master metoda jembatan

16
METODE PELAKSANAAN Program : Pembangunan Jalan dan Jembatan Kegiatan : Pembangunan Jembatan Akses Marunda Nomor Kegiatan : 1.03.13.159 Kode Rekening : 5.2.3.22.04 Tahun Anggaran : 2010 WAKTU PELAKSANAAN : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender 1. PENDAHULUAN Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini tergantung dari sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi. Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan dilapangan mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga harus memperhitungkan keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam proyek. 2. LATAR BELAKANG Pekerjaan Pembangunan jembatan AKses Marunda Berlokasi di daerah dengan kondisi lingkungan yang cukup padat dengan mobilisasi masyarakat, untuk itu maka harus diperhatikan mengenai dampak lingkungan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan terutama lalu lintas kendaraan.

Upload: sevsamra

Post on 25-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Master Metoda Jembatan

TRANSCRIPT

  • METODE PELAKSANAAN

    Program : Pembangunan Jalan dan Jembatan

    Kegiatan : Pembangunan Jembatan Akses Marunda

    Nomor Kegiatan : 1.03.13.159

    Kode Rekening : 5.2.3.22.04

    Tahun Anggaran : 2010

    WAKTU PELAKSANAAN : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender

    1. PENDAHULUAN

    Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana

    menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi

    yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop drawing.

    Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun

    untuk pekerjaan yang sama, hal ini tergantung dari sumber daya dan kondisi

    lingkungan yang dihadapi.

    Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam

    menyelesaikan pekerjaan dilapangan mutlak diperlukan untuk mendapatkan

    hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selain menjamin mutu

    yang dihasilkan, perencanaan juga harus memperhitungkan keselamatan kerja

    semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai

    ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam proyek.

    2. LATAR BELAKANG

    Pekerjaan Pembangunan jembatan AKses Marunda Berlokasi di daerah

    dengan kondisi lingkungan yang cukup padat dengan mobilisasi masyarakat,

    untuk itu maka harus diperhatikan mengenai dampak lingkungan yang terjadi

    selama pelaksanaan pekerjaan terutama lalu lintas kendaraan.

  • 3. PEKERJAAN ADMINISTRASI

    a. PASCA LELANG

    Setelah diputuskan pemenang lelang dalam paket pekerjaan

    Pembangunan jembatan Akses Marunda Tahun Anggaran 2010 maka

    selaku pemenang lelang hal pertama yang kami lakukan adalah

    menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan sebagai syarat keluarnya

    Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dilanjutkan dengan melengkapi

    dokumen yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut

    antara lain:

    Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Permanen yang berbentuk Barchat

    dan Kurva S serta Network Planning.

    Jadwal penugasan personil inti.

    Jadwal pengiriman peralatan proyek (MOB DEMOB)

    Jadwal Pengiriman bahan-bahan material proyek.

    Rincian metode pelaksanaan masing-masing bagian pekerjaan

    secara lebih mendetail.

    Menyerahkan surat pemberitahuan secara tertulis, bahwa pekerjaan

    tersebut akan segera kami laksanakan dengan tembusan kepada

    Instansi yang terkait.

    Koordinasi dengan petugas terkait dan instansi terkait, baik dengan

    konsultan perencana, wakil dari pengguna jasa maupun dengan

    konsultan pengawas dan bersosialisasi dengan lingkungan setempat,

    untuk dapat mengantisifasi hal-hal yang dapat mengganggu dan

    menghambat aktifitas pada saat pelaksanaan pekerjaan

    b. ADMINISTRASI LAPANGAN

    Selama masa pelaksanaan pekerjaan dilapangan juga dilakukan

    proses administrasi untuk tertib laporan terhadap pihak-pihak yang

    terkait dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan jembatan AKses

    Marunda tahun anggaran 2010. Dokumen yang dipersiapkan selama

    masa pelaksanaan pekerjaan meliputi

    Laporan kegiatan,

    Laporan Surat-menyurat,

  • Laporan hasil pertemuan rapat koordinasi dengan pihak yang

    terkait.

    Foto-foto terkait dengan pelaksanaan pekerjaan;

    4. PEKERJAAN FISIK LAPANGAN

    a. PEKERJAAN UMUM

    MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

    Tahap awal pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan

    memobilisasi semua keperluan yang dibutuhkan dalam

    pelaksanaan pekerjaan dilapangan seperti tenaga kerja

    lapangan, personil inti dan alat kerja. Proses mobilisasi alat

    berat dilakukan secara betahap sesuai keperluaannya

    sehingga tidak ada alat yang menumpuk tidak terpakai

    sehingga berpotensi menghambat pelaksanaan dilapangan.

    Proses mobilisasi pada kegiatan pembangunan jembatan

    Akses Marunda meliputi:

    Tenaga Kerja:

    Personil inti lapangan.

    Tenaga kerja harian

    Bahan :

    Papan nama proyek

    Direksi Keet

    Pagar sementara

    Tenda pengecoran

    Rambu lalu lintas

    Lampu pengaman.

    Peralatan :

    Excavator

    Vibrator roller

    Tandem roller

    Tire Roller

    Asphalt finisher;

  • Asphalt sprayer

    Genset;

    Stamper;

    Concrete Vibrator;

    Air Compressor

    Mobil crane

    Mobil Concrete Pump

    Bar bender

    Bar cutter

    Boogey trailer

    b. PEKERJAAN TANAH

    Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah, urugan limestone,

    urugan tanah dan pemadatan menggunakan alat berat dan stamper.

    Volume pekerjaan galian tanah memiliki variasi tergantung kedalaman

    penggaliannya. Adapun kedalaman galian yang disyaratkan beserta

    volume penggaliannya antara lain:

    Galian tanah biasa, dalam s/d 1 m 262.50 m3

    Galian tanah biasa, dalam 1 m s/d 2 m 262.50 m3

    Galian tanah biasa, dalam 2 m s/d 3 m 262.50 m3

    Galian tanah biasa, dalam 3 m s/d 4 m 262.50 m3

    Galian tanah biasa, dalam 4 m s/d 5 m 262.50 m3

    Galian tanah biasa, dalam 5 m s/d 6 m 131.25 m3

    Pekerjaan Galian dilaksanakan menggunakan excavator dan

    dilaksanakan selama 2 Minggu. Tanah hasil galian galian excavator

    dituang kedalam dump truck dan dibuang ke areal pembuangan.

    Selama pembuangan dengan dump truck, tanah hasil galian ditutup

    dengan terpal sehingga tidak berceceran dijalan yang dilaluinya.

    Setelah tiba dilokasi pembuangan tanah di turunkan dan dump truck

    kembali kelokasi penggalian. Jumlah dump truck disesuaikan dengan

  • kapasitas produksi excavator sehingga tidak terjadi spot delay untuk

    masing-masing alat yang dipakai.

    Pengurugan limestone dilaksanakan setelah penggalian selesai

    dikerjakan. Pengurugan dengan ketebalan 45 cm padat Volume

    pekerjaan sebesar 324 m3 dan dikerjakan dalam waktu 3 minggu . Alat

    yang digunakan untuk pekerjaan ini Dump Truck untuk mengangkut

    Limestone dan Vibrator Roller untuk memadatkan. produksi tiap

    minggunya sebesar 114 m3.

    Urugan tanah merah dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian

    tanah selesai dilaksanakan, proses pengurugan dimulai dengan

    memasukan tanah merah ke lokasi kerja dan diletakan pada tempat

    yang telah ditentukan sebelumnya. Urugan di lakukan secara berlapis

    dengan ketebalan maksimum tiap lapisan 30 cm sesuai dengan

    spesifikasi pemadatan tanah. Setelah tanah dihamparkan pada lokasi

    kerja dilanjutkan dengan meratakan hamparan tanah menggunakan

    bulldozer sehingga tercapai ketebalan yang diinginkan. Tahap terakhir

    adalah memadatkan menggunakan vibrator roller 8-10 ton, pemadatan

    melalui vibrator roller dilakukan beberapa kali lintasan. Untuk menjamin

    kualitas pemadatan maka dilakukan pengujian untuk mengetahui

    kepadatan lapangan yang didapat dari hasil penggilasan dengan mesin

    gilas.

    Simulasi Proses Penggalian Tanah

  • c. PEKERJAAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN

    Pekerjaan meliputi pembuatan perkerasan jalan beton K-400 lebar

    3.5 m, (t=25cm; FS 45 Kg/cm2) termasuk bekisting, membran plastik,

    curing, joint sealant, tulangan dowel dan tiebars. Volume beton untuk

    perkerasan sebesar 180 m3 dan semua proses diatas dilaksanakan

    selama 3 Minggu.

    Peralatan yang digunakan antara lain:

    Concrete Vibrator

    Concrete Pump

    Concrete Cutter

    Pekerjaan dimulai dengan membuat lantai kerja beton B0 dan

    dilapisi dengan membran plastik untuk mencegah beton struktur K-400

    mengalami kontaminasi dengan sekitarnya dan juga tidak menempel

    pada permukaan bekisting. Setelah membrane plastic selesai digelar

    dilanjutkan dengan pemasangan bekisting dari kayu. Bersamaan

    dengan dipasangnya bekisting maka tiebar dan dowel juga dipasang.

    Setelah semua persiapan selesai dan telah mendapat persetujuan

    dari konsultan pengawas maka pekerjaan pengecoran dapat dimulai.

    Pengecoran dilakukan dari titik terjauh jalan sehingga tidak terganggu

    proses pengecoran yang lain. Beton disemprotkan pada tempatnya

    menggunakan concrete pump kemudian diratakan dan digetarkan

    menggunakan vibrator. Penggetaran dilakukan tidak terlalu lama agar

    tidak terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus.

    Proses Pemadatan Tanah

  • Setelah pengecoran selesai dilakukan dengan proses curing

    menggunakan karung basah sampai mencapai umurnya. Pada usia

    lebih dari 10 hari setelah pengecoran atau ditentukan lain oleh

    konsultan pengawas, maka beton sudah siap untuk dilaksanakan

    proses cutting dan joint sealant.

    Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, Beton

    yang berumur lebih dari 10 hari di cutting menggunakan concrete

    cutter. Kemudian rongga yang dipotong tadi diisikan dengan sealent

    dari aspal.

    d. PERKERASAN ASPAL

    Setelah perkerasan jalan beton selesai dikerjakan dan memiliki

    umur yang memenuhi syarat untuk pelapisan laston maka Pekerjaan

    perkerasan aspal dapat dimulai. Pekerjaan ini dimulai dengan

    penyemprotan Prime Coat dengan menggunakan aspal emulsi jenis

    CSS-1 sebanyak 0.4 l/m2. volume pekerjaan pelapisan prime coat

    sebanyak 1.628,70 Ltr dan dilaksanakan selama 1 Minggu dengan

    produktifitas penyelesaian per-minggu sebanyak 814 Ltr. penyemprotan

    menggunakan asphalt sprayer dimulai dari sisi terjauh perkerasan

    beton sehingga Prime Coat yang sudah selesai dikerjakan tidak

    terganggu oleh aktifitas penyemprotan prime coat bagian lain.

    Setelah selesai penyemprotan maka hasilnya dijaga dari terkena

    debu dan kotoran yang dapat merusak kualitas prime coat. Pekerjaan

  • dilaksanakan dalam kondisi kering dan cuaca cerah. Bila kondisi cuaca

    berpotensi hujan maka pekerjaan dihentikan.

    Bersamaan dengan penyemprotan lapis prime coat maka dikerjakan

    penghamparan LASTON, Hotmix, density lapangan 97 100 % dengan

    ketebalan padat 5 cm. besar pekerjaan penghamparan laston ini seluas

    4.071,76 m2 dan dilaksanakan selama 4 Minggu sehingga dalam 1

    minggu dapat menyelesaikan 1017.94 m2 lokasi penghamparan

    LASTON.

    Alat yang digunakan untuk pelaksanaan penghamparan laston ini

    antara lain:

    Dump truck

    Asphalt Finisher

    Tandem roller

    Tire roller

    Proses penghamparan dilakukan dari sisi ujung lapisan jalan beton,

    kegiatan dimulai ketika Dump Truck yang mengangkut HOTMIX dari

    Aaphalt Mixing Plant mengisi asphalt finisher. kemudian asphalt finisher

    menghamparkan hotmix diatas lapisan prime coat dengan ketebalan

    sebelum dipadatkan sebesar 6 cm dan lebar 4 m.

    Setelah selesai menghamparkan, Dibelakang Asphalt Finisher diikuti

    dengan tandem roller untuk memadatkan asphalt sehingga tercapai

    ketebalan padat 5 cm sesuai yang disyaratkan. Pemadatan dilakukan

    dengan beberapa kali lintasan sehingga pemadatan merata.

    Untuk menghaluskan hasil pemadatan maka laston dipadatkan

    kembali dengan menggunakan tire roller sampai bekas lintasan tidak

    terlihat diatas permukaan laston.

    e. PEKERJAAN STRUKTUR

    Pekerjaan beton untuk pembuatan pondasi jembatan dilaksanakan

    dengan cor ditempat, proses pengerjaan dimulai dengan pembuatan

    bekisting mengunakan bekisting berat. Mutu beton yang dipakai K.300,

    volume pekerjaan 978 m3, dan dilaksanakan dalam 8 minggu. Karena

  • pembuatan struktur dinding penutup dan pondasi jembatan

    menggunakan volume beton yang cukup besar maka perlu diperhatikan

    suhu beton agar tidak berbeda terlalu jauh waktu pegecoran

    berlangsung, oleh karena itu pengecoran dilakukan secara

    berkelanjutan dan dilakukan perawatan selama masa curing time

    dengan menggunakan karung basah. Selain itu juga akan dilakukan

    penyemprotan secara berkala untuk menurunkan suhu beton yang ada

    pada pondasi jembatan selama masa curing.

    >> Launching PCI Girder L=45 m H = 210 cm

    PCI Girder didatangkan kelokasi kerja dalam bentuk potongan, hal

    ini Karen panjang bentang yang mencapai 45 m, setelah PCI Girder

    sampai dilokasi maka dilanjutkan dengan penyatuan dengan cara

    stressing. Hal yang harus diperhatikan dalam proses stressing ini

    adalah elevasi stressing bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan

    sedatar mungkin agar tidak menyebabkan girder mengalami

    perpindahan dalam arah lateral. Pemotongan kabel strand dilakukan

    seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang.

    Launching PCI Girder dilaksanakan menggunakan truss crane

    dimana pada prosesnya diperlukan 2 (Dua) tahap dalam memasang

    PCI girder pada tempatnya.

    Tahap 1; Instal Steel Truss Crane

    Tahap 2; Launching PCI Girder

  • Sebelum dilaksanakan pemasangan PCI Girder maka dilakukan

    terlebih dahulu pemasangan truss crane. Truss crane di pasang

    membentuk Box Balance Cantilever dimana tumpuannya berada pada

    tiga titik kaki jembatan yang sudah selesai dibangun sebelumnya.

    Setelah Truss selesai diinstal maka dilanjutkan dengan pemasangan

    PCI Girder tapi terlebih dahulu apakah elastomerik terpasang dengan

    sempurna. Setelam mendapat persetujuan dari konsultan pengawas

    maka pelaksanaan launching girder dapat dilanjutkan. PCI Girder di

    masukan kelokasi kerja dan diposisikan pada tempat yang dapat

    dijangkau oleh hook crane yang terpasang pada steel truss. Setelah PCI

    girder terkait dengan kuat pada truss crane selanjutnya dengan

    perlahan PCI Girder diluncurkan keposisinya pada elastomerik di kedua

    sisi kepala jembatan.

    Ilustrasi proses launching girder

    Ilustrasi Steel Truss

  • Proses launching dilaksanakan secara simultan, untuk menghindari

    kesalahan pemasangan maka ditempatkan personil untuk memandu

    posisi PCI Girder sehingga tepat pada tempat yang diinginkan.

    Begitu pemasangan girder selesai dilaksanakan maka dilanjutkan

    memasang diafragma beton dengan cara cor ditempat. DIafragma

    berfungsi mengakukan PCI Girder dari pengaruh gaya melintang.

    Volume beton untuk pekerjaan ini sebesar 18.38 m3 dan peralatan

    yang digunakan antara lain :

    Concrete pump

    Concrete vibrator

    Air Compressor

    Genset untuk penerangan.

  • Pekerjaan dilaksanakan selama 2 Minggu dengan penyelesaian tiap

    minggunya sebesar 9.19 m3 . Proses pembuatan diafragma dimulai dari

    pemasangan bekisting diafragma dilanjutkan dengan penulangan dan

    dilanjutkan dengan pengecoran menggunakan Beton Radymix K.350.

    waktu pengecoran dilaksanakan pada siang dan malam hari secara

    menerus untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan berikutnya.

    >> Perletakan elastomerik ukuran 600x400x60 mm

    Elastomerik merupakan tumpuan dari PCI Girder sehingga harus

    terpasang dengan baik dan benar. Elastomerik diselesaikan sebelum

    launching girder dilaksanakan, pekerjaan dilaksanakan selama 1

    minggu. pekerjaan dilakukan dengan mengangkur elastomerik pada

    abudment jembatan dan dilanjutkan dengan grouting untuk menutup

    hasil angkur.

    f. PERLENGKAPAN JALAN DAN UTILITAS

    Bingkai beton lurus uk.18/22 x 25 60 cm, K.400

    Mulut Air uk.18/22 x 25 60 cm, K.400

    Trotoar lebar 0.78 m dengan komposisi conblok 4.6 abu

    K.300 + batu koral sikat merah hati + batu alam tempel

    Moveable concrete barier

    Perlengkapan jalan dan utilitas dilakukan setelah pekerjaan

    struktur selesai dilaksanakan.

  • 5. MANAGEMEN ALAT DAN BAHAN

    Untuk mencegah penumpukan bahan material dan mengurangi resiko

    kehilangan dalam masa pelaksanaan pekerjaan maka dilakukan pengaturan

    jadwal pemasukan bahan material yang akan digunakan selama pelaksanaan

    pekerjaan. Material yang mudah terpengaruh cuaca seperti semen diletakan

    pada gudang penyimpanan. Pendatangan semua material paling lambat 1

    minggu sebelum proses pekerjaan dimulai dan selalu diperhatikan

    ketersediaan barang yang ada digudang sehingga tidak menghambat

    pekerjaan.

    Alat berat didatangkan menurut keperluannya dan di keluarkan dari lokasi

    kerja bila sudah tidak ada pekerjaan yang berkaitan dengan alat berat

    tersebut.

    6. MONITORING DAN PELAPORAN

    Sebagai kewajiban kontraktor dalam memberikan hasil nyata sesuai

    dengan spesifikasi yang disyaratkan maka kontraktor akan melakukan

    monitoring semua hasil pekerjaan yang dicapai dan memberikan laporannya

    secara tertulis kepada Pengguna Jasa, dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan

    Umum Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

    Adapun bentuk laporan yang kami berikan terdiri dari beberapa bagian

    meliputi:

    Laporan Harian;

    Berisi rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari yang dilaporkan

    dalam bentuk Buku Harian Lapangan (BHL). Laporan harian berisi:

    a. Kegiatan harian;

    b. Jumlah tenaga kerja yang terlibat untuk setiap macam

    pekerjaan;

    c. Laporan cuaca;

    d. Laporan surat-menyurat;

    e. Laporan barang yang masuk dan barang yang ditolak berikut

    kuantitas dan macamnya;

    f. Laporan barang dipakai;

  • g. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan;

    h. Laporan kunjungan;

    i. Laporan masalah yang dihadapi dan tindakan yang diambil.

    Laporan Mingguan;

    Laporan mingguan berisi rekapitulasi dari laporan harian, laporan

    kemajuan prestasi minggu yang dilaporkan dan target rencana

    kemajuan pekerjaan minggu yang akan datang serta dilampiri

    dengan laporan harian.

    Laporan Bulanan;

    Laporan Bulanan berisi rekapitulasi dari laporan harian, dan Laporan

    bulanan serta laporan kemajuan prestasi Bulan yang dilaporkan dan

    target rencana kemajuan pekerjaan Bulan yang akan datang serta

    dilampiri dengan laporan harian dan laporan mingguan.

    Laporan Akhir.

    Laporan Akhir berisi rekapitulasi semua pekerjaan yang

    dilaksanakan dan dilampiri dengan laporan harian, mingguan dan

    bulanan. Dalam Laporan akhir dijabarkan semua kejadian yang

    terjadi selama pelaksanaan proyek secara objektif dan lengkap.

    7. MANAGEMEN LALU LINTAS

    Pekerjaan konstruksi terutama yang berada pada jalur lalu lintas

    memerlukan perhatian khusus dalam pengaturan lalu lintas, pada pembuatan

    jembatan akses marunda ini tidak lepas dari persoalan lalu lintas, terutama

    pada pekerjaan yang dilakukan simultan dan tanpa terputus prosesnya, untuk

    meminimalisir terjadinya gangguan baik pada proyek maupun pada pihak

    sekitar pengguna jalan maka akan dilakukan koordinasi dengan pihak yang

    terkait mengenai pengaturan arus lalu lintas sehingga tidak terjadi kemacetan

    yang memprihatinkan.

  • Peta situasi marunda

    Selain koordinasi dengan pihak yang terkait, kontraktor juga akan

    membuat beberapa rambu lalu lintas dan himbauan untuk mencari jalan

    alternative sehingga proses pengguna jalan tidak mengalami hambatan yang

    berarti.

    8. KONTROL MUTU

    Dalam menjamin kualitas pekerjaan yang dicapai sesuai dengan spesifikasi

    yang disyaratkan, maka kontraktor akan melaksanakan serangkaian uji

    material yang digunakan dalam kegiatan ini. Diantaranya adalah;

    Pengujian tanah

    Uji tanah dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi tanah sudah

    memenuhi syarat dalam spesifikasi teknis seperti uji Sand Cone,

    DCP, CBR dan pengujian lain yang dibutuhkan.

  • Pengujian Beton

    Beton termasuk bahan utama dalam paket kegiatan ini sehingga

    perlu dijaga kualitasnya, pengujian yang dilakukan terhadap beton

    dilakukan sejak awal pengerjaan.

    Pada material yang digunakan untuk membuat beton dilaksanakan

    pengujian dari batching plant untuk mengetahui kualitas bahan

    yang dipakai selain itu mix design yang dibuat akan diajukan

    kepada pengawas untuk disetujui mengenai komposisi campuran

    beton yang dibuat. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu

    dilakukan slump test sehingga didapatkan tingkat keenceran dalam

    beton segar. Selain itu juga dibuat benda uji kubus untuk diuji di

    laboratorium kekuatan tekannya melalui uji tekan kubus. Waktu

    pengujian beton dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan

    peraturan PBI 71 serta SNI.

    Pengujian aspal

    Pengujian aspal dilakukan pada saat design trial mix dan tes

    marshal untuk mengetahui kekuatannya dalam menerima beban.

    Pengujian besi

    Besi tulangan yang dipakai adalah U-24 untuk besi tulangan polos

    dan U-39 untuk besi tulangan ulir.

    Jakarta, 21 April 2010

    PT. LINCE ROMAULI RAYA

    TONGGUNG NAPITUPULU

    DIREKTUR