case astigma miopia simplek

21
1 | Page I. Laporan Kasus 1.1 Identitas Pasien Nama : Ny. E Umur : 34 tahun Alamat : Garut JenisKelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Suku Bangsa : Sunda Tanggal Periksa : 02 Mei 2014 No RM : 620217 1.2 Anamnesa Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan kedua mata kabur sejak 1 bulan sebelum datang ke RSUD dr. Slamet Garut Anamesa Khusus : Pasien seorang wanita berumur 34 tahun datang ke RSUD dr.slamet Garut mengeluh penglihatan mata kanan dan mata kiri kabur sejak 1 bulan Sebelum masuk Rumah Sakit. Hal ini dirasakan pertama kali oleh pasien pada saat melihat tulisan, Mata kabur juga dirasakan pada saat melihat jauh. Kadang-kadang pada saat melihat benda atau tulisan pasien merasakan adanya bayangan. Bila membaca pasien merasa lekas lelah pada kedua mata. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki kebiasaan menonton tv pada jarak 1 | Page

Upload: sandrya-deprisicka

Post on 01-May-2017

260 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Astigma Miopia Simplek

1 | P a g e

I. Laporan Kasus

1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. E

Umur : 34 tahun

Alamat : Garut

JenisKelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku Bangsa : Sunda

Tanggal Periksa : 02 Mei 2014

No RM : 620217

1.2 Anamnesa

Keluhan Utama :

Pasien datang dengan keluhan kedua mata kabur sejak 1 bulan sebelum datang ke RSUD

dr. Slamet Garut

Anamesa Khusus :

Pasien seorang wanita berumur 34 tahun datang ke RSUD dr.slamet Garut mengeluh penglihatan mata kanan dan mata kiri kabur sejak 1 bulan Sebelum masuk Rumah Sakit. Hal ini dirasakan pertama kali oleh pasien pada saat melihat tulisan, Mata kabur juga dirasakan pada saat melihat jauh. Kadang-kadang pada saat melihat benda atau tulisan pasien merasakan adanya bayangan. Bila membaca pasien merasa lekas lelah pada kedua mata. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki kebiasaan menonton tv pada jarak dekat. Tidak ada riwayat memakai kacamata sebelumnya. Pasien harus mengecilkan celah kelopak mata jika ingin melihat, tidak ada riwayat mata merah, tidak ada riwayat trauma sebelumnya, tidak ada riwayat mata berair, mata nyeri tidak ada, melihat pelangi tidak ada, penglihatan berasap tidak ada.

Riwayat Penyakit Terdahulu :

Pasien tidak pernah mempunyai riwayat penyakit serupa sebelumnya

Penyakit darah tinggi disangkal

Penyakit gula darah disangkal.

1 | P a g e

Page 2: Case Astigma Miopia Simplek

2 | P a g e

Riwayat alergi sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakitkeluarga :

Tidak ada yang mempunyai riwayat serupa sebelumnya pada keluarga pasien.

Riwayat Sosial – Ekonomi : Cukup

Riwayat Gizi : Cukup

1.3 PemeriksaanFisik

Keadaanumum

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Tanda-tanda vital : Tekanan darah: 120 / 90 mmHg

Nadi : 76 x / menit

Pernapasan : 20 x / menit

Suhu : 36,50 C

Status oftalmologi

Pemeriksaan visus dan refraksi

Visus OD OS

SC 0,7 0,3

CC 1,0 1,0

STN Maju Maju

Koreksi C-0,50 axis 90 derajat S-2,00 C-0,50 axis 120 derajat

Adde - -

Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

2 | P a g e

Page 3: Case Astigma Miopia Simplek

3 | P a g e

Pemeriksaan eksternal

OD OS

Palpebra superior t.a.k t.a.k

Palpebra inferior t.a.k t.a.k

Silia t.a.k t.a.k

Ap. Lakrimalis t.a.k t.a.k

C. tarsal sup Tenang Tenang

C. tarsal inf Tenang Tenang

C. bulbi t.a.k t.a.k

Cornea Jernih Jernih

COA Sedang Sedang

Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor

Diameter pupil 3 mm 3 mm

Reflex cahaya

Direct + +

Indirect + +

Iris Cokelat Cokelat

Lensa Jernih Jernih

Pemeriksaan slitlamp/ biomicroscopy

OD OS

Silia t.a.k t.a.k

Konjungtiva t.a.k t.a.k

Cornea Jernih Jernih

COA Sedang Sedang

Pupil Bulat Bulat

Iris Cokelat, Sinekia - Cokelat, Sinekia –

Lensa Jernih Jernih

Tonometri schiotz Tidak diperiksa Tidak diperiksa

Palpasi Normal Normal

3 | P a g e

Page 4: Case Astigma Miopia Simplek

4 | P a g e

Pemeriksaan funduskopi

OD OS

Lensa Jernih Jernih

Vitreus t.a.k t.a.k

Fundus + +

Papil Warna kekuningan

Bentuk bulat

Batas tegas

Warna kekuningan

Bentuk bulat

Batas tegas

CDR 0.3 0.3

A/V retina sentralis 2:3 2:3

Retina Warna Oranye

t.a.k

Warna Oranye

t.a.k

Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)

1.4 Resume

Pasien seorang wanita berumur 34 tahun datang ke RSUD dr.slamet Garut mengeluh penglihatan mata kanan dan mata kiri kabur sejak 1 bulan Sebelum masuk Rumah Sakit. Hal ini dirasakan pertama kali oleh pasien pada saat melihat tulisan, Mata kabur juga dirasakan pada saat melihat jauh. Kadang-kadang pada saat melihat benda atau tulisan pasien merasakan adanya bayangan. Bila membaca pasien merasa lekas lelah pada kedua mata. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki kebiasaan menonton tv pada jarak dekat. Tidak ada riwayat memakai kacamata sebelumnya. Pasien harus mengecilkan celah kelopak mata jika ingin melihat, tidak ada riwayat mata merah, tidak ada riwayat trauma sebelumnya, tidak ada riwayat mata berair, mata nyeri tidak ada, melihat pelangi tidak ada, penglihatan berasap tidak ada.

Visus OD OS

SC 0,7 0,3

CC 1,0 1,0

STN Maju Maju

Koreksi C-0,50 axis 90 derajat S-2,00 C-0,50 axis 120 derajat

1.5 Diferensial diagnosis4 | P a g e

Page 5: Case Astigma Miopia Simplek

5 | P a g e

-

1.6 Diagnosis Kerja

Astigma simplek OD

Astigma Miopia simplek OS

1,7 Rencana pemeriksaan

Pemeriksaan kipas astigmat

1.8 Terapi

Medikamentosa

- Eye Fresh ED 3 dd gtt 1 ODS

Non medikamentosa

- Pemakaian kacamata

- Edukasi terhadap pasien agar selalu memakai kacamata

- Kontrol ke dokter spesialis mata tiap 6 bulan atau jika ada keluhan

- Lindungi mata dari sinar matahari, debu, dan udara kering dengan kacamata

pelindung

1.9 Prognosis

• Quo ad vitam : ad Bonam

• Quo ad functionam : ad Bonam

• Quo ad sanactionam : ad Bonam

5 | P a g e

Page 6: Case Astigma Miopia Simplek

6 | P a g e

II. Pembahasan

Bagaimana Saya Mendignosis Pasien Ini ?

Gejala subjektif

- Kabur bila melihat- Membaca atau melihat benda kecil dari jarak jauh berbayang- Lekas lelah bila membaca

Visus OD OS

SC 0,7 0,3

CC 1,0 1,0

STN Maju Maju

Koreksi C-0,50 axis 90 derajat S-2,00 C-0,50 axis 120 derajat

6 | P a g e

Page 7: Case Astigma Miopia Simplek

7 | P a g e

A. Pterigium

Definisi

Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degenerative dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas kearah kornea. Pterigium bberbentuk segitiga dengan puncaknya berada pada bagian sentral atau didaerah kornea. Keadaan ini sering kali muncul pada orang dengan tempat tinggal beriklim panas yang muncul sebagai akibat dari kekeringan kronik dan paparan sinar ultraviolet.1,2

( Sumber : Kanski Clinical Ophtalmology, 2007 )

Epidemiologi

Prevalensi tingkat pterygium diperoleh untuk sejumlah populasi bervariasi,3-7 dari 1,2% di perkotaan Pada orang kulit putih beriklim tropis menjadi 23,4%. Pada umumnya prevalensi di daerah tropis lebih tinggi daripada di lintang sedang. Teori patogenesis pterygium telah terlibat

7 | P a g e

Page 8: Case Astigma Miopia Simplek

8 | P a g e

paparan sinar ultraviolet sebagai faktor penyebab utama. Bukti untuk paparan sinar matahari sebagai salah satu agen etiologi utama berasal baik dari kasus-kontrol studi dan survei prevalensi.4

Etiologi

Pterigium diduga disebabkan oleh iritasi krinis dari debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui secara jelas dan diiduga sebahgai suatu radang, neoplasma, dan degenerasi.1

Patofisiologi

Patofisiologi ditandai dengan degenerasi elastic kolagen dan proliferasi fibrovaskular dengan permukaan yang menutupi epitel. Hal ini disebabkan oleh struktur konjungtiva bulbi yang selalu berhubungan dengan dunia luar dan secara intensif kontak dengan ultraviolet dan debu. Sehingga sering mengalami kekerinan yang mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan konjungtiva bulbi sampai menjalar ke kornea. Selain itu pengeringan local dari korna dan konjungtiva disebabkan adanya kelainan dari tear film menimbulkan suatu fibroplastik baru.

Pterigium juga diduga disebabkan olehkerusakan dari limbal stem cell didaerah interpalpebra akibat pengaruh dari sinar ultraviolet. Sel tersebut merupakan sumber regenerasi epitel kornea dan sinar ultraviolet yang dapat menjadi mutagen untuk p53 tumor supresor gene.

Manfestasi klinis

Pterigium dapat tidak disertai adanya suatu keluhan. Namun dapat pula memberikan keluhan berupa mata iritatif, merah, dan mungkin menimbulkan gejala astigmat. Pterigium mudah untuk meradang, dan apabila terjadi iritasi maka akan berwarna merah.1

Pterigium dapat pula disertai adanya keratitis pungtata ataupum penipisan dari lapisan kornea yang disebabkan oleh keringnya lapisan tersebut. Pada bagian ujung dari pterigium juga dapat didapatkan adanya iron line atau suatu garis besi.1

Berdasarkan manifestasi klinis maka pterigium dibagi menjadi 3 tipe :

- Tipe 1Melebar kurang dari 2 mm kearah kornea. Deposit dari besi dapat terlihat pada epitel kornea anterior. Dengan pusat penumpukan besinya terdapat pada bagian puncak

8 | P a g e

Page 9: Case Astigma Miopia Simplek

9 | P a g e

kepalanya. Pada tipe ini pasien sering kali bersifat asimptomatik. Pada pengguna kontak lensa cenderung lebih sensitive pada keadaan ini dikarenakan iritasi lebih sering terjadi.2

- Tipe 2Mencapai 4 mm dari kornea dan dapat bersifat primer ataupun rekuren dari suatu operasi. Dappat disertai gangguan pada airmata dan adanya astigmatisme.2

- Tipe 3Melewati lebih dari 4 mm dari kornea dan melibatkan gangguan pada visual axis. Seringkali berhubungan dengan suatu pelebaran fibrosis subkonjungtiva dari fornices.2

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan slit lamp diperlukan untuk mengidentifikasi lesi dan mengevaluasi pterigium dan integritas dari kornea.3

B. Astigmat

Definsi

Merupakan suatu keadaan dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada dua titik api yang tegak lurus yang terjadi sebagai akibat dari kelainan kelengkungan permukaan kornea.1

Patofisiologi

Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang didalam perkembangannya disebut sebagai astigmatisme with the rule yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertical bertambah atau bertambah atau jari jari kelengkungan bidang horizontal lebih dibandingkan kelengkungan di bidang vertikal.1

Sedangkan pada astigmatisme against the rule keadaan ini terjadi akibat kelengkungan pada meridian horizontal lebih kuat dibandingkan dengan kelengkungan vertical. Keadaan seringkali ditemukan pada usia tua.1

Berdasarkan bentuknya astigmat dapat dibagi menjadi dua. Astigmat regular merupakan bentuk astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan yang bertambah atau berkurang secara perlahan. Bayangan yang terjadi dapat berbentukdapat berbentuk, garis, lonjong, atau berupa suatu lingkaran.1

9 | P a g e

Page 10: Case Astigma Miopia Simplek

10 | P a g e

Sedangkan astigmat ireguler adalah suatu astigmat yang tidak mempunyai dua meridian yang saling tegak lurus. Astigmat ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga baangan menjadi ireguler.1

Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien plasidoskopi terdapat gambaran yang ireguler. Dengan alat ini dapat dilihat kelengkungan kornea yang ireguler dan adanya astigmatisme pada kornea.1

Kipas astigmat merupakan suatu garis berwarna hitam yang disusun radial dengan bentuk semisirkuler dengan dasar yang putih. Digunakan untuk pemeriksaan subjektif dan melihat besarnya kelainan refraksi astigmat.1

C. Miopia

Definisi

Miopia refraktif merupaka suatu keadaan dimana bertambahnya indeks bias pada media pengelihatan. Sedangkan myopia aksial merupakan suatu keadaan dimana gangguan pengelihatan yangdisebabkan oleh panjangnya sumbu bola mata dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal.1

Berdasarkan derajatnya maka myopia dibagi berdasarkan :

- Miopia ringan dimana myopia antara 1 – 3 dioptri- Miopia sedang dimana myopia antara 3 – 6 dioptri- Miopia berat dimana myopia lebih dari 6 dioptri.

Berdasarkan perjalanannya dibagi menjadi :

- Miopia stasioner merupakan myopia yang menetap setelah dewasa.- Miopia progresif merupakan myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat

bertambahnya panjang bola mata.- Miopia maligna merupakan myopia yang berjalan progresif yang dapat menimbulkan

ablation retina dan kebutaan.1

Manifestasi

10 | P a g e

Page 11: Case Astigma Miopia Simplek

11 | P a g e

Pasien akan mengeluhkan melihat jelas pada penglihatan dekat bahkan terlalu dekat sedangkan apabila melihat jauh kabur. Sering disertai keluhan sakit kepala dan celah kelopak mata yang sempit. Pasien akan sering mengerinyitkan matanya untuk mendapatkan efek pinhole.1

D. Presbiopia

Definisi

Merupakan suatu keadaan dimana terjadinya gangguan akomodasi pada usia lanjut. Atau dapat disebabkan oleh lensa mata yang sudah tidak kenyal Akibat gangguana akomodasi ini maka pasien berusia lebih dari 40 tahun akan memberikan keluhan setelah membaca berupa mata lelah, berair, dan berasa pedas.1

Bagaimana Penanganan pada Pasien Ini ?

11 | P a g e

Page 12: Case Astigma Miopia Simplek

12 | P a g e

Pada pasien ini diberikan :

- Vasocon ED 3 dd 1 gtt OS- Eyefresh ED 3 dd 1 gtt OS- Rencana Operasi Pterigium OS Conjungtiva Autograph

A. Pterigium

Pengobatan tidak diperlukan pada karena keadaan ini sering bersifat rekuren, terutama pada pasien yang masih berusia muda. Apabila terjadi peradangan dari pterigium maka dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata dekongestan.1

Lindungi mata dengan pterigium dari sinar matahari, debu, dan udara kering dengan menggunakan kacamata pelindung. Apabila didapatkan adanya radang maka dapat diberikan air mata buatan dan steroid. Apabila diberikan vasokonstriktor maka diperlukan kontrol dalam waktu 2 minggu dan apabila didapatkan adanya perbaikan maka pengobatan dapat dihentikan.1

Pemberian lubrikan dapat berupa airmata artificial untuk mengurangi iritasi okuler. Pada keadaan inflamasi pada tigkatan sedang hingga berat dapat diberikan steroid topical. Pemnerian obat topical nonsteroid antiinflamasi dapat diberikan untuk jangka waktu yang singkat.3

Pada pasien asimptomatik pasien dapat control satu hiingga 2 tahun berikutnya untuk melihat perkembangan penyakitnya. Pterigium dengan gangguan axix visual perlu diperiksa tiap 3 – 6 bulan untuk melihat adanya perkembangan pada gangguan axis visual. Pada pasien dengan pengobatan menggunakan topikal steroid pantau setiap minggunya untuk melihat tanda inflamasi dan tekanan intra okuler. Setelah inflamasi sudah membaik maka pemberian steroid dapat di tapering off.3

MMC telah digunakan sebagai pengobatan tambahan karena kemampuannya untuk menghambat fibroblas. Efeknya mirip dengan iradiasi beta. Namun, tingkat dosis aman dan efektif minimal belum ditentukan. Dua bentuk MMC saat ini digunakan: aplikasi intraoperatif dari MMC langsung ke tempat tidur setelah scleral pterygium eksisi, dan penggunaan pasca operasi obat tetes mata MMC topikal. Beberapa penelitian sekarang menganjurkan penggunaan MMC hanya intraoperatif untuk mengurangi toksisitas.5

Iradiasi beta juga telah digunakan untuk mencegah kekambuhan, karena menghambat mitosis pada sel-sel yang membelah dengan cepat dari pterygium, meskipun tidak jelas Data tingkat kekambuhan yang tersedia.5

12 | P a g e

Page 13: Case Astigma Miopia Simplek

13 | P a g e

Tindakan pembedahan dilakukan apabila pterigium telah mengganggu pengelihatan. Diindikasikan pada pterigium tipe 2 dan 3. Simpel eksisi dapat berhubungan dengan terjadinya rekurensi yang lebih agresif dari lesi sebelumnya. Teknik yang digunakan untuk mencegah terjadinya rekurensi adalah dengan menutup defek dengan graft atau jaringan amniotic.1

Banyak teknik bedah telah digunakan, meskipun tidak secara universal diterima karena tingkat kekambuhan variabel. Terlepas dari teknik yang digunakan, eksisi pterygium adalah langkah pertama untuk perbaikan. Banyak dokter mata lebih memilih untuk avulse kepala dari kornea yang mendasarinya. Keuntungan meliputi epitelisasi lebih cepat, jaringan parut minimal dan permukaan kornea halus yang dihasilkan.5

The Bare Sclera technique dilakukan eksisi pada bagian kepala dan tubuh pterygium sementara bagian sclera terbuka umtuk proses epitelisasi. Tingkat kekambuhan tinggi pterigium nya dinilai sangat tinggi.5

Conjungtival Autograph Technique memiliki tingkat kekambuhan dilaporkan serendah 2 persen dan paling tinggi 40 persen dalam beberapa studi prospektif . Prosedur ini melibatkan pengambilan autograft, biasanya dari konjungtiva bulbar superotemporal, dan menjahit bagian scleral yang terkena setelah eksisi pterygium tersebut.5 

13 | P a g e

Page 14: Case Astigma Miopia Simplek

14 | P a g e

( Sumber : Comparing Technique for Pterygium surgery, 2009 )

Amniotic Membran Grafting juga telah digunakan untuk mencegah kekambuhan pterigium. Meskipun mekanisme yang tepat dimana membran amnion menganugerahkan efek menguntungkan belum diidentifikasi, sebagian besar peneliti telah menyarankan bahwa itu adalah membran basal yang berisi faktor penting untuk menghambat peradangan dan fibrosis dan mempromosikan epitelisasi . Sayangnya , tingkat kekambuhan bervariasi antara studi yang ada , di suatu tempat antara 2,6 persen dan 10,7 persen untuk pterygia primer dan setinggi 37,5 persen untuk pterygia berulang Sebuah keuntungan yang berbeda dari teknik ini selama autograft konjungtiva, bagaimanapun, adalah pelestarian bulbar konjungtiva. Membran amnion biasanya ditempatkan di atas sclera yang terbuka, dengan membran basal menghadap ke atas dan stroma menghadap ke bawah . Beberapa studi terbaru telah menganjurkan penggunaan lem fibrin untuk membantu cangkok membran amnion mengikuti jaringan episcleral mendasarinya. Lem fibrin juga telah digunakan dalam autografts konjungtiva.5

14 | P a g e

Page 15: Case Astigma Miopia Simplek

15 | P a g e

B. Astigmat

Pada keadaan astigmatisme with the rule diperlukan lensa silinder negative dengan sumbu 180 derajat untuk memperbaiki kelainan refraksi yang terjadi. Sedangkan pada keadaan astigmat yang tisak lazim maka koreksi dilakukan dengan silinder negative dilakukan dengan sumbu tegak lurus ( 60 – 120 o ) atau dengan silinder positif sumbu horizontal ( 30 – 150 o ).1

Photorefractive keratectomy ( PRK )

Selama keratectomy photorefractive ( PRK ) , lapisan luar sel-sel dari permukaan kornea akan dihapus . Sebuah laser digunakan untuk mengangkat jaringan untuk mengubah bentuk kornea . Permukaan kornea kemudian dibiarkan untuk menyembuhkan . PRK cukup prosedur tua sekarang dan tidak biasa seperti dua jenis operasi laser .

Laser Epitheliosis Keratomileusis ( Lasek )

Laser epitel keratomileusis ( Lasek ) adalah prosedur serupa dengan PRK , tetapi melibatkan menggunakan alkohol untuk menghilangkan lapisan sel pada permukaan kornea . Sebuah laser ini kemudian digunakan untuk mengubah bentuk kornea . Setelah perawatan selesai , lapisan permukaan sel akan tumbuh kembali secara alami setelah beberapa hari .

Laser in situ keratomileusis ( LASIK )

Selama Laser in situ keratomileusis ( LASIK ) , flap jaringan dibuat baik secara mekanis , dengan mesin yang disebut microkeratom , atau dengan jenis khusus laser disebut laser femtosecond . Flap diangkat untuk mengekspos jaringan kornea yang mendasarinya , yang kemudian diobati dengan laser yang membentuk kembali.7

Flap ini kemudian direposisi pada mata . LASIK sering pilihan pengobatan laser lebih disukai karena menyebabkan sedikit rasa sakit dan visi Anda mulai pulih dalam beberapa jam . Pemulihan penuh visi dapat mengambil sedikit lebih lama , namun Lasek dan PRK prosedur lebih menyakitkan daripada LASIK. Pengobatan LASIK hanya dapat dilakukan jika kornea cukup tebal . Jika kornea terlalu tipis, risiko komplikasi dan efek samping , seperti kornea ektasia.7

C. Miopia

Pengobatan pasien dengan myopia adalah dengan memberkan kacamata sferis negative terkecil yang memberikan ketajaman pengelihatan maksimal.1

15 | P a g e

Page 16: Case Astigma Miopia Simplek

16 | P a g e

D. Presbiopia

Pada pasien presbiopia maka kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat dengan kekuatan tertentu :

- 1.00 D untuk usia 40 tahun- 1,50 D untuk usia 45 tahun- 2,00 D untuk usia 50 tahun- 2,50 D untuk usia 55 tahun- 3,00 D untuk usia 60 tahun.1

Bagaimana Prognosis pada Pasien Ini ?

A. Pterigium

Pterigium merupakan suatu neoplasma konjungtiva benigna, umumnya prognosisnya baik secara kosmetik maupun penglihatan. Pada beberapa keadaan tidak diperlukan tindakan pengobatan apabila dinilai tidak mengganggu pengelihatan. Pembedahan memberikan hasil yang baik pada keadaan yang telah mengganggu lapang pandang dari penderita. Namun hal ini juga bergantung pada ada tidaknya infeksi pada area pembedahan. Resiko untuk terjadinya kekambuhan pun dinilai cukup tinggi.6

B. Astigmat

Sekitar 30% dari populasi memiliki astigmatisme. Untuk sebagian besar dari mereka dengan Silindris. Keadaan ini tidak berubah banyak setelah usia 25 tahun. Kehadiran Silindris sebagai anak atau dewasa muda tidak berarti bahwa penyakit mata akan terjadi, keadaan tersebut lebih dinilai dari etiologi penyebab terjadinya.7

16 | P a g e