laporan mineral

20
1.1. JUDUL IDENTIFIKASI MINERAL 1.2. TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Praktikan mampu mengidentifikasi suatu mineral. 2. Praktikan mampu mengetahui dan mampu mendeskripsikan jenis-jenis mineral. 1.3. ALAT DAN BAHAN Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum ini adalah: No . Nama alat dan bahan Kegunaan 1. Kuku jari tangan Alat bantu menghitung kekerasan 2. Uang logam Alat bantu menghitung kekerasan 3. Kikir baja Alat bantu menghitung kekerasan 4. Paku baja Alat bantu menghitung kekerasan 5. Porcelen Alat bantu menglihat cerat 6. Lubang preparat Alat bantu menghitung kekerasan

Upload: awaluddin-mieno-wuna

Post on 04-Jul-2015

1.360 views

Category:

Documents


95 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Mineral

1.1. JUDUL

IDENTIFIKASI MINERAL

1.2. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Praktikan mampu mengidentifikasi suatu mineral.

2. Praktikan mampu mengetahui dan mampu mendeskripsikan jenis-jenis

mineral.

1.3. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum ini adalah:

No. Nama alat dan bahan Kegunaan

1. Kuku jari tangan Alat bantu menghitung kekerasan

2. Uang logam Alat bantu menghitung kekerasan

3. Kikir baja Alat bantu menghitung kekerasan

4. Paku baja Alat bantu menghitung kekerasan

5. Porcelen Alat bantu menglihat cerat

6. Lubang preparat Alat bantu menghitung kekerasan

7. Sampel mineral Bahan yang akan diidenfifikasi

8. Lup Alat bantu menglihat pecahan

9. Pisau baja Alat bantu menghitung kekerasan

10. Pinsil Warna Alat bantu dalam mengidentifikasi warna

Page 2: Laporan Mineral

1.4. TEORI

Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi

tentang suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat

dengan jelas memberikan nama pada mineral tersebut. Mineral adalah bahan

anorganik yang terbentuk secara alamiah , memiliki komposisi kimia tetap

dan struktur Kristal yang beraturan. Dialam ini terdapat lebih dari 2000 jenis

minerak yang diketahui. Tetapi, hanya beberapa mineral saja yang dijumpai

sebagai mineral pembentuk bantuan. Mineral-mineral tersebut dapat

didefinisikan berdasarkan sifat fisisnyasecara khusus, antara lain :

1. Kilat (Luster)

2. Warna (Colour)

3. Kekerasan (Hardness)

4. Tenacity

5. Cerat (streak)

6. Belahan (cleavage)

7. Pecahan (Fracture)

8. Bentuk (from)

9. Berat Jenis (Specifict grafity)

10. Sifat dalam

11. Kemagnetan

12. Kelistrikan

13. Daya lebur

14. Derajat transparan.

(Firdaus, 2011. 2)

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.

istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur

mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana

sampai silikat yang sangat komplek dengan ribuan bentuk yang diketahui

(senyawa organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral

Page 3: Laporan Mineral

disebut mineralogi.

(Mini Marshal, 2000. 4)

Mengklasifikasikan mineral sebagai mineral sejati, senyawa tersebut

haruslah berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus

terbentuk secara alami dan memikili komnposisi kimia yang tertentu. Definisi

sebelumnya tidak memasukan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan

senyawa organik. bagaimanapun juga, the International Mineralogical Association

tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material : Mineral

adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur

kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi moder telah

mengikutsertakan kelas organik ke dalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi

yang diajukan oleh Dana dan Strunz.

(Fuersatenau Maurice C, 2003. 549)

Bumi sebagai salah satu planet di tatasurya yang dimana memiliki sumber

mineral. Mineral dikenal sebagai salah satu unsur anorganik yang terbentuk,

sehingga membentuk suatua senyawa kimia. Mineral sering dikaitkan dengan

perhiasan, dimana selain memiliki bentuk yang unik, mineral juga dikenal sebagai

benda yang memiliki warna yang unik. Banyaknya penelitian mengenai mineral,

sehingga hingga saat ini telah banyak ditemukan jenis mineral yang sangat

bermanfaat bagi umat manusia, utamanya dalam kemajuan ilmu teknologi dan

sains.Banyaknya macam dan jenis dan sifat-sifat fisis, membuat para peneliti

mineral harus mengidentifikasi beberapa temuan mineralnya dengan melihat sifat-

sifat fisisnya dan juga meneliti kandungan beberapa unsure yang terkandung di

dalam mineral tersebut. Memerlukan keahlian dalam menganalisa dalam

menentukan jenis mineral. (Royal D. R. Skuse, 2002. 321)

Page 4: Laporan Mineral

1.5. PROSEDUR KERJA

Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Menutupi sampel mineral dengan lubang preparat, sehingga mendapatkan

hasil yang konsisten.

3. Melakukan identifikasi mineral secara megaskopis/kasat mata berdasarkan

sifat-sifat fisisnya, yaitu :

- Warna

- Bentuk

- Kekrasan

- Tenacity

- Derajat transparan

- Belahan

- Pecahan

- Cerat

- Kilapannya.

4. Selanjutnya menentukan nama mineralnya.

5. Menuliskan hasil identifikasi pada lembar pengamatan.

Page 5: Laporan Mineral

1.6. DATA HASIL PENGAMATAN

Nomor urut mineral : 1

Sifat fisik

- Bentuk : Monoklinik prismatik

- Warna segar : Hijau, Hijau Gelap, Hitam Kehijauan

- Warna lapuk : Abu-abu, coklat kekuningan, putih.

- Kekerasan : 3,4 - 4

- Tenacity : Britle

- Belahan : Sempurna

- Pecahan : Uneven

- Cerat/gores : Hijau mudah

- Kilap : Kilat Kaca - Sutra

Nama mineral : Malacite

Keterangan tambahan : Pada Sampel mineral memiliki pecahan seperti

asbes, mudah pecah, dan memiliki beberapa jenis warna yang berbeda-beda

pada permukaannya yang diakibatkan proses pelapukan.

Nomor urut mineral : 2

Sifat fisik

- Bentuk : Hexagonal

- Warna segar : Abu-abu

- Warna lapuk : Abu-abu kecoklatan

Page 6: Laporan Mineral

- Kekerasan : 1 - 2

- Tenacity : Britle

- Belahan : Tidak Sempurna

- Pecahan : Even

- Cerat/gores : Hitam keabuabuan

- Kilap : Kilap metalik

Nama mineral : Molybdenite

Keterangan tambahan : bentuk permukaan sangat mudah pecah, warna

mineral sesai dengan warna cerat, dan juga kilat mineral sudah tak tampak.

Memiliki kekerasan yang sanyat rendah dengan bentuk pecahan seperti

tepung. Mineral ini memiliki kelas sulfide dan memiliki senyawa penyusun

seperti : molybdenum sulfide (MoS 2). Adanya ikatan unsure penyusun

mineral ini yang tidak kuat menyebabkan mineral ini mudah untuk pecah dan

cenderung mudah untuk pecah. Minera ini tidak memiliki sifat magnet dan

biasanya digunakan sebagai bahan penglicin.

Nomor urut mineral : 3

Sifat fisik

- Bentuk : Prismatik

- Warna segar : Putih

- Warna lapuk : Putih kecoklatan

- Kekerasan : 2,5

- Tenacity : Britle

- Belahan : Ada

- Pecahan : Eneven

- Cerat/gores : Putih

- Kilap : Sutra

Nama mineral : Kalsit

Keterangan tambahan : Mudah untuk pecah, bentuk yang dapat diamati

pada mineral ini yaitu pecahannya dapat berupa tepung dan butiran-butiran

Page 7: Laporan Mineral

kecil. Warna serat sesuai dengan warna kenampakan yang dimiliki oleh

mineral tersebut.

Nomor urut mineral : 4

Sifat fisik

- Bentuk : Hexagonal

- Warna segar : Putih

- Warna lapuk : Putih kekuningan

- Kekerasan : 6,5

- Tenacity : Britle

- Belahan : Sangat kurang

- Pecahan :Hackly

- Cerat/gores : Putih

- Kilap : Intan

Nama mineral : Quartz

Keterangan tambahan : Kenampakan luar mineral berbentuk seperti kaca,

dan bekas patahan (bagian dalam mineral) terlihat seperti pecahan-pecahan

kaca. Mineral ini memiliki kekerasan yang cukub besar dibandingkan dengan

mineral-mineral yang lainnya yang ada pada praktikum ini.

Page 8: Laporan Mineral

1.7. PEMBAHASAN

a. Malacite

Malacite (malasit) adalah salah satu mineral yang memiliki kekerasan 3,5

– 4, memiliki kristal bentik prismatic, dan memiliki serat berwarna putih. Pada

pelaksanaan praktikam ini terdapat beberapa Kesalahan dalam menentukan

kekerasan yang didapatkan pada praktikum ini yaitu karena, beberapa dari para

praktikan yang memutuskan tingkat kekerasannya tidak berpegangan pada skala

yang dimiliki pada alat pembanding misalnya saja kuku jari tangan yang

mempunyai skala 2,5. Sehingga pada saat menggoreskan uang logam yang

memiliki kekerasan 3,0 dan ternyata tergores, praktikan langsung saja

menyimpulkan bahwa kekeraasan yang dimiliki mineral tersebut adalah 3. Namun

yang terjadi adalah bahwa kenyataannya mineral tersebut memilikimkekerasan

diatas tiga. Selain itu juga disebabkan factor umur mineral yang tua, dan secara

kebetulan para praktikan menggoreskan pada bagian yang lapuk, sehingga

menyebabkan kesalahan pengukuran pada saat itu.

Page 9: Laporan Mineral

b. Molybdenite

Pada percobaan mineral yang kedua, yang mana ditempati oleh

Molybdenite. Mineral ini memiliki kekerasan yang sangat rendah dengan tingkat

kekerasan antara 1 - 2, sehingga dengan kekrasan seperti ini, membuat mineral ini

mudah untuk pecah. Mineral memiliki warna yang sulit dibedakan antara warna

tua dan warna segarnya, sehingga para praktikan cukup kesulitan dalam

membedakan warna mineral ini. Begitupun pada menentukan kekerasan pada

mineral ini, Para praktikan juga melakukan kesalahan yang sama dalam

menentukan kekerasannya. Seharusnya pada saat kuku dapat menggores

permukaan sampel, seharusnya kekerasannya di bawah 2,5. Selain itu,

dikarenakan umur batuan yang telah lama mengakibatkan bentuk kilapannya

sudah tidak tampak lagi, sehingga menyulitkan para praktikan dalam menentukan

kilap mineral ini.

Memiliki bentuk Kristal yang heksagonal dengan pecahan berbentuk

serbuk (lempung) sehingga mineral ini sangat mudah kehilangan bentuk aslinya.

Dimana dengan kekrasan yang sangat rendah, membuat mineral ini sangat mudah

pecah.

Page 10: Laporan Mineral

c. Kalsit

Identifikasi mineral selanjutnya yaitu mineral ke tiga yang

ditempati oleh Kalsit. Kalsit merupakan mineral utama pembentuk

batugamping, dengan unsur kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca)

dan karbonat (CO3), mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan

rhombohedral, tidak berwarna dan transparan. Unsur kalsium dalam kalsit

dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam

prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya

substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe

(CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4

(subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn). Sifat

fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs); bentuk

prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat terbentuk

sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau pisolitik. Warna

kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink, biru, lavender, hijau

pucat, abu-abu, dan hitam. Penggunaan kalsit saat ini telah mencakup

berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik dan kimianya.

Kesalahan dalam mengidentifikasi mineral ini terdapat pada

kekerasannya, yang mana hal ini dapat disebabkan umur mineral yang

sudah tua. Hal ini mengakibatkan pada proses penentuan kekerasan dari

batuan tersebut, mineral saat di goreskan dengan kuku, dapat terkelupas.

Hal lain yang dapat terjadi ialah pada saar pengujian kekrasn, praktikan

menggoreskan pada bagian yang lapuk.

Page 11: Laporan Mineral

d. Quartz

Mineral selanjutnya yang diidentifikasi adalah Quartz. Sebagai salah satu

mieral yang memiliki bentuk dan kenampakan pecahan seperti kaca, Mineral ini

memiliki kekerasan seperti kaca, dimana kekerasannya yaitu 6.5 - 7. Untuk warna

sampel Quartz yang diamati pada praktikum ini berwarna putih dan memiliki serat

yang sama yaitu putih. Kurangnya bahan yang dimiliki praktikan dalam

melakukan praktikum ini adalah yaitu dikarenakan pada saat praktikum para

praktikan tidak menyediakan persediaan benda yang memiliki kekerasan 7 yakni

lempeng baja. Sehingga pada saat praktikan menggoreskan kikir baja yang

memiliki kekerasan 6,5 dan ternyata tergores maka praktikan menyimpulkan

bahwa Quartz memiliki kekerasan 6,5. Dikarenakan bentuk permukaan dalamnya

yang seperti kaca, membuat mineral ini memiliki sifat pecahan yang seperti kaca

pula, selain itu menjadikan mineral ini sangat terkenal di dunia optikal dimana

sering kalli dipakai pada alat-alat optic.

Olehnya itu Mineral ini pada saat menentukan pecahannya, para praktikan

langsung menyimpulkan bahwa mineral ini memiliki pecahan seperti kaca dan

sekaligus memiliki sifat fisik kilap kaca.

Page 12: Laporan Mineral

1.8 PENUTUP

a. Kesimpulan

Kesimpulan dari Praktikum acara mengidentifikasi mineral ini yaitu,

secara kasat mata, masing-masing mineral memiliki penampakan fisik

yang berbeda-beda, sehingga mengakibatkan mineral ini mudah untuk di

identifikasi. Selain itu di simpulkan bahwa pada melakukan proses

pengidentifikasina secara kasat mata diperlukan ketelitian yang tinggi

dalam menentukan baik kilap yang dimiliki ataupun kekerasan yang

dimiliki, karena sangatlah penting dalam menentukan jenis mineral

tersebut.

b. Saran

Sebaiknya sampel mineral yang ada dapat di perbaharui, serta peralatan

yang ada dapat di lengkapi sehingga dapat meningkatkan kemampuan para

praktikan dalam mengidentifikasi dengan mengginalan alat-alat yang

mungkin belum perna dijumpai sebalumnya.

Page 13: Laporan Mineral

Daftar Pustaka

Firdaus. 2011. Modul Praktikum Geology Dasar. Kendari. Universitas Haluoleo

Fuersatenau Maurice C. and Han kennet N. 2003 Principles of Mineral Procecing. Society Of Mining Metallurgy, and exploration, INCC, (SME) USA. Newyork.

Mini Marshal dan Jhon Eart. 2000 Intisari Ilmu Planet Bumi. Jakarta, Erlangga.

S. Rajendran, K. Srinivasamoorthy, S. Aravindan. 2007 , Mineral Exploration, New India Publishing Agency. Pitam purna New delhi,

Page 14: Laporan Mineral

LAPORAN

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN

OLEH :

NAMA : IRFAN SAPUTRA

STAMBUK : F1B110057

KELOMPOK : 1 (SATU)

ANGGOTA : 1. ALWAN SATAPONA (GEOLOGI)

2. RIRIN PASI (GEOFISIKA)

3. LISNA HERMAWATI (GEOFISIKA)

ASISTEN : LAODE ASRAFIL

LABORATORIUM KEBUMIAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2011