modul 4 makanan sehat
DESCRIPTION
TUGAS RESUME MODUL 4MAKANAN SEHATMATA KULIAH MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA SDTRANSCRIPT
TUGAS RESUME MODUL 4MAKANAN SEHAT
MATA KULIAH MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA SD
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 21. DESTA LESMANA 8224999762. NOVIANAWATI 8224999053. PUJI RAHAYU 8244612084. RIDA SRIWATI 8244742435. SHOLEHA 8171681656. SUKARSIH 817168022
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) UTFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PGSD TAHUN 2015
1
MODUL III KLASIFIKASI DAN ADAPTASI MAKHLUK HIDUP KEGIATAN BELAJAR I : KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya disebut klasifikasi makhluk hidup. Pada sistem
klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan secara sistematis dan bertahap. Cabang ilmu Biologi yang
mempelajari pengelompokan makhluk hidup disebut taksonomi. Klasifikasi dilakukan oleh para ahli
bertujuan untuk :
1. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar mudah dikenali.
2. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya.
3. mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
4. mempelajari evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Klasifikasi memiliki manfaat penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai
berikut.
1. Pengelompokan memudahkan kita mempelajari organisme yang beraneka ragam.
2. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
A. Macam-macam Klasifikasi
Klasifikasi digolongkan ke dalam tiga kelompok sistem yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem
filogenetik.
1. Sistem alami
Klasifikasi ini ditemukan oleh Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kingdom,
yaitu hewan dan tumbuhan. Hewan dibagi menjadi beberapa kelompok menurut habitatnya
sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
2. Sistem buatan
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Carolus Linneaus. Kategori organisme didasarkan pada
sejumlah kecil sifat-sifat morfologi tanpa memandang kesamaan struktur yang mungkin
memperlihatkan kekerabatan. Karya Linneaus sangat penting karena penamaan jenis (spesies)
dengan menggunakan dua nama disebut binomial nomenklatur.
3. Sistem filogenetik
klasifikasi modern berdasarkan filogenetik, yaitu klasifikasi yang disusun dengan melihat
keturunan dan hubungan kekerabatan. Filogeni adalah sejarah evolusi suatu kelompok makhluk
hidup. Klasifikasi yang berdasar proses filogeni ini disebut klasifikasi sistem filogenetik. Sistem ini
didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok organisme.
Organisme-organisme berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan organisme yang berkerabat jauh. Ciri-ciri yang digunakan dalam
2
pengklasifikasian adalah ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan prilaku. Ada beberapa klasifikasi
yang diperkenalkan oleh para ahli taksonomi, yaitu sebagai berikut.
a. Sistem dua kingdom
Sistem dua kingdom adalah sistem klasifikasi yang pertama dan ditemukan oleh Aristoteles
(seorang bangsa Yunani). Dalam sistem ini organisme dikelompokkan dalam dua kelompok
besar, yaitu sebagai berikut.
1) Kingdom plantae (dunia tumbuhan), ciri-ciri mampu membuat makanan sendiri dengan
cara fotosintesis (bersifat autotro), berklorofil, memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa sehingga selnya kaku seperti tumbuhan berbiji. Meskipun tidak berklorofil,
bakteri, alga, lumut, jamur, paku-pakuan dimasukkan dalam kerajaan tumbuhan.
2) Kingdom Animalia (dunia hewan), ciri-cirinya adalah memperoleh makanan yang sudah
berupa bahan organik dan lingkungaimya (bersifat heterotrof), tidak berdinding sel, tidak
berklorofil, dapat bergerak bebas. Dunia hewan meliputi Protozoa, Porfera,
Coelènterata, Molusca, Arthropoda, Echinodermata, sampai Chordata.
b. Sistem tiga kingdom
Klasifikasi sistem tiga kingdom ditemukan oleh Ernst Haechel (seorang bangsa Jerman) pada
Tahun 1866. Klasifikasi ini muncul setelah ditemukannya mikroskop yang mengungkapkan
adanya makhluk renik (mikroorganisme) bersel satu (uniseluler) atau bersel banyak
(multiseluler). Dalam klasifikasi tiga kingdom makhluk hidup dibagi menjadi tiga kingdom
sebagai berikut.
1) Kingdom Protista: dengan ciri-ciri tubuh tersusun atas satu sel atau banyak sel yang
belum terdiferensiasi. Organisme yang termasuk kingdom Protisia adalah semua
organisme yang bersel satu, seperti amoeba dan organisme multiseluler sederhana
seperti alga.
2) Kingdom Plantae: terdiri dan organisme yang bersifat autotrof eukariotik multiseluler,
dan bereproduksi dengan spora seperti jamur, tumbuhan paku, lumut, dan tumbuhan
berbiji.
3) Kingdom Animalia: terdiri dan organisme yang bersifat heterotrof dan eukariota
multiseluler, anggotanya dimulai dan Protozoa sampai Chordala.
c. Sistem empat kingdom
Orang yang pertama yang mengemukakan sistem empat kingdom adalah Herbert Copelend.
Sistem empat kingdom muncul setelah dikembangkannya mikroskop elektron. Alat ini
mengungkapkan struktur ultra mikroskopik sel makhluk hidup, misalnya ada tidaknya
membran inti. Makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti disebut prokariot, misalnya
bakteri, alga hijau, dan biru. Sedangkan makhluk hidup yang mempunyai meimbran inti
disebut eukariot, misalnya alga (selain alga biru), jamur, tumbuhan, dan hewan. Herbert
3
mengusulkan nama kingdom monera untuk organisme yang intinya tidak memiliki membran.
Oleh karena itu, sistem tiga kingdom berkembang menjadi empat kingdom, yaitu berikut ini.
1) Kingdom Monera: ciri-cirinya inti tidak memiliki membran (prokarion).
2) Kingdom Protista, terdiri dan organisme bersel satu dan organisme multiseluer yang
belum berdiferensiasi.
3) Kingdom Plantae: terdiri dan jamur, tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan
biji.
4) Kingdom Animalia: semua hewan mulai daei Protozoa hingga Chordata.
d. Sistem lima kingdom
Dikembangkan oleh R. H Whittaker, pada Tahun 1969, dengan menyusun klasifikasi
berdasarkan ciri struktur sel dan cara memperoleh makanannya (nutrient). Berdasarkan
sistem lima kingdom jamur dimasukkan dalam kingdom fungi (jamur). Oleh sebab itu, sistem
lima kingdom terdiri dari berikut ini.
1) Kingdom Monera, ciri-cirinya inti tidak memiliki membran (prokarion), selain itu juga
tidak memiliki mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, dan Iisosom.
Berkembang biak dengan cara membelah diri secara langsung (amitosis). Organisme
yang termasuk kingdom Monera adalah: Archaebacteria, Eubakteria, termasuk alga hijau
dan biru.
2) Kingdom Protista, terdiri dan organisme bersel satu dan organisme multiseluler yang
belum terdiferensiasi. Sifat selnya eukariotik, artinya inti sel memiliki membran inti.
3) Kingdom Fungi (Jamur), terdiri dari organisme Eukariotik, sebagian besar multiseluler,
cara makan heterotrof dengan cara menyerap zat-zat makanan dari lingkungan, tidak
berklonofil, sebagian besar hidup sebagai parasit dan saprofit.
4) Kingdom Plantae, tersusun atas satu sel (misalnya alga hijau), banyak sel tetapi tidak
terdiferensiasi (misalnya alga coklat dan merah), dan banyak sel yang terdiferensiasi
membentuk jaringan (misalnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan biji),
semua selnya eukariotik, mempunyai plastida, hidup secara autotrof.
5) Kingdom Animalia, tersusun atas banyak sel yang terdeferensiasi membentuk jaringan,
sel eukariotik, cara makan bersifat heterotrof, semua hewan mulai dan Protozoa hingga
Chordata
e. Sistem enam kingdom
Selama bertahun-tahun para biologiawan meneliti kelompok makhluk hidup yang disebut
Archaebacteria yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan Eubakteria (bacteria).
Archaebacteria lebih mendekati eukariota, yaitu dalam hal proses transkripsi dan translasi
genetiknya. Perbedaan karakteristik ini pada tahun 1977, Carl Woese memacah kingdom
4
bakteri menjadi dua kingdom, yaitu Eubakteria dan Archaebacieria. Sehingga terbentuk
sistem dengan enam kingdom antara lain sebagai berikut.
1) Kingdom Plantae: bersifat autotrof, eukariotik multiseluler, dan bereproduksi dengan
spora.
2) Kingdom Animalia, bersifat heterotrof, dan eukariot multiseluler.
3) Kingdom Eubacteria (bakteri), ciri-cirinya eukariot bersel satu.
4) Kingdom Archaebacteria, (prokariot), berbeda dengan bakteri dalam hal transkripsi dan
translasi genetik.
5) Kingdom Protista (eukariot bersel satu), ciri-cirinya tidak memiliki jaringan atau sel yang
terdeferensiasi.
6) Kingdom Fungi, bersifat eukariot.
B. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus pada Abad 18. Prinsip
klasifikasi yang digunakan Corolus Limiacus adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan
persamaan ciri dan pemberian nama dengan sistem tata nama ganda atau Sistem Nomenklatur
Binomial. Adapun cara-cara yang ditempuh oleh Linnacus dalam mengelompokkan makhluk hidup
dilakukan dengan jalan sebagai berikut.
a. Meneliti atau mengenali persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam
dan berbagai jenis makhluk hidup yang akan dikelompokkan.
b. Makhluk hidup yang mempunyai ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok,
sedangkan makhluk hidup yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
c. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang ditentukan berdasarkan
banyak atau sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
Di dalam melakukan klasifikasi Linnaeus mengelompokkan makhluk hidup menjadi kelompok besar
hingga kelompok kecil. Dari kelompok besar hingga kelompok terkecil, masing-masing diberikan
istilah khusus untuk membedakan satu tingkat lainnya. Tingkatan (takson) yang digunakan Linnaeus
adalah sebagai berikut.
a. Kingdom (kerajaan/ dunia)
b. Phylum/ Divisio (filum/ divisio/ keluarga besar)
c. Class (kelas)
d. Ordo (bangsa)
e. Familia (suku)
f. Genus (marga)
g. Spesies (jenis)
5
6
KEGIATAN BELAJAR 2 : ADAPTASI MAKHLUK HIDUP TERHADAP LINGKUNGANNYA
Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuaikan diri terhadap Iingkungan tempat hidupnya
yang memungkinkan tetap hidup (survive) dan berkembang biak di Iingkungan alaminya. Bentuk dan
tingkah laku organisme memungkinkan dapat bertahan hidup di dalam Iingkungan dan melangsungkan
proses hidupnya, disebut bentuk dan tingkah laku adaptif.
A. Macam-macam Adaptasi
Selama proses adaptasi terjadi perubahan-perubahan pada organisme. Perubahan yang terjadi
akibat adaptasi ini dapat berupa perubahan bentuk struktur tubuh, fungsi fisiologi alat-alat tubuh
dan perubahan tingkah laku. Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi, adaptasi dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya
berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dan luar dan mudah diamati,
sehingga adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan.
Contoh adaptasi morfologi adalah sebagai berikut.
a. Bentuk kaki atau cakar yang adaptif pada burung dapat dibedakan menjadi tipe perenang,
pemanjat, petengger, pejalan dan pencengkeram.
b. Bentuk paruh yang adaptif pada burung dapat membedakan menjadi tipe pemakan biji,
pemakan daging, pemakan ikan dan pengisap madu.
c. Bentuk mulut serangga dapat dibedakan menjadi tipe penggigit, penusuk dan pengisap dan
penjilat.
d. Tumbuhan darat yang adaptif pada lingkungan kurang air (kering) disebut xerofit, contohnya
kaktus. Tumbuhan kaktus memiliki batang tebal, daun yang tereduksi menjadi duri untuk
mengurangi penguapan, serta akar yang panjang dan tersebar luas.
e. Tumbuhan darat yang adaptif pada Iingkungan lembab disebut higrfit, contohnya lumut.
Tumbuhan lumut memiliki daun yang lebar dan relatif tipis.
f. Tumbuhan yang adaptif pada lingkungan air disebut hidrofil, contohnya teratai. Tumbuhan
tersebut memiliki daun lebar dan tipis dengan banyak stomata yang terdapat di permukaan
daun bagian alas untuk mempercepat penguapan. Batang berongga berisi udara untuk dapat
terapung di atas air dan akar serabut halus yang relatif panjang.
7
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisologi adalah penyesuaian fungsi fisiologi alat-alat atau organ-organ tubuh terhadap
lingkungannya. Contoh adaptasi fisioIogi adalah sebagai berikut.
a. Tubuh manusia mengeluarkan keringat ketika kepanasan. Dengan keluarnya keringat, tubuh
akan dingin. Hal ini karena panas tubuh diambil untuk penguapan keringat di permukaan
tubuh manusia.
b. Penyesuaian fungsi kerja sel-seI retina mata terhadap rangsangan cahaya. Mata dapat
menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang berubah dan gelap ke terang atau sebaliknya.
c. Beberapa jenis jamur seperti jamur Penicillium dapat menghasilkan zat antibiotika sehingga
jamurjenis ini dapat hidup di tempat yang kotor.
d. Cacing Teredo Navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan
bantuan enzim selulase.
e. Ketajaman indra penglihatan burung hantu di malam hari.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi lingkah laku adalah cara penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya melalui
tingkah laku. Adaptasi tingkah laku juga ditunjukkan oleh tumbuhan. Bagaimana bentuk adaptasi
tingkah laku pada tumbuhan? Pernahkah Anda melihat pohon jati atau bunga flamboyan?
Bagaimana tumbuhan jati atau flamboyan menghindari kekeringan pada musiin kemarau? Di
musim kemarau, tumbuhan jati menggugurkan daunnya (meranggas) untuk menghindari
terjadinya penguapan yang berlebihan, sehingga tubuhnya tidak mengalami kekeringan. Jika
musim penghujan tiba, tunas-tunas pada tumbuhan tersebut akan tumbuh kembali.
a. Setiap 30 menit sekali ikan paus muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen sambil
memancarkan air yang merupakan uap air sudah jenuh.
b. Bunglon merubah warna tubuhnya sesuai dengan warna Iingkungannya untuk mengaburkan
pandangan musuh. Perubahan ini disebut mimikri.
c. Cecak memutuskan ekor dan meninggalkannya bila ada hewan yang akan memangsanya,
sehingga cecak selamat dari ancaman hewan pemangsa. Peristiwa pemutusan sebagian
tubuhnya disebul aulolomi.
d. Daun jagung menggulung apabila udara sangat panas.
8
MODUL 4 MAKANAN SEHAT
KEGIATAN BELAJAR 1 : Kandungan Gizi dan Gizi Seimbang
Perlu diketahui adanya perbedaan antara zat makanan atau nutrien/ zat gizi dan bahan makanan. Zat
makanan atau nutrien atau zat gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan tersebut.
Bahan makanan disebut juga komoditas pangan dalam perdagangan, yaitu apa yang dibeli, dimasak dan
disusun menjadi hidangan.
Secara umum, pangan dikelompokkan menjadi dua yaitu pangan hewani dan pangan nabati. Pangan
hewani meliputi, daging, ikan, kerang, telur, susu dan hasil susu. Pangan nabati meliputi serealia, kacang-
kacangan, sayuran, biji-bijian, buah-buahan, dan pangan lain seperti madu, gula dan jamur.
Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal dengan Desire Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/
PPH) yang terdiri dari sembilan macam, yaitu padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan
lemak, buah biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur, dan buah. Di Indonesia juga dikenal
penggolongan makanan sesuai dengan pola makan masyarakat. Pengelompokan tersebut meliputi
pangan pokok (beras, jagung, sagu, ubi, terigu, singkong), lauk pauk (daging, ikan, telur, tempe, tahu),
sayuran, buah, dan susu.
Berdasarkan piramida gizi seimbang, makanan dibagi menjadi enam kelompok dengan proporsi berbeda-
beda.
Pada dasar piramida dengan proporsi terbesar adalah kelompok karbohidrat (roti, sereal, mi, nasi, dan
lain-lain) sebagai sumber energi atau kalori utama. Di atasnya, kelompok buah dan sayur sebagai sumber
vitamin dan mineral. Keduanya dalam kotak berbeda untuk menekankan pentingnya peran dan proporsi
tiap-tiap kelompok. Kotak sayur (sebelah kiri) sedikit lebih besar dari kotak buah di sebelah kanannya.
Artinya, jumlah atau porsi sayur yang dianjurkan untuk kita makan setiap hari sedikit lebih banyak
9
dibandingkan porsi buah. Pada lapisan ketiga dari bawah piramida, ada produk susu (mentega, keju dan
lain-lain) di kotak kanan. Proporsi kelompok makanan ini lebih kecil atau lebih sempit dibandingkan
dengan kedua kelompok di bawahnya. Artinya, jumlah atau porsi lauk pauk sebagai sumber utama
protein dan lemak lebih kecil daripada porsi untuk makanan pokok dan sayur atau buah. Di puncak
piramida terdiri dari makanan yang porsinya perlu dibatasi seperlunya saja untuk menjaga keseimbangan
gizi. Kelompok ini adalah gula, lemak, dan garam.
Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup sehat adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air. Karbohidrat, lemak, protein dan vitamin disebut zat organik (susunannya mengandung karbon),
sedangkan mineral dan air adalah zat anorganik. Di dalam tubuh, zat-zat tersebut berfungsi sebagai
sumber energi atau tenaga (karbohidrat, protein dan lemak), sumber zat pembangun terutama untuk
tetap tumbuh dan berkembang, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak (protein, lemak, dan vitamin).
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan zat gizi yang diperolehnya melalui konsumsi bahan
makanan. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung semua zat gizi tersebut.
A. MAKAN PAGI (SARAPAN PAGI)
Kebiasaan makan pagi membantu seorang anak untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari.
Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan. Namun, akan
lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber sat pembangun , dan sumber zat
pengatur. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki resiko menderita gangguan kesehatan berupa
menurunnya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin,
kesadaran menurut bakan pingsan.
Hasil penelitian menunjukkan anak yang makan pagi mempunyai sikap dan prestasi sekolah lebih
baik daripada anak yang tidak sempat sarapan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa otak dan sel darah
merah bekerja memerlukan energi dari glukosa (karbohidrat). Tanpa sarapan, pada tengah hari
persediaan glukosa menurun sehingga anak kekurangan energi yang dibuthkan otak untuk dapat
berkonsentrasi. Makan pagi dapat menyumbang ¼ dari kebutuhan gizi sehari yaitu sekitar 450-500
kalori dengan 8-9 gram protein.
B. BEKAL MAKANAN
Jika tidak sempat sarapan, anak biasanya membawa bekal makanan ke sekolah. Makanan bekal
dapat menjadi tambahan makan pagi anak. Kandungan gizi makanan bekal sebaiknya sekitar 300
kalori, 5-7 gram protein. Makanan bekal dapat berupa snack atau makanan lengkap dalam porsi
kecil.
10
C. WARUNG SEKOLAH
Warung/ Kantin sekolah mempunyai potensi yang menentukan perilaku siswa sehari-hari
penyediaan makanan jajanan disekolah. Karena diwarung sekolah itulah siswa memperoleh makanan
diwaktu istirahat. Ada kantin yang menyediakan makanan sehat dan ada juga yang belum. Jajanan
seperti nasi uduk, nasi goreng, mie ayam memiliki kandungan gizi yang relatif rendah. Kantin sekolah
dapat menjual makanan yang memiliki kandungan energi, lemak dan karbohidrat yang tinggi dengan
vitamin, mineral dan serat yang rendah, misalnya : ayam goreng, sosis dan meningkatkan penjualan
makanan yang mengandung sayur, buah-buahan, jus buah, buah potongn segar dan susu.
D. GIZI SEIMBANG BAGI ANAK SEKOLAH
Pesan dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) hendaknya diterapkan dalam menyusun
makanan untuk anak usia sekolah, misalnya makanlah aneka ragam makanan, kurangi makanan
sumber lemak dan minyak sampai ¼ dari kebutuhan energi.
E. MENU SEIMBANG
Gizi seimbang perlu diterapkan agar tidak menimbulkan masalah kelebihan atau kekurangan gizi.
Menu adalah susunan dan urutan beberapa macam makanan yang dihidangkan pada makan pagi,
makan siang atau makan malam. Menu yang dihidangkan sebaiknya dapat memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
1. Harus memenuhi kecukupan gizi,
2. Sebaiknya mempunyai kombinasi dan keanekaragaman,
3. Sesuai dengan komposisi keluarga,
4. Sesuai dengan dana yang tersedia,
5. Menu makanan harus seimbang dan sesuai.
Menyusun menu sangat besar manfaatnya, antara lain :
1. Dapat menjamin kualitas dan kuantitas gizi makanan yang dihidangkan sesuai kebutuhan.
2. Dapat mengatur keanekaragaman dan kombinasi bahan makanan yang diolah sehingga
seimbang dan tidak membosankan.
3. Dapat menyusun menu yang sesuai dengan dana tersedia.
4. Mengefisienkan penggunaan waktu dan tenaga untuk mengolah bahan makanan.
Pemberian nutrisi pada anak harus sangat diperhatikan sebab jumlah nutrisi yang tepat dapat
membantu pertumbuhan fisiknya serta menghindarkan dari resiko berbagai penyakit seperti
kegemukan, keropos tulang dan diabetes. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar anak memperoleh
nutrisi terbaik, yaitu :
1. Menyajika jenis makanan yang beragam;
2. Melakukan olah raga yang seimbang;
3. Memilih makanan dari jenis gandum, sayuran dan buah-buahan;
11
4. Memilih makanan rendah lemak dan non kolesterol;
5. Mengonsumsi gula dan garam secara wajar;
6. Memilih makanan dengan kadar kalsium dan zat besi yang cukup;
7. Kebiasaan dalam memilih makanan yang sehat dalam keluarga.
Terpenuhinya energi dan protein sesuai kebutuhan dapat mencegah terjadinya gizi kurang dan
kegemukan pada anak. Sedangkan dengan terpenuhinya vitamin yang berasal dari sayuran, buah dan
kacang-kacangan dapat memberkan daya tahan terhadap infeksi, mencegah kebutaan dan
meningkatkan konsentrasi belajar. Kalsium yang diperoleh dari susu, ikan, kacang-kacangan serta zat
besi dapat diperoleh dari ikan, ayam, daging, tempe, oncom, kacang dan sayuran hijau bisa
membantu pertumbuhan tulang dan mencegah terjadinya anemia pada anak.
Contoh menu anak usia sekolah (1921 kalori)
12
KEGITAN BELAJAR 2 : PENILAIAN GIZI PADA MAKANAN
A. PENGARUH CARA PERLAKUAN (PENGOLAHAN), PENYIMPANAN (PENGAWETAN) TERHADAP
KANDUNGAN GIZI
Bahan makanan yang mengalami kerusakan biasanya telah mengalami penyimpangan dari keadaan
normal, perubahan penyimpangan tersebut dapat terjadi pada warna, aroma yang ditimbulkan,
bentuk, kekerasan maupun cita rasa. Bila ditinjau dari penyebabnya, kerusakan bahan makanan
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu kerusakan mikrobiologis, mekanis, fisik,kimia, dan
biologis.
1. Kerusakan Mikrobiologis
Kerusakan pada makanan yang disebabkan oleh jenis-jenis mikroba yaitu bakteri, kapang, dan
khamir. Selain bahan pangan akan mengalami perubahan fisik, kerusakan mikrobiologis juga
dapat membahayakan kesehatan manusia karena racun yang dihasilkan mikroba.
Bahan pangan yang telah rusak akibat mikroba mempynyai ciri khas, seperti berikut ini :
a. Pembusukan; bahan makanan seperti sayuran yang mempunyai tekstur baik akan dirusak
struktur selnya sehinggga menjadi lunak dan berair.
b. Berlendir; pertumbuhan bakteri pada permukaan yang basah dari bahan makanan seperti
sayuran, daging dan ikan dapat menyebabkan flavour, dan bau yang menyimpang serta
pembusukan dengan permukaan yang berlendir.
c. Berlendir kental seperti tali; beberapa jenis bakteri seperti Bacillus Subtilis dan Lactobacilus
Plantarum mengeluarkan lendir kental berbentuk tali. Biasanya yang tercemar dengan
bakteri itu adalah susu dan minuman ringan.
d. Perubahan warna; beberapa bakteri menghasilkan warna pada bahan makanan yang
tercemar. Contohnya daging berwarna kehijauan karena ditumbuhi bakteri Pseudomonas
Flourescens.
Kerusakan bahan makanan yang disebabkan oleh kapang dapat terlihat dari permukaan bahan
yang berbulu, dan berwarna. Roti tawar yang disimpan beberapa hari dapat ditumbuhi kapang
berwarna hitam jenis Aspergillus. Kapang dapat mengeluarkan racun aflatoksin yang bersifat
karsinogenik (penyebab kanker).
Kerusakan bahan pangan oleh khamir atau ragi lebih sering terjadi pada bahan makanan
berasam rendah (pH 4-4,5) serta kadar gula tinggi. Saccharomyces Rouxii dan
Schizosaccharomyces sering merusak sirup, selai, manisan dan madu.
13
2. Kerusakan Mekanis
Kerusakan mekanis dapat terjadi jika ada benturan-benturan mekanis. Pada saat bahan pangan
dipanen dengan galah atau bambu lalu jatu ke tanah, atau umbi-umbian saat dipanen terpotong
oleh cangkul. Kerusakan mekanis dapat juga terjadi saat pengangkutan. Bahan makanan yang
mengalami kerusakan mekanis sangat mudah untuk terkena atau tercemar mikroba sehingga
terjadi kerusakan mikrobiologis.
3. Kerusakan Fisik dan Kimia
Kerusakan fisik dapat terjadi karena perlakuan-perlakuan fisik seperti cara pengolahan dengan
penggorengan, pengeringan dan pendinginan. Bahan makanan yang digoreng terlalu lama akan
mengalami kegosongan. Ikan yang dikeringkan dengan suhu terlalu tinggi akan mengalami case
hardening. Bahan makanan yang dibekukan pada suhu yang tidak tepat dapat menimbulkan sel-
sel pecah sehingga cairan keluar dari sel, warna berubah menjadi gelap, terjadi pembusukan dan
pelunakan.
Pada umumnya kerusakan fisik terjadi bersama-sama dengan berubahnya struktur kimiawi.
Adanya sinar dapat membantu terjadinya kerusakan kimiawi misalnya kerusakan vitamin A dan B
pada bahan makanan. Adanya oksigen menjadikan minyak dan bahan makanan sumber lemak
cepat menjadi tengik.
4. Kerusakan Biologis
Yang dimaksud dengan kerusakan biologis adalah kerusakan yang disebabkan oleh serangga,
binatang pengerat, dan rusak secara fisiologis. Seringkali serangga melukai permukaan bahan
makanan sehingga mudah terkontaminasi oleh mikroba. Kerusakan fisiologis meliputi kerusakan
yang disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme dalam bahan secara alami.
B. PENANGANAN PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KADUNGAN GIZI MAKANAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan mengonsumsi makanan diantaranya
melihat keadaan atau mutu baik, normal, tidak/ belum ada tanda-tanda kerusakan baik secara
organoleptik maupun sejara objektif. Di bawah ini beberapa kriteria bahan makanan yang dapat
dipilih :
1. Serealia dan kacang-kacangan, pilihlah yang kering, tidak lembab, tidak ada kutu, tidak berlubang
dan bau apek.
2. Buah dan sayuran, pilihlah yang berwarna hijau, segar tidak berlubang, sayur akar masih muda.
3. Daging dan ikan, dapat dicirikan dengan mata yang masih bening, insang berwarna merah, sisik
melekat kuat, daging masih kenyal, tidak beraroma busuk dan lendir berlebihan.
14
4. Susu dan hasil olahannya, pilih susu yang homogen, tidak menggumpal, mengeras atau
berlendir.
5. Telur ayam buras, itik, angsa, puyuh dll. Pilih telur dengan kulit masih utuh, tidak retak, tidak ada
kotoran menempel.
6. Makanan kaleng atau makanan awetan, pilihlah makanan kaleng yang tanggal
kadaluarsanyamasih jauh, bentuk kaleng normal tidak cembung atau cekung, tidak penyok dan
tidak karatan. Masaklah lagi makanan kaleng sebelum dikonsumsi.
Penangannan selanjutnya adalah pengolahan atau pemasakan yang dilakukan untuk meningkatakan
keasaman pangan yaitu mematikan mikroorganisme atau racun didalam bahan pangan. Secara
umum tujuan pengolahan adalah :
1. Meningkatkan organoleptik atau cita rasa pangan;
2. Meningatkan daya guna (penggunaan menjadi lebih beragam);
3. Meningkatkan nilai gizi dan mengurangi/ mematikan zat yang berbahaya;
4. Meningkatkan daya simpan/ lebih awet;
5. Meningkatkan nilai ekonomi pangan;
6. Mendapatkan produk pangan baru.
Secara umum proses pengolahan akan berpengaruh positif terhadap nilai gizi atau komponen
pangan.
1. Protein
Dengan proses pemanasan baik itu penggorengan, perebusan atau pengukusan akan
meyebabkan terjadi denaturasi protein sehingga lebih mudah dicerna, membuat ikatan protein
lebih terbuka dan menimbulkan bau yang lebih harum.
2. Karbohidrat
Proses pemanasan akan mengubah bentuk komponen utama karbohidrat (pati) menjadi
dekstrin yang mempunyai sifat lebih mudah dicerna dan menimbulkan bau yang lebih harum.
Dengan adanya air panas, karbohidrat menjadi lebih larut dan manis.
3. Lemak
Lemak merupakan komponen yang berfungsi sebagai media untuk vitamin larut dalam lemak.
Dengan pemanasan akan memberikan bau yang harum dan sedap karena lemak rantai pendek
menguap lebih kuat.
4. Vitamin
Proses pemasakan dapat mengurangi kandungan bebebrapa vitamin yang tidak tahan panas
misalnya vitamin B1 dan C. Cara pemasakan sayur dengan cara mengukus dapat mengurangi
15
kehilangan vitamin dibandingkan dengana cara merebus. Kehilangan vitamin C dapat dikurangi
jika sayuran dimasak dalam air yang telah mendidih. Vitamin yang larut lemak (A, D, E, dan K)
relatif lebih stabil selama pemanasan dibandingkan dengan vitamin yang larut dalam air.
Namun, vitamin ini sangat sensitif terhadap oksigen dan cahaya ultraviolet.
5. Mineral
Proses pengolahan tidak menyebabkan kandungan mineral di dalamnya rusak tetapi bentuknya
berubah menjadi lebih mudah diserap oleh tubuh.
6. Zat-zat Toksik
Di dalam bahan makanan terkadang terkandung zat-zat yang merugikan tubuh, seperti HCN
(asam sianida) pada singkong, anti tripsin pada kedelai. Zat toksik tersebut dapat dihilangkan
melalui proses pengolahan baik penjemuran, perendaman dan pemanasan.
C. GIZI PADA MAKANAN TRADISIONAL DAN PADA MAKANAN SIAP SAJI
Kemajuan ilmu dan teknologi membawa dampak positif dan negatif. Dalam bidang pangan, teknologi
meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversifikasi, higiene, sanitasi,
praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi
kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif berbahaya.
D. PENGERTIAN MAKANAN SIAP SAJI DAN KESEHATAN KONSUMEN
1. Makanan siap saji
Makanan siap saji adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis atau diolah
dengan cara sederhana. Biasanya makanan diproduksi dengan teknologi tinggi dan memberikan
beberapa additif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut.
2. Zat Aditif Makanan
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut.
3. Kemasan Makanan
Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik,
meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.
4. Sehat
Sehat adalah berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan
konsumen tidak hanya menilai dari cita rasa dan nilai gizinya, tetapi juga mempertimbangkan
16
pengaruh pangan terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh, atau menurunkan efek negatif
suatu penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan penyakit tersebut.
E. JENIS ZAT ADITIF DAN KEMASAN MAKANAN
1. Jenis Zat Aditif
Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan
penggunaannya yaitu : 1) agen emulsi, yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya
lecitin 2) agen penstabil dan pemikat contohnya alginat dan gliserin 3) agen penghalang kerak
untuk mencegah penggumpalan 4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin 5)agen
pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit 6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E;
BHT (Butylated Hydroxy-Toluenn) dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol) 7) agen pengembang
untuk roti dan bolu 8) agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG) 9) bahan
pewarna.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung,
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
17