miopia dan astigmata

42
Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI MIOPIA DAN ASTIGMTA BAB II ISI A. Definisi Miopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina. Miopia berasal dari bahasa yunani “ muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah “nearsightedness. 1,5 Astigmat adalah suatu keadaan dimana sinar yang masuk ke dalam mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar menjadi sebuah garis. Astigmat merupakan kelainan pembiasan mata yang menyebabkan bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang berbeda dari bidang sudut. Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan ke retina di dua garis titik api yang saling tegak lurus. 2,6 Astigmat Myopicus Compositus yaitu dimana sinar-sinar sejajar yang masuk ke bola mata dibiaskan oleh media refrakta dalam sumbu orbital 2

Upload: nia1688

Post on 25-Jun-2015

1.357 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

MIOPIA DAN ASTIGMTA

BAB II

ISI

A. Definisi

Miopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar

sejajar yang datang dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak

berakomodasi dibiaskan pada satu titik di depan retina. Miopia berasal dari

bahasa yunani “ muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopia

merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah

“nearsightedness.1,5

Astigmat adalah suatu keadaan dimana  sinar yang masuk ke dalam

mata tidak terpusat pada satu titik saja tetapi sinar tersebut tersebar menjadi

sebuah garis. Astigmat merupakan kelainan pembiasan mata yang

menyebabkan bayangan penglihatan pada satu bidang fokus pada jarak yang

berbeda dari bidang sudut. Pada astigmatisma berkas sinar tidak difokuskan

ke retina di  dua  garis titik api yang saling tegak lurus.2,6

Astigmat Myopicus Compositus yaitu dimana sinar-sinar sejajar

yang masuk ke bola mata dibiaskan oleh media refrakta dalam sumbu

orbital akan terbentuk fokus bayangan dua titik di depan retina semua.

Astigmatisme jenis ini, titik fokus dari daya bias terkuat berada di depan

retina, sedangkan titik fokus dari daya bias terlemah berada di antara titik A

dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph -X

Cyl -Y.3,7

B. Epidemiologi

Prevalensi global kelainan refraksi diperkirakan sekitar 800 juta

sampai 2,3 milyar. Di Indonesia prevalensi kelainan refraksi menempati

urutan pertama pada penyakit mata. Kasus kelainan refraksi dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan. Ditemukan jumlah penderita kelainan

2

Page 2: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

refraksi di Indonesia hampir 25% populasi penduduk atau sekitar 55 juta

jiwa.4

Insidensi myopia dalam suatu populasi sangat bervariasi dalam hal

umur, negara, jenis kelamin, ras, etnis, pekerjaan, lingkungan, dan faktor

lainnya. Prevalensi miopia bervariasi berdasar negara dan kelompok etnis,

hingga mencapai 70-90% di beberapa negara. Sedangkan menurut Maths

Abrahamsson dan Johan Sjostrand tahun 2003, angka kejadian astigmat

bervariasi antara 30%-70%.4

C. Fisiologi Penglihatan Normal

Pembentukan bayangan di retina memerlukan empat proses. Pertama,

pembiasan sinar/cahaya. Hal ini berlaku apabila cahaya melalui perantaraan

yang berbeda kepadatannya dengan kepadatan udara, yaitu kornea, humor

aqueous , lensa, dan humor vitreus. Kedua, akomodasi lensa, yaitu proses

lensa menjadi cembung atau cekung, tergantung pada objek yang dilihat itu

dekat atau jauh. Ketiga, konstriksi pupil, yaitu pengecilan garis pusat pupil

agar cahaya tepat di retina sehingga penglihatan tidak kabur. Pupil juga

mengecil apabila cahaya yang terlalu terang memasukinya atau

melewatinya, dan ini penting untuk melindungi mata dari paparan cahaya

yang tiba-tiba atau terlalu terang. Keempat, pemfokusan, yaitu pergerakan

kedua bola mata sedemikian rupa sehingga kedua bola mata terfokus ke arah

objek yang sedang dilihat.8

Mata secara optik dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi

biasa. Mata memiliki sususan lensa, sistem diafragma yang dapat berubah-

ubah (pupil), dan retina yang dapat disamakan dengan film. Susunan lensa

mata terdiri atas empat perbatasan refraksi: (1) perbatasan antara permukaan

anterior kornea dan udara, (2) perbatasan antara permukaan posterior kornea

dan udara, (3) perbatasan antara humor aqueous dan permukaan anterior

lensa kristalinaa, dan (4) perbatasan antara permukaan posterior lensa dan

humor vitreous. Masing-masing memiliki indek bias yang berbeda-beda,

indek bias udara adalah 1, kornea 1.38, humor aqueous 1.33, lensa

kristalinaa (rata-rata) 1.40, dan humor vitreous 1.34. 8

3

Page 3: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Bila semua permukaan refraksi mata dijumlahkan secara aljabar dan

bayangan sebagai sebuah lensa. Susunan optik mata normal akan terlihat

sederhana dan skemanya sering disebut sebagai reduced eye. Skema ini

sangat berguna untuk perhitungan sederhana. Pada reduced eye dibayangkan

hanya terdpat satu lensa dengan titik pusat 17 mm di depan retina, dan

mempunyai daya bias total 59 dioptri pada saat mata melihat jauh. Daya

bias mata bukan dihasilkan oleh lensa kristalinaa melainkan oleh permukaan

anterior kornea. Alasan utama dari pemikiran ini adalah karena indeks bias

kornea jauh berbeda dari indeks bias udara. Sebaliknya, lensa kristalinaa

dalam mata, yang secara normal bersinggungan dengan cairan disetiap

permukaannya, memiliki daya bias total hanya 20 dioptri, yaitu kira-kira

sepertiga dari daya bias total susunan lensa mata. Bila lensa ini diambil dari

mata dan kemudian lingkungannya adalah udara, maka daya biasnya akan

menjadi 6 kali lipat. Sebab dari perbedaan ini ialah karena cairan  yang

mengelilingi lensa mempunyai indeks bias yang tidak jauh berbeda dari

indeks bias lensa. Namun lensa kristalinaa adalah penting karena lengkung

permukaannya dapat mencembung sehingga memungkinkan terjadinya

“akomodasi”. 8

Pembentukan bayangan di retina sama seperti pembentukan bayangan

oleh lensa kaca pada secarik kertas. Susunan lensa mata juga dapat

membentuk bayangan di retina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya,

namun demikian presepsi otak terhadap benda tetap dalam keadaan tegak,

tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah

dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan normal. 8

4

Page 4: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Gambar 1. Perbedaan Indeks Bias

Mata kita menjalani serangkaian proses untuk dapat melihat. Proses

ini mirip dengan proses yang terjadi dalam sebuah kamera saat digunakan

untuk memotret. Gelombang cahaya masuk melewati sejumlah lensa kamera

yang kemudian memfokuskan gambar yang kita potret serta

memproyeksikannya ke permukaan film. Pada mata kita, yang berfungsi

sebagai film adalah retina. Saat mata kita melihat suatu benda, mata kita

menerima cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut. Cahaya masuk

melalui lensa mata yang memfokuskan gambar dan memproyeksikannya ke

retina yang terletak di belakang. Retina merupakan lapisan sel-sel yang

sangat sensitif terhadap cahaya. Bagian retina yang dapat menerima dan

meneruskan detil-detil gambar disebut macula. Macula tersusun dari

lapisan-lapisan sel yang dapat mengubah energi cahaya menjadi impuls

elektrokimia. Informasi ini kemudian dikirim ke syaraf optik yang akan

meneruskannya ke otak yang kemudian memprosesnya sehingga dapat

mengenali gambar tersebut. Itulah cara kita melihat sesuatu. 8

Sel-sel yang menyusun retina pada mata kita terdiri dari sel-sel

berbentuk batang (rod), kerucut (cone), dan sel-sel ganglia. Total sel yang

berbentuk batang dan kerucut bisa mencapai jumlah 125 juta sel. Semuanya

berfungsi sebagai sensor cahaya atau photoreceptor. Rasio perbandingan

rod dan cone bisa mencapai 18 banding 1 (rod lebih banyak dari cone). Rod

5

Page 5: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

merupakan sel-sel yang paling sensitif karena walaupun hanya ada sedikit

cahaya (misalnya hanya ada satu partikel foton) sel-sel ini masih tetap dapat

mendeteksinya. Sel-sel ini juga dapat memproduksi gambar hitam-putih

tanpa memerlukan banyak cahaya. Cone baru berfungsi saat ada cukup

cahaya, misalnya saat siang hari atau saat kita sedang menyalakan lampu

yang terang di dalam ruangan. Cone berfungsi untuk memberikan kita detil-

detil obyek beserta warnanya. Informasi-informasi yang diterima sel-sel rod

dan cone ini kemudian dikirimkan ke sel-sel ganglia (ada sekitar satu juta

sel) dalam retina. Ganglia inilah yang kemudian mengartikan informasi

tersebut dan mengirimkannya ke otak dengan bantuan syaraf optik. 8

Penglihatan binokular adalah kesinkronan penglihatan dengan kedua

mata. Penglihatan binokular ini lebih bersifat stereoskopis dan 3-dimensi.

Banyak faktor juga turut mempengaruhi bagaimana seorang manusia

mempersepsikan apa yang dilihatnya. Misalnya ukuran benda, cahaya di

sekitarnya, intervensi cahaya lain, panjang dan ukuran bayangan, aspek

perspektif, sudut pandang, akomodasi mata, dan usaha konvergensi

penglihatan (agar benda yang dilihat tampak jelas).

Faal penglihatan yang optimal dicapai seseorang apabila benda yang

dilihat oleh kedua mata dapat diterima setajam-tajamnya oleh kedua fovea,

kemudian secara simultan dikirim ke susunan saraf pusat untuk diolah

menjadi suatu sensasi berupa bayangan tunggal. Faal penglihatan optimal

seperti tersebut di atas, yang terjadi pada semua arah penglihatan disebut

sebagai penglihatan binokular yang normal.2

Faal penglihatan yang normal dapat membedakan bentuk, warna dan

intensitas cahaya. Visus yang normal dapat terjadi apabila disertai fiksasi

dan proyeksi yang normal pula. Seorang bayi yang baru lahir, hanya dapat

membedakan gelap dan terang, belum ada daya fiksasi. Perkembangan

fovea sentralis terbaik terdapat pada umur 3-6 bulan setelah lahir. Bila

setelah berumur 6 bulan bayi masih terdapat kelainan deviasi, harus segera

diberi tindakan dengan maksud untuk mendapat pembentukan visus yang

6

Page 6: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

baik dan juga mempertinggi kemungkinan hasil fungsional untuk melihat

binokular yang baik.2

Agar terjadi penglihatan binokular yang normal, diperlukan

persyaratan utama, berupa :2

1. Bayangan yang jatuh pada kedua fovea sebanding dalam ketajaman

maupun ukurannya, hal ini berarti bahwa tajam penglihatan pada

kedua mata tidak terlalu berbeda sesudah koreksi dan tidak

terdapat aniseikonia, yang baik disebabkan karena refraksi maupun

perbedaan susunan reseptor.

2. Posisi kedua mata dalam setiap arah penglihatan adalah sedemikian

rupa sehingga bayangan benda yang menjadi perhatiannya akan

selalu jatuh tepat pada kedua fovea. Posisi kedua mata ini adalah

resultante kerjasama seluruh otot-otot ekstrinsik pergerakan bola

mata.

3. Susunan saraf pusat mampu menerima rangsangan yang datang

dari kedua retina dan mensintesa menjadi suatu sensasi berupa

bayangan tunggal.

Apabila salah satu dari ketiga persyaratan tersebut di atas tidak dipenuhi,

maka akan timbul keadaan penglihatan binokuler yang tidak normal.

D. Penyebab

1. Miopia

Berdasarkan penyebabnya dikenal dua jenis myopia, yaitu:

Myopia aksial, adalah myopia yang disebabkan oleh sumbu orbita yang

lebih panjang dibandingkan panjang fokus media refrakta. Dalam hal

ini, panjang fokus media refrakta adalah normal (± 22,6 mm)

sedangkan panjang sumbu orbita > 22,6 mm.

Myopia aksial disebabkan oleh beberapa faktor seperti;

1. Menurut Plempius (1632), memanjangnya sumbu bolamata

tersebut disebabkan oleh adanya kelainan anatomis.

7

Page 7: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

2. Menurut Donders (1864), memanjangnya sumbu bolamata tersebut

karena bolamata sering mendapatkan tekanan otot pada saat

konvergensi.

3. Menurut Levinsohn (1925), memanjangnya sumbu bolamata

diakibatkan oleh seringnya melihat ke bawah pada saat bekerja di

ruang tertutup, sehingga terjadi regangan pada bolamata. 2,9

Myopia refraktif, adalah myopia yang disebabkan oleh bertambahnya

indek bias media refrakta.

Pada myopia refraktif, menurut Albert E. Sloane dapat terjadi karena

beberapa macam sebab, antara lain :

1. Kornea terlalu melengkung (< 7,7 mm).

2. Terjadi hydrasi / penyerapan cairan pada lensa kristalinaa sehingga

bentuk lensa kristalinaa menjadi lebih cembung dan daya biasnya

meningkat. Hal ini biasanya terjadi pada penderita katarak stadium

awal (imatur).

3. Terjadi peningkatan indeks bias pada cairan bolamata (biasanya

terjadi pada penderita diabetes melitus). 2,9

Beberapa hal yang mempengaruhi resiko terjadinya myopia, antara lain:

1. Keturunan. Orang tua yang mempunyai sumbu bolamata yang

lebih panjang dari normal akan melahirkan keturunan yang

memiliki sumbu bolamata yang lebih panjang dari normal pula.

2. Ras/etnis. Ternyata, orang Asia memiliki kecenderungan myopia

yang lebih besar (70% – 90%) dari pada orang Eropa dan Amerika

(30% – 40%). Paling kecil adalah Afrika (10% – 20%).

3. Perilaku. Kebiasaan melihat jarak dekat secara terus menerus dapat

memperbesar resiko myopia. Demikian juga kebiasaan membaca

dengan penerangan yang kurang memadai.9

8

Page 8: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

2. Astigmat

Penyebab terjadinya astigmatismus adalah :

a. Kornea

Media refrakta yang memiliki kesalahan pembiasan yang paling

besar adalah kornea, yaitu mencapai 80% s/d 90% dari astigmatismus,

sedangkan media lainnya adalah lensa kristalin. Kesalahan pembiasan

pada kornea ini terjadi karena perubahan lengkung kornea dengan tanpa

pemendekan atau pemanjangan diameter anterior posterior bolamata.

Perubahan lengkung permukaan kornea ini terjadi karena kelainan

kongenital, kecelakaan, luka atau parut di kornea, peradangan kornea

serta akibat pembedahan kornea.3

b. Lensa Kristalin

Semakin bertambah umur seseorang, maka kekuatan akomodasi

lensa kristalin juga semakain berkurang dan lama kelamaan lensa

kristalin akan mengalami kekeruhan yang dapat menyebabkan

astigmatismus. Astigmatismus yang terjadi karena kelainan pada lensa

kristalin ini disebut juga astigmatismus lentikuler.3

E. Klasifikasi

1. Klasifikasi Miopia

Menurut perjalanan myopia:

1. Myopia stasioner, myopia simpleks, myopia fisiologis

Myopia yang menetap setelah dewasa.

2. Myopia progresif

Myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat

bertambah panjangnya bola mata.

3. Myopia maligna, myopia pernisiosa, myopia degenerative

Myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan

ablasi retina atau kebutaan.2

Menurut klinis:

9

Page 9: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

1. Simpel myopia: adalah myopia yang disebabkan oleh dimensi

bolamata yang terlalu panjang, atau indeks bias kornea maupun

lensa kristalinaa yang terlalu tinggi.

2. Nokturnal myopia: adalah myopia yang hanya terjadi pada saat

kondisi sekeliling kurang cahaya. Sebenarnya, fokus titik jauh

mata seseorang bervariasi terhadap level pencahayaan yang ada.

Myopia ini dipercaya penyebabnya adalah pupil yang membuka

terlalu lebar untuk memasukkan lebih banyak cahaya, sehingga

menimbulkan aberasi dan menambah kondisi myopia.

3. Pseudomyopia: diakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan

terhadap mekanisme akomodasi sehingga terjadi kekejangan

pada otot – otot siliar yang memegang lensa kristalinaa. Di

Indonesia, disebut dengan myopia palsu, karena memang sifat

myopia ini hanya sementara sampai kekejangan akomodasinya

dapat direlaksasikan. Untuk kasus ini, tidak boleh buru – buru

memberikan lensa koreksi.

4. Degenerative myopia: disebut juga malignant, pathological,

atau progressive myopia. Biasanya merupakan myopia derajat

tinggi dan tajam penglihatannya juga di bawah normal meskipun

telah mendapat koreksi. Myopia jenis ini bertambah buruk dari

waktu ke waktu.

5. Induced (acquired) myopia: merupakan myopia yang

diakibatkan oleh pemakaian obat – obatan, naik turunnya kadar

gula darah, terjadinya sklerosis pada nukleus lensa, dan

sebagainya.5

Menurut derajat beratnya miopi 2

1. Ringan : lensa koreksinya < 3,00 Dioptri

2. Sedang: lensa koreksinya 3,00 – 6,00 Dioptri.

10

Page 10: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

3. Berat: lensa koreksinya > 6,00 Dioptri. Penderita myopia

kategori ini rawan terhadap bahaya pengelupasan retina dan

glaukoma sudut terbuka.

Menurut umur 2

1. Congenital (sejak lahir dan menetap pada masa anak-anak)

2. Youth-onset myopia (< 20 tahun)

3. Early adult-onset myopia (20-40 tahun)

4. Late adult-onset myopia (> 40 tahun).

2. Klasifikasi Astigmatisme 3,7

Berdasarkan letak titik astigmatismus

a. Astigmatisme regular.

Astigmatisme dikategorikan regular jika meredian - meredian

utamanya (meredian di mana terdapat daya bias terkuat dan terlemah

di sistem optis bolamata), mempunyai arah yang saling tegak lurus.

Misalnya, jika daya bias terkuat berada pada meredian 90°, maka daya

bias terlemahnya berada pada meredian 180°, jika daya bias terkuat

berada pada meredian 45°, maka daya bias terlemah berada pada

meredian 135°. Astigmatisme jenis ini, jika mendapat koreksi lensa

cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan

normal. Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan

penglihatan yang lain.

Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk

astigmatisme regular ini dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1) Astigmatisme With The Rule.

Jika meredian vertikal memiliki daya bias lebih kuat dari pada

meredian horisontal. Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada

axis vertikal atau Cyl + pada axis horisontal.

11

Page 11: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

2) Astigmatisme Against The Rule.

Jika meredian horisontal memiliki daya bias lebih kuat dari pada

meredian vertikal. Astigmatisme ini dikoreksi dengan Cyl - pada axis

horisontal atau dengan Cyl + pada axis vertikal.

Kesepakatan: untuk menyederhanakan penjelasan, titik fokus dari daya bias

terkuat akan disebut titik A, sedang titik fokus dari daya bias terlemah akan

disebut titik B.

12

Page 12: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Sedangkan menurut letak fokusnya terhadap retina, astigmatisme regular

dibedakan dalam 5 jenis, yaitu :

1. Astigmatismus Myopicus Simplex.

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B

berada tepat pada retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini

adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki

angka yang sama.

2. Astigmatismus Hypermetropicus Simplex.

Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B

berada di belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini

adalah Sph 0,00 Cyl +Y atau Sph +X Cyl -Y di mana X dan Y memiliki

angka yang sama.

3. Astigmatismus Myopicus Compositus.

13

Page 13: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B

berada di antara titik A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme

jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.

4. Astigmatismus Hypermetropicus Compositus

Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A

berada di antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme

jenis ini adalah Sph +X Cyl +Y.

5. Astigmatismus Mixtus.

Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B

berada di belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini

adalah Sph +X Cyl -Y, atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak

dapat ditransposisi hingga nilai X menjadi nol, atau notasi X dan Y

menjadi sama - sama + atau -.

14

Page 14: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Jika ditinjau dari arah axis lensa koreksinya, astigmatisme regular ini juga

dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Astigmatisme Simetris.

Astigmatisme ini, kedua bolamata memiliki meredian utama yang

deviasinya simetris terhadap garis medial. Ciri yang mudah dikenali

adalah axis cylindris mata kanan dan kiri yang bila dijumlahkan akan

bernilai 180° (toleransi sampai 15°), misalnya kanan Cyl -0,50X45° dan

kiri Cyl -0,75X135°.

2. Astigmatisme Asimetris.

Jenis astigmatisme ini meredian utama kedua bolamatanya tidak memiliki

hubungan yang simetris terhadap garis medial. Contohnya, kanan Cyl -

0,50X45° dan kiri Cyl -0,75X100°.

3. Astigmatisme Oblique.

Adalah astigmatisme yang meredian utama kedua bolamatanya cenderung

searah dan sama - sama memiliki deviasi lebih dari 20° terhadap meredian

horisontal atau vertikal. Misalnya, kanan Cyl -0,50X55° dan kiri Cyl -

0,75X55°.

b. Astigmatisme Irregular.

Bentuk astigmatisme ini, meredian - meredian utama bolamatanya

tidak saling tegak lurus. Astigmatisme yang demikian bisa disebabkan

15

Page 15: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

oleh ketidakberaturan kontur permukaan kornea atau pun lensa mata, juga

bisa disebabkan oleh adanya kekeruhan tidak merata pada bagian dalam

bolamata atau pun lensa mata (misalnya pada kasus katarak stadium awal).

Astigmatisme jenis ini sulit untuk dikoreksi dengan lensa kacamata atau

lensa kontak lunak (softlens). Meskipun bisa, biasanya tidak akan

memberikan hasil akhir yang setara dengan tajam penglihatan normal.

Jika astigmatisme irregular ini hanya disebabkan oleh

ketidakberaturan kontur permukaan kornea, peluang untuk dapat dikoreksi

dengan optimal masih cukup besar, yaitu dengan pemakaian lensa kontak

kaku (hard contact lens) atau dengan tindakan operasi (LASIK,

keratotomy).

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri :

1. Astigmatismus Rendah

Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50 Dioptri. Biasanya

astigmatis-mus rendah tidak perlu menggunakan koreksi kacamata. Akan

tetapi jika timbul keluhan pada penderita maka koreksi kacamata sangat

perlu diberikan.

2. Astigmatismus Sedang

Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75

Dioptri. Pada astigmatismus ini pasien sangat mutlak diberikan kacamata

koreksi.

3. Astigmatismus Tinggi

Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00 Dioptri. Astigmatismus ini

sangat mutlak diberikan kacamata koreksi.

F. Gejala Klinis

1. Miopia 1

16

Page 16: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Gejala subyektif:

Kabur bila melihat jauh.

Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat

Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai

dengan akomodasi), astenovergens.

Gejala obyektif:

Myopia simpleks:

Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang

relatif lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol.

Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau

dapat disertai cresen myopia (myopiaic crescent) yang ringan di sekitar

papil syaraf optik.

Myopia patologik:

Gambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia simpleks

Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-

kelainan pada:

1. Badan kaca: dapat ditemukan kekeruhan berupa perdarahan atau

degenerasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang

mengapung dalam badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi

badan kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan

keadaan myopia.

2. Papil syaraf optik: terlihat pigmentasi peripapil, kresen myopia,

papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal.

Kresen myopia dapat ke seluruh lingkaran papil, sehingga seluruh

papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi

yang tidak teratur

3. Makula: berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang

ditemukan perdarahan subretina pada daerah makula.

4. Retina bagian perifer: berupa degenerasi sel retina bagian perifer.

17

Page 17: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

5. Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid

dan retina. Akibat penipisan retina ini maka bayangan koroid

tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.

2. Astigmat 3

Pada umunya, seseorang yang menderita astigmatismus tinggi menyebabkan

gejala-gejala sebagai berikut :

- Memiringkan kepala atau disebut dengan “titling his head”, pada umunya

keluhan ini sering terjadi pada penderita astigmatismus oblique yang

tinggi.

- Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas.

- Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan

untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite. Penderita

astigmatismus juga menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti

membaca.

- Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan

mendekati mata, seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk

memperbesar bayangan, meskipun bayangan di retina tampak buram.

Sedang pada penderita astigmatismus rendah, biasa ditandai dengan gejala-

gejala sebagai berikut :

- Sakit kepala pada bagian frontal.

- Ada pengaburan sementara / sesaat pada penglihatan dekat, biasanya

pende-rita akan mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau

mengucek-ucek mata.

G. Diagnosis

Pemeriksaan Untuk Kelainan Refraksi

Uji pinhole

Uji lubang kecil ini dilakukan untuk mengetahui apakah

berkurangnya tajam penglihatan diakibatkan oleh kelainan refraksi atau

18

Page 18: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

kelainan pada media penglihatan, atau kelainan retina lainnya. Bila

ketajaman penglihatan bertambah setelah dilakukan pin hole berarti pada

pasien tersebut terdapat kelainan refraksi yang belum dikoreksi baik. Bila

ketajaman pennglihatan berkurang berarti pada pasien terdapat kekeruhan

media penglihatan atau pun retina yang menggangu penglihatan.10

Uji Refraksi

Refraksi Subyektif:

- Optotipe dari Snellen & Trial lens

Metode yang digunakan adalah dengan Metoda ‘trial and error’

Jarak pemeriksaan 6 meter/ 5 meter/ 20 kaki. Digunakan kartu Snellen

yang diletakkan setinggi mata penderita, Mata diperiksa satu persatu

dibiasakan mata kanan terlebih dahulu  Ditentukan visus / tajam

penglihatan masing-masing mata.10

Bila visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis positif, bila dengan

lensa sferis positif tajam penglihatan membaik atau mencapai 5/5, 6/6,

atau 20/20 maka pasien dikatakan menderita hipermetropia, apabila

dengan pemberian lensa sferis positif menambah kabur penglihatan

kemudian diganti dengan lensa sferis negatif memberikan tajam

penglihatan 5/5, 6/6, atau 20/20 maka pasien menderita miopia.10

Bila setelah pemeriksaan tersebut diatas tetap tidak tercapai tajam

penglihatan maksimal mungkin pasien mempunyai kelainan refraksi

astigmat. Pada keadaan ini lakukan uji pengaburan (fogging technique).11

Contoh Perhitungan Ukuran kacamata

Seseorang dapat normal melihat benda di titik dekat (pp = 25 cm),

tetapi mengalami kelainan pada lensa mata, dimana ia hanya mampu

melihat benda paling jauh pada jarak 2 meter. Agar penglihatannya normal,

orang tersebut ditolong dengan kacamata. Perhitungan ukuran kacamata

yang dipakai sbb:

19

Page 19: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Jarak terjauh obyek/benda yang mampu dilihat 2 meter, sehingga

jarak bayangan pada kacamata harus berada -2 meter (bayangan maya

berjarak 2 m) S1 = -2 m

P=-0,5 D

Kacamata yang dipakai berkekuatan/daya -0,5 Dioptri

Refraksi Obyektif

- Autorefraktometer (komputer)

Yaitu menentukan myopia atau besarnya kelainan refraksi dengan

menggunakan komputer. 9 Penderita duduk di depan autorefractor, cahaya

dihasilkan oleh alat dan respon mata terhadap cahaya diukur. Alat ini

mengukur berapa besar kelainan refraksi yang harus dikoreksi dan

pengukurannya hanya memerlukan waktu beberapa detik.6

Gambar 9. Automated refractometer

www.shin-nippon.jp20

Page 20: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Gambar 9. Hasil automated refractometer

www.shin-nippon.jp

- Streak Retinoskop

Yaitu dengan lensa kerja ∫+2.00D pemeriksa mengamati refleks

fundus yang bergerak berlawanan arah dengan arah gerakan retinoskop

(against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa sferis negatif

sampai tercapai netralisasi.11

-Keratometri

Adalah pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengukur radius

kelengkungan kornea.11 Keratometer dipakai klinis secara luas dan sangat

berharga namun mempunyai keterbatasan4

1. Keratometer mengukur 4 titik pada permukaan

kornea parasentral tanpa mengindahkan kornea bagian sentral dan

perifer.

2. Keratometer menilai secara rata-rata dan simetris

pada titik-titik pada permukaan kornea semimeridien 180 yang ber-

lawanan.

3. Hasil pengukuran keratometer sangat tergantung

pada zona permukaan kornea mempunyai nilai radius dan kekuatan

refraksi yang berbeda (zona diameter 4 mm mempunyai kekuatan 36

D dan 2.88 mm berkekuatan 50 D).

4. Ketepatan ukuran keratometer akan berkurang

pada permukaan kornea sangat landai (flat) dan sangat besar pada

kornea yang sangat lengkung (steep).

21

Page 21: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Gambar 10. Keratometri tipe B&L

http://www.yamout.us/eyeinformation/keratometry.htm

Uji Pengaburan

Setelah pasien dikoreksi untuk myopia yang ada, maka tajam

penglihatannya dikaburkan dengan lensa positif, sehingga tajam penglihatan

berkurang 2 baris pada kartu Snellen, misalnya dengan menambah lensa

spheris positif 3. Pasien diminta melihat kisi-kisi juring astigmat, dan

ditanyakan garis mana yang paling jelas terlihat. Bila garis juring pada 90

derajat yang jelas, maka tegak lurus padanya ditentukan sumbu lensa

silinder, atau lensa silinder ditempatkan dengan sumbu 180. Perlahan-lahan

kekuatan lensa silinder negatif ini dinaikkan sampai garis juring kisi-kisi

astigmat vertikal sama tegasnya atau kaburnya dengan juring horizontal atau

semua juring sama jelasnya bila dilihat dengan lensa silinder ditentukan

yang ditambahkan. Kemudian pasien diminta melihat kartu Snellen dan

perlahan-lahan ditaruh lensa negatif sampai pasien melihat jelas.10

22

Page 22: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Gambar 7

Kipas astigmat

http://www.aoa.org/

Dioptri adalah ukuran kekuatan lendsasa yang diturunkan dari metode

aljabar kalkilasi optis.

H. Penatalaksanaan

Sejauh ini yang dilakukan adalah mencoba mencari bagaimana mencegah

kelainan refraksi atau mencegah jangan sampai menjadi parah.3

- Koreksi lensa

Koreksi myopia dengan menggunakan lensa konkaf atau lensa negatif,

perlu diingat bahwa cahaya yang melalui lensa konkaf akan disebarkan.

Karena itu, bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias terlalu besar,

seperti pada myopia, kelebihan daya bias ini dapat dinetralisasi dengan

meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata.8

Besarnya kekuatan lensa yang digunakan untuk mengkoreksi mata

myopia ditentukan dengan cara trial and error, yaitu dengan mula-mula

meletakan sebuah lensa kuat dan kemudian diganti dengan lensa yang lebih

kuat atau lebih lemah sampai memberikan tajam penglihatan yang terbaik. 8

Pasien myopia yang dikoreksi dengan kacamata sferis negatif terkecil

yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Sebagai contoh bila

pasien dikoreksi dengan -3.00 dioptri memberikan tajam penglihatan 6/6,

demikian juga bila diberi sferis -3.25 dioptri, maka sebaiknya diberikan

23

Page 23: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

koreksi -3.00 dioptri agar untuk memberikan istirahat mata dengan baik

setelah dikoreksi. 1

Astigmatismus dapat dikoreksi kelainannya dengan bantuan lensa

silinder. Karena dengan koreksi lensa cylinder penderita astigmatismus akan

dapat membiaskan sinar sejajar tepat diretina, sehingga penglihatan akan

bertambah jelas.3

- Obat -obatan

Beberapa penilitian melaporkan penggunaan atropine dan siklopentolat

setiap hari secara topikal dapat menurunkan progresifitas dari myopia pada

anak-anak usia kurang 20 tahun. 1

- Orthokeratology

Orthokeratology adalah cara pencocokan dari beberapa seri lensa

kontak, lebih dari satu minggu atau bulan, untuk membuat kornea menjadi

datar dan menurunkan myopia. Kekakuan lensa kontak yang digunakan

sesuai dengan standar. Tergantung dari respon individu dalam

orthokeratology yang sesekali beruba-ubah, penurunan myopia sampai

dengan 3.00 dioptri pada beberapa pasien, dan rata-rata penurunan yang

dilaporkan dalam penelitian adalah 0.75-1.00 dioptri. Beberapa dari

penurunan ini  terjadi antara 4-6 bulan pertama dari program orthokeratology,

kornea dengan kelengkungan terbesar memiliki beberapa pemikiran dalam

keberhasilan dalam membuat  pemerataan kornea secara menyeluruh. Dengan

followup yang cermat, orthokeratology akan aman dengan prosedur yang

efektif. Meskipun myopia tidak selalu kembali pada level dasar, pemakaian

lensa tambahan pada beberapa orang dalam beberapa jam sehari adalah

umum, untuk keseimbangan dalam memperbaiki refraksi. 1

Beberapa lensa kontak yang didesain secara khusus untuk mengubah

secara maksimal sesuai standarnya. Kekakuan lensa pada kelengkungan

kornea lebih tinggi dari pada permukaan kornea. Hasil yang didapatkan dapat

menurunkan myopia hingga 2.00 dioptri. Orthokeratology dengan beberapa

lensa seragam, dapat mengurangi permukaan kornea yang tidak rata.

24

Page 24: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Orthokeratology adalah penampilan yang umum pada anak muda walaupun

menggunakan  lensa yang kaku tetapi dapat mengontrol myopia, lensa kontak

yang permeable pada anak-anak menjadi pilihan yang disukai. 8

Mengurangi kelengkungan (artinya, membuat kondisinya menjadi lebih

flat/rata) permukaan depan kornea, yang tujuannya adalah mengurangi daya

bias sistem optis bolamata sehingga titik fokusnya bergeser mendekat ke

retina. Metode non operatif untuk ini adalah orthokeratology, yaitu dengan

menggunakan lensa kontak kaku untuk (selama beberapa waktu) memaksa

kontur kornea mengikuti kontur lensa kontak tersebut. 8

Pada astigmatismus irregular dimana terjadi pemantulan dan

pembiasan sinar yang tidak teratur pada dataran permukaan depan kornea

maka dapat dikoreksi dengan memakai lensa kontak. Dengan memakai lensa

kontak maka permukaan depan kornea tertutup rata dan terisi oleh film air

mata.5

Lensa kontak merupakan suatu lensa tipis dari bahan fleksibel (soft

contact lens) atau rigid (rigid gas permeable lens) yang berkontak dengan

kornea. Lensa kontak menmberikan koreksi penglihatan yang lebih baik

dibanding kacamata. Lensa kontak dapat diresepkan untuk mengoreksi

miopia, hiperopia, astigmatisma, anisometropia, anisokonia, afakia, setelah

operasi katarak, atau pada keratokonus. Soft contact lens atau rigid gas

permeable lens dapat mengoreksi miopia, hiperopia, dan presbiopia. Lensa

kontak toric yang memiliki kirvatura berbeda yang disatukan pada permukaan

depan lensa dapat diresepkan untuk mengoreksi astigmatisma. 6,12

25

Page 25: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Gambar 11

Perbedaan soft contact lens dan RGP

http://www.allaboutvision.com/contacts/

Komplikasi yang dapat terjadi adalah microbial keratitis yang

dapat menyebabkan hilangnya penglihtan. Komplikasi lain yang dapat

terjadi adalah tarsal papillary conjunctivitis dan perubahan bulbar

conjunctival, epithelial keratopathy, corneal neovascularization,

nonmicrobial infiltrates, dan corneal warpage. Perubahan endotel dapat

terjadi termasuk polymegethism, pleomorphism, dan jarang berupa reduksi

densitas sel endotelial. Stromal edema sering terjadi, penipisan kornea

juga pernah dilaporkan. Gejala klinisnya dapat bermacam-macam. Asupan

oksigen ke kornea penting diperhatikan terutama pada pasien dengan

kelainan refraksi tinggi akibatnya lensa kontak yang dipakai lebih tebal

dan lebih berpotensi menimbulkan masalah.12

1. Soft Contact Lens

Soft contact lens terbuat dari poly-2-hydroxyethyl methacrylate

dan plastik fleksibel serta 30-79% air. Diameternya sekitar 13-15 mm

dan menutupi seluruh kornea. lensa ini dapat digunakan untuk miopia

dan hiperopia. Karena lensa ini mengikuti lengkung kornea maka tidak

dapat dipakai untuk mengoreksi astigmatisma yang lebih dari

astigmatisma minimal. Karena ukurannya yang lebih besar soft contact

lens lebih gampang dipakai dan jarang kemasukan benda asing antara

pada ruang lensa dan kornea serta adaptasinya juga cepat. 6,12

26

Page 26: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Gambar 12

soft contact lens

http://www.davidorf.com/los-angeles/latest-news.htm

Gambar 13

Lensa kontak bifokus

http://www.allaboutvision.com/

2. RGP (rigid gas permeable) lens

Lensa RGP terbuat dari fluorocarbon dan campuran polymethyl

methacrylate. Diameternya 6.5-10 mm in diameter dan hanya

menutupi sebagian kornea mengapung di atas lapisan air mata.

Lensa RGP memberikan penglihatan yang lebih tajam

dibanding soft contact lens, pertukaran oksigen yang lebih baik

sehingga dapat mencegah infeksi dan gangguan mata lain. Durasi

pemakaian lensa RGP dapat lebih lama dibanding soft contact lens.

Lensa RGP disesuaikan ukurannya pada setiap mata dengan lebih tepat

dan teliti. Kerugiaannya adalah lensa RGP kurang nyaman dibanding

soft contact lens dan masa adaptasinya yang lebih lama. Lensa RGP

dapat mengoreksi kelainan seperti keratoconus dimana terdapat

irregularitas bentuk kornea yang tidak dapat dikoreksi soft contact

lens. 6,12

27

Page 27: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

Lensa kontak toric dipakai untuk mengoreksi astigmat. Lensa

ini memiliki dua power untuk sferis dan silindris. Agar berada pada

posisi yang tepat dan stabil biasanya lensa ini lebih berat dan memiliki

penanda di bawah. 6,12

Gambar 14

Lensa kontak toric

http://www.davidorf.com/los-angeles/latest-news.htm

3. Gabungan

Terdapat pula lensa kontak yang merupakan gabungan soft

contact lens dan RGP yang memadukan keuntungan keduanya yakni

lebih mudah dipakai dan pertukaran oksigen yang baik.

Gambar 15

Lensa kontak gabungan soft contact lens dan RGP

http://ads.allaboutvision.com/28

Page 28: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

- Bedah Refraksi

Methode bedah refraksi yang digunakan terdiri dari:

Radial keratotomy (RK)

Dimana pola jari-jari yang melingkar dan lemah diinsisi di parasentral.

Bagian yang lemah dan curam pada permukaan kornea dibuat rata. Jumlah

hasil perubahan tergantung pada ukuran zona optik, angka dan kedalaman

dari insisi.  Meskipun pengalaman beberapa orang menjalani radial

keratotomy menunjukan penurunan myopia, sebagian besar pasien

sepertinya menyukai dengan hasilnya. Dimana dapat menurunkan

pengguanaan lensa kontak.5

Komplikasi yang dilaporkan pada bedah radial keratotomy seperti

variasi diurnal dari refraksi dan ketajaman penglihatan, silau, penglihatan

ganda pada satu mata, kadang-kadang penurunan permanen dalam koreksi

tajam penglihatan dari yang terbaik, meningkatnya astigmatisma,

astigmatisma irregular, anisometropia, dan perubahan secara pelan-pelan

menjadi hiperopia yang berlanjut pada beberapa bulan atau tahun, setelah

tindakan pembedahan. Perubahan menjadi hiperopia dapat muncul lebih

awal dari pada gejala presbiopia. Radial keratotomy mungkin juga menekan

struktur dari bola mata. 5

Photorefractive keratectomy (PRK)

Adalah prosedur dimana kekuatan kornea ditekan dengan ablasi laser

pada pusat kornea. Dari kumpulan hasil penelitian menunjukan 48-92%

pasien mencapai visus 6/6 (20/20) setelah dilakukan photorefractive

keratectomy. 1-1.5 dari koreksi tajam penglihatan yang terbaik didapatkan

hasil kurang dari 0.4-2.9 % dari pasien. 5

Kornea yang keruh adalah keadaan yang biasa terjadi setelah

photorefractive keratectomy dan setelah beberapa bulan akan kembali

jernih. Pasien tanpa bantuan koreksi kadang-kadang menyatakan

penglihatannya lebih baik pada waktu sebelum operasi. Photorefractive

29

Page 29: Miopia Dan Astigmata

Haniah BSA- 04053100012- FK UNSRI

keratectomy refraksi menunjukan hasil yang lebih dapat diprediksi dari pada

radial keratotomy. 5

- Laser Assisted in Situ Interlameral Keratomilieusis (lasik)

Merupakan salah satu tipe PRK, laser digunakan untuk membentuk kurva

kornea dengan membuat slice (potongan laser) pada kedua sisi kornea.5

30