mineral

13
Mineral-mineral yang termasuk dalam kelompok ini secara umum mempunyai karakteristik indeks bias, relief tinggi, BF kuat, pecahan yang tidak teratur dan sudut optik (2V) yang besar. Mineral yang termasuk kelompok olivin yaitu : forstterite, olivin, fayalit, monticellit. Dengan sifat-sifat : FORSTERITE ( orthorombic 2V=85 0 -90 0 ) Warna : tidak berwarna Bentuk : kristal euhedral sampai anhedral Relief : tinggi Pleokroisme : - Indeks bias : n mineral > n balsam Belahan : fracture yang tidak teratur umum Birefringence : kuat, teratas orde kedua Kembaran : - Sudut pemadaman : paralel Orientasi optis : length slow Sumbu optis : dua (biaxial) Tanda optis : positif OLIVIN ( orthorombik 2V=70 0 -90 0 ) Warna : tidak berwarna Bentuk : kristal anhedral dengan polygonal dan dalam fenokris Relief : tinggi Pleokroisme : - Indeks bias : n mineral > n balsam Belahan : paralel yang tidak sempurna dengan (001), fracture yang tidak teratur umum Birefringence : kuat, teratas orde kedua Kembaran : kadang-kadang didapatkan Sudut pemadaman : paralel Orientasi optis : length slow Sumbu optis : dua (biaxial) Tanda optis : positif atau negatif FAYALITE ( orthorombik 2V=47 0 -54 0 ) Warna : tidak berwarna sampai kekuningan atau netral Bentuk : euhedral, kristal anhedral Relief : sangat tinggi Pleokroisme : lemah Indeks bias : n mineral > n balsam Belahan : tidak sempurna dalam satu arah (010) Birefringence : kuat

Upload: jumardi-darwis

Post on 26-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Mineral

Mineral-mineral yang termasuk dalam  kelompok ini secara umum mempunyai    karakteristik  indeks bias, relief tinggi, BF kuat, pecahan yang tidak teratur dan sudut optik (2V) yang besar. Mineral yang termasuk kelompok olivin yaitu : forstterite, olivin, fayalit, monticellit. Dengan sifat-sifat :

FORSTERITE ( orthorombic 2V=850-900 )Warna : tidak berwarnaBentuk : kristal euhedral sampai anhedralRelief : tinggiPleokroisme : -Indeks bias : n mineral > n balsam Belahan : fracture yang tidak teratur umumBirefringence : kuat, teratas orde keduaKembaran : -Sudut pemadaman : paralel Orientasi optis : length slowSumbu optis : dua (biaxial)Tanda optis : positif

OLIVIN ( orthorombik 2V=700-900 )Warna : tidak berwarnaBentuk : kristal anhedral dengan polygonal  dan dalam fenokrisRelief : tinggiPleokroisme : -Indeks bias : n mineral > n balsam Belahan : paralel yang tidak sempurna dengan (001), fracture yang tidak teratur umumBirefringence : kuat, teratas orde keduaKembaran : kadang-kadang didapatkan Sudut pemadaman : paralel Orientasi optis : length slowSumbu optis : dua (biaxial)Tanda optis : positif atau negatif

FAYALITE (  orthorombik 2V=470-540 )Warna : tidak berwarna sampai kekuningan atau netralBentuk : euhedral,  kristal anhedral Relief : sangat tinggiPleokroisme : lemahIndeks bias : n mineral > n balsam Belahan : tidak sempurna dalam satu arah (010)Birefringence : kuatKembaran : -Sudut pemadaman : paralel Orientasi optis : length slowSumbu optis : dua (biaxial)Tanda optis : negative

Page 2: Mineral

MONTICELLITE (orthorombic 2V=750-800 )Warna : tidak berwarna sampai kekuningan atau netralBentuk : granular aggregat dari kristal anhedral sampai subhedral, kristal prismatik euhedral Relief : agak tinggiPleokroisme : -Indeks bias : n mineral > n balsam Belahan : paralel yang tidak sempurna dengan (010)Birefringence : sedang, merah orde pertamaKembaran : -Sudut pemadaman : paralel Orientasi optis : length slowSumbu optis : dua (biaxial)Tanda optis : negatif                    

21.        HORNBLENDE      Warna kehijauan/kecoklatan,       pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),       belahan 1 arah atau 2 arah 120o,       bentuk prismatik (biasanya memanjang),       gelapan miring 12-30o

Mineral hornblende merupakan mineral pembentuk batuan beku yang berwarna kehijauan/kecoklatan. Kenampakan warna tersebut dapat dilihat melalui mikroskop polarisasi. Berdasarkan Proses pembentukan mineral pada Bowen Reaction Series mineral ini terletak pada deret discontinuous pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Mineral Hornblende (termasuk mineral Amphibole) terbentuk setelah mineral Piroksen, sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C. Pada proses pembentukan mineral Hornblende tekanan yang ada tidak terlalu besar, sedangkan mineral Hornblende bentuknya lebih prismatic atau memanjang. Sehingga mineral ini sering ditemukan berukuran lebih besar dibandingkan mineral lain yang ada disekitarnya. Hal menunjukan bahwa mineral ini lebih dulu terbentuk oleh karena itu mineral ini mempunyai cukup ruang untuk terbentuk sebelum mineral-mineral lain terbentuk (belum terdapat ubahan). Dari bentuk mineral yang euhedral dapat diketahui (sejalan dengan ukuran) mineral ini terbentuk terlebih dahulu karena bidang batas mineral tidak dipegaruhi oleh mineral lain sehingga bidang batasnya terlihat tebal, kemudian terdapatnya pecahan pada mineral ini menunjukan bahwa pada deret discontinuous mineral ini terletak pada awal pembentukan karena pada awal pembentukan ini mineral belum mempunyai resistensi yang tinggi sehingga mudah terbentuk pecahan dan mineral ini terdapat pada batuan beku basa hal ini dikarenakan mineral ini terbentuk lebih dulu (semakin keatas sifatnya semakin basa dan semakin kebawah semakin asam).

Mineral Pembentuk batuan Beku

Page 3: Mineral

KUARSA

Warna : colourless Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : anhedral

Belahan : tidak ada

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : sangat rendah.

Warna Interferensi : putih/sedikit kuning orde pertama

Gelapan : paralel

Sudut gelapan : parallel, 00

Kembaran : tidak dapat teramati

Dwi bias : nγ – nα = 0,009

Sifat pembeda : relief rendah, dwi bias rendah, tidak ada belahan, uniaxial positif

Keterdapatan : dapatditemukan pada batuan beku,sedimen dan metamorf

ORTHOKLAS

Warna : colourless

Pleokroisme : tidak ada Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : hadir dalam bentuk fenokris, sub-anhedral

Belahan : satu arah

Indeks bias : n < n balsam.

Relief : rendah.

Warna Interferensi : putih & abu-abu orde pertama

Gelapan : paralel

Sudut gelapan : parallel, 00 – 120

Kembaran : Carlsbad

Dwi bias : nγ – nα = 0,008

Sifat pembeda : relief rendah, intermediet 2V, kembaran Carlsbad, berkas seperti awan,

Page 4: Mineral

Keterdapatan : granite, granodiorite, syenite, and batuan felsic, arkoses and  batuan metamorf kontak dan regional

PLAGIOKLAS

Warna : colourless

Pleokroisme : tidak ada Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : euhedra atau anhedra, tabular

Belahan : dua arah

Indeks bias : n < n balsam.

Relief : rendah.

Warna Interferensi : putih & abu-abu orde pertama

Gelapan : inclined

Sudut gelapan : 120 – 190

Kembaran : polysintetic

Dwi bias : nγ – nα = 0.007-0.013

Sifat pembeda : relief rendah, kembaran polysintetic, biaxial,

Keterdapatan : semua jenis batuan beku dan metamorf, kadang dalam batuan sedimen

  HIPERSTENE

Warna : tak berwarna sampai hijau pupus atau merah pupus.

Pleokroisme : trikroid Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : prismatik subhedral

Belahan : 1 arah

Indeks bias : n > n balsam..

Relief : tinggi.

Warna Interferensi : kuning-merah orde pertama

Gelapan : paralel

Sudut gelapan : parallel, 00

Kembaran : parang ada

Page 5: Mineral

Dwi bias : nγ – nα = 0,010 – 0,016

Sifat pembeda : pleokroisme pada hiperstene. Mirip dengan andalusit tetapi mineral hiperstene panjang – lambat sedangkan andalusit panjang – cepat.

Keterdapatan : umumnya ditemukan pada batuan beku basa, pada batuan metamorfik regional high grade.

ENSTANTITE

Warna : colourless

Pleokroisme : trikroid Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : prismatik

Belahan : dua arah (88 dan 92)

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : tinggi.

Warna Interferensi : hijau muda orde pertama

Gelapan : paralel

Sudut gelapan : parallel, 00

Kembaran : jarang

Dwi bias : nγ – nα = 0,008 – 0,009

Sifat pembeda : dibedakan dari hiperstene yaitu tidak adanya pleokroisme sedangkan dari piroksen monoklinik adalah gelapan yang parallel.

Keterdapatan : umumnya ditemukan pada batuan beku basa, pada batuan metamorfik regional high grade.

 

AUGITE

Warna : colourless, hijau pupus

Pleokroisme : tidak ada Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : prismatik pendek anhedral

Belahan : 2 arah (87 dan 93)

Page 6: Mineral

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : tinggi.

Warna Interferensi : biaxial positif

Gelapan : paralel

Sudut gelapan : 360-450

Kembaran : polisintetik

Dwi bias : sedang, nγ – nα = 0,021 – 0,025

Sifat pembeda : bedanya dengan diopsite adalah warnanya yang lebih gelap.

Keterdapatan : umumnya ditemukan pada batuan beku subsilisik, seperti auganit, gabro, basalt, olivine, limburgit, peridotit, andesit piroksin, juga pada gneiss dan granulit pada tingkat metamorfisme tingggi.

DIOPSIDE

Warna : colourless sampai hijau pupus

Pleokroisme : tidak ada Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : prismatik subhedral

Belahan : 2 arah (87 dan 93)

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : tinggi.

Warna Interferensi : lebih besar dari orde kedua

Gelapan : paralel

Sudut gelapan : sudut gelapan maksimum pada bidang yang memotong parallel sumbu c dari -370 – -440. Pada arah yang menyilang sudut gelapan simetris dengan bidang belahan.

Kembaran : jarang ada

Dwi bias : nγ – nα = 0.018-0.034

Sifat pembeda : biaxial, warna nya hijau terang, belahan

Keterdapatan : umumnya ditemukan pada batuan beku basa.

 HORNBLENDA 

Warna : coklat atau hijau Pleokroisme : kuning – hijau, biru – hijau, hijau, coklat

Page 7: Mineral

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : prismatik

Belahan : dua arah {110} pada 56o dan 124o.

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : agak tinggi.

Warna Interferensi : lebih besar dari orde kedua

Gelapan : inclined

Kembaran : jarang ada

Dwi bias : nγ – nα = 0.014-0.034

Sifat pembeda : biaxial, warna nya hijau terang, belahan

Keterdapatan : umumnya ditemukan pada batuan beku basa.

BIOTIT  

Warna : coklat, hijau kecoklatan atau coklat kemerahan Pleokroisme : colorless, light tan, coklat kehijauan pupus, pale hijau pupus, brown, hijau tua,

merah tua – coklat

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : tabular, euhedra

Belahan : satu arah

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : sedang – tinggi.

Warna Interferensi : hingga sampai orde ketiga-keempat

Gelapan : parallel

Kembaran : mungkin ada

Dwi bias : kuat, nγ – nα = 0,033 – 0,059

Sifat pembeda : biaxial, warna lebih gelap, gelapan “bird – eye”, gelapannya mendekati paralel, micaceous habit

Keterdapatan : tersebar luas pada batuan beku dan metamorf, dijumpai dentrital pada batuan sedimen 

MUSKOVIT

Warna : colorless

Page 8: Mineral

Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : tabular, euhedra

Belahan : satu arah

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : sedang

Warna Interferensi : kebiruan-kehijauan orde kedua

Gelapan : parallel

Kembaran : jarang ada

Dwi bias : kuat, nγ – nα = 0,037 – 0,041

Sifat pembeda : biaxial, colorless, gelapan “bird – eye”, gelapannya paralel

Keterdapatan : tersebar luas pada batuan beku dan metamorf, dijumpai dentrital pada batuan sedimen 

OLIVIN

Warna : colorless Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : translucent -transparan

Bentuk : anhedra (batuan intrusif), euhedra (batuan vulkanik)

Belahan : tidak teramati

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : tinggi

Warna Interferensi : hingga orde ketiga

Gelapan : parallel

Page 9: Mineral

Kembaran : terkadang ada

Dwi bias : kuat, nγ – nα = 0,037 – 0,041

Sifat pembeda : dwibias lebih lemah, gelapan oblique

Keterdapatan : basalt, gabbro, peridotit, dunit

 BRUSIT

Warna : colorless Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : fibrous

Belahan : satu arah,

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : sedang

Warna Interferensi : kuning dan oranye orde pertama

Gelapan : parallel

Kembaran : terkadang ada

Dwi bias : sedang, nγ – nα = 0,019

Sifat pembeda : belahan, anomali interferensi warna

Keterdapatan : serpentinit, batuan metamorf kalsit-brusit

 MAGNETIT

Warna : hitam Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : opaque

Bentuk : euhedra – anhedra

Belahan : tidak ada

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : tinggi

Kilap : logam

Kembaran : tidak ada

Keterdapatan : batuan beku dan metamorf

Page 10: Mineral

 

 

SANIDIN

Warna : colorless Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : subhedra – anhedra

Belahan : satu arah,

Indeks bias : n < n balsam.

Relief : rendah

Warna Interferensi : putih orde pertama

Gelapan : parallel

Kembaran : kembaran Carlsbad

Dwi bias : lemah, nγ – nα = 0,005 – 0,008

Sifat pembeda : sudut axial kecil, bersih (tidak ada berkas awan)

Keterdapatan : rhyolite, tracyte, tuff,

MIKROKLIN

Warna : colorless Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : subhedra – anhedra

Belahan : satu arah,

Indeks bias : n < n balsam.

Relief : rendah

Warna Interferensi : putih orde pertama

Gelapan : parallel

Kembaran : kembaran polysinthetic

Page 11: Mineral

Dwi bias : lemah, nγ – nα = 0,007

Sifat pembeda : kembaran polysinthetic

Keterdapatan : granit, syenite, gneiss, batupasir, arkose

GARNET

Warna : umumnya colorless, kemerahan, abu-abu kehijauan Pleokroisme : tidak ada

Ketembusan Cahaya : translucent

Bentuk : eubhedra – subhedra

Belahan : tidak ada

Indeks bias : n > n balsam.

Relief : sangat tinggi

Warna Interferensi : tidak ada

Gelapan : tidak ada

Kembaran : tidak ada

Dwi bias : lemah

Sifat pembeda : bentuk butiran, relief tinggi, karakter isotropik

Keterdapatan : pegmatit, skis, kuarsit 

Page 12: Mineral