metoda konseling

Upload: harry-avianto

Post on 10-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    1/11

    (ESSAY)

    PENERAPAN METODA KONSELING KOMANDAN SATUAN

    UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PELANGGARAN

    (Oleh Kapten Inf Eddy Wismu Wardhana)

    I. PENDAHULUAN

    Pemimpin atau Komandan Satuan dalam lingkungan militer mempunyai posisi

    sentral bagi kehidupan keprajuritan, karena organisasi militer adalah organisasi yang

    menitikberatkan garis komando sehingga seorang Komandan Satuan harus memahami

    tugas dan tanggung jawab yang diproyeksikan untuk memimpin satuan dijajaran TNI.

    Komandan Satuan dalam kepemimpinannya harus dapat memberikan contoh dan

    teladan bagi prajurit yang dipimpinnya baik dalam lingkungan dinas maupun dalam

    kehidupan bermasyarakat.

    Mencermati pernyataan diatas, peran Komandan Satuan dalam suatu kesatuan

    sangatlah penting, karena ia merupakan figur yang menentukan dalam mewujudkan

    kinerja satuan agar dapat menjamin keberhasilan tugas pokok. Bila Komandan Satuan

    menjalankan kepemimpinannya secara benar, baik, konsisten, adil dan beradab, maka

    kesatuan yang dipimpinnya akan berjalan mengarah kepada pencapaian tujuan

    organisasi.

    Banyak prajurit di satuan seperti telah kehilangan rasa percaya diri dan bahkan

    kurang menghayati jati dirinya. Hal tersebut mencerminkan kompleksitas kekalutan

    dalam kehidupan keprajuritan, indikasi yang ditemukan di satuan diantaranya rasa

    kecewa, merasa diperlakukan tidak adil, ketidaksabaran, tidak loyal, salah dalam

    mengaplikasikan jiwa korsa, kurang berfungsinya akal-budi-nurani, dan menurunnya

    kualitas akhlaq dan budi pekerti yang semua itu sangat mempengaruhi kinerja

    organisasi satuan.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    2/11

    2

    Pada umumnya keberhasilan kinerja Komandan Satuan dapat dinilai dari

    pencapaian sasaran pembinaan satuan yang meliputi pembinaan organisasi, personel,

    latihan, material, pangkalan dan peranti lunak yang merupakan tanggung jawab

    Komandan Satuan. Ketidakberhasilan pembinaan satuan ditandai dengan : pertama,

    tingginya angka pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit TNI, yang paling menonjol

    saat ini kasus desersi, perkelahian (antar prajurit TNI, dengan Polri dan Masyarakat),

    narkoba dan asusila dan tindakan kekerasan yang terjadi di dalam satuannya

    Hal ini mencerminkan bahwa pembinaan hukum, disiplin dan tata tertib sebagai bagian

    dari pembinaan personel belum efektif. Sejak periode TA. 2003 - 2008 (dalam kurun 5

    tahun) telah terjadi peningkatan kasus pelanggaran yang sangat signifikan dan banyak

    yang berakhir dengan Berhenti Tidak Dengan Hormat.

    II. PEMBAHASAN

    V.Gilbert Beers mengatakan Seorang yang memiliki integritas adalah yang

    mampu dan berani menetapkan sistem norma dalam kehidupannya (AB. Susanto &

    Koesnadi Kardi, Quantum Leadership, 2003). Integritas bukan menunjukkan apa yang

    dilakukan, akan tetapi lebih kepada jati dirinya.

    Adapun yang menjadi penghambat,

    1. Mengakarnya budaya feodal di sebagian Pemimpin/Komandan Satuan,

    menyebabkan terganggunya komunikasi disatuan, akibatnya iklim kerja menjadi

    tidak kondusif.

    2. Adanya kebiasaan-kebiasaan masa lalu yang tidak tertib dan menjadikan

    banyak Komandan Satuan lebih bersikap status quo sehingga sulit berkembang

    danmengembangkan komunikasi dengan anggota.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    3/11

    3

    3. Dukungan anggaran yang belum memadai karena terbatasnya

    kemampuan ekonomi negara sangat menyulitkan para Komandan Satuan dalam

    melakukan pembinaan satuannya. Kondisi ini dapat menurunkan moril dan

    semangat juang prajurit serta dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan

    norma, ketentuan dan prosedur.

    Menurut Letjen TNI (Purn) TB.Silalahi : Pemimpin masa depan haruslah

    manusia yang utuh atau paripurna (Men of Integrity). Dia bukan hanya sekedar pintar,

    akan tetapi berkarakter dan memiliki tingkat profesionalisme yang memadai sesuai

    dengan tuntutan perkembangan dan perubahan lingkungan, karena hasil implementasi

    kepemimpinannya tidak hanya berdampak kepada kinerja satuannya semata, tetapi

    memiliki dampak langsung secara hirarki ke dalam tubuh organisasi TNI.

    Pertama Pemimpin yang memiliki komitmen dan konsisten, artinya Komandan

    Satuan harus mau dan mampu untuk, pertama, meningkatkan disiplin satuan, melalui

    penerapan disiplin dimulai dari disiplin pribadi yang dia contohkan kepada semua

    prajurit yang ada dalam organisasi satuannya. Agar disiplin prajurit dalam satuan

    terwujud maka pemimpin harus konsisten dalam melaksanakan ketentuan dan prosedur

    yang sudah digariskan untuk mencapai keberhasilan tugas pokok satuan dengan

    memberikan tauladan.

    Kedua, memelihara keunggulan moril, seorang pemimpin harus mampu

    memelihara dan membangun keunggulan moril prajurit satuannya. Menyitir amanat

    Panglima Besar Jenderal Soedirman Meskipun kamu mendapat latihan jasmani yang

    sehebat-hebatnya tidak akan berguna jika kamu mempunyai sifat menyerah, Tentara

    akan timbul dan tenggelam bersama-sama negara makna yang terkandung dari

    amanat tersebut mengingatkan kepada unsur pimpinan dan prajurit, bahwa sehebat

    apapun tingkat latihan yang diberikan kepada prajurit tidak ada kegunaannya apabila

    memiliki sifat yang mudah menyerah. Sifat menyerah sangat berhubungan erat dengan

    moril yang dibangun oleh para Komandan Satuan.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    4/11

    4

    Ketiga, meminimalisasi segala bentuk pelanggaran, Komandan Satuan harus

    mampu menciptakan situasi yang kondusif disatuannya, situasi tersebut dapat

    diciptakan apabila dalam kepemimpinannya Komandan Satuan tersebut mampu

    berinovasi dan berkreasi sehingga tidak ada kesempatan bagi prajurit untuk berpikir

    melakukan kegiatan yang mengandung resiko pelanggaran,

    Keempat, membangun dan memajukan satuan, Komandan Satuan harus

    berinisiatif, berkreasi dan berinovasi untuk meningkatkan kinerja satuannya.

    Keterbatasan-keterbatasan yang ada tidak boleh menyurutkan semangat Komandan

    Satuan dalam mencari dan melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan pembinaan

    satuannya. Komandan Satuan harus menerapkan norma, ketentuan dan prosedur

    untuk mewujudkan komitmen yang telah dibangun serta konsisten terhadap komitmen

    dan langkah-langkah yang telah direncanakan.

    Pemimpin yang memiliki integritas pribadi kuat, artinya seorang Komandan Satuan

    harus memiliki keteguhan hati, pikiran dan sikap sekalipun menghadapi situasi kritis dan

    sulit serta tetap konsisten pada jati dirinya.

    Komandan Satuan harus : Jujur, dengan kejujuran akan diperoleh keteguhan watak

    yang diimbangi oleh prinsip-prinsip moral, memegang teguh kebenaran serta memiliki

    etika keadilan, Tegas, keberanian bertindak tegas atas prinsip kebenaran dan aturan,

    agar tidak mudah untuk dipengaruhi atau dibelokkan haluannya, Dapat dipercaya,

    konsistensi antara ucapan dan perbuatan sehingga memberikan kepastian kepada

    anggota dalam pelaksanaan tugas.

    Memiliki kemampuan manajemen kepemimpinan yang handal, kemampuan untuk

    mengelola pribadinya secara utuh agar ia senantiasa memiliki kesiapan yang optimal

    dalam memimpin organisasinya. Kepemimpinan Komandan Satuan akan lebih bernilai

    ketika ia mampu mendekati, mengerti, memahami dan menggerakkan bawahan.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    5/11

    5

    Memiliki keberanian mengambil resiko, karena resiko adalah bagian dari tanggung

    jawab kepemimpinan. Komandan Satuan yang tidak berani mengambil resiko hanyalah

    pemimpin yang lemah, oleh karena itu seorang Komandan Satuan yang diberikan

    tanggung jawab untuk memimpin satuan harus memiliki keberanian untuk memikul

    semua resiko dan mengambil alih tanggung jawab satuan apabila terjadi penyimpangan

    yang dilakukan oleh organisasinya.

    Komandan Satuan, harus memiliki dasar yang kuat dalam bidang pengetahuan

    (knowledge), ketrampilan (skill) dan sikap perilaku (attitude). Sehingga Komandan

    Satuan akan dapat meningkatkan kinerja satuannya serta memiliki kemampuan untuk

    mengatasi persoalan pada situasi tertentu.

    Mampu menegakkan aturan, peraturan ditegakkan bukan hanya untuk anak buah saja

    tetapi untuk seluruh personel yang ada disatuan, Mengesampingkan kepentingan

    pribadi, Komandan Satuan harus bisa membedakan antara kepentingan pribadi

    dengan kedinasan, tanggung jawab tugas menjadi prioritas utama.

    Memiliki efektifitas kepemimpinan, sehingga diharapkan Komandan Satuan berorientasi

    kepada profesionalitas dalam meningkatkan kinerja satuannya, Kemampuan fisik prima,

    sebagai Komandan Satuan memiliki fisik yang prima akan memberikan pengaruh yang

    besar terhadap gairah serta semangat kerja anak buah, sehingga gairah dan semangat

    kerja bermuara pada peningkatan kinerja satuannya.

    A. Membangun Profesionalisme Kepemimpinan

    HAKEKAT Komandan Satuan profesional adalah Komandan satuan yang

    menguasai bidang tugasnya dan memiliki ketrampilan untuk melakukannya, yang

    memiliki kekuatan karakter pribadi, memegang teguh komitmen dan memiliki

    konsistensi terhadap norma-norma kepemimpinan.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    6/11

    6

    Dalam pengertian seorang Komandan Satuan harus mampu menjadi teladan (soko

    guru) bagi bawahannya agar ia memiliki kekuatan moral untuk menegakkan aturan dan

    norma-norma yang berlaku. Kecenderungan degradasi kepemimpinan ditunjukkan oleh

    pelanggaran yang dilakukan oleh para prajurit disatuan, dimana kuantitas dan kualitas

    pelanggaran secara eskalatif terus meningkat. Bila kondisi seperti ini tidak direspon

    dengan serius oleh setiap pribadi Komandan Satuan maka tidak mustahil

    profesionalitas, kredibilitas dan citra Komandan Satuan akan merosot tajam dihadapan

    anak buah, pada gilirannya akan merugikan kinerja dan produktifitas satuan.

    Metoda yang ditempuh untuk merealisasikan upaya tersebut diatas adalah,

    Komunikasi/konseling, yaitu membangun komunikasi dua arah yang effektif, agar

    terjalin ikatan hubungan kerja dan hubungan emosional yang selaras, salah satunya

    dapat dilakukan dalam bentuk apel Komandan Satuan, Penugasan, yaitu memberikan

    kesempatan berbagai macam penugasan yang seluas-luasnya kepada para bawahan

    agar memiliki pengalaman tugas yang memadai, Penghargaan dan hukuman (Reward

    and Punishment), yaitu memberikan penghargaan atas prestasi kerja kepada para

    anggota serta menjatuhkan sanksi administrasi maupun sanksi hukum terhadap setiap

    bentuk pelanggaran atau merosotnya kinerja satuan.

    Peran pimpinan/komandan satuan dan stafnya menjadi sangat penting dan

    menentukan dalam pemeliharaan dan peningkatan disiplin satuan antara lain :

    1. Menanamkan idealisme dengan membudayakan ceramah pembinaan

    mental dan kejuangan bagi prajurit dan keluarganya.

    2. Melakukan pengendalian dan pengawasan yang kontinyu terhadap

    anggotanya.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    7/11

    7

    3. Menggalakkan pembinaan tradisi kejuangan serta bela negara untuk

    menanamkan Esprit de corps dan rasa bangga terhadap satuan sehingga setiap

    prajurit dalam satuan akan selalu menjaga nama baik satuannya.

    4. Setiap atasan satu tingkat diatasnya harus berfungsi sebagai penegak

    disiplin dan contoh tauladan bagi bawahannya.

    5. Mengeliminir perbedaan tingkat hidup yang mencolok antara atasan dan

    bawahan dan memelihara keseimbangan batin mental spritual bagi anggotanya

    melalui berbagai anjangsana dan tatap muka.

    6. Melakukan jam Komandan secara rutin untuk mengetahui sejauh mana

    berjalannya peraturan dan disiplin satuan, dengan demikian jam-jam Komandan

    dapat diisi dengan berbagai kegiatan-kegiatan positif untuk meningkatkan

    pembinaan bagi jiwa pajurit selanjutnya dapat menimbulkan daya tahan dalam

    mengatasi dan mencegah pengaruh negatif dari luar.

    B. Penerapan Reward and Punishment

    1. Reward

    a. Reward atau penghargaan mempunyai peran penting dalam

    menumbuhkan motivasi anggota untuk bekerja dan melaksanakan

    tugasnya dengan baik. Salah satu kebutuhan manusia menurut teori

    psikologi adalah kebutuhan akan penghargaan. Dengan memahami dan

    memenuhi kebutuhan tersebut maka prestasi kerja akan meningkat.

    b. Menurut teori Maslow, manusia mempunyai tingkat kebutuhan yang

    tersusun secara hierarkhi, motivasi dalam pemenuhan kebutuhan tersebut

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    8/11

    merupakan faktor pendorong yang menyebabkan seseorang mau bekerja

    ekstra keras. Bila suatu kebutuhan telah dicapai individu, maka kebutuhan

    yang lebih tinggi menjadi kebutuhan baru yang harus dicapai. Menurut

    Maslow, kebutuhan kita dapat digambarkan menjadi 5 katagori yang

    potensial sebagai pendorong motivasi kerja. Pertama, kebutuhan dasar

    atau fisiologis seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan seks

    merupakan kebutuhan dasar untuk dapat bertahan hidup. Kedua, berupa

    kebutuhan rasa aman secara mental dan fisik dari lingkungan kerja.

    Ketiga, adalah kebutuhan rasa memiliki seperti cinta, kasih, penerimaan,

    persahabatan dan kebutuhan sosial lainnya yang berhubungan dengan

    proses sosial, kebutuhan rasa memiliki ini dipenuhi dengan menyediakan

    lingkungan dan iklim kerja yang menyenangkan bagi anggota, yang

    mendorong setiap individu untuk merasa sebagai bagian penting dari tim

    kerja. Keempat adalah kebutuhan penghargaan diri yaitu respek dan

    pujian atas keberhasilan dan merasa diri berharga, bagi anggota

    kebutuhan ini dipenuhi dengan mendapatkan penghargaan dan

    pengakuan atas pengetahuan, ketrampilan dan usaha kerasnya.

    Kebutuhan ini membuat individu menjadi puas bekerja sama dengan tim

    kerja. Bentuk kebutuhan ini berupa penghargaan finansial, kenaikan gaji,

    kenaikan pangkat, kesempatan sekolah dan lain-lain. Kelima adalah

    kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk terus berkembang dan

    mencapai potensi penuh individu. Kebutuhan ini berfokus kepada

    pengembangan individu seperti otonomi, kreatifitas, mengambil resiko dan

    memenuhi kebutuhan sendiri, ini merupakan jenis kebutuhan tertinggi

    menurut teori Maslow. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan

    mengembangan karier, kesempatan untuk menampilkan produktifitas dan

    kualitas kerja yang tinggi, serta kesempatan untuk mengembangkan dan

    mewujudkan kreatifitas.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    9/11

    8

    c. Beberapa pakar tentang motivasi menyatakan bahwa penghargaan

    merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan kinerja seseorang

    disamping faktor yang lain. Penghargaan yang diperoleh seseorang

    anggota atas prestasi kerjanya bukan saja berpengaruh pada individu

    prajurit yang menerimanya tetapi juga berpengaruh pada kelompok,

    keluarga dan lingkungan sehingga rasa kebanggaan akan timbul, percaya

    diri semakin kuat dan anggota merasa puas karena prestasinya diakui

    sehingga pada gilirannya akan meningkatkan disiplin, dan etos kerja serta

    berkurangnya pelanggaran anggota.

    2. Punishment.

    a. Peraturan merupakan pedoman bagi perilaku anggota untuk

    menciptakan dan mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif. Segala

    pelanggaran yang dilakukan prajurit baik sengaja maupun tidak disengaja

    terhadap hukum dan atau peraturan disiplin prajurit dan atau melakukan

    perbuatan yang bertentangan dengan sendi-sendi kehidupan prajurit yang

    berdasarkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit atau melanggar aturan

    kedinasan, merugikan organisasi dan kehormatan prajurit, ketidak

    disiplinan prajurit akan berpengaruh terhadap etos kerja / kinerja satuan.

    b. Untuk itu perlu diterapkan sanksi atau hukuman yang jelas, tegas

    dan adil terhadap setiap pelanggaran prajurit. Penerapan hukuman bagi

    prajurit yang melanggar tidak saja untuk membuat jera tetapi lebih dari

    pada itu harus dapat memotivasi pelanggar agar dapat merubah perilaku

    buruk menjadi baik. Hukuman harus memenuhi tiga aspek yaitu adil,

    memberikan efek jera dan mencegah orang lain berbuat pelanggaran

    yang sama.

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    10/11

    9

    c. Dari beberapa sikap manusia menunjukan adanya kecenderungan

    manusia untuk tidak disiplin. Dengan adanya kondisi seperti ini maka

    pemimpin harus dapat memotivasi antara lain dengan basis kontrol dan

    pemberian hukuman. Disamping membuat jera dan dapat memotivasi

    pelanggar untuk merubah perilaku maka hukuman harus dapat

    memberikan sanksi moral terhadap pelaku.

    d. Hukuman yang diberikan oleh pimpinan terhadap anggota yang

    melanggar tujuan akhirnya adalah menciptakan kondisi disiplin baik

    secara pribadi, kelompok maupun satuan yaitu terwujudnya sikap prajurit

    yang berpikir tertib, bersikap tertib, bertingkah laku tertib sesuai aturan

    yang benar. Kondisi disiplin tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi lahir

    dan dimulai dari disiplin pribadi, mengarah pada disiplin keluarga, disiplin

    kelompok, disiplin golongan yang akhirnya menjadi disiplin satuan.

    Ketidaktertiban berawal dari ketidakdisiplinan pribadi.

    III. PENUTUP

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan, Metoda Konseling

    komandan satuan dengan anggota, reward dan punishment mempunyai peran penting

    dalam mengurangi tingkat pelanggaran prajurit disatuan, melalui penerapan

    kepemimpinan yang efektif dan pemberian reward dan punishment dan melaksanakan

    komunikasi intensif yang tepat dan proporsional tingkat pelanggaran prajurit disatuan

    dapat diminimalisir.

    Ponorogo,

    PENULIS

    Eddy Wisnu Wardhana

    Kapten Inf NRP 572040

  • 7/22/2019 Metoda Konseling

    11/11

    (ESSAY)

    PENERAPAN METODA KONSELING KOMANDAN SATUAN

    UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PELANGGARAN

    (Oleh Kapten Inf Eddy Wismu Wardhana)

    Ponorogo, Pebruari 2014