ex proposal

23
USULAN SKRIPSI JUDUL SKRIPSI OLEH : SUGENG BUDI SOLIHAN 111.020.158 JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2005

Upload: subakti-dwi-cahyadi

Post on 12-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

Page 1: Ex Proposal

USULAN SKRIPSIJUDUL SKRIPSI

OLEH :

SUGENG BUDI SOLIHAN111.020.158

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2005

Page 2: Ex Proposal

HALAMAN PENGESAHAN

Usulan Tugas Akhir

Diajukan sebagai syarat untuk melakukan penelitian dalam rangka menempuh

Tugas Akhir pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas

Pembangunan Nasional “veteran” Yogyakarta.

Yogyakarta, 20 Juni 2005

Hormat kami, Dosen Pembimbing

Rahmad Jamhari Ir. Suprapto,M.T

NIM : 111.020.158 NIP : 030 217 240

Ketua Jurusan Teknik Geologi,FTM UPN “Veteran “ Yogyakarta

Ir. Joko Soesilo, MT

NIP : 030 184 997

Page 3: Ex Proposal

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

karunia dan rahmatnya, sehingga proposal tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Pembuatan proposal tugas akhir ini sebagai langkah awal sebelum mengadakan

penelitian yang dimulai dari penelitian lapangan, dan berakhir dengan penyusunan

tugas akhir yang merupakan syarat akademik guna menyelesaikan jenjang strata 1

(S1) pada Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Usulan Tugas Akhir ini berjudul X , yang membahas kondisi geologi daerah telitian,

serta metode-metode yang akan digunakan pada saat melakukan penelitian.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah banyak membari dukungan sehingga tersusunnya usulan tugas akhir ini.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan, oleh sebab itu penyusun membutuhkan kritik, saran, dan bimbingan yang

bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis berharap semoga proposal ini dapat berguna bagi kita semua.

Yogyakarta, 20 April 2005

Penyusun

Rahmad Jamhari

Page 4: Ex Proposal

POTENSI BATUBARA DI DAERAH KONSESI

P.T. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PERSERO)

SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta merupakan salah

satu Universitas Swasta di Yogyakarta. Universitas ini didirikan pada tahun 1958

dengan visi kejuangan, mempunyai Jurusan Teknik Geologi yang berada di bawah

Fakultas Teknologi Mineral. Sesuai kurikulum pada Jurusan Teknik Geologi, untuk

mencapai gelar kesarjanaan progam pendidikan strata 1 (S – 1) dalam bidang Teknik

Geologi, maka bagi mahasiswa diwajibkan untuk melakukan tugas akhir (skripsi)

yang meliputi pemetaan geologi permukaan atau studi khusus.

Pada saat ini mahasiswa dituntut untuk tanggap dan selalu mengikuti

perkembangan dunia geologi baik melalui literatur, majalah, jurnal dan praktek

langsung di lapangan. P.T. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) sebagai salah

satu perusahaan tambang batubara diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk melakukan tugas akhir (skripsi) pada daerah konsesinya dengan

dengan memberikan dukungan sponsor. Dengan hal ini link dan match antara P.T.

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) dengan lembaga pendidikan khususnya

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Yogyakarta dapat terjalin baik dan

berkesinambungan. Akhirnya diharapkan mahasiswa dapat merespon perkembangan

geologi baik dalam teori dan praktek maupun pengetahuan tentang eksplorasi

batubara.

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Topik permasalahan yang akan diangkat pada skrisi ini adalah :

1. Lapisan batubara pada formasi-formasi yang mengandung batubara di cekungan

Sumatera Selatan umumnya berupa multiple seam. Demikian juga dengan lapisan

batubara di P.T. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).

2. Produk batubara di P.T. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) terdiri dari high

sulphur dan low sulphur, atas dasar kenyataan kondisi endapan batubara yang

ada di P.T. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), tidak menutup

Page 5: Ex Proposal

kemungkinan munculnya permasalahan geometri lapisan batubara dan kualitas

batubara.

III. LANDASAN TEORI

Lapisan batubara umumnya dicirikan mempunyai koefisien variasi rendah

dengan geometri dan distribusi kadar sederhana, unsur-unsur utamanya mudah

dievaluasi, sedangkan unsur-unsur minor sulit dievaluasi, dilusi internal dan dilusi

tepi seringkali menimbulkan masalah. Secara umum geometri lapisan batubara

memang lebih sederhana bila dibandingkan dengan endapan mineral yang lain (Spero

Carras, 1984 dalam B. Kuncoro 2000). Tetapi kenyataan di lapangan, selain

ditemukan sebagai lapisan yang melampar luas dengan ketebalan menerus dan dalam

urutan yang teratur, juga dijumpai lapisan batubara yang tersebar tidak teratur, tidak

menerus, menebal, menipis, terpisah dan melengkung dengan geometri yang

bervariasi. Maka geometri menjadi perlu dipelajari dan dipahami secara baik karena

merupakan salah satu aspek penting di dalam usaha mengembangkan industri

pertambangan batubara. Adapun perameter geometri lapisan batubara harus dikaitkan

dengan kondisi penambangannya, karena hasil pemetaan mengenai geometri lapisan

batubara akan menjadi dasar untuk tahap berikutnya, yaitu tahap penambangan.

Pembagian parameter geometri lapisan batubara (Jeremic, 1985 dalam B. Kuncoro

2000) ini didasarkan pada hubungannya dengan terdapatnya lapisan batubara

ditambang dan kestabilan lapisannya meliputi :

a. Ketebalan lapisan batubara : (a) sangat tipis, apabila tebalnya kurang dari 0,5 m,

(b) tipis 0,5-1,5 m, (c) sedang 1,5-3,5 m, (d) tebal 3,5-25 m, dan (e) sangat tebal,

apabila >25 m.

b. Kemiringan lapisan batubara: (a) lapisan horisontal, (b) lapisan landai, bila

kemiringannya kurang dari 25, (c) lapisan miring, kemiringannya berkisar 25-

45, (d) lapisan miring curam, kemiringannya berkisar 45-75, dan (e) vertikal.

c. Pola kedudukan lapisan batubara atau sebarannya: (a) teratur dan (b)tidak teratur.

d. Kemenerusan lapisan batubara: (a) ratusan meter, (b) ribuan meter 5-10 km, dan

menerus sampai lebih dari 200 km.

Selanjutnya agar geometri lapisan batubara menjadi berarti dan menunjang untuk

perhitungan cadangan, bahkan sampai pada tahap perencanaan tambang,

Page 6: Ex Proposal

penambangan, pencucian, pengangkutan, penumpukan, maupun pemasaran, maka

menurut B. Kuncoro (2000) parameternya adalah :

1. Ketebalan

Ketebalan lapisan batubara adalah unsur penting yang langsung berhubungan

dengan perhitungan cadangan, perencanaan produksi, sistem penambangan

dan umur tambang. Oleh karena itu perlu diketahui faktor pengendali

terjadinya kecenderungan arah perubahan ketebalan, penipisan, pembajian,

splitting dan kapan terjadinya. Apakah terjadi selama proses pengendapan,

antara lain akibat perubahan kecepatan akumulasi batubara, perbedaan

morfologi dasar cekungan, hadirnya channel, sesar, dan proses karst atau

terjadi setelah pengendapan, antara lain karena sesar atau erosi permukaan.

Pengertian tebal lapisan batubara tersebut termasuk parting, (gross coal

thickness), tebal lapisan batubara tidak temasuk parting (net coal thickness),

tebal lapisan batubara yang ditambang (mineable thickness).

2. Kemiringan

Besarnya kemiringan lapisan batubara berpengaruh terhadap perhitungan

cadangan ekonomis dan sistem penambangan. Besarnya kemiringan harus

berdasarkan hasil pengukuran dengan akurasi tinggi. Dianjurkan pengukuran

kedudukan lapisan batubara menggunakan kompas dengan metode dip

direction sekaligus harus mempertimbangkan kedudukan lapisan batuan yang

mengapitnya (interburden).

Pengertian kemiringan, selain besarnya kemiringan lapisan juga masih perlu

dijelaskan :

a. Apakah pola kemiringan lapisan batubara tersebut bersifat menerus dan

sama besarnya sepanjang cross strike maupun on strike atau hanya bersifat

setempat.

b. Apakah pola kemiringan lapisan batubara tersebut membentuk pola linier,

pola lengkung, atau pola luasan.

c. Mengenai faktor – faktor pengendalinya.

Page 7: Ex Proposal

3. Pola sebaran lapisan batubara

Pola sebaran lapisan batubara akan berpengaruh pada penentuan batas

perhitungan cadangan dan pembagian blok penambangan. Oleh karena itu,

faktor pengendalinya harus diketahui, yaitu apakah dikendalikan oleh struktur

lipatan (antiklin, sinklin, menunjam), homoklin, struktur sesar dengan pola

tertentu atau dengan pensesaran yang kuat.

4. Kemenerusan lapisan batubara

Selain jarak kemenerusan, maka faktor pengendalinya juga perlu diketahui,

yaitu apakah kemenerusannya dibatasi oleh proses pengendapan, split, sesar,

intrusi atau erosi.

Misal pada split, kemenerusan lapisan batubara dapat terbelah oleh bentuk

membaji dari lapisan sedimen bukan batubara. Berdasarkan penyebabnya

dapat karena proses sedimentasi (autosedimentational split) atau tektonik yang

ditujukan oleh perbedaan penurunan dasar cekungan yang mencolok akibat

sesar ( Werbroke, 1981 dalam Diessel, 1992). Oleh karena itu, pemahaman

yang baik tentang split akan sangat membantu pada :

a. Kegiatan eksplorasi untuk menentukan sebaran lapisan batubara dan

penentuan perhitungan cadangan.

b. Kegiatan penambangan hadirnya split dengan kemiringan sekitar 450 yang

umumnya disertai dengan perubahan kekompakkan batuan, maka akan

menimbulkan masalah dalam kegatan tambang terbuka, kestabilan lereng,

dan kestabilan atap pada operasi penambangan bawah tanah.

5. Keteraturan lapisan batubara

Keteraturan lapisan batubara ditentukan oleh pola kedudukan lapisan batubara

(jurus dan kemiringan) artinya :

a. Apakah pola lapisan batubara dipermukaan (crop line) menunjukkan pola

teratur (garis lurus, melengkung/meliuk pada elevasi yang hampir sama)

atau membentuk pola yang tidak teratur (garis yang tidak menerus,

melengkung/meliuk pada elevasi yang tidak sama).

b. Apakah bidang lapisan batubara membentuk bidang permukaan yang

hampir rata, bergelombang lemah atau bergelombang kuat)

c. Juga harus dipahami faktor pengendali keteraturan lapisan batubara.

Page 8: Ex Proposal

6. Bentuk lapisan batubara

Merupakan perbandingan antara tebal lapisan batubara dan kemenerusannya,

apakah melembar, membaji, melensa atau bongkah. Bentuk melembar

merupakan bentuk yang umum dijumpai, oleh karena itu selain bentuk

melembar, maka perlu dijelaskan faktor-faktor pengendalinya.

7. Roof dan Floor

Kondisi roof dan floor, meliputi jenis batuannya, kekerasan, jenis kontak,

kandungan karbonannya, bahkan sampai tingkat kerekatannya dalam kondisi

kering maupun basah. Kontak batubara dengan roof merupakan fungsi dari

proses pengendapannya pada kontak yang tegas menunjukan proses yang tiba-

tiba, sebaliknya pada proses yang berlangsung lambat diperlihatkan oleh

kontak yang berangsur kandungan karbonnya. Roof banyak mengandung fosil,

sehingga baik untuk korelasi.

Litologi pada floor lebih bervariasi, seperti serpih, batulempung, bataulanau,

batupasir, batugamping, atau soil yang umumnya masif. Bila berupa seat

earth umumnya mengandung akar tumbuhan, berwarna abu-abu cerah sampai

coklat, plastis, merupakan tanah purba tempat tumbuhan hidup, tidak

mengandung alkali, kandungan kalium dan besi rendah. Terjadi karaena

proses perlindihan oleh air yang jenuh asam humik dari pembusukan tanaman.

Seat earth untuk istilah umum untuk batuan berbutir kasar maupun halus yang

mengandung akar tumbuhan dalam posisi tumbuh dan berada di bawah

lapisan batubara. Beberapa istilah lain untuk seat earth antara lain seat rock,

underclay, fireclay, atau gannister dengan ketebalan bervariasi, dari beberapa

cm sampai beberapa meter.

8. Cleat

Cleat adalah kekar di dalam lapisan batubara, khususnya pada batubara

bituminous yang ditunjukkan oleh serangkaian kekar yang sejajar, umumnya

mempunyai orientasi yang berbeda dengan kedudukan lapisan batubara.

Adanya cleat dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: mekanisme

Page 9: Ex Proposal

pengendapan, petrografi batubara, derajat batubara, tektonik (struktur

geologi), dan aktivitas penambangan.

Berdasarkan genesanya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Endogenous cleat, dibentuk oleh adanya gaya internal akibat

pengeringan atau penyusutan material organik. Umunya tagak lurus

bidang perlapisan sehingga bidang kekar cenderung membagi lapisan

batubara menjadi fragmen-fragmen tipis yang tabular.

b. Exogenic cleat, dibentuk oleh gaya ekternal yang berhubungan dengan

kejadian tektonik. Mekanismenya tergantung dari karakteristik lapisan

pembawa batubara. Cleat ini terorientasi pada arah tegasan utama dan

terdiri dari dua pasang kekar yang saling memebentuk sudut.

c. Induced cleat, bersifat lokal akibat proses penambangan dengan adanya

perpindahan beban kedalam struktur tambang. Frekuensi induced cleat

tergantung pada tata letak tambang dan macam teknologi penambangan

yang digunakan.

Berdasarkan bentuknya dapat dikelompokan menjadi lima, yaitu :

a. Bentuk kubus, umunya pada endogenous cleat yang berderajat rendah.

b. Bentuk laminasi pada exogenic cleat berupa perselingan antara

batubara keras dan lunak atau antara durain dan vitrain.

c. Bentuk tidak menerus, berhubungan endogenous cleat dan exogenic

cleat.

d. Bentuk menerus, berhungan dengan struktur geologi akibat

penambangan.

e. Bentuk bongkah yang disebabkan oleh kejadian tektonik.

Besarnya pengaruh cleat menjadi penting untuk dipelajari dan diketahui

karena kehadiran dan orientasi cleat antara lain akan mempengaruhi

pemilihan tata letak tambang, arah penambangan, penerapan teknologi

penambangan, proses pengolahan batubara, penumpukan batubara, dan

bahkan pemasaran batubara (mulai fine coal sampai lumpy coal).

Oleh karena itu, perekaman data cleat tidak hanya terbatas pada kedudukan

dan kisaran jarak antar cleat, tetapi perlu dilengkapi dengan merekam jenis,

pengisi, pengendali terbentuknya, karakteristik karakternya, dan jarak

dominan cleat.

Page 10: Ex Proposal

9. Pelapukan

Tingkat pelapukan penting karena berhubungan dengan dimensi lapisan

batubara, kualitas, perhitungan cadangan dan penambangannya. Oleh karena

itu karakteristik pelapukan dan batas pelapukan harus ditentukan. Pada

batubara lapuk selain harus ditentukan batasnya dengan batubara segar, juga

berpengaruh pada pengukuran tebalnya. Kondisi ini umumnya dijumpai pada

batubara dengan kandungan abu dan moisture tinggi.

Untuk kualitas batubara khususnya masalah kandungan sulfur umumnya

terjadi pada batubara yang berasosiasi dengan kondisi marin. Material pirit khususnya

yang berbentuk framboidal, banyak melimpah pada lapisan-lapisan yang ditutupi

secara langsung oleh stratum marine (William & Keith, 1963 dalam B. Kuncoro

1996).

Lapisan yang terakumulasi pada daerah yang berkondisi marin, seperti

lingkungan back barrier dan lower delta plain yang lebih banyak ditumpangi oleh

sedimen-sedimen marin atau brackish daripada lingkungan upper delta plain atau

lingkungan fluviatil dan sebagian terdiri dari pirit framboidal.

Menurut Caruccio et al (1977) dalam B. Kuncoro 1996, kandungan sulfur

yang hadir sebagai markasit atau pirit terjadi dalam bentuk butiran euhedral, massa

berbutir kasar (lebih besar dari 25 mikron) yang menggantikan material asli tanaman,

berupa massa lembaran (platy) yang mengisi cleat atau rekahan dan framboidal pirit.

Dari hasil penelitian sulfur pirit berbentuk framboidal dihasilkan karena pengurangan

sulfur oleh mikroba organisma yang dijumpai di lingkungan marin hingga air payau

dan tidak pada air tawar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Geometri lapisan batubara dan kualitas batubara dipengaruhi oleh proses-

proses geologi yang bekerja sebelum, bersamaan atau setelah pembentukan

batubara.

2. Proses-proses geologi tersebut antara lain kendali tektonik, struktur geologi

dan lingkungan pengendapan.

Page 11: Ex Proposal

IV. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah yang dapat dimunculkan adalah :

1. Kendali geologi apa saja yang dominan dan berpengaruh besar terhadap

geometri lapisan batubara dan kualitas batubara.

2. Bagaimana pengaruh kendali geologi terhadap geometri lapisan batubara dan

kualitas batubara yang terdapat di daerah konsesi P.T. Tambang Batubara

Bukit Asam (Persero).

V. TUJUAN PENELITIAN

1. Menentukan kondisi kendali geologi yang berpengaruh terhadap geometri

lapisan batubara dan kualitas batubara di P.T. Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero).

2. Mengetahui pengaruh kondisi geologi tesebut terhadap geometri dan kualitas

lapisan batubara (kandungan sulfur).

3. Membuat model geologi batubara yang berhubungan dengan geometri lapisan

batubara dan kualitas batubara.

VI. KEGUNAAN HASIL PENELITIAN

Kegunaan penelitian bagi perusahaan :

1. Tersedianya model geologi batubara untuk geometri lapisan batubara dan

kualitas batubara .

2. Dari pemahaman yang baik mengenai geometri dan kualitas batubara maka

akan sangat membantu bagi perusahaan dalam menentukan :

- evaluasi pada akhir tahap eksplorasi

- perencanaan pengembangan dan perluasan pemetaan

- sebaran kualitas dan sekaligus kuantitas

- keputusan mendirikan usaha pertambangan

- perencanaan eksploitasi

Kegunaan bagi mahasiswa:

Akan mengetahui hubungan antar kendali geologi yang dominan yang akan

berpengaruh besar terhadap geometri lapisan batubara dan kualitas batubara.

Page 12: Ex Proposal

VII. HIPOTESA KERJA

Aspek geometri lapisan batubara dan kualitas batubara pada suatu cekungan

batubara dikendalikan oleh proses-proses geologi yang dominan dan yang

berpengaruh besar sebelum, sesudah atau setelah pembentukan batubara berlangsung

yaitu kendali tektonik dan lingkungan pengendapan.

Konsesi P.T. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) berada di cekungan

Sumatera Selatan yang merupakan cekungan penghasil batubara. Dengan demikian

kendali posisi terhadap sesar, lipatan, lingkungan pengendapan dan kecepatan

penurunan dasar cekungan yang berlangsung di cekungan Sumatera Selatan akan

berpengaruh terhadap aspek geometri dan kualitas batubara.

VIII. PENDEKATAN

Dilakukan pendekatan-pendekatan yaitu :

1. Pendekatan karakteristik dan pola struktur geologi.

2. Pendekatan lingkungan pengendapan.

IX. JENIS DATA DAN METODE

Jenis dan pemrosesan data dilakukan dari data yang dihimpun dari daerah

penelitian secara regional dan detail, meliputi :

a. Peta geologi detail yang diproses menjadi peta geologi detail penelitian skala

1 : 12.500 dan penampang geologi.

b. Pengukuran penampang stratigrafi terukur diproses menjadi penampang

stratigrafi.

c. Pengukuran tebal lapisan batubara

d. Pengukuran kedudukan (jurus dan kemiringan) lapisan batubara

e. Pengamatan singkapan batubara kemudian diproses menjadi profil singkapan

batubara.

f. Pengukuran cleat pada lapisan batubara

g. Pengamatan kontak roof dan floor pada lapisan batubara

h. Dikenalinya pola sebaran batubara

i. Diketahuinya data kualitas batubara

j. Data log dan data core.

Page 13: Ex Proposal

Analisa data berdasarkan data yang telah diproses di atas, yaitu dengan :

1. Menggabungkan peta geologi detail yang sudah ada dengan perolehan data

baru menjadi peta geologi detail penelitian.

2. Menggabungkan hasil pengukuran penampang stratigrafi, profil singkapan,

dan log bor untuk menentukan stratigrafi detail daerah penelitian.

3. Membuat korelasi penampang bor untuk mengetahui lapisan batubara di

bawah permukaan.

4. Menghubungkan data kualitas menjadi peta kualitas.

5. Analisa hubungan kendali geologi dan lingkungan pengendapan terhadap

aspek kualitas dan geometri lapisan batubara.

X. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peta singkapan dan lokasi pengamatan.

2. Peta geologi dan penampang geologi.

3. Penampang stratigrafi dan profil singkapan.

4. Peta kontur struktur tiap seam.

5. Peta isopach, isosulphur, isocal, isomoisi, isocores, isovolatil batubara.

6. Peta-peta kualitas batubara

XI. ORGANISASI PENELITIAN

1. Tempat pelaksanaan

Untuk tempat pelaksanaan Tugas Akhir (skripsi) adalah di konsesi P.T.

Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).

2. Sarana dan prasarana

Selama melaksanakan Tugas Akhir, penulis memerlukan beberapa fasilitas

perlengkapan pendukung.

Perlengkapan dan fasilitas pendukung itu antara lain :

A. Perijinan

B. Asuransi

C. Akomodasi dan transportasi

Page 14: Ex Proposal

Akomodasi dan transportasi yang diperlukan adalah :

1. Biaya perjalanan dari Yogyakarta ke daerah penelitian untuk 1 mahasiswa

yang akan melakukan Tugas Akhir.

2. Biaya perjalanan dari Yogyakarta ke daerah penelitian untuk 1 (satu) dosen

pembimbing lapangan pada waktu checking.

3. Tempat tinggal dan konsumsi selama dua bulan untuk mahasiswa yang akan

melakukan tugas akhir.

D. Perlengkapan penelitian

1. Peta Topografi daerah telitian.

2. Palu geologi dan kompas geologi.

3. Data-data perusahaan yang diperlukan untuk kelancaran penelitian.

4. Fasilitas laboratorium untuk analisa contoh.

5. Perlengkapan komputer untuk olah data.

E. Pembimbing lapangan

Untuk kelancaran penyelesaian Skripsi, penulis berharap mendapatkan seorang

pembimbing lapangan dari perusahaan. Sedangkan untuk pembimbing di kampus

kami telah mendapatkan salah satu staff pengajar pada Jurusan Teknik Geologi,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

F. Rencana jadwal penelitian

Rencana penelitian ini akan disesuaikan dengan jadwal dari perusahaan.

PENYELESAIAN MINGGU KEI II III IV V VI VII VIII

1.Orientasi lapangan dan ketersediaan data

2.Pengumpulan data 3.Pemrosesan data4.Evaluasi presentasi

Page 15: Ex Proposal

XII. PENUTUP

Pelaksanan tugas akhir ini merupakan bentuk kerjasama yang baik antara

lembaga pendidikan dan pihak perusahan khususnya, antara Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dengan kensesi P.T. Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero). Ini merupakan suatu kesempatan yang berharga

apabila kami dapat melakukan tugas akhir yang didukung oleh P.T. Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero) baik berupa sarana maupun prasarana yang dapat

menambah pengetahuan dan pengembangan diri secara progresif. Besar harapan kami

atas terkabulnya permohonan ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

XIII. DAFTAR PUSTAKA

B. Kuncoro Prasongko, 1996, "Model Pengendapan Batubara Untuk

Menunjang Eksplorasi dan Perencanaan Penambangan", Program Studi

Rekayasa Pertambangan Bidang Khusus Eksplorasi Sumberdaya Bumi

Program Pascasarjana ITB, 1996.

Teknologi Pertambangan di Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Teknologi Mineral Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Departemen

Pertambangan dan Energi, 1995.

Kuncoro Prasongko, B., 2000, “Geometri Lapisan Batubara”, Prosiding

Seminar dan Musyawarah Nasional I Ikatan Alumni Tambang, Jurusan Teknik

Pertambangan UPNVY, Yogyakarta