mkalah biokimia nutrisi

17
 Biokimia Nutrisi, Pencernaan, dan Penyerapan (ISTI) Pengukuran Konsumsi Energi Kerja fisik mengakibat kan pengel uaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh, ti ngka t peng uapa n dan jumlah udara yang dikeluarkan ole h par u-paru. Dalam pene ntuan konsumsi energi biasa digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat. Untuk merumuskan hubunga n antara energ y expend itur e deng an kece pat an heart rate (denyu t jantun g, dilakukan pendekatan kuantitati f hubunga n antara energy expediture  dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisa regresi. !entuk regresi hubungan energi dengan kecepatan deny ut jantung secara umum adalah regres i kua dra tis deng an per samaan sebagai berikut " Dimana" # " $nergi ( kilokalori per menit % " Kecepatan denyut jantung (denyut per menit &et ela h bes ara n kec epat an deny ut jant ung dis eta rakan dal am bentuk ene rgi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis sebagai  berikut "  K$ ' $t $i Dimana " K$ " Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori)menit $t " *engeluaran ener gi pada s aat wakt u kerja tertentu (kilokalori)menit $i " *engeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori)menit

Upload: suchinda-fer

Post on 06-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

biokimia

TRANSCRIPT

BiokimiaNutrisi, Pencernaan, dan Penyerapan (ISTI)Pengukuran Konsumsi Energi

Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru-paru. Dalam penentuan konsumsi energi biasa digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat.Untuk merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan kecepatan heart rate (denyut jantung), dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energy expediture dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisa regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung secara umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana:Y : Energi (kilokalori per menit)X : Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut :

KE = Et Ei

Dimana :KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit)Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)

Terdapat tiga tingkat energi fisiologi yang umum : Istirahat, limit kerja aerobik, dan kerja anaerobik. Pada tahap istirahat pengeluaran energi diperlukan untuk mempertahankan kehidupan tubuh yang disebut tingkat metabolisis basah. Hal tersebut mengukur perbandingan oksigen yang masuk dalam paru-paru dengan karbondioksida yang keluar. Berat tubuh dan luas permukaan adalah faktor penentu yang dinyatakan dalam kilokalori/area permukaan/jam. Rata-rata manusia mempuanyai berat 65 kg dan mempunyai area permukaan 1,77 meter persegi memerlukan energi sebesar 1 kilokalori/menit.Kerja disebut aerobik bila suply oksigen pada otot sempurna, sistem akan kekurangan oksigen dan kerja menjadi anaerobik. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Aktivitas dan tingkat energi dan Klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologis terlihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Aktivitas Dan Tingkat EnergiENERGI(Kkal/menit)12.557.510

DETAK JANTUNG(per menit)6075100125150

OKSIGEN(liter/menit)0.20.511.52

Metabolisme basahKerja ringanJalan (6.5kph)Kerja beratNaik Pohon

IstirahatDudukAngkat roda 100 kgMembuat tungku

TidurMengendarai MobilBekerja ditambangJalan di Bulan

Tabel 2. Klasifikasi Beban Kerja Dan Reaksi FisiologisTingkat PekerjaanEnergy ExpenditureDetak JantungKonsumsi Energi

Kkal / menitKkal / 8jamDetak / menitLiter / menit

Undully Heavy>12.5>6000>175>2.5

Very Heavy10.0 12.54800 6000150 1752.0 2.5

Heavy7.5 10.03600 4800125 1501.5 2.0

Moderate5.0 7.52400 3600100 1251.0 1.5

Light2.5 5.01200 240060 1000.5 1.0

Very Light< 2.5< 1200< 60< 0.5

Pengaruh Aktivitas Fisik pada Asupan Makanan

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat. Pengaruh aktivitas fisik pada asupan makanan penting untuk mempertimbangkan aktivitas fisik sebagai alat tambahan untuk pencegahan dan pengobatan banyak penyakit. Aktivitas fisik berat berkepanjangan yang dilakukan secara teratur menyebabkan peningkatan omset energi secara keseluruhan, dan menyebabkan baik kehilangan berat badan, atau peningkatan asupan makanan. Ketika menyebabkan hilangnya berat badan, aktivitas fisik dapat digunakan sebagai terapi tambahan dalam pengobatan obesitas. (2005 Elsevier Ltd dan Eropa Society for Clinical Nutrition and Metabolism).

Aktivitas fisik erat kaitannya dengan asupan energi. Tubuh bekerja membutuhkan energi dan nutrisi untuk bahan bakar aktivitas dan fungsi. Ketika aktivitas fisik berat berkepanjangan menyebabkan peningkatan energi secara keseluruhan pergantian, baik untuk kehilangan berat badan, atau kebutuhan untuk peningkatan asupan makanan.

Kebutuhan energi meningkat pada keadaan berikut : Pasien bed rest total kenaikan, naik 5 10 % Aktifitas ringan sekali atau pasien rawat jalan, naik 30 % Aktifitas ringan (penjahit, supir, perawat), naik 50 % Aktifitas sedang (tukang kayu), naik 75% Aktifitas berat (olahragawan:perenang), naik 100 %

(Fahrur-Rendi)

Dua Bentuk Kekurangan Gizi yang EkstremDi negara berkembang, yang populasi penduduknya meningkat hampir dua kali lipat selama periode ini, jumlah penduduk yang mengalami kekurangan gizi kronis telah dapat dikurangi menjadi setengahnya (dari 36 menjadi 18 persen pada tahun 19951997).Namun demikian, 790 juta orang satu dari lima orang di negara berkembang masih tidak memperoleh cukup pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi dasar seharihari; meskipun beberapa negara telah mencapai kemajuan pesat, kelaparan terus meningkat di bagian dunia yang lain, khususnya di negara yang paling mengalami kesulitan dalam hal penyediaan pangan bagi rakyatnya.Berikut gambar yang menerangkan proporsi penduduk kekurangan gizi 1998-2000:

Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena kekurangan karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan kekurangan kedua-duanya.MarasmusMarasmus merupakan keadaan kurus yang ekstrem, keadaan ini merupakan hasil akhir dari keseimbangan energi negatif yang berkepanjangan, marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Berikut adalah gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya, tinggal tulang terbungkus kulitb. Wajah seperti orang tuac. Iga gambang dan perut cekungd. Otot paha mengendor (baggy pant)e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa laparPada marasmus, bukan hanya cadangan lemak tubuh yang habis terkuras, namun otot juga mengalami penciutan, dan seiring dengan perkembangan penyakit, protein dihati, jantung, dan ginjal juga menghilang.Asam-asam amino yang dibebaskan oleh katabolisme protein jaringan digunakan sebagai sumber bahan bakar metabolik dan substrat glukoneogenesis untuk mempertahankan pasokan glukosa dan sel darah merah. Akibat berkurangnya sisntesis protein, respon imun terganggu daan resiko terjadinya infeksi meningkat. Terjadi gangguan proliferasi mukosa usus sehingga luas permukaan penyerapan dimukosa usus berkurang, begitu juga penyerapan nutrien.Kwashiorkor Fungsi utama Protein adalah sebagai zat pembangun tubuh, artinya bahwa setiap sel didalam tubuh tersusun atas protein. Suatu keadaan dimana terjadi kekurangan protein di dalam tubuh menyebabkan kwashiorkor. Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein (Ratna Indrawati, 1994). Atau kwashiorkor ialah defisiensi protein yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa disapih dan anak prasekolah (balita) (Ngastiyah, 1995).Etiologi Selain oleh pengaruh negatif faktor sosio-ekonomi-budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi pada umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik, malabsorpsi protein, hilangnya protein melalui air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun, luka bakar, penyakit hati.Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk, bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.Tanda khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema adalah edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. Pitting edema disebabkan oleh kurangnya protein, sehingga tekanan onkotik intravaskular menurun. Jika hal ini terjadi, maka terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial. Plasma masuk ke intertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita kwashiorkor tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi natrium. Padahal natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita kwashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien. Ketika ditekan, maka plasma pada intertisial lari ke daerah sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh membran sel dan mengembalikannya membutuhkan waktu yang lama karena posisi sel yang rapat. Edema biasanya terjadi pada ekstremitas bawah karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik (Sadewa, 2008).Mekanisme terjadinya KwashiorkorMalnutrisi merupakan kumpulan gejala (sindrom) yang terjadi oleh factor, yaitu : tubuh (host), kuman penyebab (host), dan lingkungan (environment).Pada penurunan (defisiensi) protein murni tidak terjadi proses pemecahan (katabolisme) jaringan yang sangat berlebih. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolic dan perubahan sel yang menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino essential dalam serum (plasma darah) yang diperlukan untuk pembentukan sel (sintesis) dan untuk proses metabolism tubuh. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin (protein) hati, yang berakibat timbulnya pembengkakan (edema). Gejala lain adalah pembengkakan pada hati. Mekanismenya adalah terjadinya gangguan pembentukan beta-lipoprotein, yaitu suatu protein yang berfungsi mengangkut lemak dalam darah, sehingga transport lemak dari hati ke jaringan terganggu, akibatnya penimbunan lemak di hati (Kliegman. Behrman, 2000).Berikut gejalanya:a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis,b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut, pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam,c. Wajah membulat dan sembab,d. Pandangan mata sayu,Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.Pertumbuhan struktur dan Komposisi Kimia Organisme Manusia Pertumbuhan dan Struktur Tubuh ManusiaPertumbuhan tubuhFase pertumbuhan paling cepat terjadi di awal perkembangan, yaitu di masa kanak-kanak , diketahui pula adanya pertumbuhan kedua yang waktunya sangat pendek, pada saat mencapai puber. Bersama dengan pertumbuhan, permukaan tubuh juga berubah. KLuas permukaan sering digunakan dalam menghitung beberapa parameter kenormalan, seperti tingkat metabolism basal dan filtrasi penyaringan glomerula ginjalBerat organ-organBerhubungan dengan berbagai kontribusi organ-organ tersebut dalam metabolism dan kerjasamanya antarorgan dalam metabolisme, terlihat pada tabel di bawah, berat kedua ginjal pun masih sangat ringan bila disbanding dengan jantung.Jaringan atau organBerat (Kg)Persentase berat badan

Urat dagingJaringan lemakTulang Darah KulitOtakHatiLambung dan IntestinParu-paruJantungGinjalLimpaCairan serebrospinalPankreasKelenjar salivaTestisTiroidTimusAdrenalParatiroidPituitari29,112,611,15,64,81,71,61,271,00,330,270,130,130,100,050,030,030,0160,0070,00040,0003 41,51815,88,06,92,42,31,81,40,470,380,180,180,140,070,040.040,020,010,00060,0004

Sumber: Data dari Magnu-Levy (1910) dengan berat badan manusia=70 kgKomposisi Kimia tubuhKomposisi elemen dan molekul tubuh diperlihatkan pada tabel di bawah. Kalau air dikeluarkan, maka elemen yang paling banyak adalah karbon (C) diikuti oksigen (O), hidrogen (H), nitrogen (N). Unsr-unsur makro (dari kalsium /Ca sampai Mg) diikuti unsure mikro seperti Fe.Perkiraan komposisi elemen tubuh*ElemenPersen

KarbonOksigenHhidrogenNitrogenKalsiumFosforPotasium/KaliumSulfurSodium/natriumKlorMagnesiumBesiManganIodium5020108,54,02,51,00,80,40,40,10,010,0010,00005

Sumber: dicetak ulang dengan izin dari William , R. J (1942). A Textbook of biochemistry edisi ke-2 New York: Van Nostrand *Dari bahan kering

Perubahan Kadar Air dan Elemen Tubuh ManusiaFetus (20-25 minggu)Bayi prematurBayi lahir normalOrang dewasa

Berat badan (kg)Lemak (g/kg berat badan)Air (g/kg beat badan)

Komposisi tubuh tanpa lemakAir (g/kg)Total N (g/kg)

Na (meq/kg)K (meq/kg)Cl (meq/kg)

Ca (g/kg)Mg (g/kg)P (g/kg)

Fe (mg/kg)Cu (mg/kg)Zn (mg/kg)0,35

880

88015

1004376

4,20,183,0

583201,535

830

85019

10050-

7,00,243,8

744203,5160

690

82023

825355

9,60,265,6

9452070160

600

72034

806944

22,40,5012,0

74230

Sumber: dicetak ulang dengan izin dari Widdowson, E (1965)

(DANI)

Terjadi Kehilangan Protein Tubuh Sebagai Respon terhadap Trauma dan InfeksiSalah satu reaksi metabolisme untuk trauma seperti luka bakar, patah tungkai, atau operasi adalah peningkatan katabolisme protein dalam tubuh. Contohnya pada luka bakar, terjadi kehilangan protein ke dalam jaringan akibat kenaikan permeabilitas. Sebanyak 6-7% dari protein tubuh total dapat hilang selama 10 hari. Bed rest berkepanjangan dapat menyebabkan banyak kehilangan protein karena atrofi otot. Protein dikatabolisme secara normal, tetapi tanpa stimulus dari luar, protein tidak akan digantikan. Protein yang hilang diganti selama pemulihan ketika ada keseimbangan nitrogen positif. Sebuah diet normal cukup untuk mennggantikan kehilangan protein pasca trauma dan infeksi.

ProteinProtein merupakan persenyawaan organik terbanyak dalam tubuh hewan berdasarkan bobot kering. Protein adalah asam amino rantai panjang yang dirangkai dengan banyak ikatan yang disebut ikatan peptida. Protein dibutuhkan untuk memperbaiki atau mempertahankan jaringan, pertumbuhan, dan membentuk berbagai persenyawaan biologis aktif tertentu. Protein dapat juga berfungsi sebagai sumber energi. Protein mengandung karbon (50-55%), oksigen (22-26%), nitrogen (12-19% dengan asumsi rata-rata 16%), hidrogen (6-8%), dan sulfur (0-2%). Protein bervariasi dalam komposisi kimiawinya, ukuran, bentuk, sifat-sifat fisikanya, dan fungsi biologisnya. Namun demikian, bilamana terhidrolisis, semua protein menghasilkan satu grup komponen organik yang sederhana yang dinamai dengan asam amino. Dengan demikian, asam amino disebut juga sebagai dinding pembangun atau building blocsk dari protein. Terdapat berbagai asam amino di alam namun hanya 18 L-asam amino yang umumnya dijumpai dalam kebanyakan protein.

Struktur Protein Protein merupakan makromolekul dengan struktur yang berbeda. Adanya ikatan-ikatan kimia yang terbentuk antar gugus fungsional asam amino maka protein dapat membentuk struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. - Struktur primer adalah struktur dasar dari protein. Struktur primer protein menentukan identitas, mengatur struktur sekunder, tersier, dan kuartener. Struktur primer protein dibentuk oleh ikatan peptida yang menghubungkan asam amino penyusun protein. - Struktur sekunder protein terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen antar asam amino dalam rantai protein sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan bentuk coil. Ikatan hidrogen terutama terjadi pada asam amino yang memiliki gugus hidroksil, amida dan fenol. - Struktur tersier. Dengan adanya ikatan antar asam amino-ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, jembatan garam, interaksi elektrostatik dan jembatan sulfida pada struktur molekul protein sehingga terbentuk struktur tersier. - Struktur kuartener terbentuk oleh adanya interaksi antar beberapa rantai molekul protein yang berbeda melalui ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, interaksi elektrostatik, dan jembatan sulfida. Struktur kolagen dan insulin membentuk struktur kuartener.

Asam amino

Asam amino merupakan unit dasar struktur protein. Suatu asam amino alfa terdiri dari gugus amino, gugus karboksil, atom H dan gugus R tertentu, yang semuanya terikat pada atom karbon . Gugus R menyatakan rantai samping.

Struktur umum dari asam amino dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gugus karboksil dan gugus amin yang terikat pada karbon dapat mengionisasi. Gugus karboksil dapat membentuk ion negatif yang bersifat asam sedangkan gugus amin bermuatan positif yang bersifat basa. Dengan adanya dua gugus dengan muatan yang berbeda tersebut, maka asam amino disebut amfoter, artinya dapat bersifat asam maupun basa. Sifat asam atau basa ini dipengaruhi pH lingkungannya. Apabila asam amino dalam keadaan basa, maka asam amino akan terdapat dalam bentuk (I) karena konsentrasi ion OH- yang tinggi mampu mengikat ion-ion H+ yang tinggi mampu berikatan dengan ion COO- sehingga terbentuk gugus COOH maka asam amino akan terdapat dalam bentuk (II). (Poedjiadi, 1994)

Semua protein pada semua spesies mulai dari bakteri sampai manusia dibentuk dari 20 asam amino. Keanekaragaman fungsi yang diperantarai oleh protein dimungkinkan oleh keragaman susunan yang dapat dibuat dari 20 jenis asam amino ini sebagai unsur pembangun (Stryer, 2000).

Urutan asam amino sangat penting. Peranan urutan asam amino dapat terlihat sebagai berikut : sangat membantu untuk menjelaskan mekanisme kerja protein, hubungan urutan asam amino dan struktur 3 dimensi protein mengungkapkan hubungan antara pesan genetik DNA yang menentukan fungsi biologis protein tersebut, perubahan urutan asam amino dapat mengakibatkan gangguan fungsi protein dan menimbulkan penyakit, urutan asam amino dalam protein banyak mengungkapkan proses sejarah evolusi (Ngili, 2009). Sebagai tambahan terhadap fungsi asam amino sebagai komponen dasar protein, beberapa asam amino merupakan precursor (pendahulu atau ujung tombak) atau menyediakan sebagian dari struktur metabolit lain. Metionin adalah prekursor dari sistein dan sistin. Metionin juga menyediakan grup metil untuk kreatin, kolin, dan berbagai senyawa lain. Fenilalanin, bilamana terhidroksilasi, membentuk tirosin yang mana terlibat dalam pembentukan tiroksin, adrenalin, noradrenalin, dan pigmen-pigmen melanin. Ketika urea terbentuk di dalam siklus urea, arginin menghasilkan ornitin. Bilamana terkarboksilasi, histidin membentuk histamin. Triptofan merupakan prekursor dari serotonin dan asam nikotinat. Asam Amino SpesialBeberapa asam amino merupakan asam amino yang esensial secara nutrisi, yaitu, asam asam amino ini harus didapatkan dari makanan, sedangkan asam amino lainnya dapat disintesis in vivo dalam jumlahyang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.Asam amino terdiri dari dua macam, yaitu, asam amino esensial dan asam amino nonesensial.Asam amino essenasial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia tetapi kita dapat meperolehnya dari makanan yg kita makan. Asam amino non essensial adalah asam amino yang dapat disintesis didalam tubuh Asam amino esensial :Valin ( Val )Leusin ( Leu )Isoleusin ( Ile )Treonin ( Thr )Metionin ( Met )Fenilalanin ( Phe )Arginin ( Arg )Lisin ( Lys )Histidin ( His )Asam amino non esensial :Glisin ( Gly )Alanin ( Ala )Serin ( Ser )Sistein ( Cys )Tirosin ( Tyr )Triptofan ( Trp )Asam aspartat ( Asp )Asparagin ( Asn )Glutamin ( Gln )Asam glutamat ( Glu )Hidroksilin ( Hyl )Diginjal,kebanyakanasa

Nilai Gizi Protein Kalau susunan asam amino jumlah dan jenisnya di dalam protein makanan sama dengan susunan yang diperlukan tubuh untuk sintesa protein tubuh, maka semua asam amino protein makanan tersebut akan dipergunakan, sehingga efisisensi penggunaannya menjadi 100 %. Bila ada satu atau lebih asam amino essensial mempunyai kwantum yang lebih rendah dari yang diperlukan unutk sintesa protein tubuh, maka hanya sebagian saja dari seluruh asam amino essensial makanan tersebut dapat dipergunakan, sehingga efisiensi penggunaan protein makanan tersebut lebih rendah dari 100 %. Jadi persentase penggunaan protein makanan (kualitas protein makanan) ditentukan oleh ada atau tidaknya semua jenis asam amino essensial di dalam makanan tersebut mencukupi kebutuhan untuk sintesa protein tubuh (Djaeni, 2008).

Kebutuhan Asam Amino SpesifikProtein yang berbeda mengandung kombinasi asam amino yang berbeda pula. Tubuh membutuhkan asam amino dalam proporsi yang tepat untuk menggantikan protein tubuh. Asam-asam amino dapat dibagi menjadi dua kelompok esensial dan nonesensial. Terdapat sembilan asam amino esensial atau tidak tergantikan, yang tidak dapat disentesis oleh tubuh: histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Jika salah satu dari asam amino tidak ada atau kurang memadai, berapapun jumlah asupan protein total, keseimbangan nitrogen tidak dapat dipertahankan karena akan terjadi kekurangan asam amino yang bersangkutan untuk sistesis protein.Dua asam amino, sistein dan tirosin dapat disisntesis di tubuh, tetapi hanya dari prekursor asam amino essensial sistein dari metionin dan tirosin dari fenilalanin. Oleh karena itu asupan sistein dan tirosin dari makanan mempengaruhi kebutuhan akan metionin dan fenilalanin. Sebelas asam amino lainnya dianggap nonessensial atau dapat digantikan, karena asam-asam amino tersebut disentesis asalkan protein total dalam diet. Jika salah satu dari asam amino ini dikeluarkan dari diet, keseimbangan nitrogen masih dapat dipetahankan. Namun, hanya tiga asam amino yaitu alanin, aspartat, dan glutamat, yang dianggap bener-bener dapat digantikan; ketiganya disentesis dari zat-zat perentara metabolik yang umum (masing-masing piruvat, oksaloasetat, dan alpa ketoglutarat). Asam-asam tertentu kebutuhannya dapat melebihi kemampuan tubuh mensintesis asam amino tersebut.

Daftar PustakaLinder, Maria. C. 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.Jakarta: UI PressMurray, Robert K.2009.Biokimia Harper.Edisi 27.Jakarta : EGCChampe, Pamela C. Biokimia Ulasan Bergambar.2010.Edisi 3.Jakarta : EGChttp://arno.unimaas.nl/show.cgi?fid=4396http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31665/4/Chapter%20II.pdf

17