metode sampling

27

Click here to load reader

Upload: ayu-maulida-putri

Post on 15-Jun-2015

1.296 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Sampling

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN I

METODE SAMPLING

Nama : Ayu Maulida Putri

NIM : H1E107001

Kelompok : 1 (Satu)

Asisten : Siska

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

BANJARBARU

2009

Page 2: Metode Sampling

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN I

METODE SAMPLING

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui alat-alat yang digunakan

dalam metode sampling, mengukur temperature air yang merupakan salah satu

contoh dari parameter fisik air, mengetahui prinsip pengukuran transparansi,

mengukur daya hantar listrik pada sampel air, serta mengetahui dan mengukur nilai

pH dari sampel air.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan benda alam yang mutlak dibutuhkan bagi kehidupan dan

merupakan unsur utama setiap lingkungan hidup. Kebutuhan air masyarakat

khususnya di pedesaan umumnya dipenuhi dari air tanah (air sumur). Perubahan

kualitas air tanah dapat terjadi oleh proses alami yang terjadi pada daerah

imbuhannya, tetapi perubahan kualitas air tanah sering terjadi karena kegiatan

manusia (Sutapa, 2000).

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi makhluk hidup. Air

digunakan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan seperti rumah tangga, pertanian,

perikanan, peternakan, transportasi, dan industri. Untuk berbagai kebutuhan tersebut,

air dapat diperoleh dari berbagai sumber, walaupun dalam penggunaannya air

tersebut harus memenuhi syarat kualitas air untuk berbagai jenis kebutuhan yang

berbeda (Yosan, 2008).

Pada umumnya pemantauan kualitas air dilakukan baik secara kontinyu

maupun berkala. Parameter kualitas air yang dipantau secara umum adalah parameter

fisika/kimia dan biologi. parameter yang dipantau secara kontinyu (tanpa jeda)

umumnya hanya parameter indikator misal: pH, Oksigen Terlarut (OT), dan Daya

Hantar Listrik (DHL) yang dapat diukur secara cepat dan mudah. Dengan

terpantaunya parameter-parameter indikator tersebut, diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang kondisi umum kualitas air secara cepat dan dimungkinkan

disajikan data secara tepat waktu (real time). Diharapkan pula dengan pemantauan

Page 3: Metode Sampling

parameter tersebut dapat menggambarkan pengaruh dari tiap tiap parameter yang ada

di badan air terhadap parameter indikator (Irianto, 2004).

Sampling bukanlah suatu pengembanga modern tetapi pendahuluan metode

statistic dan kontrol kualitas dalam berbagai industri telah berperan banyak terhadap

kedudukannya sekarang ini. Penarikan sampel membutuhkan pengalaman. Dalam

teknik sampling terdapat istilah-istilah yang perlu dimengerti secara jelas, misalkan

sampel adalah bagian terpilih dari materi yang memiliki sifat-sifat yang pada

dasarnya sama dengan keseluruhan materi (Khopkar, 2003).

Suatu sampel yang ideal harus memiliki semua sifat intensif yang identik

dengan keseluruhan materi darimana dia berasal. Faktor-faktor yang harus

diperhatikan terutama adalah variasi yang diperbolehkan dalam materi, ketepatan

metode pengujian dan keadaan dari materi yang digunakan. Sifat fisika dari pengotor

(kontaminan) akan mempengaruhi metode sampling. Di dalam cairan, sampling suatu

cairan murni atau cairan homogen tentu prosedurnya sederhana karena biasanya

cairan bersifat homogen (Khopkar, 2003).

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan

alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.

Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer

untuk mengukur suhu dengan valid. Macam-Macam Jenis Termometer Yaitu

Termometer Laboratorium

Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah

panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar

termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler)

dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat

setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.

Termometer Klinis

Termometer ini khusus digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi

dengan raksa atau alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas

wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah

pengukuran tidak berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala pada

Thermometer ini antara 35°C sampai 42°C.

Page 4: Metode Sampling

Termometer Ruangan

Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada dasarnya

termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya yang berbeda.

Skala termometer ini antara -50°C sampai 50°C.

Termometer Digital

Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip

kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer

digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan

pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam

bentuk angka yang langsung bisa dibaca.

Termokopel

Merupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal sebagai alat pokoknya.

Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang koefesiennya lebih

kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka

tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda (Rawalo,

2009).

Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari

permukaan laut, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman dari

badan air. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi di

badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,

evaporasi dan volatilisasi. Selain itu, peningkatan suhu air juga mengakibatkan

penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, dan CH4. Beberapa sifat

termal air seperti panas jenis, nilai kalor penguapan dan nilai peleburan air

mengakibatkan minimnya perubahan suhu air, sehingga variasi suhu air lebih kecil

bila dibandingkan dengan variasi suhu udara (Anonim, 2008).

Suhu air dipengaruhi oleh kedalaman perairan, komposisi substrat dasar, luas

permukaan yang langsung mendapatkan sinar matahari dan tingkat penutupan daerah

pemukiman perairan. Suhu yang tidak sesuai dapat merusak keseimbangan suhu

tubuh dan jika suhu lebih dari 350C, air dapat menimbulkan rasa (Sutapa, 2000).

Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara

visual dengan menggunakan secchi disk. Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh

keberadaan padatan tersuspensi, zat-zat terlarut, partikelpartikel dan warna air.

Page 5: Metode Sampling

Pengaruh kandungan lumpur yang dibawa oleh aliran sungai dapat mengakibatkan

tingkat kecerahan air danau menjadi rendah, sehingga dapat menurunkan nilai

produktivitas perairan (Anonim, 2008).

Kekeruhan biasanya disebabkan oleh adanya zat-zat tersuspensi seperti bahan

organik dan zat-zat halus lainnya, tetapi pada umumnya sistem pengambilan sampel

air yang kurang memenuhi syarat (peralatan dan metode) dapat mengakibatkan

kekeruhan yang lebih besar dari nilai seharusnya. Kekeruhan dapat mengganggu

kebersihan wadah penampungan air sehingga harus sering dibersihkan (Sutapa,

2000).

Secchi disk merupakan alat pengukur penetrasi cahaya yang berbentuk bulat

dengan diameter 20 cm. Kegunaannya mengukur tingkat penetrasi cahaya ke dalam

perairan. Cara penggunaan alat ini adalah celupkan sechi disk kedalam air sampai

warna hitam dan putih pada keping tersebut tidak dapat dibedakan lagi. Jarak antara

sechi disk dengan permukaan air adalah nilai transparansi / kejernihan air.dalam

pengukuran hendaknya dilakukan pengukuran berulang - ulang (minimal sebanyak 3

kali) untuk mendapatkan nilai kedalaman penetrasi yang akurat (Yosan, 2008).

Konduktivitas atau daya hantar listrik adalah angka yang menunjukkan

kemampuan air untuk menghantarkan arus listrik. Besarnya daya hantar listrik

bergantung pada kadar ion, temperatur air dan kandungan zat padat terlarut (Yosan,

2008).

Parameter DHL memberikan gambaran tentang kontribusi atau terindikasinya

konsentrasi berbagai zat mineral terlarut pada badan air menyatakan bahwa

pemantauan DHL juga bermanfaat untuk menunjukkan variasi kadar garam dalam air

(Irianto, 2004).

Nilai DHL berhubungan erat dengan nilai padatan terlarut total (TDS). Hal ini

ditunjukkan dalam persamaan

Keterangan: K = Konstanta untuk jenis air tertentu

DHL satuannya (S/m)

TDS satuannya (mg/liter)

Page 6: Metode Sampling

Nilai TDS dapat diperkirakan dengan mengalikan nilai DHL dengan bilangan

0,55 – 0,75. NIlai TDS biasanya lebih kecil daripada nilai DHL. Pada penentuan

nilai TDS, bahan-bahan yang mudah menguap (volatile) tidak terukur karena

melibatkan proses pemanasan (Effendi,2003). Hal ini berarti zat -zat mineral yang

tekandung dalam parameter TDS sangat berpengaruh terhadap parameter DHL

(Irianto, 2004).

Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak

tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 μm. Padatan ini

terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral

dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik

berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering

mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air

buangan rumah tangga dan industri pencucian (Anonim, 2008).

Daya Hantar Listrik (DHL) dapat dipakai sebagai indikator tingkat

pencemaran parameter inorganik (terutama mineral terlarut). DHL juga merupakan

parameter yang menunjukkan tingkat salinitas dari suatu badan air yang berpengaruh

terhadap kehidupan akuatik, pemanfaatan air baku, dan korosifitas air (Irianto, 2004).

Parameter untuk mengetahui kondisi kimiawi zat organik yang paling umum

adalah pH. Nilai pH dipengaruhi oleh kehadiran asam karbonat dan bikarbonat dari

ikatan C02 dan molekul air. Karbondioksida bebas selain berperan dalam proses

fotosintesis juga berperan sebagai buffer di perairan sehingga pH air menjadi netral

(Yosan, 2008).

Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hydrogen

dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat

keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral,

pH < 7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi

perairan bersifat basa (Anonim, 2008).

Derajat keasaman atau pH merupakan parameter kimia yang menunjukkan

konsentrasi ion hidrogen pada perairan. Konsentrasi ion hidrogen tersebut dapat

mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi di lingkungan perairan. PH meter adalah

alat untuk mengukur kadar asam dan basa dalam cairan tersedia dalam benctop type

Page 7: Metode Sampling

dan pen type, untuk benctop type include regulator, buffer solution, probe

(Erikarianto, 2008).

PH meter digunakan untuk mengukur alkalinity dan acidity pada air, yang

juga menunjukkan kadar ion hydrogen atau -log[H + ]. Ion merupakan atom atau

sekumpulan atom yang mempunyai muatan listrik, bila negatif disebut anion,

sebaliknya kation. Acidity di dominasi ion H + sedangkan alkalinity inon OH - . Air

dengan pH>7 bersifat basa (alkaline), air dengan pH <7 bersifat acidic. Nilai pH

menunjukkan Apakah Air Memiliki Kandungan padatan rendah atau tinggi. pH dari

air murni adalah 7. Secara umum, air dengan nilai pH lebih rendah dari 7 dianggap

asam dan nilai pH lebih dari 7 dianggap basa. Nilai pH normal untuk air permukaan

biasanya antara 6,5 s/d 8,5 dan air tanah dari 6 s/d 8,5 (Yosan, 2008).

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Botol sampler

2. Thermometer

3. Piringan secchi

4. Conductivity meter

5. Ph meter

6. Gelas beker

7. Tissue

8. Pipet.

B. Bahan

1. Sampel Air Gambut

2. Sampel Air Sumur

3. Sampel Air Limbah Tahu

4. Aquadest

5. Alkohol 0,7456 gr KCl antihidrus

6. Larutan Buffer pH 4, 7, dan 9

Page 8: Metode Sampling

IV. CARA KERJA

A. Metode Sampling

1. Mengamati berbagai alat yang digunakan dalam metode sampling

2. Menggambar alat tersebut

3. Mencatat fungsi dan cara penggunaannya

B. Temperatur

1. Menuang sampel air ke dalam gelas beker

2. Membilas thermometer dengan sampel air

3. Mencelupkan thermometer ke dalam sampel air

4. Membiarkan beberapa saat hingga cairan di dalam thermometer tidak

bergerak lagi.

5. Mencatat suhu yang ditunjukkan oleh thermometer

6. Mengulangi langkah untuk sampel air yang lain.

C. Transparansi

1. Mengamati alat yang digunakan untuk pengukuran transparansi

2. Menggambar alat tersebut

3. Mengukur diameter dari secchi disc

D. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik)

1. Mengalibrasikan elektroda konduktimeter dengan larutan kcl 0,01 N

hingga mendekati angka 1413

2. Membersihkan elektroda dengan aquadest

3. Mencelupkan elektroda ke dalam sampel air

4. Mengukur dan mencatat nilai DHL dengan membaca angka pada display

alat

5. Mengulangi langkah untuk sampel air yang lain

Page 9: Metode Sampling

E. pH

1. Mengalibrasi ph meter dengan larutan buffer ph 4,7 dan 9

2. Mengatur suhu ph meter sebesar 30oc

3. Membilas elektroda dengan aquadest

4. Membilas elektroda dengan sampel air

5. Memasukkan elektroda ke dalam sampel air

6. Mendiamkan beberapa saat, hingga angka pada display alat tidak berubah

lagi. Kemudian mencatat hasilnya.

7. Mengulangi langkah untuk sampel air yang lain.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Metode Sampling

No Gambar Alat Keterangan Alat

1 Botol Sampler Alat ini dugunakan dalam metode sampling,

untuk mengambil sampel air.

2 Termometer Digunakan untuk mengukur temperatur dari

sampel air yang digunakan.

3 Piringan Secchi Alat ini digunakan untuk mengukur

transparansi atau kecerahan pada air.

Page 10: Metode Sampling

2. Temperatur

No Nama Sampel Temperatur (oC)

1 Air Sumur 30

2 Air Gambut 30

3 Air Limbah Tahu 30

3. Transparansi

Gambar Keterangan

Diameter dari piringan secchi ini adalah 20

cm.

4. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik)

No SampelData I

( )

Data II

( )

Rata-rata

( )

TDS

(mg/l)

1 Air Sumur 133 131 132 82,5

2 Air Gambut 415 411 413 258,13

3 Air Limbah Tahu 29,9 29,2 29,5 18,44

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Sampel air limbah tahu

Percobaan ke-1 → 2,99 ms/cm.

Percobaan ke-2 → 2,92 ms/cm

Nilai rata-rata → 2,95 ms/cm diubah dalam satuan µs/cm dengan

dikalikan 1000 menjadi 2950 µs/cm

TDS( mg / l.) = ( 0,5 + 0,75 )/2 × Konduktivitas ( µs / cm )

= 0,625× 2950 µs / cm

Page 11: Metode Sampling

= 1843,75mg / l

b. Sampel air sumur

Percobaan ke-1 → 133 µs / cm

Percobaan ke-2 → 131 µs / cm

Nilai rata-rata → 132 µs / cm

TDS( mg / l ) = ( 0,5 + 0,75 )/2 × Konduktivitas ( µs / cm )

= 0,625 × 132 µs / cm

= 82,5 mg / l

c. Sampel air gambut

Percobaan ke-1 → 415 µs / cm

Percobaan ke-2 → 411 µs / cm

Nilai rata-rata → 413 µs / cm

TDS( mg / l ) = ( 0,5+0,75 )/2 × Konduktivitas ( µs / cm )

= 0,625 × 413 µs / cm

= 258,125 mg / l

5. pH

No Sampel pH Temperatur (oC)

1 Air Sumur 5,52 30

2 Air Gambut 6,24 30

3 Air Limbah Tahu 6,59 30

Page 12: Metode Sampling

B. Pembahasan

1. Metode Sampling

Dalam pengambilan sampel air biasanya menggunakan beberapa alat.

Alat yang digunakan antara lain adalah botol sampler. Dimana pada

prinsipnya penggunaan botol sampler ini untuk mengambil sampel air secara

akurat. Biasanya dalam pengambilan sampler air dilakukan di beberapa titik

untuk menjaga keakuratan dari kondisi air yang akan dijadikan sampel.

Pengambilan sampel air di tengah perairan seperti sungai atau danau dan air

permukaan lainnya bisa menggunakan perahu atau jembatan sebagai alat

bantunya.

2. Temperatur

Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran temperatur atau suhu

terhadap beberapa sampel air. Sampel air yang digunakan dalam percobaan

ini adalah sampel air gambut, sampel air sumur dan sampel air limbah tahu.

Hasil dari pengukuran terhadap sampel air tersebut menunjukkan angka yang

sama yaitu 30oC.

Secara teori seharusnya terjadi perbedaan temperatur atau suhu

terhadap ketiga sampel air tersebut. Tetapi pada percobaan kali ini ternyata

menunjukkan angka atau hasil yang sama. Hal ini mungkin saja diakibatkan

pengukuran temperatur dari sampel tersebut tidak dilakukan langsung di

tempat pengambilan sampel, tetapi di ukur di laboratorium.

Pengukuran suhu terhadap ketiga sampel ini dilakukan sudah melebihi

batas pengukuran suhu seharusnya yaitu 2 jam setelah pengambilan sampel.

Akibatnya suhu dari ketiga sampel air tersebut sudah menyesuaikan dengan

suhu ruangan. Sehingga dalam hal ini pengukuran temperatur belum dapat

dikatakan menunjukkan nilai temperatur dari masing-masing sampel

sebenarnya.

3. Transparansi

Secchi disc ini adalah alat berbentuk bulat mempunyai diameter 20

cm. Berwarna hitam putih untuk memudahkan penglihatannya di dalam air.

Kegunaannya untuk mengukur tingkat penetrasi cahaya ke dalam perairan.

Page 13: Metode Sampling

Dalam pengukuran transparansi digunakan piringan secchi atau secchi

disc. Prinsip dari penggunaan secchi disc ini adalah mencelupkan secchi disc

kedalam air sampai warna hitam dan putih pada keping tersebut tidak dapat

dibedakan lagi. Setelah itu ditahan dan ditandai batasnya sebagai batas

pertama. Selanjutnya secchi disc ditarik hingga secchi disc terlihat lagi.

Ditahan dan ditandai batasnya sebagai batas kedua. Jarak antara batas

pertama dan batas kedua pada secchi disc adalah nilai transparansi /

kejernihan air. Semakin jauh jarak antara kedua batas tersebut maka semakin

dalam perairannya sehingga semakin kecil nilai transparansinya. Dalam

pengukuran hendaknya dilakukan pengukuran berulang - ulang (minimal

sebanyak 3 kali) untuk mendapatkan nilai kedalaman penetrasi yang akurat.

4. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik)

Dalam percobaan ini ditujukan untuk mengetahui nilai konduktivitas

dari sampel air. Sampel air yang digunakan dalam percobaan ini adalah

sampel air gambut, sampel air sumur dan sampel air limbah tahu.

Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali untuk mendapatkan hasil

yang akurat. Pada sampel air sumur pengukuran pertama menunjukkan angka

133 , pengukuran kedua sebesar 131 . Rata-rata dari kedua data

tersebut sebesar 132 . Untuk sampel air gambut pada pengukuran

pertama sebesar 415 , pengukuran kedua sebesar 411 serta rata-

ratanya sebesar 413 . Pada sampel air limbah tahu hasil pengukuran

sebenarnya tidak memakai pengukuran tetapi memakai pengukuran

ms/cm. Hal ini dikarenakan angka pengukuran terlalu kecil sehingga tidak

terbaca oleh satuan . Dalam pembahasan ini telah disamakan

satuannya, sehingga hasil yang ada sudah memakai satuan . Hasil

pertama menunjukkan angka 29,9 pengukuran kedua sebesar 29,2

dan rata-ratanya sebesar 18,44 .

Dengan mengetahui besarnya nilai rata-rata dari konduktivitas sampel

tersebut dapat dihitung nilai TDS dari masing-masing sampel. Hasilnya

menunjukkan bahwa nilai TDS yang paling besar terdapat pada sampel air

gambut yaitu sebesar 258, 13 mg/l. Sedangkan yang paling kecil terdapat

Page 14: Metode Sampling

pada sampel air limbah tahu, yaitu sebesar 18,44 mg/l. Untuk sampel air

sumur didapatkan hasil sebesar 82,5 mg/l.

Dengan melihat hasil TDS tersebut dimana nilai TDS yang positif

atau semakin besar nilai TDS nya maka semakin besar pula nilai

konduktivitasnya. Sehingga pada percobaan ini dapat dikatakan bahwa

sampel air gambut memiliki nilai konduktivitas yang paling tinggi dibanding

sampel air lainnya sebab nilai TDS sampel air gambut juga menunjukkan

nilai tertinggi disbanding yang lainnya.

5. PH

Pada pengukuran pH dalam percobaan ini, digunakan sampel air

sumur, sampel air gambut dan sampel air limbah tahu. Pengukuran

menggunakan pH meter yang sudah dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4, 7

dan 9. Suhu dari pH meter diatur sebesar 30oC.

Dari pengukuran ketiga sampel tersebut didapatkan hasil untuk air

sumur pHnya sebesar 5,52. Untuk air gambut sebesar 6,24 dan untuk air

limbah tahu sebesar 6,59. Berdasarkan hasil percobaan ini ternyata air sumur

memilki pH yang paling rendah dibandingkan dengan kedua sampel yang

lain. Hal ini menunjukkan bahwa air sumur lebih asam daripada yang lain.

Sedangkan air limbah tahu memiliki nilai pH yang paling besar atau hampir

mendekati netral.

Secara teoritis sebenarnya air gambut yang memilki pH paling rendah

dibandingkan dengan kedua sampel yang lain. Hal ini karena kandungan

bahan-bahan orgnanik yang ada di air gambut yang menyebabkan gambut

bersifat asam, biasanya pH air gambut < 4.

Beberapa kemungkinan bisa saja menyebabkan hasil percobaan tidak

sesuai dengan teori. Seperti pengukuran pH yang seharusnya langsung

dilakukan di tempat, dalam percobaan ini dilakukan di laboratorium.

Sehingga suhu sampel air telah menyesuaikan dengan suhu ruangan, tentu

saja hal ini mempengaruhi nilai pHnya sehingga nilai pH nya berubah. Selain

itu pula prosedur penagwetan sampel yang kurang baik, serta bisa juga

kesalahan atau kurang teliti dalam mengkalibrasi pH meter.

Page 15: Metode Sampling

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah :

1. Alat-alat yang digunakan dalam metode sampling adalah botol sampler,

piringan secchi, dan thermometer.

2. Pengukuran temperatur terhadap sampel air sumur, air gambut, dan air

limbahn tahu menunjukkan angka yang sama, yaitu 30oC. Hal ini bisa saja

dikarenakan sampel air sudah menyesuaikan dengan suhu ruangan, sehingga

pengukurannya tidak valid.

3. Dalam pengukuran transparansi digunakan piringan secchi atau secchi disc.

Prinsip dari penggunaan secchi disc ini adalah mencelupkan secchi disc

kedalam air sampai warna hitam dan putih pada keping tersebut tidak dapat

dibedakan lagi. Setelah itu ditahan dan ditandai batasnya sebagai batas

pertama. Selanjutnya secchi disc ditarik hingga secchi disc terlihat lagi.

Ditahan dan ditandai batasnya sebagai batas kedua. Jarak antara batas

pertama dan batas kedua pada secchi disc adalah nilai transparansi /

kejernihan air.

4. Besarnya nilai TDS mempengaruhi seberapa besar kemampuan konduktivitas

dari sampel air. Dari percobaan diketahui bahwa air gambut memiliki nilai

TDS yang besar, sehingga air gambut memiliki daya hantar listrik yang besar

juga.

5. Dari pengukuran ketiga sampel tersebut didapatkan hasil untuk air sumur

pHnya sebesar 5,52. Untuk air gambut sebesar 6,24 dan untuk air limbah tahu

sebesar 6,59. Hal ini menunjukkan bahwa air sumur lebih asam dibandingkan

dengan kedua sampel air yang lain.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Parameter Fisika.

http://www.damandiri.or.id/file/marganofipbbab2.pdf. Diakses tanggal 12 Oktober

2009

Page 16: Metode Sampling

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Irianto, Eko W, dan Badruddin Machbub. 2004. Pengaruh Multiparameter Kualitas

Air terhadap Parameter Indikator Oksigen Terlarut Dan Daya Hantar Listrik

(Studi Kasus Citarum Hulu). JLP. Vol. 18. No. 54. Puslitbang Air. Bandung.

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia

(UI-Press). Jakarta.

Rawalo, Bocah. 2009. Suhu. http://infosehat7.blogspot.com/2009/07/suhu.html.

Diakses tanggal 12 Oktober 2009.

Sutapa, Ignasius D.A. 2000. Uji Korelasi Pengaruh Limbah Tapioka

Terhadap Kualitas Air Sumur. Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan

& Lingkungan. Vol. 2, No. 1/Feb.

Yosan. 2008. Parameter Fisik dan Kimia

Perairan.http://black-kong.blogspot.com/2008_12_01_archive.html. Diakses

tanggal 12 Oktober 2009.