miopia

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Miopia adalah suatu kelainan refraksi di mana sinar cahaya paralel yang memasuki mata secara keseluruhan dibawa menuju fokus di depan retina. Miopia, yang umum disebut sebagai kabur jauh / terang dekat (shortsightedness), merupakan salah satu dari lima besar penyebab kebutaan di seluruh dunia. Dikatakan bahwa pada penderita miopia, tekanan intraokular mempunyai keterkaitan yang cenderung meninggi pada tingkat keparahan miopia. Prevalensi miopia bervariasi berdasar negara dan kelompok etnis, hingga mencapai 70-90% di beberapa negara Asia.Di Jepang diperkirakan lebih dari satu juta penduduk mengalami gangguan penglihatan yang terkait dengan miopia tinggi.Berdasar bukti epidemiologis, prevalensi miopia terus meningkat khususnya pada penduduk Asia.Selain pengaruh gangguan penglihatan, juga membebani secara ekonomi.Sebagai contoh di Amerika 1

Upload: uumi-antari

Post on 18-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

membahas tentang penyakit pada mata yaitu miopia

TRANSCRIPT

Page 1: miopia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Miopia adalah suatu kelainan refraksi di mana sinar cahaya paralel yang

memasuki mata secara keseluruhan dibawa menuju fokus di depan retina. Miopia,

yang umum disebut sebagai kabur jauh / terang dekat (shortsightedness),

merupakan salah satu dari lima besar penyebab kebutaan di seluruh dunia.

Dikatakan bahwa pada penderita miopia, tekanan intraokular mempunyai

keterkaitan yang cenderung meninggi pada tingkat keparahan miopia.

Prevalensi miopia bervariasi berdasar negara dan kelompok etnis, hingga

mencapai 70-90% di beberapa negara Asia.Di Jepang diperkirakan lebih dari satu

juta penduduk mengalami gangguan penglihatan yang terkait dengan miopia

tinggi.Berdasar bukti epidemiologis, prevalensi miopia terus meningkat

khususnya pada penduduk Asia.Selain pengaruh gangguan penglihatan, juga

membebani secara ekonomi.Sebagai contoh di Amerika Serikat, biaya terapi

miopia mencapai sekitar $ 250 juta per tahun.Di saat prevalensi miopia simpel

meningkat, insidens miopia patologis turut meningkat.Karena tidak ada terapi

yang dapat membalikkan perubahan struktural pada miopia patologis, pencegahan

miopia telah lama menjadi tujuan dari penelitian para ahli.Pengertian terhadap

mekanisme dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mata merupakan

prasyarat mengembangkan strategi terapi yang ada.

1

Page 2: miopia

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, etiologi,

patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi,

pengkajian ,diagnosa, intervensi dari miopia.

C. Manfaat penulisan

Manfaat penulisan ini adalah sebagai pengetahuan baru bagi mahasiswa/i, dan

sebagai literatur yang dapat digunakan oleh mahasiswa/i.

2

Page 3: miopia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Miopia

Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar

sejajar masuk ke bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan retina.

Sehingga untuk meletakkan bayangan di retina maka titik terjauh harus lebih

dekat ke bola mata dibandingkan dengan orang normal. Untuk mengoreksinya

dengan lensa sferis negatif terkecil (American Academy of Ophthalmology,2009-

2010 (diakses pada hari sabtu,31-10-2015 di http://repository.usu.ac.id))

B. Etiologi Miopia

Pada dasarnya miopia terjadi oleh karena pertambahan panjang aksis bola

mata tanpa diikuti oleh perubahan pada komponen refraksi yang lain. Begitu juga

perubahan kekuatan refraksi kornea, lensa dan aquos humor akan menimbulkan

miopia bila tidak dikompensasi oleh perubahan panjang aksis bola mata. Beberapa

hal yang dikaitkan atau diperkirakan sebagai etiologi miopia adalah:

1. Herediter

2. Penyakit sistemik

3. Kelainan endokrin

4. Malnutrisi, defisiensi vitamin mineral tertentu

5. Penyakit mata

6. Gangguan pertumbuhan

7. Lingkungan (iluminasi)

8. Kerja dekat yang berlebihan

3

Page 4: miopia

9. Pemakaian kaca mata yang tidak sesuai

10. Sikap tubuh yang tidak sesuai.

C. Patofisiologi Miopia

Kata miopia sendiri sebenarnya baru dikenal pada sekitar abad ke 2, yang

mana terbentuk dari dua kata meyn yang berarti menutup, dan ops yang berarti

mata. Ini memang menyiratkan salah satu ciri – ciri penderita miopia yang suka

menyipitkan matanya ketika melihat sesuatu yang baginya tampak kurang jelas,

karena dengan cara ini akan terbentuk debth of focus di dalam bola mata sehingga

titik fokus yang tadinya berada di depan retina, akan bergeser ke belakang

mendekati retina.

Sebenarnya, miopia juga dapat dikatakan merupakan keadaan di mana panjang

fokus media refrakta lebih pendek dari sumbu orbita (mudahnya, panjang aksial

bola mata jika diukur dari kornea hingga makula lutea di retina).

Berdasarkan pengertian ini, maka dikenal dua jenis miopia, yaitu:

1. Miopia aksial

Adalah miopia yang disebabkan oleh sumbu orbita yang lebih panjang

dibandingkan panjang fokus media refrakta. Dalam hal ini, panjang fokus

media refrakta adalah normal (± 22,6 mm) sedangkan panjang sumbu

orbita > 22,6 mm.

2. Miopia refraktif

Adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi

pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga

pembiasan lebih kuat.

4

Page 5: miopia

Pada penderita miopia, sinar yang datang menuju mata dbiaskan

dengan tidak tepat sehingga menghasilkan bayangan yang tidak tepat pula.

Penderita yang memiliki bola mata yang terlalu panjang atau kornea yang

terlalu melengkung menyebabkan sinar yang masuk ke mata dibiaskan

tidak tepat pada retina (di depan retina) sehingga menyebabkan

penglihatan penderita menjadi kabur. Kadang-kadang keadaan miopia

pada penderita dapat menetap (stasioner) namun dapat pula memburuk

seiring bertambahnya usia penderita.

D. Manifestasi klinis Miopia

Penderita miopia yang dikatakan sebagai rabun jauh akan mengatakan

penglihatannya kabur untuk melihat jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu atau

dekat. Seseorang dengan miopia selalu ingin melihat dekat dengan mendekatkan

benda yang dilihat pada mata.

Pasien dengan miopia lebih dari -3.00 dioptri tidak akan melihat baik pada

pekerjaannya bila tidak menggunakan kacamata. Pasien dengan ukuran lebih dari

-4.00 dioptri akan terganggu dalam pekerjaannya untuk melihat jauh.

Pasien dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai

dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang miopia mempunyai

kebiasaan mengerinyitkan matanya bila ia melihat jauh untuk mencegah aberasi

sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil) sehingga dapat melihat

jelas.

Apabila terdapat miopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain,

dapat terjadi ambliopia pada mata yang miopianya lebih tinggi. Penglihatan yang

baik harus jernih dan bayangan terfokus pada kedua mata. Bila bayangan kabur

5

Page 6: miopia

pada satu mata, atau bayangan tersebut tidak sama pada kedua mata, maka jarak

penglihatan tidak dapat berkembang dengan baik, bahkan dapat memburuk.

Bila hal ini terjadi, otak akan “mematikan” mata yang tidak fokus dan

penderita akan bergantung pada satu mata untuk melihat. Beratnya ambliopia

berhubungan dengan lamanya mengalami kurangnya rangsangan untuk

perkembangan penglihatan makula.Mata ambliopia yang menggulir ke temporal

disebut strabismus divergen (eksotropia).

Pasien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu

dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia

konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat

juling ke dalam atau esoptropia.

Penderita miopia menyenangi membaca, apakah hal ini disebabkan

kemudahan untuk membaca dekat tidak diketahui dengan pasti.

Gejala subyektif :

a. Kabur bila melihat jauh.

b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat

c. Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai

dengan akomodasi), astenovergens.

Gejala obyektif :

1. Miopia simpleks

a. Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan

pupil yang relatif lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata

yang agak menonjol.

6

Page 7: miopia

b. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang

normal atau dapat disertai cresen miopia (myopia crescent)

yang ringan di sekitar papil saraf optik.

2. Miopia patologik

a. Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia

simpleks

b. Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa

kelainan-kelainan pada:

a) Badan kaca: dapat ditemukan kekeruhan berupa

perdarahan atau degenerasi yang terlihat sebagai

floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam

badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi badan

kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan

keadaan miopia.

b) Papil saraf optik: terlihat pigmentasi peripapil, kresen

miopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama

ke bagian temporal. Kresen miopia dapat ke seluruh

lingkaran papil, sehingga seluruh papil dikelilingi oleh

daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak

teratur.

c) Makula: berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-

kadang ditemukan perdarahan subretina pada daerah

makula.

d) Retina bagian perifer: berupa degenerasi sel retina

bagian perifer.

7

Page 8: miopia

e) Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa

penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan retina ini

maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut

sebagai fundus tigroid.

E. Penatalaksanaan Miopia

Penderita miopia dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata, lensa

kontak atau melalui operasi. Terapi terbaik pada miopia adalah dengan

penggunaan kacamata atau lensa kontak yang akan mengkompensasi panjangnya

bola mata dan akan memfokuskan sinar yang masuk jatuh tepat di retina.

1. Kaca mata

Kacamata merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

memperbaiki kelainan refraksi mata.Dalam hal ini fungsi dari kacamata

adalah mengatur supaya bayangan benda yang tidak dapat dilihat dengan

jelas oleh mata menjadi jatuh tepat di titik jauh mata (pada penderita

miopia). Selain itu, penggunaan kacamata memiliki salah satu kelebihan

dimana dapat memperbaiki keadaan mata miopi meskipun kedua mata

penderita memiliki perbedaan ukuran minus (sebagai contoh mata kanan -

5,00 D, mata kiri -3,00 D), dalam hal ini pembuatan lensa negatif dapat

disesuaikan sehingga penderita dapat melihat lebih jelas.

Terdapat keuntungan dan kerugian memakai kacamata pada mata

dengan miopia.

a. Keuntungan

a) Memberikan perbaikan penglihatan dengan mengoreksi

bayangan pada miopia.

8

Page 9: miopia

b) Memundurkan bayangan ke retina.

c) Mencegah munculnya pterigium yang biasanya diakibatkan

olehpaparan sinar matahari dan iritasi kronik dari

lingkungan (udara, angin, debu) yang dapat menimbulkan

gangguan penglihatan.

b. Kerugian

a) Walaupun kacamata memberikan perbaikan penglihatan,

berat kacamata akan bertambah bila kekuatan lensa

bertambah, selain juga menganggu penampilan.

b) Tepi gagang disertai tebalnya lensa akan mengurangi

lapang pandang penglihatan tepi.

c) Kacamata tidak selalu bersih.

d) Pemakaian kacamata dengan lensa positif/negatif yang

berat, akan melihat benda menjadi lebih besar/kecil.

e) Terasa ada yang mengganjal di dekat hidung dan telinga

sehingga tidak nyaman.

f) Mengganggu aktivitas. Bila berada dalam lingkungan yang

panas, kaca sering berembun atau terkena keringat.

2. Lensa kontak

Penggunaan lensa kontak merupakan pilihan kedua pada terapi miopia.

Lensa kontak merupakan lengkungan yang sangat tipis terbuat dari plastik

yang dipakai langsung di mata di depan kornea. Meski terkadang ada rasa

tidak nyaman pada awal pemakaian tetapi kebanyakan orang akan cepat

membiasakan diriterhadap pemakaian lensa kontak. Kelebihan dan

kekurangan dalam memakai lensa kontak adalah :

9

Page 10: miopia

a. Kelebihan

a) Pada kelainan refraksi yang berat, penglihatan melalui lensa

kontak praktis tidak berubah (seperti penglihatan mata

normal).

b) Dengan lensa kontak, luas lapang pandangan tidak berubah.

c) Pada anisometropia (perbedaan refraksi, mata kanan dan

kiri yang melebihi 2.5 – 3 D), besarnya gambaran

penglihatan mata kanan – kiri dengan lensa kontak kurang

lebih sama.

d) Dapat digunakan untuk tujuan kosmetik yaitu pada miopia

tinggi yang memerlukan kaca mata berlensa tebal.

b. Kekurangan

a) Mata lebih mudah kena infeksi, apabila pemakainya kurang

mengindahkan kebersihan atau bila lingkungan sekitarnya

kurang bersih.

b) Lebih mudah terjadi erosi kornea, terutama bila lensa

kontak dipakai terlalu lama, atau dipakai tidak teratur.

c) Pemakaian lensa kontak, hendaknya didasarkan atas alasan-

alasan medik saja. Lengkungan belakang lensa kontak

(lengkung dasar, base curve) hendaknya sesuai dengan

lengkungan kornea. Oleh karena itu pemeriksaan dengan

keratometer untuk memeriksa lengkung kornea adalah

penting.

10

Page 11: miopia

3. Bedah pada miopia

Adalah tidak mungkin untuk memendekkan bola mata pada

miopia.Pada keadaan tertentu miopia dapat diatasi dengan pembedahan

pada kornea. Pada saat ini telah terdapat berbagai cara pembedahan pada

miopia seperti keratotomi radial, keratektomi fotorefraktif, dan laser

asisted in situ interlamelar keratomilieusis (LASIK).

a. Keratotomi radial

Pada keratotomi radier dilakukan sayatan radier pada

permukaan kornea sehingga berbentuk jari-jari roda.Bagian sentral

kornea tidak disayat. Bagian kornea yang disayat akan menonjol

sehingga bagian tengah kornea menjadi rata. Ratanya kornea bagian

tengah akan memberikan suatu pengurangan kekuatan bias kornea

sehingga dapat mengganti lensa kaca mata negatif. Keratotomi radial

bermanfaat untuk memperbaiki miopia -2.00 hingga -6.00 Dioptri dan

astigmat ringan. Efek samping yang terjadi pada RK adalah :

a) Penglihatan yang tidak stabil

b) Koreksi lebih atau kurang

b. Keratotekmi fotorefraktif

Merupakan cara yang mempergunakan sinar excimer untuk

membentuk permukaan kornea. Sinar pada excimer akan memecah

molekul sel kornea. Akibat lamanya sinar akan memberikan suatu

pemecahan sejumlah molekul sel permukaan kornea.

11

Page 12: miopia

Keuntungan dan kerugian sinar excimer antara lain :

a) Keuntungan

Luka sayatan yang dihasilkan laser excimer

sangat kecil yaitu 0,54 mm dan proses operasi hanya

membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk kedua

mata.

b) Kerugian

Mahalnya alat dan mempunyai efek samping

sepert eritema (kemerahan), hiperpigmentasi dan erosi

(luka).Dalam kebanyakan kasus hal ini dapat ditoleransi

dengan baik dan tidak perlu menghentikan perlakuan.

c. Laser asisted in situ interlamelar keratomilieusis (LASIK)

LASIK merupakan metode terbaru di dalam operasi

mata.LASIK direkomendasikan untuk miopia dengan derajat sedang

sampai berat.Pada LASIK digunakan laser dan alat pemotong yang

dinamakan mikrokeratome untuk memotong flap secara sirkular pada

kornea. Flap yang telah dibuat dibukasehingga terlihat lapisan dalam

dari kornea. Kornea diperbaiki dengan sinar laser untuk mengubah

bentuk dan fokusnya, setelah itu flap ditutup kembali.

Syarat untuk dilakukan LASIK :

a) Umur telah lebih dari 18 tahun

b) Tidak mempunyai riwayat penyakit auto imun

c) Tidak sedang menyusui atau sedang hamil

d) Kacamata telah stabil ukurannya

12

Page 13: miopia

d. Miopia diperbaiki tanpa pembedahan

Ada beberapa cara yang diduga dapat mengatasi miopia tanpa

tindakan pembedahan yang masih perlu mendapatkan pembuktian.

Dikenal cara orthokeratology (ortho = pendek, kerato). Dengan

meletakkan lensa kontak keras dan gas permiable pada permukaan

kornea dapat dirubah atau ditekan permukaan kornea sehingga rata

yang akan mengurangkan miopia mata. Orthokeratology efektif untuk

miopia ringan sampai 2 dioptri.Untuk mencegah kambuh maka

pemakaian dapat dicoba sendiri oleh pasien.

F. Komplikasi Miopia

Komplikasi yang dapat timbul pada penderita miopia antara lain ablasi retina

dan strabismus esotropia. Ablasi retina terjadi karena pada miopia tinggi terbentuk

stafiloma sklera posterior yang terletak dipolus posterior, maka retina harus

meliputi permukaan yang lebih luas sehingga teregang dan menimbulkan undus

tigroid.Akibat regangan mungkin dapat menyebabkan ruptura dari pembuluh

darah retina dan mengakibatkan perdarahan yang dapat masuk kedalam badan

kaca, mungkin juga terjadi ablasi retina akibat timbulnya robekan karena tarikan.

Strabismus esotropia terjadi karena pada pasien miopia memiliki pungtum

remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam atau kedudukan konvergensi

yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini

menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia. Bila terdapat

juling keluar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.

13

Page 14: miopia

G. Pengkajian

1. Pengkajian fisik

1) Ketajaman penglihatan

Di lakukan dikamar yang tidak terlalu terang dengan kartu snellen.

a. Pasien duduk dengan jarak 6meter dari kartu snellen dengan 1

mata ditutup

b. Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai

dari baris paling atas kebawah dan tentukan baris terakhir yang

masih dapat dibca seluruhnya dengan benar.

Bila pasien tidak dapat membaca baris paling atas atau

(terbesar) maka dilakukan uji hitung jari dari jarak 6meter.

Jika pasien tidak dapat menghitung jari dari 6meter,

maka jarak dapat dikurangi satu meter, sampai maksimal jarak

penguji dengan pasien 1meter. Jika pasien tetap tidak bisa

melihat, dilakukan uji lambaian tangan , dilakukan uji dengan

arah sinar.

Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya

sinar, maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta

total.

Penilaian:

Tajam penglihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat

membaca seluruh huruf dengan kartu snellen dengan benar. Bila baris

yang dapat dibaca seluruhnya bertanda tiga puluh maka dikatakan

tajam penglihatan 6/30. Berarti ia hanya dapat melihat dengan jarak 6

meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak

14

Page 15: miopia

30 meter. Bila dalam uji hitung jari pasien, pasien hanya dapat melihat

atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada 3 meter, maka

dinyatakan tajam penglihatan 3/60. Jari terpisah dapat dilihat orang

normal pada jarak 60 meter orang normal dapat melihat gerakan atau

lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat

lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatan 1/300.

Bila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat

melihat lambaian tangan, maka dikatan sebagai 1 per minus. Orang

normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak terhingga.

2. Pengkajian pergerakan mata

a. Uji menutup, salah satu mata pasien ditutup dengan karton atau

tangan pemeriksa dan pasien diminta memfokuskan mata yang

tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang ditutup

karton atau tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau tangan

disingkirkan tiba-tiba dan akan nampak gerakan abnormal mata

bila mata, saat ditutup bergeser kesisi temporal akan kembali

ketitik semula ketika penutup dibuka. Sebaliknya, bila bergeser

kesisi nasal fenomena sebaliknya akan terjadi. Kecendrungan mata

untuk bergeser, ketika ditutup kesisi temporal dinamakan eksoforia

kecendrungan mata untuk bergeser kesisi nasal disebut esoforia.

b. Lirikan terkoordinasi, benda digerakkan kelateral kedua sisi

sepanjang sumbu horizontal dan kemudian sepanjang sumbu oblik

masing-masing membentuk sumbu 60® dengan sumbu horizontal

tiap posisi cardinal lirikan menggambarkan fungsi salah satu dari

ke enam otot ekstraokuler yang melekat pada tiap mata. Bila terjadi

15

Page 16: miopia

diplopia (pandangan ganda) selama transisi dari salah satu posisi

cardinal dilirikan, pemeriksa dapat mengetahui adanya salah satu

lebih otot ekstraokuler yang gagal untuk berfungsi dengan benar.

Keadaan ini biasanya juga terjadi bila salah satu mata gagal

bergerak bersama dengan yang lain.

3. Pengkajian lapang pandang

Pemeriksa dan pasien duduk dnegan jarak satu sampai dua kaki saling

berhadapan. Pasien diminta menutup salah satu mata dengan karton tanpa

menekan sementara ia harus memandang hidung pemeriksa. Sebaliknya

pemeriksa juga menutup salah satu matanya sebgai pembanding. Bila pasien

menutup mata kirinya misal pemeriksa menutup mata kanannya. Pasien

diminta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan menghitung jumlah jari yang

ada dimedan superior dan inferior lirikan temporal dan nasal. Jari pemeriksa

digerakkan dari posisi luar terjauh ketengah dalam bidang vertikal horizontal

dan oblik. Medan nasal, temporal,superior, dan inferior dikaji dengan

memasukan benda dalam penglihatan dari berbagai titik ferifer. Pada setiap

menuver pasien memberi informasi kepada pemeriksa saat ketika benda mulai

dapat terlihat sementara arah lirikannya kedepan.

a. Pemeriksaan fisik mata

1. Kelopak mata, harus tereletak merata pada permukaan mata

2. Buku mata, posisi dan distribusinya

3. Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase

air mata

4. Pemeriksaan mata anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris di

inspeksi secara bersama

16

Page 17: miopia

5. Pemeriksaan kornea, normalnya kornea tampak halus dengan

pantulan cahaya seperti cermin, terang, simetris, dan tunggal

H. Diagnosa

Diagnosa yang akan didapatkan setelah melakukan pengkajian, sebagai

berikut:

1. Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan

sensori/gangguan status organ indera

2. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan

( nyeripada kepala, kelelahan pada mata)

3. Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi,prognosis dan pengobatan.

I. Intervensi

Intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosis yang ada, sebagai

berikut:

1. Dx : Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan

penerimaan sensori/gangguan status organ indera

1) Kaji derajat dan durasi ganguan visual

Rasional: meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien

2) Orientasikan klien pada lingkungan yang baru

Rasional: memberikan peningkatan kenyamanan, kekeluargaan

serta kepercayaan klien-perawat.

3) Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang gangguan

penglihatan

17

Page 18: miopia

Rasional: meningkatkan kepercayaan klien-perawat dan

penerimaan diri

4) Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani gangguan

penglihatannya

Rasional: menurunkan kemungkinan bahaya yang akan terjadi

sehubungan dengan gangguan penglihatan

2. Dx: Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status

kesehatan ( nyeripada kepala, kelelahan pada mata)

1) Orientasikan klien pada lingkugan yang baru

Rasional: membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan

keamanan

2) Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya

Rasional: memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya

dan mengurangi asietas

3) Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan

Rasional : mengurangi ansietas klien

3. Dx: Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan

pengobatan.

1) Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis dan pengobatan

Rasional : meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi

klien.

2) Beritahu klien tentang perjalanan penakitnya serta pengobatan

yang akan dilakukan

18

Page 19: miopia

Rasional : memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya

3) Anjurkan klien menghindari membaca terlalu lama dan membaca

dengan posisi tidur, menonton tv dengan jarak terlalu dekat.

Rasional: membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur,

menonton tv dengan jarak terlalu dekat dapat

mengakibatkan kelelahan pada mata.

J. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan seletah melakukan intervensi adalah :

1. Menyatakan penerimaan diri berhubungan dengan perubahan sensori

2. Mampu memakai metode koping untuk menghilang ansietas

3. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan pengobatan.

19

Page 20: miopia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Miopia adalah suatu kelainan refraksi di mana sinar cahaya paralel yang

memasuki mata secara keseluruhan dibawa menuju fokus di depan retina. Miopia,

yang umum disebut sebagai kabur jauh / terang dekat (shortsightedness),

merupakan salah satu dari lima besar penyebab kebutaan di seluruh dunia.Pada

dasarnya miopia terjadi oleh karena pertambahan panjang aksis bola mata tanpa

diikuti oleh perubahan pada komponen refraksi yang lain. Begitu juga perubahan

kekuatan refraksi kornea, lensa dan aquos humor akan menimbulkan miopia bila

tidak dikompensasi oleh perubahan panjang aksis bola mata.

20

Page 21: miopia

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id

http://repository.usu.ac.id

21