apa yang terjadi pada faring sehingga menyebabkan susah mastikasi dan

    deglutisasi?

  • 5

    4. Bagaimana proses sekresi saliva dan apa yang menyebabkan sekresi saliva

    tidak bisa dikendalikan?

    5. Apa yang menyebabkan gastritis?

    6. Bagaimana dapat timbul stomatitis?

    7. Apakah hubungan antara gastritis dan stomatitis dengan sistem

    pencernaannya?

    2.2.3. ANALISA MASALAH

    1. Rongga mulut: terdapat gigi, lidah dan kelenjar saliva. Terjadi pencernaan

    mekanik dan kimiawi.

    Faring: pangkal kerongkongan. Terdapat epiglotis yang berfungsi

    mengatur makanan agar tidak masuk ke tenggorokan.

    Esophagus: penghubung rongga mulut dengan lambung.

    Lambung: terjadi pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan.

    Usus halus: sebagai tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan

    berlangsung.

    Usus besar: menyerap mineral yang tidak dapat diserap usus halus.

    Rektum: tempat ditampungnya feses sebelum dibuang pada proses

    defekasi.

    Anus: tempat proses defekasi (pengeluaran feses) berlangsung.

    2. Motilitas: kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju isi saluran

    cerna.

    Sekresi: reabsorpsi dalam suatu bentuk kembali ke darah setelah ikut serta

    dalam proses pencernaan.

    Pencernaan: penguraian senyawa biokimiawi agar mudah diserap.

    Penyerapan: terjadi di usus halus melalui absorbsi.

  • 6

    3. Karena produksi saliva berkurang sehingga menyebabkan susah mastikasi

    dan deglutisasi.

    4. Kemoreseptor pada rongga mulut mendeteksi keberadaan makanan

    didalam mulut akan menghantarkan impuls melalui saraf aferen ke

    medulla oblongata, direspon melalui saraf otonom, menyebabkan respon

    ke kelenjar air liur yang membuat respon saliva meningkat.

    Karena terjadinya gangguan pada glanula salivarius (tempat produksi

    saliva) sehingga sekresi saliva tidak bisa dikendalikan.

    5. Karena makan dan minum yang asam, yang menyebabkan asam

    lambungnya berlebih.

    Diakibatkan oleh helicobacter pylori dan pemakaian obat analgesic

    berlebihan.

    6. Kekurangan vitamin C, luka pada bagian mukosa rongga mulut akibat

    tergiggit.

    7. Stomatitis pada rongga mulut menyebabkan penderita malas/susah makan

    yang mengakibatkan asam lambungnya meningkat dan menyebabkan

    gastritis.

  • 7

    2.2.4. KERANGKA KONSEP

    SISTEM PENCERNAAN

    ORGAN-ORGAN SISTEM

    PENCERNAAN

    ORGAN PENCERNAAN

    CAVUM ORIS

    GIGI

    LIDAH

    KELENJAR SALIVAFARING DAN ESOPHAGUS

    GASTER

    INTESTINUM

    COLON

    ANUS

    ORGAN TAMBAHAN

    HATI

    PANKREAS

    EMPEDU

    MEKANISME SISTEM

    PENCERNAAN

  • 8

    2.2.5. IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR

    Mahasiswa mampu:

    1. Menjelaskan organ-organ pada sistem pencernaan.

    2. Menjelaskan mekanisme sistem pencernaan.

    2.2.6. SINTESIS

    ORGAN PENCERNAAN

    1. RONGGA MULUT (CAVUM ORIS)

    Lidah berfungsi mendorong makanan agar dapat ditelan. Pada

    permukaan atasnya terdapat alur berbentuk V, yaitu sulkus terminalis

    yang membagi lidah menjadi bagian anterior dan posterior. Lidah memiliki

    empat jenis papil, yaitu:

    1. Papila Filiformis

    Jumlahnya banyak dan terdapat diatas seluruh saluran lidah, berbentuk

    kerucut memanjang.

    2. Papila Fungiformis

    Bentuknya mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian

    atas melebar dengan permukaan yang licin. Letak papila fungiformis

    tersebar secara tidak teratur diantara papila filiformis

    3. Papila Sirkumvalata

    7-12 papila sirkular yang sangat besar dengan permukaan datarnya

    menonjol di atas papila lain. Papilla sirkumvalata ini tersebar

    sepanjang daerah v pada bagian posterior lidah

    4. Papila Foliata

    Terletak di bagian samping dan belakang lidah.

  • 9

    Setiap papila mengandung banyak ujung saraf sensorik untuk rasa

    sentuhan dan kuncup kecap terdapat pada semua papila kecuali papilla

    filiformis. Kuncup kecap mengandung sel reseptor kecap, terletak didalam

    epitel mulut (berlapis gepeng), terutama papilla.

    Kelenjar Saliva berfungsi membasahi membrane mukosa rongga

    mulut. Terdapat tiga kelenjar, yaitu:

    1. Kelenjar parotis: terletak di bawah dan depan telinga.

    2. Kelenjar submandibularis: terletak didasar mulut.

    3. Kelenjar sublingual: kumpulan kelenjar yang terletak berdekatan.

    Kelenjar saliva mensekresikan saliva yang merupakan cairan encer.

    Saliva ini selalu membasahi rongga mulut dan membantu membersihkan

    rongga mulut dari sisa makanan. Saliva juga mengandung enzim amylase

    yang berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.

    2. FARING DAN ESOPHAGUS

    Faring adalah bagian dari tabung pencernaan yang ditempatkan di

    belakang rongga hidung , mulut , dan laring. Pada faring terdapat epiglottis

    yang mempunyai fungsi mirip seperti katup yang mengatur makanan agar

    tidak masuk ke tenggorokan.

    Faring terbagi menjadi tiga yaitu:

    1. Faring nasal: berhubungan dengan rongga mulut.

    2. Faring oral: berhubungan dengan rongga mulut.

    3. Faring laryngeal: berhubungan dengan epiglotis dari laring menuju ke

    esophagus.

    Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut dan

    lambung. Di esophagus terjadi gerakan peristaltik yang mendorong

    makanan hingga ke lambung. Pada kedua ujungnya terdapat sfingter,

  • 10

    1. Sfingter Faringoesophagus: berfungsi menjaga pintu masuk ke

    esophagus selalu tertutup untuk mencegah masuknya udara ke dalam

    esophagus dan lambung sewaktu bernapas.

    2. Sfingter Gastroesophagus: berfungsi mencegah makanan dari lambung

    yang bersifat asam kembali ke oesofagus.

    3. LAMBUNG (GASTER)

    Lambung berbentuk kantung seperti huruf J yang terletak di antara

    oesofagus dan usus halus. Organ ini terbagi menjadi 3 bagian :

    1. Fundus

    Bagian lambung yang terletak di bagian atas oesofagus , atau bagian

    paling atas. Mempunyai lapisan otot tetapi relative tipis. Proses awal

    masuknya makanan dari oesofagus

    2. Korpus

    Bagian tengah atau bagian utama lambung. Mempunyai lapisan otot

    tapi relative tipis. Tempat menyimpannya makanan

    3. Antrum

    Bagian bawah lambung. Mempunyai lapisan otot yang tebal,

    fungsinya sebagai motilitas lambung. Pencampuran makanan untuk

    menghasilkan kimus

    Pada kedua ujungnya terdapat sfingter

    1. Sfingter gastroesofagus : berfungsi mencegah makanan dari lambung

    yang bersifat asam kembali ke oesofagus.

    2. Sfingter pilorus : merupakan perbatasan antara lambung dengan

    duodenum.

    Enzim yang terdapat di lambung:

  • 11

    1. HCl : merubah pepsinogen menjadi pepsin dan mengatur pH lambung

    dan membunuh patogen

    2. Pepsin : merubah protein menjadi polipeptida.

    3. Renin : mengendapkan kasein (protein susu).

    Fungsi lambung :

    1. Menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke

    usus halus dengan cara mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang

    tidak melebihi kapasitas usus halus

    2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang

    memulai pencernaan protein

    Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang di telan dan di

    haluskan di campur dengan sekresi lambung menghasilkan cairan kental

    yaitu kimus. Isi lambung harus di ubah menjadi kimus sebelum dapat di

    alirkan ke duodenum

    4. USUS HALUS (INTESTINUM)

    Pencernaan makanan setelah dari lambung dilanjutkan ke usus halus,

    oleh enzim-enzim yang dihasilkan mukosanya dan dibantu agen

    pengelmusi dan enzim yang disekresi ke dalam lumennya oleh hati dan

    pankreas.

    Usus halus adalah sebagian tempat pencernaan dan penyerapan

    berlangsung. Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen

    mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi penyerapan nutrien lebih

    lanjut, meskipun usus besar menyerap sejumlah kecil garam dan air. Usus

    halus terletak bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang antara

    lambung dan usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga segmen, yaitu

    a. Duodenum

    Bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini

    terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat

  • 12

    bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas

    (duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding

    duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung

    kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum.24 Panjang

    duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum.23

    b. Jejunum

    Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri atas

    intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang

    berbentuk kipas (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri

    dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang

    antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya

    lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.

    c. Ileum

    Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya 4-5 m.

    Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah

    berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium

    ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula

    bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak

    masuk lagi ke dalam ileum.

    Duodenum dan Jejunum berperan penting dalam pencernaan makanan

    secara kimiawi. Di duodenum ini kantong empedu dan pankreas

    mengeluarkan cairan pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh

    kantong empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara

    mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Cairan

    pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan penting, yaitu tripsinogen,

    amilase, dan lipase. Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase menjadi

    tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam amino. Amilase

    akan mencerna amilum menjadi glukosa, sedangkan lipase mencerna

    lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selain enzim-enzim tersebut usus

  • 13

    halus juga menghasilkan enzim-enzim lain yang membantu pencernaan

    makanan, seperti peptidase dan maltase.

    Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah

    dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan

    vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam

    lemak dan gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh

    getah bening ini pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah

    sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.

    5. USUS BESAR (COLON)

    Usus besar merupakan organ pengering dan penyimpan. Sebagian

    besar pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan di usus halus maka isi

    yang disalurkan ke usus besar terdiri dari makanan yang tak tercerna

    (misalnya selulosa). Fungsi utama usus besar adalah untuk memekatkan

    dan menyimpan makanan yang tidak tercerna sampai dapat dikeluarkan

    dari tubuh sebagai feses melalui proses yang disebut defekasi (Sherwood,

    2012).

    Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun karena

    pencernaan telah selesai sebelum mencapai kolon. Dan tidak terjadi

    pencernaan di usus besar karena tidak terdapat enzim pencernaan.

    Sebagian penyerapan berlangsung di dalam kolon tetapi dengan tingkat

    yang lebih rendah daripada di usus halus. Penyerapan sebagian dari garam

    dan air yang tertinggal mengubah isi kolon menjadi feses (Sherwood,

    2012).

    Usus besar terdiri dari:

    1. Sekum

    Sekum yaitu pembentuk kantung buntu dibawah pertemuan antara usus

    halus dan usus besar (Sherwood, 2012).

    2. Apendiks

  • 14

    Apendiks merupakan tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum.

    Apendiks biasa disebut juga sebagai usus buntu (Sherwood, 2012).

    3. Kolon

    Kolon yang menyususn sebagian besar usus besar terdiri dari 3 bagian

    yaitu, (1). Kolon asendens, (2). Kolon transversum. (3). Kolon

    desendens (Sherwood, 2012).

    4. Rectum

    Rectum merupakan bagian terakhir dari kolon desendens Yang

    berfungsi unutuk menampung feses sementara sebelum dikeluarkan

    melalui anus (Sherwood, 2012).

    6. ANUS

    Anus merupakan saluran tempat keluarkan feses. Ketika rektum penuh

    akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding dari

    saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke saluran anus.

    Pengeluaran feses diatur oleh otot sphinkter. Otot ini membantu menahan

    feses saat defekasi. Salah satu dari otot sphinkter merupakan otot polos

    yang bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka.

    ORGAN TAMBAHAN

    1. HATI

    Hati atau hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, dengan berat

    sekitar 1300-1550gr. Hepar berwarna merah coklat, sangat vaskular dan

    lunak. Hepar berfungsi dalam metabolik, penyimpanan, dan sekresi.

    (Watson, 2002)

    Fungsi metabolik meliputi hal-hal :

    a. lemak yang disimpan dipecah-pecah untuk membentuk energi (proses

    desaturasi),

  • 15

    b. kelebihan asam amino dipecah dan diubah menjadi urea,

    c. obat-obatan dan racun didetoksifikasi,

    d. kelebihan karbohidrat diubah menjadi lemak untuk disimpan,

    e. protombin dan fibrinogen disintesis dari asam amino,

    Fungsi penyimpanan meliputi hal-hal :

    a. penyimpan vitamin A dan D,

    b. faktor anti-anemia,

    c. zar besi dari diet dan dari sel darah yang telah dipakai,

    d. penyimpanan glikogen yang dapat diubah kembali menjadi glukosa.

    Fungsi sekresi meliputi :

    a. sekresi empedu yang dibentuk dari unsur-unsur yang dipecah oleh

    darah.

    2. PANKREAS

    Pankreas adalah organ panjang pada bagian belakang abdomen atas.

    Terdiri dari sel yang menyekresi getah pankreas dan pulau sel intraalveoli,

    di sebut juga pulau-pulau Langerhans. Getah pankreas adalah cairan

    pencernaan. (Gibson, 2003).

    Pankreas memiliki fungsi eksokrin dan endokrin. Fungsi eksokrin

    pankreas berkaitan dengan sintesis dan pengeluaran enzim-enzim

    pencernaan dan larutan natrium bikarbonat dari sel-sel khusus pankreas

    yang disebut sel asinus (acini). Sel-sel asinus mengeluarkan isinya ke

    dalam duktus pankreatik. Dari duktus pankreatik, enzim dan larutan

    bikarbonat mengalir melewati sfingter oddi masuk ke bagian pertama dari

    susu halus, yaitu duodenum.

    Enzim pankreatik dan larutan bikarbonat berperan dalam proses

    pencernaan dan penyerapan makanan di usus halus. Sementara itu, fungsi

    endokrin pankreas adalah memproduksi dan melepaskan hormon insulin,

    glukagon, dasomatostatin. Hormon ini masing-masing diproduksi oleh sel-

  • 16

    sel khusus yang berbeda di pankreas, yang disebut pulau Langerhans.

    (Corwin, 2009).

    3. EMPEDU

    Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang berada di

    permukaan bawah lobus kanan hati. Kandung empedu bekerja sebagai

    tempat persediaan getah empedu. Juga melakukan fungsi penting yaitu

    getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. Di dalam waktu

    setengah jam setelah makanan masuk, segera sesudah sfinker oddi

    mengendor untuk mengizinkan getah emedu masuk ke duodenum,

    kandung empedu berkontraksi. Dengan demikian aliran getah empedu

    tidak kontiyu, tetapi sesuai dengan selang pencernaan bila makanan masuk

    ke duodenum (Pearce, 2005).

    MEKANISME SISTEM PENCERNAAN

    Awalnya, makanan masuk ke rongga mulut. Mulut merupakan organ

    pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. Pada

    mulut terjadi pencernaan mekanik yang dilakukan oleh gigi dan lidah. Gigi

    dan lidah berfungsi menghaluskan makanan. Selain mencerna makanan secara

    mekanis, di mulut juga terjadi pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara

    kimiawi terjadi karena kelenjar air liur menghasilkan ludah yang mengandung

    air, lendir, dan enzim. Air dan lendir berguna untuk melumasi rongga mulut

    dan membantu proses menelan. Enzim pada mulut yaitu enzim amilase

    mengubah amilum menjadi karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu maltosa.

    Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke lambung

    melalui suatu saluran yang disebut esophagus. Kerongkongan atau esophagus

    berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.. Esophagus

    merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dengan

    lambung. Pada esophagus makanan didorong ke lambung oleh gerakan otot-

    otot yang disebut gerak peristaltik.

  • 17

    Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung.

    Dinding lambung tersusun dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan

    menyerong. Hal ini memungkinkan makanan yang masuk ke dalam lambung

    dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi lebih halus. Selain mencerna

    makanan secara mekanik, lambung juga mencerna makanan secara kimiawi.

    Lambung menghasilkan suatu cairan yang mengandung air, lendir, asam

    lambung (HCl), serta enzim renin dan pepsin.

    Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Di

    duodenum, kantong empedu dan pankreas mengeluarkan cairan

    pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh kantong empedu akan berperan

    dalam pencernaan lemak dengan cara mengemulsikan lemak sehingga dapat

    dicerna lebih lanjut. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan

    penting, yaitu tripsinogen, amilase, dan lipase. Tripsinogen diaktifkan oleh

    enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam

    amino. Amilase akan mencerna amilum menjadi glukosa, sedangkan lipase

    mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selain enzim-enzim

    tersebut usus halus juga menghasilkan enzim-enzim lain yang membantu

    pencernaan makanan, seperti peptidase dan maltase.

    Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah

    dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan

    vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Asam lemak dan

    gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening

    ini pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah sehingga sari-sari

    makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh.

    Zat-zat yang tidak diserap usus halus selanjutnya akan masuk ke usus

    besar atau kolon. Di usus besar ini terjadi penyerapan air dan pembusukan

    sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk. Pembusukan dilakukan oleh bakteri

    yang hidup di usus. Sisa makanan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran

    (feces) melalui anus.

  • 18

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1. KESIMPULAN

    Sistem ini sangat mempengaruhi dalam kelangsungan homeostasis tubuh. Dengan

    organ- organ yang berperan yakni meliputi rongga mulut, lambung, usus halus, usus

    besar beserta anus dan di bantu oleh organ aksesorinya. Melalui proses pencernaan

    dasar yakni motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan.

    3.2. SARAN

    Dalam menjaga keseimbangan tubuh sistem pencernaan berrperan penting dalam

    menghasilkan energi yang berasal dari makanan yang kita makan. Dan bila sistem

    pencernaaan ini mengalami gangguan maka akan menyebabkan kehilangan homeostasis

    dalam tubuh oleh karena itu dalam tubuh harus memiliki karbohidrat, protein dan lemak

    yang seimbang. Yakni dengan cara memperhatikan dan melihat kandungan makanan

    yang kita makan.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Corwin. (2009). Buku saku patofiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Gibson. (2003). Fisiologi & anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Junqueira, L. C., Carneiro, J., & Kelley, R. O. (1997). HISTOLOGI DASAR. Jakarta: EGC.

    Leeson, C. R., Leeson, T. S., & Paparo, A. A. (1996). Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit

    Buku Kedokteran EGC.

    Pearce. (2005). Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia (6 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Watson. (2002). Anatomi dan fisiologi untuk perawat (10 ed.). Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.