mini c ex tht ati

26
STATUS MINI-CEX THT 2011 STATUS MAHASISWA BAGIAN THT RSUD dr. SLAMET GARUT NAMA : An. H NO CM : 0145XXXX UMUR : 8 bulan TANGGAL : 12 Desember 2011 PEKERJAAN :- KASUS KE : 2 SUKU BANGSA : Sunda PEMERIKSA : Ati rachmawati ALAMAT : Tarogong kidul ANAMNESA : Ibu Pasien (alloanamnesa) pada tanggal 12 desember 2011 KELUHAN UTAMA : keluar cairan dari kedua telinga ANAMNESA KHUSUS : Seorang anak laki-laki berumur 8 bulan, dibawa ke poli klinik THT RSU dr.sLamet Garut oleh ibunya dengan keluhan keluar cairan berwarna kuning kehijauan,kental dan berbau dari kedua telinganya sejak ± 3 hari yang lalu,awalnya cairan berwarna berwarna putih dan hanya keluar dari telinga kiri kemudian satu hari kemudian telinga kanan juga keluar cairan yang sama, dan cairan tersebut berubah warna menjadi kuning kehijauan serta berbau. 1 Ati Rachmawati (1102006050)

Upload: rena-raihana

Post on 09-Aug-2015

40 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

STATUS MAHASISWA BAGIAN THT

RSUD dr. SLAMET GARUT

NAMA : An. H NO CM : 0145XXXX

UMUR : 8 bulan TANGGAL : 12 Desember 2011

PEKERJAAN : - KASUS KE : 2

SUKU BANGSA : Sunda PEMERIKSA : Ati rachmawati

ALAMAT : Tarogong kidul

ANAMNESA : Ibu Pasien (alloanamnesa) pada tanggal 12 desember 2011

KELUHAN UTAMA : keluar cairan dari kedua telinga

ANAMNESA KHUSUS :

Seorang anak laki-laki berumur 8 bulan, dibawa ke poli klinik THT RSU dr.sLamet

Garut oleh ibunya dengan keluhan keluar cairan berwarna kuning kehijauan,kental dan

berbau dari kedua telinganya sejak ± 3 hari yang lalu,awalnya cairan berwarna berwarna

putih dan hanya keluar dari telinga kiri kemudian satu hari kemudian telinga kanan juga

keluar cairan yang sama, dan cairan tersebut berubah warna menjadi kuning kehijauan

serta berbau.

Keluhan pada anak tersebut didahului demam tinggi selama ± 4 hari yang lalu,

disertai rewel,tidak mau menyusu dan makan, hingga sulit tidur. namun telah dibawa ke

dokter serta diberi obat penurun panas. Setelah diberi obat, demam nya berkurang dan

pasien terlihat lebih tenang,namun cairan pada kedua telinganya tidak kunjung sembuh.

1 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 2: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Menurut ibunya, keluhan pada telinga belum pernah diobati apapun. Keluhan

pada telinganya tersebut baru pertama kali dirasakan, namun 1 bulan yang lalu mengalami

keluhan demam yang disertai pilek, Dan diobati ke puskesmas terdekat. Respon

pendengaran pada anaknya dirasakan masih baik, karna terdapat reaksi bila mendengar

suara pintu ditutup terlalu kencang ataupun bila ada bunyi-bunyian disekitarnya.

Riwayat kemasukan air saat mandi disangkal ibunya, riwayat trauma atau

membersihkan telinga sebelumnya tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan

seperti ini.

Pasien adalah anak ke empat dari empat bersaudara, yang lahir kembar dengan usia

kehamilan 8 bulan,lahir di bidan dengan berat lahir 2,2 kg. Badan bayinya kuning saat

lahir dan menurut ibunya mendapatkan terapi sinar selama lebih dari satu bulan. Dan

belum pernah mendapatkan imunisasi apapun.

Selama kehamilan dan persalinannya, ibunya tidak mengalami penyulin ataupun

penyakit apapun.

Riwayat penyakit Dalam Keluarga

Tidak ada keluhan yang sama seperti yang dirasakan pasien di dalam keluarga.

2 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 3: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

STATUS GENERALIS

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan Umum :

Tensi : Tidak Dilakukan BB : 5 kg

Nadi : 124 x/menit Suhu : 36,2 oC

Pernafasan : 24 x/menit Gizi : cukup

Kepala

Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek pupil +/+ (isokor)

Hidung : Deformitas (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), epistaksis -/-

Mulut : Tidak ada kelainan

Leher : Trakea Deviasi (-), pembesaran KGB (-)

Thorax

Cor : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Gerak hemithorak simetris, vesikuler diseluruh lapang paru, ronkhi -/-,

wheezing -/-

Abdomen

Hati : Dalam batas normal

Lien : Tidak teraba pembesaran

Extremitas:

Superior : aktif

3 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 4: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Inferior : aktif

STATUS LOKALIS

1. TELINGA

TELINGA KANAN TELINGA KIRI

Daun telinga :

Normal Normal

Liang Telinga : Tenang,Nyeri tekan (-) Tenang, nyeri tekan (-),

Sekret berwarna kuning sekret berwarna kuning

Kehijauan dan berbau Kehijauan dan berbau

(+) (+)

Serumen (-) serumen (-)

Gendang Telinga : sulit dinilai sulit dinilai

Refleks cahaya : sulit dinilai sulit dinilai

Daerah Retro Aurikuler : Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

TEST PENALA : ( tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif)

RINNE : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

WEBER : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

SCWABAH : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

TEST BERBISIK : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

AUDIOGRAM : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

4 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 5: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

2. HIDUNG

2.1. Rhinoskopi Anterior

Hidung Luar : Simetris

Vestibuler : Siliar +/+, tenang +/+

Rongga Hidung : tenang +/+

Septum : deviasi (-)

Konka Inferior : eutrofi / eutrofi

Meatus Inferior : sekret -/-

Pasase udara : +/+

2.2. Rhinoskopi Posterior (tidak dilakukan karena pasien

tidak kooperatif)

Koana :

Septum Bagian Belakang :

Sekret :

Konka :

Muara Tuba Eustachius :

Torus Tubarius :

Fossa Rosenmuller :

Adenoid :

2.3. Transiluminasi : tidak dilakukan

3. FARING (tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif)

Arkus faring :

Uvula :

5 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 6: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Dinding Faring :

Tonsil :

Palatum :

Post Nasal drip :

Reflek Muntah :

4. LARING

Laringoskopi Indirek (tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif)

Epiglotis :

Plika Ariepiglotika :

Pita Suara Asli :

Pita Suara Palsu :

Aritenoid :

Rima Glotia :

Fossa Piriformis :

Trakhea :

5. MAKSILOFASIAL

simetris

Parese N VII (-)

6. LEHER DAN KEPALA

Tidak ada pembesaran KGB

Massa (-)

7. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Kultur kuman dan uji sensitivitas untuk menentukan kuman penyebab

6 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 7: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

8. DIAGNOSA KERJA : Otitis Media Akut stadium perforasi Auris dekstra et

sinistra.

9. DIAGNOSA BANDING : - Otitis Media Supuratif Kronik ADS

- Otitis Media Efusi ADS

1. PENGOBATAN

Medikamentosa :

- Spooling H2O2 3 %

- Antibiotik: Gentamycin tetes telinga 2x3 tetes /hari, ADS

Amoxicillin syrup 3x cth 1/2

- Dekongestan: Pseudoephedrine HCI drop 3x0,25 cc

Non Medikamentosa :

Memberikan konseling kepada keluarga tentang :

Menjaga kebersihan telinga dari infeksi

Meningkatkan imunitas tubuh

Makan makanan yang bergizi

9. RENCANA OPERASI :

Tidak ada

10. PROGNOSA

Quo ad Vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

PENILAIAN : A, AB, B, BC, C.

7 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 8: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

PEMBIMBING : dr.H.W.Gunawan Kurnaedi, Sp.THT-KL

TANDA TANGAN :

PEMBAHASAN

Seorang anak laki – laki 8 bulan dibawa ibunya ke RS dengan keluhan keluar

cairan berwarna kuning kehijauan, encer, dan berbau dari kedua telinganya sejak 3 hari

yang lalu. Keluhan juga disertai demam tinggi dan rewel, tidak mau menyusu dan sulit

tidur. Keluhan demam telah diobati ke dokter, dan diberi obat penurun panas dan demam

reda, namum keluhan pada telinganya tidak kunjung membaik.

Pemeriksaan auris dextra et sinistra terdapat sekret encer, berwarna kuning

kehijauan, dan berbau. Pada membrana timpani sulit dinilai dan refleks cahaya sulit

dinilai.

Dari gejala dan pemeriksaan tersebut dapat dicurigai kemungkinan otitis media

akut auris dekstra et sinistra stadium perforasi , yang dapat dijadikan sebagai diagnosis

kerjanya.

Terapi yang diberikan untuk pasien ini berupa medikamentosa, yaitu:

- Irigasi atau spooling liang telinga dengan H2O2 3 % untuk membersihkan sekret yang

ada di dalam liang telinga.

- Antibiotik: Gentamycin tetes telinga 2x3 tetes /hari ADS, sebagai antibiotik di dalam

telinga, agar tidak terjadi perluasan infeksi.

8 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 9: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Amoxicillin syr 3x1/2 cth, sebagai antibiotik sistemik. Baik untuk mengatasi infeksi

saluran napas bagian atas, agar gejala tidak berulang.

- Dekongestan: Pseudoephedrine HCI syr 3x0,25 cc, berkhasiat sebagai dekongestan

pada mukosa hidung, sehingga merupakan zat yang efektif untuk menghilangkan

kongesti nasal pada rhinitis alergika.

TEORI

OTITIS MEDIA AKUT

DEFINISI

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum

telinga tengah.

Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga

dalam. Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga.

Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di

daerah ini terdapat saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga

hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:

Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan

tekanan udara di dunia luar.

Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke

bagian belakang hidung.

9 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 10: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

ETIOLOGI

Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri. Virus

ditemukan pada 25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri.

Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh

Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis kira-kira 85% dari kasus-kasus otitis

media akut.. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan

oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan

karena tanpa antibiotik pun saluran eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan

tersingkir bersama aliran lendir.   

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal:

Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.

Saluran eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga

ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.

Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam

kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid

berdekatan dengan muara saluran eustachius sehingga adenoid yang besar dapat

mengganggu terbukanya saluran eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi

di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran

eustachius.

PATOFISIOLOGI

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang

tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat tuba eustachius. Saat bakteri

melalui tuba eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga

terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya leukosit

10 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 11: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

untuk melawan bakteri. Leukosit akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri

mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah pus dalam telinga tengah. Selain itu

pembengkakan jaringan sekitar saluran eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan

sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang membran timpani.

Jika lendir dan pus bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena

membran timpani dan tulang-tulang kecil penghubung membran timpani dengan organ

pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang

dialami umumnya sekitar 24 dB (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat

menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 dB (kisaran pembicaraan normal). Selain

itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak

tersebut akhirnya dapat merobek memran timpani karena tekanannya.

Di negara Amerika Serikat dan Inggris, otitis media paling sering terjadi pada usia

3-6 tahun.Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya pendek, lebar

dan letaknya agak horizontal.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.

Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :

1. Stadium oklusi tuba eustachius

Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga

tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar

dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.

2. Stadium hiperemis (presupurasi)

Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran

timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih

bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.

11 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 12: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

3. Stadium supurasi

Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada

mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat

purulen di kavum timpani. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta

nyeri di telinga bertambah hebat.

Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan nekrosis

mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan

kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi ruptur.

4. Stadium perforasi

Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat

terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke

telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat

tidur nyenyak.

5. Stadium resolusi

Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila

terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan tubuh

baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan. Otitis

media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi

menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih dari 3

minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau

2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap

di kavum timpani tanpa perforasi.

Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh yang

tinggi (> 39,5 derajat celsius), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare,

kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran

tinmpani, suhu tubuh akan turun dan anak tertidur.

12 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 13: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang

tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada orang dewasa, didapatkan

gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.

DIAGNOSIS

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut:

1.  Penyakitnya muncul mendadak (akut)

2.  Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga

tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:

a.    Menggembungnya gendang telinga

b.    Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga

c.    Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga

d.    Cairan yang keluar dari telinga

3.  Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah

satu di antara tanda berikut:

a.    Kemerahan pada gendang telinga

b.    Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal 

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun

telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit

makan, mual dan muntah, serta rewel. Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan

dari telinga) tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan

pada riwayat semata.

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan

gendang telinga dengan jelas). Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang

menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning

dan suram, serta cairan di liang telinga.

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik

(pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi

dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan

tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat

13 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 14: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis

OMA. Namun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa.

Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan

terhadap gendang telinga). Namun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak.

Indikasi perlunya timpanosentesis antara lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam

minggu dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan

kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik,

atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.

OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Untuk

membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut:

Gejala dan tanda OMA Otitis media dengan efusi

Nyeri telinga, demam, rewel + -

Efusi telinga tengah + +

Gendang telinga suram + +/-

Gendang yang menggembung +/- -

Gerakan gendang berkurang + +

Berkurangnya pendengaran + +

PENATALAKSANAAN

Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.Stadium Oklusi

Terapi ditujukan untuk membuka kembali saluran eustachius sehingga tekanan

negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % untuk anak

< 12 tahun atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12 tahun dan

dewasa. Sumber infeksi lokal harus diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.

Stadium Presupurasi

14 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 15: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran timpani sudah

terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian

antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat diberikan

kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin

intramuskular agar konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi

mastoiditis terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.

Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4 x 50-100

mg/kgBB, amoksisilin 4 x 40 mg/kgbb/hr, atau eritromisin 4 x 40 mg/kgbb/hr.

Stadium Supurasi

Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran

timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.

Stadium Perforasi

Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga

H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret

akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.

Stadium Resolusi

Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi

menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin

telah terjadi mastoiditis.

Menurut The American Academy of Pediatrics (AAP) dan the American Academy of

Family Physicians (AAFP) merekomendasikan perawatan untuk otitis media akut

bervariasi tergantung pada umur dan gejala-gejala dari anak sebagai berikut:

Rekomendasi-rekomendasi Dari AAP dan AAFP

15 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 16: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Umur Diagnosis Yang Pasti Diagnosis Yang Tidak Pasti

< 6 bulan Antibiotik Antibiotik

6 bulan-2 tahun Antibiotik

Antibiotik jika penyakit parah;

*Observasi tanpa pilihan antibiotik

jika penyakit tidak parah

≥ 2 tahun

Antibiotik-antibiotik jika

penyakit parah; *Pilihan

observasi jika penyakit

tidak parah

*Pilihan observasi tanpa antibiotik-

antibiotik

*Observasi adalah pilihan yang tepat hanya ketika follow-up dapat dipastikan dan

agen-agen antibakteri dapat dimulai jika gejala-gejala berlangsung lama atau memburuk.

Penyakit yang tidak parah diwakili oleh nyeri telinga dan demam yang ringan <39°C

(102.2°F) dalam 24 jam yang lalu. Penyakit yang parah adalah otalgia (nyeri telinga) yang

sedang sampai parah atau demam 39°C.

Jika antibiotik-antibiotik dimulai, amoxicillin biasanya direkomendasikan sebagai

perawatan garis pertama. Ini biasanya diresepkan untuk 10 hari. Kira-kira 10% dari anak-

anak tidak merespon dalam 48-72 jam pertama perawatan, dan terapi antibiotik mungkin

harus dirubah. Bahkan setelah perawatan antibiotik, 40% dari anak-anak ditinggalkan

dengan beberapa cairan dalam telinga tengah yang dapat menyebabkan kehilangan

pendengaran sementara yang berlangsung 3 sampai 6 minggu. Pada kebanyakan anak-

anak, cairan ini akhirnya hilang secara spontan dengan sendirinya.

Anak-anak yang mempunyai kekambuhan penyakit-penyakit otitis media mungkin

dirujuk pada otolaryngologist (dokter THT). Sebagai tambahan, jika seorang anak

mempunyai gendang telinga yang menonjol dan mengalami nyeri yang parah, prosedur

untuk menusuk (membuka) gendang telinga (myringotomy) mungkin direkomendasikan

untuk menghilangkan nanah. Gendang telinga biasanya sembuh dalam satu minggu.

KOMPLIKASI

16 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 17: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Sebelum ada antibiotik, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses

subperiosteal sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak).

Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara kronik dari

satu atau dua telinga. Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi

menjadi sangat umum. Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan

mengeringkannya selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.

Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

permanen. Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran

anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.

Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah

selama 3 bulan atau lebih. Sekarang semua jenis komplikasi tersebut biasanya didapat pada

OMSK.

PENCEGAHAN

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak

Pemberian ASI minimal selama 6 bulan

Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring

Penghindaran pajanan terhadap asap rokok

RUJUKAN

Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah:

Anak dengan episode OMA yang sering, yaitu lebih dari 4 episode dalam 6 bulan.

Sumber lain menyatakan lebih dari 3 kali dalam 6 bulan atau lebih dari 4 kali dalam

satu tahun.

Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga, atau

berlubangnya gendang telinga

Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf wajah atau

mastoiditis

17 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 18: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

Anak dengan kelainan kraniofasial, sindrom Down, sumbing, atau dengan

keterlambatan bicara

OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap 2 antibiotik

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Soepardi, Prof. Dr. Efiaty, Sp.THT, Iskandar, Prof. Dr. Nurbaiti, Sp.THT, dkk.

2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi

Keenam. Balai penerbit FKUI: Jakarta.

http://www.geocities.com/kliniktehate /penyakit-telinga/otitis-media-akut.htm

http://www.nidcd. nih.gov/health/hearing/otitism.asp

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/ imagepages/1092.htm

http://www.totalkesehatananda.com/otitismedia3.html

18 Ati Rachmawati (1102006050)

Page 19: MINI C EX THT ATI

STATUS MINI-CEX THT 2011

http://www.prodigy.nhs.uk/guidance

19 Ati Rachmawati (1102006050)