metode sampling dan koleksi serangga

15
A. Metode Sampling Serangga 1. Pengertian Sampling Sampling adalah proses dan cara mengambil contoh/sampel (sebagian kecil dari populasi yg memiliki karakteristik sama) untuk menduga keadaan suatu populasi. Contoh serangga diambil dari suatu area untuk diduga berbagai karakteristik populasinya seperti kepadatan populasi, sebarannya dalam habitat, jumlah relatif masing-masing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga menurut waktu. Penarikan contoh diperlukan karena tidak mungkin pengamatan terhadap keseluruhan populasi dilakukan. Sampling serangga di penyimpanan diperlukan bagi praktisi pengendalian hama pascapanen untuk memonitor keberadaan serangga hama pascapanen dalam hal: Spesies apa yang ditemukan, sehingga dapat ditentukan arti pentingnya berdasar informasi sebelumnya tentang status hama. Berapa jumlah masing-masing serangga, berguna untuk menentukan saat intervensi pengendalian Monitoring serangga adalah elemen kunci dalam PHT hama pascapanen. Umumnya, sampling hama pascapanen tidak dilakukan tersendiri tetapi merupakan bagian dari sampling mutu bahan simpan secara umum. 1

Upload: sitinurkarima

Post on 26-Sep-2015

303 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

Metode Sampling dan Koleksi Serangga

TRANSCRIPT

A. Metode Sampling Serangga

1. Pengertian Sampling

Sampling adalah proses dan cara mengambil contoh/sampel (sebagian kecil dari populasi yg memiliki karakteristik sama) untuk menduga keadaan suatu populasi.Contoh serangga diambil dari suatu area untuk diduga berbagai karakteristik populasinya seperti kepadatan populasi, sebarannya dalam habitat, jumlah relatif masing-masing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga menurut waktu. Penarikan contoh diperlukan karena tidak mungkin pengamatan terhadap keseluruhan populasi dilakukan.

Sampling serangga di penyimpanan diperlukan bagi praktisi pengendalian hama pascapanen untuk memonitor keberadaan serangga hama pascapanen dalam hal:

Spesies apa yang ditemukan, sehingga dapat ditentukan arti pentingnya berdasar informasi sebelumnya tentang status hama.

Berapa jumlah masing-masing serangga, berguna untuk menentukan saat intervensi pengendalian

Monitoring serangga adalah elemen kunci dalam PHT hama pascapanen. Umumnya, sampling hama pascapanen tidak dilakukan tersendiri tetapi merupakan bagian dari sampling mutu bahan simpan secara umum.

2. Penggunaan Sampel

Pertimbangan penggunaan sampel :

Tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi, terutama bila populasi berukuran sangat besar

Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak

Menghemat waktu, biaya dan tenaga

Mampu memberikan informasi yang lebih komprehensif, karena memungkinkan untuk diamati secara mendalam

Kriteria sampel yang baik :

Obyektif

Representatif

Variasinya kecil

Tepat waktu

Relevan

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan penggunaan metode pengambilan sampel yang tepat agar dari sampel yang diambil dapat diperoleh statistik yang dapat digunakan sebagai penduga bagi parameter populasi

3. Jenis-jenis Metode Sampling Serangga

Untuk mengangkap serangga sebagai sampel, diperlukan trap ataupun perangkap serangga untuk menangkap serangga yang nocturnal, habitat hidupnya ditempat yang terlalu tinggi dan serangga yang sulit ditangkap dengan alat-alat diatas. Biasanya perangkap dipasang sesuai dengan ketertarikan serangga tersebut terhadap suatu hal dan perangka dipasang didaerah dimana serangga-serangga sering berkumpul.

a. Pit Fall Trap

Prinsipnya adalah serangga yang berjalan di atas tanah akan terjebak pada lubang yang diletakkan secara representatif dengan luas bidang lubang tertentu. Biasanya menggunakan gelas atau wadah lainnya. Perangkap jenis ini digunakan untuk memperangkap serangga-serangga yang berjalan diatas permukaan tanah. Pitfall trap dibuat dengan cara membenamkan kaleng ataupu gelas kedalam tanah. Didalam bagian dalam kaleng kita diberi larutan pengawet yang terdiri atas campuran 5 bagian propylene phhenoxytol, 45 bagian propylne glycol, 50 bagian formalin dan 900 bagian air namun biasanya dalam keseharian hanya menggunakan cairan detergen atau air sabunn. Untuk menarik kedatangan serangga, maka ditempatkan umpan didalam perangkaap tersebut. Umpan ditempatkan di tempat umpan yang dibuat sedemikian rupa sehingga masih menarik serangga tersebut, contohnya semut, kumbang carabidae, tenebrionidae.

b. Sweeping Net

Prinsipnya adalah serangga yang terbang atau beraktivitas di udara akan ditangkap menggunakan jaring pada panjang transek dan lebar transek tertentu. Contoh pada pengambilan data kupu-kupu dan capung.

c. Light Trap

Prinsipnya adalah serangga malam yang tertarik pada cahaya, baik yang terbang atau melompat akan terperangkap pada bidang engket atau yang berwarana putih yang di tengahnya terdapat cahaya untuk menarik serangga. Contoh pada pengambilan data serangga malam, nyamuk, dan sebagainya. Pada dasarnya perangkap ini terdiri atas lampu penarik atau pemikat, corong dan botol atau alat penampung. Serangga yang datang tertarik karena cahaya lampu, cahaya lampu akan jatuh melalui corong kedalam botol atau tempat penampungan yang berisi larutan pembunuh. Perangkap ini dilindungi dari hujan dengan dibuatkan atap atau tudung yang berbentuk kerucut. Perangkap ini digunakan untuk menarik serangga nocturnal atau yang aktif pada malam hari kemudian pada pagi harinya kolektor tinggal mengumpulkan serangga yang kena, contohnya Noctuidae, Saturniidae dan Sphingidae.

Keterangan:

a. Tutup

b. Lampu sumber cahaya

c. Kipas angin kecil

d. Tempat tampungan nyamuk

e. Kawat saring

d. Fogging Trap

Prinsipnya adalah serangga yang hidupnya di bagian yang susah dijangkau akan jatuh ke bawah (yang sudah ada wadahnya) melalui pengasapan. Biasanya digunakan untuk serangga di kanopi pohon yang tinggi.

e. Aerial Bait Trap

Perangkap jenis ini berukuran relatif kecil dan biasanya terbuat dari dua buah stoples palstik yang berdiameter 15 cm bagian tutup berulir. Kedua stoples tersebut diletakan berhadapan pada bagian mulutnya, satu diatas yang lain. Tutup stoples tersebut diberi bulat atau besar. Pada bagian dalam tutup stoples yang diatas ditempelkan corong yang terbuat dari kawat kasa. Pada bagian dasar dari stoples yang atas diberi lubang-lubang kecil sebagai ventilasi untuk mencegah kondensasi dan untuk membiarkan serangga yang terperangkap tetap hidup.

Umpan sebagai penarik kedatangan serangga diletakan dalam stoples bagian bawah. Beberapa jenis bahan dapat digunakan untuk umpan, antara lain: buah-buahan yang mengalami fermentasi, jeroan binatang, darah binatang. Selain itu khusus untuk menarik kedatangan lalat buah kita dapat menggunakan metil eugenol(dipasaran dijual dengan nama petrogenol). Bagian samping bawah stoples diberi lubang sebagai tempat serangga masuk, contoh serangganya Bactroceraspp dan Dacus spp.

f. Metode Ayak

Prinsipnya adalah serangga serasah (yang hidup di permukaan tanah) pada satuan luas tertentu diperoleh dari mengais dan mengayak lapisan serasan dan mengambilnya. Menggunakan respirator. Biasanya untuk mengambil data rayap atu serangga serasah yang berukuran kecil.

g. Metode Sampling Serangga Air

Prinsipnya adalah serangga air akan terperangkap pada jaring sampling yang tipis. Jalur diambil dengan asumsi mewakili daerah periaran tergenang atau mengalir. Biasanya digunakan pada serangga air.

B. Pengoleksian Serangga

Setiap jenis serangga memiliki serangga memiliki ciri khusus dalam tingkah laku dan memilki suatu karakter stage pada setiap spesies serangga. Tujuan dalam membuat koleksi serangga, yaitu sebagai bahan pendidikan atau dalam pelatihan, mempermudah dalam mempelajari morfologi dari koleksi serangga yang sudah diawetkan sebelumnya, sebagai bahan untuk research (penelitian), dan sebagai pelestarian serangga agar dapat dikembangbiakkan. Untuk membuat suatu koleksi serangga, maka diperlukan cara untuk menangkap dan mengoleksi serangga tersebut. Berikut penjelasan mengenai alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan koleksi serangga dan preservasi.

1. Alat-alat Koleksi Serangga

Untuk mengoleksi serangga kita memperlukan alat-alat bantu untuk menangkap serangga tersebut karena serangga memiliki gerakan yang sangat cepat. Alat-alat bantu untuk menangkap serangga dapat berupa jaring, aspirator ataupun berupa perangkap serangga.

a. Aspirator

Aspirator atau alat pengisap merupakan alat untuk mengumpulkan serangga-serangga kecil dan tidak begitu aktif bergerak (seperti wereng) dengan cara mengisapnya. Alat ini dipakai untuk mengumpulkan serangga yang diperlukan dalam keadaan hidup. Bagian-bagian dari alat ini adalah pipa besi pengisap, gabus penutup botol dan pipa plastik yang diarahkan untuk pada serangga yang akan ditangkap serta sebuah botol. Botol yang dipakai sebagai penampung serangga yang akan diisap hendaknya terbuat dari gelas yang transparan, agar kita dapat dengan mudah melihat serangga yang tertangkap dari luar.

b. Jaring Ayun

Merupakan alat bantu untuk menangkap serangga yang aktif terbang dan alat ini dugunakan dengan bantuan tangan untuk mengkap serangga yang aktif terbang, seperti kupu-kupu, capung, lebah dll. Jaring serangga terbuat dari bahan yang ringan dan kuat, yaitu kain kasa dan blacu. Panjang tangkai jaring sekitar 75-100 cm. Mulut jaring terbuka dengan garis tengah sekitar 30 cm. Bingkai lingkaran mulut jaring terbuat dari kaawat yang keras dan kuat. Panjang kantong kain kasa sekitar dua kali panjang garis tengah lingkaran mulut jaring. Jaring serangga dapat digunakan dengan dua cara, yaitu:

Mengayunkan pada tanaman, dalam keadaan ini diperlukan kecepatan dan ketrampilan khususnya bagi serangga yang terbang cepat.

Menyapukan disekitar pertanaman, di sini akan diperoleh jumlah dan jenis serangga yang relatif sedikit.

c. Surber

Merupakan jaring yang digunakan untuk dengan bantuan tangan untuk menangkap serangga-serangga yang hidup didalam air biasanya larva Lepidooptera dan Trichoptera. Jaring serangga air tidak jauh berbeda dengan jaring serangga biasa, akan tetapi biasanya lebih kuat. Garis tengah lingkaran mulut jaring sebaiknya 10-15 cm saja. Panjang kantong biasanya tidak lebih dari garis tengahnya. Panjang tangkai kayu sekitar 1,5-2 meter. Bentuk mulut jaring ada yang bulat, segitiga atau seperti huruf D. Bentuk segitiga biasanya lebih mudah digunakan untuk menyisir permukaan bawah air. Kain kantong pada jaring serangga air bianya terdapat perbedaan yaitu bercampur dengan nilon sehingga kainnya lebih rapat dan lebih ringan serta tidak menyerap air.

2. Alat-Alat Preservasi

Setelah serangga yang kita inginkan didapat maka harus ada tindakan pengawetan. Pengawetan serangga sangat penting karena banyak sekali keperluan dari awetann tersebut selain untuk dikoleksi awetan serangga biasanya dipergunakan untuk berbagai macam hal penelitian terutama dengan biodiversitas serangga. Pengawetan serangga membutuhkan suatu pengetahuan dan ketrampilan khusus karena bila kita melakukan tindakan pengawetan serangga yang salah maka akan berakibat fatal. Pengaweta serangga diperlukan peralatan-peralatan khusus seperti :

a. Killing Bottle

Botol pembunuh atau killing bottle dapat digunakan untuk membunuh dan megawetkan serangga untuk tujuan koleksi. Botol pembunuh bisa bervariasi dalam bentuk dan ukuranya. Botol dengan mulut yang lebar lebih baik daripada botol dengan mulut yang sempit karenan nantinya akan susah untuk memasukka serangga yang ukurannya relatif besar. Botol ini terbuat dari kaca atau plastik yang transparan. Didalam botol pembunuh dimasukan bahan pembunuh. Bahan pembunuh yang baik adalah ethyl asetat dan sianida. Ethyl asetat lebih aman digunakan daripada sianida, tetapi tidak dapat membunuh dengan cepat. Serangga yang terbunuh dengan ethyl asetat biasanya lebih santai dan warnanya sedikit berubah.

Untuk mengurangi kelembaban di dalam botol maka diletakan beberapa lembar tempat kertas tisu didasar botol. Serangga yang telah mati didalam botol sebaiknya langsung dipindahkan pada tempat yang telah disediakan karena bila terlalu lama didalam botol waarna dari serangga akan berubah adan itu akan berdamapak pada identifikasi.

b. Span Block

Merupakan papan perentang yang digunakan untuk serangga-serangga bertubuh besar, seperti kupu-kupu dan serangga yang bersayap. Papan perentang atau span block terbuat dari kayu alba atau sengon yang ralif strukturnya lunak ataupun bisa terbuat dari steroform. Lebar papan perentang 10-20 cm dengan pada bagian tengah dilubangi dengan ukuran yang terdiri dari 3 ukuran yang berbeda yang berfungsi untuk meletakan bagian thoraks dan abdomen serangga. Kemudian untuk panjang biasanya disesuaikan tapi biasanya 25-30 cm dan diatas papan perentang diberi lapisan kertas ataupun yang alain untuk menjaga pada saat perentangan sayap dari serangga tidak rusak.

c. Insect Pin

Untuk awetan kering biasanya digunakan dua metode yaitu pinning dan karding. Untuk pinning digunakan sebuah jarum khusus serangga yang ukurannya telah disesuaikan dengan serangga tersebut yaitu dari 00 sampai 9. Jarum yang dipergunakan harus anti karat.

d. Kertas Karding

Seperti halnya dengan pinnig karding merupakan salah satu metode untuk mengawetkan serangga kering. Karding digunakan apabila ukuran dari serangga tersebut sangat kecil dan tidak dimungkinkan untuk melakukan pinning karena dikhawatirkan merusak serangga tersebut. Kertas karding merupakaan kertas biasa yang dipergunakan untuk menempelkan serangga dengan ukuran yang sangat kecil. Biasanya warna kertas karding putih karena biar jelas dan kertas yang digunakan biasanya karton. Ukuran kertas karding telah ditentukan yaitu untuk bentuk kertas yang segitiga (2,5-5 mm x 7-10 mm) dan untuk bentuk persegi panjang (2,5-5 mm x 7-10 mm).

e. Kertas Label

Kertas label berbeda dengan kertas karding, kertas label merupakan kertas yang dipergunakan baik itu dengan metode karding maupun pinning karena fungsi dari kerta label ini adalah sebagai penanda dimana serangga ini ditemukan yang berisi tanggal bulan tahun kemudian tempat ditemukan serta kolektor (bagian atas) dan pada bagian bawah berisi identifikasi dari serangga tersebut. Jarak antara kertas label atas dengan bawah 5 mm.

f. Pinning Block

Alat untuk mengatur ketinggian spesimen serangga awetan hasil koleksi dengan metode pinning selain itu pinning block juga digunakan untuk mengatur ketinggian kertas label dan karding. Bentuk Pinning block bertingkat seperti tangga dengan setiap bagiannya tangganya memiliki ketinggian yang berbeda serta terdapat lubang yang berfungsi untuk pinning. Pinning block biasanya terbuat darikayu.

Daftar Pustaka

http://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/21.html

https://www.scribd.com/doc/90009319/Metode-Pengambilan-Data-Serangga

http://www.slideshare.net/ayusefryna/pertemuan-9-teknik-sampling

www.google.com

1