mkalah psikopen
DESCRIPTION
Populernya Tes IQ di masyarakat. Pentingkah?TRANSCRIPT
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
1/9
POPULERNYA TES IQ di MASYARAKAT INDONESIA
PENTINGKAH?
Oleh :
1. Nofiyanti (4301412009)
2. Wilis Okti P (4301412010)
3. Ani Septianti (4301412011)
4. Zulfah Ukhti S (4301412017)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
2/9
ABSTRAKInteligensi adalah kecerdasan, sedangkan IQ (intellegence quotient) adalah
kecerdasan yang bisa diukur sehingga diperoleh taraf inteligensi. Sekarang ini semakin marak
berbagai program tes IQ yang dilaksanakan di Indonesia, banyak lembaga yang menawarkan
tes-tes untuk mengukur kecerdasan dan pelatihan-pelatihan yang menjanjikan mampu
meningkatkan IQ anak. Tes IQ lebih berhubungan dengan pola-pola logis dan sistematissehingga dikatakan IQ hanya mencakup pada kecerdasan logical matematika. Sementara
kecerdasan lain tidak termaktub di dalamnya. Test IQ dipengaruhi oleh kondisi diri dan
psikologis individu saat mengerjakan tes. Test-test IQ yang dilakukan di Indonesia
mengadopsi teori-teori dari negara barat, sehingga standar tes IQ disamakan dengan standar
barat.
Kata kunci : I nteligensi, logika, teori barat.
A. PENDAHULUANPengertian Inteligensi secara mudah adalah kecerdasan, sedangkan IQ
(intellegence quotient) adalah kecerdasan yang bisa diukur sehingga diperoleh tarafinteligensi. Secara umum tes IQ dapat diartikan sebagai tes yang digunakan untuk
mengetahui tingkat inteligensi seseorang. Sehingga dapat dikatakan seseorang atau suatu
lembaga mengikuti atau mengadakan suatu tes IQ berarti seseorang atau lembaga
tersebut ingin mengetahui atau memotret tingkat kecerdasan yang dimiliki. Skor dari tes
IQ dihitung dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik
(chronological age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan
yang disajikan dalam tes inteligensi (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan
yang seharusnya ada pada individu seumurnya pada saat itu (umur kronologis), maka
akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar
perhitungan IQ.
Tes IQ ini mengukur inteligensi yang meliputi keseluruhan kapasitas yang dimiliki
seseorang untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan beradaptasi secara
efektif terhadap lingkungan. Kemampuan-kemampuan yang dinilai oleh tes IQ antara
lain, daya tangkap, daya ingat, minat terhadap lingkungan atau pengetahuan umum,
kemampuan berbahasa, kemampuan analisis dan sintesis dalam tataran konseptual
maupun praktis, kemampuan memecahkan masalah secara konseptual maupun praktis,
fleksibilitas berpikir, kemampuan konsentrasi, serta kemampuan dasar numerik atau
hitung menghitung.
Di era sekarang ini semakin marak berbagai program tes IQ yang dilaksanakan di
Indonesia, seperti menjadi tren dalam kehidupan masyarakat kita. Tidak hanya pada saatmelamar kerja, seseorang harus melalui tes IQ ini, tetapi dalam dunia pendidikan pun
juga sedang demam tes IQ. Kita dapat melihat di sekolah-sekolah ketika menjelang
tahun pelajaran baru, tes IQ sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Untuk masuk
sekolah favorit, masuk kelas unggulan atau untuk memilih jurusan di sekolah, juga harus
menghadapi tes IQ. Bahkan saat ini para orang tua juga sudah disodori tes IQ untuk
anaknya yang masih dalam jenjang TK.
Di media massa atau mungkin di sekitar lingkungan kita, banyak lembaga yang
menawarkan tes-tes untuk mengukur kecerdasan dan menawarkan untuk memberikan
pelatihan-pelatihan yang menjanjikan mampu meningkatkan IQ anak. Tawaran-tawaran
lembaga yang menjanjikan peningkatan IQ anak itu juga dipatok harganya alias tidak
murah. Atau adapula yang hanya sekedar promo lembaga bimbingan belajar untukmenarik orang tua agar mendaftarkan anaknya dalam bimbingan belajar tersebut. Namun
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
3/9
benarkah IQ merupakan tolak ukur mulak dalam menentukan kecerdasan seorang
individu?
B. PEMBAHASANKebanyakan orang awam beranggapan bahwa anak yang bodoh maka sudah pasti
IQ-nya rendah. Akan tetapi hal ini jelas harus diluruskan, bahwa tidak semua anak yang
terlihat bodoh memiliki IQ rendah. Justru sebagai orang yang dewasa dan bijak, kita
tidak boleh terlalu cepat untuk menjudge atau langsung memvonis bahwa seseorang
itu bodoh, kurang akalnya, dan idiot dikarenakan kemampuan belajarnya dan ukuran IQ-
nya berada di bawah rata-rata. Hal yang perlu kita pahami adalah ciri-ciri anak itu
sendiri. Orangtua dan lingkungan jangan sampai membunuh usaha remaja menjadi
kreatif dengan melabeli nakal, aneh, atau nyeleneh (Tika Bisono, Mpsi., Psi), karena ada
hal-hal yang tidak tampak yang tidak kita ketahui. Pernah diketahui bahwa anak yangmemiliki kecerdasan luar biasa -dalam hal ini IQ tinggi- selalu mendapatkan nilai jelek
saat pembelajaran di sekolah. Hal yang perlu diperhatikan ialah mungkin anak yang
cerdas namun terlihat bodoh tersebut merasa semua yang dipelajarinya di sekolah terasa
statis, biasa atau tidak menarik keingintahuannya sehingga ia merasa bosan dengan
pelajaran sekolah dan tidak peduli dengan nilai-nilainya. Kecerdasan anak ini harus
cepat diketahui oleh orang tua karena jika berlangsung dalam jangka waktu lama maka
anak akan terus merasa bosan dan tidak akan terjadi pemanfaatan atas kecerdasannya.
Selain itu, seringkali kita terkecoh dengan istilah autis. Terkadang muncul
beberapa kasus dimana seseorang yang memiliki kecerdasan rata-rata ke atas bertingkah
layaknya autis. Namun yang harus kita pegang sejak sekarang adalah terdapat perbedaan
yang mendasar antara keduanya. Anak autis jelas berbeda dengan anak cerdas karenaautis sendiri merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, terjadi gangguan pada
interaksi sosial, masalah komunikasi verbal dan nonverbal. Anak yang cerdas namun
bertingkah layaknya autis tidak bisa digolongkan dalam autis, karena autis jelas memiliki
tingkat IQ yang rendah sementara anak cerdas hanya merasa berbeda karena
kecerdasannya, sehingga ia masih dalam tahap beradaptasi dengan kemampuannya.
Anak cerdas terkadang memberikan ciri yang sama dengan anak autis, namun ia bukan
autis. Dari sini dapat kita lihat bahwa betapa pentingnya sebuah tes IQ untuk mengetahui
bsgaimana sebenarnya tingkat kecerdasan seorang anak.
Adapun tingkatan intelegensi yang sudah dikembangkan dikelompokkan sebagai
berikut
IQ(INTELLIGENCE
QUOTION)
KLASIFIKASI
49 ke bawah
130-139
120-129
110-119
90-109
80-89
70-79
50-69140-ke atas
Terbelakang (Imbecile/ dan idiot)
Terbelakang (Moron/Debil)
Bodoh
Di bawah normal
Normal
Di atas normal
Cerdas
Sangat cerdasJenius
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
4/9
a. Idiot, IQ: 0-29. Idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah.Tidak dapat berbicara atau atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja,. Biasanya
tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Anak idiot tinggal di tempat tidur seumur
hidupnya. Rata-rata perkembangan inteligesinya sama dengan anak normal 2 tahun.
Seringkali umurnya tidak panjang, sebab selain inteligensinya rendah, juga kurang bthanterhadap penyakit. Baik di sekolah biasa maupun sekolah luar biasa anak idiot tidak akan
ditemui.
b. Imbecile, IQ:30-40. Kelompok imbecile setingkat lebih tinggi dari anak idiot. Ia dapatbelajar berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Ia
dapat diverikan latihan ringan, tapi selalu bergantung pada orang lain. Kecerdasannya
sama dengan anak normal berumur 3 tahun sampai 7 tahun. Anak imbecile tidak bisa
dididik di sekolah-sekolah biasa.
c. Moron atau debil, IQ:50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajarmembaca, menulis, dan membuat perhitungan-perhitungan sederhana, dapat diberikan
pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan.
Kebanyakan mereka mendapat pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa.d. Kelompok bodoh, IQ:70-79. Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakangdan di
bawah kelompok normal. Secara bersusah payah dengan berbagai hambatan, individu
tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertamatetapi sukar sekali untuk dapat
menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SLTP.
e. Normal rendah, IQ:80-89. Kelompok ini termasuk kelompok normal, rata-rata atausedang tetapi pada tingkat terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya. Mereka
dapat menyelesaikan SLTP tetapi agak kesulitan menyelesaikan tugas-tugas SLTA.
f. Normal sedang, IQ: 90-109. Kelompok ini merupakan kelompok yang normal atau rata-rata. Mereka merupakan kelompok yang terbesar presentasinya dalam populasi
penduduk.
g. Normal tinggi, IQ: 110-119. Kelompok ini merupakan kelompok yang normal tetapiberada pada tingkat yang tinggi.
h. Cerdas, IQ: 120-129. Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik.Mereka seringkali terdapat dalam kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari
kelompok ini.
i. Sangat cerdas, IQ : 130-139. Anak-anak ini lebih cakap dalam membaca, mempunyaipengetahuan tentang bilangan yang sangat baik, perbendaharaan kata yang luas dan
cepat memahami pegertian yang abstrak. Pada umumnya faktor kesehatan , kekuatan,
dan ketangkasan lebih menonjol daripada anak normal.
j. Genius, IQ: 140 ke atas. Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka padaumumnya memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatuyang baru, walaupun mereka tidak bersekolah.Contoh orang-orang genius ini adalah
Edison dan Einstein.
Tes IQ memang membawa kemudahan untuk memplot-plotkan tingkat kecerdasan
individu-individu, sehingga orang tua dapat lebih mudah dalam menangani anaknya
sesuai kemampuan sang anak. Orang tua harus bersikap lebih sabar dan memaklumi
anak yang IQ-nya rendah. Sementara, konsekuensi untuk orang tua yang memiliki anak
dengan IQ tinggi, mengharuskan orang tua bisa lebih aktif dalam mengoptimalkan
kecerdasan anak. Namun yang menjadi masalah disini adalah apakah IQ selalu bisa
menjadi suatu patokan tentang kecerdasan anak? Bahwa jika IQ rendah maka pasti anak
bodoh dan tidak bisa apa-apa dan anak dengan IQ standar hanya menjadi anak biasa
saja? Tentu saja tidak.
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
5/9
Mungkin untuk anak-anak yang berada dalam golongan idiot, imbicile,
moron/debil dan bodoh akan sulit untuk mendidik mereka, karena ada beberapa faktor
yang menyebabkan kelainan, yang terjadi saat mereka dalam kandungan atau saat lahir.
Namun hal ini bukan berarti seorang individu yang termasuk dalam golongan IQ normal
baik normal ke bawah maupun ke atas menjadi anak-anak yang selalu kalah dalam
bidang akademik. Kita ketahui bahwa IQ sendiri hanya mengukur tingkat kecerdasanseorang individu dalam hal akademik. Lalu bagaimana dengan capabilitas lain yang
dimiliki oleh seorang anak? Jelas hal ini tidak dicantumkan dalam tes IQ karena soal
dalam tes IQ hanya mencakup berupa gambar, lisan (verbal) kemampuan seseorang
dalam berkomunikasi, tulisan berupa soal matematika, pemecahan masalah berupa suatu
wacana dan beberapa bentuk lainnya yang menggunakan kemampuan berpikir seperti
permaian kata dan lain-lain. Semua itu nantinya akan diukur melalui formula tersendiri
untuk mengukurnya, dan kemudian akan mendapat skornya tanpa melihat other
capability yang dimiliki anak.
Howard Gardnard telah mengemukakan teori multiple inttelegence yang
membagi kecerdasan tersebut dalam 7 jenis, yakni :
Intelegensi Kemampuan inti
Logical
Matematika
Kepekaan untuk mengamati pola-pola logis dan numerik
(bilangan) serta kemampuan untuk berpikir rasional/logis.
Contohnya para ilmuwan.
Linguistic Kepekaan terhadap suara, ritme dan makna kata-kata dan
keragaman fungsi bahasa. Contohnya para sastrawan dan penulis.
Musical Kemampuan untuk mengapresiasikan ritme, warna nada, dan
bentuk-bentuk ekspresi musik. Contohnya para pemusik.
Spasial Kemampuan mempresepsi dunia ruang visual secara akurat dan
melakukan transformasi persepsi tersebut. Contohnya para
designer atau arsitektur.
Bodily
Kinestetik
Kemampuan untuk mengontrol gerak tubuh dan menangani objek
dengan terampil. Contohnya para atlit dan penari.
Interpersonal Kemampuan untuk mengamati dan merespon suasana hati,
temperamen dan motivasi orang lain. Contohnya para konselor
dan motivator.
Intrapersonal Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan
serta intelegensi diri sendiri
Di sini, kita sudah bisa melihat beberapa kelemahan dari tes IQ. Pertama, jika
dilihat berdasarkan teori Multple Intelegensi, tes IQ lebih berhubungan dengan pola-pola
logis dan sistematis sehingga dapat dikatakan IQ hanya mencakup pada kecerdasan
logical matematika. Sementara kecerdasan lain tidak termaktub di dalamnya. Oleh
karena itu tes IQ sebenarnya tidak mewakili seluruh kecerdasan seorang individu. Teori
Multiple intelligence memberikan gambaran kecerdasan lain dari individu dimana
kebisaannya dalam suatu hal dapat menjadi kecerdasan utama yang dimilikinya. Individu
belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing, misalnya siswa
yang biasanya dianggap bodoh karena selalu mendapat nilai buruk dalam pelajaranternyata mampu membuat puisi dan menggubah syair lagu dengan konsep-konsep yang
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
6/9
ada pada pelajaran tersebut dengan sangat indah maka disinilah letak kecerdasannya
dimana ia mampu menggunakan otaknya secara maksimal.
Selanjutnya, kelemahan kedua dari tes IQ adalah test IQ terkadang dipengaruhi
oleh kondisi diri dan psikologis individu saat mengerjakan tes. Bila dalam saat itu
individu dalam keadaan yang baik-baik saja, mungkin saja hasil yang didapatkan bagus.
Namun, hal sebaliknya akan terjadi bila kondisi individu tersebut dalam kondisi yangtidak baik, sehingga tes IQ menjadi tidak menggambarkan kondisi maksimal IQ
individu.
Kelemahan ketiga yaitu test-test IQ yang banyak dilakukan di Indonesia
mengadopsi teori-teori dari negara Barat, sehingga standar tes IQ disamakan dengan
standar orang-orang Barat. Di masyarakat Barat, tes IQ diterapkan karena adanya
kebutuhan untuk menyeleksi anak-anak berdasarkan kemampuannya. Dari tes ini anak-
anak kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak dengan kemampuan rata-
rata, di bawah, dan di atas rata-rata, diseleksi untuk mendapatkan penanganan yang
berbeda atau pendidikan khusus. Namun, sekarang ini masyarakat Barat juga telah
menyadari bebagai kelemahan-kelemahan dari tes IQ, tes IQ sudah tidak lagi dipakai dan
mulai dikembangkan pendekatan-pendekatan lain yang melihat faktor kecerdasan secaramenyeluruh. Hal ini jelas berkebalikan dengan Indonesia yang masih menjamur berbagai
tes IQ.
Dengan berbagai tes IQ yang masih bersumber pada teori-teori Barat dengan
standar negara Barat menyebabkan orang Indonesia seringkali dianggap memiliki
kecerdasan lebih rendah dibanding mereka. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan
yang berbeda antara negara-negara Barat dengan Indonesia yang notabene tingkat
pendidikan di negara Barat sudah lebih maju dibanding Indonesia, meskipun pada
dasarnya tingkat intelegensi ini 50% lebih masih dipengaruhi oleh faktor genetik bukan
lingkungan. Sehingga, apabila dilakukan tes-tes IQ dengan metode-metode butan negara
Barat maka IQ orang Indonesia akan mendapat skor rendah. Hal ini jelas
memperlihatkan bahwa tes IQ juga tidak begitu objektif dalam menentukan tingkat
intelegensi seorang individu karena orang Indonesia yang belajar di luar negeri juga bisa
menyamai skor IQ orang Barat karena telah mendapatkan pendidikan yang sama di sana.
Oeh karena itu tes IQ sendiri harus dibuat sesuai dengan kriteria lingkungan dan
pendidikan masyarakat yang berada dalam wilayah tersebut. Membuat suatu kriteria
score untuk tes IQ memng tidak mudah, harus dimulai dengan menentukan base line,
melakukan riset, dan terus diperbarui sesuai perkembangan.
Tes-tes IQ hanya menjelaskan tentang intelegensi dalam tataran kognitif.
Pandangan lama menunjukkan bahwa kualitas intelegensi tinggi dipandang faktor yang
mempengaruhi keberhasilan. Namun baru-baru ini telah berkembang pandangan laain
bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kecerdasan individu dalam hidupbukan semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual tetapi oleh faktor
kemantapan emosional yang oleh ahlinya, yaitu Daniel Goleman disebut Emotional
Intelligence.
Berdasarkan pengamatannya, banyak orang yang gagal bukan karena kecerdasan
intelektualnya rendah, namun karena kurangnya kecerdasan emosional. Tidak jarang
orang sukses dalam hidupnya karena memiliki kecerdasan emosional meski kecerdasan
intelektualnya hanya pada tingkat rata-rata. Kecerdasan emosional perlu dimiliki,
dipahami dan diperhatikan mengingat kondisi sekarang ini semakin kompleks.
Kehidupan yang kompleks membawa dampak buruk terhadap konstelasi kehidupan
emosional individu. Survei yang dilakukan Daniel Goleman terhadap guru dan orang tua
menunjukkanada kecenderungan yang sama di seluruh dunia yaitu generasi sekaranglebih banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
7/9
lebih pemurung, kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan lebih impulsif
agresif. Kecerdasan emosional menunjuk pada kemampuan-kemampuan mengendalikan
diri, memotivasi diri dan berempati.
Melihat uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, maka sebaiknya ketika ada
tawaran untuk mengikuti tes IQ, sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu. Adakah tujuan
khusus ataupun suatu manfaat yang didapat dari hasil tes IQ yang ditawarkan tersebut,baik manfaat bagi sebuah instansi maupun bagi individunya? Jika tidak ada tujuan
khusus tersebut, maka sebaiknya individu tidak perlu mengikuti tes IQ. Kalaupun harus
mengikuti suatu tes IQ, maka hasil skor dari tes tidak boleh digunakan untuk melabeli
seseorang, terutama dengan label dibawah rata-rata, karena kesuksesan seseorang tidak
mutlak sepenuhnya ditentukan oleh tes IQ, melainkan ditentukan dari berjalan
seimbangnya antara kemampuan verbal dan performance. Kognitif dan performance
harus terus diasah sesuai bidang kecerdasan.
C. DISKUSIDeskripsi kasus:
Banyak orang menganggap bahwa IQ merupakan tolak ukur dari kecerdasan individu.
Orang yang ber-IQ rendah akan di pandang lebih bodoh dari pada orang yang memiliki
IQ tinggi. Contoh konkret dari itu adalah banyak universitas-universitas bahkan sekolah-
sekolah yang menjadikan test potensi akademik sebagai test tertulis untuk bisa masuk.
Bahkan test Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) juga menggunakan test ini.
1. AgustinaBagaimana jenis kelamin bisa mempengaruhi perkembangan bahasa?
Jawaban :
Sebelum tahun 2000, Piaget meneliti perkembagan bahasa pada anaknya,, saat usia 6
bulan anak perempuan lebih cepet berbicara, tapi selanjutnya sama dengan anak laki-
laki. Ini mungkin karena dipengaruh oleh faktor biologis, keadaan biologis anak laki-laki
berbeda dengan anak perempuan.
2. YanuriBagaimana anak linguistik menilai anak matematik dan sebaliknya?
Jawaban:
Setiap kecerdasan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. antara cerdas
linguistik dan matematik tidak bisa di bandingkan. Linguistik merupakan cerdas dalam
bahasa dan mengolah kata, kata-katanya dapat mempengaruhi pikiran orang lain,
sedangkan matematik cerdas dalam pola-pola logis dan numerik. Anak matematik belum
tentu bisa mengolah kata sepandai anak linguistik,anak linguistik-pun belum tentu bisa
menyelesaikan persoalan matematik seperti anak matematik. Jadi seyogyanya antara
anak matematik dan linguistik tak boleh memandang rendah satu sama lain karena
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
8/9
Tambahan dari Ahmad Afif Irfandy : menilai dalam bidang yang berbeda tidak mudah
karena A menilai B , A matematika, B bukan,, maka akan sulit karena latar belakang
berbeda,, misalnya penilaikan rangking paralel IPA dan IPS maka akan sulit sehingga
harus dipisah antara IPA dan IPS.
3. MeiSaya punya saudara, saudara saya sepertinya autis dan terlambat bicara tapi dia
disekolahkan di sekolah umum. Pada tahap berapa bahsa ersebut terhambat? Dan jika
anda menjadi guru-nya bagaimana anda akan bersikap pada anak tersebut?
Jawaban :
Anak autis bisa dikatakan anak hiperaktif, banyak gerak tetapi merusak, berbeda dengan
anak overaktif. Anak yang terlalu pandai gejalanya hampir sama dengan anak autis.
Anak autis memiliki beberapa gangguan pada otaknya.
Anak autis juga bisa mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang umum pada anak autisadalah menjadi penulis. Ada Autis ringan, anak autis ringan gaya bicaranya luncat-luncat
sehingga salah satu terapi yaitu dengan dilatih menulis, autis tidak pintar karena sulit
memusatkan perhatian, IQ di bawah rata-rata. Di barat, autis sangat didukung sehingga
banyak yang menjadi penulis.
4. ArumAda seorang ibu yang melahirkan, namun setelah melahirkan ibu tersebut terkena
sindrom yang menyebabkan ia tidak bisa menyesuia anaknya. Sehingga dari kecil
anaknya sudah di beri susu formula. Apakah hal ini akan mempengaruhi kecerdasan
kognitif anak dari ibu tersebut?
Jawaban:
Faktor gizi sangat berpengaruh bagi kecerdasan anak. Gizi yang baik sangat berperan
dalam pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada saat ibu hamil, menyusui dan saat bayi
masih kecil. Itulah saat dimana sel-sel otak sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan
gizi pada saat tersebut bisa berakibat berkurangnya jumlah sel otak dari normal. Hal ini
tentu saja akan mempengaruhi daya kerja otak di kemudian hari. ASI memiliki gizi yang
cukup tinggi dan sangat bermanfaat bagi si anak. Jadi sangat jelas bahwa hal tersebut
akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak.
5. AfifBagaiman seorang ahli menentukan score IQ??
Jawaban :
Inteligensi = kecerdasan, IQ= intelleigence quotient= kecerdasan yang bisa diukur
sehingga diperoleh taraf inteligensi. IQ diperoleh dari tes yang terkait dengan persoalan
akademik, padahal kecerdasan tidak hanya terkait dengan akademik, ada yyangg
berkaitan dengan visualisasi. Dalam tes kecerdasan dibagi-bagi 2, tes verbal & tes
performance, banyak yang verbalnya sangat bagus tetapi performancenya kurang baik
karena mereka diasah hanya dalam bidang kognitif saja, keduanya harus seimbang,,tesnya tidak bisa menggunakan soal, harus individual. Test IQ kita banyak mengadopsi
-
5/24/2018 Mkalah Psikopen
9/9
dari barat. Indonesia dianggap memiliki kecerdasan lebih rendah karena warganya
memilki IQ rendah, tetapi banyak WNI yang belajar di luar negeri menunjukkan hasil
yang luar biasa. kita hanya kurang percaya diri. Cara menentukan kriteria score:
menentukan base line, melakukan reset, terus diperbarui. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lebih dari 50 % kecerdasan masih dipengaruhi oleh faktor genetik.
6. UnggulApa tingkat IQ dari lahir sampai dewasa akan terus tetap? Tidak mengalami kenaikan
atau penurunan??? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Jawaban :
Sampai saat ini skore bisa naik turun tetapi rentangnya tetap. Bagi mahasiswa mungkin
IQ-nya akan naik karena otak terus di asah.
D. KESIMPULANTes IQ memberikan kemudahan-kemudahan dalam berjalannya perkembangankognitif. Tes IQ dapat digunakan untuk memprediksi prestasi akademis yang dapat
dicapai oleh seorang individu. Namun skor IQ bukanlah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keberhasilan individu, apalagi penentu kesuksesan masa depan individu.
IQ hanyalah salah satu sarana dari berbagai sarana yang ada untuk meraih keberhasilan
pendidikan apalagi kesuksesan di masa depan.
E. DAFTAR PUSTAKAAzwar, Saifuddin MA. 2004.Pengantar Psikologi Inteligensi. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Santrock, John W.2010. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Kencana: Jakarta
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja Rosdakarya :
Bandung
Ahmadi Abu. 2009. Psikologi Umum. Rineka Cipta : Jakarta