ex summary penyederhanaan perijinan (1)

37
RINGKASAN EKSEKUTIF PENYEDERHANAAN PERIZINAN KOTA BANDUNG A. LATAR BELAKANG Ruang lingkup pelayanan publik (public services) meliputi semua aspek kehidupan masyarakat dimulai sejak seseorang dalam kandungan ketika diperiksa oleh dokter pemerintah, mengurus akta kelahiran, menempuh pendidikan di sekolah negeri, menikmati bahan makanan yang pasarnya dikelola oleh pemerintah, menempati rumah yang disubsidi pemerintah, memperoleh macam-macam perizinan yang berkaitan dengan dunia usaha yang digelutinya hingga seseorang meninggal dan memerlukan surat pengantar dan surat kematian. Permasalah perizinan di Kota Bandung saat ini adalah terlalu banyaknya jenis izin yang harus ditempuh oleh seorang pengusaha dalam memulai, menjalankan serta menutup usahanya. Selain itu, sampai saat ini masih banyak izin yang tidak memiliki nomenklatur usaha yang seragam, sehingga dapat mengakibatkan penyelewengan jenis usaha, peruntukan lahan serta perizinan tertentu. Untuk itu tepat kiranya untuk dilakukan suatu kajian yang komprehensif mengenai penyederhanaan perijianan, dalam upaya meningkatkan kepastian hukum dan peningkatan iklim usaha di Kota Bandung. Penyederhanaan perizinan sesuai dengan program pemerintah dalam (1). Peningkatan Investasi, Ekspor dan Kesempatan Kerja yang difokuskan pada : (a) peningkatan daya tarik investasi dalam dan luar negeri, (b) pengurangan hambatan pokok pada prosedur perizinan, (c) administrasi perpajakan dan kepabeanan, (d) peningkatan kepastian hukum dan keserasian peraturan pusat dan peraturan daerah, (e) peningkatan daya saing industri manufaktur, (f) intensitas pariwisata, (g) produktivitas dan akses UKM kepada sumberdaya yang produktif 1

Upload: meti-mediya

Post on 17-Jun-2015

1.291 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

RINGKASAN EKSEKUTIF

PENYEDERHANAAN PERIZINAN KOTA BANDUNG

A. LATAR BELAKANG

Ruang lingkup pelayanan publik (public services) meliputi semua aspek kehidupan masyarakat dimulai sejak seseorang dalam kandungan ketika diperiksa oleh dokter pemerintah, mengurus akta kelahiran, menempuh pendidikan di sekolah negeri, menikmati bahan makanan yang pasarnya dikelola oleh pemerintah, menempati rumah yang disubsidi pemerintah, memperoleh macam-macam perizinan yang berkaitan dengan dunia usaha yang digelutinya hingga seseorang meninggal dan memerlukan surat pengantar dan surat kematian.

Permasalah perizinan di Kota Bandung saat ini adalah terlalu banyaknya jenis izin yang harus ditempuh oleh seorang pengusaha dalam memulai, menjalankan serta menutup usahanya. Selain itu, sampai saat ini masih banyak izin yang tidak memiliki nomenklatur usaha yang seragam, sehingga dapat mengakibatkan penyelewengan jenis usaha, peruntukan lahan serta perizinan tertentu. Untuk itu tepat kiranya untuk dilakukan suatu kajian yang komprehensif mengenai penyederhanaan perijianan, dalam upaya meningkatkan kepastian hukum dan peningkatan iklim usaha di Kota Bandung.

Penyederhanaan perizinan sesuai dengan program pemerintah dalam (1). Peningkatan Investasi, Ekspor dan Kesempatan Kerja yang difokuskan pada : (a) peningkatan daya tarik investasi dalam dan luar negeri, (b) pengurangan hambatan pokok pada prosedur perizinan, (c) administrasi perpajakan dan kepabeanan, (d) peningkatan kepastian hukum dan keserasian peraturan pusat dan peraturan daerah, (e) peningkatan daya saing industri manufaktur, (f) intensitas pariwisata, (g) produktivitas dan akses UKM kepada sumberdaya yang produktif dan (h) perbaikan iklim ketenagakerjaan serta perluasan kesempatan kerja. (2). Pemberantasan Korupsi dan Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang difokuskan pada penindakan terhadap pelaku tindak pidana korupsi, pencegahan praktik tindak pidana korupsi, peningkatan kualitas pelayanan publik, kinerja dan kesejahteraan PNS serta penataan kelembagaan ketatalaksanaan, dan pengawasan aparatur negara.

Dalam hal pelayanan publik, saat ini dikenal adanya Empat Masalah, dan Tujuh Kelemahan, Empat masalah, terdiri atas (1) berbagai keluhan masyarakat kurang direspons aparatur; (2) belum ada data awal yang pasti dan sama; (3) tolok ukur keberhasilan belum jelas; dan (4) pemberantasan korupsi. Sementara itu, Tujuh kelemahan yang menonjol dalam hal pelayanan publik adalah : (1) lemahnya kehendak pemerintah (political will); (2) belum ada kesamaan persepsi dan pemahaman tentang visi, misi, tujuan dan rencana tindak; (3) kurang memanfaatkan

1

Page 2: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

teknologi informasi (e-government, e-procurement, information technology); (4) belum ada kesepakatan menerapkan SIN (single identification/identity number) dan SIPS (Single Identity Pubic Services) tentang data kepegawaian, asuransi kesehatan, taspen, pajak, tanah, imigrasi, bea-cukai, dan yang terkait lainnya; (5) masih banyak duplikasi, pertentangan, dan ketidakwajaran  peraturan perundang-undangan (ambivalen dan multi-interpreted); (6) kelemahan dalam penegakan hukum; dan (7) belum ada konsistensi yang didukung kesungguhan atau keseriusan pemerintah dalam pemberantasan KKN.

Dalam upaya mendorong penigkatan pertumbuhan ekonomi dan program peningkatan iklim usaha, maka pemerintah telah melaksanakan beberapa kebijakan dalam hal promosi Investasi Dalam Negeri berupa :1. Penyederhanaan perizinan berusaha di indonesia dalam rangka menaikkan

peringkat Indonesia dari 135 ( menurut penilaian BANK DUNIA/IFC ) menjadi peringkat ke 70 yang dilaksanakan oleh Menteri Pendayagunaan Aparaur Negara dan Kepala Badan Kerjasama Penanaman Modal dengan dasar perbandingan pelayanan investasi negara-negara asia : Indonesia -------------> 151 hari Malaysia ---------------> 30 hari Singapore -------------> 8 hari Korea -------------------> 22 hari Jepang -----------------> 31 hari China -------------------> 48 hari

2. INPRES NO. 3 TH 2006 Tanggal 27 Pebruari 2006 Tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi berupa : Menyederhanakan proses pembentukan Perusahaan dan Izin Usaha dari 150 hari menjadi 30 hari (lamp. paket no I /4b).

3. PERMENDAGRI NO. 24 TH 2006 Tanggal 6 Juli 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (pasal 11 jangka waktu penyelesaian pelayanan perizinan dan non perizinan ditetapkan paling lama 15 hari kerja terhitung mulai sejak diterimanya berkas permohonan beserta seluruh kelengkapannya.

Demi terciptaya keseragaman dalam kebijakan pelayanan publik ini, maka disepakai enam indikator yang dipergunakan sebagai dasar penilaian bank dunia/ifc dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada beberapa negara adalah :

1. Starting A Business (perizinan utk memulai usaha)2. Dealing with License (perizinan dlm menjalankan usaha)3. Registering Property (penyiapan/pembelian lahan)4. Trading Across Border (ekspor impor)5. Paying Taxes (waktu & double tax )6. Enforcing Contract (penegakkan kepastian kontrak)

2

Page 3: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

B. PERMASALAHAN

Menurut hasil survey yang dilakukan UGM pada tahun 2002, secara umum stakeholders menilai bahwa kualitas pelayanan publik mengalami perbaikan setelah diberlakukannya otonomi daerah; namun, dilihat dari sisi efisiensi dan efektivitas, responsivitas, kesamaan perlakuan (tidak diskriminatif) masih jauh dari yang diharapkan dan masih memiliki berbagai kelemahan. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, memang sangat disadari bahwa pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan, antara lain (Mohamad, 2003):

Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perizinan) pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan lama. Selain itu kemampuan staf pelayanan (front line staff) untuk dapat menyelesaikan masalah sangat rendah, dan di lain pihak kemungkinan masyarakat untuk bertemu dengan penanggungjawab pelayanan, dalam rangka menyelesaikan masalah juga sangat sulit.

Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan perizinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan

Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait.Kurang informatif. Berbagai informasi, lambat disampaikan atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.

Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan tersebar, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.

Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.

Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.

Untuk itu, sebagai langkah awal upaya peningkatan kinerja pelayanan publik di Kota Bandung dimulai dari substansi, yaitu menyederhanakan perizinan dari segi Jenis Izin, Jumlah Izin serta proses dan prosedur perizinan.

3

Page 4: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

C. RANCANGAN ANALISIS

4

Page 5: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

D. PELAYANAN PUBLIKDilihat dari produknya, pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3 jenis

(Prianto, 2006:2) yaitu: 1.  Pelayanan administratif, yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi

yang dibutuhkan masyarakat. Produk ini antara lain meliputi status kewarganegaraan, status usaha, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan atas barang. Wujud fisik berbagai dokumen ini antara lain SIUP, izin trayek, izin usaha, akta, kartu tanda penduduk (KTP), dan sertifikat tanah.

2.  Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, misalnya : pendidikan, kesehatan, penyelenggaraan transportasi.

3.  Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan masyarakat (jaringan telepon, listrik, air bersih, dan sejenisnya).

Jenis-jenis perizinan dan persyaratan-persyaratan formal Peraturan pemerintah dapat dikelompokkan berdasarkan kaitannya dengan

siklus usaha, (1) tahap memulai usaha ada persyaratan lokasi usaha dan persyaratan pendaftaran. (2) tahap operasional dan pengembangan usaha ada izin impor dan ekspor atau peraturan yang berkaitan dengan lingkungan. (3) tahap penutupan usaha ada prosedur untuk dinyatakan bangkrut. Kajian Kebijakan ini memfokuskan diri hanya pada regulasi yang berhubungan dengan proses memulai dan fomalisasi usaha. Namun demikian, suatu penyederhanaan peraturan yang komprehensif seharusnya mencakup semua jenis peraturan. Diskusi tentang upaya penyederhanaan peraturan dunia usaha biasanya dipersulit oleh adanya pemahaman yang tidak jelas tentang berbagai jenis persyaratan formal untuk berbisnis. Di Indonesia, sebagai contoh, lisensi, izin, permit, registrasi, pajak dan pungutan sering dicampur-adukkan dan secara kolektif dinamai “business licenses” (Perizinan Usaha). Generalisasi semacam itu menghambat diskusi dan analisis yang jelas terhadap masalah-masalah regulasi yang spesifik.

Izin usaha adalah suatu izin umum yang formal bagi suatu badan usaha untuk memasuki suatu pasar dan menjalankan usaha. Pengaturan badan-badan usaha secara sistematis dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan dan perlindungan konsumen serta meningkatkan pengembangan pasar dan persaingan. Tidak dimilikinya izin akan merugikan usaha itu sendiri karena hal ini akan membatasi pengakuan legal terhadapnya dan dengan demikian akan membatasi aksesnya ke perlindungan hukum, layanan-layanan formal dan kemungkinan memasuki pasar tertentu.

1. Izin Usaha Umum: Izin dari pemerintah yang diperlukan untuk semua kegiatan usaha sebelum dapat dijalankan di pasar.

2. Izin Usaha Khusus: Mengatur aktivitas usaha di bidang-bidang tertentu di mana pemerintah merasa perlu melindungi kepentingan publik, seperti masalah-masalah kesehatan dan keselamatan, perencanaan kota dan pelestarian lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan sektoral serta kegiatan-kegiatan spesifik yang berkaitan dengan proses atau produk.

5

Page 6: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

3. Permit : berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang umumnya dilarang, seperti penggunaan racun atau pembuatan senjata api, namun pemerintah memberikan pengecualian dengan persyaratan-persyaratan tertentu.

4. Pendaftaran Usaha : Tujuan dari melakukan pendaftaran bukanlah untuk mengatur aktivitas melainkan untuk menciptakan suatu struktur informasi dasar. Struktur informasi dasar ini biasanya mencakup registrasi dari (i) tempat kediaman, (ii) perusahaan-perusahaan, (iii) tanah, dan (iv) tanggung jawab (misalnya tanggung jawab untuk membayar pajak). Pendaftaran usaha bermanfaat bagi pemerintah karena membantu menyediakan informasi yang lengkap dan selalu diperbarui mengenai populasi usaha untuk dipakai dalam pembuatan kebijakan publik dan keperluan administratif lainnya. Bagi dunia usaha, pendaftaran merupakan langkah penting yang relatif sederhana untuk memperoleh formalisasi dan berbagai keuntungan dari status hukum yang formal. Status hukum yang jelas akan memperkuat posisi usaha di hadapan administrasi publik (usaha-usaha informal, misalnya, selalu menjadi korban pungutan tidak resmi) dan dapat meningkatkan akses ke berbagai pelayanan seperti pembiayaan dari bank.

Model Pengelolaan Organisasi Pelayanan Publik

          Model pengelolaan organisasi pelayanan publik ini, bertujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan (pengguna jasa). Model yang banyak digunakan dalan pengelolaan pelayanan publik adalah sebagai berikut : 

komitmenkemampuanKebijakan

Sistem Sosio-Kultur

KepuasanPelanggan/

Publik

TangibleRealibilityResponsivenessAssuranceEmpathy

PartisipasiAkuntabilitas

Kelembagaan-kemitraanSumberdaya

komitmenkemampuanKebijakan

Sistem Sosio-Kultur

KepuasanPelanggan/

Publik

TangibleRealibilityResponsivenessAssuranceEmpathy

PartisipasiAkuntabilitas

Kebijakan

Sistem Sosio-Kultur

KepuasanPelanggan/

Publik

TangibleRealibilityResponsivenessAssuranceEmpathy

PartisipasiAkuntabilitas

Sistem Sosio-Kultur

KepuasanPelanggan/

Publik

TangibleRealibilityResponsivenessAssuranceEmpathy

PartisipasiAkuntabilitas

Kelembagaan-kemitraanSumberdaya

                   Dengan melihat model pengelolaan organisasi pelayanan publik ini, ada beberapa aspek yang dianggap sangat memiliki dampak langsung terhadap upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, yaitu:

        Sumber: Hasil Kajian Peningkatan Kualtitas Pelayanan Publik 

6

Page 7: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

1.      Aspek Kepemimpinan : Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi dan masyarakat yang dihadapinya. Aktivitas kepemimpinan sangat penting artinya terhadap motivasi orang lain, hubungan antara individu dan interaksi sosial, komunikasi interpersonal, iklim dalam organisasi, konflik interpersonal, perkembangan personil dan mengantisipasi produktivitas sumber daya manusia aparatur.2.      Aspek Sistem Kelembagaan

a.      Aspek Kelembagaan : Implikasi dari tumpang tindihnya kewenangan atau “pengambilalihan” kewenangan pelayanan yang bukan kewenangannya, ternyata dapat menimbulkan kurang maksimalnya kualitas pelayanan itu sendiri,. Pada Unit Pelayanan yang mempunyai pimpinan dan aparat serta tokoh-tokohnya yang lain yang mempunyai jiwa dan karakter kepemimpinan yang baik, proaktif dan inovatif dalam menjalankan tugasnya, kekurangan dalam hal optimalisasi kualitas pelayanan akan teratasi.

b.     Aspek Sumber Daya (Manusia) : Ketersediaan sumber daya yang memadai dan potensial dipandang sebagai faktor yang signifikan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Aspek sumberdaya SDM aparatur, teknologi dan aspek prasarana dan sarana fisik lainnya. Secara umum kelemahan pelayanan publik selama ini lebih dikarenakan oleh masalah keterbatasan kemampuan finansial dan sarana prasarana fisik. Kelemahan lainnya adalah kemampuan dan kompetensi SDM aparatur yang terlibat langsung kepada pemberian pelayanan, di mana rata-rata SDM Aparatur di daerah belum mahir dalam menggunakan dan mengoperasikan teknologi informasi.

 c.     Aspek Partisipasi Masyarakat : Dalam konteks partisipasi masyarakat di dalam penyelenggaraan pelayanan umum, komunikasi yang efektif antara masyarakat dengan pemerintah terutama berkaitan dengan arah pelayanan yang berorientasi kepada pelanggan di mana kepentingan, keinginan, harapan dan tuntutan masyarakat menjadi sandaran utamanya. Posisi masyarakat dipandang sebagai subyek yang harus dilayani dan dipuaskan. Karenanya, ketika berbicara mengenai kualitas pelayanan yang diberikan maka hal itu akan sejajar dengan tingkat kepuasan masyarakat sebagai pelanggannya. Dalam melakukan pelayanan yang baik, seorang pelayan harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadap yang dilayaninya.

Permasalahan umum dalam upaya meningkatkan iklim penanaman modal di seluruh wilayah Indonesia termasuk Kota Bandung dapat dikelompokan kedalam lima katagori sebagai berikut :

7

Page 8: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

1. Sikap yang menghambat dunia usaha : Pasal 33, UUD 1945, perekonomian terpimpin : memberi mandat kepada pemerintah untuk mengontrol dan mensupervisi usaha untuk memberikan kemudahan dan mempromosikan pengembangan sektor swasta.

2. Duplikasi perizinan usaha secara umum : Izin-izin bidang industri—Izin Usaha Industri (IUI), Izin Perluasan (IP), Tanda Daftar Industri (TDI) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) bagi usaha kecil, menengah dan besar—merupakan izin-izin yang duplikatif. Izin-izin ini pada intinya mengatur hal yang sama secara substantif, yaitu untuk mengatur kegiatan usaha.

3. Persyaratan berlebihan yang harus dipenuhi : Dokumen-dokumen yang harus diserahkan guna melengkapi suatu aplikasi untuk mendapatkan izin ini saling tumpang tindih dan jumlahnya terlalu banyak. Sebagai contoh, aplikasi izin PT untuk mendapatkan SIUP harus dilengkapi berbagai izin dan akte lainnya, yaitu akte pendirian yang disahkan notaris, legalisasi akte PT oleh Menteri Kehakiman, Kartu Tanda Pengenal (KTP) dari pimpinan perusahaan, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), izin yang berkaitan dengan gangguan/Ordonansi Gangguan (HO, atau Hinder Ordonantie), laporan keuangan perusahaan serta foto-foto. Sebagian besar dari persyaratan tersebut harus pula diserahkan untuk mendapatkan izin atau sertifikat dari instansi lainnya.

4. Proses perpanjangan perizinan : Kewajiban untuk memperbarui izin sesuai dengan tahap-tahap dalam siklus hidup suatu usaha (memulai, memperluas, perubahan dan penutupan) tidak ada pembenaran yang eksplisit untuk beban adiministratif tambahan ini.

5. Perizinan yang semakin rumit : jumlah peraturan daerah (perda) berkenaan dengan pajak, pungutan dan iuran-iuran lainnyatelah meningkat pesat semenjak proses desentralisasi dimulai.

Permasalahan perizinan tersebut terjadi karena diakibatkan oleh karena adanya hal-hal sebagai berikut :

1) Penyusunan kebijakan perizinan masih belum partisipatif,

2) Rasionalitas dalam penetapan izin, 3) Perizinan difungsikan sebagai

instrumen pendapatan, 4) Instrumen kelembagaan untuk

pemrosesan dan pengawasan izin yang telah dikeluarkan masih lemah,

5) kapasitas pemerintah daerah dalam formulasi kebijakan dan pelaksanaan perizinan masih lemah,

6) Masih terjadinya peyimpangan dalam pelaksanaan,

7) Monopoli birokrasi dalam proses pengurusan izin,

8) Masih lemahnya masyarakat sipil dan asosiasi bisnis sebagai instrumen kontrol pemerintah.

9) Waktu pengurusan izin10) Biaya11) Waktu Penyelesaian

8

Page 9: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

E. PENYEDERHANAAN PERIZINAN

Analisa HGSL (Pengahapusan, Penggabungan, Penyederhanaan dan pelimpahan) yang dikenal juga dengan istilah studi ACSD (Abolish, Combine, Simplified, Decentralised) dilakukan terhadap perizinan dan non perizinan di Kota Bandung untuk melihat sejauhmana perizinan dan non perizinan dilaksanakan dengan memperhatikan aspek peraturan perundangan, aspek substansi izin serta aspek pendapatan daerah. Analisa ini merupakan inti dari penyederhanaan regulasi perizinan, yang terdari dari alternative solusi sebagai berikut:

Penghapusan yaitu mengurangi jenis perizinan yang selama ini diberlakukan dengan menghapus perizinan tersebut

Penggabungan, yaitu menggabungkan beberapa perizinan dan non perizinan yang dianggap sama secara subtansi menjadi satu perizinan

Penyederhanaan yaitu penyederhanaan prosedur dan persyaratan yang selama ini diberlakukan

Pelimpahan yaitu melimpahkan proses pemberian izin kepada instansi dibawahnya dengan pertimbangan jangkauan pelayanan lebih dekat dan lebih cepat

1. Evaluasi Perizinan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah tersebut, pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola secara bersama antar tingkatan dan susunan pemerintahan atau konkuren.

Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan dan sebagainya. Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang diprioritaskan oleh pemerintahan daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah. Urusan pemerintahan di luar urusan wajib dan urusan pilihan yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, sepanjang menjadi kewenangan daerah yang bersangkutan tetap harus diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang bersangkutan.

9

Page 10: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan wajib ini meliputi:

a. pendidikan;b. kesehatan;c. lingkungan hidup;d. pekerjaan umum;e. penataan ruang;f. perencanaan pembangunan;g. perumahan;h. kepemudaan dan olahraga;i. penanaman modal;j. koperasi dan usaha kecil dan menengah;k. kependudukan dan catatan sipil;l. ketenagakerjaan;m. ketahanan pangan . . .n. pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak;

o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

p. perhubungan;q. komunikasi dan informatika;r. pertanahan;s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;t. otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;

u. pemberdayaan masyarakat dan desa;v. sosial;w. kebudayaan;x. statistik; y. kearsipan; danz. perpustakaan.

Urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Urusan pilihan ini meliputi:

a. kelautan dan perikanan;b. pertanian;c. kehutanan;d. energi dan sumber daya mineral;

e. pariwisata;f. industri . . .g. perdagangan; danh. ketransmigrasian.

Dari hasil evaluasi perizinan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang kewenangan pemerintah daerah, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa jenis izin dan non-izin harus dihapuskan. Berikut rekapitulasi beberapa jenis izin dan non-izin yang tidak secara eksplisit maupun implisit disebutkan dalam PP No.38 Tahun 2007 :

Perizinan Persetujuan PMDN Izin Penanaman Pemeliharaan dan

Penebangan Pohon Izin Pemakaian Tanah dan

Bangunan Milik/Dikuasai Pemda Izin Bongkar muat barang Izin Pendirian Wartel

Non-perizinan Rekomendasi siatem proteksi

kebakaran disetiap bangunan yang akan dibangundan rekomendasi HO.

Rekomendasi kepada pedagang alat-alat pemadam kebakaran

Rekomendasi penyelenggaraan jasa titipan

10

Page 11: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

Izin Pendirian Warnet Izin Tempat Berjualan Tiket (Agen) Izin Pemakaman Tanda Daftar Gudang Izin Usaha Penggilingan Padi Huller Izin Usaha Kolam Pemancingan

Instalasi kabel rumah Rekomendasi pendaftaran kendaraan

bermotor Rekomendasi penyelenggaraan

wartel/warnet Rekomendasi pengumpulan

uang/barang sumbangan Pendirian yayasan orsos Rekomendasi bantuan

Melihat hasil mapping dan analisa di atas pemerintah Kota Bandung dituntut untuk dapat mereview berbagai bentuk peraturan perizinan dan non perizinan yang diarahkan pada perbaikan perizinan yang tumpang tindih baik dalam persyaratan, tujuan maupun, obyek perizinan dan non perizinan. Selain itu banyak jenis izin yan harus dilengkapi dengan rekomendasi-rekomendasi yang kurang relevan, sehingga menimbulkan penjangnya birokrasi yang harus ditempuh. Harapan dari kebijakan ini adalah berkurangnya jumlah perizinan yang tumpang tindih dan yang tidak sesuai dengan peraturan serta tuntutan perkembangan sehingga dapat mengurangi beban masyarakat terhadap perizinan.

2. Analisis Substansi Izin

Pada dasarnya substansi suatu perizinan memiliki banyak sisi yang saling terkait. Pada bagian ini seluruh jenis izin dan non-izin akan dikelompokan berdasarkan indikator substansi izin berikut. Secara umum, suatu perizinan dapat dikelompokan kedalam indikator berpa (1) Substansi Izin, (2) Tujuan Izin, (3) Prosedur Izin, (4) Kewenangan Izin dan (5) Penegakan Izin. Lebih jauh lagi masing-masing indikator tersebut memiliki sub-indikator sebagai berikut :

A. Substansi Izin1. Larangan, kewajiban dan perintah,2. Melindungi Nilai-nilai masyarakat, ekonomi dan budaya3. Melindungi lingkungan hidup dan mengatur tataruang4. Melakukan pendataan dan pendaftaran usaha5. Melindungi keselamatan umum

B. Tujuan Izin1. Menyelidiki orang dan atau badan hukum privat2. Mencegah kerugian, bahaya dan gangguan3. Melindungi benda atau sumberdaya4. mengatur dan menentukan hubungan hukum

C. Prosedur Izin1. Memenuhi proseur administrasi2. Memenuhi prosedur yuridis3. Memenuhi Prosedur teknis4. Memenuhi prosedur manajerial

11

Page 12: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

D. Kewenangan Izin1. Mengeluarkan izin2. Mengawasi pelaksanaan izin3. Mengendaikan pelaksanaan izin

E. Penegakan Izin1. Implementasi2. Penegakan hukum3. Pengawasan Pemberian sanksi

Melihat hasil pengelompokan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa kesamaan izin dan non izin yang ada di Kota Bandung dapat dikelompokan dalam 3 (tiga) katagori utama, yaitu katagori pendaftaran usaha, perizinan, serta manajemen pengawasan dan pengendalian. Secara detail pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Pendaftaran Usaha, (2) Izin Usaha, (3) Izin tertentu (khusus), (4) Pembinaan usaha dan (5) Pengawasan dan pengendalian usaha. Dari hasil pengelompokan berdasarkan indikator perizinan di atas, dapat ditarik kesimpulan kesamaan indikator sebagai berikut :

Katagori

Su

bst

an

si

Tu

juan

Pro

sed

ur

Ke

wen

an

gan

Pen

egak

an

Pendaftaran Usaha 4 1 1 4 1

Izin Usaha 2 4 2 1 1

Izin tertentu (khusus) 3 3 3 1 2

Pembinaan usaha 5 2 4 3 3

Pengawasan dan pengendalian usaha 1 1 4 2 4

Dari hasil tersebut dapat disimpukan pengelompokan izin dan non-izin di Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut :

PENDAFTARAN USAHA1 Surat Izin Tetap (IUT) 7 Surat keterangan Tanda Terdaftar dan Stiker Jajanan

2 Izin Tempat Usaha 8 Surat Keterangan Pendaftaran Tukang Gigi

3 Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 9 Pendirian Yayasan/Orsos4 Tanda Daftar Gudang

10

Pemberian kartu pendaftaran usaha kecil penggilingan padi, huller, penyosohan beras dan pengolahan hasil pertanian tanaman pangan lain5

Tanda Daftar Industri

6Surat Tanda Bukti Diri Terdaftar Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional

11

Pemberian kartu pendaftaran perikanan rakyat dan usaha kecil kolam pemancingan;

12

Page 13: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

IZIN USAHA UMUM

1Surat Izin Usaha Kepariwisataan (SIUK) 1

8Izin Apotik;

2Izin Usaha Angkutan 1

9Izin Pedagang Eceran Obat (PEO);

3Izin Penyelenggaraan Bengkel Kendaraan Bermotor; 2

0zin Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional (BATRA);

4Izin Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Mengemudi;

21

Izin Usaha Perdagangan Ikan Segar Dan Ikan Olahaan

5Izin Usaha Parkir Umu 2

2Izin Kursus Setir Mobil;

6Izin Pendirian Wartel (KBU) 2

3Izin Usaha Peternakan;

7Izin Pendirian Warnet; 2

4Izin Usaha Pembibitan Ternak;

8Izin Jasa Titipan Lokal, Cabang dan intra Kota; 2

5Izin Usaha Pemotongan Hewan Unggas

9Izin Salon Kecantikan 2

6Izin Usaha Pembibitan Tanaman

10Izin frekwensi radio dan orbit satelit untuk televisi dan radio lokal;

27

Izin Usaha Penggilingan Padi Huller, Penyosohan Beras dan Pengolahan Hsl Pertanian Tanaman Pangan Lainnya;

11Izin Usaha Perdagangan 2

8Pengelolaan Izin Usaha Tempat Parkir

12Izin Usaha Industri ; 2

9Izin Usaha Kolam Peman-cingan;

13Izin Penyelenggaraan Optikal 3

0Izin Penyelenggaraan Kursus Umum;

14Izin Laboratorium Kesehatan Swasta; 3

1Izin Pengelolaan/ Penyelenggaraan Fasilitas Parkir;

15Izin Pelayanan Radiologi Swasta (Praktek Radiologi Perseorangan / Klinik Rontgen);

32

Izin Usaha Budidaya dan Pembibitan serta Penangkaran Induk Ikan Hias;

16Izin Pelayanan Pendirian Klinik Computer Tomography Scanner (CT Scan) Swasta

33

Izin tetap Lembaga Latihan Kerja Swasta yang telah memperoleh izin sementara 2 (dua) tahun.

17Izin Tempat Penjualan Tiket (agen); 3

4Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

IZIN KHUSUS (TERTENTU)

1Izin Lokasi 1

4Izin Pengeboran Air Bawah Tanah (SIP);

2Izin Pemanfaatan Lahan Mata Air dan Lahan Pengairan Lainnya;

15

Izin Pembangunan Lintasan yang Berada Dibawah/ Diatasnya;

3Perpanjangan izin penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Perusahan (TKWNAP);

16

Izin Pemanfaatan Bangunan Pengairan Dan Lahan pada Daerah Sempadan Saluran Sungai;

4Izin Gangguan 1

7Izin Peruntukan Penggunaan Tanah ( IPPT )

5Izin Penutupan/ Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran;

18

Izin Usaha Pengusaha Pengeboran Air Bawah Tanah (SIPPAT);

6Izin Trayek; 1

9Izin Rumah Sakit (Umum, khusus);

7Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan; 2

0Izin Penyelenggaraan Klinik Fisioterapi;.

13

Page 14: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

8Izin Penyelenggaraan Reklame 2

1Izin Klinik Hewan RSH, RPH/ Unggas;

9Izin Pematangan Lahan / Tanah; 2

2Izin Usaha Pupuk dan Peptisida.

10Izin Pemanfaatan Titik Tiang Pancang Reklame, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) sejenisnya.

23

Izin Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Swasta (SPKDS) dan Sarana Pelayanan Kesehatan Spesialis Swasta

11Izin Pembuatan Jalan Masuk Kompleks Perumahan, Pertokoan dan yang sejenismya;

24

Izin Perubahan Alur, Bentuk, Dimensi dan Kemiringan Dasar saluran / Sungai;

12Izin Pengambilan Air Permukaan; 2

5Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA);

13Izin Pembuangan Air Buangan ke Sumber Air; 2

6Izin EksploItasi Air Bawah Tanah

27

Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

PEMBINAAN

1Rekomendasi / Izin Operasional Kelompok Bermain / Tempat Penitipan Anak;

13

Sertifikasi Produksi Makanan & Minuman Industri Rumah tangga

2Izin Penyehatan Makanan Jasaboga; 1

4Instalasi Kabel Rumah

3Izin Pemakaman 1

5Penentuan tingkat mutu restoran dan Rumah makan

4Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan/ Restoran

16

Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Depo Air Minum (DAM)

5Sertifikat dan lisensi bagi tenaga kerja yang telah memiliki kualifikasi tertentu;

17

Sertifikat Laik Sehat Restoran/ Rumah Makan

6Izin Pemutusan Hubungan Kerja; 1

8Sertifikat Laik Sehat Hotel

7Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga 1

9Sertifikat Laik Sehat Kolam Renang

8Rekomendasi bagi pengusaha katering dan penyelenggara kantin yang melayani tenaga kerja;

20

Retribusi/`Pembinaan penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dari pengguna tenaga kerja;

9

Izin bagi perusahaan jasa inspeksi teknis yang berkeahlian khusus yang melakukan pengujian terhadap alat, pesawat mesin-mesin.

21

Izin bagi perusahaan yang menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat umum dalam bentuk latihan ditempat kerja dan/atau magang;

10Pengesahan bagi perusahaan penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan kerja;

22

Izin kerja malam bagi Perusahaan yang mempeker-jakan tenaga kerja wanita;

11Sertifikat Grading Restoran dan Rumah Makan 2

3 Sertifikasi ransum makanan ternak

12Rekomendasi kepada pedagang alat-alat pemadam kebakaran;

24

Surat keterangan (akreditasi) laik sehat restoran, rumah makan, hotel & kolam renang

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

1Surat Persetujuan PMDN 3

6Rekomendasi Penyelenggaraan undian gratis berhadiah;

2Izin Perubahan Usaha 3

7Penerbitan Kartu Nomor Induk Kependudukan (Kartu NIK);

3Izin Perubahan Status 3

8Rekomendasi Bantuan

4Izin Perluasan 3

9Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)

14

Page 15: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

5Izin Operasional Penggabungan Perusahaan 4

0Penerbitan Kartu Keluarga (KK)

6Izin Penanaman, Pemeliharaan dan Penebangan Pohon

41

Rekomendasi Pengumpulan Uang/Barang (sumbangan Sosial);

7Izin Pemakaian Tanah dan Bangunan Milik Pemerintah Kota Bandung;

42

Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara (SKPPS)

8Izin Operasi dan Kartu Pengawasan 4

3Penerbitan Kartu Identitas Kerja (KIK)

9Izin Dispensasi Jalan-jalan Tertentu; 4

4Penerbitan Kartu Identitas Domisili Sementara (KIDS)

10Izin Uji Berkala; 4

5Pencatatan dan Penerbitan Akta Kelahiran

11Izin Bongkar Muat Barang 4

6Pencatatan dan Penerbitan Akta Perkawinan

12Izin Insidentil; 4

7Pencatatan dan Penerbitan Akta Perceraian

13Izin Penggalian Daerah Milik Jalan (Damija); 4

8Pencatatan dan Penerbitan Akta Kematian

14

Izin Praktik Tenaga Kesehatan (Tenaga Medis, Kefarmasian, Perawat, Bidan, Tenaga Gizi, Keterapian fisik);

49

Pelayanan Pemberian kartu pendafatan peternakan rakyat, usaha kecal hewan kesayangan, izin masuk RPH/unggas, dan kartu pengenal loper susu/daging

15Penerbitan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM)

50

Surat Keterangan Pelaporan Perubahan Status Kewarganegaraan

16Izin Praktek Berkelompok Dokter Spesialis (PBDS); 5

1Surat Izin Menetap Sementara (SIMS)

17Izin Operasional Pest Control; 5

2Surat Izin Menetap (SIM)

18Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK 5

3Surat Bukti Pelaporan Orang Asing (SBPOA)

19Izin penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing; 5

4Surat Bukti Penyerahan Data Kependudukan

20Izin operasional Lembaga Latihan Kerja Swasta; 5

5Surat Keterangan Rekomendasi Penggantian Nama

21Izin Penyimpangan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat; 5

6Pencatatan dan Penerbitan Akta Ganti Nama

22Izin pengesahan bagi Peru-sahaan yang memakai dan mempergunakan alat, pesawat, mesin-mesin;

57

Izin Kerja Tenaga Kesehatan (perawat, bidan, asisten apoteker, apoteker, fisioterapi, nutrisi);

23Perpanjangan Izin Kerja Tenaga Kerja Asing(IKTA) 5

8Salinan Ganti Nama

24Izin Pengumpulan Sumbangan uang atau barang 5

9Surat Keterangan Penolakan

25Rekomendasi Sistem Proteksi Kebakaran di setiap bangunan dan rekomendasi HO;

60

Surat Keterangan Catatan Pinggir Akta tentang Perubahan Kewarganegaraan

26Izin penyehatan jasa boga 6

1Surat Keterangan Marga

27Rekomendasi Penyelenggaraan Bazaar dan Pagelaran Seni

62

Pencatatan dan Penerbitan Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak

28Rekomendasi Penyelenggaraan Karya Wisata 6

3Surat Keterangan Mutasi Data

29Rekomendasi Penyelenggaraan kesiswaan 6

4Surat Keterangan Ahli Waris

30Surat Keterangan Belum Kawin 6

5Surat Keterangan Kelahiran

15

Page 16: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

31Rekomendasi Izin Tempat Parkir 6

6Surat Keterangan Kematian

32Rekomendasi penyelenggaraan Jasa Titipan 6

7Surat Keterangan Lahir Mati

33Rekomendasi Radio Amatir 6

8Surat Keterangan Pindah antar Kecamatan dlm kota

34Rekomendasi Pendaftaran Kendaraan Bermotor 6

9Surat Keterangan Pindah antar Kota dan Propinsi

35 Rekomendasi penyelenggaraan Wartel / Warnet Rekomendasi Pengangkatan Anak (Adopsi).

3. Evaluasi Menteri Keuangan Terhadap Peraturan Daerah Tentang Pajak dan Reribusi Daerah

Sejak diberlakukannya otonomi daerah, fenomena yang muncul adalah kecenderungan daerah yang ingin mengatur segala hal berdasarkan pandangan bahwa semua objek dan subjek yang berada di wilayah teritorinya menjadi kewenangan daerah sehingga harus tunduk kepada kemauan daerah yang diatur dalam peraturan daerah. Otonomi kadang-kadang juga diartikan bahwa daerah harus mampu mandiri, dan untuk itu perlu memperoleh pendapatan asli daerah (PAD) yang setinggi-tingginya yang dijabarkan dalam bentuk penerbitan berbagai Perda pajak maupun retribusi tanpa mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai persyaratan penerbitan Perda dimaksud.

Pada pihak lain, Undang-Undang juga mengamanatkan bahwa setiap penerbitan Peraturan Daerah tentang pajak atau retribusi yang menyalahi ketentuan undang-undang, maka Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri dengan pertimbangan Menteri Keuangan dapat membatalkan Peraturan Daerah tersebut dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya peraturan daerah dimaksud. Ketentuan Undang-undang mengamanatkan bahwa Perda-perda tentang pajak dan retribusi yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah harus disampaikan ke pemerintah pusat, yaitu ke Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lama 15 (lima belas) hari sejak ditetapkan. Penyampaian Perdaperda dimaksud pada dasarnya merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh daerah, karena hal itu menjadi amanat Undang-Undang dan ini berkaitan dengan kewenangan pusat dalam rangka pengawasan.

Dari jumlah Perda yang terkompilasi, Direktorat Pendapatan Daerah, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah selanjutnya melakukan pengkajian untuk memilah-milah Perda yang memenuhi ketentuan perundang-undangan atau Perda yang dianggap bermasalah yang memerlukan pengkajian lebih lanjut, dengan memahami judul dan mendalami materi/substansi yang diatur di dalamnya. Berdasarkan penelitian tersebut, maka Perda kemudian dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelompok yaitu:

1. Perda-perda tentang pajak dan retribusi yang telah sesuai dengan jenis-jenis pajak dan retribusi sebagaimana yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.

16

Page 17: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

2. Perda-perda tentang jenis-jenis pajak dan retribusi baru (di luar yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan).

3. Perda-perda tentang sumbangan. 4. Perda-perda yang bersifat pengaturan namun di dalamnya tercantum pula

pungutan-pungutan yang mirip pungutan pajak dan atau retribusi. 5. Perda-perda yang bersifat pengaturan yang di dalamnya juga memuat

pungutan namun pungutan tersebut berkaitan dengan jasa di bidang kepelabuhanan.

Perda-Perda yang masuk kelompok pertama pada dasarnya disetujui untuk diberlakukan sepanjang judul dan materi/substansi yang diatur didalamnya sudah sesuai dengan yang ditentukan dan diatur dalam perundang-undangan. Akan tetapi, apabila dari kelompok ini terdapat Perda yang judulnya sesuai dengan yang tercantum dalam perundang-undangan namun substansi/materi yang ada di dalamnya mengatur hal-hal yang menyimpang atau tidak sesuai dengan pengaturan dalam perundangundangan maka terhadap Perda yang demikian ditindaklanjuti dengan meminta kepada Pemda yang bersangkutan untuk merevisi Perda tersebut. Penilaian terhadap Perda Kelompok pertama seperti tersebut di atas, demikian pula penilaian terhadap kelompok Perda lainnya dilakukan melalui penelitian Perda satu persatu masingmasing dikaji secara mendalam dihubungkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dari sektor terkait.

Secara keseluruhan kegiatan Pengkajian Peraturan Daerah telah dilakukan terhadap 1528 Perda, yang meliputi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, sektor Pertanian dan Peternakan, sektor Perdagangan dan Industri, sektor Kehutanan dan Perkebunan, sektor Pariwisata, sektor Kesehatan, sektor Ketenagakerjaan, sektor Pertanahan, dan sektor Perhubungan. Melalui kegiatan Pengkajian Perda tersebut direkomendasikan 206 Perda oleh Menteri Keuangan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dibatalkan. Alasan pokok Menteri Keuangan dalam merekomendasikan ke-206 Perda tersebut untuk dibatalkan oleh Menteri Dalam Negeri adalah :

1. Tumpang tindih dengan pajak pusat;2. Pungutan retribusi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip retribusi;3. Menimbulkan duplikasi dengan pungutan daerah;4. Menghambat arus lalu lintas barang;5. Menimbulkan ekonomi biaya tinggi;6. Berakibat meningkatnya beban subsidi pemerintah.

Secara rinci, evaluasi atas Peraturan Daerah berupa pembatalan Perda adalah sebagai berikut :

Bidang Sub bidang JumlahPertanian Kehutanan dan Pertambangan

Perikanan 19Peternakan 54Pertanian 38Kehutanan 41Pertambangan 5

Industri 6

17

Page 18: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

Perdagangan Pendaftaran Usaha 9Izin Usaha 48Film dan Media Elektronik 8

Prasarana Perairan 4Lisrik 19Perhubungan 78Alat dan Peralatan 23

Lain-lain Sumbangan 14Ketenagakerjaan 46Lingkungan Hidup 18

Kesesuaian hasil Rekapitulasi pembatalan Peraturan Daerah dengan Peraturan daerah Kota Bandung dalam hal pajak dan retribusi adalah sebagai berikut:

1 Surat Izin Usaha Kepariwisataan (SIUK) 20 Surat Persetujuan PMDN

2 Izin Usaha Angkutan 21 Izin Perubahan Usaha

3Izin Penyelenggaraan Bengkel Umum Kendaraan Bermotor; 22

Rekomendasi kepada pedagang alat-alat pemadam kebakaran;

4 Izin Uji Berkala; 23 Izin Operasi dan Kartu Pengawasan

5 Izin Usaha Parkir Umum 24 Izin Dispensasi Jalan-jalan Tertentu;

6 Izin Kursus Setir Mobil; 25 Izin Perubahan Status

7 Izin Usaha Peternakan; 26 Izin Perluasan

8 Izin Usaha Pembibitan Ternak; 27 Izin Operasional Penggabungan Perusahaan

9 Izin Usaha Pemotongan Hewan Unggas 28 Izin Penanaman, Pemeliharaan dan Penebangan Pohon

10

Izin pengesahan bagi Peru-sahaan yang memakai dan mempergunakan alat, pesawat, mesin-mesin; 29

Izin Pemakaian Tanah dan Bangunan Milik Pemerintah Kota Bandung;

11 Pengelolaan Izin Usaha Tempat Parkir 30 Izin Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Mengemudi;

12 Izin Usaha Kolam Peman-cingan; 31 Izin Insidentil;

13 Izin Penyelenggaraan Kursus Umum; 32 Izin Penggalian Daerah Milik Jalan (Damija);

14Izin tetap Lembaga Latihan Kerja Swasta yang telah memperoleh izin sementara 2 (dua) tahun. 33

Rekomendasi Pengumpulan Uang/Barang (sumbangan Sosial);

15 Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 34 Rekomendasi Penyelenggaraan undian gratis berhadiah;

16Perpanjangan izin penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Perusahan (TKWNAP); 35

Izin Kerja Tenaga Kesehatan (perawat, bidan, asisten apoteker, apoteker, fisioterapi, nutrisi);

17 Rekomendasi Bantuan 36 Izin Bongkar Muat Barang

18

Izin bagi perusahaan jasa inspeksi teknis yang berkeahlian khusus yang melakukan pengujian terhadap alat, pesawat mesin-mesin. 37

Retribusi/`Pembinaan penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dari pengguna tenaga kerja;

19

Izin Usaha Penggilingan Padi Huller, Penyosohan Beras dan Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan Lainnya; 38

Izin Praktik Tenaga Kesehatan (Tenaga Medis, Tenaga Kefarmasian, Perawat, Bidan, Tenaga Gizi, Keterapian fisik);

4. Analisis Perizinan dan Retribusi

18

Page 19: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

Perizinan tidak terlapas dari adanya biaya yang dibutuhkan dalam pengurusan dan pemrosesan izin. Secara umum terdapat Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Undang undang ini kemudian dtindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi daerah, serta penjelasannya.

Mengingat fungsi utama jasa perizinan dimaksudkan untuk mengadakan pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan, maka pada dasarnya pemberian izin oleh Pemerintah Daerah adalah untuk melindungi kepentingan dan ketertiban umum dan tidak harus dipungut retribusi. Namun demikian karena untuk melaksanakan fungsi tersebut Pemerintah Daerah memerlukan biaya yang tidak selalu dapat dicukupi dari sumber-sumber penerimaan daerah yang sifatnya umum, maka terhadap perizinan tertentu dapat dipungut retribusi untuk menutupi seluruh atau sebagian biaya pemberian izin tersebut.

Retribusi Daerah, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Pengelompokan retribusi yang meliputi Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi daerah, serta penjelasannya, disebutkan bahwa jenis retribusi dapat dikelompokan menjadi Retribusi Jasa Umum, Jasa Usaha dan Perizinan Tertentu masing-masing harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi

Jasa Usaha atau Retribusi PerizinanTertentu; Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi; Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang

diharuskan membayar Retribusi, di samping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;

Jasa tersebut layak untuk dikenakan Retribusi; Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional; Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah

satu sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan

tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.b. Kriteria Retribusi Jasa Usaha

Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu; dan

Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

c. Kriteria Retribusi Perizinan Tertentu :

19

Page 20: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi;

Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum;

Biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari Retribusi perizinan.

Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan. Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah:a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan

Sipil;d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;f. Retribusi Pelayanan Pasar;g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan.

Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial. Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/ menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;3. Retribusi Tempat Pelelangan;4. Retribusi Terminal;5. Retribusi Tempat Khusus Parkir;6. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;7. Retribusi Penyedotan Kakus;8. Retribusi Rumah Potong Hewan;9. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;10. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;11. Retribusi Penyeberangan di Atas Air;12. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;13. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.

Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas

20

Page 21: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Subjek Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah.Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; Izin Mendirikan Bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Termasuk dalam pemberian izin ini adalah kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang yang berlaku, dengan tetap memperhatikan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.

b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; Izin tempat penjualan minuman beralkohol adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.

c. Retribusi Izin Gangguan; Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha yang lokasinya telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

d. Retribusi Izin Trayek : Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa retribusi perizinan adalah meliputi hal-hal yang dikelompokan kedalam retribusi perizinan tertentu, sementara lain-lain izin harus dievaluasi secara mendalam baik dalam hal penempatan maupun dalam nomenklatur izin tersebut.F. KRITERIA PENGELOMPOKAN USAHA DAN STRUKTUR PERIZINAN

Untuk menyelessaikan permasalahan perizinan dan nomenklatur usaha yang saling berkaitan antar izin, dan untuk menjamin kepastian hukum dalam berusaha, maka hal yang paling utama untuk dibenahi dalam perjinan di Kota Bandung adalah standarisasi nomenklatur usaha di Kota Bandung. Standarisasi nomenklatur usaha usaha ada dan diaplikasikan dalam Tanda daftar Perusahaan (TDP). Namun dalam perkembangannya, nomenklatur usaha ini banyak diubah, mulai dari Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sampai dengan Izin Gangguan (HO).

Hal ini perlu disamakan persepsinya dengan menggunakan katagori usaha di Indonesia, yaitu KBLI. KBLI 2005 tidak lagi menggolongkan kegiatan ekonomi di Indonesia berdasarkan sektor/lapangan usaha (sembilan sektor), namun berdasarkan kategori (18 kategori) atau berdasarkan golongan pokok (63 golongan pokok). Meskipun demikian, struktur dalam klasifikasi tersebut masih dapat dikonversikan kedalam sektor/lapangan usaha. Oleh karena itu, dirasakan perlu dalam penjelasan ini untuk mencantumkan definisi yang berlaku mengenai

21

Page 22: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

sektor/lapangan usaha atau kategori. Berikut ini katagori lengkap seperti pada bagian berikut iini :

Kategori Judul Kategori Golongan Pokok

A Pertanian, perburuan, dan kehutanan 01 dan 02

B Perikanan 05

C Pertambangan dan penggalian 10 s/d 14

D Industri pengolahan 15 s/d 14

E Listrik, gas, dan air 40 dan 41

F Konstruksi 45

G Perdagangan besar dan eceran 50 s/d 54

H Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 55

I Transportasi, pergudangan, dan komunikasi 60 s/d 64

J Perantara keuangan 65 s/d 67

K Realestat, usaha persewaan, dan jasa perusahaan 70 s/d 74

L Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 75

M Jasa pendidikan 80

N Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 85

O Jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, dan perorangan lainnya 90 s/d 93

P Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 95

Q Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya 99

X Kegiatan yang belum jelas batasannya 00

Untuk menampung berbagai kegiatan ekonomi di Indonesia yang belum tercakup dalam setiap klasifikasi yang telah disusun dalam ISIC revisi 3, maka KBLI 2005 menambahkan satu kategori. Kategori tersebut diberi kode alfabet X yang akan mencakup ’kegiatan yang belum jelas batasannya’. Kode angka dua digit untuk Golongan Pokok yang tercakup dalam kategori ini adalah 100. karena Golongan Pokok ini tidak dipilah lebih lanjut, maka kode angka tiga digit untuk Golongannya adalah 000. selanjutnya, kode empat digit dan kode angka lima digit berturur-turut adalah 0000 dan 00000.

G. Kesimpulan Dengan mengakomodasi Hasil evaluasi perizinan terdahulu yang

menggunakan beberapa pendekatan :1. Pendekatan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian

kewengangan atara pemerintah pusat dengan pemerintah darah, maka beberapa izin dan non izin harus dihapuskan, yaitu : 10 izin dan 18 non-izin.

2. Pendekatan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah menyebukan bahwa hanya terdapat 4 (empat) izin utama, berupa perizinan tertentu yang diakomodasi dari jenis perizinan di Kota Bandung.

22

Page 23: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

3. Pendekatan substansi iji menyebutkan bahwa izin dapat dikelompokan menjadi (1) Pendaftaran Usaha, (2) Izin Usaha Umum, (3) Izin usaha tertentu atau khusus, sementara bentuk rekomendasi-rekomendasi dikelompokan dalam pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

4. Pendekatan Pembatalan Perda Pajak dan Retribusi oleh Menteri Keuangan.

Hasil rekapitulasi perizinan berdasarkan ketiga kriteria di atas adalah sebagai berikut :1. PENDAFTARAN USAHA

Tanda daftar perusahaan meliputi usaha formal dan informal dengan jenis usaha dan kode usaha mengacu pada nomenklatur usaha berbasis KBLI

A. Tanda Daftar Perusahaan Informal (TDKU)tanda daftar usaha informal menggantikan TDKU sebagai bagian dari pembinaan, pengawasan dan pengendalian usaha informal, untuk memperkuat database ekonomi Kota Bandung.

B. Tanda Daftar Perusahaan Formaltermasuk didalamnya Tanda Daftar Gudang dan Tanda Daftar Industri. Semua mengacu pada nomenklatur usaha dari KBLI

2. IZIN USAHA UMUMIzin usaha umum merupakan hasil penggabungan izin berdasarkan substansi izin tersebut. Izin usaha umum ini lebih mengarah pada penyamaan nomenklatur usaha juga memudahkan administrasi dan database serta dalam upaya mendorong kepastian hukum atas jenis usaha dan tempat usaha yang diberikan dalam Izin Mendirikan Bangunan dan izin gangguan.

A Pertanian, perburuan, dan kehutanan 01 dan 02B Perikanan 5C Pertambangan dan penggalian 10 s/d 14D Industri pengolahan 15 s/d 14E Listrik, gas, dan air 40 dan 41F Konstruksi 45G Perdagangan besar dan eceran 50 s/d 54H Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 55I Transportasi, pergudangan, dan komunikasi 60 s/d 64J Perantara keuangan 65 s/d 67K Realestat, usaha persewaan, dan jasa perusahaan 70 s/d 74L Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 75M Jasa pendidikan 80N Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 85O Jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, dan perorangan lainnya 90 s/d 93P Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 95Q Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya 99X Kegiatan yang belum jelas batasannya 00

23

Page 24: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

3.IZIN KHUSUS ATAU IZIN TERTENTUA. Izin yang berkaitan dengan Tata Ruang

a. Izin Lokasib. Izin Mendirikan Bangunanc. Izin Pemanfaatan Tiang Pancangd. Izin Peredaran Minuman Beralkohole. Izin Gangguan

B. Izin yang berkaitan dengan Transportasi dan Perhubungana. Izin Trayekb. Izin Dispensasi Jalan Tertentuc. Izin Frekuensi Radiod. Izin Penggalian dan pemanfaatan badan jalan

C. Izin yang berkaitan dengan Pengairan dan Lingkungan Hidupa. Izin Pembuangan air limbahb. Izin Perubahan bentuk, dimensi dan Aliran Sungaic. Izin Pengabilan air bawah tanah dan permukaan

D. Izin yang berkaitan dengan Pendidikan dan Kesehatana. Izin Pendirian Rumah sakitb. Izin Pendirian Sekolah Formal

Dengan demikian, maka sejalan dengan upaya pemerintah Kota Bandung dalam program penyederhanaan perizinan, maka hampir seluruh Peraturan Daerah mengenai perizinan di Kota Bandung harus direvisi, dengan mengacu pada ketiga kriteria tersebut. Namun demikian, dalam perubahan Peraturan Daerah tersebut akan lebih sederhana, yaitu :

1. PERATURAN DAERAH MENGENAI PENDAFTARAN USAHAA. Peraturan Daerah Mengenai Tanda Daftar Perusahaan Informal (TDKU)B. Peraturan Daerah Mengenai Tanda Daftar Perusahaan Formal

2. PERATURAN DAERAH MENGENAI IZIN USAHA (UMUM)

3. PERATURAN DAERAH MENGENAI IZIN KHUSUS ATAU IZIN TERTENTUA. Peraturan Daerah Mengenai Tata Ruang

a. Izin Lokasib. Izin Mendirikan Bangunanc. Izin Pemanfaatan Tiang Pancang Reklamed. Izin Peredaran Minuman Beralkohole. Izin Gangguan

B. Peraturan Daerah Mengenai Transportasi dan Perhubungana. Izin Trayek

24

Page 25: Ex summary penyederhanaan perijinan (1)

b. Izin Dispensasi Jalan Tertentuc. Izin Frekuensi Radiod. Izin Penggalian dan pemanfaatan badan jalan

C. Peraturan Daerah Mengenai Pengairan dan Lingkungan Hidupa. Izin Pembuangan air limbahb. Izin Perubahan bentuk, dimensi dan Aliran Sungaic. Izin Pengabilan air bawah tanah dan permukaan

D. Peraturan Daerah Mengenai Pendidikan dan Kesehatana. Izin Pendirian Rumah sakitb. Izin Pendirian Sekolah Formal

25