mitha pemtan 4 fix
DESCRIPTION
pembiakan tanamanTRANSCRIPT
ACARA IV
MENCANGKOK ( AIR LAYERAGE )
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Cara pembiakan vegetative ada dua, yaitu secara alami dengan
penggunaan biji apomiktik (terbentuk tanpa pembuahan dan merupakan
bentuk vegetatif) dan penggunaan organ-organ khusus tanaman (hasil
modifikasi batang atau akar, misalnya : bulb, tuber, rhizome) dan secara
buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah layerage, cuttage,
atau setek, penyambungan tanaman dan kultur jaringan. Pada layerage
stimulasi saat organ vegetatif masih bersatu dengan tanaman, misalnya,
layerage di atas tanah (cangkokan). Pembiakan secara vegetatif adalah
yang paling banyak dilakukan daripada pembiakan generatif disebabkan
oleh beberapa alasan di antaranya karena banyak tanaman yang tidak
mempunyai sifat sebaik induknya bila dilakukan pembiakan secara
generatif/menggunakan biji ada perubahan pada mutunya, karena tanaman
tidak menghasilkan biji atau hanya sedikit menghasilkan biji, dan tanaman
tersebut bisa menghasilkan biji. Salah satu contoh pembiakan vegetatif
adalah dengan cara mencangkok
Cangkok merupakan golongan dari cara
perkembangbiakan vegetatif buatan, disebut demikian karena cara
perkembangbiakan dengan cara mencangkok dilakukan dengan bantuan
manusia dengan cara tidak kawin. Sedangkan cangkok adalah cara
perkembangbiakan pada tumbuhan dengan menanam batang atau dahan
yang diusahakan berakar terlebih dahulu sebelum di potong dan di tanam
di tempat lain.
Mencangkok adalah menguliti hingga bersih dan menghilangkan
kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5-10 cm. Tumbuhan dikotil
yang dicangkok akan memiliki akar serabut, bukan akar tunggang.
Perbanyakan vegetatif dengan cara ini adalah perkembangbiakan tanaman
dengan menggunakan bagian – bagian tanaman seperti batang (cabang)
untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya.
Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada dibagian – bagian
tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar,
batang, dan daun sekaligus
Tumbuhan yang bisa di cangkok hanyalah tumbuhan dikotil dan
tumbuhan biji terbuka. Cara perkembang biakan dengan mencangkok
adalah sangat istimewa terutama untuk buah-buahan. Karena rasa dan
bentuk buah yang dihasilkan biasanya akan sama persis dengan induknya.
Berbeda jika perkembang biakan di lakukan dengan menanam biji,
terkadang tanaman yang dihasilkan tidak sama dengan kriteria yang
dimiliki oleh induknya.
Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan
tumbuhan yang ditanam dari biji dan memiliki sifat yang sama dengan
induknya. Akan tetapi, tumbuhan hasil cangkokan mudah roboh, karena
sistem perakarannya adalah serabut, oleh karena itu berhati-hatilah ketika
menanamnya dan umurnya lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang
ditanam dari biji.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum acara IV Mencangkok (Air Layerage) ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
a. Mengetahui secara langsung cara mencangkok tanaman.
b. Mahasiswa dapat melakukan atau memperagakan cara mencangkok
tanaman.
B. Tinjauan Pustaka
Salah satu metode yang sering dilakukan dalam usaha pembudidayaan
tanaman dengan cara vegetatif buatan adalah dengan cara cangkok.
Mencangkok merupakan usaha yang dilakukan untuk memeperbanyak diri
dengan menggunakan batang apikal yang masih tumbuh. Mencangkok hanya
dapat dilakukan pada tanaman dikotil yang mempunyai kambium Pada
tanaman monokotil yang tidak mempunyai kambium dan cenderung tumbuh
merambat dan berbatang kecil. Selain itu, pada tanaman monokotil yang tifak
memiliki kambium apabila dilakukan penyayatan pada batang tanaman akan
langsung melukai jaringan pengangkut (floem dan xilem) (Ashari 2005).
Teknik mencangkok memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan.
Beberapa kelebihan dari cangkok adalah :
1. Bibit yang diperoleh sama dengan induknya.
2. Tanaman cepat berbuah dan cepat besar.
3. Teknik pelaksanaannya mudah dan cepat.
4. Tingkat keberhasilan lebih besar.
Sedangkan kekurangan dari teknik mencangkok di antaranya bibit yang
diperoleh terbatas dan pohon induk menjadi rusak, karena batang banyak yang
dicangkok. Dalam dua cabang dapat dicangkok sebanyak 2-4 tempat (sistem
cangkok majemuk). Penyiraman harus dilakukan secara rutin bila kering atau
tidak ada hujan. Hasil potongan dapat ditanamn sebagai setek batang dan
setelah bibit kuat kurang lebih 3-5 bulan, bibit dapat ditanam di kebun
(Parimin 2005).
Sebelum melakukan pencangkokan, dilakukan pemilihan cabang pohon
yang akan dicangkok. Cabang pohon yang dipilih adalah cabang autotrop yang
telah berkayu dengan ukuran diameter batang ± 3 cm. Selanjutnya
pencangkokan dapat dimulai dengan menyayat kulit batang dan mengerik
kambiumnya sepanjang 5 – 10 cm. Kemudian sayatan tersebut dikeringkan
selama 2 hari sampai permukaan sayatan tidak bergetah lagi. Setelah kering,
sayatan diolesi hormon tumbuh yang berbentuk pasta dan selanjutnya
dibungkus dengan media sesuai dengan rancangan penelitian. Media ditutup
dengan plastik transparan, dan diikat dengan tali pada bagian atas, bawah dan
tengah dari cangkok (Putri 2007).
Cara pembiakan dengan cara mencangkok dipilih dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang
mempunyai sifat persis seperti induknya. Sifat inimeliputi ketahanannya
terhadap hama dan penyakit, rasa buah (khususnya untuk tanaman buah-
buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias) dan sebagainya. Karena
seperti yang kita ketehui bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus
persen menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan
sifat biasanya disebabkan oleh mutasi gen. Walaupun banyak keunggulannya,
namun teknik perbanyakan dengan mencangkok ini tidak terlepas dari
beberapa kelemahan (Habibah 2013).
Teknik perbanyakan vegetatif dengan cara perlukaan atau pengeratan
cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang
terbentuknya akar.Pada teknik ini tidak ada batang bawah dan batang atas.
Teknik ini relatif sudah dilakukan oleh petani dan keberhasilannya lebih tinggi,
karena pada proses mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di
pohon induk. Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman
induknya.Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air
tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan.Disamping keuntungan, terdapat
juga beberapa kekurangan/ kerugian pembibitan dengan sistem cangkok.Pada
musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering. Tanaman mudah roboh
bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang. Pohon induk tajuknya
menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong. Dalam satu pohon induk
kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan
tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini. Media untuk
mencangkok bisa menggunakan serbuk sabut kelapa ataupun cacahan sabut
kelapa. Dapat pula digunakan campuran kompos/ pupuk kandang dengan tanah
(1:1). Kalau disekitar kebun ada tanaman bambu, maka tanah di bawah bambu
yang telah bercampur seresah daun bambu dan sudah membusuk bisa juga
digunakan untuk media cangkok. Waktu pelaksanaan sebaiknya pada awal
musim hujan, sehingga cangkokan tidak akan kekeringan. Selain itu dengan
mencangkok di awal musim hujan akan tersedia waktu untuk menanam hasil
cangkokan pada musim itu juga (Herawan 2003).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Pembiakan Dengan Setek dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 23 November 2013 pada pukul 09.00 sampai 10.00 WIB,
bertempat di Lahan Pertanian Jumantono. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Bahan :
1. Tanaman Mangga (Mangivera indica)
2. Plastik untuk membungkus
3. Media mos
b. Alat :
1. Pisau
c. Cara Kerja
1. Memilih cabang yang sehat.
2. Pada cabang, membuat sayatan melingkar dengan jarak
sayatan atas dan bawah 2 – 3 cm.
3. Pada bagian yang telah disayat , mengupas kulit batang sampai
bagian kayunya serta menghilangkan lapisan kambiumnya
sampai bersih.
4. Setelah itu bagian sayatan yang telah dibersihkan tadi ditutup
dengan media mos yang telah dibasahi dengan sedikit air agar
lembab.
5. Kemudian dibalut dengan plastik, dan ikat dengan erat.
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Mencangkok
No Tanaman
Tgl Mulai Penana
man
Tingkat Keberhasilan
Gambar Hasil
PraktikumCiri -Ciri
1Mangga
(Mangivera indica)
23Nov 2013
Tidak Berhasil
Batang yang di cangkok menjadi
busuk dan muncul jamur pada
bagian pelukaan
Sumber : Laporan Sementara
2. Pembahasan
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan
tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus
dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar
yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan
ditanam di tempat lain, mencangkok juga dapat diartikan suatu
perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan
menggunakan bagian dari tanaman. Misalnya mencangkok pada
tanaman mangga.
Dalam melakukan pencangkokan membutuhkan
persyaratan agar mendapatkan hasil yang baik dan maksimal, baik
dari segi fisik maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa
persyaratan antara lain yaitu tidak dapat dibiakkan dengan cara
layerage lain, kemudian dari segi pemilihan batang yaitu memiliki
batang atau cabang yang berdiameter besar dan tinggi dengan
pemilihan pohon induk dari tanaman induk yang sehat dan kuat
dipilih dari varietas yang telah dikenal sifat buah yang diinginkan.
Pohon induk dipilih dari pohon yang bentuk cabangnya lurus,
panjang cabang kira-kira sebesar jari telunjuk orang dewasa dan
sebaiknya dipilih cabang atu dahan yang telah berumur satu tahun.
Selain dengan persyaratan tersebut perlu diperhatikan
beberapa hal antara lain, pelaksanaan mencangkok sebaiknya
dilakukan pada waktu musim penghujan agar meringankan
pemeliharaan terutama dalam hal penyiraman. Pemilihan batang
cangkok, sebaiknya batang cangkokan jangan diambil dari pohon
induk yang terlalu tua karena biasanya dahan pohon induk kurang
baik untuk dicangkok juga jangan mengambil dari pohon yang
terlalu muda karena sifatnya kebanyakan belum terlihat. Kemudian
dari segi pemeliharaan, jika pencangkokan dilakukan pada musim
kemarau sebaiknya bibit disiram dua kali sehari. Pada musim
penghujan penyiraman dilakukan seperlunya sesuai dengan situasi
untuk mempercepat pertumbuhan akar. Syarat tanaman atau pohon
induk untuk dicangkok minimal sudah berbunga untuk tanaman
hias dan sudah berbuah minimal 3 kali untuk tanaman buah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan mencagkok anara
lain faktor lingkungan misalnya kondisi saat pencangkokan sedang
musim hujan atau musim kemarau. Faktor lainnya yaitu faktor
pelaksanaan yaitu bagaimana membersihkan kambium pada batang
supaya bersih agar cangkokan tidak membusuk dan gagal.
Pada praktikum mencangkok kelompok 13 hasilnya tidak
berhasil. Gejala yang timbul batang yang dicangkok menjadi busuk
dan munculnya jamur pada bagian perlukaan. Hal ini disebabkan
karena waktu mengelupas kambium tidak diperhatikan baik baik
kebersihan kambium yang kurang bersih dan cangkokan kurang
lembab atau terlalu kering. Tidak munculnya akar sangat erat
hubungannya dengan faktor pelaksanaan dan faktor dari luar
tanaman.
Ada beberapa kelebihan dari mencangkok.diantaranya.
Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan
tumbuhan yang ditanam dari biji Tumbuhan yang dicangkok
memiliki sifat yang sama dengan induknya. Tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses mencangkok akar
akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk. Produksi dan
kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
Disamping kelebihan, terdapat juga beberapa kelemahan
pembibitan dengan sistem cangkok. Pada musim kemarau panjang
tanaman tidak tahan kering. Tanaman mudah roboh bila ada angin
kencang karena tidak berakar tunggang. Pohon induk tajuknya
menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong. Dalam satu
pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja,
sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa
dilakukan dengan cara ini. Disamping keuntungan, terdapat juga
beberapa kekurangan atau kerugian pembibitan dengan sistem
cangkok. Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan
kering. Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak
berakar tunggang.Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena
banyak cabang yang dipotong. Dalam satu pohon induk kita hanya
bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga perbanyakan
tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
a. Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif
buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang
memiliki sifat yang sama dengan induknya.
b. Dalam mencangkok juga diperlukan perawatan yang hati – hati
karena tanaman hasil cangkokan kebanyakan perakarannya
menjadi lemah. Mengapa demikian, karena tanaman yang hasil
cangkokan tersebut memiliki akar serabut sehingga tanaman
akan mudah roboh.
c. Penutup yang digunakan dalam pencangkokkan ini juga
berpengaruh pada tumbuhnya akar pada cangkokkan. Penutup
yang berasal dari serabut lebih efektif daripada penutup dari
plastik karena serabut lebih mudah menahan air yang
disiramkan pada cangkokkan sehingga mudah merangsang akar
untuk tumbuh.
d. Pertumbuhan akar cangkokan dapat secara maksimum apabila
kondisi media pembalut, bahan pembungkus sesuai dan
mendukung untuk melakukan pertumbuhan.
2. Saran
a. Sebaiknya praktikan benar – benar memperhatikan bagaimana
cara melakukan pencangkokan seperti yang co – ass terangkan.
b. Praktikan benar – benar melihat bahan praktikum sudah standar
atau belum agar pembiakan dengan stek dapat berhasil sesuai
yang diinginkan.
c. Pengecekan stek tanaman harus dilakukan secara rutin agar
dapat memantau pertumbuhan tanaman. Apakah mengalami
pembusukan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari S 2005. Holtikultura. UI-PRESS, Jakarta.Habibah 2013. Mencangkok Tanaman. http://habibahsoraya.blogspot.com.
Diakses tanggal 26 Desember 2013 pukul 19.00.Herawan T 2005. Propagasi Klon Acacia mangium Melalui Kultur Jaringan.
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol. 1 No. 2. Hal. 43 – 48. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta.
Parimin 2005. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Putri 2007. Pengaruh Media dan Hormon Tumbuh Akar Terhadap Keberhasilan Cangkok Ulin. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol.4 (2) 069 – 118.