modern auditing ch 14 bag 2

15
TUGAS RINGKASAN MATA KULIAH KELOMPOK 5 Gideon Iwan Kristianto 1104 18750 Andrew Henry Phanestu 1104 19213 Novita Jayanti Sitorus 1104 19060 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun yang terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan yang akan diberikan di sini ditunjukkan pada piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Hal yang perlu diingat bahwa dengan mengaudit piutang usaha, auditor dapat mengaudit penjualan yang berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih. PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN Untuk tingkat risiko audit tertentu, risiko pengujian rincian berhubungan terbalik dengan penilaian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian. Jadi, faktor-faktor yang berkaitan dengan penilaian ini harus dipertimbangkan dalam penentuan tingkat risiko pengujian rinci yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang usaha.

Upload: gideon-iwan-kristianto

Post on 18-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ringkasan

TRANSCRIPT

Page 1: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

TUGAS RINGKASAN MATA KULIAH

KELOMPOK 5

Gideon Iwan Kristianto 1104 18750

Andrew Henry Phanestu 1104 19213

Novita Jayanti Sitorus 1104 19060

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA

Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun

yang terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan

yang akan diberikan di sini ditunjukkan pada piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi

penjualan kredit dan yang berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk piutang

tak tertagih. Hal yang perlu diingat bahwa dengan mengaudit piutang usaha, auditor dapat

mengaudit penjualan yang berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi

salah saji merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih.

PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN RINCIAN

Untuk tingkat risiko audit tertentu, risiko pengujian rincian berhubungan terbalik

dengan penilaian tingkat risiko inheren, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian.

Jadi, faktor-faktor yang berkaitan dengan penilaian ini harus dipertimbangkan dalam

penentuan tingkat risiko pengujian rinci yang dapat diterima untuk setiap asersi piutang

usaha.

Pengaruh gabungan dari faktor-faktor ini, khususnya yang menyebabkan risiko

penjualan kredit ditetapkan terlalu besar dan penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan terlalu

rendah, masing-masing dapat mengakibatkan penilaian risiko inheren yang tinggi untuk

asersi eksistensi atau kejadian dan penilaian atau alokasi pada piutang usaha kotor serta asersi

penilaian atau alokasi untuk akun penyisihan terkait. Bahkan ketika kasus ini terjadi,

penilaian risiko inheren yang lebih rendah mungkin sesuai untuk asersi-asersi lainnya.

Penilaian risiko pengendalian untuk asersi piutang usaha tergantung pada penilaian

risiko pengendalian terkait untuk kelompok transaksi ini (penjualan kredit, penerimaan kas,

Page 2: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

dan penyesuaian penjualan) yang mempengaruhi saldo piutang usaha. Ingat kembali bahwa

penilaian atas asersi kelompok transaksi mempengaruhi asersi saldo akun yang sama untuk

akun yang dipengaruhi oleh transaksi ini dengan pengecualian berikut : penilaian risiko

pengendalian untuk asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk kelompok

transaksi yang menurunkan saldo akun mempengaruhi penilaian atas asersi akun yang

berlawanan.

Jika penilaian aktual atau akhir berbeda dengan penlaian yang direncanakan, maka

model risiko audit akan digunakan sekali lagi dengan data aktual untuk menentukan tingkat

risiko pengujian rincian yang dapat diterima yang telah direvisi untuk setiap asersi. Baik

tingkat yang direncanakan , maupun tingkat yang direvisi telah digunakan dalam

penyelesaian perancangan pengujian substantif yang sesuai.

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

PROSEDUR AWAL

Titik awal untuk memulai setiap pengujian audit adalah memperoleh pemahaman

tentang bisnis dan indudtri klien. Auditor juga harus memahami persyaratan perdagangan

standar, pengalaman penagihan dengan klien dan industri, aspek musiman dari industri

tersebut, dan luas konsentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Pengetahuan ini memberikan

konteks untuk mengevaluasi hasil prosedur analitis, pengujian pengendalian, dan pengujian

substantif.

Prosedur awal yang penting untuk memverifikasipiutang usaha dan akun penyisihan

terkait adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam

kertas kerja tahun sebelumnya (jika dapat dilakukan). Selanjutnya, aktivitas periode berjalan

dalam akun pengendali buku besar dan akun penyisihan terkait harus direview untuk setiap

ayat jurnal yang signifikan, yang tidak biasa dari segi sifat atau jumlah, yang memerlukan

investigasi khusus. Auditor biasanya menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi

untuk memeriksa penjumlahan secara vertikal (foot) dalam neraca saldo piutang usaha dan

totalnya harus dibandingkan dengan (1) total buku pembantu atau file induk yang telah

disiapkan dan (2) akun pengendali buku besar.

Selain itu, auditor jug dapat membuat neraca saldo piutang usaha secara langsung dari

file induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit. Prosedur awal dalam

memverifikasi keakuratan neraca saldo dan menentukan kesesuaiannya dengan buku besar

Page 3: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

terutama berhubungan dengan pemostingan dan pengikhtisarian komponen asersi penilaian

atas alokasi.

PROSEDUR ANALITIS

Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah untuk mengembangkan

ekspektasi atas saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin

kotor perusahaan. Auditor harus mengarahkan perhatinannya pada kenaikan piutang dan

pendapatan yang tidak diharapkan. Prosedur analitis akan dilaksanakan dalam tahap akhir

dari penugasan untuk memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian

konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan pada laporan keuangan.

PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI

Pengujian rincian transaksi tertentu dapat dilaksanakan selama pekerjaan interim (

Interim work) bersama dengan pengujian pengendalian dalam bentuk pengujian bertujuan

ganda (dual-purpose test). Pengujian pisah batas (cut-off test) selalu dilaksanakan sebagai

bagian dari pekerjaan akhir tahun. Akhirnya, pengujian saldo yang juga merupakan pengujian

transaksi dan transaksi pendapatan yang belum ditagih, yang telah termasuk dalam piutang

usaha, memiliki risiko salah saji ayng lebih tinggi daripada yang telah tertagih.

Memvouching Catatan Piutang ke Transaksi Pendukung

File akun pelanggan yang diselenggarakan oleh klien harus berisi dokumen seperti

pesanan pelanggan, pesanan penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjulan, memorandum

kredit dan korespondensi. Dalam melakukan pengujian ini, sampel debet akun ke akun

pelanggan dapat divouching ke faktur penjualan yang berkaitan dengan asersi eksistensi dan

kejadian, hak dan kewajiban, serta penilaian dan alokasi. Kredit dapat divouching ke bukti

penerimaan uang dan otorisasi penyesuaian penjualan. Bukti bahwa pengurangan saldo

pelanggan ini telah sah berkaitan dengan asersi kelengkapan untuk piutang usaha.

Melakukan Pengujian Pisah Batas untuk Penjualan dan Retur Penjualan

Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off ) dirancang untuk memperoleh

kepastian yang layak bahwa (1) penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode

akuntansi di mana transaksi tersebut terjadi dan (2) ayat jurnal yang berkaitan dengan

persediaan dan harga pokok produksi telah dibuat dalam periode yang sama.

Page 4: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

Penjualan harus dicatat dalam periode ketika hak hukum atas barang telah berpindah ke

pembeli. Apabila barang telah dikirimkan dari persediaan dengan sistem FOB (free on board)

shipping point, maka hak akan berpindah pada tanggal pengiriman. Jika persyaratan

penjualan adalah FOB destination, maka hak atas barang belum berpindah ke pembeli sampai

barang itu diterima oleh pembeli. Dalam kasus seperti ini, cara yang praktis adalah penjual

dapat menambah satu atau beberapa hari sampat tanggal pengiriman guna mengestimsi

tanggal barang itu akan sampai di tempat tujuan sebagai dasar penentuan tanggal pencatatan

penjualan. Dalam kasus di mana barang diprosuksi menurut pesanan oleh pembeli, hak akan

berpindah dan penjualan akan dicatat segera setelah barang-barang siap dikirimkan, sekalipun

pengiriman belu dilakukan sampai tanggal terakhir.

Pengujian pisah batas penjualan akan dilakukan pada tanggal neraca. Untuk penjualan

barang dari persediaan, pengujian akan mencakup perbandingan sampel penjualan yang

dicatat dalam beberapa hari terakhir periode berjalan dan beberapa hari pertama periode

berikutnya dengan dokumen pengiriman untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat

dalam periode yang benar. Pengujian pisah batas memberikan bukti mengenai asersi

eksistensi atau kejadian dan kelengkapan untuk piutang usaha serta penjualan.

Pengujian pisah batas retur penjualan ( sales return cutoff test) adalah serupa dan

terutama diarahkan langsung pada kemungkinan bahwa retur yang dilakukan sebelum akhir

tahun belum dicatat sampai setelah akhir tahun, sehingga mengakibatkan piutang dan

penjualan ditetapkan terlalu tinggi. Penentuan waktu yang tepat dapat ditentukan degan

memeriksa tanggal laporan penerimaan barang-barang yang dikembalikan dan korespondensi

dengan pelanggan. Auditor juga harus waspada terhadap kemungkinan bahwa volume retur

penjualan yang sangat besar yang tidak biasa setelah akhir tahun (mungkin pada akhir

pekerjaan lapangan dan tanggal laporan) dapat menandakan adanya pengiriman yang tidak

diotorisasi sebelum akhir tahun untuk menggelembungkan penjualan dan piutang yang

dicatat.

Melakukan Pengujian Pisah Batas atas Penerimaan Kas

Pengujian pisah abtas penerimaan kas (cash receipts cutoff test) dirancang untuk

memperoleh kepastian yang layak bahwa penerimaan kas telah dicatat dalam periode

akuntansi yang tepat. Pisah batas yang tepat pada tanggal neraca merupakan hal yang penting

untuk menyajikan secara baik dan benar kas maupun piutang usaha. Observasi terhadap

Page 5: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

personil atau review dokumentasi dapat memberikan bukti mengenai ketepatan waktu pisah

batas.

PENGUJIAN RINCIAN SALDO

Dua bidang utama dari prosedur dalam kategori pengujian substantif untuk piutang

usaha ini akan dibahas sebagai berikut ;

Konfirmasi Piutang

Konfirmasi piutang usaha mencakup komunikasi tertulis secara langsung antara

pelanggan dan auditor. Pertimbangan yang relevan dalam melakukan pengujian substantif ini

adalah sebagai berikut:

PROSEDUR ANALITIS YANG BERLAKU

Konfirmasi piutang adalah prosedur audit yang berlaku umum. AU 330, Proses

Konfirmasi (SAS 67), menyatakan ada anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi

piutang selama melakukan audit, kecuali :

Piutang usaha tidak bersifat material terhadap laporan keuangan.

Penggunna konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit.

Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta risiko pengendalian adalah rendah

dan bahwa penilaian ini, bersama dengan bukti yang diharapkan disediakan oleh

prosedur analitis atau pengujian substantif rincian lainnya, sudah cukup untuk

mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan

keuangan yang berlaku.

Auditor yang tidak meminta konfirmasi piutang harus mendokumentasikan dalam krtas

kerjanya bagaimana dia mengatasi anggapan bahwa konfirmasi harus diajukan. Kadang-

kadang, klien berhak melarang auditor untuk mengkonfirmasi setiap atau piutang usaha

tertentu. Larangan ini mencerminkan adanya batasan yang serius atas lingkup audit yang

umumnya mengakibatkan penolakan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan.

FORMULIR KONFIRMASI

Page 6: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

Ada dua formulir permintaan konfirmasi: (1) Konfirmasi positif, yang mengharuskan

debitor untuk menjawab apakahsaldo yang ditunjukkan benar atau tidak, dan (2) konfirmasi

negaif, yang meminta debitor untuk menjawab hanya apabila jumlah yang ditunjukkan tidak

benar. Bentuk konfirmasi positif pada umumnya menghasilkan bukti yang lebih baik, karena

dalam konfirmasi negatif, kelalaian utuk menerima jawaban hanya akan menimbulkan

anggapan bahwa saldo sudah benar, sementara pelanggan mungkin mengakibatkan

permintaan tersbut atau lalai untuk mengembalikan pengecualian. Variasi dari bentuk positif

adalah “formulir kosong” yang dinamakan demikian karena saldo pelanggan tidak

dinyatakan.

Pemilihan untuk permintaan konfirmasi tegantung pada auditor. Dalam membuat

keputusan ini, auditor mempertimbangkan tingkat risiko deteksi yang berlaku dan komposisi

saldo pelanggan. Bentuk konfirmasi positif akan digunakan apabila risiko deteksi adalah

rendah atau saldo masing-masing pelanggan relatif besar. AU 330.20 menyebutkan bahwa

bentuk konfirmsi negatif harus digunakan hanya apabila semua dari ketiga kondisi berikut

berlaku :

Tingkat risiko yang berlaku untuk asersi-asersi berdangkutan adalah sedang dan

tinggi.

Sejumlah besar saldo yang bernilai kecil terlibat.

Auditor tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa penerima permintaan

konfirmasi tidak akan memberikan pertimbangannya.

Seringkali, kombinasi dari dua bentk tersebut digunakan dalam satu penugasan.

PENENTUAN WAKTU DAN LUAS PERMINTAAN KONFIRMASI

Apabila tingkat risiko deteksi yang berlaku adalah rendah, maka auditor biasanya

mengirimkan permintaan konfirmasi piutang pada tanggal neraca. Sebaliknya, tanggal

pengiriman konfirmasi dapat dipilih satu atau dua bulan sebelumnya. Luas permintaan

konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik dengan setiap faktor-faktor berikut: (1)

tingkat risiko deteksi yang dapat diterima ( untuk pengujian rincian) untuk asersi di mana

bukti konfirmasi akan dipakai (2) luas di mana pengujian substantif lainnya akan bermanfaat

untuk mencapai tingkat risiko deteksi tersebut, dan (3) salah saji piutang usaha yang dapat

ditoleransi. Permintaan konfirmasi negatif membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar

daripada konfirmasi positif. Stratifikasi ini juga dapat mempengaruhi ukuran sampel.

Page 7: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

PENGENDALIAN ATAS PERMINTAAN KONFIRMASI

Auditor harus mengandalakan setiap langkah dalam proses konfirmasi. Hal ini berarti:

Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamt pada konfirmasi telah sesuai dengan data

terkait dalam akun pelanggan.

Menjaga penyimpanan konfirmasi sampai dikirimkan.

Menggunakan amplop yang dilampirkan dengan logo perusahaan bersangkutan untuk

menjawab konfirmasi.

Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke dalam amplop dan

mengirimkannya melalui pos.

Mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor.

Auditor bisa saja meminta bantuan klien untuk menyiapkan permintaan konfirmasi,

sepanjang pengendalian dapat dilakukan oleh auditor. Kertas kerja harus menunjukkan setiap

akun yang dipilih untuk konfirmasi, hasil yang diperoleh dari setiap permintaan konfirmasi,

dan referensi silang atas jawaban konfirmasi aktual. Jawaban konfirmasi aktual juga harus

ditampilkan dalam kertas kerja.

DISPOSISI PENGECUALIAN

Jawaban konfirmasi mungkin akan berisi beberapa pengecualian yang tidak dpat

dihindarkan. Pengecualian ini dapat disebabkan oleh barang yang masih dalam perjalanan

dari klien ke pelanggan, barang yang dikembalikan, item-item yang tidak sesuai, kesalahan

dan penyimpangan. Semua pengecualian ini harus diinvestigasi oleh auditor dan

penyelesainnya harus ditunjukkn dalam kertas kerja.

PROSEDUR ALTERNATIF UNTUK KONFIRMASI YANG TIDAK DIJAWAB

Apabila tidak ada jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua atau

ketiga dari pelanggan, maka prosedur alternatif biasanya dilakukan. AU 330.31 menyatakan

bahwa pengabaian prosedur semacam ini dapat diterima apabila dua kondisi berlaku :

Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang

bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang tidak

diterima menyangkut transaksi akhir tahun.

Tidak ada jawaban, yang diproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap populasi

dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum disesuaikan, tidak

Page 8: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan keuangan secara

material sudah benar.

Dua prosedur alternatif yang utaman adalah memeriksa penagihan berikutnya dan

memvouching faktur penjualan terbuka yang berisi saldo pelanggan.

MEMERIKSA PENAGIHAN BERIKUTNYA

Bukti terbaik mengenai eksistensi dan ktertagihan piutang adalah penerimaan

pembayaran dari pelanggan. Sebelum mengakhiri pekerjaan lapangan audit, klien mungkin

telah menerima pembayaran dari beberapa pelanggan sebagai pelunasan hutang pada tangga

konfirmasi. Pencocokan penagihan itu kembali ke faktur terbuka (belum dibayar) yang

mengandung saldo pelanggan pada tanggal konfirmasi menetapkan eksistensi dan

ketertagihan piutang. Dalam melakukan pengujian ini, auditor harus menyadari kemungkinan

implikasi yang merugikan dari penagihan yang tidak dapt dicocokkan dengan transaksi atau

saldo tertentu.

MEMVOUCHING FAKTUR-FAKTUR TERBUKA YANG BERISI SALDO

MENGIKHTISARKAN DAN MENGEVALUASI HASIL

Kertas kerja auditor harus berisi ikhtisar hasil dari mengkonfirmasi piutang usaha.

Ikhtisar tersebut harus memberikan, pada tingkat minimum, data statistik mengenai:

Jumlah dan nilai dollar konfirmasi yang dikirimkan serta jawaban yang diterima.

Proporsi dari total populasi yang dicakup oleh sampel..

Hubungan antara nilai yang diaudit dengan nilai buku item-item yang tercakup dalam

sampel.

Prosedur statistik dan nonstatistik dapat digunakan untuk memproyeksikan salah saji

yang ditemukan dalam sampel terhadap populasi. Bukti gabungan yang diperoleh dari

konfirmasi, prosedur alternatif yang dilaksanakkan apabila konfirmasi tidak dijawab, dan

pengujian rincian serta prosedur analitis lainnya dievaluasi untuk menentukan apakah bukti

yang diperoleh guna mendukung asersi manajemen tentang piutang usaha kotor.

Page 9: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

APLIKABILITAS ASERSI

Konfirmasi piutang usaha merupakan sumber bukti yang utama dalam memenuhi asersi

eksistensi atau kejadian. Pengakuan hutang oleh pelanggan ketika menjawab konfirmasi

menunjukkan bahwa klien memiliki klaim legal terhadap pelanggan. Jadi, pengujian ini juga

memberikan bukti yang berkaitan dengan asersi hak dan kewajiban.

Apabila jawaban pelangan menunjukkan kesesuaian dengan saldo pembukuan, maka

terdapat bukti bahwa saldo itu telah lengkap. Akan tetapi, bukti tentang , bukti tentang asersi

kelengkapan ini terbatas karena (1) piutang yang belum dicatat tidak dapat dikonfirmasi dan

(2) pelanggan lebih cenderung melaporkan kesalahan berupa lebih saji daripada kesalahan

berupa kurang saji.

Mengevaluasi Kelayakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Pengujian saldo ini meliputi :

Penggunaan perangkat lunak audit tergeneralisasi untuk menjumlah secar vertikal dan

menjumlah ke samping neraca saldo umur piutang usaha serta mencocokkan

totalnya dengan saldo buku besar.

Pengujian penentuan umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kategori umur

dalam neraca saldo.

Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan ketertagihan jumlah yang telah jatuh

tempo.

Penilaian kelayakn persentase yang digunakan untuk menghitung komonen

penyisihan yang diperlukan pada setiap kategori umur dan kelayakan penyisihan

secara keseluruhan.

Pengevaluasian estimasi sebelumnya atas piutang tak tertagih dengan pengalaman

berikutnya dan manfaat melihat kembali pengalaman sebelumnnya.

Penyisihan piutang tak tertagih merupakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen

yang melibatkan baik pertimbangan objektif maupun subjektif. Pada dasarnya, hal itu

merupakan estimsi prospektif atas piutang usaha yang tidak dapat ditagih di masa depan.

Tanggung jawab auditor adalah menilai kelayakan penyisihan serta provisi yang berkaitan

dengan beban piutang tak tertagih. Dari data mengenai umur piutang, informasi tentang

ketertagihan, dan analisis atas pengalaman sebelumnya dengan piutang tak tertagih, auditor

Page 10: Modern Auditing Ch 14 Bag 2

dapat menilai kelayakan persentase yang digunakan untuk menghitung komponen penyisihan

yang diperlukan atas setiap kategori umum, serta kecukupan penyisihan secara keseluruhan.

PERBANDINGAN PENYAJIAN LAOPRAN DENGAN GAAP

Auditor harus memiliki pengetahuan tentang cara penyajian laporan dan persyaratan

pengungkapan untuk piutang usaha dan penjualan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum (GAAP). Persyaratan ini meliputi identifikasi dan klafikasi yang tepat. Review

atas neraca saldo piutang usaha dapat menunjukkan piutang daru karyawan, pejabat

perusahaan, perusahaan afiliasi, serta pihak terkait lainnya yang harus diklasifikasi kembali

atau diungkap secara terpisah, jika material.