metoda penelitian

Upload: mansyur-ghabres

Post on 20-Jul-2015

117 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

METODA PENELITIAN

JUDUL PENELITIAN Penilaian Barang Milik Daerah, Tanah dan Bangunan, Kabupaten Minahasa Utara (MINUT) LATAR BELAKANG MASALAH Kabupaten Minahasa Utara lahir berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Utara di Propinsi Sulawesi Utara, telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 7 Januari 2004. Kabupaten Minahasa Utara merupakan pemekaran dari Kabupaten Minahasa. Sampai dengan tahun 2010 Luas Wilayah Kecamatan se Kabupaten Minahasa Utara, sebagai berikut: Kecamatan Wori Kecamatan Airmadidi Kecamatan Kalawat Kecamatan Dimembe Kecamatan Talawaan Kecamatan Likupang Barat Kecamatan Likupang Timur Kecamatan Likupang Selatan Kecamatan Kauditan Kecamatan Kema 90.704 Km2 86.660 Km2 39.031 Km2 166.433 Km2 82.508 Km2 104.289 Km2 290.841 Km2 11.821 Km2 108.202 Km2 78.755 Km2

Letak geografis Kabupaten Minahasa Utara antara 124o 40 38,39 hingga 125o 15 15,53 BT dan antara 1o 17 51,93 hingga 1o 56 31,03 LU dengan batas-batas: sebelah utara wilayah Kabupaten Sangihe dan Laut Sulawesi, sebelah Timur Kota Bitung dan Laut Maluku, sebelah selatan Kabupaten Minahasa.

Salah satu persoalan pembentukan kabupaten baru adalah pelimpahan aset dari Kabupaten Minahasa (Induk) kepada Kabupaten Minahasa Utara. Untuk itu diperlukan kemampuan manajemen aset. Alur manajemen aset Pemerintahan Daerah dapat di gambarkan sebagai berikut: ALUR MANAJEMEN ASET PEMERINTAHAN DAERAH (Dolly D. Siregar)

Perencanaan & Pengadaan

Inventarisasi Aset Legal Audit

SIMA/ SIMBADA

Penilaian AsetOptimalisasi Pemanfaatan

Untuk mewujudkan tertib administrasi pengelolaan aset dan barang daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, maka alurnya meliputi, perencanaan dan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, inventarisasi, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan status hukum serta penatausahaannya, pengendalian dan pengawasan1. Perencanaan dan pengadaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan adalah menetapkan pedoman, sasaran dan dasar hukum pengaturan penyelenggaraan penyediaan barang yang dibutuhkan. Rencana dan penentuan kebutuhan adalah merupakan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang, yang dengan tegas dan secara tertulis memuat banyaknya barang, nama barang, waktu dan jumlah biaya barang.

2. Inventarisasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, menyatakan inventarisasi adalah kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang dalam pemakaian. Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Buku inventaris tersebut memuat data yang meliputi nomor, spesifikasi barang, bahan, asal/cara perolehan barang, ukuran barang/konstruksi, satuan, keadaan barang, jumlah barang dan harga.

Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, Barang Inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dicatat serta didaftar dalam Buku Inventaris. Agar Buku Inventaris dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan peranannya, maka pelaksanaannya harus tertib, teratur dan berkelanjutan, berdasarkan data yang benar, lengkap dan akurat sehingga dapat memberikan informasi yang tepat. 3. Legal audit. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, Legal Audit juga merupakan tindakan pengamanan atau tindakan pengendalian, penertiban dalam upaya pengurusan barang daerah secara fisik, administrasi dan tindakan hukum. Pengamanan tersebut menitikberatkan pada penertiban pengamanan secara fisik dan administrasi, sehingga barang daerah tersebut dapat dipergunakan/dimanfaatkan secara optimal serta terhindar dari penyerobotan pengambil alihan atau klaim dari pihak lain.Pengamanan terhadap barang tidak bergerak (tanah dan bangunan) dapat dilakukan dengan pemagaran, pemasangan plang tanda kepemilikan dan penjagaan.

4.

Penilaian aset. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2003 tentang Penilaian Barang Daerah, menyatakan bahwa obyek penilaian barang daerah meliputi seluruh barang daerah yang dimiliki/dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan mempunyai nilai ekonomis. Kriteria penilaian ditentukan bahwa untuk penilaian tanah menggunakan harga pasar dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), penilaian bangunan dengan menggunakan umur ekonomis, faktor fisik, bahan material, konstruksi dan karakteristik bangunan. Penilaian barang daerah dinilai berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada saat dilakukannya penilaian (pasal 4). Penilaian barang daerah dilakukan dengan pendekatan salah satu atau kombinasi dari perbandingan data pasar, kalkulasi biaya dan kapitalisasi pendapatan.

Penilaian barang daerah dilaksanakan oleh lembaga independen yang bersertifikat di bidang pekerjaan penilaian barang, sesuai dengan peraturan perundangan, dan ditunjuk oleh Kepala Daerah.

Secara tidak langsung Nilai Aset Properti berguna untuk: 1. mengetahui modal dasar milik daerah dalam usaha privatisasi; 2. mengetahui nilai jaminan untuk memperoleh pinjaman; 3. mengetahui nilai penyertaan (saham) dalam melakukan suatu kerjasama usaha dengan pihak swasta; 4. memberikan informasi kemampuan nilai ekonomi properti disuatu daerah untuk mengundang investor; 5. mengetahui nilai aset untuk kepentingan tukar guling (ruislag); 6. mengetahui nilai dalam rangka penerbitan obligasi daerah; 7. mengetahui dasar nilai dalam pembebasan tanah, pembelian tanah dan lain-lain. Untuk mendapatkan suatu nilai yang up to date pada masa yang akan datang, maka perlu untuk melakukan penilaian kembali (revaluation), karena pergerakan nilai yang cenderung berubah dan bervariasi seiring dengan keadaan ekonomi, faktor eksternal dan kebijakan-kebijakan pemerintah berkenaan dengan tata guna/peruntukan tanah dan kebijakan-kebijakan lainnya. 5. Pemanfaatan aset. Dalam tahapan ini, aset-aset yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah diidentifikasi dan dikelompokan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Tentunya kriteria untuk menentukan sektor-sektor unggulan tersebut harus terukur dan transparan. Aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari penyebabnya. Apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah ataupun faktor-faktor lainnya. Pemerintah Daerah biasanya memiliki aset yang berada di bawah penguasaannya, namun cukup banyak aset yang belum dioptimalkan dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Pemerintah Daerah. Optimalisasi pemanfaatan aset Pemerintah Daerah dapat dilakukan dengan adanya perantara investasi guna memasarkan aset-aset Pemerintah Daerah yang potensial dan kerja sama dengan investor, membuat dan memadukan dalam MOI (Memorandum of Invesment) antara Pemerintah Daerah dan investor, serta memberikan jasa konsultansi kepada Pemerintah Daerah berkenaan dengan kerjasama dengan investor. Barang daerah/aset Pemerintah Daerah yang belum dimanfaatkan perlu didayagunakan secara optimal, sehingga tidak akan membebani Anggaran Belanja Daerah khususnya biaya segi pemeliharaan dan kemungkinan adanya penyerobotan dari pihak ketiga yang tidak bertanggungjawab. Pemanfaatan barang/aset daerah yang optimal akan menciptakan sumber Pendapatan Asli Daerah.

6.

Pengawasan dan pengendalian aset. Pengawasan, pengendalian, pemanfaatan maupun pengalihan aset merupakan satu permasalahan yang sering melanda Pemerintah Daerah saat ini. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan atau kegiatan, apakah sesuai dengan semestinya atau tidak.Siregar (2001) menyatakan salah satu sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja aspek pengawasan dan pengendalian aset Pemerintah Daerah adalah dengan pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Melalui SIMA diharapkan transparasi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam SIMA ini keempat aspek manajemen aset (inventarisasi, legal audit, penilaian dan optimalisasi pemanfaatan aset) diakomodasi dalam sistem dengan menambahkan aspek pengawasan dan pengendalian. Setiap penanganan terhadap suatu aset termonitor jelas mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab menangani aset tersebut. Hal ini diharapkan akan meminimalkan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme) dalam tubuh Pemerintah Daerah.

SIMA yang dimaksudkan di atas adalah pengembangan dari apa yang dikenal dengan sistem informasi manajemen barang daerah (SIMBADA). Sebagaimana di tetapkan melalui Keputusan Mendagri No. 49/2001 yang disebutkan bahwa, SIMBADA adalah suatu sistem aplikasi dalam rangka pengelolaan, inventarisasi barang-barang milik daerah dengan menampilkan bentuk dan fomat-format standar yang telah dilakukan serta mudah dilaksanakan.

Thesis ini berfokus pada melakukan penilaian aset milik Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara. PENGERTIAN ASET NEGARA (Modul Pelatihan Penilaian Aset Publik Kementerian Keuangan) 1. ASET Negara adalah bagian dari Harta Kekayaan Negara yang terdiri dari barang bergerak atau barang tidak bergerak yang dimiliki, dikuasai oleh instansi pemerintah, yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban APBN serta dari perolehan yang sah, tidak termasuk ASET dipisahkan (dikelola BUMN) dan kekayaan Pemda. Dari KMK No. 225/1971, KMK No. 350/1994 dan KMK No. 470/1994 : ASET negara adalah barang tidak bergerak (tanah dan/atau bangunan) dan barang bergerak (inventaris) yang dibeli atas beban APBN dan perolehan lain yang sah, dimiliki/dikuasai oleh instansi

2.

3.

pemerintah lembaga pemerintah non departemen, badanbadan, tidak termasuk kekayaan yang dipisahkan dan bukan kekayaan Pemda. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara : pengertian ASET negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang atau barang yang dapat dijadikan sebagai milik negara.

Penilaian sehubungan dengan Undang-Undang yang berlaku digambarkan sebagai berikut: (Modul Pelatihan Penilaian Aset Publik Kementerian Keuangan):

RUMUSAN MASALAH Berapakah Nilai Tanah dan Bangunan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara? TUJUAN PENELITIAN 1. 2. Memahami perbedaan Penilaian Aset Publik dengan Aset Swasta. Lebih memahami cara penilaian ASET Publik sebagai dasar optimalisasi pengelolaan ASET Publik guna memberikan implikasi positif terhadap Pendapatan Negara/Daerah

RINCIAN DATA YANG DIPERLUKAN

Tanah dan Bangunan yang di nilai adalah aset dibawah pengelolaan SKPD: 1. 2. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Badan Ketahanan Pangan

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Dinas Kelautan dan Perikanan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (DIKPORA) Dinas Kesehatan Badan Perencanaan, Pembanguan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Dinas Kehutanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Pemadam Kebakaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kejaksaan Dinas PU

Data yang diperlukan adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kartu Inventaris Barang (KIB) A: Tanah Kartu Inventaris Barang (KIB) C : Gedung dan Bangunan Standar Harga Material dari Dinas PU setempat Standar Harga Upah dari Dinas PU setempat Laporan Survey Lapangan terhadap tanah dan bangunan Foto Copy Sertifikat Tanah

ALAT ANALISISNYA Penilaian menggunakan Cost Approach, Metode DRC dan Model Nilai Pasar untuk penggunaan yang ada.