ex makalah

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis bukan hanya sekadar keterampilan merangkai kata-kata menjadikan kalimat, merangkai kalimat untuk dijadikan sebuah paragraf, dan merangkai paragraf untuk dijadikan sebuah karangan, tetapi kegiatan menulis menuangkan perasaan, gagasan dan untuk menyampaikan pesan. Dalam menulis kemampuan ini sangat penting dimiliki oleh siswa, karena kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keseluruhan proses belajar bagi siswa selama menuntut ilmu dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi ( Wiyanto, 2004:2). Oleh karena itu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap peserta didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu peserta didik. Sehubungan dengan hal itu guru perlu membekali peserta didiknya dengan kepribadian, kemampuan, dan keterampilan dasar menulis yang cukup sebagai bekal untuk mereka kembangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran.

Upload: awank-jiee

Post on 27-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah kecil

TRANSCRIPT

Page 1: Ex Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan menulis bukan hanya sekadar keterampilan merangkai kata-kata

menjadikan kalimat, merangkai kalimat untuk dijadikan sebuah paragraf, dan merangkai

paragraf untuk dijadikan sebuah karangan, tetapi kegiatan menulis menuangkan perasaan,

gagasan dan untuk menyampaikan pesan. Dalam menulis kemampuan ini sangat penting

dimiliki oleh siswa, karena kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam

keseluruhan proses belajar bagi siswa selama menuntut ilmu dari tingkat Sekolah Dasar

sampai Perguruan Tinggi ( Wiyanto, 2004:2). Oleh karena itu, dalam melaksanakan

pembelajaran, guru harus berupaya mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap peserta didik, sebab ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu

peserta didik.

Sehubungan dengan hal itu guru perlu membekali peserta didiknya dengan

kepribadian, kemampuan, dan keterampilan dasar menulis yang cukup sebagai bekal untuk

mereka kembangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Masalah bahasa dalam

dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia

menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah.

Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian

keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari

pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Menurut Tarigan, dalam Muchlisoh (1996: 257). Ada empat aspek keterampilan berbahasa

yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening

skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading

skills); dan (4) keterampilan menulis (writting skills), dan keempat keterampilan tersebut

saling berhubungan satu sama lain.

Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah yang

memegang peranan penting ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan salah satu

kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan, mulai tingkat prasekolah

hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah satu dari 4 keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai dengan baik oleh siswa. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis tidak

hanya diperlukan dalam belajar bahasa, tetapi juga dalam pembelajaran lain. Oleh sebab itu,

Page 2: Ex Makalah

pelajaran menulis tidak boleh di abaikan, dengan kata lain harus mendapatkan perhatian sejak

dini, agar siswa mempunyai kebiasaan dan keterampilan menulis dengan baik, maka menulis

sangat penting dalam pendidikan, terutama untuk memudahkan siswa untuk berfikir,

mendalami daya tangkap atau persepsi dalam mencegah masalah yang dihadapi, dan

menyusun pengalaman ( Tarigan, 1986:22).

Menurut Semi ( 2003 :47) wacana argumentasi merupakan karangan atau tulisan yang

bertujuan menyakinkan untuk membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau

pernyataan penulis. Hal ini berarti bahwa menulis argumentasi adalah salah satu jenis

karangan yang sifatnya meyakinkan. Tujuan yang paling menonjol dalam tulisan argumentasi

adalah menyakinkan orang lain dengan jalan memberikan pembuktian, alasan, serta ulasan

secara objektif dan menyakinkan. Menulis argumentasi merupakan kompetensi menulis yang

sudah ada dan dimulai di jenjang Sekolah Dasar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa wacana argumentasi adalah salah satu bentuk retorika

yang bertujuan menyakinkan, membujuk, mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar

percaya tentang kebenaran pendapat dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang

diinginkan penulis. Sehubungan dengan itu kemampuan menulis argumentasi harus

ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Apabila kemampuan

menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran atau

gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin berkurang atau tidak berkembang.

Untuk mencapainya dibutuhkan kesungguhan-kesungguhan kemauan keras, bahkan

dengan belajar sungguh-sungguh. Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa

meningkatkan kemampuan menulis akan mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan melatih

kemahiran. Pada kenyataan di lapangan, yaitu kemampuan menulis siswa kelas VII SMP N 1

Batang Kapas pada tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah. Dari hasil observasi yang

dilakukan di kelas VII SMP N 1 Batang Kapas, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

menulis argumentasi masih kurang inovatif sehingga mengakibatkan kemampuan menulis

argumentasi siswa menjadi rendah. Hal ini ditandai dengan adanya siswa kurang

bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai kemauan yang keras dalam berkemampuan

menulis argumentasi.

Metode adalah cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai

tujuan tertentu. Metode merupakan cara pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu

tujuan pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu

mengoptimalkan hasil belajar adalah metode investigasi kelompok yang merupakan strategi

Page 3: Ex Makalah

belajar kooperatif yang menempatkan siswa kedalam kelompok untuk melakukan investigasi

terhadap suatu topik, Tel meruvis (Slavin,1195).

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah

“Bagaimanakah penggunaan metode investigasi kelompok dalam meningkatkan kemampuan

siswa dalam menulis wacana argumentasi?”

Alternatif tindakan:

1. Memahami bentuk wacana argumentasi melalui contoh.

2. Menyusun peta pikiran wacana argumentasi sesuai dengan topik yang ditentukan.

3. Mengembangkan karangan sesuai dengan metode investigasi kelompok.

4. Memeriksa dan mengomentari hasil karangan siswa sesuai dengan kesalahannya.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis wacana argumentasi dengan

metode investigasi kelompok pada siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas Tahun

Pelajaran 2011/2012.

2. Meningkatkan kemampuan menulis wacana argumentasi Batang Kapas dengan

metode investigasi kelompok pada siswa kelas VII SMP N 1 Tahun Pelajaran

2011/2012.

D. manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Digunakan sebagai metode investigasi kelompok pelajaran bahasa Indonesia yang

berkaitan dengan materi menulis wacana argumentasi, dan menambah wawasan baru

pengembangan teori menulis wacana argumentasi dengan metode investigasi kelmpok.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis wacana argumentasi.

Page 4: Ex Makalah

a. Meningkatnya motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis wacana

argumentasi.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya profesionalisme guru.

2) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan metode investigasi

kelompok (Gruop Investigation) dalam pembelajaran menulis argumentasi

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan

materi menulis narasi pada siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran menulis narasi baik proses maupun hasil

dalam pelajaran bahasa Indonesia.

2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta

kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.

Page 5: Ex Makalah

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

Berkaitan dengan masalah penelitian, teori yang akan diuraikan adalah teori yang

berkaitan dengan permasalahan tersebut. Teori yang dimaksud yaitu (1) hakikat kemampuan

menulis wacana argumentasi; (2) hakikat metode investigasi kelompok.

1. Hakikat kemampuan menulis wacana agumentasi

a. Pengertian kemampuan

Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai suatu

keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir, hasil latihan, atau praktek dan digunakan untuk

mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui tindakannya. Kemampuan awal siswa adalah

prasarat yang diperlukan siswa utuk mengikuti proses belajar mengajar yang akan diikuti

selanjutnya. Kemampuan awal siswa dapat dijadikan titik tolak untuk membekali siswa agar

dapat mengembangkan kemampuan baru. Menurut Robbins, menyatakan bahwa kemampuan

terdiri dari dua faktor, yaitu:

1) Kemampuan intelektual (intelectual ability) merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang dalam melakukan aktivitas secara mental.

2) Kemampuan fisik (physical intellectual) merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang dalam melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan

karakteristik fisik.

b. Pengertian menulis

Menulis adalah menemukan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran

grafik itu (Tarigan dalam Muchlisoh, 1993:233). Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu

kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat

medianya (Suparno dan M. Yunus dalam St.Y. Slamet, 2007:96).

Menurut Tarigan (1986:3) menulis merupakan kegiatan berbahsa yang produktif dan

ekspresif. Dalam kegiatan menulis seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,

Page 6: Ex Makalah

struktur bahasa dan dan kosa kata. Lebih lanjut Tarigan (1986:21)menyatakan bahwa menulis

adalah menurunkan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut kalu

mereka memahami bahasa dan ganbaran grafik itu,. Gambaran atau lukisan akan dapat

menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan bahasa.

Sedangkan menurut Keraf (1992:100) kemampuan menulis dalah kemampuan yang

menggunakan unsur-unsur bahasa, menyusun bentuk karangan, kemampuan menggunakan

gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan, dan tanda baca. Jadi berdasarkan pendapat di atas

menulis merupakan sesuatu yang menggunakan kemampuan unsur-unsur bahasa dengan

memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat didefinisikan menulis adalah serangkaian

proses kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya ke

dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi dari gagasan yang disampaikan.

Dengan kata lain bahwa menulis merupakan serangkaian kegiatan yang akan melahirkan

pikiran dan perasaan melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca.

Adapun unsur-unsur menulis dan manfaat menulis dapat dijelaskan di bawah ini:

1) Unsur-unsur Menulis

Sedangkan menurut David P. Haris dalam St.Y. Slamet (2007:108) proses menulis

sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu (1) isi karangan, (2) bentuk karangan, (3)

tata bahasa, (4) gaya, (5) ejaan dan tanda baca. Isi karangan adalah gagasan dari penulis yang

akan dikemukakan. Bentuk karangan merupakan susunan atau penyajian isi karangan. Tata

bahasa adalah kaidah-kaidah bahasa termasuk di dalamnya pola-pola kalimat. Gaya

merupakan pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu terhadap karangan itu.

Ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan lambang-lambang bahasa

tertulis.

Dalam membuat sebuah tulisan, diperlukan beberapa unsur yang harus diperhatikan.

Menurut The Liang Gie (1992:17-18), unsur menulis terdiri atas gagasan, tuturan (narasi,

deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi), tatanan, dan wahana. Dari uraian di atas

dapat diketahui bahwa unsur-unsur menulis terdiri atas pengungkapkan gagasan, tuturan yang

digunakan penulis dalam menyampaikan tulisannya, tatanan dalam penulisan, dan wahana

yang berupa kosakata, serta ejaan dan tanda baca.

Page 7: Ex Makalah

2) Manfaat Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang dapat

diterapkan oleh penulis itu sendiri. Misalnya untuk mengembangkan topik tersebut, penulis

harus berpikir, menggali pengetahuan dan pengalamannya. Menulis akan mengetahui sampai

dimana pengetahuannya tentang suatu topik atau bahan yang akan dibuat tulisan. Melalui

menulis seseorang akan mampu mengenali potensi yang dimilikinya.

Menulis akan mengetahui sampai dimana pengetahuannya tentang suatu topik atau

bahan yang akan dibuat tulisan. Untuk mengembangkan topik tersebut, penulis harus

berpikir, menggali pengetahuan dan pengalamannya. Keterampilan menulis akan sangat

berguna bagi setiap orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, perkuliahan,

akademik, dan sebagainya. Oleh sebab itu, kemampuan dalam menulis dapat dianggap

sebagai suatu kecakapan hidup bagi seseorang.

c. Jenis-jenis Tulisan

Menurut Ary Kristiyani, M. Hum jenis-jenis tulisan terbagi atas:

A. Berdasarkan ragamnya

1. Faktawi

a. tulisan ilmiah, b. informatif/ilmiah populer

2. Khayali

B. Berdasarkan kadar keilmiahan

1) Ilmiah murni

Memiliki tujuan tertentu dan bersifat akademis.

Jangkauan pembacanya terbatas pada kaum ilmuwan/akademisi.

2) Ilmiah populer

Konsumsi masyarakat umum

Tema-tema yang diangkat yang mudah dipahami secara umum, misalnya

kesehatan, kecantikan, politik, dsb.

Page 8: Ex Makalah

(1)Jenis-jenis tulisan ilmiah murni

. a. Makalah

Makalah kerja

Makalah tugas

Makalah penelitian

b. Naskah publikasi

Berupa makalah yang sudah diperbaharui, prosiding seminar, artikel ilmiah.

c. Laporan akhir dibuat untuk tujuan akademis

(2)Jenis tulisan informatif atau ilmiah populer

1. Esai

2. Tajuk Rencana

3. Opini

4. Feature

5. Resensi Buku

6. Ulasan

Esai

Berisi kupasan terhadap suatu masalah, baik persoalan berkaitan dengan ilmu,

teknologi, maupun seni. Dapat juga berisi prosa (karangan bebas) singkat yang

mengekspresikan opini penulis tentang subjek tertentu.

Bagian esai

a. pendahuluan (tesis)

b. isi (menyajikan seluruh informasi tentang subjek)

c. kesimpulan

Skema esai

Page 9: Ex Makalah

Tesis konteks

isi masalah

solusi

kesimpulan

a. Tipe-tipe esai

Esai deskriptif

Memaparkan subjek dan membuat kesan tertentu terhadap subjek.

Esai ekspositori

Menjelaskan subjek dengan disertai perbandingan dua hal, mengidentifikasi

hubungan sebab akibat/mengklasifikasi.

Esai naratif

Penggambaran ide dengan bertutur tentang suatu kejadian yang disusun

berdasarkan urutan waktu.

Esai persuasif

Usaha mengubah pikiran dan perilaku pembaca atau memotivasi agar ikut serta dalam

suatu tindakan.

Esai dokumentatif

Berisi informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah institusi atau otoritas tertentu.

d. Hakikat wacana argumentasi

Menurut Keraf (1992:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha

untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan

akhirnyabertindak dengan apa yang diinginkan penulis atau pembaca. Sedangkan Semi

(2003:47) berpendapat bahwa argumentasi adalah karangan atau tulisan yang bertujuan yang

Page 10: Ex Makalah

menyakinkan untuk membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis.

Misalnya menunjukkan contoh-contoh, membuat sebab akibat dengan analogi. Tujuan yang

paling menonjol dalam tulisan argumentasi adalah menyakinkan orang lain dengan jalan

memberikan pembuktian, alasan, serta ulasan secara objektif dan menyakinkan.

Argumentasi merupakan suatu bentuk karangan yang mengungkapakn ide, gagasan,

atau kosep pikiran yang disertai dengan alasan, bukti, dan contoh. Ada suatu cara yang

dipakai agar pembaca membenarkan pendapat yang dikemukakan, yakni disampaikan

dengan logis kritis, menjauhkan emosi dan subjektivitas dan mampumemilih fakta sesuai

dengan tujuan. Biasanya, kesimpulan yang ditampilkan, ringkasan terhadap hal yang

disampaikan.

Jadi berdasarkan pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa argumentasi adalah suatu

bentul retorika yang bertrujuan yang menyakinkan, membujuk, mempengaruhi sikap dan

pendapat pembaca agar percaya tentang kebenaran pendapat dan akhirnya bertindak sesuai

dengan apa yang diinginkan penulis.

1. Ciri-ciri wacana argumentasi

Menurut Keraf, (1992:11) ciri penanda karangan atau wacana argumentasi adalah

pertama, bertujuan menyakinkan orang lain dengan jalan memberikan pembuktian. Kedua,

berusaha memberikan atau membuktikan kebenara suatu pernyataan atau pokok persoalan.

Maksudnya untuk membuktikan kebenaran yang terkandunag dalam suatu pernyataan atau

pokok persoalan, harus dicari atau diuji fakta-fakta yang dijadikan landasan yang dijadikan

landasan untuk menyusun pernyataan atau pokok persoalan. Ketiga fakta yang ditampilkan

merupakan bahan pembuktian. Maksudnya fakta yang diajukan belum memuaskan seseorang

pengarang atau penulis. Untuk menyakinkan diri sendiri dan pembaca, maka pengarang

merasa perlu untuk mengadakan observasi untu mencek data dan informasi. Keempat,

mengubah pendapat pembaca. Maksudnya dengan menyalurkan fakta-fakta, bukti-bukti, dan

alsan yang kuat maka mereka percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan

penulis.

Sedangkan Semi menyatakan (2003:48) ciri penanda argumentasi adalah pertama,

menyakinkan orang lain. Kedua, berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan pokok

persoalan. Ketiga, mengubah pendapat pembaca. Keempat, fakta yang ditampilkan

Page 11: Ex Makalah

merupakan bahan pembuktian. Kelima, penutup argumentasi menyimpulkan apa yang telah

diuraikan sebelumnya.

2. Langkah-langkah dalam wacana Argumentasi

Menurut Semi (2003:48) dalam menyusun tulisan argumentasi harus diperhatikan hal-

hal berikut:( a) mengumpulkan fakta dan data,(b) menentukan sikap dan posisi kita, (c)

mengatakan pada bagian awal atau pengantartentang sikap kita, dengan paragraf singkat dan

jelas, (d) mengembangkan penawaran kita dengan urutan dan kaitan yang jelas, (e) menguji

argumen dengan jalan mencoba menggadaika diri kita berada pada posisi kontras, (f)

menghindari menggunakan istilah yang menimbulkan prasangka atau melemahkan

argumentasi, (g) kita sebagai penulis harus menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan

yang akan diargumentasikan.

3) Pembelajaran Menulis wacana argumentasi di SMP

Kemampuan menulis siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Oleh sebab itu pembelajaran menulis mempunyai kedudukan

yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah. Keterampilan menulis

merupakan salah bentuk keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa, disamping

keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca, baik selama mereka masih sekolah

maupun dalam kehidupannya nanti di masyarakat.

,

4) Penilaian Menulis wacana argumentasi

Penilaian akan mendapatkan hasil yang baik jika aspek-aspek yang dinilai dalam

tulisan disajikan secara lebih rinci. Tes kebahasaan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh

guru dalam pembelajaran bahasa. Melalui penilaian tersebut akan dapat diketahui hasil

belajar siswa secara objektif. Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan

ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembanagan paragraf,

pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (St.Y. slamet, 2008: 209).

Page 12: Ex Makalah

Sehubungan dengan itu menurut Zaini Machmoed dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:

305) menyatakan bahwa kategori kategori pokok dalam mengarang meliputi: (1) kualitas dan

ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik:

tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon efektif guru

terhadap karya tulis.

Sejalan dengan hal tersebut Harris dan Amran dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:

306) mengemukakan bahwa unsur-unsur mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan

yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style

(gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari kedua

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam mengarang yang dinilai

adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti dengan organisasi, gaya

bahasa, ejaan, dan tanda baca. Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur

utama dan terpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur yang

lain.

Kemampuan menulis argumentasi yang dimiliki siswa kelas VII SMP N 1 Batang

Kapas merupakan hal yang akan ditindak lanjuti dalam penelitian ini. Oleh karena itu dalam

penelitian ini diharapakan siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis, terutama dalam

menulis wacana argumentasi.

2. Hakikat Metode investigasi kelompok

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Edward (2009: 74) bahwa metode adalah cara. Menurut St.Y. Slamet (2008:

51) metode pembelajaran bahasa adalah rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup

pemilihan, penentuan dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan. Menulis

merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam belajar menulis yang baik diperlukan

suatu metode. Dengan kata lain, metode pembelajaran adalah sebuah cara dalam

pembelajaran yang tersusun secara sistematik dan terarah yang akan mempermudahkan

dalam pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dapat diartikan juga, bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh

guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenagkan dan mendukung

bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.

Page 13: Ex Makalah

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam belajar menulis yang baik

diperlukan suatu metode. Salah satu metode yang dapat dipakai adalah metode investigasi

kelompok (group Investigation).

Metode ini merupakan strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa kedalam

kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik (Tel Aviv (Slavin, 1995).

Metode investigasi kelompok (group Investigation) menekankan pada partisipasi dan aktifitas

siswa untuk mencari informasi pelajaran yang akan dipelajari, melalui bahan-bahan yang

tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa mencari diinternet.

b. Pengertian investigasi kelompok (Group Investigation)

investigasi kelompok adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa

kedalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap sesuatu topik, Tel

Aviv(Slavin,1995). Investigasi kelompok ini menekankan pada partisipasi dan aktifitas siswa

untuk mencari informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,

misalnya dari buku pelajaran.

Safrizal (2008,http://www.jambiekspress.co.id) mengemukakan investigasi kelompok

(group Investigation)dikembangkan berdasarkan apa yang biasa berlangsung dimasyarakat,

terutama mengenai cara anggota masyarakat melakukan mekanisme sosial serangkaian

kesepakatan sosial.

c. investigasi kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor

1. Pembuatan berpusat pada siswa,

2. Pembuatan yang dilakukan membuat suasana saling bekerja sam dan berintegrasi

antar siswa dalam kelompok tanpa memandanglatar belakang ,

3. Siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunokasi,

4. Adanya motifasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari

tahap akhir pembelajaran.

d. Kegunaan metode investigasi kelompok (Group Investigation)

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat menggunakan metode investigasi

kelompok sebagai gagasan dalam kegiatan menulis. Di dalam kegiatan menulis metode

investigasi kelompok membantu siswa menyusun informasi yang telah didapatnya. Dari

Page 14: Ex Makalah

pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode investigasi kelompok

(Goup Investigation) akan memudahkan siswa dalam pembelajaran khususnya dalam menulis

argumentasi bagi siswa SMP. Melalui metode investigasi kelompok (Group Investigation)

siswa lebih mudah dalam mengorganisasikan pikirannya untuk dituangkan dalam bentuk

tulisan argumentasi.

e. Bentuk pelaksanaan model pembelajaran investigasi kelompok

1. perencanaan kelompok,

2. pelaksanaan investigasi,

3. penyajian laporan,

4. langkah-langkah dalam implementasi model pembelajaran.

f. Implementasi Metode investigasi kelompok(Group Investigation) dalam Pembelajaran

Menulis Wacana Argumentasi

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku ke arah

yang lebih baik. Dengan kata lain, bahwa proses pembelajaran adalah proses yang

berkesinambungan antara pembelajar dengan segala sesuatu yang menunjang terjadinya

perubahan tingkah laku.

Dalam mencapai proses yang berkesinambungan itulah diperlukan metode yang tepat

untuk diterapkan. Menurut HG. Tarigan (1991:7) bahwa metode apapun yang digunakan

dalam pengajaran bahasa, jelas bahwa tujuan utamanya ialah agar para siswa pembelajar

terampil atau mampu berbahasa. Metode investigasi kelompok (Group Investigation ) sangat

tepat digunakan dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi.

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) jauh lebih baik digunakan pada

menulis wacana argumentasi. Oleh karena itu, metode investigasi kelompok (Group

Investigation) sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis wacana

argumentasi.

Page 15: Ex Makalah

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa metode investigasi kelompok (Group

Investigation) dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis wacana argumentasi

dengan baik dan benar dan mengandung nilai argumennya, yaitu yang berhasil menyakinkan

orang-orang dengan membuktikan kebenarannya. Hal ini ditandai dengan prosentase yang

selalu meningkat dalam setiap siklus. Meningkatkan Kemampuan menulis wacana

argumentasi dengan metode investigasi kelompok (Group Investigation) pada Siswa Kelas

VII SMP N 1Batang Kapas Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai

kemampuan berbicara yang meningkat pada setiap siklus.

Disimpulkan bahwa metode investigasi kelompok (Group Investigation) dapat

meningkatkan kemampuan berbicara. Penelitian saya dengan penelitian ini adalah salah satu

variabel yang diteliti yaitu kemampuan berbicara, tempat penelitian di SMP N 1 Batang

Kapas N 1 Tahun Ajaran 2011/2012, penelitianya berlangsung 3 siklus, dan simpulan dari

penelitiannya adalah metode investigasi kelompok (Group Investigation) dapat meningkatkan

kemampuan berbicara siswa dan menambah wawasan bagi siswa.

C. Kerangka Berfikir

Pada kondisi awal pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis

argumentasi yang selama ini dilihat masih kurang sehingga belum menunjukan hasil yang

diharapkan. Kemampuan siswa selama ini yang terlihat masih kurang yaitu kemampuan

menulis argumentasi siswa masih rendah. Hal ini disebabkan adanya guru belum

menggunakan Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dan metode yang

digunakan guru dalam pembelajaran kurang inovatif atau masih konvensional sehingga siswa

menjadi bosan.Apabila pembelajaran tersebut dilakukan secara terus menerus akan

mengakibatkan kemampuan menulis yang dimiliki siswa semakin berkurang.

Agar kemampuan siswa dapat berkembang, maka peneliti akan melakukan suatu

penilitian tindakan kelas. Pada kondisi awal kemampuan menulis argumentasi siswa masih

rendah. Oleh karena itu diperlukan adannya suatu metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa. Diantara berbagai pendekatan dalam

pembelajaran, metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah pendekatan yang

diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis argumentasi.

Page 16: Ex Makalah

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, dalam penelitian ini diajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Dengan Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran menulis wacana argumentasi pada siswa kelas VII SMP

N 1 Batang Kapas Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dapat meningkatkan

kemampuan menulis argumentasi pada siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Page 17: Ex Makalah

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMP N 1 Batang Kapas. Tempat tersebut dipilih dengan

beberapa pertimbangan. Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek

penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. Di

samping itu tempat lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti karena letaknya dekat dengan

daerah tempat tinggal peneliti.

Sekolah ini termasuk sekolah yang uggul di Batang Kapas, selain tempatnya tidak

terasolir, tempatnya juga memiliki nilai pendidikan yang bagus, karena itu peneliti

melakukan penelitian ini di sekolah ini. Sekolah ini juga memiliki daya tarik yang bagus

misalnya dari segi keindahan yang ada pada sekolah ini.

2. Waktu Penelitian

Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan dilakukan

selama 6 bulan, yakni mulai bulan Januari sampai dengan juni 2013. Tahap perencanaan akan

dilaksanakan pada Juni, tahap analisis data dimulai pada bulan Maret dan April, dan yang

terakhir yaitu penyusunan laporan akan dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas Tahun Pelajaran

2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil dengan jumlah 35 siswa, yang

terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas. Oleh karena itu, penelitian

tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya

untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Dari namanya sudah menunjukkan

isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam

kelas (Suharsimi Arikunto, 2008:2) Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang

Page 18: Ex Makalah

reflektif. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru

dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah

tersebut. Setelah itu masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan

terukur.

Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008:73), bahwa PTK dilaksanakan dalam

bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (a)

perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi. Prinsip utama dalam PTK adalah

pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil

yang ditetapkan.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan sebagai

berikut:

a. Tahap persiapan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Mempersiapkan instrument penelitian

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar kompetensi

dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran

sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti

kegiatan pemantauan.

c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan

menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap

interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan

interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan

bagian yang telah mencapai tujuan penelitian intervensi telah menghasilkan

perubahan secara signifikan.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji berupa

informasi tentang kemampuan siswa dalam menulis narasi dalam pembelajaran bahasa

Page 19: Ex Makalah

Indonesia. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber data yang

akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari narasumber yang terdiri dari siswa kelas VII SMP N 1 Batang

Kapas.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia pada

pokok bahasan menulis argumentasi dengan metode investigasi kelompok (Group

Investigation).

3. Arsip atau dokumen, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, hasil pekerjaan mengarang narasi siswa, dan buku penilaian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi pengamatan

(observasi), kajian dokumen, dan tes yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi berperan serta secara pasif. Observasi

ini dilakukan oleh guru kelas VII SMP N 1 Batang Kapas dan peneliti dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Observasi terhadap guru SMP N 1 Batang Kapas difokuskan pada kegiatan guru

dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan menulis

argumentasi. Menurut H.B. Sutopo (2006:75) teknik observasi digunakan untuk menggali

data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan

benda, serta rekaman gambar.

Dalam teknik observasi ini dapat dibagi menjadi (1) tak berperan sama sekali, (2)

observasi berperan yang terdiri dari (a) berperan pasif, (b) berperan aktif, dan (c) berperan

penuh (Spradley dalam H.B. Sutopo, 2006: 75). Observasi terhadap kinerja juga diarahkan

pada kegiatan guru kelas VII SMP N 1 Batang Kapas dalam menjelaskan pelajaran,

memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas,

memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Sementara itu observasi terhadap siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas difokuskan pada

tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

Page 20: Ex Makalah

2. Kajian Dokumentasi

Kajian dokumen digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa

Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, hasil ulangan dan nilai

yang diberikan oleh guru, dan nama responden penelitian pada siswa kelas VII SMP N 1

Batang Kapas. Selain itu, saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang

berupa foto dan video. Teknik mencatat dokumen ini oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2006:81)

disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan penelitiannya

3. Tes

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau pada saat

pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas.

Menurut Zainal Arifin dalam Agus Suriamiharja (1997:5) tes adalah suatu teknik atau cara

dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik atau siswa, kemudian

pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik atau siswa tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat yang digunakan

untuk mengukur sesuatu.

Tes yang diberikan kepada siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas berupa tes uraian

dalam bentuk tulisan atau karangan argumentasi yang harus diselesaikan oleh siswa.

Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa

kelas VII SMP N 1 Batang Kapas setelah kegiatan pemberian tindakan.

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya

sehingga data tersebut bisa dipertanggung jawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang

kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas adalah

teknik triangulasi. Menurut Patton St.Y. Slamet (2007:54) menyatakan bahwa teknik

triangulasi dibagi menjadi empat macam, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti,

(3) triangulasi metodologis, dan (4) triangulasi teoritis. Berdasarkan pendapat diatas, dalam

penelitian ini digunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang

dimaksud kedua hal tersebut adalah:

Page 21: Ex Makalah

1. Triangulasi data

Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan

diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber

yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data perbandingan nilai mata

pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis dari guru kelas VII SMP N 1 Batang Kapas.

Untuk menggali data yang sejenis bisa diperoleh dari narasumber (manusia), dari kondisi

lokasi, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku warga masyarakat atau dari sumber yang

berupa catatan atau arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu bahwa peneliti mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Dari beberapa data yang diperoleh

lewat teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat

ditarik kesimpulan agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya. Peneliti menggunakan

metode pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dan

partisipasi siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas kemudian diuji dengan pengumpulan data

sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran menulis

argumentasi di kelas VII SMP N 1 Batang Kapas.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis

dan interaktif. Teknik analisis kritis bertujuan untuk mengungkap kekurangan dan kelebihan

kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajardi kelas selama penelitian berlangsung.

Hal ini dilakukan berdasarkan kreteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun

dari ketentuan yang ada.Adapun teknik analisis kedua yang dipergunakan, yaitu teknik

analisis interaktif.

Menurut Iskandar (2008: 222) dalam proses analisis data interaktif ada tiga langkah

yang harus dilakukan oleh peneliti. Tiga langkah tersebut adalah (1) reduksi data; (2)

penyajian data; dan (3) penarikan simpulan atau verivikasi. Secara diagramatik, proses siklus

pengumpulan data dan anlisis data sampai pada tahap penyajian hasil penelitian, serta

pengambilan kesimpulan, seperti gambar 4 di bawah ini:

Page 22: Ex Makalah

Gambar 4. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara Interaktif

(Sumber: Iskandar, 2008: 222)

Berkaitan dengan keterampilan menulis argumentasi siswa, analisis interaktif

merupakan kegiatan menulis argumentasi siswa yang dilakukan pada survei awal. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan menulis argumentasi siswa. Setelah

kondisi awal diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk memecahkan masalah.

Setiap akhir siklus dianalisis kekurangan dan kelebihannya sehingga dapat diketahui

peningkatan keterampilan menulis narasi siswa pada setiap siklusnya.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir.

Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir

yang dikembangkan oleh Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 104). Prosedur penelitian

mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan

tindakan (action); (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan

(observation and evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai

perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Prosedur yang

diterapkan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tindakan Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini

adalah:

a. Menentukan pokok bahasan

Penyediaandata

Display data

Reduksidata

DataCollection

Page 23: Ex Makalah

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode

investigation (Group Investigation) Mengembangkan skenario pembelajaran

c. Menyiapkan sumber belajar

d. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung

e. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Awal

a. Berdoa

b. Presensi

c. Guru mengkondisikan siswa.

d. Apersepsi:

- Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.

- Guru dan siswa tanya jawab tentang karangan

Kegiatan Inti

a) Siswa dan guru bertanya jawab tentang langkah-langkah mengarang.

b) Guru menjelaskan cara membuat kerangka karangan.

c) Guru memberikan penjelasan tentang karangan argumentasi

a) Guru menjelaskan penggunaan peta pikiran (Group Investigation) dalam

karangan argumentasi Siswa (secara individu) menuliskan karangan

berdasarkan metode investigation (Investigation) Siswa dan guru

menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran.

b) Guru menutup pelajaran.

3) Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin

dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

4) Tahap Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan

tindakan siklus I.

2. Tindakan Siklus II

1) Tahap Perencanaan Tindakan

a. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah

b. Menentukan pokok bahasan

Page 24: Ex Makalah

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan metode

investigasi kelompok (Group Investigation) Mengembangkan skenario

pembelajaran

d. Menyiapkan sumber belajar

e. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

f. Tahap pelaksanaan Tindakan

a) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

b) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode investigasi kelompok

(Group Investigation) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran.

c) Memantau perkembangan kemampuan menulis argumentasi dengan

metode investigasi kelompok(Group investigation)

2) Tahap Observasi, tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin-poin

dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti.

3) Tahap Refleksi, hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pemgamatan

dan penilaian hasil kemampuan menulis narasi siswa kemudian dianalisis.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini tertera pada gambar 5 berikut ini:

Gambar 5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto,

Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)

Refleksi

Perencanaan

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Pengamatan

SIKLUS II

Page 25: Ex Makalah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N1 Batang Kapas . Letak secara geografis SMP N

1 Batang Kapas terletak di Batang Kapas Pesisir Selatan, Sekolah ini berdiri sejak tanggal 2

Januari 1981 . Sekolah ini memiliki ruang kelas yang menunjang untuk terlaksananya proses

pembelajaran. Di dalam SMP ini terdapat beberapa gedung yang terdiri dari 10 ruang kelas,

ruang Kepala Sekolah, ruang guru, perpustakaan, UKS, mushola, rumah penjaga, gudang,

kantin sekolah, dan 6 kamar mandi.

Sementara itu proses pembelajarannya memanfaatkan fasilitas BSE, alat peraga

sederhana, alat olahraga, dan buku perpustakaan. Selain perpustakaan digunakan sebagai

tempat membaca buku, di perpustakaan SMP N 1 Batang Kapas juga disediakan 20 komputer

untuk siswa. Komputer tersebut digunakan secara bergantian, karena di SMP N 1 Batang

Kapas dan sudah memilki fasilitas laboratorium komputer. Hal ini merupakan salah satu

usaha sekolah untuk meningkatkan pengetahuan serta informasi siswa. Dengan adanya

fasilitas yang ada di perpustakaan ini diharapkan siswa dapat belajar dan mengikuti

perkembangan teknologi saat ini.

B. Deskripsi Awal Tindakan

Kelas yang digunakan penelitian adalah kelas VII yang terdiri dari 15 siswa laki-laki

dan 20 siswa perempuan dengan guru kelas yang bernama Ibu Sufni S.Pd. Kegiatan awal

yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan

sebenarnya serta mencari informasi dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah

dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kelas VII.

Setelah peneliti melakukan pendekatan dengan guru kelas VII dan mengamati keadaan siswa

melalui observasi pembelajaran di kelas, peneliti mengetahui bahwa pembelajaran Bahasa

Indonesia khususnya pada kompetensi menulis dirasa sulit bagi siswa.

Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis masih belum

mencapai KKM. kemampuan siswa dalam kompetensi menulis khususnya menulis

argumentasi masih rendah. Rendahnya kemampuan menulis siswa khususnya menulis

argumentasi menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada pokok aspek menulis argumentasi. Berikut adalah hasil tes awal kemampuan

menulis arguntasi siswa kelas VII ditujukkan pada tabel 4 berikut ini:

Page 26: Ex Makalah

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa kelas

VII SMP N 1 Batang Kapas pada Kondisi Awal

No IntervalNilai

Frekuensi(fi)

Nilai Tengah (xi)

fi xi Prosentase(%)

Keteranagan

1

2

3

4

5

6

Jumlah

Nilai Rata-rata =Ketuntasan Klasikal =

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis argumentasi dengan mengadakan penelitian di kelas VII

SMP N 1 Batang Kapas yang menggunakan metode invstigasi kelompok (Group

Investigation) pada pelajaran Bahasa Indonesia pokok materi menulis argumentasi. Hal ini

bertujuan untuk membantu siswa yang masih memiliki kemampuan menulis yang masih

rendah, selain itu agar lebih meningkatkan proses pembelajaran sehingga hasil

pembelajarannya lebih memuaskan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali petemuan (4 × 35 menit) selama 1

minggu pada tanggal 22 Februari dan 25 April 2010. Adapun tahapan-tahapan yang di

lakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada perencanaan ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran Bahasa

Indonesia yang dilaksanakan di kelas VII untuk mengetahui model pembelajaran yang

dilakukan guru, serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yang di laksanakan. Di

samping itu mencatat hasil belajar siswa berupa nilai formatif mata pelajaran Bahasa

Indonesia pada pokok kemampuan menulis.

Page 27: Ex Makalah

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

investigasi kelompok (Group Investigation) dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah disusun.

c. Observasi

Pada tahap observasi dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode investigasi kelompok (Group Iinvestigation) dilaksanakan

dengan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi diarahkan pada poin-poin

dalam pedoman yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan guru kelas. Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Bahasa

Indonesia pada kemampuan menulis narasi kelas VII dengan menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan

metode investigasi kelompok (Group Investigation) dapat menghasilkan perubahan pada

hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VII SMP N 1 Batang Kapas. Oleh karena itu

pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas atau partisipasi dalam proses pembelajaran,

namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana

kelas pada setiap pertemuan.

d. RefleksiSetelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui observasi

dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui kendala

sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang

dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan pada siklus I belum menunjukkan

perubahan yang berarti, baik pada keaktifan siswa selama belajar maupun pada pencapaian

hasil belajar kemampuan menulis narasi.

Page 28: Ex Makalah

BAB V

SIMPULAN DAN SARA

A. Kesimpulan

Kesimpulan Kemampuan menulis siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh sebab itu pembelajaran menulis mempunyai

kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah. Keterampilan

menulis merupakan salah bentuk keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa,

disamping keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca, baik selama mereka masih

sekolah maupun dalam kehidupannya nanti di masyarakat.

Penilaian akan mendapatkan hasil yang baik jika aspek-aspek yang dinilai dalam

tulisan disajikan secara lebih rinci. Tes kebahasaan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh

guru dalam pembelajaran bahasa. Melalui penilaian tersebut akan dapat diketahui hasil

belajar siswa secara objektif. Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan

ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembanagan paragraf,

pengolahan gagasan dan pengembangan model karangan (St.Y. slamet, 2008: 209).

Sehubungan dengan itu menurut Zaini Machmoed dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:

305) menyatakan bahwa kategori kategori pokok dalam mengarang meliputi: (1) kualitas dan

ruang lingkup isi, (2) organisasi dan penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik:

tata bahasa, ejaan, tanda baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon efektif guru

terhadap karya tulis.

Sejalan dengan hal tersebut Harris dan Amran dalam Burhan Nurgiyantoro (2009:

306) mengemukakan bahwa unsur-unsur mengarang yang dinilai adalah content (isi, gagasan

yang dikemukakan), form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style

(gaya: pilihan struktur dan kosa kata), dan mechanics (ejaan). Apabila dilihat dari kedua

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur utama dalam mengarang yang dinilai

adalah kualitas isi karangan yang selanjutnya diikuti dengan organisasi, gayabahasa, ejaan,

tanda baca. Oleh karena itu, pembobotan atau skor penilaian untuk unsur utama dan

terpenting ini memiliki porsi lebih besar bila dibandingkan dengan unsur yang lain.

Penggunaan metode investigasi kelompok dalam penulisan wacana argumentasi dapat

membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam pembuatan wacana

argumentasi,dan menambah wawasan siswa siswa tentang pembuatan wacana argumentasi.

Page 29: Ex Makalah

Dalam metode investigasi kelompok juga bisa meningkatkankan motifasi siswa dalam proses

pembelajara.

B. Saran

1. Guru harus lebih harus mengintensifkan lagi latihan-latihan dalam penulisan wacana

argumentasi.

2. Penyusunan metode investigasi dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam

proses pembelajran.

3. Penyusunan metode investigasi kelompok sangat membantu siswa dalam meningkatkan

wawasan siswa.

4. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan penggunaan teknik-teknik lain yang diharapkan

dapat membantu siswa meningkatkan kemampuannya dalam menulis wacana argumentasi.

Page 30: Ex Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Ramadansyah. 2010. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Indonesia.

Padang : Dian Aksara Press.

Safrizal (2008,http://www.jambiekspress.co.id)

Lampiran 6 lembar kegiatan Aktifitas Guru

Lampiran 3 Lembar Kegiatan Aktifitas Guru

Lampiran 5 Contoh-contoh Peta Konsep

Page 31: Ex Makalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI

DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK

SISWA KELAS V11 SMP N 1 BATANG KAPAS

NAMA : TUTI ELVIMA ROZA

NPM : 10080104

SESI : C

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2012