metoda pelaksanaan

55
METODA PELAKSANAAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Mobilisasi dan Demobilisasi Untuk kegiatan mobilisasi alat disesuaikan dengan peruntukan kegiatan meliputi jumlah alat dan waktu kebutuhannya, keperluan alat terhadap peruntukan. Selain Alat-alat tersebut diatas, juga dilakukan mobilisasi untuk personil dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan khusus bisa menggunakan tenaga local, sedangkan untuk tenaga terampil atau yang memerlukan keahlian khusus akan didatangkan dari P.Jawa. Proses Mobilisasi dan Demobilisasi di mulai dengan : Menghitung bahan-bahan yang akan dimobilisasi ke Job Site. Menghitung transportasi. Mengukur area yang akan dibangun. Mengukur bahan-bahan yang akan dikerjakan. Menghitung peralatan yang digunakan, dan Menghitung tenaga kerja yang diperlukan pada saat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan persetujuan Pengawas Lapangan.

Upload: niko-fernando

Post on 20-Nov-2015

111 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Metoda pelaksanaan

TRANSCRIPT

METODA PELAKSANAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN1. Mobilisasi dan DemobilisasiUntuk kegiatan mobilisasi alat disesuaikan dengan peruntukan kegiatan meliputi jumlah alat dan waktu kebutuhannya, keperluan alat terhadap peruntukan. Selain Alat-alat tersebut diatas, juga dilakukan mobilisasi untuk personil dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan keterampilan khusus bisa menggunakan tenaga local, sedangkan untuk tenaga terampil atau yang memerlukan keahlian khusus akan didatangkan dari P.Jawa.Proses Mobilisasi dan Demobilisasi di mulai dengan : Menghitung bahan-bahan yang akan dimobilisasi ke Job Site. Menghitung transportasi. Mengukur area yang akan dibangun. Mengukur bahan-bahan yang akan dikerjakan. Menghitung peralatan yang digunakan, dan Menghitung tenaga kerja yang diperlukan pada saat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan persetujuan Pengawas Lapangan.Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi akan didatangkan ke lokasi proyek melalui jalur laut. Personil inti dan staf proyek akan di datangkan dari kantor pusat dan kantor cabang, Pekerja biasa diambil dari sekitar lokasi proyek (Lokal). Sedangkan demobilisasi peralatan dilaksanakan setelah selesainya seluruh pekerjaan konstruksi.

Gambar. Mobilisasi Alat BeratAnalisa Mobilisasi dan DemobilisasiDurasi : Hari

Setelah lokasi siap, maka dilakukan mobilisasi tenaga ahli/staff, pekerja, pegawai, bahan-bahan material, peralatan dan keperluan insidential untuk melaksanakan seluruh pekerjaan. Mobilisasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dilapangan. Sedangkan demobilisasi dilakukan di akhir pekerjaan, yaitu mengangkut kembali sisa bahan dan peralatan dari lokasi pekerjaan.MOB & DEMOB MATERIAL, TENAGA KERJA & PERALATAN Material sirtu, batu dan pasir didatangkan dari quary terdekat dengan menggunakan Dumptruck. Material besi baja didatangkan dari Maloy menggunakan Trailler. Material Tiang Pancang didatangkan dari supplier menggunakan transportasi laut langsung ke lokasi pekerjaan Penyimpanan dilokasi ditempatkan pada tempat yang tidak menganggu aktivitas proyek dan umum. Tenaga kerja kasar (pekerja) sebagian didatangkan dari jawa dan sebagian dari tenaga lokal (setempat). Tenaga ahli ditugaskan khusus dari Jakarta yang merupakan staff dan karyawan perusahaan. Mobilisasi peralatan didatangkan secara berangsur ke lokasi pekerjaan dari Samarinda dimulai dari minggu ke-2 bulan pertama dan paling lambat minggu ke-2 pada bulan kedua.

2. Papan Nama ProyekMetode Kerja :Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama proyek khalayak umum akan mengetahui aktifitas proyek dan jauh dari kecurigaan. Papan nama dibuat dari bahan kayu yang dupakukan ke balok (rangka+perkuatannya). Pada bagian papan dilapisi dengan seng/plat tipis kemudian disablon/cat identitas proyek. Papan nama dipasang (dipancang) dengan kokoh ke tanah sehingga tidak mudah roboh.

Gambar 1. Gambar Papan Nama Proyek

Papan nama proyek dibuat berdasarkan spesifikasi teknis atau menurut petunjuk dari direksi. Isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi pekerjaan, tahun anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi pelaksana. Papan nama proyek dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang telah disepakati sebelumnya.

Tahapan PelaksanaanPapan nama proyek dibuat dengan menggunakan kain sablon yang berbahan plastik, yang kemudian dicetak. Setelah hasil cetakan jadi, kemudian dipakukan ke multipleks 9mm yang dipotong dengan ukuran sesuai dengan cetakan papan nama. Setelah itu dipaku pada balok kayu dan dipasang disekitar lokasi proyek yang telah disepakati.

Analisa

Durasi : 4 Hari

3. Pembersihan Lokasi PekerjaanMetode kerja :sebelum dimulai pekerjaan dilapangan harus dibersihkan dari sampah sampah atau bahan bahan organik agar tidak sampai mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Bila areal lahan merupakan lokasi baru maka pekerjaan dilakukan menggunakan alat berat.Alat berat yang digunakan adalah sebagai berikut : Excavator untuk mengangkat dan membongkar akar akar pohon dan bongkahan batu yang tidak dikehendaki. Dozer, digunakan untuk mendorong rumput-rumput, pohon-pohon kecil serta bongkahan batu dan kotoran lain yang tidak dikehendaki berada dalam lokasi pekerjaan. Dump truck, digunakan untuk mengnkut sisa-sisa kotoran yang akan dibuang ke tempat yang telah ditentukan dan diluar lokasi pekerjaan.

Pekerjaan pembersihan dilakukan sebelum dimulai pekerjaan utama. Semak, pohon-pohon yang menganggu pekerjaan harus ditebang. Alat yang digunakan yaitu alat potong pohon/semak. Metoda kerja yang tepat dan benar akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas alat. Untuk menentukan metode mana yang paling tepat tergantung banyak factor seperti volume / spesifikasi proyek, waktu yang tersedia, dan lain-lain. Berdasarkan pengalaman, untuk proyek dengan volume besar sedangkan waktu yang tersedia relative singkat, maka bulldozer merupakan alat yang efisien. Sehingga dengan demikian pembahasan mengenai cara pengerjaan selanjutnya lebih dititik beratkan pada penggunaan bulldozer.

4. Penerangan Lokasi Pekerjaan dan KeamananPenyediaan listrik kerja dilakukan dengan menggunakan mesin genset dengan kapasitas yang sesuai dan jumlah yang sesuai kebutuhan lapangan yaitu meliputi penerangan untuk Direksi Keet, penerangan untuk pekerjaan di site apabila terjadi pekerjaan lembur.Sedangkan air kerja kami ambil dari pengeboran sumur di tamping dalam sebuah tendon yang berukuran 1500 ltr. Air ini digunakan untuk keperluan MCK di Direksi Keet dan untuk penyedian air pada waktu melakukan pekerjaan pengecoran beton dan pekerjaan lainnya.Untuk menjaga keamanan disekitar proyek akan dilakukan pemasangan pagar pengaman selain itu pagar pengaman juga berfungsi untuk melokalisir areal kerja serta sebagai tempat penumpukan material atau penyimpanan alat kerja. Pagar pengaman juga berfungsi sebagai pembatas antara areal pekerjaan dan areal diluar proyek.

Penyediaan listrik kerja dilakukan dengan melakukan penyambungan listrik ke PLN (apabila tersedia sambungan PLN) atau dengan menggunakan mesin genset dengan kapasitas yang sesuai dan jumlah yang sesuai kebutuhan lapangan yaitu meliputi penerangan untuk Direksi Keet, penerangan untuk pekerjaan di site apabila terjadi pekerjaan lembur.

Listrik sangat diperlukan dalam pekerjaan ini terutama pada saat lembur karena lokasi pekerjaan yang dikerjakan adalah lokasi yang sangat terpengaruh oleh pasang surut air laut terutama pada pekerjaan pasangan batu kosong. Sumber tenaga listrik dapat kita peroleh dari mesin genset yang kita sediakan. Genset yang kita gunakan adalah dengan kapasitas 20 KVa.Durasi : Hari

Untuk menjaga suasana suasana bekerja yang kondusif dan tidak mendapat gangguan dari pihak pihak yang tidak bertanggung jawab maka dibutuhkan pengamanan di lokasi pekerjaan. Pengamanan itu sendiri berkoordinasi dengan pihak yang berwajib dilokasi setempat.

5. Dokumentasi dan Administrasi PelaporaNSelama berlangsungnya pekerjaan maka perlu dibuat foto-foto dokumentasi setiap item pekerjaan sebagai kelengkapan dari laporan administrasi dan juga untuk melengkapi data-data administrasi proyek.Untuk itu harus tersedia peralatan-peralatan untuk kebutuhan administrasi tersebut sehingga mendukung kelancaran pekerjaan di lapangan.Pengarsipan harus dilakukan di lokasi pekerjaan terhadap data-data proyek sehingga kalau dibutuhkan setiap saat tidak ada kesulitan.

Kegiatan ini dilakukan oleh kontraktor untuk dijadikan bukti dalam laporan prestasi pekerjaan kepada Direksi atau Pengawas Pekerjaan. Dimana pekerjaan ini dilakukan dari awal proyek (0%) sampai berakhirnya proyek (100%).

Tahapan PelaksanaanKegiatan ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan. Segala kegiatan atau aktifitas pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan dokumentasi untuk melengkapi laporan administrasi.Analisa

Durasi : Hari

6. Pembuatan Direksi Keet dan GudangDireksi keet adalah ruangan yang dibangun sebagai tempat pekerja bagi para staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek dilapangan. Ruangan ini dilengkapi beberapa fasilitas seperti ruang pimpinan, ruang rapat, ruang kerja staf, mushola dan toilet.

Gambar direksi keetAnalisa

Durasi : Hari

7. Pengukuran dan Pemasangan Titik TetapSetelah lokasi bersih maka selanjutnya dilakukan pengukuran survey dan pemasangan tanda tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Theodolith Total Station atau EDM Waterpass dan alat bantu lainnya.

Setelah lokasi bersih, selanjutnya dilakukan pengukuran, survey dan pemasangan tanda-tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut : Theodolith Total Station atau EDM Waterpass dan alat bantu lainnya.Pengukuran letak titik pancang / koordinat tiang pancang dilaut dilakukan dengan bantuan 2 ( dua ) buah alat ukur Tedholite dan 1 ( satu ) buah alat ukur waterpass. Pada awal pengukuran telah dibuat minimal 3 ( tiga ) titik bantu koordinate yang telah diketahui nilai X, Y dan Z (Elevasinya), yang mengambil dari titik tetap yang telah disepakati bersama.Dengan pola persilangan dari garis optik kedua alatukur Teodholite akan diperoleh titik koordinat yang dicari (titik tiang pancang rencana).

P1PtP2BM atau titik tetap memiliki :X =.......Y =.......Z =.......Theodolite 1

Ponton dan tiang pancang bergerak dan dipandu dengan theodolith dan bila sudah sesuai maka ponton dikunci dengan seling pengikat dan pemancangan bisa dilaksanakan

Tiang Pancang Rencana

BM atau titik tetap memiliki :X =........Y =........Z =........

Theodolite 2

Tahapan pelaksanaan pengukuran di lapangan adalah sebagai berikut:1. P1 posisi Teodholite 1 yang telah di Bedsett ke titik P2.2. P2 posisi Teodholite 2 yang telah di Bedset ke titik P1.3. Hitung sudut yang diperoleh dari hasil perhitungan koordinat titik alat dengan titik tiang pancang rencana, baik P1 terhadap Pt maupun P2 terhadap Pt.4. Dengan bantuan bantuan Waterpass letakan titi rencana Cutting pila berupa tanda (titik) dari cat dialat pancang.5. Arahkan masing-masing teodholite sesuai hitungan sudut terbentuk dibantu dengan sudut vertical arahkan optis vetikal ketanda cat elevasi.6. Titik pertemuan silang optis Teodholite itulah titik rencana pancang dimaksud.7. Mengarahkan ladder crane pancang yang memegang tiang pancang di atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong teodolit-1 dan teodolit-2. Kemudian singgungkan tepi tiang pancang (seperti gambar ilustrasi) dengan komando dari surveyor. Apabila tepi kiri dan tepi kanan sudah tepat bersinggungan, maka tiang pancang tersebut sudah berada di posisi yang tepat dan siap pancang. Cara tersebut digunakan untuk tiang pancang tegakSemua pelaksanaan penentuan titik koordinat pancang tegak seluruhnya dilaksanakan dengan cara yang sama seperti uraian tersebut diatas. Titik tera / tanda elevasi pada alat pancang setiap perubahan pasang surut air laut selalu berubah, sehingga tera / tanda elevasi cutting pile selalu membuat untuk titik tiang pancang yang baru.

Gambar 2. Gambar pelaksanaan penentuan titik Tiang Pancang Baja.

Analisa

Durasi : hari

8. Shop Drawing dan As BuiltShop drawing adalah gambar kerja yang dibuat kontraktor untuk meperjelas gambar yang ada didalam dokumen kontrak, sehingga dapat mempermudah tim yang dilakukan dalam memahami dan melaksanakan gambar tersebut.As Built merupakan gambar aktual setelah semua pekerjaan dilapangan selesai, as built digunakan sebagai bukti pekerjaan yang telah diselesaikan.

9. Air Kerja dan P3KSupply air besih dan air kerja untuk pelaksanaan pekerjaan akan digunakan sumber air tanah dengan membangun sumur bor, atau mencari sumber lain yang memenuhi syarat untuk pelaksanaan pekerjaan.Keperluan air bersih, meliputi : Air untuk bahan campuran adukan beton, untuk plesteran dan untuk adukan pasangan bata. Untuk perawatan beton (curing), untuk perawatan batu bata Untuk toilet dan MCK pekerja. Untuk keperluan tes peralatan mekanikal, tes instalasi plumbing Keperluan pekerjan lainnya.Alternative pencarian sumber air bersih :1) Alternatif ITahapan Pekerjaan : Untuk mendapatkan Kebutuhan air bersih pertama-tama yang harus dilakukan adalah menetukan titik dimana sumur akan dibuat. Setelah titik ditentukan maka dapat langsung dilakukan pengeboran dengan menggunakan alat bor / alat pencari sumber mata air. Setelah sumber mata air dapat ditemukan maka pada ujung pipa dapat langsung dilakukan penyedotan dengan menggunakan Jet Pump.Peralatan yang digunakan : Bor pencari sumber air Selang Pipa Jet Pump2) Alternatif IITahapan Pekerjaan : Menentukan lokasi / titik sumber air bersih di sekitar lokasi proyek. Setelah titik ditentukan, maka dilakukan penggalian sumber mata air secara manual yaitu dengan menggunakan alat seperti : cangkul, linggis, skope dll.Peralatan yang digunakan : Cangkul Linggis Sekop3) Alternatif IIITahapan Pekerjaan :Jika sumber mata air disekitar lokasi cukup sulit untuk ditemukan maka dapat juga menggunakan cara lain, yaitu dengn cara membuat bak-bak penampungan air (air hujan) yang pada bagian bawahnya dialaskan dengan terpal.Peralatan yang digunakan : Sekop Sendok semen CangkulDiantara ketiga alternative diatas akan dipilih salah satu alternative yang sesuai dengan kondisi dilapangan. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan sumur air tawar untuk air kerja dengan volume 1 Ls adalah 12 hari.

B. PEKERJAAN PEMANCANGAN1. Pengadaaan Tiang Pancang BajaTahap PelaksanaanTiang pancang baja yang telah selesai difabrikasi lalu dikirim dari pabrik ke lokasi pekerjaan melalui jalur laut menggunakan ponton dan tugboat

Gambar. Tiang Pancang BajaAnalisa

Durasi : 28 Hari

Metode Kerja : Material tiang pancang baja ini adalah tiang pancang baja 457.2 mm t = 12 mm panjang 12 m, pengangkutannya menggunakan alat transportasi laut dari pelabuhan Tanjung Priok menuju ke Pelabuhan Tanjung Redep (lokasi proyek). Penyimpanan tiang pancang di lokasi penumpukan (stock pile) yang telah disediakan dan mendapt persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan. Sebagai alas tumpukan pipa menggunakan balok kayu dengan ukuran 4cm sampai dengan 10 cm. cara penumpukan disesuaikan dengan tata cara yang telah disetujui oleh Direksi dan pengawas lapangan. Sistem penumpukan membentuk pyramid sehingga terhindar dari tergelincirnya pipa. Pada tumpukan pipa bagian paling bawah diberi patok pengaman disisi luar sebelah kanan dan kiri dari pipa baja tersebut.

Gambar 3. Pengadaan Tiang Pancang Pipa Baja

2. Pembuatan Sepatu Tiang PancangTiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu tiang sehingga melindungi ujung tiang selam pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bilamana tiang pancang akan dipancang ditanah keras, maka ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan plat baja atau dengan mengelaskan plat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja.

Tahapan PelaksanaanSepatu tiang dibuat dengan cara, plat baja dibentuk runcing, kemudian dipasang pada ujung tiang pancang dengan cara dilas menggunakan bahan kawat las dan alat bantu mesin las pada sambungan antara plat baja dengan tiang pancang baja.

Gambar. Sepatu Tiang PanjangAnalisa

Durasi: 7 Hari

Pada bagian bottom tiap titik pancang dipasang sepatu tiang berbentuk kerucut dengan cara dilas. Sepatu tiang dibuat dengan bahan plat baja tebal 12 mm yang dibentuk menyerupai kerucut, diameter alas kerucut 457.2 mm, sesuai dengan diameter pipa baja pancang.

0.4572

Gambar 4. Sepatu Tiang Pancang

3. Pengecatan Tiang PancangPengecatan dilakukan secara manual dengan menggunakan AC marine use dan AF marine use. Tiang dicat sebelum proses pemancangan berlangsung. Tiang dicat agar tiang tidak berkarat dan tidak mudah rusak.Pengadukan cat AC marine use dan AF marine use dilakukan sesuai dengan perbandingannya. Pengecatan tiang dilakukan dengan menggunakan alat bantu sprayer, cat dimasukan pada tabung sprayer kemudian disemprotkan pada permukaan tiang pipa baja 12 M bagian atas, penyemprotan dilakukan pada seluruh permukaan tiang secara perlahan hingga menutupi permukaan tiang. Pengecatan dilakukan agar tiang tidak mudah berkarat atau korosi.

4. Penyambungan Tiang Pancang BajaPenyambungan dilakukan di darat dengan menggunakan mesin las dan kawat las, untuk memudahkan pengelasan dipakai crawler crane untuk mengangkat tiang panjang tersebut.

Penyambungan dilakukan setelah tiang pancang segmen pertama bagian atas telah mencapai bagian yang sesuai dengan keadaan ponton, sehingga memungkinkan tukang las untuk melakukan pengerjaan penyambungan tiang pancang dari atas ponton pancang.Tahapan PelaksanaanPenyambungan tiang pancang baja dikerjakan dengan sistem pengelasan, memakai alat las listrik dengan kawat las. Penyambungan dilakukan dengan cara penyambungan horizontal yang dilakukan dilaut setelah pipa bawah dilakukan pemancangan. Alat bantu untuk memonitoring ketegakan dibantu alat theodolite yang dioperasikan Surveyor.

Gambar. Penyambungan Tiang Pancang

Analisa

Durasi : Hari

5. Pengangkutan Tiang Pancang ke Titik PancangDalam pengangkutan tiang pancang ke titik pancang ada 2 (dua) metode yang bisa digunakan yaitu antara lain :a. Pola pelangsiran pipa dengan metode apungMetode ini digunakan apabila kondisi (ombak, gelombang air laut) yang tidak memungkin dan sangat berpengaruhi terhadap proses pemancangan.Pembuatan tempat launching pipa untuk penurunan pipa yang telah disambung didarat ke laut, dan sebelumnya Ujung-ujung pipa di tutup Karet yang memadai sampai tidak bocor, hal ini supaya kedap air dan tidak bocor pada saat handling di laut yaitu ditarik dengan menggunakan tug boat.

Pipa Baja dia. 457.2 mmPipa Baja dia. 457.2 mm

Gambar 5a. Pelangsiran metode apung

Gambar 5b. Pelangsiran metode apung

b. Pola pelangsiran pipa dengan menggunakan Ponton LangsirMaterial pipa pancang baja diletakkan diatas kapal crane langsir yang berfungsi juga untuk penampung material (gudang material) yang selalu berdekatan dengan Kapal Crane Pancang Utama pada saat pelasksanaan pemancangan berlangsungPenyambungan dilakukan diatas Kapal Utama Pancang, dengan panjang kapal 32,5 m memungkinkan penyambungan dan pengecatan dapat dilakukan sebelum pemancangan.Jika kondisi pemancangan (ombak, gelombang dan tiupan angin) terlalu berpengaruh pada pola pancang, maka langsiran pipa pancang dari lokasi Stok material akan kami pergunakan metode lain yaitu pelangsiran pipa dengan menggunakan metode apung seperti dijelaskan diatas.

Gambar 6. Pelangsiran menggunakan pontoon lansir

Pengangkutan tiang pancang menggunakan crane yang diangkat ke pontoon transport, pengangkutan tiang dilakukan untuk mengangkat tiang dari areal penumpukan ke titik pancang, pengangkutan tiang dilakukan untuk memudahkan proses pemancanganTahapan PelaksanaanPekerjaan angkutan tiang pancang ke titik pancang dilakukan secara mekanik. Dengan alat crane tiang diangkat ke ponton transport untuk mengambil tiang pancangyang berada pada areal penumpukan, selanjutnya tiang pancang dipindahkan dari ponton transport ke ponton pancang untuk dilakukan pemancangan tiang pada titik pancang.

Gambar. Pengangkutan Tiang Pancang Ke Titik PancangAnalisa

Durasi : hari

6. Pemancangan tiang tegakMobilisasi peralatan pancang dilakukan sebelum pemancangan dilakukan, peralatan pancang antara lain : diesel hammer, ponton pancang dan lain-lain. Sebelum pemancangan dilakukan maka harus dilakukan pengukuran terlebih dahulu menggunakan theodolite dan waterpass,dan menggunakan titik acuan yang telah ditentukan oleh Konsultan.Dengan menggunakan 2 titik acuan sehingga didapat koordinat titik pancang yang seakurat mungkin.Langkah-langkah pada saat pekerjaan pemancangan adalah pontoon pancang diarahkan ke titik yang dituju,dengan bantuan alat theodolite untuk menentukan ketepatan titik serta kelurusan posisi tiang. Setelah semuanya sesuai, tali pengikat tiang pada diesel hammer dikendorkan sehingga tiang pancangakan turun sampai seabed (S) dan diukur kembali ketepatannya dengan theodolite. Apabila sudah sesuai kembali, maka dapat dimulai pancang dengan diesel hammer sampai kedalaman yang direncanakan. Untuk kepastian pemberhentian pemancangan, pada pemancangan tiang terakhir dilakukan kalendering, apabila S rencana > S lapangan, pemancangan dapat dihentikan. Langkah langkah ini dilakukan sampai semua tiang pancang perencanaan terpancang pada posisinya.

Gambar 7. Pemancangan Tiang Tegak

Mobilisasi peralatan pancang dilakukan sebelum pemancangan dilakukan, peralatan pancang antara lain : diesel hammer, ponton pancang dan lain-lain. Sebelum pemancangan dilakukan maka harus dilakukan pengukuran terlebih dahulu menggunakan theodolite dan waterpass,dan menggunakan titik acuan yang telah ditentukan oleh Konsultan.Dengan menggunakan 2 titik acuan sehingga didapat koordinat titik pancang yang seakurat mungkin.Tahapan PelaksanaanLangkah-langkah pada saat pekerjaan pemancangan adalah pontoon pancang diarahkan ke titik yang dituju,dengan bantuan alat theodolite untuk menentukan ketepatan titik serta kelurusan posisi tiang. Setelah semuanya sesuai, tali pengikat tiang pada diesel hammer dikendorkan sehingga tiang pancangakan turun sampai seabed (S) dan diukur kembali ketepatannya dengan theodolite. Apabila sudah sesuai kembali, maka dapat dimulai pancang dengan diesel hammer sampai kedalaman yang direncanakan. Untuk kepastian pemberhentian pemancangan, pada pemancangan tiang terakhir dilakukan kalendering, apabila S rencana > S lapangan, pemancangan dapat dihentikan. Langkah langkah ini dilakukan sampai semua tiang pancang perencanaan terpancang pada posisinya.

Gambar. Pemancangan Tiang TegakAnalisa

Durasi : Hari

7. Pemancangan tiang miringTiang pancang yang telah diangkut selanjutnya dilakukan proses pemancangan.Penentuan titik pancang dilakukan dengan menggunakan 2 unit alat theodolit dari arah tegak lurus yang bersilangan.Untuk tiang pancang miring dengan perbandingan 1:6, leader crane pancang diset hingga membentuk sudut kemiringan 1:6 dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass.Tiang pancang kemudian diarahkan ke arah bidikkan teropong teodolit-1 dan teodolit-2 dan disinggungkan ke tepi kiri dan tepi kanannya hingga tepat.Setelah posisi dikatakan sudah benar maka hammer akan diturunkan untuk membebani kepala tiang dan pemancangan dapat dimulai.Pemancangan dihentikan apabila ujung tiang mencapai rencana dan telah mencapai final set (2,5 cm/10 tumbukan).

Gambar 8. Pemancangan Tiang Miring

Mobilisasi peralatan pancang dilakukan sebelum pemancangan dilakukan, peralatan pancang antara lain : diesel hammer, ponton pancang dan lain-lain. Sebelum pemancangan dilakukan maka harus dilakukan pengukuran terlebih dahulu menggunakan theodolite dan waterpass,dan menggunakan titik acuan yang telah ditentukan oleh Konsultan, dengan menggunakan 2 titik acuan sehingga didapat koordinat titik pancang yang seakurat mungkin.

Gambar. Pemancangan Tiang Miring

Tahapan PelaksanaanLangkah-langkah pada saat pekerjaan pemancangan adalah pontoon pancang diarahkan ke titik yang dituju, dengan bantuan alat theodolite untuk menentukan ketepatan titik serta kelurusan posisi tiang. Setelah semuanya sesuai, tali pengikat tiang pada diesel hammer dikendorkan sehingga tiang pancangakan turun sampai seabed (S) dan diukur kembali ketepatannya dengan theodolite. Apabila sudah sesuai kembali, maka dapat dimulai pancang dengan diesel hammer sampai kedalaman yang direncanakan. Untuk kepastian pemberhentian pemancangan, pada pemancangan tiang terakhir dilakukan kalendering, apabila S rencana > S lapangan, pemancangan dapat dihentikan. Langkah langkah ini dilakukan sampai semua tiang pancang perencanaan terpancang pada posisinya.

Analisa

Durasi : Hari

8. Pemotongan tiang pancangPemotongan tiang pancang dilakukan apabila panjang tiang melebihi panjang tiang rencana.

Tahapan PelaksanaanTiang yang akan dipotong harus diberi tanda melingkar, agar memudahkan proses pemotongan. Pemotongan dikerjakan dengan blender pemotong, sesuai dengan panjang yang dibutuhkan dalam gambar kontrak.

Analisa

Durasi : Hari

Pemotongan tiang pancang dilakukan apabila panjang tiang melebihi panjang tiang rencana. Tiang yang akan dipotong harus diberi tanda melingkar, agar memudahkan proses pemotongan. Pemotongan dikerjakan dengan blender pemotong, sesuai dengan panjang yang dibutuhkan dalam gambar kontrak.

9. Pembuatan poer betonMetoda kerja yang digunakan yaitu : Pemasangan bekisting lantai balok dengan system japit / gantung dari bawah Tentukan elevasi rencana dudukan bekisting sesuai dengan rencana poer. Dudukan bekisting memakai kayu klas I yang diapit ke tiang pancang dengan menggunakan tieroad besi D 16 mm. Setelah pengapit selesai maka dipasang multiplex sebagai plat form. Pasang tulangan poer. Setelah tuangan terpasang, untuk form work digunakan plat tebal 3 mm. Pemasangan bekisting harus rapat dan dijaga agar elevasi poer sesuai dengan yang direncanakan. Pengecoran adukan beton untuk poer. Pengecoran dilakukan dengan menggunaka alat crawler crane dan bucket. Cek ulang elevasi poer dan jumlah posisi tulangan yang terpasang. Bersihkan bagian dalam bekisting dengan menggunakan compressor Pengecoran balok da poer dilaksanakan secara bersamaan, Karen poer dan balok menjadi satu kesatuan. Beton yang dipakai menggunakan adukan beton K-300

Gambar 9. Pengecoran Poer Beton

10. Pembuatan balok beton 45/75 (melintang dan memanjang)Beton dari truck mixer ready mix dituang ke dalam cetakan balok yang telah siap dengan menggunakan bantuan concrete pump, kemudian dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.Lama pengetaran dilaksanakan dalam waktu 5 15 detik dan alat pengetar tersebut tidak boleh mengenai cetakan bekisting dan minimal 10 cm dari permukaan atau dasar bekisting dan diusahakan untuk tidak mengenai besi tulangan, hal ini dimaksudkan agar bekisting dan besi tulangan tidak berubah bentuk selama proses pelaksanaan pengecoran.

Gambar 10. Pengecoran Balok Melintang dan Memanjang

11. Tulangan steak untuk tiang pancang dia 22"Tulangan stek ini dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pemasangan poer beton sehingga tulangan stek dapat tertanam dalam poer beton.Penggunaan besi beton ulir sebagai tulangan pada poer dan balok haruslah sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja dan RKS baik dari segi diameter tulangan dan mutu baja yang diisyaratkan.

12. Pembuatan lantai beton (cor setempat)Material material untuk pengecoran, seperti kerikil, pasir, semen dan air diaduk menggunakan concrete mixer, setelah adukan menjadi homogeny maka adukan tersebut dibawa ke lokasi yang dicor menggunakan gerobak dorong lalu dihamparkan kedalam bekisting.Langkah selanjutnya adalah pemadatan menggunakan vibrator, lama pengetaran dilaksanakan dalam waktu 5 15 detik dan alat pengetar tersebut tidak boleh mengenai cetakan bekisting dan minimal 10 cm dari permukaan atau dasar bekisting dan diusahakan untuk tidak mengenai besi tulangan, hal ini dimaksudkan agar bekisting dan besi tulangan tidak berubah bentuk selama proses pelaksanaan pengecoran.

Gambar 11. Pengecoran Plat Lantai

13. Beton isi tiangBesi isian pancang dipersiapkan di stockyard. Stok besi diangkut dengan truk menggunakan bantuan crane menuju dermaga dan dinaikkan ke atas ponton. Besi isian dimasukan ke tiang pancang dengan bantuan crane. Untuk mengantisipasi agar tulangan besi tersebut tidak jatuh, maka pada ujung tulangan dimasuki besi melintang yang panjangnya lebih dari diameter pipa pancang.

14. Pelat baja alas beton isi tiangSebelum beton isian kepala tiang pancang dilaksanakan, pipa tiang pancang harus terlebih dahulu ditutup dengan plat yang berdiameter sesuai diameter dalam pipa pancang. Pada konstruksi penutup diletakkan besi tulangan sebagai Searconector dengan dengan panjang tulangan 1 (satu) meter dalam posisi sebagai tulangan isian 0.5 meter.

Gambar 11. Plat Baja Alas Beton15. KansteenPekerjaan kanstin beton menggunakan mutu beton K-300 Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan tahapannya dan sesuai dengan persyaratan teknis. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.Pengecoran kansteen dilakukan bersamaan dengan pengecoran plat lantai, sehingga pembesian serta bekistingnya menyatu dengan plat lantai tersebut.

16. Densotip proteksi korosiPemasangan densotape berfungsi untuk mencegah korosi pada tiang pancang. Pekerjaan dilakukan pembersihan tiang pipa baja dengan menggunakan alat gosok sehingga bersih dari grease dan karat. Setelah itu dilakukan coating pada pipa yang siap dilakukan splash pro, dengan menggunakan PSI primer HT extra tape pada pipa untuk selimut tiang dipastikan tape digosok dengan dua sisi setelah itu dispiral wrapping pada pipa dengan torelansi overlap 50 mm. Dengan menggunakan system double wrap sehingga selimut tiang tebal sesuai dengan apa yang direncanakan. Setelah tahapan pertama selesai maka tahapan akhir adalah dipasang jaket pelindung, kemudian dikencangkan dengan baut yang terbuat dari stainless steel anti karat pada sisi kiri dan kanan.

17. DilatasiDilatasi terletak pada setiap ujung segmen trestle yang berfungsi agar beton tidak terjadi retak bila terjadi pemuaian. Sebelum lantai beton dicor terlebih dahulu dipasang dilatasi yang berupa besi siku 100.100.10 yang diberi angkur sehingga dapat tertanam kuat didalam beton.

18. PDA TestPDA test dilakukan pada awal proses pemancangan (setelah pemancangan selesai beberapa titik), sebelum pekerjaan pemancangan dilanjutkan pada titik titik pancang berikutnya (dengan titik titik pengetesan sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan Direksi), untuk tiang pancang yang sudah tertanam akan dilakukan test tiang pancang (PDA Test) untuk mengetahui apakah tiang pancang tersebut sudah memenuhi daya dukung yang disyaratkan.Setelah hasil dari PDA test menyatakan bahwa tiang pancang yang tertanam memenuhi syarat pembebanan, maka pemancangan dapat dilanjutkan kembali sesuai dengan yang disyaratkan.Alat yang digunakan : Pile Driving Analyzer (PDA) Sepasang Accelerometer Sepasang strain transducer Kabel utama kabel penghubung Adaptor

Gambar 13. Pemasangan sepasang accelerometer

Gambar 14. Pelaksanaan Test PDA

C. PEKERJAAN TIMBUNAN1. Matras KayuMatras kayu terdiri dari batang-batang kayu yang diikat menjadi satu lalu dipasang diatas cerucuk kayu.

2. Cerucuk kayu galam 10-15 cm, L = 4 mUntuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.

3. GeotextilleSebelum mengadakan pemesanan Geotextile non Woven akan meminta persetujuan pada Direksi, setelah disetujui maka melakukan pemesanan / pengadaan Geotextile non Woven tersebut. Material ini adalah Geotextile non Woven sehingga pengangkutannya menggunakan alat transportasi langsung ke lokasi proyek.Penyimpanan Geotextile non Woven dilokasi penyimpanan yang telah disediakan, diperlukan tindakan awal yaitu sebelum Geotextile non Woven ini diletakkan, harus diberi alas diatur sesuai dengan arahan Direksi atau Pengawas Lapangan, sehingga bagian bawah Geotextile non Woven tidak menempel dengan tanah.Pekerjaan pemasangan geotextile dapat dilaksanakan dengan menggunakan alat penyambung geotextile yaitu sticher Geotextile yang terpasang dibuatkan lubang guna pembuangan air dengan jarak tertentu, hal ini diperlukan ilaman terjadi resapan berlebihan pada areal / lokasi timbunan yang menimbulkan genangan genangan pada areal timbunan.

4. Timbunan PilihanPekerjaan ini mencakup penimbunan tanah dan pemadatan tanah.Pelaksanaan :Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan. Material timbunan yang didatangkan terlebih dahulu akan diujikan dilaboratorium dan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.Sebelum dilakukan penimbunan tanah areal penimbunan harus dibersihkan terlebih dahulu dari bahan-bahan lapuk lainnya sehingga nantinya tidak akan mengganggu stabilitas tanah timbunan.Perataan timbunan akan dilakukan dengan menggunakan Dozer lapis demi lapis dan dipadatkan dengan menggunakan vibro roller serta sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan.Selama proses pemadatan dijaga agar kondisi material timbunan memiliki kadar air optimum, atau dengan cara pembasahan dengan water tanker. Proses timbunan dilakukan sampai elevasi yang direncanakan.

D. PEKERJAAN STRUKTUR1. Sloof BetonSloof Beton, pemasangan bekisting dan pembesian dilakukan berdasarkan urutan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah diuji di laboratorium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah tercampur selanjutnya dituangkan ke cetakan - cetakan bekisting yang telah disiapkan. Untuk hasil beton yang maksimal maka perlu dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan campuran beton yang masih basah agar bisa mengisi rongga - rongga beton yang ada. Seluruh pekerjaan adukan beton menggunakan Concrete Mixer untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

2. Kolom strukturKolom struktur, pemasangan bekisting dan pembesian dilakukan sesuai ukuran. Semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah diuji di laboratorium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah tercampur selanjutnya dituangkan ke cetakan bekisting yang telah disiapkan. Untuk hasil beton yang maksimal maka perlu dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan campuran beton yang masih basah agar bisa mengisi rongga -rongga beton yang ada. Seluruh pekerjaan adukan beton menggunakan Concrete Mixer untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

3. Urugan Pasir PadatUrugan pasir padat dilakukan dengan ketebalan pengurugan sesuai spesifikasi pekerjaan, tahapan - tahapan ini meliputi penyiapan dan penyediaan bahan. Bahan yang digunakan diambil dari lokasi material yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan benang dan paku untuk mendapatkan kerataan yang diinginkan. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan - potongan bahan keras yang lebih besar dari ukuran pasir urugan. Pekerjaan dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan alat bantu. Pasir diurug dan dipadatkan dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar rencana atau arahan dari Direksi.

4. Lantai Kerja Lantai kerja berfungsi untuk meratakan pembagian beban bangunan ke tanah. Lantai kerja tersebut terbuat dari adukan beton yang dihamparkan diatas tanah lalu diratakan menggunakan balok panjang.

5. Plat LantaiPlat lantai berfungsi untuk menahan beban dari genset serta getarannya. Plat Lantai tersebut terbuat dari beton bertulang yang dihamparkan diatas lantai kerja lalu diratakan menggunakan balok panjang.

6. Ring balokPekerjaan balok dimulai dengan pemasangan bekisting dan pembesian dilakukan berdasarkan urutan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah diuji di laboratorium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah tercampur selanjutnya dituangkan ke cetakan - cetakan bekisting yang telah disiapkan. Untuk hasil beton yang maksimal maka perlu dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan campuran beton yang masih basah agar bisa mengisi rongga - rongga beton yang ada. Seluruh pekerjaan adukan beton menggunakan Concrete Mixer untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

A. Pekerjaan Dinding1. Pasangan dinding bata Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pada semua pasangan batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna dengan menggunakan campuran 1Pc : 4Ps. Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap - tiap pertemuan dimana ada tiang - tiang beton merupakan bingkai. Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan harus menyediakan karung - karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek - stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik atau dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang - kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.

2. Plesteran BiasaSebelum diaplikasikan bata terlebih dahulu disiran oleh air untuk mendapatkan kelembaban bata sehingga plesteran akan menyatu baik dengan bata, ketebalan rata-rata 1,5cm, dengan adukan 1 Pc : 4 Ps, sistem pelaksanaan plesteran dari atas ke bawah untuk mendapatkan kelurusan bidang yang akan diplester.

B. Pekerjaan Pintu & Jendela1. PJ1Pintu - pintu pada bangunan ini menggunakan pintu panel dengan jenis papan kayu kelas I. Pintu panel dipasang dengan menggunakan engsel kuningan dengan ukuran disesuaikan dengan gambar dan dipasang sebanyak tiga buah setiap daun pintu, lengkap dengan kuncinya setara SES. Pintu ini dipasang lengkap satu set (kunci, grendel dan engsel).

2. BVBouvenlight dibuat dari papan klas II dengan dan diketam halus serta dipasang dengan rapi, lalu dipasang ke rangka kusen. Pemasangan bouvenlight diperkuat dengan paku dan lem kayu dan didempul untuk menutupi bekas paku tersebut.

C. Pekerjaan Dak Beton1. Dak Beton Pekerjaan dak beton dimulai dengan pemasangan perancah, bekisting dan pembesian dilakukan berdasarkan urutan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah diuji di laboratorium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah tercampur selanjutnya dituangkan ke cetakan - cetakan bekisting yang telah disiapkan. Untuk hasil beton yang maksimal maka perlu dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan campuran beton yang masih basah agar bisa mengisi rongga - rongga beton yang ada. Seluruh pekerjaan adukan beton menggunakan Concrete Mixer untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

2. Listplank BetonPekerjaan listplank beton dimulai dengan pemasangan perancah, bekisting dan pembesian dilakukan berdasarkan urutan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Semen, pasir, batu pecah dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan Concrete Mixer sesuai perbandingan material yang telah diuji di laboratorium menurut jenis betonnya. Agregat dan semen yang telah tercampur selanjutnya dituangkan ke cetakan - cetakan bekisting yang telah disiapkan. Untuk hasil beton yang maksimal maka perlu dipakai alat penggetar yaitu Concrete Vibrator untuk menggetarkan campuran beton yang masih basah agar bisa mengisi rongga - rongga beton yang ada. Seluruh pekerjaan adukan beton menggunakan Concrete Mixer untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan.

E. PEKERJAAN LISTRIK

1. Instalasi titik lampuPekerjaan instalasi listrik diawali dengan menyiapkan bahan yang akan digunakan, proses pemasangannya sesuai prosedur dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang mengerti akan listrik. Dalam pekerjaan instalasi listrik harus dibuat gambar terlebih dahulu untuk kemudian mendapatkan persetujuan dari PLN. Dengan adanya gambar maka dapat diketahui titik - titik instalasi maupun titik saluran yang nantinya akan terhubung dengan masing masing komponen instalasi. Kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan spesifikasi teknis atau sesuai dengan arahan Direksi, pelaksanaan pemasangan kabel yang tertanam dalam dinding baik kabel penerangan dan kabel stop kontak harus dimasukan kedalam pipa, sesuai dengan standar PUIL pasal 730 dan 743 A8. Semua kabel dipasang lurus atau sejajar, kabel kabel tenaga harus di klem khusus atau dilindungi. Penyambungan kabel dilakukan dalam kotak - kotak penyambungan dan kabel yang disambung harus sesuai dengan warnanya masing - masing. Semua sambungan kabel harus ditutup dengan las doop.

2. Instalasi titik saklarTahapan awal pemasangan saklar tanam adalah, kabel yang akan terhubung dengan saklar harus tersambung sehingga aliran listrik dapat mengalir dengan baik saat digunakan.

3. Instalasi titik stopkontakStop kontak tanam dipasang pada titik yang telah ditentukan, kemudian kabel dipasang agar terhubung dengan stop kontak. Setelah stop kontak menancap ke dinding kencangkan baut sehingga stop kontak menempel dan masuk ke dinding dengan mantap.

4. Panel GensetPanel genset yang telah didatangkan lalu dihubungkan dengan genset dan sistem kelistrikan pada bangunan.

5. Lampu TLUntuk penerangan dipasang lampu Tl, pemasangannya dipasang pada rumah lampu atau fitting yang telah terpasang dan terhubung dengan instalasi listrik.

6. Saklar tunggalSaklar dipasang pada dinding dan diperkuat dengan mur.

F. PEKERJAAN LAIN LAIN

1. Penyelesaian AkhirPenyelesaian akhir dimaksudkan untuk membersihkan sisa sisa material yang masih tersisa dilokasi pekerjaan.

Tahapan PelaksanaanMaterial yang masih tersisa dikumpulkan kemudian dibuang pada tempatnya.

Durasi : 2 Hari