percobaan 5 metode sampling

Upload: iimma-aqlima-nursamawati

Post on 12-Jul-2015

331 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN V METODE SAMPLING

OLEH : NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : QANITA ULFA : H1E108048 : 4 (EMPAT) : ANDY WIJAYA

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

8 November 2010

PERCOBAAN V METODE SAMPLING

I.

TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap metode-metode pengambilan sampel dan pengukuran parameterparameter lingkungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Sampling Semua makhluk hidup memerlukan air, karena air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Khususnya manusia, air diperlukan untuk berbagai keperluan, antara lain rumah tangga, industri, pertanian, dan sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan air, manusia selalu meperhatikan kualitas dan kuantitas air. Kualitas yang cukup diperoleh dengan mudah karena adanya siklus hidrologi. Namun demikian, pertambahan penduduk dan kegiatan manusia menyebakan pencemaran sehingga kualitas air yang baikdan memenuhi persyaratan tertentu sulit diperoleh. Dalam hal ini masalah pencemaran air dapat diidentifikasikan melalui beberapa cara, antara lain dengan pengamatan tidak langsung dan langsung. Adapun yang dimaksudkan dengan pengamatan tidak langsung melalui keluhan penduduk pemakai air ledeng berbau bahan kimia. Sebagian lainnya menyaksikan kematian ikan di perairan yang mereka gunakan untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan pengamatan langsung melalui indra Selain itu identifikasi masalah untuk mengidentifikasi bau busuk, rasa tidak enak, kekeruhan, pertumbuhan algae dan rumput, dan kematian ikan. diperoleh dengan mempelajari laporan hasil penelitian dan monitoring yang dilakukan oleh satu instansi pemerintah maupun swasta. Dari berbagai cara itu, dapat diidentifikasi masalah secara kasar yang menjadi titik tolak melakukan penelitian (Sutrisno, 2006).

Beberapa hal yang menyangkut teknik pengambilan sampel air dikemukakan dalam Kumpulan Standar Nasional Indonesia Bidang Pekerjaan Umum mengenai Kualitas Air, yaitu : 1. Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan lokasi pengambilan sampel sebagai berikut : a. Sampel air limbah harus diambil pada lokasi yang mewakili seluruh karakteristik limbah dan kemungkinan pencemaran yang akan ditimbulkannya. b. Sampel air dari badan air harus diambil pada lokasi yang dapat menggambarkan karakteristik keseluruhan badan air. Oleh karena itu, sampel air perlu diambil dari beberapa lokasi dengan debit air yang harus diketahui. c. Sumber pencemar yang mencemari badan air yang dipantau harus diketahui. d. Jenis bahan baku dan bahan kimia yang digunakan(Effendi, 2003). Tidak ada peraturan mengenai kapan pengambilan sampel lingkungan dilakukan. Pada umumnya pendekatan dalam menetukan waktu pengambilan sampel adalah dengan mengasumsikan saat media lingkungan yang akan diambil sampelnya cukup homogen atau konstan sehingga sampel dapat mewakili kondisi yang disyaratkan (Hadi, 2005). Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampel. Karakteristik sampel disebut statistik. Kita sebetulnya tidak tertarik pada statistik. Kita ingin menduga secara cermat parameter dart statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample)atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih (Suryabrata, 2003). Pengambilan sampel dan uji parameter kualitas lingkungan merupakan pekerjaan yang tidak mudah karena polutan bersifat dinamis dan

bermigrasi

seiring

dengan

peubahan

situasi

dan

kondsi

setempat.

Karakteristk fisik matrik air, udara, tanah/sedimen, padatan/lumpur atau cairan, cuaca, jumlah polutan, kecepatan lepasya polutan ke lingkungan, sumber emisi atau efuen, sifat kimia, biologi dan fisika polutan, intervensi manusia sangat mempengaruhi cara serta kecepatan migrasi polutan. Pada umumnya, migrasi polutan terjadi melalui angin, hujan, air permukaan, dan intervensi manusia yang berupa pipa limbah cair, drainase, dan lain-lain. Di samping faktor migrasi, konsentrasi parameter kualitas lingkungan yang berasal dari air, udara, dan tanah umumnya rendah, yaitu parts per million (ppm), parts per billion (ppb), atau bahkan parts per trillion (ppt), dan merupakan problem analitik yang sering muncul ketika menganalisis sampel lingkungan di laboratorium (Barcelona, 1998 dalam Hadi, 2005). Rendahnya konsentrasi sampel parameter tersebut menyebabkan degradasi, deteriorasi, dan kontaminasi dari berbagai sumber saat pengambilan sampel, perlakuan sampel di lapangan, transportasi, penyimpanan, preparasi, dan analisis di laboratorium mudah terjadi. Sementara itu, mendapatkan sampel homogen sebagaimana kondisi sesungguhnya merupakan permasalahan yang sering muncul karena pengambilan sampel lingkungan dituntut representatif, yaitu sampel harus mewakili kumpulannya. sesungguhnya. Untuk mendapatkan validitas data uji parameter kualitas ingkungan, beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan sampel lingkungan antara lain : a. Lokasi dan titik pengambilan sampel b. Parameter kualitas lingkungan c. Ukuran, jumlah, dan volume sampel d. Homogenitas sampel e. Jumlah titik pengambilan sampel f. Waktu pengambilan sampel (Hadi, 2005). Dengan sampel yang representatif, data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas ingkungan yang mendekati kondisi

Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. contoh 2. 3.4.

Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya Contoh mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa ada sisa bahan Tersuspensi di dalamnya Mudah dan aman di bawa Kapasitas Alat Tergantung Dari Tujuan Pengujian Adapun jenis alat pengambil contoh: Alat pengambil contoh sederhana Alat pengambil contoh sederhana dapat berupa ember plastik yang

5. 6. 1.

dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai panjang. Catatan : Dalam praktiknya, alat sederhana ini paling sering digunakan dan dipakai untuk mengambil air permukaan atau air sungai kecil yang relatif dangkal.

Keterangan gambar: A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen B adalah handle (tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium atau stanlestil Gambar 1. Contoh alat pengambil contoh gayung bertangkai panjang

Gambar 2. Contoh botol biasa secara langsung

Gambar 3 Contoh alat pengambil air botol biasa dengan pemberat 2. Alat pengambil contoh pada kedalaman tertentu Alat pengambil contoh untuk kedalaman tertentu atau point sampler digunakan untuk mengambil contoh air pada kedalaman yang telah ditentukan pada sungai yang relatif dalam, danau atau waduk. Ada dua tipe point sampler yaitu tipe vertikal dan horisontal (lihatGambar 4 dan 5).

Gambar 4 point sampler tipe vertical

Gambar 5 point sampler tipe horizontal

3.

Alat pengambil contoh gabungan kedalaman

Alat

pengambil

contoh

gabungan

kedalaman

digunakan

untuk

mengambil contoh air pada sungai yang dalam, dimana contoh yang diperoleh merupakan gabungan contoh air mulai dari permukaan sampai ke dasarnya (lihat Gambar 6).

Gambar 6 Contoh alat pengambil contoh air gabungan kedalaman

2.2 Transparansi Banyak padatan menunjukkan banyaknya lumpur terkandung dalam air. Kekeruhan menunjukkan sifat optis air yang menyebabkan pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan membatasi pencahayaan ke dalam air. Sekalipun ada pengaruh padatan terlarut atau partikel yang melayang dalam air namun penyerapan cahaya ini dipengaruhi juga bentuk dan ukurannya. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang ataupun terapung dan sangat halus sekali. Nilai kekeruhan air dikonversikan ke dalam ukuran SiO2 dalam satuan mg/1. Semakin keruh air semakin tinggi daya hantar listrik dan semakin banyak pula padatannya (Rahayu, 2009). Kebeningan (transparansi, ketransparanan) suatu contoh air dapat diukur dengan cakram Secchi. Cakram logam ini terbagi dalam 4 bagian, berdiameter 20 cm. Dua bagian berwarna putih dan dua lagi hitam. Dengan cakram ini dapat diperoleh informasi mengenai zat yang tersuspensi, kedalaman cahaya yang dipantulkan, dan dugaan kasar mengenai luas zone pinggir (Sastrawijaya, 2000). Piringan secchi. Penamaan untuk menghargai nama penemunya. Lantas mengapa warna yang dipilih Prof Secchi adalah hitam dan putih. sedangkan, di alam begitu banyak jenis warna yang dapat dijumpai. Saat itu tidak ada alasan yang ilmiah perihal pemilihan kedua warna ini. Menurut ilmu fisika, warna adalah sifat cahaya yang bergantung pada panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Benda yang memantulkan semua panjang gelombang terlihat putih, benda yang sama sekali tidak memantulkan terlihat hitam. Jadi, hitam dan putih digunakan karena hitam adalah warna yang dapat mewakili warna gelap dan putih mewakili warna cerah (Muhammad, 2008). Untuk pembacaan dengan cakram Secchi, turunkan alat itu sampai permukaan air di tempat yang teduh, sampai mulai menghilang. Ukur kedalaman sejak titik ini. Naikkan alat itu sampai mulai tampak lagi. Ukur

kedalaman sejenak titik ini. Cari rata-rata dari kedua hasil pengukuran itu. Kondisi permukaan dan warna air perlu dicatat. Jika diperoleh pembacaan rendah, misalnya 75 cm, maka air banyak mengandung bahan suspense. Jika amat tinggi, misalnya 600 cm, maka air itu amat bening dan reatif bebas bahan tersuspensi. Ada yang menyarankan bahwa hasil baca cakram Secchi dekat dengan batas kedalaman daerah pesisir, daerah pertumbuhan tanaman berakar. Jika hasil baca Secchi 300 cm, maka itulah garis permukaan danau yang ditanami rumput. Hasil baca Secchi berbeda dari tempat ke tempat, hari ke hari, jam ke jam, bergantung kepada kondisi air. Karena itu lakukanlah pengukuran ini untuk beberapa bulan, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih tepat (Sastrawijaya, 2000). 2.3 Temperatur Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panasdinginnya suatu benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energi termisnya, makin besar temperaturnya. Mengukur temperatur sebuah benda secara kuantitatif dengan menggunakan termometer. Termometer ini terbuat dari bahan yang bersifat termometrik (sifat fisiknya bervariasi terhadap temperatur).Sifat termometrik dari termometer ini adalah tekanan gas yang bervariasi terhadap temperatur pada volume konstan. T = aP + b a dan b konstan Konstanta ini dapat ditentukan dengan mengguna-kan dua titik tertentu. Dari eksperimen ternyata untuk semua gas mempunyai nilai b yang sama (pada tekanan nol mempunyai temperatur yang sama, yaitu pada temperatur -273,15oC) (Suryabrata, 2003). 2.4 Konduktivitas Konduktivitas merupakan suatu ukuran kemampuan suatu zat penghantar arus listrik dalam temperatur tertentu yang dinyatakan dalam

S/cm. Untuk menghantarkan arus listrik, ion-ion bergerak dalam larutan memindahkan muatan listriknya yang bergantung pada ukuran, interaksi antar ion dalam larutan. Nilai daya hantar listrik untuk berbagai jenis air : 1. Air destilasi (aquadest) 2. Air hujan 3. Air tanah segar 4. Air laut 5. Air garam (Weiner, 2000) Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pila nilai DHL. Reaktivitas, bilangan valensi, dan konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh terhadap nilai DHL. Asam, basa, dan garam merupakan penghantar listrik (konduktor) yang baik, sedangkan bahan oraganik, misalnya sukrosa dan benzena yang tidak dapat mengalami disosiasi, merupakan penghantar listrik yang buruk. Nilai TDS dapat diperkirakan dengan mengalikan nilai DHL dengan 0,5-0,75. Nilai TDS biasanya lebih kecil daripada nilai DHL. Pada penentuan nilai TDS, bahanbahan yang mudah menguap tidak terukur karena melibatkan proses pemanasan (Effendi, 2003). 2.5 pH Konsentrasi ion hydrogen (H+) dalam suatu cairan dinyatakan dengan pH. Organisme sangat sensitif teradap perubahan ion hydrogen. Tingginya konsentrasi ion hydrogen, menunjukkan perairan bersifat asam. Sebaliknya cairan basa menunjukkan konsentrasi ion hidroxil (OH) lebih tinggi daripada konsentrasi ion hydrogen. Pengukuran pH dapat menggunakan pHmeter, kertas lakmus dan calorimeter. pH meter pada dasarnya menentukan kegiatan ion hydrogen Cara ini praktis, teliti serta dapat digunakan untuk pengukuran suatu pH adalah didasarkan menggunakan elektroda yang sangat sensitif terhadap kegiatan ion merubah signal arus listrik. Pada mengukur pH pada lokasi dan posisi sampel (Sutrino, 2006). prinsipnya pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam = 0,5-5,0 mS/cm = 5,0-30 mS/cm = 30-200 mS/cm = 1500-5500 mS/cm = > 100.000 mS/cm

elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen atau diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.

Gambar 4. Skema elektroda pH meter

pH meter akan mengukur potensial listrik (pada gambar alirannya searah jarum jam) antara merkuri Cloride (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan didalam gelas electrode serta potensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung sampelnya, oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang equivalen yang lainnya untuk menetapkan nilai dari pH. Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang mana terjadi kontak dengan mercuri chloride (HgCl) diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya digunkan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah terkontaminasi oleh logam dan unsur natrium.

Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh yang tersambung dengan gelembung kaca tipis yang di dalamnya terdapat larutan KCl sebagai buffer pH 7. Elektroda perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl2) dihubungkan kedalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh electric yang tidak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat dibagian dalam elektroda gelas. Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature yaitu suatu alat untuk mengoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan (Suwargana, 2008). Ada pula cara lain dengan menggunakan kertas lakmus dan calorimeter. Kedua cara tersebut walaupun kurang teliti dibandingkan dengan cara pertama, masih dapat digunakan dengan hasil yang memadai (Sutrisno, 2006).

III. ALAT DAN BAHAN A. ALAT Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah water sampler, termometer, piringan secchi, konduktivity meter, pH meter, gelas piala, dan pipet tetes. B. BAHAN Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air sumur, air sungai, limbah cair tahu, larutan standar KCl 0,01 M, akuades.

IV. CARA KERJA

A.

Metode Sampling 1. Mendengarkan penjelasan asisten laboratorium kimia. 2. Mencatat apa yang dijelaskan. 3. Menggambar alat yang diperagakan (Water sampler).

B.

Temperatur 1. Mengambil 50 ml sampel.

2. Membilas termometer dengan air sampel. 3. Memasukkan Termometer ke sampel air dan mendiamkannya selama 1 menit. 4. Mengangkat termometer dan mencatat suhu yang terbaca pada termometer. C. Transparasi 1. 2. 3. 4. D. Mendengarkan penjelasan asisten laboratorium kimia. Mencatat apa yang dijelaskan. Mengukur diameter secchi disk. Menggambar alat yang diperagakan.

Konduktivitas (Daya Hantar Listrik) 1. Mencelupkan elektroda ke dalam larutan standar KCl 0,01 M. 2. Mengkalibrasi conduktivity meter, hingga menunjukan nilai 1413 mikromhos/cm. 3. Membilas elektroda dengan akuades. 4. Mencelupkan elektroda pada larutan sampel. 5. Mencatat nilai yang ditujukan di layar. 6. Membilas elektroda dengan akuades. 7. Mengulangi langkah sampai 2 kali pada setiap sampel.

E.

pH 1. Mengambil sampel dengan gelas piala. 2. Mengambil air sampel menggunakan pipet tetes. 3. Meneteskan air sampel pada kertas pH universal sebanyak 2 kali. 4. Mendiamkan selama 1 menit, kemudian melihat hasilnya dengan menyocokkan warna pada label warna yang terdapat pada pH universal. 5. Mengulangi langkah untuk sampel lainnya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Metode Sampling Nama Alat Vertikal Water Sampler Fungsi Sebagai alat pengambil

sampel air secara vertikal

Tabel 2. Hasil Pengamatan Temperatur No Nama Sampel 1. Air Sumur 2. Air Sungai 3. Limbah Cair Tahu

Temperatur 29o C 28o C 28o C

Tabel 3. Hasil Pengamatan Transparansi (Kecerahan) Nama Alat Fungsi Secchi Disk (Piringan Secchi) Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur transparansi (kecerahan).

Tabel 4. Hasil Pengamatan Konduktivitas (Daya Hantar Listrik) No 1 2 3 Nama sampel Air Sumur Air Sungai Limbah Cair Tahu Nilai Konduktivitas 1 2 156,9 S/cm 52,9 S/cm 2,6 mS/cm 166,7 S/cm 55,0 S/cm 2,7 mS/cm Rata-rata 161,8 S/cm 53,95 S/cm 2,65 mS/cm

Tabel 5. Hasil Pengamatan pH No 1 2 3 Nama Sampel Air Sumur Air Sungai Limbah Cair Tahu Nilai Ph 7 7 6

2. Perhitungan Dari data konduktivitas, dapat diperoleh nilai TDS sebagai berikut : 1. Air Sumur Diketahui Ditanya Jawab : Rata-rata konduktivitas = 161,8 S/cm : TDS = .. mg/l ? : TDS = (0,5 0,75) x konduktivitas ( S/cm) = ((0,5 + 0,75)/2) x 161,8 S/cm = 101,12 mg/l 2. Diketahui Ditanya Jawab Air Sungai : Rata-rata konduktivitas = 53,95 S/cm : TDS = .. mg/l ? : TDS = (0,5 0,75) x konduktivitas ( S/cm) = ((0,5 + 0,75)/2) x 53,95 S/cm = 33,72mg/l 3. Diketahui Ditanya Jawab Limbah Cair tahu : Rata-rata konduktivitas = 2,65mS/cm = 2650 S/cm : TDS = .. mg/l ? : TDS = (0,5 0,75) x konduktivitas ( S/cm) = ((0,5 + 0,75)/2) x 2650 S/cm = 1656,25 mg/l B. Pembahasan Dari percobaan ini dapat diketahui tentang penggunaan water sampler. Water sampler digunakan untuk mengambil sampel air pada kedalaman tertentu. Cara penggunaannya yaitu dengan melemparkannya ke badan air yang akan di ambil sebagai sampel. Ketika dilempar katup akan

terbuka, sehingga memungkinkan air masuk ke dalam tabung pada water sampler. Setelah tabung pada water sampler penuh terisi air, tali ditarik dan pemberat akan menyebabkan katup tabung tertutup. Pada praktikum kali ini, percobaan dilakukan hanya dengan mendengarkan penjelasan dari asisten. Sedangkan pengambilan sampel air yang digunakan pada praktikum, hanya menggunakan metode sederhana yaitu mengunakan botol. Dari hasil pengkuran suhu, air sumur memiliki suhu 29C, air sungai dan limbah tahu 28C. Suhu standar air adalah sesuai dengan suhu ruangan yaitu sekitar 25C. Parameter suhu sebaiknya diukur pada lokasi pengambilan sampel, karena selama dalam perjalanan suhu sampel air tersebut bisa berubah. Sedangkan pada percobaan kali ini sampel air selama dalam perjalanan tidak diawetkan karena keterbatasan alat. Pengukuran transparansi menggunakan piringan secchi. Piringan Secchi tersebut berwarna kombinasi antara hitam dan putih. Kombinasi ini dimaksudkan agar memudahkan pengamatan saat piringan secchi diturunkan ke dalam air. Piringan secchi adalah piringan yang di cat putih hitam secara bergantian pada permukaan yang menghadap pengamat permukaan di bawahnya dicat hitam dan digantungkan pemberat dari pusatnya serta dipasang kait untuk diikatkan dengan tali. Hitam putih yang merupakan warna piringan secchi ini sudah mewakili semua warna, jika dalam keadaan gelap, warna putih pada piringan secchi yang terlihat, dan jika dalam keadaan terang maka warna hitam yang terlihat. Cara kerja piringan secchi adalah menurunkan piringan ke dalam air sampai piringan tepat hilang dari pandangan dan dinaikan perlahan-lahan sampai batas dimana secchi dish masih terlihat. Kemudian mencatat kedalamannya dengan mengukur panjang tali secchi dish yang basah dengan meteran. Jika piringan secchi masih terlihat pada jarak yang cukup dalam, berarti kecerahannya tinggi artinya cahaya matahari masih dapat menembus air pada kedalaman tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sastrawijaya (2000), jika diperoleh pembacaan rendah, misalnya 75 cm, maka air banyak mengandung bahan suspense. Jika amat tinggi, misalnya 600 cm, maka air itu amat bening dan relatif bebas bahan tersuspensi.

Pengukuran konduktivitas dilakukan 2 kali pada setiap sampel, sehingga akan didapatkan nilai konduktivitas masing-masing sampel. Satuan untuk hasil konduktivitas limbah cair tahu menggunakan mS/cm karena nilai konduktivitas limbah cair tahu jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai konduktivitas air sumur dan air sungai. Hal ini menunjukkan bahwa limbah tahu mengandung banyak ion dan mineral terlarut. Banyaknya mineral terlarut ini mungkin disebabkan karena limbah merupakan hasil sampingan dari suatu proses produksi, tentu saja didalamnya terkandung bahan-bahan (mineral) dari proses produksi tersebut. Data konduktivitas dalam air juga berguna untuk memperkirakan atau mengevaluasi kualitas air atau jenis air. Data konduktivitas sering dihubungkan dengan Total Dissolve Solid (TDS) atau total zat terlarut dalam air, karena ion-ion dan mineral merupakan zat yang larut dalam air. Sehingga dapat dianggap bahwa kumpulan dari ionion, mineral, dan zat terlarut lainnya merupakan Total Dissolve Solid (TDS). Berdasarkan nilai konduktivitas yang didapatkan, maka dapat dihitung nilai TDS (Total Disolved Solid) dari masing-masing sampel yaitu, air sumur sebesar 101,12 mg/l, air sungai sebesar 33,72mg/l, dan limbah cair tahu sebesar 1656,25 mg/l. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai TDS limbah tahu adalah yang paling besar. Pengukuran pH yang dilakukan pada setiap sampel menunjukkan bahwa limbah tahu lebih bersifat asam (pH=6) dibandingkan dengan air sumur dan air sungai yang lebih mendekati netral (pH=7). Pada pengukuran pH tersebut, pH meter harus dlakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7. Hal ini dilakukan untuk menepatkan keakuratan pengukuran pH, pada larutan buffer pH 4 akan menunjukkan pH 4 dan pada larutan buffer pH 7 akan menujukkan pH 7 sehingga bisa diperoleh tingkat akurasi data. Namun, data yang diperoleh disini masih kurang representatif karena keterbatasan alat pada saat metode sampling. Masih memungkinkan pH tersebut berubah selama dalam kurun waktu dari pengambilan dan dianalisis karena adanya perubahan suhu, sedangkan pada saat pengkalibrasian suhu ruangan tidak diperhitungkan.

VI.

KESIMPULAN Dari hasil percobaan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Dalam metode sampling, pengambilan sampel air dapat menggunakan

water sampler. 2. Sampel air yang digunakan pada percobaan kali ini masih kurang bisa disebut representatif karena pengambilannya masih secara sederhana dan faktor-faktor lain seperti suhu tidak diperhatikan pada saat pengambilan.3. Berdasarkan hasil pengkuran suhu, air sumur memiliki suhu 29C, air

gambut 28C, dan limbah tahu 28C. 4. Pengukuran transparansi dapat menggunakan piringan secchi. Semakin besar hasil pengukuran, transparansinya semakin besar pula, namun semakin kecil kekeruhannya.5. Dari hasil pengukuran nilai konduktivitas, air sumur memiliki nilai TDS

sebesar 101,12 mg/l, air sungai sebesar 33,72mg/l, dan limbah tahu sebesar 1656,25 mg/l. Sehingga limbah tahu memiliki kemampuan lebih besar untuk menghantarkan arus lisrik. 6. Limbah tahu memiliki pH = 6, sedangkan pH air sungai dan air sumur adalah 7.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Balai Pustaka, Bandung. Hadi, Anwar. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Muhammad, Yunuz. 2008. Secchi Disc, 26 Tahun Menanti Diakui. http://yunuzmuhammad.blogspot.com/2008/05/secchi-disc-26-tahunmenanti-diakui.html. Diakses tanggal 13 Oktober 2009. Rahayu, Suparni, S. 2009. Karakter Fisika Limbah Cair. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-industri/karakteristik-fisikalimbah-cair/. Diakses tanggal 13 Oktober 2009. Sastrawijaya, Tresna. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Suryabrata, S. 2003. Metodologi Penelitian. PT Raja Graindo Persada, Jakarta. Sutrisno, Totok. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta. Suwargana. 2008. pH meter. http://suwargana.multiply.com/journal/item/16. Diakses tanggal 13 Oktober 2009. Weiner, Eugene R. 2000. Application of Enviromental Chemistry : A Practical Guide for Enviromental. CRC Press LLC, USA.

LAMPIRAN PERTANYAAN1. Apa yang diperlukan agar hasil data penguukuran dapat dikatakan valid?

Jelaskan! 2. 3. Jelaskan bagaimana cara menentukan lokasi pengambilan sampel? Jelaskan parameter kunci dalam penentuan kualitas air? kualitas air!

4. Sebutkan peraturan-peraturan didaerah kita yang terkait dengan pemantauan

JAWABAN 1. Data hasil pengukuran agar dikatakan valid yang diperlukan adalah a. b. c.d.

Contoh air yang respresentatif Metode analisis dengan tingkat akurasi dan presisi yang dapat Peralatan dan instrumentasi yang terkalibrasi Sumber daya manusia (analisis atau laboran) yang dibekali dengan

diterima

pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Pengertian pengambilan contoh air yang respresentatif adalah contoh air yang komposisinya sama dengan komposisi badan air yang akan diteliti kualitasnya. Maksud dan tujuan pengambialn contoh air adalah mengumpulkan volume air dari bagian air yang akan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik badan air tersebut. 2. Cara menentukan lokasi pengambilan sampel Pemilihan lokasi pengambilan contoh sampel air merupakan salah satu langkah penting dalam prosedur pengambilan contoh air, lokasi pengambilan contoh dipilih agar contoh air yang diambil benar-benar mewakili badan air tersebut, agar diperoleh hasil pengukuran yang respresentatif. pemilihan lokasi harus mempertimbangkan tujuan dari Dalam pengukuran

/pemantauan dan pengetahuan tentang kondisi geografi dari badan air yang

akan diteliti. Lokasi pengambilan contoh air sudah dapat diplotkan di atas peta, tetapi keputusan akhir sangat tergantung pada kondisi di lapangan setelah dilakukan survey pendahuluan. 3. Parameter kunci dalam penentuan kualitas air adalah a. Temperatur Temperatur merupakan parameter fisika air yang penting dalam menunjang kehidupan biota air dan dalam penentuan kualitas air . Jika terjadi peningkatan temperatur yang tinggi, yang mungkin disebabakan oleh pembuangan limbah berbahaya (misalnya air pendingin dari PLTU) atau dari sumber lain, akan menyebabkan terjadinya perubahan reaksi biokimia di dalam kehidupan biota air , dan pada kondisi ekstrim dapat menimbulkan kematian pada biota air. Jika biota air banyak mati maka kualitas air tersebut termasuk tercemar.b.

Transparansi ( kekeruhan) Transpirasi adalah parameter fisik untuk menyatakan kemampuan

sinar matahari menembus kedalaman air. Kecerahan sangat dipengaruhi oleh warna dan kekeruhan air. Semakin tinggi kekeruhan dalam air maka kecerahannya semakin kecil. Alat untuk mengukur kecerahan adalah secci disk. c. Warna Warna air adalah sifat fisik air yang disebabkan oleh karakteristik zat-zat yang terdapat di dalam air, bukan disebabkan oleh molekul air itu sendiri, karena air murni yaitu air yang tidak mengandung zat-zat pengotor tidak berwarna. d. Kekeruhan (turbidity) Kekeruhan dalam air disebabkan oleh zat-zat yang tersuspensi (tidak larut). Data kekeruhan ini sangat berguna, terutama untuk kualitas air minum, orang tidak mau minum air keruh, karena kekeruhan dalam air disebabkan oleh senyawa anorganik atau organik yang tersuspensi yang mungkin saja dapat membahayakan kesehatan orang yang meminumnya. Kekeruhan air berhubungan erat dengan parameter zat padat tersuspensi (TSS), kadar lumpur kasar dan kecerahan dalam air.

e.

Konduktivitas ( Daya Hantar Listrik) Daya Hantar Listrik adalah kemampuan air untuk menghantarkan

arus listrik, hal ini disebsbksn karena adanya mineral yang terlarut dalam air yang terionisasi. Data konduktivitas dalam air berguna untuk memperkirakan atau mengevaluasi kualitas air atau jenis air ( air permukaan, air tanah, air payau atau air laut). Data ini sering dihubungkan dengan kadar zat terlarut (TDS) didalam air. f. Derajat keasaman (pH) pH merupakan parameter untuk menyatakan suatu keasaman air, untuk menyatakan banyaknya ion H+ di dalam air, semakin banyak ion H+ di dalam air semakin rendah pH air. Data pH ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah air tersebut memenuhi persyaratan tertentu, misalnya untuk air minum disyaratkan pH antara pH 6,5-8,5. Parameter pH juga digunakan untuk keperluan industri atau pertanian lainnya. Data pH juga diperlukan untuk proses pengolahan air, karena efisiensi proses pengolahan air sangat dipengaruhi oleh pH air, misalnya pengolahan limbah secara biologis, proses koagulasi dan lain-lain. 4. Peraturan-peraturan didaerah kita yang terkait dengan pemantauan kualitaas air adalah a. b. Perda Prov. Kal-Sel No. 2 Tahun 2006 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Perda Kota Banjarmasin No. 2 Tahun 2007 tentang pengelolaan sungai.