pemeriksaan fisik tht
DESCRIPTION
huuhuuuuuuuTRANSCRIPT
![Page 1: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/1.jpg)
1
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA HIDUNG TENGGOROK
KKS THT RSMH Palembang
Disusun oleh
M. Febriandi Djunaidi, S.Ked
Alpasca Firdaus, S.ked
M. Falih Akbar, S.Ked
Pungki Namira, S.Ked
Ronalisa Anriz, S.Ked
Pembimbing
Dr. Lisa Apri Yanti, Sp. THT-KL
![Page 2: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/2.jpg)
Tujuan pembelajaran
1. Mengetahui bagian bagian penting dari telinga, hidung, dan tenggorokan
2. Mengetahui keluhan-keluhan dibidang THT yang membawa pasien datang ke dokter.
3. Mengetahui nama dan kegunaan alat untuk pemeriksaan THT
4. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan THT
5. Melakukan prosedur keterampilan pemeriksaan THT
2
![Page 3: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/3.jpg)
3
![Page 4: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/4.jpg)
ALAT PEMERIKSAAN THT
4
![Page 5: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/5.jpg)
5
![Page 6: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/6.jpg)
6
Persyaratan Umum PF THT
Ruang Pemeriksaan THT Unit THT
![Page 7: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Posisi pasien
Posisi pemeriksa - pasien Fiksasi anak saat PF THT
![Page 8: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Alat-alat untuk PF THT
Alat pemeriksaan THT Unit THT
![Page 9: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/9.jpg)
Pemeriksaan morfologiA. Pemeriksaan Umum
Inspeksi Bentuk hidung dari luar (apakah terdapat cacat bawaan,
trauma, atau tumor) Warna hidung (kemerahan pada infeksi atau hematom) Pembengkakan (furunkel, trauma atau emfisema)
Palpasi Apakah terdapat nyeri tekan sinus paranasal atau pada
keluarnya N. trigeminus Puncak hidung apakah terdapat septum subluksasi
9
![Page 10: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/10.jpg)
10
Inspeksi Hidung
Deformitas
![Page 11: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/11.jpg)
11
Palpasi Hidung & Sinus Paranasal
![Page 12: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/12.jpg)
Rinoskopi anterior
Cara melakukana. Spekulum hidung di pegang dengan
tangan kirib. Tangan kanan memegang kepala
penderitac. Lubang hidung kanan dan kiri dibuka
secara bergantiand. Perhatian dan nilai konka inferior, konka
media, cairan hidung, nanah, warna mukosa, pembengkakan mukosa, septum hidung, polip, tumor, dan lain-lain
12
![Page 13: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/13.jpg)
13
Rinoskopi Anterior
![Page 14: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/14.jpg)
Rinoskopi posterior
Cara melakukan Tangan kanan memegang kaca mulut dan tangan kiri memegang
spatel lidah Spatel lidah ditekan pada 2/3 bagian dorsum lidah Kaca mulut dimasukkan secara perlahan hingga terlihat bayangan
hidung bagian belakang (jangan sampai menyentuh dinding posterior faring)
Dengan perlahan-lahan, miringkan kaca mulut dari kanan ke kiri Selama pemeriksaan, lidah dijaga agar tetap berda di dalam mulut
dan pasien disuruh bernapas dengan hidung
14
![Page 15: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/15.jpg)
15
Rinoskopi Posterior
![Page 16: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/16.jpg)
16
Pemeriksaan fungsi hidung Pemeriksaan fungsi udara hidung
1. Metode kualitatif
2. Metode kuantitatif
Metode KualitatifMenggunakan spatel
lidah
Metode kuantitatifRhinomanometri
![Page 17: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/17.jpg)
17
Kelainan Hidung
![Page 18: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/18.jpg)
18
Kelainan Hidung
![Page 19: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/19.jpg)
19
Kelainan Hidung
![Page 20: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/20.jpg)
20
Kelainan Hidung
![Page 21: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/21.jpg)
21
Kelainan Hidung
![Page 22: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/22.jpg)
22
Oral Cavity & Orofaring
![Page 23: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/23.jpg)
23
Pemeriksaan Tenggorok
![Page 24: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/24.jpg)
24
Pemeriksaan Tonsil dan FaringMulut dibuka lebar-lebar, lidah ditarik ke dalam, kemudian ditekan kebawah ke bagian medial. Penderita diminta bernapas dan santai, napas tidak boleh ditahan.
![Page 25: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/25.jpg)
25
Pemeriksaan Tonsil dan FaringInspeksi Warna tonsil yang normal adalah merah muda, bila terjadi infeksi maka akan menjadi hiperemis.
![Page 26: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/26.jpg)
26
Pemeriksaan Tonsil dan FaringDerajat pembesaran tonsil: T0 : Tonsil telah diangkat T1 : Tonsil dalam fosa tonsilaris T2 : Tonsil keluar dari salah satu pilar T3 : Tonsil keluar dari kedua pilar T4 : Tonsil bertemu di garis median
![Page 27: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/27.jpg)
27
Pemeriksaan Tonsil dan Faring Tonsil yang normal dan Tonsil dengan
derajat T4 yang bertemu di mid-line
![Page 28: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/28.jpg)
28
Pemeriksaan Tonsil dan Faring Mobilitas tonsil apakah terfiksir (pada
keganasan) atau mobile. Permukaan tonsil apakah rata,
berdungkul-dungkul, atau kripta melebar.
![Page 29: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/29.jpg)
29
Pemeriksaan Tonsil dan Faring Warna dinding belakang faring yang normal
adalah merah muda, bila semuanya merah makan menunjukkan suatu peradangan akut. Infeksi kronis ditandai dengan pembesaran granul pada dinding belakang faring dan berwarna merah.
Perhatikan juga apakah terdapat ulkus, dan bila ada apakah dalam atau dangkal
Parese atau paralise dapat dinilai dengan refleks muntah
![Page 30: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/30.jpg)
30
Kelainan Faring
![Page 31: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/31.jpg)
31
Kelainan Faring
![Page 32: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/32.jpg)
32
Kelainan Faring
![Page 33: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/33.jpg)
33
Pemeriksaan Laring
Inspeksi dan Palpasi Melihat dari luar dengan cermat adalah
sangat penting untuk mengetahui kelainan laring misalnya ada kista, tumor, atau perikondritis.
Pada palpasi diketahui adanya nyeri tekan, gerakan laring saat menelan, limfonodi leher sebagai proses metastase dan dimana letak tumor itu mempermudah menentukan letak sumber penyakitnya.
![Page 34: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/34.jpg)
34
Laringoskop
Laringoskopi indirek Dilakukan pertama kali oleh Garcia
(Spanyol, 1855). Alat yang digunakan adalah lampu kepala, kaca laring, penekan lidah, lampu spiritus, dan pemanas. Laringoskopi sangat mutlak perlu dilakukan sebagai pemeriksaan rutin.
![Page 35: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/35.jpg)
35
Laringoskop
Cara melakukan laringoskop indirek: Tangan kiri menahan lidah pasien,
tangan kanan memegang kaca laring Sebelum dimasukkan, kaca laring
dipananskan terlebih dahulu, dicoba pada kulit tangan pemeriksa agar tidak teralalu panas
Kaca dimasukkan perlahan ke mulut hingga terlihat bayangan laring
![Page 36: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/36.jpg)
36
Pemeriksaan Laring
![Page 37: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/37.jpg)
37
Laringoskop
Laringoskop Indirek
![Page 38: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/38.jpg)
38
Pemeriksaan Laring
![Page 39: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/39.jpg)
39
Laringoskop
Laringoskop Direk Dilakukan pertama kali oleh Kirstein
pada tahun 1894. Laringoskop yang digunakan adalah laringoskop kaku yang berupa suatu tabung dengan lampu penerangan yang terletak di depan atau belakang.
![Page 40: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/40.jpg)
40
Laringoskop
Laringoskop Direk
![Page 41: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/41.jpg)
41
Kelainan Laring
![Page 42: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/42.jpg)
42
Kelainan Laring
![Page 43: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/43.jpg)
43
Kelainan Laring
![Page 44: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/44.jpg)
44
Pemeriksaan Pendengaran
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik2. Tes Berbisik3. Tes Penala (garpu tala)
a. Tes Rinneb. Tes Weberc. Tes Schwabach
4. Audiometri5. Timpanometri
![Page 45: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/45.jpg)
45
Pemeriksaan Pendengaran
Anamnesis Pemeriksaan fisik :
Otoskop Lampu Kepala Spekulum Telinga Garpu Tala Sendok Serumen Pengait Serumen Aplikator Kapas
![Page 46: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/46.jpg)
46
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Telinga Luar Inspeksi:
Memperhatikan bentuk dari daun telinga (Aurikula) dan belakang daun telinga apakah terdapat abnormalitas. Apakah terdapat peradangan, bekas luka (sikatrik) dll.
PalpasiLakukan perabaan untuk melihat
apakah ada nyeri tarik pada daerah telinga seperti aurikula dan tragus.
![Page 47: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/47.jpg)
47
Pemeriksaan Telinga Dalam Inspeksi▪ Liang Telinga
saluran yang tidak lurus dan membentuk sudut tumpul ke antero-posterior seperti huruf S. Dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kapas yang dililitkan/pinset bila terdapat serumen di dalamnya.
▪ Membran TimpaniBentuk konkaf (N), menonjol, retraksiWarna keabua-abuan (N) atau mengkilap seperti mutiaraKeutuhan perhatikan apakah terdapat perforasiMobilitas pemeriksaan obilitas ini menggunakan otoskop. Perhatikan apakah mobilitas menurun atau tetap
1. Pemeriksaan Fisik
![Page 48: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/48.jpg)
48
1. Pemeriksaan Fisik
Posisi saat pemeriksaan (cara duduk) Penderita duduk di depan pemeriksa dengan posisi
kepala penderita lebih tinggi dibandingkan pemeriksa.
Lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
Saat memeriksa telinga yang kontra lateral, maka hanya posisi kepala penderita yang diubah dengan cara memutarkan kepala kearah yang sesuai dengan pemeriksa.
Penderita seperti bayi dan anak-anak yang belum koopertif diperlukan bantuan org lain (ibu) untuk melakukan fiksasi
![Page 49: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/49.jpg)
49
Cara Memegang Telinga Kanan
Aurikulum dipegang dengan menggunakan jari I dan II, sedangkan jari III, IV, V diletakkan pada planum mastoid. Aurikulum ditarik kearah posterosuperior.
Kiri
Aurikulum dipegang dengan menggunakan jari
dan II, sedangkan jari III, IV, V diletakkan di depan
aurikulum
1. Pemeriksaan Fisik
![Page 50: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/50.jpg)
50
1. Pemeriksaan Fisik
Cara memegang otoskop Pilih spekulum telinga yang sesuai dengan
besar lumen MAE Nyalakan lampu otoskop Masukkan spekulum telinga pada MAE Otoskop dipegang dengan tangan kanan
untuk memeriksa telinga kanan dan dipegang dengan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri.
![Page 51: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/51.jpg)
51
![Page 52: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/52.jpg)
52
![Page 53: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/53.jpg)
53
Membran Timpani
Bagian paling luar telinga tengah
Secara anatomi : 4 kuadran
Bayangan penonjolan bgn bawah maleus Umbo
Reflex cahaya gerakan serabut yang radier dan sirkuler.
Reflek cahaya jam 7 untuk MT kiri dan jam 5 utk MT kanan
UMBO
RC
III
IIIIV
![Page 54: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/54.jpg)
54
Membran Timpani
![Page 55: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/55.jpg)
55
Perforasi Membrana Timpani
![Page 56: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/56.jpg)
56
2. Tes Berbisik
Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
Orang normal saat mendengar bisikan dari jarak 6-10 meter
Syarat Pemeriksaan: Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter Mata penderita ditutup agar tidak membaca gerak
bibir Telinga yang tidak diperiksa ditutup dengan
menekan tragus ke arah MAE dengan bantuan asisten pemeriksa atau bisa disumbat dengan kapas yang telah dibasahi gliserin
![Page 57: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/57.jpg)
57
2. Tes Berbisik
Cara Pemeriksaan Penderita berdiri 6 meter dari pemeriksa dan
berdiri di sisi telinga yang diperiksa Kata-kata dibisikkan pemeriksa pada akhir
ekspirasi dan kata-kata terdiri dari 1 atau 2 suku kata yang dikenal penderita.
Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin mendekat bila penderita tidak dapat mendengar bisikan dengan baik, maju tiap satu meter sampai penderita dapat mengulangi tiap kata dengan benar
Bila penderita masih tidak mendengar dipakai suara yang lebih keras (sampai teriakan)
![Page 58: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/58.jpg)
58
2. Tes Berbisik
Interpretasi :
Normal : 5/6 sampai 6/6
Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3
meter
Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter
![Page 59: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/59.jpg)
59
3. Tes Penala (Garpu Tala)
(C)SWABAC
H
(B)WEBE
R
(A) RINN
E
![Page 60: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/60.jpg)
60
3. Tes Penala (Garpu Tala)
Frekuensi garpu tala yang digunakan adalah 128 Hz, 256 Hz, 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz, 4096 Hz. 512 Hz frekuensi yang paling sering digunakan
![Page 61: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/61.jpg)
61
A. Tes Rinne
Merupakan tes kualitatif Tujuan: membandingkan hantaran udara dan
hantaran tulang Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan Letakkan tangkai garpu tala yang telah digetarkan
pada prosesus mastoideus telinga yang akan diperiksa Suruhlah penderita untuk memberitahu anda
(pemeriksa) ketika suara getaran tidak didengarnya lagi.
Jika penderita tidak mendengar bunyi lagi, garpu tala di pindahkan ke depan liang telinga, ± 2,5 cm dari liang telinga
![Page 62: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/62.jpg)
62
![Page 63: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/63.jpg)
63
A. Tes Rinne
Interpretasi : Normal AC : BC = 2:1 Getaran garpu tala masih terdengar di
depan liang telinga = Rinne (+) intensitas AC > BC Telinga Normal atau Tuli Sensorineural.
Getaran tala tidak terdengar lagi di depan liang telinga = Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif
![Page 64: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/64.jpg)
64
B. Tes Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan
Cara pemeriksaan: Letakkan garpu tala yang telah digetarkan
pada garis median tulang tengkorak: yaitu tengah-tengah dahi, vertex atau dagu.
Suruhlah penderita untuk menunjuk dengan salah satu jari telunjuknya dimana suara yang terdengar paling jelas.
Pada telinga normal suara akan sama jelas terdengar pada kedua sisi telinga (tidak ada lateralisasi)
![Page 65: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/65.jpg)
65
B. Tes Weber
Interpretasi : Tak ada lateralisasi Normal Bila penderita mendengar lebih keras pda
telinga yang sakit (Lateralisasi ke telinga yang sakit) telinga yang sakit tersebut menderita Tuli Konduktif
Bila penderita mendengar lebih keras pda telinga yang sehat (Lateralisasi ke telinga yang sehat) telinga yang sakit menderita Tuli Sensorineural
![Page 66: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/66.jpg)
66
C. Tes Schwabach
Tujuan : Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
![Page 67: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/67.jpg)
67
Cara pemeriksaan : Letakkan tangkai garpu tala yang telah digetarkan pada
os. mastoideus pemeriksa terlebih dahulu sampai pemeriksa tidak mendengar suara lagi.
Bila sudah tidak didengar lagi, tangkai garpu tala dipindahkan pada os. mastoideus penderita.
Bila masih terdengar Kesan: Swabach Memanjang (Tuli Konduksi)
Bila penderita juga tidak mendengar lagi lakukan konfirmasi Ulangi tes dengan meletakkan garpu tala yang telah digetarkann pada penderita terlebih dahulu.
Bila penderita tidak mendengar lagi maka segera pindahkan garpu tala pada os. Mastoideus pemeriksa.
Bila pemeriksa tidak mendengar lagi maka dikatakan tes swabach penderita sama dengan pemeriksa
Bila pemeriksa masih mendengar maka dikatakan tes swabach penderita memendek.
![Page 68: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/68.jpg)
68
C. Tes Schwabach
Interpretasi : Normal apabila BC op = BC pemeriksa Bila BC op < pemeriksa Schwabach
memendek telinga op yang diperiksa tuli sensorineural
Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang telinga op yang diperiksa tuli konduktif
![Page 69: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/69.jpg)
69
Kesimpulan Tes Penala
Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Interpretasi
Positif Lateralisasi tidak ada
Sama dengan pemeriksa
Normal
Negatif Lateralisasi ke telinga yang sakit
Memanjang Tuli Konduktif
Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat
Memendek Tuli sensorineural
![Page 70: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/70.jpg)
70
4. Audiometri
Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran
Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan ossilator elektronik yang mampu memancarkan suara murni dengan kisaran frekuensi rendah tinggi
Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi adalah kekerasan yang hampir tidak bisa didengar oleh telinga normal
![Page 71: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/71.jpg)
71
4. Audiometri
Volume dapat ditingkatkan, bila harus ditingkatkan hingga 30 desibel dari normal org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk frekuensi tertentu
Pada tiap pemeriksaan digunakan 8-10 frekuensi yang mencakup spektrum pendengaran
Hasil audiogram
![Page 72: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/72.jpg)
72
4. Audiometri
![Page 73: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/73.jpg)
73
4. Audiometri
![Page 74: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/74.jpg)
74
Hasil Audiometri (Audiogram)
Telinga Normal
![Page 75: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/75.jpg)
75
Audiogram
Tuli Sensorineural
Tuli saraf sebagian
Pada frekuensi tinggi
Kerusakan biasanya pada basis koklea
Biasa terjadi pada orang tua
![Page 76: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/76.jpg)
76
Audiogram
Tuli Konduksi
Paling sering: fibrosis telinga tengah akibat infeksi berulang atau penyakit herediter (otosklerosis)
Pada beberapa kasus
terankilosis pada bidang depan stapes pertumbuhan tulang stapes berlebihan ke tepi fenestra ovalis tuli total koreksi bedah
![Page 77: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/77.jpg)
77
5. Timpanometri
Definisi : pengukuran tekanan telinga yang berhubungan dengan tuba saluran eustachius pada membran tImpani
deteksi kehilangan pendengaran instrumen diagnostik Tujuan, mengetahui:
Compliance/mobilitas membrana timpani Tekanan pada telinga tengah Volume canalis auditorius eksterna
![Page 78: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/78.jpg)
78
5. Timpanometri
Hasil timpanogram Klasifikasi timpanogram :
tipe A (normal) type B (menunjukkan adanya cairan di
belakang membrana timpani) tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba
eustachius) Berguna untuk diagnosis dan follow-up
penyakit pada telinga tengah (aling sering : otitis media pd anak-anak)
![Page 79: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/79.jpg)
79
5. Timpanometri
Cara pemeriksaan: menggunakan probe dengan frekuensi 226 Hz
Interpretasi : Compliance membrana tympani (normal
volume: 0.2 to 2.0 mL), normal tekanan pada telinga tengah =
+100 mm H2O s/d -150 mm H2O Volume canalis auditorius eksternal = 0.2
s/d 2.0 mL).
![Page 80: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/80.jpg)
80
![Page 81: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/81.jpg)
81
![Page 82: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/82.jpg)
82
![Page 83: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/83.jpg)
83
![Page 84: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/84.jpg)
84
Daftar Pustaka
Ghani, Abla. 2008. “Pemeriksaan Tenggorok,” dalam: Atlas Berwarna Teknik Pemeriksaan Kelainan Telinga Hidung Tenggorok. Jakarta, EGC
Bull, TR. 2003. “The Pharynx and Larynx,” dalam: Color Atlas of ENT Diagnosis. London, Thieme.
![Page 85: Pemeriksaan Fisik THT](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081416/563dbb56550346aa9aac46ca/html5/thumbnails/85.jpg)
85
SELAMAT BELAJAR!!!!
SEMOGA SUKSES..