mkalah psikopen

Upload: any-septianti

Post on 14-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Populernya Tes IQ di masyarakat. Pentingkah?

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    1/9

    POPULERNYA TES IQ di MASYARAKAT INDONESIA

    PENTINGKAH?

    Oleh :

    1. Nofiyanti (4301412009)

    2. Wilis Okti P (4301412010)

    3. Ani Septianti (4301412011)

    4. Zulfah Ukhti S (4301412017)

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    SEMARANG

    2013

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    2/9

    ABSTRAKInteligensi adalah kecerdasan, sedangkan IQ (intellegence quotient) adalah

    kecerdasan yang bisa diukur sehingga diperoleh taraf inteligensi. Sekarang ini semakin marak

    berbagai program tes IQ yang dilaksanakan di Indonesia, banyak lembaga yang menawarkan

    tes-tes untuk mengukur kecerdasan dan pelatihan-pelatihan yang menjanjikan mampu

    meningkatkan IQ anak. Tes IQ lebih berhubungan dengan pola-pola logis dan sistematissehingga dikatakan IQ hanya mencakup pada kecerdasan logical matematika. Sementara

    kecerdasan lain tidak termaktub di dalamnya. Test IQ dipengaruhi oleh kondisi diri dan

    psikologis individu saat mengerjakan tes. Test-test IQ yang dilakukan di Indonesia

    mengadopsi teori-teori dari negara barat, sehingga standar tes IQ disamakan dengan standar

    barat.

    Kata kunci : I nteligensi, logika, teori barat.

    A. PENDAHULUANPengertian Inteligensi secara mudah adalah kecerdasan, sedangkan IQ

    (intellegence quotient) adalah kecerdasan yang bisa diukur sehingga diperoleh tarafinteligensi. Secara umum tes IQ dapat diartikan sebagai tes yang digunakan untuk

    mengetahui tingkat inteligensi seseorang. Sehingga dapat dikatakan seseorang atau suatu

    lembaga mengikuti atau mengadakan suatu tes IQ berarti seseorang atau lembaga

    tersebut ingin mengetahui atau memotret tingkat kecerdasan yang dimiliki. Skor dari tes

    IQ dihitung dengan membandingkan umur mental (mental age) dengan umur kronologik

    (chronological age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan

    yang disajikan dalam tes inteligensi (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan

    yang seharusnya ada pada individu seumurnya pada saat itu (umur kronologis), maka

    akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar

    perhitungan IQ.

    Tes IQ ini mengukur inteligensi yang meliputi keseluruhan kapasitas yang dimiliki

    seseorang untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan beradaptasi secara

    efektif terhadap lingkungan. Kemampuan-kemampuan yang dinilai oleh tes IQ antara

    lain, daya tangkap, daya ingat, minat terhadap lingkungan atau pengetahuan umum,

    kemampuan berbahasa, kemampuan analisis dan sintesis dalam tataran konseptual

    maupun praktis, kemampuan memecahkan masalah secara konseptual maupun praktis,

    fleksibilitas berpikir, kemampuan konsentrasi, serta kemampuan dasar numerik atau

    hitung menghitung.

    Di era sekarang ini semakin marak berbagai program tes IQ yang dilaksanakan di

    Indonesia, seperti menjadi tren dalam kehidupan masyarakat kita. Tidak hanya pada saatmelamar kerja, seseorang harus melalui tes IQ ini, tetapi dalam dunia pendidikan pun

    juga sedang demam tes IQ. Kita dapat melihat di sekolah-sekolah ketika menjelang

    tahun pelajaran baru, tes IQ sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Untuk masuk

    sekolah favorit, masuk kelas unggulan atau untuk memilih jurusan di sekolah, juga harus

    menghadapi tes IQ. Bahkan saat ini para orang tua juga sudah disodori tes IQ untuk

    anaknya yang masih dalam jenjang TK.

    Di media massa atau mungkin di sekitar lingkungan kita, banyak lembaga yang

    menawarkan tes-tes untuk mengukur kecerdasan dan menawarkan untuk memberikan

    pelatihan-pelatihan yang menjanjikan mampu meningkatkan IQ anak. Tawaran-tawaran

    lembaga yang menjanjikan peningkatan IQ anak itu juga dipatok harganya alias tidak

    murah. Atau adapula yang hanya sekedar promo lembaga bimbingan belajar untukmenarik orang tua agar mendaftarkan anaknya dalam bimbingan belajar tersebut. Namun

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    3/9

    benarkah IQ merupakan tolak ukur mulak dalam menentukan kecerdasan seorang

    individu?

    B. PEMBAHASANKebanyakan orang awam beranggapan bahwa anak yang bodoh maka sudah pasti

    IQ-nya rendah. Akan tetapi hal ini jelas harus diluruskan, bahwa tidak semua anak yang

    terlihat bodoh memiliki IQ rendah. Justru sebagai orang yang dewasa dan bijak, kita

    tidak boleh terlalu cepat untuk menjudge atau langsung memvonis bahwa seseorang

    itu bodoh, kurang akalnya, dan idiot dikarenakan kemampuan belajarnya dan ukuran IQ-

    nya berada di bawah rata-rata. Hal yang perlu kita pahami adalah ciri-ciri anak itu

    sendiri. Orangtua dan lingkungan jangan sampai membunuh usaha remaja menjadi

    kreatif dengan melabeli nakal, aneh, atau nyeleneh (Tika Bisono, Mpsi., Psi), karena ada

    hal-hal yang tidak tampak yang tidak kita ketahui. Pernah diketahui bahwa anak yangmemiliki kecerdasan luar biasa -dalam hal ini IQ tinggi- selalu mendapatkan nilai jelek

    saat pembelajaran di sekolah. Hal yang perlu diperhatikan ialah mungkin anak yang

    cerdas namun terlihat bodoh tersebut merasa semua yang dipelajarinya di sekolah terasa

    statis, biasa atau tidak menarik keingintahuannya sehingga ia merasa bosan dengan

    pelajaran sekolah dan tidak peduli dengan nilai-nilainya. Kecerdasan anak ini harus

    cepat diketahui oleh orang tua karena jika berlangsung dalam jangka waktu lama maka

    anak akan terus merasa bosan dan tidak akan terjadi pemanfaatan atas kecerdasannya.

    Selain itu, seringkali kita terkecoh dengan istilah autis. Terkadang muncul

    beberapa kasus dimana seseorang yang memiliki kecerdasan rata-rata ke atas bertingkah

    layaknya autis. Namun yang harus kita pegang sejak sekarang adalah terdapat perbedaan

    yang mendasar antara keduanya. Anak autis jelas berbeda dengan anak cerdas karenaautis sendiri merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, terjadi gangguan pada

    interaksi sosial, masalah komunikasi verbal dan nonverbal. Anak yang cerdas namun

    bertingkah layaknya autis tidak bisa digolongkan dalam autis, karena autis jelas memiliki

    tingkat IQ yang rendah sementara anak cerdas hanya merasa berbeda karena

    kecerdasannya, sehingga ia masih dalam tahap beradaptasi dengan kemampuannya.

    Anak cerdas terkadang memberikan ciri yang sama dengan anak autis, namun ia bukan

    autis. Dari sini dapat kita lihat bahwa betapa pentingnya sebuah tes IQ untuk mengetahui

    bsgaimana sebenarnya tingkat kecerdasan seorang anak.

    Adapun tingkatan intelegensi yang sudah dikembangkan dikelompokkan sebagai

    berikut

    IQ(INTELLIGENCE

    QUOTION)

    KLASIFIKASI

    49 ke bawah

    130-139

    120-129

    110-119

    90-109

    80-89

    70-79

    50-69140-ke atas

    Terbelakang (Imbecile/ dan idiot)

    Terbelakang (Moron/Debil)

    Bodoh

    Di bawah normal

    Normal

    Di atas normal

    Cerdas

    Sangat cerdasJenius

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    4/9

    a. Idiot, IQ: 0-29. Idiot merupakan kelompok individu terbelakang yang paling rendah.Tidak dapat berbicara atau atau hanya dapat mengucapkan beberapa kata saja,. Biasanya

    tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Anak idiot tinggal di tempat tidur seumur

    hidupnya. Rata-rata perkembangan inteligesinya sama dengan anak normal 2 tahun.

    Seringkali umurnya tidak panjang, sebab selain inteligensinya rendah, juga kurang bthanterhadap penyakit. Baik di sekolah biasa maupun sekolah luar biasa anak idiot tidak akan

    ditemui.

    b. Imbecile, IQ:30-40. Kelompok imbecile setingkat lebih tinggi dari anak idiot. Ia dapatbelajar berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Ia

    dapat diverikan latihan ringan, tapi selalu bergantung pada orang lain. Kecerdasannya

    sama dengan anak normal berumur 3 tahun sampai 7 tahun. Anak imbecile tidak bisa

    dididik di sekolah-sekolah biasa.

    c. Moron atau debil, IQ:50-69. Kelompok ini sampai tingkat tertentu dapat belajarmembaca, menulis, dan membuat perhitungan-perhitungan sederhana, dapat diberikan

    pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan pemecahan.

    Kebanyakan mereka mendapat pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa.d. Kelompok bodoh, IQ:70-79. Kelompok ini berada di atas kelompok terbelakangdan di

    bawah kelompok normal. Secara bersusah payah dengan berbagai hambatan, individu

    tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertamatetapi sukar sekali untuk dapat

    menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SLTP.

    e. Normal rendah, IQ:80-89. Kelompok ini termasuk kelompok normal, rata-rata atausedang tetapi pada tingkat terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya. Mereka

    dapat menyelesaikan SLTP tetapi agak kesulitan menyelesaikan tugas-tugas SLTA.

    f. Normal sedang, IQ: 90-109. Kelompok ini merupakan kelompok yang normal atau rata-rata. Mereka merupakan kelompok yang terbesar presentasinya dalam populasi

    penduduk.

    g. Normal tinggi, IQ: 110-119. Kelompok ini merupakan kelompok yang normal tetapiberada pada tingkat yang tinggi.

    h. Cerdas, IQ: 120-129. Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik.Mereka seringkali terdapat dalam kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal dari

    kelompok ini.

    i. Sangat cerdas, IQ : 130-139. Anak-anak ini lebih cakap dalam membaca, mempunyaipengetahuan tentang bilangan yang sangat baik, perbendaharaan kata yang luas dan

    cepat memahami pegertian yang abstrak. Pada umumnya faktor kesehatan , kekuatan,

    dan ketangkasan lebih menonjol daripada anak normal.

    j. Genius, IQ: 140 ke atas. Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka padaumumnya memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan menemukan sesuatuyang baru, walaupun mereka tidak bersekolah.Contoh orang-orang genius ini adalah

    Edison dan Einstein.

    Tes IQ memang membawa kemudahan untuk memplot-plotkan tingkat kecerdasan

    individu-individu, sehingga orang tua dapat lebih mudah dalam menangani anaknya

    sesuai kemampuan sang anak. Orang tua harus bersikap lebih sabar dan memaklumi

    anak yang IQ-nya rendah. Sementara, konsekuensi untuk orang tua yang memiliki anak

    dengan IQ tinggi, mengharuskan orang tua bisa lebih aktif dalam mengoptimalkan

    kecerdasan anak. Namun yang menjadi masalah disini adalah apakah IQ selalu bisa

    menjadi suatu patokan tentang kecerdasan anak? Bahwa jika IQ rendah maka pasti anak

    bodoh dan tidak bisa apa-apa dan anak dengan IQ standar hanya menjadi anak biasa

    saja? Tentu saja tidak.

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    5/9

    Mungkin untuk anak-anak yang berada dalam golongan idiot, imbicile,

    moron/debil dan bodoh akan sulit untuk mendidik mereka, karena ada beberapa faktor

    yang menyebabkan kelainan, yang terjadi saat mereka dalam kandungan atau saat lahir.

    Namun hal ini bukan berarti seorang individu yang termasuk dalam golongan IQ normal

    baik normal ke bawah maupun ke atas menjadi anak-anak yang selalu kalah dalam

    bidang akademik. Kita ketahui bahwa IQ sendiri hanya mengukur tingkat kecerdasanseorang individu dalam hal akademik. Lalu bagaimana dengan capabilitas lain yang

    dimiliki oleh seorang anak? Jelas hal ini tidak dicantumkan dalam tes IQ karena soal

    dalam tes IQ hanya mencakup berupa gambar, lisan (verbal) kemampuan seseorang

    dalam berkomunikasi, tulisan berupa soal matematika, pemecahan masalah berupa suatu

    wacana dan beberapa bentuk lainnya yang menggunakan kemampuan berpikir seperti

    permaian kata dan lain-lain. Semua itu nantinya akan diukur melalui formula tersendiri

    untuk mengukurnya, dan kemudian akan mendapat skornya tanpa melihat other

    capability yang dimiliki anak.

    Howard Gardnard telah mengemukakan teori multiple inttelegence yang

    membagi kecerdasan tersebut dalam 7 jenis, yakni :

    Intelegensi Kemampuan inti

    Logical

    Matematika

    Kepekaan untuk mengamati pola-pola logis dan numerik

    (bilangan) serta kemampuan untuk berpikir rasional/logis.

    Contohnya para ilmuwan.

    Linguistic Kepekaan terhadap suara, ritme dan makna kata-kata dan

    keragaman fungsi bahasa. Contohnya para sastrawan dan penulis.

    Musical Kemampuan untuk mengapresiasikan ritme, warna nada, dan

    bentuk-bentuk ekspresi musik. Contohnya para pemusik.

    Spasial Kemampuan mempresepsi dunia ruang visual secara akurat dan

    melakukan transformasi persepsi tersebut. Contohnya para

    designer atau arsitektur.

    Bodily

    Kinestetik

    Kemampuan untuk mengontrol gerak tubuh dan menangani objek

    dengan terampil. Contohnya para atlit dan penari.

    Interpersonal Kemampuan untuk mengamati dan merespon suasana hati,

    temperamen dan motivasi orang lain. Contohnya para konselor

    dan motivator.

    Intrapersonal Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan

    serta intelegensi diri sendiri

    Di sini, kita sudah bisa melihat beberapa kelemahan dari tes IQ. Pertama, jika

    dilihat berdasarkan teori Multple Intelegensi, tes IQ lebih berhubungan dengan pola-pola

    logis dan sistematis sehingga dapat dikatakan IQ hanya mencakup pada kecerdasan

    logical matematika. Sementara kecerdasan lain tidak termaktub di dalamnya. Oleh

    karena itu tes IQ sebenarnya tidak mewakili seluruh kecerdasan seorang individu. Teori

    Multiple intelligence memberikan gambaran kecerdasan lain dari individu dimana

    kebisaannya dalam suatu hal dapat menjadi kecerdasan utama yang dimilikinya. Individu

    belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing, misalnya siswa

    yang biasanya dianggap bodoh karena selalu mendapat nilai buruk dalam pelajaranternyata mampu membuat puisi dan menggubah syair lagu dengan konsep-konsep yang

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    6/9

    ada pada pelajaran tersebut dengan sangat indah maka disinilah letak kecerdasannya

    dimana ia mampu menggunakan otaknya secara maksimal.

    Selanjutnya, kelemahan kedua dari tes IQ adalah test IQ terkadang dipengaruhi

    oleh kondisi diri dan psikologis individu saat mengerjakan tes. Bila dalam saat itu

    individu dalam keadaan yang baik-baik saja, mungkin saja hasil yang didapatkan bagus.

    Namun, hal sebaliknya akan terjadi bila kondisi individu tersebut dalam kondisi yangtidak baik, sehingga tes IQ menjadi tidak menggambarkan kondisi maksimal IQ

    individu.

    Kelemahan ketiga yaitu test-test IQ yang banyak dilakukan di Indonesia

    mengadopsi teori-teori dari negara Barat, sehingga standar tes IQ disamakan dengan

    standar orang-orang Barat. Di masyarakat Barat, tes IQ diterapkan karena adanya

    kebutuhan untuk menyeleksi anak-anak berdasarkan kemampuannya. Dari tes ini anak-

    anak kemudian dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak dengan kemampuan rata-

    rata, di bawah, dan di atas rata-rata, diseleksi untuk mendapatkan penanganan yang

    berbeda atau pendidikan khusus. Namun, sekarang ini masyarakat Barat juga telah

    menyadari bebagai kelemahan-kelemahan dari tes IQ, tes IQ sudah tidak lagi dipakai dan

    mulai dikembangkan pendekatan-pendekatan lain yang melihat faktor kecerdasan secaramenyeluruh. Hal ini jelas berkebalikan dengan Indonesia yang masih menjamur berbagai

    tes IQ.

    Dengan berbagai tes IQ yang masih bersumber pada teori-teori Barat dengan

    standar negara Barat menyebabkan orang Indonesia seringkali dianggap memiliki

    kecerdasan lebih rendah dibanding mereka. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan

    yang berbeda antara negara-negara Barat dengan Indonesia yang notabene tingkat

    pendidikan di negara Barat sudah lebih maju dibanding Indonesia, meskipun pada

    dasarnya tingkat intelegensi ini 50% lebih masih dipengaruhi oleh faktor genetik bukan

    lingkungan. Sehingga, apabila dilakukan tes-tes IQ dengan metode-metode butan negara

    Barat maka IQ orang Indonesia akan mendapat skor rendah. Hal ini jelas

    memperlihatkan bahwa tes IQ juga tidak begitu objektif dalam menentukan tingkat

    intelegensi seorang individu karena orang Indonesia yang belajar di luar negeri juga bisa

    menyamai skor IQ orang Barat karena telah mendapatkan pendidikan yang sama di sana.

    Oeh karena itu tes IQ sendiri harus dibuat sesuai dengan kriteria lingkungan dan

    pendidikan masyarakat yang berada dalam wilayah tersebut. Membuat suatu kriteria

    score untuk tes IQ memng tidak mudah, harus dimulai dengan menentukan base line,

    melakukan riset, dan terus diperbarui sesuai perkembangan.

    Tes-tes IQ hanya menjelaskan tentang intelegensi dalam tataran kognitif.

    Pandangan lama menunjukkan bahwa kualitas intelegensi tinggi dipandang faktor yang

    mempengaruhi keberhasilan. Namun baru-baru ini telah berkembang pandangan laain

    bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kecerdasan individu dalam hidupbukan semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual tetapi oleh faktor

    kemantapan emosional yang oleh ahlinya, yaitu Daniel Goleman disebut Emotional

    Intelligence.

    Berdasarkan pengamatannya, banyak orang yang gagal bukan karena kecerdasan

    intelektualnya rendah, namun karena kurangnya kecerdasan emosional. Tidak jarang

    orang sukses dalam hidupnya karena memiliki kecerdasan emosional meski kecerdasan

    intelektualnya hanya pada tingkat rata-rata. Kecerdasan emosional perlu dimiliki,

    dipahami dan diperhatikan mengingat kondisi sekarang ini semakin kompleks.

    Kehidupan yang kompleks membawa dampak buruk terhadap konstelasi kehidupan

    emosional individu. Survei yang dilakukan Daniel Goleman terhadap guru dan orang tua

    menunjukkanada kecenderungan yang sama di seluruh dunia yaitu generasi sekaranglebih banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya. Mereka

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    7/9

    lebih pemurung, kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan lebih impulsif

    agresif. Kecerdasan emosional menunjuk pada kemampuan-kemampuan mengendalikan

    diri, memotivasi diri dan berempati.

    Melihat uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, maka sebaiknya ketika ada

    tawaran untuk mengikuti tes IQ, sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu. Adakah tujuan

    khusus ataupun suatu manfaat yang didapat dari hasil tes IQ yang ditawarkan tersebut,baik manfaat bagi sebuah instansi maupun bagi individunya? Jika tidak ada tujuan

    khusus tersebut, maka sebaiknya individu tidak perlu mengikuti tes IQ. Kalaupun harus

    mengikuti suatu tes IQ, maka hasil skor dari tes tidak boleh digunakan untuk melabeli

    seseorang, terutama dengan label dibawah rata-rata, karena kesuksesan seseorang tidak

    mutlak sepenuhnya ditentukan oleh tes IQ, melainkan ditentukan dari berjalan

    seimbangnya antara kemampuan verbal dan performance. Kognitif dan performance

    harus terus diasah sesuai bidang kecerdasan.

    C. DISKUSIDeskripsi kasus:

    Banyak orang menganggap bahwa IQ merupakan tolak ukur dari kecerdasan individu.

    Orang yang ber-IQ rendah akan di pandang lebih bodoh dari pada orang yang memiliki

    IQ tinggi. Contoh konkret dari itu adalah banyak universitas-universitas bahkan sekolah-

    sekolah yang menjadikan test potensi akademik sebagai test tertulis untuk bisa masuk.

    Bahkan test Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) juga menggunakan test ini.

    1. AgustinaBagaimana jenis kelamin bisa mempengaruhi perkembangan bahasa?

    Jawaban :

    Sebelum tahun 2000, Piaget meneliti perkembagan bahasa pada anaknya,, saat usia 6

    bulan anak perempuan lebih cepet berbicara, tapi selanjutnya sama dengan anak laki-

    laki. Ini mungkin karena dipengaruh oleh faktor biologis, keadaan biologis anak laki-laki

    berbeda dengan anak perempuan.

    2. YanuriBagaimana anak linguistik menilai anak matematik dan sebaliknya?

    Jawaban:

    Setiap kecerdasan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. antara cerdas

    linguistik dan matematik tidak bisa di bandingkan. Linguistik merupakan cerdas dalam

    bahasa dan mengolah kata, kata-katanya dapat mempengaruhi pikiran orang lain,

    sedangkan matematik cerdas dalam pola-pola logis dan numerik. Anak matematik belum

    tentu bisa mengolah kata sepandai anak linguistik,anak linguistik-pun belum tentu bisa

    menyelesaikan persoalan matematik seperti anak matematik. Jadi seyogyanya antara

    anak matematik dan linguistik tak boleh memandang rendah satu sama lain karena

    masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    8/9

    Tambahan dari Ahmad Afif Irfandy : menilai dalam bidang yang berbeda tidak mudah

    karena A menilai B , A matematika, B bukan,, maka akan sulit karena latar belakang

    berbeda,, misalnya penilaikan rangking paralel IPA dan IPS maka akan sulit sehingga

    harus dipisah antara IPA dan IPS.

    3. MeiSaya punya saudara, saudara saya sepertinya autis dan terlambat bicara tapi dia

    disekolahkan di sekolah umum. Pada tahap berapa bahsa ersebut terhambat? Dan jika

    anda menjadi guru-nya bagaimana anda akan bersikap pada anak tersebut?

    Jawaban :

    Anak autis bisa dikatakan anak hiperaktif, banyak gerak tetapi merusak, berbeda dengan

    anak overaktif. Anak yang terlalu pandai gejalanya hampir sama dengan anak autis.

    Anak autis memiliki beberapa gangguan pada otaknya.

    Anak autis juga bisa mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang umum pada anak autisadalah menjadi penulis. Ada Autis ringan, anak autis ringan gaya bicaranya luncat-luncat

    sehingga salah satu terapi yaitu dengan dilatih menulis, autis tidak pintar karena sulit

    memusatkan perhatian, IQ di bawah rata-rata. Di barat, autis sangat didukung sehingga

    banyak yang menjadi penulis.

    4. ArumAda seorang ibu yang melahirkan, namun setelah melahirkan ibu tersebut terkena

    sindrom yang menyebabkan ia tidak bisa menyesuia anaknya. Sehingga dari kecil

    anaknya sudah di beri susu formula. Apakah hal ini akan mempengaruhi kecerdasan

    kognitif anak dari ibu tersebut?

    Jawaban:

    Faktor gizi sangat berpengaruh bagi kecerdasan anak. Gizi yang baik sangat berperan

    dalam pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada saat ibu hamil, menyusui dan saat bayi

    masih kecil. Itulah saat dimana sel-sel otak sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan

    gizi pada saat tersebut bisa berakibat berkurangnya jumlah sel otak dari normal. Hal ini

    tentu saja akan mempengaruhi daya kerja otak di kemudian hari. ASI memiliki gizi yang

    cukup tinggi dan sangat bermanfaat bagi si anak. Jadi sangat jelas bahwa hal tersebut

    akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak.

    5. AfifBagaiman seorang ahli menentukan score IQ??

    Jawaban :

    Inteligensi = kecerdasan, IQ= intelleigence quotient= kecerdasan yang bisa diukur

    sehingga diperoleh taraf inteligensi. IQ diperoleh dari tes yang terkait dengan persoalan

    akademik, padahal kecerdasan tidak hanya terkait dengan akademik, ada yyangg

    berkaitan dengan visualisasi. Dalam tes kecerdasan dibagi-bagi 2, tes verbal & tes

    performance, banyak yang verbalnya sangat bagus tetapi performancenya kurang baik

    karena mereka diasah hanya dalam bidang kognitif saja, keduanya harus seimbang,,tesnya tidak bisa menggunakan soal, harus individual. Test IQ kita banyak mengadopsi

  • 5/24/2018 Mkalah Psikopen

    9/9

    dari barat. Indonesia dianggap memiliki kecerdasan lebih rendah karena warganya

    memilki IQ rendah, tetapi banyak WNI yang belajar di luar negeri menunjukkan hasil

    yang luar biasa. kita hanya kurang percaya diri. Cara menentukan kriteria score:

    menentukan base line, melakukan reset, terus diperbarui. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa lebih dari 50 % kecerdasan masih dipengaruhi oleh faktor genetik.

    6. UnggulApa tingkat IQ dari lahir sampai dewasa akan terus tetap? Tidak mengalami kenaikan

    atau penurunan??? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

    Jawaban :

    Sampai saat ini skore bisa naik turun tetapi rentangnya tetap. Bagi mahasiswa mungkin

    IQ-nya akan naik karena otak terus di asah.

    D. KESIMPULANTes IQ memberikan kemudahan-kemudahan dalam berjalannya perkembangankognitif. Tes IQ dapat digunakan untuk memprediksi prestasi akademis yang dapat

    dicapai oleh seorang individu. Namun skor IQ bukanlah satu-satunya faktor yang

    mempengaruhi keberhasilan individu, apalagi penentu kesuksesan masa depan individu.

    IQ hanyalah salah satu sarana dari berbagai sarana yang ada untuk meraih keberhasilan

    pendidikan apalagi kesuksesan di masa depan.

    E. DAFTAR PUSTAKAAzwar, Saifuddin MA. 2004.Pengantar Psikologi Inteligensi. Pustaka Pelajar:

    Yogyakarta.

    Santrock, John W.2010. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Kencana: Jakarta

    Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja Rosdakarya :

    Bandung

    Ahmadi Abu. 2009. Psikologi Umum. Rineka Cipta : Jakarta