pemeriksaan tht

26
PENUNTUN CARA PEMERIKSAAN PENUNTUN CARA PEMERIKSAAN TELINGA-HIDUNG-TENGGOROKAN TELINGA-HIDUNG-TENGGOROKAN Oleh: Oleh: Dr. I.O. Palandeng Dr. I.O. Palandeng Bagian THT-KL Bagian THT-KL Fakultas Kedokteran Unsrat Fakultas Kedokteran Unsrat RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

Upload: rizky-rezaldi-syahrullah

Post on 16-Jan-2016

162 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

THT

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Tht

PENUNTUN CARA PEMERIKSAAN PENUNTUN CARA PEMERIKSAAN TELINGA-HIDUNG-TENGGOROKANTELINGA-HIDUNG-TENGGOROKAN

Oleh:Oleh:

Dr. I.O. Palandeng Dr. I.O. Palandeng

Bagian THT-KLBagian THT-KL

Fakultas Kedokteran UnsratFakultas Kedokteran Unsrat

RSU Prof. Dr. R.D. Kandou ManadoRSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

Page 2: Pemeriksaan Tht

Pemeriksaan TelingaPemeriksaan Telinga

Yang diperiksa bgn luar telinga : auriculum, MAE, Yang diperiksa bgn luar telinga : auriculum, MAE, M.tympani bgn luar.M.tympani bgn luar.

AURICULUM, tdd: bgn bertulang rawan, bgn tdk AURICULUM, tdd: bgn bertulang rawan, bgn tdk bertulang rawan, helix dan antihelix, tragus, antitragus, bertulang rawan, helix dan antihelix, tragus, antitragus, concha,sulcus retroauricular.concha,sulcus retroauricular.

Anatomi abnormal :Anatomi abnormal :- kongenital:fistula auris kong, microtia- kongenital:fistula auris kong, microtia- acquisita: trauma, radang, sikatriks,bloemkool ear- acquisita: trauma, radang, sikatriks,bloemkool ear- penykt: erisipelas, dermatitis sekunder, - penykt: erisipelas, dermatitis sekunder, perikondritis, herpes zoozter otikus, othematoma.perikondritis, herpes zoozter otikus, othematoma.

Page 3: Pemeriksaan Tht

MAE, ad/ saluran tdk lurus, membentuk sudut MAE, ad/ saluran tdk lurus, membentuk sudut tumpul ke anteroinferior.tumpul ke anteroinferior.

Lumen MAE, terbagi ke dlm 2 bgn :Lumen MAE, terbagi ke dlm 2 bgn :– Bgn lateral : pars cartilago, berambut, Bgn lateral : pars cartilago, berambut,

mempunyai kelenjar sebacea dan serumen, mempunyai kelenjar sebacea dan serumen, cartilago.cartilago.

– Bgn medial: pars osseus bgn dr os Bgn medial: pars osseus bgn dr os temporal, tidak berambut, tdpt penyempitan temporal, tidak berambut, tdpt penyempitan yang dsbt isthmus, tdk mobile thdp sekitar.yang dsbt isthmus, tdk mobile thdp sekitar.

KelainanKelainan22: : – atresiaatresia - stenosis- stenosis– cerumen obturanscerumen obturans - corpus alienum- corpus alienum– radangradang - tumor- tumor

Page 4: Pemeriksaan Tht

45%

15%

5%

35%

Membran Timpani :Membran Timpani :Posisi : mbtk sudut 45Posisi : mbtk sudut 4500 dng bdg horisontal-sagital dng bdg horisontal-sagital

tepi bwh terletak 6 mm medial dr tepi atas.tepi bwh terletak 6 mm medial dr tepi atas.

pd by <1 th letak lbh horizontal & frontalpd by <1 th letak lbh horizontal & frontal

Warna : putih spt mutiaraWarna : putih spt mutiara

Ukuran: tinggi 9-10 mm, lebar 8-9 mmUkuran: tinggi 9-10 mm, lebar 8-9 mm

Bentuk : oval yg condong ke anterior.Bentuk : oval yg condong ke anterior.

BagianBagian22::

- pars tensa: (manubrium mallei, umbo, proc.brevis,pars tensa: (manubrium mallei, umbo, proc.brevis,

refleks cahaya),histologis:refleks cahaya),histologis:

lapisan luar :kulit tipis lanjutan kulit MAElapisan luar :kulit tipis lanjutan kulit MAE

lapisan medial: mukosalapisan medial: mukosa

lapisan tengah : 2 lapisan, lateral serat radier & medial lapisan tengah : 2 lapisan, lateral serat radier & medial

serat sirkulerserat sirkuler

- Pars flaccida :tdk punya membrana propria, tegang.Pars flaccida :tdk punya membrana propria, tegang.

Page 5: Pemeriksaan Tht

Patologi Membran TimpaniPatologi Membran Timpani1. Perubahan warna : 1. Perubahan warna :

a. merah : (hiperemis),pemb.darah mjd lbh banyak dana. merah : (hiperemis),pemb.darah mjd lbh banyak dan

jelas, jg pemb.darah yg radier.jelas, jg pemb.darah yg radier.

b. hitam : fungi (jamur)b. hitam : fungi (jamur)

c. kuning : fungi (jamur) atau obat tetes telingac. kuning : fungi (jamur) atau obat tetes telinga

d. putih : fungi (jamur) atau accidum baricum pulvuratumd. putih : fungi (jamur) atau accidum baricum pulvuratum

2. Perubahan posisi :2. Perubahan posisi :

a. retraksi : manubr.malei lbh pendek & lbh horizontal, a. retraksi : manubr.malei lbh pendek & lbh horizontal,

ref.cahaya berubh bntuk at hilang, proc.brevis menonjol.ref.cahaya berubh bntuk at hilang, proc.brevis menonjol.

b. bombans : mmbran terdesak ke lateral,cembung, merahb. bombans : mmbran terdesak ke lateral,cembung, merah

3. Perubahan struktur :3. Perubahan struktur :

Perforasi, ruptura, sikatriks, granulasi.Perforasi, ruptura, sikatriks, granulasi.

Page 6: Pemeriksaan Tht

TEKNIK MEMERIKSA LUBANG TEKNIK MEMERIKSA LUBANG TELINGATELINGA

Memeriksa dng LampuMemeriksa dng Lampu1.Px MAE dan MT dng lampu 6 volt1.Px MAE dan MT dng lampu 6 volt2.Posisi lampu medial mata & sedekat mgkn pd pupil, 2.Posisi lampu medial mata & sedekat mgkn pd pupil,

proyeksi tabung medial proyeksi cahaya yg diameter proyeksi tabung medial proyeksi cahaya yg diameter 1cm,&singgung menyinggung1cm,&singgung menyinggung

3.Cara duduk : pdrt ddk di muka px, lutut kiri msg2 berdempet, 3.Cara duduk : pdrt ddk di muka px, lutut kiri msg2 berdempet, kepala dipegang dng ujung jari.kepala dipegang dng ujung jari.

4.Cara pegang telinga: kanan : dipegang dng tangan kiri, 4.Cara pegang telinga: kanan : dipegang dng tangan kiri, auriculum ditarik ke posterosuperior dipegang dng jari I,II auriculum ditarik ke posterosuperior dipegang dng jari I,II sdgkn jari III,IV,V pd mastoidsdgkn jari III,IV,V pd mastoidkiri : auriculum diantara jari II dan III sdgkn jari IV dan V kiri : auriculum diantara jari II dan III sdgkn jari IV dan V pd mastoid.pd mastoid.

5. Alat2 pembantu : spekulum telinga (untuk menyingkirkan 5. Alat2 pembantu : spekulum telinga (untuk menyingkirkan rambut-rambut dan melebarkan MAE, dimasukkan dng rambut-rambut dan melebarkan MAE, dimasukkan dng gerak memutar), loupe berkekuatan 10 D, Watten drager gerak memutar), loupe berkekuatan 10 D, Watten drager (pemintal kapas), kapas dan lampu spritus.(pemintal kapas), kapas dan lampu spritus.

Page 7: Pemeriksaan Tht

Pemeriksaan dengan Kaca Kepala Pemeriksaan dengan Kaca Kepala (Reflektor) :(Reflektor) :

1.1. Prinsip : kaca kepala mrpkn kaca cekung dng titik Prinsip : kaca kepala mrpkn kaca cekung dng titik fokus 15-20 cm yg dikaitkan pd kepala. Dokter melihat fokus 15-20 cm yg dikaitkan pd kepala. Dokter melihat melalui lubang yg ada di tengah kaca dengan mata kiri melalui lubang yg ada di tengah kaca dengan mata kiri (mata terdekat dng sumber cahaya).(mata terdekat dng sumber cahaya).

2.2. Sumber cahaya :lampu 40 watt yg diberi selubung Sumber cahaya :lampu 40 watt yg diberi selubung berlubang, terletak di kanan pdrt, shg kedua mata berlubang, terletak di kanan pdrt, shg kedua mata pemeriksa tltk di belakang bayangan kaca kepala.pemeriksa tltk di belakang bayangan kaca kepala.

3.3. Keuntungan: poros mata dan poros berkas cahaya Keuntungan: poros mata dan poros berkas cahaya saling berimpitan, artinya yg dilihat reflektor dilihat saling berimpitan, artinya yg dilihat reflektor dilihat pula oleh mata pemeriksa.pula oleh mata pemeriksa.

4.4. 4. Kerugian: sudut antara poros mata dan poros 4. Kerugian: sudut antara poros mata dan poros berkas cahaya harus konstan.berkas cahaya harus konstan.

Page 8: Pemeriksaan Tht

PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS PARANASALISPEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS

A.A. AnatomiAnatomi

I.I. Batang Hidung : Terdiri atas :Batang Hidung : Terdiri atas :

1. Bgn keras (kranial) : os nasalis, proc.frontalis os 1. Bgn keras (kranial) : os nasalis, proc.frontalis os

maxilaris.maxilaris.

2. Bgn lunak (kaudal) : cartilago nasi lateral & cartilago2. Bgn lunak (kaudal) : cartilago nasi lateral & cartilago

alaris, kulit dihubungkan dng pericondrium o/jar.ikat alaris, kulit dihubungkan dng pericondrium o/jar.ikat

keras. Dlm vestibulum nasi didapatkan vibrissae.keras. Dlm vestibulum nasi didapatkan vibrissae.

II. Septum Nasi, menopang dorsum nasi dan membagi 2 cavum nasi, II. Septum Nasi, menopang dorsum nasi dan membagi 2 cavum nasi, tdd 2 bagian :tdd 2 bagian :

1. Bgn posterior tdd os vomer & lamina perpendicularis1. Bgn posterior tdd os vomer & lamina perpendicularis

os ethmoidalis.os ethmoidalis.

2. Bgn anterior tdd cartilago quadrangularis.2. Bgn anterior tdd cartilago quadrangularis.

Di masa cranium dlm pertumbuhan, bgn2 septum tdk sama kec Di masa cranium dlm pertumbuhan, bgn2 septum tdk sama kec pertmbuhan, akbtnya :pertmbuhan, akbtnya :

- Septum letak miring, deviasi septi- Septum letak miring, deviasi septi

- Septum bengkok dng pembntkn cristadan spina septi.- Septum bengkok dng pembntkn cristadan spina septi.

Page 9: Pemeriksaan Tht

III. Cavum Nasi, batas-batasnya :III. Cavum Nasi, batas-batasnya :a.Medial : Septum Nasia.Medial : Septum Nasib.Lateral: dng ddg lateral dimana tdpt concha (superior, b.Lateral: dng ddg lateral dimana tdpt concha (superior, medius, inferior) dan meatus nasi (superior, medius, medius, inferior) dan meatus nasi (superior, medius, inferior). inferior).c.Anterior: introitus cavum nasi yg berhub dng dunia luarc.Anterior: introitus cavum nasi yg berhub dng dunia luar mll vestibulum. Peralihan vestibulum ke dlm cavum nasi mll vestibulum. Peralihan vestibulum ke dlm cavum nasi disebut limen nasi. disebut limen nasi.d.Posterior: dengan choane (ka/ki)d.Posterior: dengan choane (ka/ki)e.Superior: lamina cribosa os ethmoidalise.Superior: lamina cribosa os ethmoidalisf.Inferior: palatum durum.f.Inferior: palatum durum.Permukaan dalam seluruhnya dilapisi dng mukosa. Permukaan dalam seluruhnya dilapisi dng mukosa. Mukosa pd septum ternyata lbh anterior drpd concha Mukosa pd septum ternyata lbh anterior drpd concha inferior. Sdgkn mukosa dkt atap cavum nasi (medial & inferior. Sdgkn mukosa dkt atap cavum nasi (medial & lateral) mengandung epitel olfaktorius.lateral) mengandung epitel olfaktorius.

Page 10: Pemeriksaan Tht

IV. Sinus Parasanalis, tdpt 2 kelompok paranasalis :IV. Sinus Parasanalis, tdpt 2 kelompok paranasalis :

1.1. Kelompok anterior : sinus maxilaris, sinus frontalis dan Kelompok anterior : sinus maxilaris, sinus frontalis dan

sinus ethmoidalis anterior. Ostia bermuara dlm meatus nasi sinus ethmoidalis anterior. Ostia bermuara dlm meatus nasi medius.medius.

2. Kelompok posterior : tdd sinus ethmoidalis post & sinus 2. Kelompok posterior : tdd sinus ethmoidalis post & sinus sphenoid. Ostia dr ke2 sinus ini bermuara ps meatus nasi sphenoid. Ostia dr ke2 sinus ini bermuara ps meatus nasi inferior.inferior.

Pus yg berasal dr sinus kelompok anterior akan mengalir ke Pus yg berasal dr sinus kelompok anterior akan mengalir ke dlm vestibulum nasi, sdgkn yg berasal dr kelompok dlm vestibulum nasi, sdgkn yg berasal dr kelompok posterior mengalir ke dlm faring (post nasal drips).posterior mengalir ke dlm faring (post nasal drips).

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN HIDUNGJENIS-JENIS PEMERIKSAAN HIDUNG

1.1. Px luarPx luar 2. Rhinoskopi anterior2. Rhinoskopi anterior

3. Rhinoskopi posterior3. Rhinoskopi posterior 4. Transiluminasi4. Transiluminasi

5. Pemeriksaan radiologi5. Pemeriksaan radiologi 6. Punksi percobaan6. Punksi percobaan

7. Biopsi7. Biopsi 8. Px lab.8. Px lab.

Page 11: Pemeriksaan Tht

Pemeriksaan LuarPemeriksaan Luar1.1. Inspeksi, perhatikan hal2 sbb :Inspeksi, perhatikan hal2 sbb :

- Perubahan kerangka dorsum nasi (lebar, miring saddle- Perubahan kerangka dorsum nasi (lebar, miring saddle

nose, lorgnet nose).nose, lorgnet nose).

- Luka-luka- Luka-luka - Warna kulit- Warna kulit

- Edema- Edema - Sulcus nasolabialis- Sulcus nasolabialis

- Bibir atas (maserasi, sekresi kronis oleh sinusitis).- Bibir atas (maserasi, sekresi kronis oleh sinusitis).

2. 2. PalpasiPalpasi

a.Dorsum nasi : krepitasi, os nasal menonjol/jatuha.Dorsum nasi : krepitasi, os nasal menonjol/jatuh

b.Ala nasi : Nyeri tekan pd furunkel vestibulum nasib.Ala nasi : Nyeri tekan pd furunkel vestibulum nasi

c.Regio frontalis, tekanan thdp sinus frontalis dengan ibu jari, ke arahc.Regio frontalis, tekanan thdp sinus frontalis dengan ibu jari, ke arah

mediosuperior dng tenaga optimal kanan = kiri (simetris).Interpretasimediosuperior dng tenaga optimal kanan = kiri (simetris).Interpretasi

hanya ada nilai bila terdapat perbedaan reaksi. Jangan menekan pdhanya ada nilai bila terdapat perbedaan reaksi. Jangan menekan pd

regio supra orbitalis !!regio supra orbitalis !!

d.Fossa Canina, thd sinus maxilaris, syarat serta penilaian idem.d.Fossa Canina, thd sinus maxilaris, syarat serta penilaian idem.

3.3. Perkusi, bila palpasi menimbulkan Rx yg hebat, maka dpt diganti Perkusi, bila palpasi menimbulkan Rx yg hebat, maka dpt diganti dengan perkusi. Syarat palpasi juga berlaku pada perkusi.dengan perkusi. Syarat palpasi juga berlaku pada perkusi.

Page 12: Pemeriksaan Tht

RHINOSKOPI ANTERIORRHINOSKOPI ANTERIOR1.1. Perlu : alat khusus (Speculum hidung HATMANN) dan alat tambahan Perlu : alat khusus (Speculum hidung HATMANN) dan alat tambahan

(pinset anguler atau bayonet, kapas & larutan tetracain efedrin 1%).(pinset anguler atau bayonet, kapas & larutan tetracain efedrin 1%).2.2. Pemakaian Spekulum :Pemakaian Spekulum :

a.Spekulum dipegang dng tangan kiri, dng posisi horisontal, tangkai di a.Spekulum dipegang dng tangan kiri, dng posisi horisontal, tangkai di lateral, mulut spekulum di mediallateral, mulut spekulum di medialb.Spekulum dimasukkan dlm keadaan tertutup ke dlm vestibulum, tdk b.Spekulum dimasukkan dlm keadaan tertutup ke dlm vestibulum, tdk melewati limen nasi (batas vestibulum & cavum nasi).melewati limen nasi (batas vestibulum & cavum nasi).c.Sesudah spekulum dimasukkan, mulut spekulum dibuka pelan-pelanc.Sesudah spekulum dimasukkan, mulut spekulum dibuka pelan-peland.Selesai px, spekulum dikeluarkan dng mulut spekulum dlm keadaan d.Selesai px, spekulum dikeluarkan dng mulut spekulum dlm keadaan sdkt terbuka. Kalau ditutup dpt menjepit&menarik vibrissae.sdkt terbuka. Kalau ditutup dpt menjepit&menarik vibrissae.

3.3. Tahap-tahap pemeriksaan:Tahap-tahap pemeriksaan:a.Px vestibulum nasi: diperhatikan bibir atas(maserasi), pinggir lubanga.Px vestibulum nasi: diperhatikan bibir atas(maserasi), pinggir lubang hidung (krusta,merah) dan posisi septum nasi (dorong apex nasi dng hidung (krusta,merah) dan posisi septum nasi (dorong apex nasi dng ibu jari ke atas). Bgn dlm vestibulum dipx dng spekulum yi dng dorongibu jari ke atas). Bgn dlm vestibulum dipx dng spekulum yi dng dorong spekulum ke lat,med,sup&inf. Phtkn apakah ada sekret,krusta,bisul.spekulum ke lat,med,sup&inf. Phtkn apakah ada sekret,krusta,bisul.b.Px cavum nasi bgn bwh:arahkan sinar lampu ke dlm cavum nasi, shgb.Px cavum nasi bgn bwh:arahkan sinar lampu ke dlm cavum nasi, shg sejajar dng concha inf,kmd phtkn:wrn mukosa(hiperemis,kebiruansejajar dng concha inf,kmd phtkn:wrn mukosa(hiperemis,kebiruan),), besar lumen & concha inf (udem,hipertrofi,atrofi), lantai cavum nasi, dan besar lumen & concha inf (udem,hipertrofi,atrofi), lantai cavum nasi, dan septum (deviasi, crista, spina).septum (deviasi, crista, spina).

Page 13: Pemeriksaan Tht

c.Px fenomena Palatum Mollec.Px fenomena Palatum Molle

sinar lampu arahkan ke ddg belakang nasofaring, normal nasofaring sinar lampu arahkan ke ddg belakang nasofaring, normal nasofaring

terlihat terang benderang,ok arah sinar tegak lurus thd ddg nasofaring.terlihat terang benderang,ok arah sinar tegak lurus thd ddg nasofaring.

Pdrt disuruh ucapkan iiiiii dan fenomena (+) bila:Pdrt disuruh ucapkan iiiiii dan fenomena (+) bila:

- wkt mengucapkan iii tlht pal.mole bergerak ke atas & tmpk bayangan - wkt mengucapkan iii tlht pal.mole bergerak ke atas & tmpk bayangan

gelap bergerak naikgelap bergerak naik

- selesai mengucapkan iii pal.mole bergerak ke bwh, sbg benda gelap - selesai mengucapkan iii pal.mole bergerak ke bwh, sbg benda gelap

yg menghilang ke bwh.yg menghilang ke bwh.

Fenomena pal.mole dikatakan(-) bila tdk ditemukan hal di atas,pada:Fenomena pal.mole dikatakan(-) bila tdk ditemukan hal di atas,pada:

- paralisis pal mole (post difteri)- paralisis pal mole (post difteri) - spasme pal.mole(abses - spasme pal.mole(abses peritonsil)peritonsil)

- sikatriks (sifilis,post tonsilektomi)- sikatriks (sifilis,post tonsilektomi) - Tumor nasofaring(ca,abses).- Tumor nasofaring(ca,abses).

d.Px cavum nasi bgn atas : arahkan sinar lampu ke cavum nasi bgn atasd.Px cavum nasi bgn atas : arahkan sinar lampu ke cavum nasi bgn atas

phtkn: - caput concha mediaphtkn: - caput concha media - meatus medius: pus,polip- meatus medius: pus,polip

- septum (mukosa,posisi)- septum (mukosa,posisi) - fisura olfaktorius- fisura olfaktorius

e.Px septum nasi : perhatikan adanya deviasi, spina, cristae.Px septum nasi : perhatikan adanya deviasi, spina, crista

Page 14: Pemeriksaan Tht

Rhinoskopi PosteriorRhinoskopi PosteriorIde px: menyinari choana & ddg nasofaringdng sinar yg dipantulkan cermin yg Ide px: menyinari choana & ddg nasofaringdng sinar yg dipantulkan cermin yg

ditempatkan pada nasofaring.ditempatkan pada nasofaring.

Syarat :Syarat :

1.1. Ada tempat cukup lebar utk menempatkan kaca. Utk itu lidah ditarik ke dlm mulut Ada tempat cukup lebar utk menempatkan kaca. Utk itu lidah ditarik ke dlm mulut & ditekan ke bwh dng spatel lidah.& ditekan ke bwh dng spatel lidah.

2.2. Hrs ada jln ckp lebar antara uvula dan ddg faring, agar chy yg dipantulkan o/ Hrs ada jln ckp lebar antara uvula dan ddg faring, agar chy yg dipantulkan o/ kaca dpt masuk ke dlm nasofaring. u/ itu pdrt diminta bernafas lwt hidung, shg kaca dpt masuk ke dlm nasofaring. u/ itu pdrt diminta bernafas lwt hidung, shg pal.mole bergerak ke bwh.pal.mole bergerak ke bwh.

Alat : Kaca bertangkai kecil, spatula penekan lidah, lampu spritus, tetracaine 1%.Alat : Kaca bertangkai kecil, spatula penekan lidah, lampu spritus, tetracaine 1%.

Teknik Px:Teknik Px:

Pd pdrt sngt sensitif kiraPd pdrt sngt sensitif kira22 5 menit sblm px, ke dlm faring diteteskan 10 tts lar 5 menit sblm px, ke dlm faring diteteskan 10 tts lar tetracaine 1% (atau xylocaine spray). Spatula lidah dipegang dng tangan kiri, tetracaine 1% (atau xylocaine spray). Spatula lidah dipegang dng tangan kiri, sdgkn kaca bertangkai dng tangan kanan.sdgkn kaca bertangkai dng tangan kanan.

1.1. Punggung kaca bertangkai terlbh dahulu dipanaskan pd lampu spritus. Kmdn Punggung kaca bertangkai terlbh dahulu dipanaskan pd lampu spritus. Kmdn temperatur kaca di px dng menekankan pd bgn dorsal tangan kiri.temperatur kaca di px dng menekankan pd bgn dorsal tangan kiri.

2.2. Tangkai kaca dipegang spt memegang potlot dng kaca mnghdp atas.Tangkai kaca dipegang spt memegang potlot dng kaca mnghdp atas.

3.3. Pdrt buka mulut lebar2,lidah tetap dlm mulut, bernapas via hidung.Pdrt buka mulut lebar2,lidah tetap dlm mulut, bernapas via hidung.

4.4. Spatula diletakkan pd paramedial kanan lidah, ujung spatula ditempatkan sdkt Spatula diletakkan pd paramedial kanan lidah, ujung spatula ditempatkan sdkt melewati punggung lidah di depan uvula.melewati punggung lidah di depan uvula.

Page 15: Pemeriksaan Tht

5. Lidah ditekan ke bawah,shg diperoleh tempat ckp luas utk 5. Lidah ditekan ke bawah,shg diperoleh tempat ckp luas utk menempatkan kaca.menempatkan kaca.

6. Kaca dimasukkan dan ditempatkan di antara faring & pal.mole dng 6. Kaca dimasukkan dan ditempatkan di antara faring & pal.mole dng tuntunan spatula lidah.tuntunan spatula lidah.

7. Sinar lampu diarahkan pada kaca.7. Sinar lampu diarahkan pada kaca.

Tahap-Tahap Pemeriksaan :Tahap-Tahap Pemeriksaan :1.1. Px bgn kanan penderita : pertama perhatikan margo post septum nasi Px bgn kanan penderita : pertama perhatikan margo post septum nasi

pada tengah kaca. Tangkai kaca diputar ke kanan,shg tampak concha. pada tengah kaca. Tangkai kaca diputar ke kanan,shg tampak concha. Concha yg plg besar a/ cauda concha media. Jg diperhatikan cauda Concha yg plg besar a/ cauda concha media. Jg diperhatikan cauda concha sup, meatus sup & meatus medius.concha sup, meatus sup & meatus medius.

2.2. Memeriksa bagian kiri penderita : tangkai kaca diputar ke medial, Memeriksa bagian kiri penderita : tangkai kaca diputar ke medial, tampak margo post septum nasi, kmdn tangkai kaca diputar terus ke tampak margo post septum nasi, kmdn tangkai kaca diputar terus ke kiri shg berturut-turut terlihat choana kanan & tuba kanan.kiri shg berturut-turut terlihat choana kanan & tuba kanan.

3.3. Memeriksa atap nasofaring : mula2 tangkai kaca diputar kembali ke Memeriksa atap nasofaring : mula2 tangkai kaca diputar kembali ke medial, shg terlihat lg margo post septum nasi. Ssdh itu tangkai kaca medial, shg terlihat lg margo post septum nasi. Ssdh itu tangkai kaca dinaikkan sdkt at kaca direndahkandinaikkan sdkt at kaca direndahkan

4.4. Memeriksa cauda concha inferior : tangkai kaca direndahkan atau kaca Memeriksa cauda concha inferior : tangkai kaca direndahkan atau kaca dinaikkan, biasanya cauda concha inferior tak dpt dilihat, kec dinaikkan, biasanya cauda concha inferior tak dpt dilihat, kec mengalami hipertrofi, bentuknya seperti murbei.mengalami hipertrofi, bentuknya seperti murbei.

Page 16: Pemeriksaan Tht

Perhatikan :Perhatikan :a.a.Radang : pus dr meatus nasi medius at superior, ada adenoiditis, ulserasi Radang : pus dr meatus nasi medius at superior, ada adenoiditis, ulserasi

ddg nasofaring.ddg nasofaring.

b.b.Tumor :carcinoma pd fossa rosenmuleri, polipTumor :carcinoma pd fossa rosenmuleri, polip

Kesulitan-Kesulitan :Kesulitan-Kesulitan :1.1.Dari pihak dokter :Dari pihak dokter :

a.Menekan lidah hendaknya dng tenaga optimal. Terlalu kuat sakit, kurang a.Menekan lidah hendaknya dng tenaga optimal. Terlalu kuat sakit, kurang kuat faring belum terlihat. kuat faring belum terlihat.

b.Spatula diletakkan pd daerah optimal. Cukup luas buat kaca dan tdk b.Spatula diletakkan pd daerah optimal. Cukup luas buat kaca dan tdk timbul refleks muntah. Terlalu jauh ke radix lingua timbul muntah, terlalu timbul refleks muntah. Terlalu jauh ke radix lingua timbul muntah, terlalu dkt gigi lidah terangkat shg tidak ada tempat untuk kaca.dkt gigi lidah terangkat shg tidak ada tempat untuk kaca.

c.Diusahakan ujung spatula tetap pd tempatnya. Fiksasi spatula dpt c.Diusahakan ujung spatula tetap pd tempatnya. Fiksasi spatula dpt dilaksanakan dng mmgang spatula dng ibu jari dibwh spatula, jari II&III dilaksanakan dng mmgang spatula dng ibu jari dibwh spatula, jari II&III diatas spatula, jari IV diatas dagu, jari V di bwh dagu.diatas spatula, jari IV diatas dagu, jari V di bwh dagu.

2.Dari pihak penderita :2.Dari pihak penderita :

a.Bernapas dr hidung dng mulut terbuka.a.Bernapas dr hidung dng mulut terbuka.

b.Refleks muntah yg kuat.b.Refleks muntah yg kuat.

Page 17: Pemeriksaan Tht

PEMERIKSAAN MULUT & FARINGPEMERIKSAAN MULUT & FARINGA.AnatomiA.Anatomi

1.1.MulutMulut2.2.Palatum Mole : uvula terletak median dng axis mengarah ke bwh vertikal. Palatum Mole : uvula terletak median dng axis mengarah ke bwh vertikal.

Pinggir kanan dan kiri konkaf. Pd wkt mengucapkan aaa pal.mole secara Pinggir kanan dan kiri konkaf. Pd wkt mengucapkan aaa pal.mole secara simetris.simetris.

3.3.Tonsil : Tdd jaringan limfoid. Pd radang, ditemukan banyak detritus (tdd Tonsil : Tdd jaringan limfoid. Pd radang, ditemukan banyak detritus (tdd leukosit, epitel rusak, bakteri mati), yg tampak sbg bintik-bintik putih pd leukosit, epitel rusak, bakteri mati), yg tampak sbg bintik-bintik putih pd permukaan tonsil. Batas-batas tonsil:permukaan tonsil. Batas-batas tonsil:Depan : arcus palatoglossus/anteriorDepan : arcus palatoglossus/anteriorBelakang : arcus palatofaringeus/posteriorBelakang : arcus palatofaringeus/posteriorLateral : ruangan peritonsiler berisi jar.ikat longgar dan M.constrictor Lateral : ruangan peritonsiler berisi jar.ikat longgar dan M.constrictor faringeus medius.faringeus medius.

4.Faring : tdpt jar limfoid pd ddg belakang faring (granula) dan ddg lateral 4.Faring : tdpt jar limfoid pd ddg belakang faring (granula) dan ddg lateral (lateral band), yg merupakan bgn dr lingkaran Waldeyer,yg tdd:(lateral band), yg merupakan bgn dr lingkaran Waldeyer,yg tdd:

a.Tonsila palatinaa.Tonsila palatina b. Tonsila lingualisb. Tonsila lingualisc. Adenoidc. Adenoid d. Lateral bandd. Lateral bandDiantara uvula dan ddg faring tdpt ruangan. Ruangan ini menghilang pd Diantara uvula dan ddg faring tdpt ruangan. Ruangan ini menghilang pd

abses retrofaringeal, dimana uvula bersentuhan dng ddg faring.abses retrofaringeal, dimana uvula bersentuhan dng ddg faring.

Page 18: Pemeriksaan Tht

5. Refleks Muntah5. Refleks Muntah

bila ddg faring disentuh, akan tjd kontraksi m.constrictor faringeus bila ddg faring disentuh, akan tjd kontraksi m.constrictor faringeus medius, diperhatikan :medius, diperhatikan :

Faring : ddg belakang akan tertarik ke depan, sdgkn ddg lateral tertarik Faring : ddg belakang akan tertarik ke depan, sdgkn ddg lateral tertarik ke medial, shg lumen faring menghilang.ke medial, shg lumen faring menghilang.

Tonsil : terdorong keluar dari fosa tonsilaris ke arah medial, axis diputar Tonsil : terdorong keluar dari fosa tonsilaris ke arah medial, axis diputar dari frontal mjd sagital. Akibat lumen faring tak nampak, kec ke2 tonsila dari frontal mjd sagital. Akibat lumen faring tak nampak, kec ke2 tonsila palatina sangat besar.palatina sangat besar.

PEMERIKSAAN MULUTPEMERIKSAAN MULUT

1.1. Inspeksi : phtkn ada rhinolalia. Rhinolalia oklusa disebbkan obstruksi Inspeksi : phtkn ada rhinolalia. Rhinolalia oklusa disebbkan obstruksi nasi/nasofaring/adenoid besar, rhinolalia aperta tjd krn jln dr orofaring ke nasi/nasofaring/adenoid besar, rhinolalia aperta tjd krn jln dr orofaring ke nasofaring msh terbuka, hal amna dijumpai pd palatoschiziz dan paralisis nasofaring msh terbuka, hal amna dijumpai pd palatoschiziz dan paralisis pal.mole. Phtkn juga : ptyalismus, parese N VII, ulkus pada pal.mole. Phtkn juga : ptyalismus, parese N VII, ulkus pada mukosa/gingiva, gigi & geraham, lidah (atrofi, aphtae, parese N XII), mukosa/gingiva, gigi & geraham, lidah (atrofi, aphtae, parese N XII), palatum durum yang mungkin bengkak.palatum durum yang mungkin bengkak.

2.2.Palpasi : jng dilupakan bila ada ulkus pada lidah ?Palpasi : jng dilupakan bila ada ulkus pada lidah ?

3.3.Perkusi : pada gigi&geraham.Perkusi : pada gigi&geraham.

Page 19: Pemeriksaan Tht

Pemeriksaan Tonsil dan FaringPemeriksaan Tonsil dan Faring1.1.Teknik : mulut dibuka lebar2, lidah tetap di dalam dlm keadaan relaks, Teknik : mulut dibuka lebar2, lidah tetap di dalam dlm keadaan relaks,

lidah ditekan dng spatula ke bwh pd bgn medial, pdrt tetap bernafas lwt lidah ditekan dng spatula ke bwh pd bgn medial, pdrt tetap bernafas lwt hidung. Pdrt tidak blh menahan nafas, sbb faring dapat mengecil atau hidung. Pdrt tidak blh menahan nafas, sbb faring dapat mengecil atau timbul refleks muntah. Waktu ekspirasi mengucapkan huruf “h” dan timbul refleks muntah. Waktu ekspirasi mengucapkan huruf “h” dan bukan “cha” sbb lidah bisa terangkat ke atas.bukan “cha” sbb lidah bisa terangkat ke atas.

2.2.Memeriksa Tonsil :Lidah ditekan pd anterior tonsil shg tampak pool bwh Memeriksa Tonsil :Lidah ditekan pd anterior tonsil shg tampak pool bwh tonsil. Dng spatula lain menekan arcus anterior ke lateral ke arah tonsil. Dng spatula lain menekan arcus anterior ke lateral ke arah jaringan peritonsil. Normal tonsil terdesak ke luar dari fosa tonsilaris.jaringan peritonsil. Normal tonsil terdesak ke luar dari fosa tonsilaris.

3.3.Patologi tonsil :Patologi tonsil :- Tonsilitis akut- Tonsilitis akut - Tonsilitis kronik- Tonsilitis kronik- Aphtae- Aphtae - Abses peritonsiler- Abses peritonsiler- Difteri- Difteri - Angina plaut vincent- Angina plaut vincent- Radang spesifik- Radang spesifik - tumor- tumor- Korpus alienum- Korpus alienum - Sikatriks- Sikatriks

4. Patologi faring :4. Patologi faring :- Faringitis akut- Faringitis akut - Faringitis kronik- Faringitis kronik- Aphtae- Aphtae - Radang spesifik- Radang spesifik- Sikatriks- Sikatriks - Korpus alienum- Korpus alienum

Page 20: Pemeriksaan Tht

Memeriksa Parese/ParalisisMemeriksa Parese/Paralisis

Normal:waktu istirahat uvula di tengah dan vertikal, konkavitas pal.mole Normal:waktu istirahat uvula di tengah dan vertikal, konkavitas pal.mole simetris. Pd saat mengucapkan aaee, terangkat ke atas tetapi tetap simetris. Pd saat mengucapkan aaee, terangkat ke atas tetapi tetap simetris. Gerakan di atas tjd o/kerja m.levator veli palatini (gerak ke simetris. Gerakan di atas tjd o/kerja m.levator veli palatini (gerak ke atas) dan m.tensor veli palatini (ke lateral).atas) dan m.tensor veli palatini (ke lateral).

Parese/paralise : bilateral wkt istirahat normal, wkt mengucapkan aaa Parese/paralise : bilateral wkt istirahat normal, wkt mengucapkan aaa tdk terangkat, mengucapkan eee bergerak sdkt, faktor penyebab post tdk terangkat, mengucapkan eee bergerak sdkt, faktor penyebab post difteri. Unilateral wkt istirahat normal, mengucapkan aaaeee uvula dan difteri. Unilateral wkt istirahat normal, mengucapkan aaaeee uvula dan konkavitas tertarik ke arah sehat/ tdk simetris. Penyebab tumor maligna konkavitas tertarik ke arah sehat/ tdk simetris. Penyebab tumor maligna nasofaring, parese n.X.nasofaring, parese n.X.

Faring normal disentuh : refleks muntah/sensitif. Bila ada parese bilateral, Faring normal disentuh : refleks muntah/sensitif. Bila ada parese bilateral, tampak tumpukan saliva dan tidak ada gerakan otot. Pada perese tampak tumpukan saliva dan tidak ada gerakan otot. Pada perese unilateral, disentuh menyebabkan gerakan pada sisi yang sehat.unilateral, disentuh menyebabkan gerakan pada sisi yang sehat.

Page 21: Pemeriksaan Tht

PEMERIKSAAN LARING :PEMERIKSAAN LARING :Terdiri atas :Terdiri atas :

1.1.Px dr luar : inspeksi/palpasiPx dr luar : inspeksi/palpasi

2.2.Laringoscope inderect : dengan kaca laringLaringoscope inderect : dengan kaca laring

3.3.Laringoscope direct : bgn dr pemeriksaan endoskopi.Laringoscope direct : bgn dr pemeriksaan endoskopi.

4.4.Px radiologisPx radiologis

Pemeriksaan dari Luar :Pemeriksaan dari Luar :

a.Inspeksi, phtkn : warna, keutuhan kulit, pembengkakan.a.Inspeksi, phtkn : warna, keutuhan kulit, pembengkakan.

b.Palpasi, phtkn : kerangka laring, pembengkakan, susunan abnormal.b.Palpasi, phtkn : kerangka laring, pembengkakan, susunan abnormal.

LARINGOSCOPE INDIRECT :LARINGOSCOPE INDIRECT :

Ide px: laring disinari dengan cahaya yang dipantulkan o/kaca yg Ide px: laring disinari dengan cahaya yang dipantulkan o/kaca yg ditempatkan dlm faring.ditempatkan dlm faring.

Syarat:Syarat:

1.1.Ada jln lebar u/cahaya yg dipantulkan. Lidah hrs dikeluarkan shg radix Ada jln lebar u/cahaya yg dipantulkan. Lidah hrs dikeluarkan shg radix akan bergerak ke depan.akan bergerak ke depan.

2.2.Harus ada jln luas buat kaca & kaca tdk blh ditutupi dengan uvula. u/ itu Harus ada jln luas buat kaca & kaca tdk blh ditutupi dengan uvula. u/ itu pdrt bernafas dr mulut, uvula bergerak ke atas.pdrt bernafas dr mulut, uvula bergerak ke atas.

Page 22: Pemeriksaan Tht

Tahap Pemeriksaan :Tahap Pemeriksaan :1.1.Px radix lingua, epiglotis dan sekitarnya.Px radix lingua, epiglotis dan sekitarnya.2.2.Px lumen laring dan rima glotisPx lumen laring dan rima glotis3.3.Px bagian yang letaknya kaudal rima glotis.Px bagian yang letaknya kaudal rima glotis.Alat-ALat :Alat-ALat :1.1.Kaca laring besarKaca laring besar 3.Lampu spritus3.Lampu spritus2.2.Larutan tetracaineLarutan tetracaine 4. Kain kasa dilipat4. Kain kasa dilipatTeknik :Teknik :1.Pd faring sensitif, 10 menit sblm px diteteskan larutan tetracaine1.Pd faring sensitif, 10 menit sblm px diteteskan larutan tetracaine2.Mulut dibuka lebar-lebar & pdrt bernafas lwt mulut.2.Mulut dibuka lebar-lebar & pdrt bernafas lwt mulut.3.Pdrt mengeluarkan lidah panjang2.3.Pdrt mengeluarkan lidah panjang2.4.Bgn lidah diluar mulut dibungkus dng kain kasa & dipegang dng tangan 4.Bgn lidah diluar mulut dibungkus dng kain kasa & dipegang dng tangan

kiri dng tenaga optimal. Terlalu kuat sakit, terlalu lemah mudah terlepas. kiri dng tenaga optimal. Terlalu kuat sakit, terlalu lemah mudah terlepas. Cara pegang lidah jari I di atas lidah, jari III di bwh lidah, jari II menekan Cara pegang lidah jari I di atas lidah, jari III di bwh lidah, jari II menekan pipi pdrt ke dlm di antara gerham atas dan bawah.pipi pdrt ke dlm di antara gerham atas dan bawah.

5.Kaca dipegang dengan tangan kanan (spt memegeng potlot) dng kaca 5.Kaca dipegang dengan tangan kanan (spt memegeng potlot) dng kaca mengarah ke bawah. Kaca dipanasi lampus spritus dan dikontrol di mengarah ke bawah. Kaca dipanasi lampus spritus dan dikontrol di dorsal tangan kiri.dorsal tangan kiri.

Page 23: Pemeriksaan Tht

6. Kaca dimasukkan ke dalam faring di depan uvula, kalau perlu uvula 6. Kaca dimasukkan ke dalam faring di depan uvula, kalau perlu uvula didorong sdkt ke belakang dng punggung kaca.didorong sdkt ke belakang dng punggung kaca.

7. Kemudian kaca disinari.7. Kemudian kaca disinari.Hasil Pemeriksaan :Hasil Pemeriksaan :1.1.Radix lingua, epiglotis dan sekitarnya.Radix lingua, epiglotis dan sekitarnya.2.2.Lumen laring dan sekitarnya, pdrt mengucapkan iii panjang,nada tinggi.Lumen laring dan sekitarnya, pdrt mengucapkan iii panjang,nada tinggi.

phtkn anatomi laring: epiglotis, plica ariepiglotica, sinus piriformis, phtkn anatomi laring: epiglotis, plica ariepiglotica, sinus piriformis, chorda vocalis, arytenoid, plica ventricularis, comisura ant/postchorda vocalis, arytenoid, plica ventricularis, comisura ant/postPhtkn patologi : Radang, ulserasi, edema, cairan, tumor, hipertrofi.Phtkn patologi : Radang, ulserasi, edema, cairan, tumor, hipertrofi.Phtkn pergerakan normal dari :Phtkn pergerakan normal dari :- Chorda vocalis ka/ki : stad.fonasi bergerak ke median bersama-sama, - Chorda vocalis ka/ki : stad.fonasi bergerak ke median bersama-sama, simetris, bertemu di grs median, bergetar o/tek udara dlm paru-paru.simetris, bertemu di grs median, bergetar o/tek udara dlm paru-paru. Stad.respirasi : ke-2 chorda vocalis bergerak ke lateral bersama-sama,Stad.respirasi : ke-2 chorda vocalis bergerak ke lateral bersama-sama, gerakan simetris.gerakan simetris.- Arytenoid ka/ki :stad.Fonasi bergerak simetris ke - Arytenoid ka/ki :stad.Fonasi bergerak simetris ke median,stad.respirasimedian,stad.respirasi bergerak kembali ke lateral, simetris.bergerak kembali ke lateral, simetris.

Gerakan ke median o/gol adduktor, sdgkn gerakan ke lateral (abduksi) o/ Gerakan ke median o/gol adduktor, sdgkn gerakan ke lateral (abduksi) o/ gol.abduktor.gol.abduktor.

Page 24: Pemeriksaan Tht

Perhatikan gerakan abnormal :Perhatikan gerakan abnormal :1.1.Paralisis adductor bilateralParalisis adductor bilateral2.2.Paralisis adductor monolateralParalisis adductor monolateral3.3.Paralisis abductor bilateralParalisis abductor bilateral4.4.Paralisis abductor monolateralParalisis abductor monolateralKausa paralisis proses : kranium, leher, thorax, jantung, nefritis, diabetes, Kausa paralisis proses : kranium, leher, thorax, jantung, nefritis, diabetes,

fiksasi arytenoid.fiksasi arytenoid.Memeriksa trakhea : biasanya chorda vocalis hanya dapat dilihat pd Memeriksa trakhea : biasanya chorda vocalis hanya dapat dilihat pd

stad.fonasi. Dlm stad. Respirasi lumen laring tertutup epiglotis.stad.fonasi. Dlm stad. Respirasi lumen laring tertutup epiglotis.Kesalahan lazim dibuat dokter:Kesalahan lazim dibuat dokter:1.1.Lidah pdrt ditarik keluar.Lidah pdrt ditarik keluar.2.2.Lidah dipegang terlalu kerasLidah dipegang terlalu keras3.3.Kaca menimbulkan refleks muntah.Kaca menimbulkan refleks muntah.Kesulitan:Kesulitan:Pihak dokter: mengadakan koordinasi yg baik pada tangan.Pihak dokter: mengadakan koordinasi yg baik pada tangan.Pihak pasien : nervous, mengucapkan huruf iii dng mulut terbuka dan Pihak pasien : nervous, mengucapkan huruf iii dng mulut terbuka dan

lidah dikeluarkan.lidah dikeluarkan.

Page 25: Pemeriksaan Tht

LARINGOSCOPE DIRECTLARINGOSCOPE DIRECTMaksud : Melihat laring sec langsung tanpa kaca dengan perantaraan Maksud : Melihat laring sec langsung tanpa kaca dengan perantaraan

laringoscope.laringoscope.

Alat :Alat :

1.Endoscope model brunings, jackson, Mc.Intosh, Mc.Gill1.Endoscope model brunings, jackson, Mc.Intosh, Mc.Gill

2.Sumber cahaya: Brunings proximal, jackson distal, lampu van Hassel.2.Sumber cahaya: Brunings proximal, jackson distal, lampu van Hassel.

Teknik :Teknik :

1.1. Pdrt tidur terlentang di atas meja. Teteskan tetracaine 1% 10 menit Pdrt tidur terlentang di atas meja. Teteskan tetracaine 1% 10 menit sblm pemeriksaan.sblm pemeriksaan.

2.2. Pipa dimasukkan sampai introitus laring.Pipa dimasukkan sampai introitus laring.

Perbedaan : apa yg berada di kanan dokter adalah bagian kanan laring, Perbedaan : apa yg berada di kanan dokter adalah bagian kanan laring, sedangkan px dng kaca, apa yg terletak di sblh kanan dokter sedangkan px dng kaca, apa yg terletak di sblh kanan dokter sebenarnya bagian kiri dari laring penderita.sebenarnya bagian kiri dari laring penderita.

PEMERIKSAAN dengan X-FOTO :PEMERIKSAAN dengan X-FOTO :

Indikasi pembuatan foto pada:Indikasi pembuatan foto pada:- Fraktur laringFraktur laring- Ca laring, u/ melihat pasase, luas tumor, membuat laminografi.Ca laring, u/ melihat pasase, luas tumor, membuat laminografi.

Page 26: Pemeriksaan Tht

TERIMA TERIMA KASIHKASIH