mini c ex tht ati
TRANSCRIPT
STATUS MINI-CEX THT 2011
STATUS MAHASISWA BAGIAN THT
RSUD dr. SLAMET GARUT
NAMA : An. H NO CM : 0145XXXX
UMUR : 8 bulan TANGGAL : 12 Desember 2011
PEKERJAAN : - KASUS KE : 2
SUKU BANGSA : Sunda PEMERIKSA : Ati rachmawati
ALAMAT : Tarogong kidul
ANAMNESA : Ibu Pasien (alloanamnesa) pada tanggal 12 desember 2011
KELUHAN UTAMA : keluar cairan dari kedua telinga
ANAMNESA KHUSUS :
Seorang anak laki-laki berumur 8 bulan, dibawa ke poli klinik THT RSU dr.sLamet
Garut oleh ibunya dengan keluhan keluar cairan berwarna kuning kehijauan,kental dan
berbau dari kedua telinganya sejak ± 3 hari yang lalu,awalnya cairan berwarna berwarna
putih dan hanya keluar dari telinga kiri kemudian satu hari kemudian telinga kanan juga
keluar cairan yang sama, dan cairan tersebut berubah warna menjadi kuning kehijauan
serta berbau.
Keluhan pada anak tersebut didahului demam tinggi selama ± 4 hari yang lalu,
disertai rewel,tidak mau menyusu dan makan, hingga sulit tidur. namun telah dibawa ke
dokter serta diberi obat penurun panas. Setelah diberi obat, demam nya berkurang dan
pasien terlihat lebih tenang,namun cairan pada kedua telinganya tidak kunjung sembuh.
1 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Menurut ibunya, keluhan pada telinga belum pernah diobati apapun. Keluhan
pada telinganya tersebut baru pertama kali dirasakan, namun 1 bulan yang lalu mengalami
keluhan demam yang disertai pilek, Dan diobati ke puskesmas terdekat. Respon
pendengaran pada anaknya dirasakan masih baik, karna terdapat reaksi bila mendengar
suara pintu ditutup terlalu kencang ataupun bila ada bunyi-bunyian disekitarnya.
Riwayat kemasukan air saat mandi disangkal ibunya, riwayat trauma atau
membersihkan telinga sebelumnya tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan
seperti ini.
Pasien adalah anak ke empat dari empat bersaudara, yang lahir kembar dengan usia
kehamilan 8 bulan,lahir di bidan dengan berat lahir 2,2 kg. Badan bayinya kuning saat
lahir dan menurut ibunya mendapatkan terapi sinar selama lebih dari satu bulan. Dan
belum pernah mendapatkan imunisasi apapun.
Selama kehamilan dan persalinannya, ibunya tidak mengalami penyulin ataupun
penyakit apapun.
Riwayat penyakit Dalam Keluarga
Tidak ada keluhan yang sama seperti yang dirasakan pasien di dalam keluarga.
2 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
STATUS GENERALIS
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Umum :
Tensi : Tidak Dilakukan BB : 5 kg
Nadi : 124 x/menit Suhu : 36,2 oC
Pernafasan : 24 x/menit Gizi : cukup
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek pupil +/+ (isokor)
Hidung : Deformitas (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), epistaksis -/-
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : Trakea Deviasi (-), pembesaran KGB (-)
Thorax
Cor : BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Gerak hemithorak simetris, vesikuler diseluruh lapang paru, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen
Hati : Dalam batas normal
Lien : Tidak teraba pembesaran
Extremitas:
Superior : aktif
3 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Inferior : aktif
STATUS LOKALIS
1. TELINGA
TELINGA KANAN TELINGA KIRI
Daun telinga :
Normal Normal
Liang Telinga : Tenang,Nyeri tekan (-) Tenang, nyeri tekan (-),
Sekret berwarna kuning sekret berwarna kuning
Kehijauan dan berbau Kehijauan dan berbau
(+) (+)
Serumen (-) serumen (-)
Gendang Telinga : sulit dinilai sulit dinilai
Refleks cahaya : sulit dinilai sulit dinilai
Daerah Retro Aurikuler : Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
TEST PENALA : ( tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif)
RINNE : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
WEBER : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
SCWABAH : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
TEST BERBISIK : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
AUDIOGRAM : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
4 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
2. HIDUNG
2.1. Rhinoskopi Anterior
Hidung Luar : Simetris
Vestibuler : Siliar +/+, tenang +/+
Rongga Hidung : tenang +/+
Septum : deviasi (-)
Konka Inferior : eutrofi / eutrofi
Meatus Inferior : sekret -/-
Pasase udara : +/+
2.2. Rhinoskopi Posterior (tidak dilakukan karena pasien
tidak kooperatif)
Koana :
Septum Bagian Belakang :
Sekret :
Konka :
Muara Tuba Eustachius :
Torus Tubarius :
Fossa Rosenmuller :
Adenoid :
2.3. Transiluminasi : tidak dilakukan
3. FARING (tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif)
Arkus faring :
Uvula :
5 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Dinding Faring :
Tonsil :
Palatum :
Post Nasal drip :
Reflek Muntah :
4. LARING
Laringoskopi Indirek (tidak dilakukan karena pasien tidak kooperatif)
Epiglotis :
Plika Ariepiglotika :
Pita Suara Asli :
Pita Suara Palsu :
Aritenoid :
Rima Glotia :
Fossa Piriformis :
Trakhea :
5. MAKSILOFASIAL
simetris
Parese N VII (-)
6. LEHER DAN KEPALA
Tidak ada pembesaran KGB
Massa (-)
7. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Kultur kuman dan uji sensitivitas untuk menentukan kuman penyebab
6 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
8. DIAGNOSA KERJA : Otitis Media Akut stadium perforasi Auris dekstra et
sinistra.
9. DIAGNOSA BANDING : - Otitis Media Supuratif Kronik ADS
- Otitis Media Efusi ADS
1. PENGOBATAN
Medikamentosa :
- Spooling H2O2 3 %
- Antibiotik: Gentamycin tetes telinga 2x3 tetes /hari, ADS
Amoxicillin syrup 3x cth 1/2
- Dekongestan: Pseudoephedrine HCI drop 3x0,25 cc
Non Medikamentosa :
Memberikan konseling kepada keluarga tentang :
Menjaga kebersihan telinga dari infeksi
Meningkatkan imunitas tubuh
Makan makanan yang bergizi
9. RENCANA OPERASI :
Tidak ada
10. PROGNOSA
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
PENILAIAN : A, AB, B, BC, C.
7 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
PEMBIMBING : dr.H.W.Gunawan Kurnaedi, Sp.THT-KL
TANDA TANGAN :
PEMBAHASAN
Seorang anak laki – laki 8 bulan dibawa ibunya ke RS dengan keluhan keluar
cairan berwarna kuning kehijauan, encer, dan berbau dari kedua telinganya sejak 3 hari
yang lalu. Keluhan juga disertai demam tinggi dan rewel, tidak mau menyusu dan sulit
tidur. Keluhan demam telah diobati ke dokter, dan diberi obat penurun panas dan demam
reda, namum keluhan pada telinganya tidak kunjung membaik.
Pemeriksaan auris dextra et sinistra terdapat sekret encer, berwarna kuning
kehijauan, dan berbau. Pada membrana timpani sulit dinilai dan refleks cahaya sulit
dinilai.
Dari gejala dan pemeriksaan tersebut dapat dicurigai kemungkinan otitis media
akut auris dekstra et sinistra stadium perforasi , yang dapat dijadikan sebagai diagnosis
kerjanya.
Terapi yang diberikan untuk pasien ini berupa medikamentosa, yaitu:
- Irigasi atau spooling liang telinga dengan H2O2 3 % untuk membersihkan sekret yang
ada di dalam liang telinga.
- Antibiotik: Gentamycin tetes telinga 2x3 tetes /hari ADS, sebagai antibiotik di dalam
telinga, agar tidak terjadi perluasan infeksi.
8 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Amoxicillin syr 3x1/2 cth, sebagai antibiotik sistemik. Baik untuk mengatasi infeksi
saluran napas bagian atas, agar gejala tidak berulang.
- Dekongestan: Pseudoephedrine HCI syr 3x0,25 cc, berkhasiat sebagai dekongestan
pada mukosa hidung, sehingga merupakan zat yang efektif untuk menghilangkan
kongesti nasal pada rhinitis alergika.
TEORI
OTITIS MEDIA AKUT
DEFINISI
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum
telinga tengah.
Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga.
Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengaran di telinga dalam. Selain itu di
daerah ini terdapat saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga
hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:
Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan menyesuaikannya dengan
tekanan udara di dunia luar.
Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga tengah ke
bagian belakang hidung.
9 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
ETIOLOGI
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri. Virus
ditemukan pada 25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama bakteri.
Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti oleh
Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis kira-kira 85% dari kasus-kasus otitis
media akut.. Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan
oleh bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan
karena tanpa antibiotik pun saluran eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan
tersingkir bersama aliran lendir.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal:
Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.
Saluran eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga
ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
Adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam
kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid
berdekatan dengan muara saluran eustachius sehingga adenoid yang besar dapat
mengganggu terbukanya saluran eustachius. Selain itu adenoid sendiri dapat terinfeksi
di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran
eustachius.
PATOFISIOLOGI
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat tuba eustachius. Saat bakteri
melalui tuba eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga
terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya leukosit
10 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
untuk melawan bakteri. Leukosit akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri
mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah pus dalam telinga tengah. Selain itu
pembengkakan jaringan sekitar saluran eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan
sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang membran timpani.
Jika lendir dan pus bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
membran timpani dan tulang-tulang kecil penghubung membran timpani dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang
dialami umumnya sekitar 24 dB (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat
menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 dB (kisaran pembicaraan normal). Selain
itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak
tersebut akhirnya dapat merobek memran timpani karena tekanannya.
Di negara Amerika Serikat dan Inggris, otitis media paling sering terjadi pada usia
3-6 tahun.Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba eustachiusnya pendek, lebar
dan letaknya agak horizontal.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis otitis media akut (OMA) tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.
Stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah :
1. Stadium oklusi tuba eustachius
Terdapat gambaran retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga
tengah. Kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak dapat dideteksi. Sukar
dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau alergi.
2. Stadium hiperemis (presupurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran
timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih
bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.
11 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
3. Stadium supurasi
Membrana timpani menonjol ke arah telinga luar akibat edema yang hebat pada
mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat
purulen di kavum timpani. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta
nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan tidak berkurang, akan terjadi iskemia, tromboflebitis dan nekrosis
mukosa serta submukosa. Nekrosis ini terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan
kekuningan pada membran timpani. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
4. Stadium perforasi
Karena pemberian antibiotik yang terlambat atau virulensi kuman yang tinggi, dapat
terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke
telinga luar. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat
tidur nyenyak.
5. Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali. Bila
terjadi perforasi maka sekret akan berkurang dan mengering. Bila daya tahan tubuh
baik dan virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan. Otitis
media akut (OMA) berubah menjadi otitis media supuratif subakut bila perforasi
menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul lebih dari 3
minggu. Disebut otitis media supuratif kronik (OMSK) bila berlangsung lebih 1,5 atau
2 bulan. Dapat meninggalkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap
di kavum timpani tanpa perforasi.
Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh yang
tinggi (> 39,5 derajat celsius), gelisah, sulit tidur, tiba-tiba menjerit saat tidur, diare,
kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang sakit. Setelah terjadi ruptur membran
tinmpani, suhu tubuh akan turun dan anak tertidur.
12 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Pada anak, keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam telinga dan suhu tubuh yang
tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada orang dewasa, didapatkan
gangguan pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.
DIAGNOSIS
Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut:
1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)
2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di telinga
tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:
a. Menggembungnya gendang telinga
b. Terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga
c. Adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga
d. Cairan yang keluar dari telinga
3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya salah
satu di antara tanda berikut:
a. Kemerahan pada gendang telinga
b. Nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat menarik-narik daun
telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit
makan, mual dan muntah, serta rewel. Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan
dari telinga) tidak spesifik untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan
pada riwayat semata.
Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan
gendang telinga dengan jelas). Dengan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang
menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning
dan suram, serta cairan di liang telinga.
Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik
(pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi
dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan
tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat
13 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis
OMA. Namun umumnya diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa.
Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan
terhadap gendang telinga). Namun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak.
Indikasi perlunya timpanosentesis antara lain adalah OMA pada bayi di bawah usia enam
minggu dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan
kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik,
atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.
OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Untuk
membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut:
Gejala dan tanda OMA Otitis media dengan efusi
Nyeri telinga, demam, rewel + -
Efusi telinga tengah + +
Gendang telinga suram + +/-
Gendang yang menggembung +/- -
Gerakan gendang berkurang + +
Berkurangnya pendengaran + +
PENATALAKSANAAN
Terapi bergantung pada stadium penyakitnya. Pengobatan pada stadium awal ditujukan untuk mengobati infeksi saluran napas, dengan pemberian antibiotik, dekongestan lokal atau sistemik, dan antipiretik.Stadium Oklusi
Terapi ditujukan untuk membuka kembali saluran eustachius sehingga tekanan
negatif di telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % untuk anak
< 12 tahun atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak diatas 12 tahun dan
dewasa. Sumber infeksi lokal harus diobati. Antibiotik diberikan bila penyebabnya kuman.
Stadium Presupurasi
14 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran timpani sudah
terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Dianjurkan pemberian
antibiotik golongan penisilin atau eritromisin. Jika terjadi resistensi, dapat diberikan
kombinasi dengan asam klavulanat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin
intramuskular agar konsentrasinya adekuat di dalam darah sehingga tidak terjadi
mastoiditis terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.
Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak diberikan ampisilin 4 x 50-100
mg/kgBB, amoksisilin 4 x 40 mg/kgbb/hr, atau eritromisin 4 x 40 mg/kgbb/hr.
Stadium Supurasi
Selain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan miringotomi bila membran
timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur.
Stadium Perforasi
Terlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut. Diberikan obat cuci telinga
H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret
akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.
Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi, dan perforasi
menutup. Bila tidak, antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila tetap, mungkin
telah terjadi mastoiditis.
Menurut The American Academy of Pediatrics (AAP) dan the American Academy of
Family Physicians (AAFP) merekomendasikan perawatan untuk otitis media akut
bervariasi tergantung pada umur dan gejala-gejala dari anak sebagai berikut:
Rekomendasi-rekomendasi Dari AAP dan AAFP
15 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Umur Diagnosis Yang Pasti Diagnosis Yang Tidak Pasti
< 6 bulan Antibiotik Antibiotik
6 bulan-2 tahun Antibiotik
Antibiotik jika penyakit parah;
*Observasi tanpa pilihan antibiotik
jika penyakit tidak parah
≥ 2 tahun
Antibiotik-antibiotik jika
penyakit parah; *Pilihan
observasi jika penyakit
tidak parah
*Pilihan observasi tanpa antibiotik-
antibiotik
*Observasi adalah pilihan yang tepat hanya ketika follow-up dapat dipastikan dan
agen-agen antibakteri dapat dimulai jika gejala-gejala berlangsung lama atau memburuk.
Penyakit yang tidak parah diwakili oleh nyeri telinga dan demam yang ringan <39°C
(102.2°F) dalam 24 jam yang lalu. Penyakit yang parah adalah otalgia (nyeri telinga) yang
sedang sampai parah atau demam 39°C.
Jika antibiotik-antibiotik dimulai, amoxicillin biasanya direkomendasikan sebagai
perawatan garis pertama. Ini biasanya diresepkan untuk 10 hari. Kira-kira 10% dari anak-
anak tidak merespon dalam 48-72 jam pertama perawatan, dan terapi antibiotik mungkin
harus dirubah. Bahkan setelah perawatan antibiotik, 40% dari anak-anak ditinggalkan
dengan beberapa cairan dalam telinga tengah yang dapat menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara yang berlangsung 3 sampai 6 minggu. Pada kebanyakan anak-
anak, cairan ini akhirnya hilang secara spontan dengan sendirinya.
Anak-anak yang mempunyai kekambuhan penyakit-penyakit otitis media mungkin
dirujuk pada otolaryngologist (dokter THT). Sebagai tambahan, jika seorang anak
mempunyai gendang telinga yang menonjol dan mengalami nyeri yang parah, prosedur
untuk menusuk (membuka) gendang telinga (myringotomy) mungkin direkomendasikan
untuk menghilangkan nanah. Gendang telinga biasanya sembuh dalam satu minggu.
KOMPLIKASI
16 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Sebelum ada antibiotik, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses
subperiosteal sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak).
Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara kronik dari
satu atau dua telinga. Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi
menjadi sangat umum. Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan
mengeringkannya selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.
Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
permanen. Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran
anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.
Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah
selama 3 bulan atau lebih. Sekarang semua jenis komplikasi tersebut biasanya didapat pada
OMSK.
PENCEGAHAN
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:
Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak
Pemberian ASI minimal selama 6 bulan
Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring
Penghindaran pajanan terhadap asap rokok
RUJUKAN
Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah:
Anak dengan episode OMA yang sering, yaitu lebih dari 4 episode dalam 6 bulan.
Sumber lain menyatakan lebih dari 3 kali dalam 6 bulan atau lebih dari 4 kali dalam
satu tahun.
Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga, atau
berlubangnya gendang telinga
Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf wajah atau
mastoiditis
17 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
Anak dengan kelainan kraniofasial, sindrom Down, sumbing, atau dengan
keterlambatan bicara
OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap 2 antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Soepardi, Prof. Dr. Efiaty, Sp.THT, Iskandar, Prof. Dr. Nurbaiti, Sp.THT, dkk.
2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi
Keenam. Balai penerbit FKUI: Jakarta.
http://www.geocities.com/kliniktehate /penyakit-telinga/otitis-media-akut.htm
http://www.nidcd. nih.gov/health/hearing/otitism.asp
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/ imagepages/1092.htm
http://www.totalkesehatananda.com/otitismedia3.html
18 Ati Rachmawati (1102006050)
STATUS MINI-CEX THT 2011
http://www.prodigy.nhs.uk/guidance
19 Ati Rachmawati (1102006050)