teknik serangga mandul

24
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SOLUSI PENANGGULANGAN DBD DI INDONESIA DENGAN TEKNIK SERANGGA MANDUL ( TSM ) BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan Oleh : Irbasmantini Syaiful 04091001089 (2009) Muthmainah Arifin 04101001039 (2010)

Upload: vindy-cesariana

Post on 02-Jan-2016

195 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Serangga Mandul

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SOLUSI PENANGGULANGAN DBD DI INDONESIA DENGAN TEKNIK SERANGGA MANDUL ( TSM )

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GT

Diusulkan Oleh :

Irbasmantini Syaiful 04091001089 (2009)

Muthmainah Arifin 04101001039 (2010)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2011

Page 2: Teknik Serangga Mandul

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT

1. Judul Kegiatan : Solusi Penanggulangan DBD di Indonesia dengan Teknik Serangga Mandul (TSM)

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( √ ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Irbasmantini Syaifulb. NIM : 04091001089c. Jurusan : Pendidikan Dokter Umumd. Universitas/institut/politeknik : Universitas Sriwijayae. Alamat Rumah dan No. Tel./ HP : Jln. Letnan Yasin,

Palembang/085267331772f. Alamat Email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : Satu (1) orang

5. Dosen Pembimbinga. Nama Lengkap : drh. Muhaimin Ramdjab. NIP : 196710227 199003 1 002c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jln. Sutan Syahrir no. 7475 ilir,

Palembang

Palembang, 3 Maret 2011Menyetujui, Pembantu Dekan III, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(dr. Syarif Husin, MS) (Irbasmantini Syaiful)NIP. 19611209-199203 1 003 NIM. 04091001089

Rektor Universitas Sriwijaya , Dosen Pendamping,

(Prof. Dr. Hj. Badia Perizade, MBA) (drh. Muhaimin Ramdja, M.Sc) NIP. 19530707 197903 2 001 NIP. 196710227 199003 1 002

Page 3: Teknik Serangga Mandul

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa atas segala rahmat dan kasih-Nya kepada kita selama ini. Terlebih dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, sehingga program kreativitas mahasiswa ini dapat terselesaikan dengan baik.

Program kreativitas mahasiswa ini disusun berdasarkan literatur yang ada, disamping itu diambil dalam berbagai situs internet. Program kreativitas mahasiswa ini memberikan suatu motivasi tersendiri dalam berkarya dan berkreatifitas khususnya dalam hal ini membuat suatu gagasan tertulis yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan lebih lanjut dan bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.

Penghargaan dan rasa terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan gagasan tertulis ini. Kepada dr. Muhaimin Ramdja atas bimbingan dan arahannya dalam penyusunan gagasan tertulis. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moral maupun materil. Kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan serta saran yang mendukung penyelesaian gagasan tertulis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan program kreativitas mahasiswa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat membuat gagasan tertulis selanjutnya yang lebih baik lagi. Semoga program kreativitas mahasiswa gagasan tertulis ini dapat berguna bagi kita semua.

Palembang, Maret 2011

Penulis

Page 4: Teknik Serangga Mandul

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………......................................……. iLembar Pengesahan………………............................................................... iiKata Pengantar………………………..…..................................................... iiiDaftar Isi……………………………………................................................. ivDaftar Tabel................................................................................................... vRingkasan…………...…………………….................................................... vi

PENDAHULUAN......................................................................................... 1Latar Belakang……….............................................................................. 1Tujuan …………………………….......................................................... 2Manfaat………………………................................................................. 2

GAGASAN................................................................................................... 3Masalah Pemberantasan DBD di Indonesia............................................ 3

Prevalansi angka kejadian DBD indonesia sangat tinggi................... 3 Insektisida yang merusak lingkungan................................................ 3 Ketidakberhasilan program 3M......................................................... 4

Teknik Serangga Mandul (TSM) sebagai solusi upaya penurunan angka kejadian DBD di indonesia...................................................................... 4

Prinsip dasar Teknik Serangga Mandul (TSM)............................... 4 Metode pengendalian serangga vektor dengan Teknik Serangga Mandul.............................................................................................. 5 Keunggulan Teknik Serangga Mandul (TSM) ................................. 7 Strategi pengaplikasian Teknik Serangga Mandul di Indonesia...... 7

III. KESIMPULAN...................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA…………………...................................................... 10

BIODATA PENULIS.................................................................................. 11

Page 5: Teknik Serangga Mandul

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kenaikan populasi nyamuk dengan asumsi potensi reproduksi nyamuk betina adalah 5 anak nyamuk betina setiap generasi.

Tabel 2 .Penurunan populasi nyamuk dengan rasio nyamuk jantan mandul n9:1 terhadap serangga jantan alami, dengan potensi reproduksi tiap ekor serangga betina induk menghasilkan 5 ekor serangga betina anaknya untuk setiap generasi berikutnya.

Page 6: Teknik Serangga Mandul

RINGKASAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini berbahaya karena dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat oleh karena terjadinya perdarahan dan shock. Indonesia adalah negara yang menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Seperti kita ketahui, hampir setiap tahun ketika musim hujan terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk penyakit DBD di Indonesia.

Telah banyak strategi yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai upaya solusi penanggulangan DBD di indonesia mulai dari metode lingkungan, teknik pengendalian biologi hingga teknik kimiawi. Namun agaknya hingga saat ini belum memperlihatkan hasil yang memuaskan dari metode tersebut.

Dunia saat ini melirik metode pemberantasan hama dengan bioinsektisida, selain murah dan efektif, pemberantasan hama dengan cara ini tidak merusak lingkungan karena pada dasarnya metode ini berasal dari lingkungan itu sendiri. Salah satu contoh dari metode bioinsektisida yaitu Teknik Serangga Mandul (TSM), dengan konsep yang sama teknik ini diharapkan dapat diterapkan dalam pemberantasan nyamuk vektor DBD, Aedes aegypti.

Prinsip dasar TSM sangat sederhana yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal technique). Cara kerja teknik inipun relatif mudah, yaitu mengiradiasi koloni serangga jantan di laboratorium, kemudian melepaskannya ke habitat secara periodik. Akibat pelepasan serangga ke habitat, maka lama kelamaan di lokasi pelepasan tersebut akan terjadi penurunan populasi, yang secara otomatis akan menurunkan jumlah penderita DBD, karena tingkat kebolehjadian perkawinan antara serangga steril dan serangga fertil menjadi makin besar dari generasi pertama ke generasi berikutnya.

Adapun tujuan dari tulisan dalam rangka PKM-GT ini adalah mendeskripsikan apa saja metode yang dapat digunakan dalan Teknik Serangga Mandul (TSM), memperkirakan berapa jumlah nyamuk mandul yang harus dilepas kelapangan setelah diketahui jumlah populasi lapangan yang harus dikendalikan, mengetahui seberapa besar potensi keberhasilan TSM dalam menurunkan angka kejadian DBD dan keunggulannya dibanding dengan metode lain dan mendiskripsikan bagaimana strategi pengaplikasian TSM di Indonesia.

Berdasarkan perkiraan teoritis, maka dengan metode TSM ini dengan perbandingan populasi antara nyamuk jantan mandul dari laboratorium yang dilepas ke target area dengan nyamuk jantan normal sebesar 9:1, maka perhitungan populasi nyamuk Aedes aegypti pada generasi ke-4 akan mencapai nilai 0 (nihil). Dengan demikian, Teknik Serangga Mandul sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai solusi upaya penanggulan DBD yang potensial, efektif, dan ramah lingkungan. Perlu keterlibatan berbagai pihak dalam hal ini LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Pemerintah Republik Indonesia ( DIKTI ) dan dukungan penuh dari masyarakat agar gagasan ini dapat dijadikan sebagai suatu solusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Page 7: Teknik Serangga Mandul

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Penyakit ini cukup berbahaya karena dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat oleh karena terjadinya perdarahan dan shock.(4)

Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010. Bahkan Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN.(7) Seperti kita ketahui, hampir setiap tahun ketika musim hujan terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk penyakit DBD baik di pulau Jawa maupun luar pulau Jawa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran dan penularan penyakit DBD yang berakibat pada meningkatnya jumlah kasus dan wilayah yang terjangkit, yaitu urbanisasi yang cepat, perkembangan pembangunan di daerah pedesaan, kurangnya persediaan air bersih, mudahnya transportasi yang menyebabkan mudahnya lalu lintas manusia antardaerah, adanya pemanasan global yang dapat mempengaruhi bionomik vektor Aedes aegypti.(1,3) Disamping itu, dari segi vektor itu sendiri, jentik nyamuk Aedes aegypti sangat mudah berkembang walau hanya dengan sedikit air yang menggenang. (4)

Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah metode lingkungan antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk dan perbaikan desain rumah, kemudian strategi diperluas dengan teknik pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) selain itu melalui teknik kimiawi antara lain dengan cara pengasapan (fogging) dan pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air. (1) Akan tetapi agaknya dari sekian metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan, disamping efeknya yang berisiko merusak lingkungan. 

Dunia saat ini melirik metode pemberantasan hama dengan bioinsektisida, selain murah dan efektif, pemberantasan hama dengan cara ini tidak merusak lingkungan karena pada dasarnya metode ini berasal dari lingkungan itu sendiri. Salah satu contoh dari metode bioinsektisida yaitu Teknik Serangga Mandul (TSM), dengan konsep yang sama teknik ini diharapkan dapat diterapkan dalam pemberantasan nyamuk vektor DBD, Aedes aegypti.

Page 8: Teknik Serangga Mandul

Teknik Serangga Mandul (TSM) adalah teknik pengendalian serangga dengan cara memandulkan serangga vektor menggunakan radiasi pengion. Prinsip dasar TSM sangat sederhana yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal technique). Cara kerja teknik inipun relatif mudah, yaitu mengiradiasi koloni serangga jantan di laboratorium, kemudian melepaskannya ke habitat secara periodik. Akibat pelepasan serangga ke habitat, maka lama kelamaan di lokasi pelepasan tersebut akan terjadi penurunan populasi, yang secara otomatis akan menurunkan jumlah penderita DBD, karena tingkat kebolehjadian perkawinan antara serangga steril dan serangga fertil menjadi makin besar dari generasi pertama ke generasi berikutnya. (6)

Teknik Serangga Mandul (TSM) merupakan salah satu cara mengendalikan hama yang potensial, ramah terhadap lingkungan hidup, dan sangat efektif. Selain itu, TSM hanya membunuh hama spesifik, tanpa harus membunuh hewan lain seperti yang sering terjadi pada penggunaan insektisida.

Tujuan

- Mendeskripsikan apa saja metode yang dapat digunakan dalan Teknik Serangga Mandul (TSM)

- Memperkirakan berapa jumlah nyamuk mandul yang harus dilepas kelapangan setelah diketahui jumlah populasi lapangan yang harus dikendalikan

- Mengetahui seberapa besar potensi keberhasilan Teknik Serangga Mandul (TSM) dalam menurunkan angka kejadian DBD

- Mengetahui apa saja keunggulan penerapan TSM dibanding dengan metode penanggulangan DBD lainnya

- Mendiskripsikan bagaimana strategi pengaplikasian TSM di Indonesia

Manfaat

- Manfaat bagi masyarakat : Memberikan informasi edukatif mengenai Teknik Serangga Mandul (TSM) sebagai solusi penanggulangan DBD.

- Manfaat akademik: Menawarkan solusi yang potensial, efektif dan ramah lingkungan dalam penanggulangan DBD di Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

Page 9: Teknik Serangga Mandul

GAGASAN

Masalah Pemberantasan DBD di Indonesia

Prevalansi angka kejadian DBD indonesia masih sangat tinggi

Meskipun sudah lebih dari 35 tahun menjangkiti Indonesia sejak pertama kali kemunculannya, DBD belum sepenuhnya terkendali, namun bahkan semakin mewabah. Sejak Januari sampai 17 Maret 2004, kejadian luar biasa (KLB) DBD di Indonesia telah menyerang 39.938 orang dengan angka kematian 1,3 persen. Meskipun dibandingkan dengan KLB 1968 angka kematiannya jauh telah menurun, sebenarnya angka kematian masih terlalu tinggi jika dibandingkan dengan Singapura (0,1 persen), India (0,2 persen), Vietnam (0,3 persen), Thailand (0,3 persen), Malaysia (0,9 persen), dan Filipina (1 persen). (4,7)

Dalam KLB 2004 tercatat angka kejadian (incidence rate) adalah 15 per 100.000 penduduk, masih sangat jauh dengan tujuan program pemberantasan DBD dalam Indonesia Sehat 2010 yaitu menurunkan angka kejadian di bawah 5 per 100.000 penduduk pada tahun 2010. DBD masih sulit diberantas karena tidak tersedianya vaksin, kurangnya peran serta masyarakat serta kurangnya efektifitas program penanggulangan yang dicanangkan oleh pemerintah.

Insektisida yang merusak lingkungan

Salah satu metode Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan adalah dengan menggunakan racun serangga (insektisida) yang disemprotkan atau dengan pengasapan (fogging) dan dilakukan pada wilayah yang luas. Dengan fogging yang disemprotkan ke udara, maka nyamuk dewasa yang beterbangan atau yang hinggap di tempat persembunyiannya di lingkungan rumah penderita akan mati. Semua insektisida adalah bahan beracun yang jika penggunaannya tidak tepat dapat mengganggu kesehatan manusia maupun hewan dan dapat mencemari lingkungan. (8) Karena nyamuk dewasa Aedes aegypti berada di dalam lingkungan rumah tinggal, penggunaan insektisida menjadi rawan keracunan bagi penghuni dan lingkungan hidup sekitar.

Belum lagi adanya kemungkinan gagal atau tidak efektifnya fogging yang dapat terjadi akibat salahnya lokasi pengasapan (yang diasapi adalah got-got atau saluran kota yang kotor dan mampet, bukan sarang nyamuk Aedes aegypti). (8)

Selain itu, penggunaan insektisida yang tidak tepat dosisnya atau tidak tepat jenisnya dapat menjadikan fogging tidak memberikan hasil yang memuaskan atau gagal sama sekali. Takaran insektisida yang dikurangi (asal bau obat), selain termasuk kategori korupsi, juga dapat menimbulkan dampak serius di kemudian hari, yaitu terjadinya resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida yang digunakan saat ini.

Page 10: Teknik Serangga Mandul

Ketidakberhasilan program 3M

Gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan instrumen 3M (menguras, menutup, dan mengubur) sudah sering disosialisasikan namun hasilnya belum menggembirakan. Gerakan 3M selama 30 menit setiap minggu juga dicanangkan. (1,3) Semuanya menyadari bahwa strategi hanya dapat diperoleh dengan melaksanakan analisis situasi berdasarkan aspek epidemiologi, entomologi, pengetahuan, dan sikap masyarakat.

Berdasarkan data Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, rasio penderita DBD per 100.000 penduduk selama periode tahun 2001-2005 selalu menunjukkan diatas rasio yang ditargetkan. (7) Data ini selain menunjukkan kecenderungan makin tingginya penderita DBD dari tahun ke tahun, juga masih belum optimalnya pengendalian penyakit yang dilakukan oleh Pemerintah. Kebijakan penanggulangan penyakit menular telah diatur dalam peraturan perundangan. Namun demikian implementasi di lapangan masih menghadapi berbagai permasalahan.

Teknik Serangga Mandul (TSM) sebagai solusi upaya penurunan angka

kejadian DBD di indonesia

Prinsip dasar Teknik Serangga Mandul (TSM)

Teknik Serangga Mandul (TSM) merupakan alternatif pengendalian hama termasuk vektor penyakit yang potensial. Teknik ini relatif baru dan telah dilaporkan merupakan cara pengendalian vektor/serangga yang ramah lingkungan, sangat efektif, spesies spesifik dan kompatibel dengan cara pengendalian lain.

Prinsip dasar TSM sangat sederhana yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal technique). Teknik ini meliputi iradiasi koloni serangga jantan di laboratorium dengan sinar γ, n atau x, kemudian secara periodik dilepas di habitat vektor alami, sehingga tingkat kebolehjadian perkawinan antara serangga jantan mandul dan fertil menjadi makin besar dari generasi pertama ke generasi berikutnya. Kriteria dasar serangga dalam TSM adalah yang dapat dengan mudah diproduksi secara masal, dapat dimandulkan, mampu berdaya saing kawin dan lokasinya terisolir. (2)

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dosis 70 Gy mempunyai nilai daya saing kawin terendah, yaitu 0,31. (5) Ini artinya bila ingin melakukan pelepasan nyamuk mandul ke lapangan minimal sebanyak 8 kali lipat dari populasi lapang atau kalau menurut kaidah yang sudah berlaku biasanya sekitar 9 kali lipat. (7) Dengan melepas nyamuk mandul seperti ini, maka kemampuan bersaing nyamuk mandul yang dilepas dengan nyamuk alam akan seimbang atau bahkan lebih kompetitif, mengingat kualitas nyamuk laboratorium akan lebih baik dari nyamuk alam yang stadium larvanya kurang pakan bergizi. Dalam hal ini dosis 65 Gy juga bisa dipakai sebagai pengendali karena tingkat sterilitasnya

Page 11: Teknik Serangga Mandul

masih tinggi dan daya saing kawinnya lebih bagus. Selain itu, pemandulan nyamuk jantan juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti antimiotik, antimetabolit dan bazarone (ekstrak dari tanaman Aeorus calamus), zat kimia atau radiasi ini merusak DNA di dalam kromosom sperma tanpa mengganggu proses pematangan, ini disebut steril male technic release.(6)

Mekanisme Teknik Serangga Mandul pada Aedes aegypti :

Mutasi gen

Penyebaran ke area target

Metode pengendalian serangga vektor dengan Teknik Serangga Mandul (TSM)

Konsep pengendalian serangga vektor melalui sistem pelepasan serangga mandul berasal dari Knipling dalam Henneberry . Teknik ini meliputi pemeliharaan massal serangga yang menjadi sasaran pengendalian, kemandulan yang terinduksi oleh ionisasi radiasi dan pelepasan jumlah serangga dalam jumlah yang cukup banyak untuk mendapatkan perbandingan yang tinggi antara serangga mandul yang dilepas dan populasi serangga alam.

Strategi pendekatan pengendalian yang tepat ialah pendekatan pengendalian serangga pada daerah yang luas (area wide control), pendekatan pengendalian ini lebih efektif dan efisien karena sasaran pengendalian terpusat pada perkembangan total populasi pada daerah yang luas tersebut. (2,6) Pendekatan pengendalian serangga yang sering dilakukan pada waktu ini ialah pendekatan pengendalian pada lahan yang terbatas/sempit yaitu area per area atau field by field sedangkan serangga vektor tidak mengenal batas wilayah atau batas kepemilikan sehingga yang sering terjadi ialah serangga vector datang menyerang secara tiba-tiba dalam jumlah yang banyak karena terjadi reinfestasi atau migrasi dari daerah yang lain. TSM sangat efektif, efisien dan kompatibel untuk diterapkan pada strategi pendekatan pengendalian vektor pada daerah yang luas karena sasaran TSM sama yaitu pengendalian total populasi serangga vektor pada daerah yang luas.

Iriadiasi koloni nyamuk jantan fertil dengan sinar gama, n atau x

Kerusakan inti sel sperma

Telur tanpa embrio

nyamuk jantan steril

Nyamuk jantan steril + nyamuk betina fertil

Populasi nyamuk

Page 12: Teknik Serangga Mandul

Menurut Knipling ada 2 macam metode TSM yaitu (2) :

a. Metode pemandulan langsung terhadap serangga lapangan.

Metode ini dilaksanakan dengan prinsip pemandulan langsung terhadap serangga lapangan yang dapat dilakukan dengan menggunakan kemosterilan baik pada jantan maupun betina. Dengan kedua ini akan diperoleh dua macam pengaruh terhadap kemampuan berkembang biak populasi. Kedua pengaruh tersebut adalah mandulnya sebagian serangga lapangan sebagai akibat langsung dari kemosterilan dan pengaruh kemudian dari serangga yang telah menjadi mandul terhadap serangga sisanya yang masih fertil. Namun demikian khemosterilan merupakan senyawa kimia yang bersifat mutagenik dan karsinogenik pada hewan maupun manusia sehingga teknologi ini tidak direkomendasikan untuk pengendalian hama.

b. Metode yang meliputi pembiakan massal di laboratorium, pemandulan serangga dan penglepasan serangga mandul ke lapangan.

Metode ini menerangkan jika kedalam suatu populasi serangga dilepaskan serangga mandul, maka kemampuan populasi tersebut untuk berkembangbiak akan menurun sesuai dengan perbandingan antara serangga mandul yang dilepaskan dan populasi serangga di lapangan. Apabila perbandingan antara serangga jantan mandul dengan serangga jantan normal yang ada di lapangan 1 : 1, maka kemampuan berkembangbiak populasi tersebut akan menurun sebesar 50%. Jika perbandingan tersebut adalah 9 : 1, maka kemampuan populasi tersebut untuk berkembang biak akan menurun sebesar 90% dan seterusnya.

Tabel 1. Kenaikan populasi nyamuk dengan asumsi potensi reproduksi nyamuk betina adalah 5 anak nyamuk betina setiap generasi.

Generasi Jumlah betina per unit area Parental F1 F2 F3

1.000.000 5.000.000 25.000.000 125.000.000

Dari tabel diatas, dapat dilihat kecenderungan kenaikan populasi nyamuk tanpa pengendalian dengan metode apapun mencapai lima kali lipat dari generasi pertama hingga generasi-generasi selanjutnya. Selanjutnya bila dilakukan pengendalian dengan metode Teknik Serangga Mandul, dengan perbandingan populasi antara nyamuk jantan mandul dengan nyamuk jantan normal sebesar 9:1, maka secara teoritis populasi nyamuk Aedes aegypti pada generasi ke-4 akan mencapai nilai 0 (nihil).

Page 13: Teknik Serangga Mandul

Tabel 2. Penurunan populasi nyamuk dengan rasio nyamuk jantan mandul n9:1 terhadap serangga jantan alami, dengan potensi reproduksi tiap ekor serangga betina induk menghasilkan 5 ekor serangga betina anaknya untuk setiap generasi berikutnya.

Generasi Jumlah serangga

betina

Jumlah serangga

jantan mandul

Rasio jumlah serangga

jantan mandul dan jantan

alami

Jumlah serangga betina yang dapat

melakukan reproduksi

Parental F1 F2 F3 F4

1.000.000 500.000 13.580 9.535 50

9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000 9.000.000

9 : 1 18 : 1 68 : 1 942 : 1 180.000 : 1

100.000 26.316 1.907 10 0

Keunggulan Teknik Serangga Mandul (TSM)

Teknik Serangga Mandul ( TSM ) merupakan suatu terobosan yang potensial sebagai solusi penanggulangan DBD. Secara teori, teknik ini sangat efektif dan ramah lingkungan. Bahkan tingkat efektifitasnya dapat mengurangi populasi serangga vektor hingga mencapai 0 (nihil). TSM juga memiliki spesifikasi spesies yang tinggi, sehingga TSM hanya mengurangi populasi target yang spesifik dalam hal ini Aedes aegypti, tanpa harus membunuh hewan lain seperti yang sering terjadi pada penggunaan insektisida.

Teknik Serangga Mandul kompatibel dengan semua teknik pengendalian yang lain termasuk pengendalian dengan insektisida artinya teknik ini dapat dilakukan bersamaan dengan metode pengendalian lain sehinnga potensi keberhasilan dalam pengendalian serangga vektor semakin tinggi. Contohnya yaitu pada saat populasi serangga vektor tinggi perlu diturunkan dengan penyemprotan insektisida dan berikutnya baru digunakan TSM, sehingga efek pengendalian populasi vektor berjangka lama.

Strategi pengaplikasian Teknik Serangga Mandul di Indonesia

Walaupun konsep TSM sangat sederhana namun dalam implementasinya tidak demikian sederhana karena meliputi banyak kegiatan penelitian yang meliputi biologi dasar, ekologi lapang, estimasi jumlah serangga di lapang untuk tiap-tiap musim. Selain itu efektivitas metoda sampling populasi sebelum selama dan setelah pengendalian dilakukan, orientasi dosis radiasi yang menyebabkan kemandulan, daya saing kawin serangga mandul, metoda mass rearing yang ekonomis, metodologi pelepasan serangga mandul, transportasi serangga jarak jauh, pemencaran dan perilaku kawin serangga mandul di lapang dan organisasi pelaksana serta personalia di lapang. Ini semua adalah beberapa kegiatan riset yang penting sebelum dilakukan program pengendalian.

Menurut La Chance syarat keberhasilan penggunaan TSM sebagai berikut (2,5) :

Page 14: Teknik Serangga Mandul

1. Kemampuan pemeliharaan serangga secara massal dengan biaya murah. Secara kebetulan Aedes aegypti merupakan nyamuk bersifat heterozygot dan sangat mudah dipelihara di laboratorium. Berdasarkan perhitungan pemakaian pakan pada pemeliharaan nyamuk tersebut di laboratorium, bila dihitung berdasarkan harga pakan yang digunakan  dalam  hal  ini  Pedigree  per-satu  ekor  nyamuk sekitar  Rp 1,- (6)

2. Serangga sebagai target pengendalian harus dapat menyebar kedalam populasi alam sehingga dapat kawin dengan serangga betina fertil dan dapat bersaing dengan serangga jantan alami.

3. Irradiasi harus tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap perilaku kawin dan umur serangga jantan.

4. Serangga betina kawin satu kali, bila serangga betina kawin lebih dari satu kali maka produksi sperma jantan iradiasi harus sama dengan produksi sperma jantan alam.

5. Serangga yang akan dikendalikan harus dalam populasi rendah atau harus dikendalikan dengan teknik lain agar cukup rendah sehingga cukup ekonomis untuk dikendalikan dengan TSM.

6. Biaya pengendalian dengan TSM harus lebih rendah dibandingkan dengan teknik konvensional.

7. Perlu justifikasi yang kuat untuk penerapan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik konvensional apabila dengan TSM diperoleh keuntungan untuk perlindungan kesehatan dan lingkungan.

8. Serangga mandul yang dilepas harus tidak menyebabkan kerusakan pada tanaman, ternak atau menimbulkan penyakit pada manusia.

Untuk mengimplemantasikan gagasan, maka diperlukan suatu langkah-langkah strategis agar gagasan yang telah dibuat dapat dijadikan sebagai suatu solusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. Keterlibatan berbagai pihak dalam hal ini LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Pemerintah Republik Indonesia ( DIKTI ) dan dukungan penuh dari masyarakat tentu akan berpengaruh terhadap keberhasilan gagasan ini.

KESIMPULAN

Teknik Serangga Mandul (TSM) merupakan alternatif terbaru pengendalian hama termasuk vektor penyakit yang potensial dalam hal ini DBD. Prinsip dasar TSM sangat sederhana yaitu membunuh serangga dengan serangga itu sendiri (autocidal technique). Teknik ini meliputi iradiasi koloni serangga jantan di laboratorium dengan sinar γ, n atau x, kemudian secara periodik dilepas di habitat vektor alami, sehingga tingkat kebolehjadian perkawinan antara serangga jantan mandul dan fertil menjadi makin besar dari generasi pertama ke generasi berikutnya. Kriteria dasar serangga dalam TSM adalah yang dapat dengan mudah diproduksi secara masal, dapat dimandulkan, mampu berdaya saing kawin dan lokasinya terisolir.

Page 15: Teknik Serangga Mandul

Berdasarkan perkiraan teoritis, maka dengan metode TSM ini dengan perbandingan populasi antara nyamuk jantan mandul dari laboratorium yang dilepas ke target area dengan nyamuk jantan normal sebesar 9:1, maka perhitungan populasi nyamuk Aedes aegypti pada generasi ke-4 akan mencapai nilai 0 (nihil).

Keunggulan dari teknik ini adalah memiliki tingkat efektifitas yang tinggi dengan kemungkinan penurunan populasi hingga 100%, relatif murah dengan harga pakan yang digunakan  dalam  hal  ini  Pedigree  per-satu  ekor  nyamuk sekitar  Rp 1,-, ramah lingkungan karena bersifat autocidal technique, spesifik tanpa harus membunuh hewan lain seperti yang sering terjadi pada penggunaan insektisida. Selain itu Teknik Serangga Mandul kompatibel dengan semua teknik pengendalian yang lain termasuk pengendalian dengan insektisida, artinya teknik ini dapat dilakukan bersamaan dengan metode pengendalian lain sehingga potensi keberhasilan dalam pengendalian serangga vektor semakin tinggi.

Dengan demikian, Teknik Serangga Mandul sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai solusi upaya penanggulan DBD yang potensial, efektif, dan ramah lingkungan. Perlu keterlibatan berbagai pihak dalam hal ini LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Pemerintah Republik Indonesia ( DIKTI) dan dukungan penuh dari masyarakat agar gagasan ini dapat dijadikan sebagai suatu solusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Page 16: Teknik Serangga Mandul

DAFTAR PUSTAKA

1. DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 1992. Petunjuk Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue, Dirjen PPM dan PLP.

2. KNIPLING, E.F., 1955. Possibilitiesof Insect Control or Erredication Through the Use of Sexuality Sterile, J. Econ. Entomol.

3. WHO, Prevention and Control of Dengue Haemorrhagic Fever, WHO Regional Publication. SEARO, No. 29, 2003.

4. Wulandari, Leny and Kristina, Isminah. 2008. [online].file:///C:/Users/Acer/Downloads/PKMGT%20nyamuk/Kajian%20Masalah%20Kesehatan.hm. [27 Februari 2011]

5. Nurhayati, Siti. 2005. Potensi Teknik Nuklir Dalam Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue.[online].http://nhc.batan.go.id/nurhayati2.php. [27 Februari 2011]

6. Nurhayati, Siti. 2006. Pengendalian Serangga Vektor Di Lapangan Dengan Teknik Serangga Mandul.[online].http://www.batan.go.id/ptkmr/Biomedika/Publikasi%202006/Siti%20Nurhayati-2006.pdf.[27 Februari 2011]

7. Anonimus. 2009. Data Kasus DBD Per Bulan Di Indonesia Tahun 2010, 2009, Dan Tahun 2008.[online].http://www.penyakitmenular.info/userfiles/Data%20Kasus%20DBD%209%20Februari%202010.pdf. [27 Februari 2011]

8. Ariyo.2009. Pengendalian Nyamuk dengan Bioinsektisida.[online]file:///C:/Users/Acer/Downloads/PKMGT%20nyamuk/Pengendalian%20Nyamuk%20dengan%20Bioinsektisida%20%C2%AB%20ariyo.htm [28 Februari 2011]

Page 17: Teknik Serangga Mandul

BIODATA PENULIS

1. a. Nama : Irbasmantini Syaifulb. NIM : 04091001089c. Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 21 April 1993d. Jurusan : Pendidikan Dokter Umum 2009e. Alamat : Jalan Letnan Yasin, Palembangf. Asal Sekolah : SMA Plus Negeri 17 Palembangg. Karya ilmiah yang pernah dibuat : Perbandingan Permainan

Tradisional dengan Permainan Modern terhadap Kepribadian Anakh. Pengahargaan yang pernah diraih : -i. e-mail : [email protected]

2. a. Nama : Muthmainah Arifinb. NIM : 04101001039c. Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 10 Agustus 1992d. Jurusan : Pendidikan Dokter Umum 2010e. Alamat : Jalan Sultan Mansyur no. 10 ilir,

Palembangf. Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Palembangg. Karya ilmiah yang pernah dibuat : -h. Pengahargaan yang pernah diraih : -i. e-mail : [email protected]