sampling - metode penentuan sampel

23
  ://. ./2013/05/02/ 552332.  Metode Pengambilan dan Pengolahan Sampel E  02 2013 18:32 Metode Pengambilan dan Pengolahan Sampel  Skala Ukuran Skala ukuran bertujuan menempatkan identitas data yang berbeda-beda secara tepat untuk beberapa tingkatan atau jenjang. 1. Skala Nominal  Data dengan sekala nominal disebut data kategori. Misalnya jawaban responden hanya berupa ya dan tidak disebut sebagai dikotom. Contoh lain pertanyaan tentang jawaban je nis kelamin yang terdiri dari 2 subkategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Data dengan skala nominal dapat terdiri dari beberapa subkategori, misalnya agama dan suku bangsa. Data dengan skala nominal mempunya jenjang yang sama, misalnya pengumpulan data jenis kelamin, laki-laki diberi kode 1 dan perempuan dengan kode 2 tidak berarti bahwa laki-laki mempunyai jenjang yang lebih tinggi daripada perempuan. Pada Skala nominal posisi data tidak mempunyai jenjang yang sama. Keuntungan data skala nominal adalah mudah dijawab, mudah diolah, dan dapat digunakan untuk membandingkan, misalnya persentase . 2. Skala Ordinal Skala ordinal memiliki kemiripan dengan skala nominal, tetapi data dalam urutan subkategori telah memiliki jenjang yang bersifat kualitatif. Pada data ordinal selain terdapat perbedaan subkategori, juga terdapat perbedaan jenjang anta r subkategori., namun perbedaan tersebut

Upload: noorpuspito

Post on 05-Nov-2015

87 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gambaran beberapa metode dan teknik penentuan sampel dalam penelitian.

TRANSCRIPT

  • Sampling

    http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/02/metode-pengambilan-dan-pengolahan-sampel-

    552332.html

    Metode Pengambilan dan Pengolahan Sampel REP | 02 May 2013 | 18:32

    Metode Pengambilan dan Pengolahan Sampel

    Skala Ukuran

    Skala ukuran bertujuan menempatkan identitas data yang berbeda-beda secara tepat untuk beberapa tingkatan atau jenjang.

    1. Skala Nominal

    Data dengan sekala nominal disebut data kategori. Misalnya jawaban responden hanya berupa ya dan tidak disebut sebagai dikotom. Contoh lain pertanyaan tentang jawaban jenis kelamin yang terdiri dari 2 subkategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Data dengan skala

    nominal dapat terdiri dari beberapa subkategori, misalnya agama dan suku bangsa.

    Data dengan skala nominal mempunya jenjang yang sama, misalnya pengumpulan data jenis kelamin, laki-laki diberi kode 1 dan perempuan dengan kode 2 tidak berarti bahwa laki-laki

    mempunyai jenjang yang lebih tinggi daripada perempuan. Pada Skala nominal posisi data tidak mempunyai jenjang yang sama.

    Keuntungan data skala nominal adalah mudah dijawab, mudah diolah, dan dapat digunakan untuk membandingkan, misalnya persentase .

    2. Skala Ordinal

    Skala ordinal memiliki kemiripan dengan skala nominal, tetapi data dalam urutan subkategori telah memiliki jenjang yang bersifat kualitatif. Pada data ordinal selain terdapat perbedaan subkategori, juga terdapat perbedaan jenjang antar subkategori., namun perbedaan tersebut

  • dengan jarak yang tidak tepat. Dari data skala ordinal dapat dinyatakan perbedaan subkategori dan subkategori satu lebih tinggi dari subkategori lain.

    Sebagai contoh, terdapat data yang menunjukkan prevalensi penyakit Diabetes kota Malang, kabupaten Malang, dan Kota Batu. Prevalensi Diabates Kota Malang sebeesar 4%, Kabupaten Malang sebesar 6,2%, dan Kota Batu sebesar 5,2%. Dari data diatas dapat dinyatakan Prevalesni Kota Batu lebih besar dari Kota Malang. Walaupun terdapat jenjang, namun jarak antar jenjang tidak sama.

    3. Skala Interval

    Data dengan skala interval memiliki kesamaaan dengan skala nominal dan ordinal, namun jarak antar subkategori yang sama, dan dapat dinyatakan secara kuantitatif.

    Sebagai contoh, Kadar Gula darah Fulan 140mg/dl, dan kadar gula darah Fulana 125mg/dl. Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa kadar gula darah Fulan lebih tinggi dari Fulana.

    4. Skala Rasio

    Skala rasio memiliki ketiga sifat skala sebelumnya dan memiliki titik nol yang absolut. Oleh karena itu, setiap subkategori dapat dibandingkan dengan titik nol. Sebagai contok Umur Fulan 40 dan umur Fulana 20 tahun. Dapat dikatakan umur Fulan 2 kali umur Fulana.

    Teknik Pengambilan Sampel

    Pengambulan Sampel Secara Acak

    1. Simple random sampling Yang dimaksudkan dengan pengambilan sampel acak sederhana adalah

    pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel,

    2. Stratified random sampling Stratified random sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata dimana setiap strata adalah homogen.

  • 3. Multstage random sampling Pengambilan sampel yang membagi populasi menjadi beberapa fraksi kemudian diambil sampelnya.

    4. Systematic random sampling Pengambilan sampel acak sistematik dilakukan bila pengambilan sampel acak dilakukan secara berurutan dengan interal tertentu.

    5. Cluster Random sampling Pengambilan sampel acak kelompok dilakukan bila kita akan mengadakan suatu penelitian dengan mengambil kelompok unit dasar sebagai sampel.

    6. Probability Proporsionate to Size Pengambilan sampel dengan cara PPS ini merupakan variasi dari pengambilan sampel bertingkat dengan PSU besar yang dilakukan secara proporsional

    Pengambilan sampel tanpa acak

    Pengambilan sampel tanpa acak ini digunakan bila kita ingin mengambil sampel yang sangat kecil pada populasi yang besar. Pengambilan sampel tanpa acak ini terdiri dari :

    1. Pengambilan sampel seadanya(Accidental sampling) Pengambilan sampel yang dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang akan diambil.

    2. Pengambilan sampel berjatah(Quota sampling) Cara pengambilan sampel dengan jatah hampir sama dengan pengambilan sampel seadanya, tetapi dengan kontrol lebih baik untuk mengurangi terjadinya bias.

    3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan(Purposive sampling) Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan bila cara pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa, sehingga keterwakilannya ditentukan oleh peneliti

    berdasarkan pertimbangan orang orang yang telah berpengalaman.

  • Pengambilan sampel dengan cara ini lebih baik dari dua cara sebelumnya karena dilakukan berdasarkan pengalaman berbagai pihak.

    Pengambilan sampel pada penelitian klinis

    Pada penelitian klinik pengambilan sampel sering didasarkan pada waktu atau jumlah. Pengambilan sampel yang dilakukan pada periode waktu tertentu, dimana penderita yang

    datang ke rumah sakit dan memenuhi kriteria studi diambil sebagai sampel sampai suatu periode waktu yang telah ditentukan. Pengambilan sampel yang menggunakan cara ini tidak tergantung pada jumlahnya.

    Pengambilan sampel beradasarkan jumlah, bila kasusnya cukup banyak akan membutuhkan waktu yang singkat, tetapi bila kasusnya jarang makan akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Permasalahan tersebut seharunya menjadi pertimbangan pada saat menentukn cara mana yang akan digunakan.

    PENENTUAN SAMPEL 1. METODE SLOVIN

    Rumus Slovin menggunakan pendekatan distribusi normal, p=0,5, dengan nilai batas kesalahan bisa ditentukan peneliti.

    Pesamaan yang dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2010; dengan rujukan Principles and Methods of Research; Ariola et al. (eds.); 2006) sebagai berikut.

    n = N/(1 + Ne^2)

    n = Number of samples (jumlah sampel)

    N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

    e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05) > (^2 = pangkat dua)

    Jika populasi 2000, dengan asumsi tingkat ketepatan 95%, maka eror 5%(0,05) maka :

    N = 1000,

  • Taraf Signifikansi = 5%

    maka :

    n = N/(1 + Ne^2) = 2000/(1 + 2000 x 0,05 x 0,05) = 333 orang. 2. METODE KREJCIE DAN MORGAN

    Metode Krejcie dan Morgan mengguankan pendekatan chi-quadrat, p=0,5, dengan batas error diasumsikan 5%(0,05)

    Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut (Lihat Tabel) Populasi

    (N) Sampel

    (n) Populasi

    (N) Sampel

    (n) Populasi

    (N) Sampel

    (n) 10 10 220 140 1200 291 15 14 230 144 1300 297 20 19 240 148 1400 302 25 24 250 152 1500 306 30 28 260 155 1600 310 35 32 270 159 1700 313 40 36 280 162 1800 317 45 40 290 165 1900 320 50 44 300 169 2000 322 55 48 320 175 2200 327 60 52 340 181 2400 331 65 56 360 186 2600 335 70 59 380 191 2800 338 75 63 400 196 3000 341 80 66 420 201 3500 346 85 70 440 205 4000 351 90 73 460 210 4500 354 95 76 480 214 5000 357 100 80 500 217 6000 361 110 86 550 226 7000 364

  • 120 92 600 234 8000 367 130 97 650 242 9000 368 140 103 700 248 10000 370 150 108 750 254 15000 375 160 113 800 260 20000 377 170 118 850 265 30000 379 180 123 900 269 40000 380 190 127 950 274 50000 381 200 132 1000 278 75000 382 210 136 1100 285 1000000 384

    Dengan metode Krejcie dan Morgan sampel yang dibutuhkan untuk populasi 2000 adalah 322

    http://yudhislibra.wordpress.com/2010/10/12/macam-%E2%80%93-macam-metode-sampling-

    tahap-pembuatan-laporan-penelitian/

    MACAM MACAM METODE SAMPLING & TAHAP PEMBUATAN

    LAPORAN PENELITIAN

    MACAM MACAM METODE SAMPLING & TAHAP PEMBUATAN LAPORAN PENELITIAN

    Pengertian Populasi dan Sampel

    Populasi:

    Kumpulan/ keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi criteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Penelitian yang melibatkan populasi sebagai obyek penelitian disebut Sensus.

    Sampel:

    Bagian tertentu dari unit populasi. Penelitian yang melibatkan sampel sebagai obyek penelitian disebut Sampling Populasi.

    Kelebihan dan Kelemahan dari Populasi dan Sampel

    Populasi:

  • Kelebihan : Data dijamin lebih lengkap

    Pengambilan kesimpulan/generalisasi lebih akurat

    Kelemahan: Membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu)

    Tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat didata/dilacak dilapangan

    Sampel:

    Kelebihan : Efisien penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu)

    Anggota sampel lebih mudah didata/dilacak dilapangan

    Kelemahan: Membutuhkan ketelitian dalam menentukan sampel

    Pengambilan kesimpulan/generalisasi perlu analisis yang teliti

    Hal-hal penting berkaitan dengan pemilihan sampel yang baik

    Sampel Yang Baik:

    Representatif (harus dapat mewakili populasi atau semua unsure sampel)

    Batasan sampel harus jelas

    Dapat dilacak dilapangan

    Tidak ada keanggotaan sampel yang ganda (didata dua kali/lebih)

    Harus up to date (terbaru dan sesuai dengan keadaan saat dilakukan penelitian)

    Metode pemilihan atau pengambilan sampel (sampling) yang baik

    Metode Pengambilan Sampel Yang Baik:

    Prosedurnya sederhana dan mudah dilakukan

    Dapat memilih sampel yang representatif

    Efisien dalam penggunaan sumber daya

  • Dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sampel

    Berapa jumlah anggota sampel yang baik?

    Yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel:

    Derajat keseragaman/heterogenitas dari populasi

    Metode analisis yang akan digunakan

    Ketersediaan sumber daya

    Presisi yang dikehendaki

    MACAM MACAM METODE SAMPLING

    Probability Sampling

    1. Simple Random Sampling

    Semua unsure dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Anggota sampel dipilih secara acak dengan cara:

    Pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian

    Menggunakan table angka random (bilangan acak) berdasarkan nomor anggota

    Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling:

    Sifat populasi adalah homogen

    Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis

    Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas

    Kebaikan : Prosedur penggunaannya sederhana Kelemahan: Persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi

  • 2. Stratified Random Sampling

    Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan criteria tertentu yang dimiliki unsure populasi. Masing-masing sub populasi diusahakan homogen

    Dari masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan komposisi proporsional atau disproporsional

    Total anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota sampel penelitian

    Contoh: Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil 100 orang (10%) sebagai sampel berdasarkan usia pemilih secara proporsional

    Syarat Penggunaan Metode Stratified Random Sampling:

    Populasi mempunyai unsure heterogenitas

    Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan sesuai dengan unsure heterogenitas yang dimiliki

    Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang akan dipilih (secara proporsional atau disproporsional)

    Kebaikan : Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili Kelemahan: Memerlukan pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk

    menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi

    3. Cluster Sampling

    Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergrombol (cluster)

    Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang lebih kecil

    Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian

    Contoh: Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat pendapatan buruh bangunan diKodya Semarang

  • Kodya Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan dipilih 2 Kecamatan sebagai Populasi dari sampling I

    Dari 2 Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari sampel II

    Dari 2 Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel penelitian

    Non Probability Sampling

    1. Quota Sampling

    Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau quota yang diinginkan

    Contoh: Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu, Peneliti menentukan quota untuk masing-masing sampel:

    Jumlah mahasiswa = 50 orang

    Jumlah dosen = 5 orang

    Jumlah mata kuliah = 3 matakuliah

    Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan15 dosen sebagai sampel penelitian untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet dalam proses belajar mengajarnya

    Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan Kelemahan: Penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti

    2. Accidental Sampling

    Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai

    Contoh: Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja diswalayan peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang kebetulan berbelan jadi suatu swalayan tertentu untuk dimintai pendapat/motivasinya

  • Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan Kelemahan: Jumlah sampel mungkin tidak representative karena tergantung hanya

    pada anggota sampel yang ada pada saat itu

    3. Saturation Sampling

    Metode pengambilan sampel dengan mengikutsertakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian

    Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, peneliti menentukan sampel dengan menambil seluruh mahasiswa aktif di Gunadarma sebagai sampel penelitian

    Kelebihan : Memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel Kelemahan: Tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar

    4. Snowball Sampling

    Metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).

    Sampel awal ditetapkan dalam kelompok anggota kecil

    Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru dalam jumlah tertentu

    Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru lagi.

    Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, sampel ditentukan sebesar 100 mahasiswa, peneliti menentukan sampel awal 10 mahasiswa. Masing-masing mencari 1 orang mahasiswa lain untuk dimintai pendapatnya. Dan seterusnya hingga diperoleh sampel dalam jumlah 100 mahasiswa

    Kelebihan : Mudah digunakan Kelemahan: Membutuhkan waktu yang lama

    TAHAP PEMBUATAN LAPORAN PENELITIAN

    Perencanaan Penentuan Metode Sampling

  • Pengolahan dan Analisis Data

    Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan Pengolahan dan Analisis Data. Kegiatan analisis data dimaksudkan untuk memberi arti dan makna pada data serta berguna untuk memecahkan masalah dalam penelitian yang sudah dirumuskan. Sebelum analisis data dilakukan maka data perlu diolah terlebih dulu.

    Pengolahan data meliputi:

    Editing

    Kegiatan untuk memeriksa data mentah yang telah dikumpulkan, meliputi:

    Melengkapi data yang kurang/kosong

    Memperbaiki kesalahan-kesalahan atau kekurangjelasan dari pencatatan data

    Memeriksa konsistensi data sesuai dengan data yang diinginkan

    Memeriksa keseragaman hasil pengukuran (misalnya keseragaman satuan)

    Memeriksa reliabilitas data (misalnya membuang data-data yang ekstrim)

    Coding

    Kegiatan untuk membuat peng-kode-an terhadap data sehingga memudahkan untuk analisis data., biasanya dilakukan untuk data-data kualitatif. Dengan koding ini, data kualitatif dapat dikonversi menjadi data kuantitatif (kuantifikasi). Proses kuantifikasi mengikuti prosedur yang berlaku, misalnya dengan menerapkan skala pengukuran nominal dan ordinal.

    Tabulating

    Kegiatan untuk membuat table data (menyajikan data dalam bentuk tabel) untuk memudahkan analisis data maupun pelaporan. Tabel data dibuat sesederhana mungkin sehingga informasi mudah ditangkap oleh pengguna data maupun bagi bagian analisis data.

    Analisis Data

    Kegiatan analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian. Pemecahan masalah penelitian dan penarikan kesimpulan dari suatu penelitian sangat tergantung dari

  • hasil analisis data ini. Sehingga perlu dilakukan dengan teliti dan hati-hati sehingga tidak memberikan salah penafsiran terhadap hasil penelitian. Seorang peneliti (bagian analisis data) harus menguasai kemampuan keilmuan secara teknis dalam menerapkan metode analisis yang cocok

    Metode analisis data yang dipilih harus disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Pertimbangan pemilihan metode analisis dapat dilihat dari:

    Tujuan dan jenis penelitian

    Model/jenis data

    Tingkat/taraf kesimpulan

    Penarikan Kesimpulan

    Kegiatan untuk memberikan penafsiran terhadap hasil analisis data. Pada penelitian yang menggunakan pengujian hipotesis penelitian,kesimpulan dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan hendaknya dibuat secara singkat, jelas dan padat.

    Kesimpulan Penelitian harus sesuai dengan:

    Tema, topic dan judul penelitian

    Pemecahan permasalahan penelitian

    Hasil analisis data

    Pengujian hipotesis (bilaada)

    Teori/ilmu yang relevan

    Pelaporan

    Tahapan akhir dalam kegiatan penelitian adalah pembuatan laporan penelitian. Laporan ini berguna untuk kegiatan publikasi hasil penelitian maupun untuk pertanggungjawabkan secara ilmiah kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Dalam laporan penelitian, dituliskan secara sistematis semua tahapan yang telah dilakukan mulai dari tahap perencanaan hingga penarikan kesimpulan penelitian (termasuk didalamnya lampiran-lampiran yang diperlukan).

  • Sistematika pelaporan disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga/institusi/sponsor yang akan mengelola hasil penelitian tersebut.

    http://gerrytri.blogspot.com/2013/06/teknik-pengambilan-sampel-dalam.html

    Kamis, 13 Juni 2013

    Teknik Pengambilan Sampel dalam Metodologi Penelitian

    Semoga bermanfaat :)

    Teknik Pengambilan Sampel : Nonprobability Sampling

    Pengertian Nonprobability Sampling atau Definisi Nonprobability Sampling adalah teknik

    pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau

    anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi :Sampling

    Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling, Sampling

    Jenuh, Snowball Sampling.

    1. Sampling Sistematis

    Pengertian Sampling Sistematis atau Definisi Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel

    berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Contoh Sampling Sistematis,

    anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor

    urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja,

    genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu

    maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

    2. Sampling Kuota

    Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel

    dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.Contoh

    Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500

    orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian

    dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5

  • orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang

    anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.

    3. Sampling Insidental

    Pengertian Sampling Insidental atau Definisi Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel

    berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan

    peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

    sebagai sumber data.

    4. Purposive Sampling

    Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel

    dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian tentang

    kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih

    cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

    5. Sampling Jenuh (Sensus)

    Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

    anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,

    kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

    sangat kecil.

    6. Snowball Sampling

    Pengertian Snowball Sampling atau Definisi Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel

    yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang

  • lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang

    sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang

    diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data

    yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel

    semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball.

    Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive

    Sampling dan Snowball Sampling.

    Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling

    Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel

    dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaster, dan

    sistematis.

    1. Sampling Acak

    Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di

    antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya teknik ini sangat populer dan

    banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis,

    semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih

    menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang

    harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah

    responden yang ada dalam populasi.

    Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan

    menggunakan tabel random.

    a. Cara Tradisional

  • Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat

    dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:

    tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui;

    daftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan;

    kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat;

    nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian;

    lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.

    b. Menggunakan Tabel Acak

    Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan

    oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri

    dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer.

    Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel

    dengan langkah sebagai berikut:

    identifikasi jumlah total populasi;

    tentukan jumlah sampel yang diinginkan;

    daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi;

    berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299 untuk populasi yang

    berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang;

    pilih secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada angka yang ada dalam

    tabel;

    pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500

    maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua

    digit dari akhir saja;

    jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam

    sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai

  • individu sampel. Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai

    individu sampel;

    gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain;

    ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai.

    Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi

    dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian.

    Contoh Memilih Sampel dengan Sampling Acak

    Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi

    siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia

    ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk

    memilih sampel seperti berikut.

    Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi.

    Sampel yang diinginkan 10% x 600 = 60 orang.

    Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599.

    Tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data

    sepanjang kolom atau baris dari tabel.

    Misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899

    Oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278.

    Coba langkah d sampai diperoleh semua jumlah 60 responden.

    2. Teknik Stratifikasi

    Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi

    yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di

    sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut

    jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat,

    populasi dapat berupa kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai

  • swasta, dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili; jika

    digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai

    sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan.

    Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara

    stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa

    kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda

    antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan

    menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar

    kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada.

    Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-

    langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti

    berikut :

    Identifikasi jumlah total populasi.

    Tentukan jumlah sampel yang diinginkan.

    Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi.

    Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki.

    Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di

    atas.

    Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada.

    Sampai jumlah sampel dapat dicapai.

    Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi

    Seorang peneliti ingin melakukan studi dari suatu populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang,

    sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru,

    mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin

  • memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi. Terangkan langkah-langkah guna

    mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut.

    Jawabannya adalah sebagai berikut.

    Jumlah total populasi adalah 900 orang.

    Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000-899.

    Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang.

    Undilah sampel yang diinginkan 30% x 900 = 270 orang.

    Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang.

    untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak.

    Dan pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai

    akhirnya diperoleh 90 subjek.

    Lakukan langkah 6 dan 7 untuk Iapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270

    orang.

    3. Teknik Klaster

    Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas.

    Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas

    di atas. Teknik klaster atau Cluster Sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual,

    tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul

    bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin

    luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga

    dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian.

    Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti

    berikut.

    Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi. b. Tentukan besar sampel yang diinginkan.

    Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster.

  • Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster.

    Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jurnlah

    sampel dengan jumlah klaster yang ada.

    Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster.

    Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster.

    Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klasterMisalkan seorang peneliti

    hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada.

    `Sampel yang diinginkan adalah 400 orang. Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster

    dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah langkah menentukan

    sampel tersebut?

    Jawabannya adalah sebagai berikut.

    Total populasi adalah 4.000 orang.

    Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang.

    Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100.

    Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah.

    Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10.

    Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random.

    Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan.

    4. Teknik Secara Sistematis

    Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik

    pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel

    pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10.

  • Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota

    populasi.

    Untuk populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan teknik

    sistematis juga dapat diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu nama seperti nama

    yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi pengumpulan nama dalam awalan

    tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih dengan baik.

    Teknik observasi lapangan khusus untuk penelitian di lokasi tambang

    Pengumpulan Data penelitian

    Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Mengamati tidak

    hanya melihat, melainkan merekam, menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di

    lapangan. Teknik ini ada dua macam, yaitu observasi langsung (observasi partisipasi) yaitu apabila

    pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejalagejala pada objek yang dilakukan

    secara langsung di tempat kejadian, dan observasi tidak langsung (observasi non-partisipasi) yaitu

    pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala pada objek tidak secara

    langsung di lapangan. Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut:

    1) Membuat catatan anekdot (anecdotal record), yaitu catatan informal yang digunakan pada waktu

    melakukan observasi. Catatan ini berisi fenomena atau peristiwa yang terjadi saat observasi.

    2) Membuat daftar cek (checklist), yaitu daftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis.

    Daftar cek ini biasanya dibuat sebelum observasi dan sesuai dengan tujuan observasi.

    3) Membuat skala penilaian (rating scale), yaitu skala yang digunakan untuk menetapkan penilaian

    secara bertingkat untuk mengamati kondisi data secara kualitiatif.

    4) Mencatat dengan menggunakan alat (mechanical device), yaitu pencatatan yang dilakukan melalui

    pengamatan dengan menggunakan alat, misalnya slide, kamera, komputer, dan alat perekam suara.

  • Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal hingga

    yang tidak formal. Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan

    tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk

    pemahaman konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga

    sehingga peneliti bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk menambah keabsahan

    penelitian (Dabbs, 1996: 113).

    REFERENSI

    Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keduabelas, Alfabeta, Bandung.

    http://asiabusinesscentre.blogspot.com/2012/07/teknik-pengambilan-sampel.htm

    http://www.onlinesyariah.com/2012/12/cara-pengambilan-sampel-dengan.html

    http://texbuk.blogspot.com/2012/01/teknik-observasi-atau-pengamatan.html#ixzz2RwhVvFK1