menyongsong pembentukan komunitas asean 2015
TRANSCRIPT
![Page 1: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/1.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 1/
Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015
Ditulis oleh Hazairin Pohan
RATIFIKASI Piagam ASEAN (Charter ) oleh keseluruhan
10 negara-anggotanya pada akhir tahun 2009 menjadi tahapan terpenting dalam
sejarah 42 tahun usia organisasi sub-regional di Asia Tenggara itu.
Keputusan politik terpenting yang diambil oleh seluruh kepala negara/pemerintahdalam pertemuan di Singapura dalam kerangka-waktu singkat 6-tahun adalah
pembentukan komunitas ASEAN pada tahun 2015. Setelah KTT, maka, seluruh
negara-anggota, terutama Indonesia, dalam waktu singkat perlu bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah untuk pembentukan 3 pilar komunitas yakni (1)
politik dan keamanan, (2) ekonomi, dan (3) sosial budaya.
Pekerjaan yang paling besar adalah pembentukan komunitas ekonomi, bahwa pada
tahun 2015 wilayah Asia Tenggara akan menjadi kesatuan ekonomi: menjadi one
single market and production base, ketika arus barang, jasa, modal, termasuk
ketenagakerjaan mengalir lancar tanpa hambatan.
Menilik pengalaman Eropa dalam integrasinya, pembentukan komunitas ekonomi
(European Community) memerlukan waktu yang panjang, 42 tahun. Eropa menjadi
satu kesatuan ekonomi baru dicapai pada tahun 1993, sejak terbentuknya The
European Coal and Steel Community pada tahun 1951. Bersamaan di tahun 1993,
para pemimpin Eropa juga menandatangani Maastricht Treaty.
ASEAN Charter kurang lebih berfungsi sama seperti Maastricht Treaty, menjadi
landasan hukum untuk pembentukan komunitas di kawasan masing-masing.
Pembentukan komunitas politik dan keamanan, tentu tidak bisa dipandang enteng
karena menjadi bagian penting, landasan politis untuk integrasi 10 negara kawasanAsteng itu. Pemikiran ke arah penyatuan komunitas politik sebenarnya telah
berlangsung jauh sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Demikian pula pembentukan komunitas sosial budaya, ASEAN menyadari pentingnya
solidaritas dan identitas yang sama bagi rakyat-rakyat di kawasan, serta komitmen
bersama untuk menatap masa depan di dunia yang kian ketat mengalami kompetisi
di era globalisasi.
![Page 2: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/2.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 2/
Tulisan di bawah ini merupakan sari dari ceramah yang disampaikan oleh penulis
pada saat melakukan sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 di Surabaya dan Solo pada
bulan Mei dan Juni 2010.
Mengapa Penting Komunitas ASEAN?
PROSES pembentukan organisasi regional dan subregional marak ketika berakhirnya
Perang Dunia II. Di Eropa, para pemimpin menyadari kepentingan integrasi wilayah
untuk menghindari terulangnya perang-dunia yang telah menghancurkan wilayah,
ekonomi dan kemanusiaan. Pada saat gagasan dilontarkan di Eropa pada akhir PD II,
harapan untuk integrasi Eropa dipandang utopia.
Tujuan pembentukan integrasi wilayah Eropa diawali dengan kepentingan politis guna
menghindari perselisihan yang muncul dari imbalances of power equation, ketika
negara kuat mengintimidasi yang lemah, bilamana konflik wilayah, etnis, dan bahkan
agama menjadi sumber perang.
Keberadaan European Coal and Steel Community sejak tahun 1951 membuktikan
kerjasama Prancis dan Jerman berjalan baik. Baja memang menjadi sumber industry,
termasuk militer. Jika pasar yang menentukan suplai dan demand, maka
pertimbangan ekonomi menjadi lebih menonjol, ketimbang perang.
Sehingga, pada kondisi yang kian membaik itu tujuan-tujuan stabilitas keamanan dan
perdamaian menjadi berkembang pesat.
Kini Uni Eropa tidak saja menjadi entitas yang kokoh secara politis, tetapi juga
menjadi aktor ekonomi global yang telah memiliki identitas dan nilai-nilai yang
modern.
Misi UE sekarang adalah menciptakan perdamaian, kemakmuran dan stabilitas bagi
rakyat Eropa. Tadinya persoalan batas-wilayah menjadi sumber konflik, maka dengan
penyatuan seluruh Negara anggota dalam kesatuan wilayah, Uni Eropa kini beranjak
dari zona kesatuan ekonomi yang berambisi dalam peran politik global. UE juga
mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan sosial yang seimbang bagi rakyat di 27
negara-anggota. Para pemimpin Eropa menyadai kondisi yang dibentuk secara sadar
dengan susah-payah seperti ini diperlukan untuk kesatuan Eropa menghadapi
kompetisi di era globalisasi.
Pengalaman Uni Eropa juga dicermati oleh kelompok Negara di berbagai belahan
dunia, misalnya Afrika (Uni Afrika), Amerika Latin (Mercosur), Timur Tengah (GCC),
termasuk ASEAN di Asia Tenggara.
Dari keseluruhan ratusan organisasi regional atau sub-regional, boleh dikatakan
hanya 2 organisasi yang memiliki success story, yakni Uni Eropa dan ASEAN.
Pembentukan Komunitas ASEAN kurang lebih mengalami proses serupa. Apakah
tingkat integritasnya nanti pada akhirnya dapat berwujud pada entitas Uni Eropa
![Page 3: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/3.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 3/
tergantung pada perkembangan ke depan. Sesuatu yang sulit disepakati pada masa
sekarang, seperti pengalaman Uni Eropa dengan impiannya, terbukti berjalan
melebihi targetnya.
Maka, bolehlah kita bermimpi di suatu saat integritas ASEAN semakin menguat: akan
terbentuk satu wilayah ekonomi dan moneter yang didukung oleh mata uang tunggal,diikuti dengan pembentukan parlemen, angkatan bersenjata, dan bahkan kebijakan
luar negeri yang sama, bahkan untuk suatu entitas pemerintahan yang tunggal pula!
Stabilitas Perdamaian dan Keamanan untuk Apa?
KEAMANAN (security) adalah kondisi yang tercipta karena tercapainya stabilitas dan
perdamaian. Kondisi ini bermanfaat untuk membangun manusia dan lingkungan yang
diinginkan (ideal). Keamanan baru dirasakan penting ketika terancam, atau hilang.
Manusia akan kembali ke naluri untuk mempertahankan diri: dalam unit yang lebih
besar pada tingkat masyarakat bahkan rakyat di suatu negara.
Sama seperti udara yang gratis dan murah, keamanan selalu dianggap komoditas
yang terjamin ada. Padahal, untuk membina keamanan manusia menumpahkan
berbagai upaya dan energy. Mahal!
Aman (secure) dirasakan penting untuk pembangunan, terutama dengan hadirnya
stabilitas dan perdamaian. Stabilitas yang tercipta dalam jangka-panjang
menghadirkan prediktabilitas situasi.
Maka security hadir by design, dibentuk, dijaga dan ditingkatkan oleh manusia untuk
memperoleh situasi kehidupan yang harmonis. Sama seperti kehidupan di kampung,
desa, rakyat memelihara harmoni dengan semangat hidup bertetangga baik.
Indonesia pasca perang kemerdekaan merasakan keperluan itu. Sebagai negara dan
memiliki kawasan terbesar maka diperlukan situasi yang damai di kawasan. Sebagai
de facto pemimpin di kawasan, kontribusi Indonesia sangat diperlukan.
Praktis, bila berbicara tentang ASEAN maka berarti hampir separuh atribut yang
melekat adalah unsur Indonesia. Dari 590 juta penduduk ASEAN, 40% atau 234 juga
tinggal di Indonesia. 42% wilayah daratan Asia Tenggara yang seluas 4,4 juta km2
berada di NKRI, dan 40% dari GDP ASEAN yang telah mencapai USD 1500 milyar
berasal dari Indonesia.
Kondisi Asia Tenggara pasca Perang Dunia II, seperti umumnya di kawasan AsiaPasifik, 50 tahun yang lalu sangat labil dan penuh dengan potensi konflik. Dengan
pengecualian di beberapa negara, kolonialisme tidak menyelesaikan tugasnya
menyiapkan rakyat-rakyat di Asia Tenggara untuk berpemerintahan sendiri.
Samudera Pasifik, yang dulu diterjemahkan sebagai Lautan Teduh (Pasif) memang
hanya tenang di permukaannya. Dia menyimpan sejuta energi yang siap meletus,
seperti Gunung Krakatau di tahun 1883 dulu.
![Page 4: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/4.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 4/
Di sana tersimpan animositi, konflik wilayah, etnis, bahkan militer antar-negara. Di
dalam negeri juga demikian. Seperti misalnya di Indonesia, sejak perang
kemerdekaan kita mengalami beruntun konflik di dalam negeri: perjuangan
proklamasi, pemberontakan, Trikora utnuk pengembalian Irian Barat, Dwikora dalam
konfrontasi terhadap Malaysia, dan G30S/PKI yang meruntuhkan Orde Lama
mengakhiri kekuasaan Presiden Soekarno. Berbagai maneuver politik mercusuarpasca kemerdekaan dipandang hanya proses yang memiskinkan bangsa.
Persoalan di kawasan tidak terbatas hanya di bidang politik semata. Dalam
kecemasan internasional pada perubahan iklim, telah muncul kesadaran untuk
penanganan perlindungan lingkungan dan bahkan soal-soal praktis seperti
keselamatan pelayaran.
Mencuatnya isu-isu non politis itu berkaitan dengan menonjolnya soal-soal ekonomi
pula. Kawasan Asia Pasifik pada umumnya, termasuk Asia Tenggara, telah menjadi
economic powerhouse, di mana negara-negara di kawasan sekitarnya memerlukan
sumber-sumber hayati dan non-hayati untuk keperluan pembangunan ekonomimereka.
Isu penting berkaitan dengan menguatnya integrasi ASEAN melalui Charter ialah
berkaitan dengan upaya pembentukan arsitektur regional (regional architecture).
Mengingat satu-satunya organisasi menonjol di Asia Pasifik, ASEAN telah pula menjadi
motor atau driving force dalam diskursus yang sebenarnya mulai mencuat pada awal
tahun 1990-an.
ASEAN memang memiliki posisi unik, ketiadaan rival organisasi serupa di Asia Pasifik
mendorongnya untuk berperan aktif dan menjadi harapan dalam pembentukan
struktur di Asia Pasifik melalui proses East Asia Summit (EAS). Dukungan negara-negara-negara terpenting anggota EAS dari AS, Rusia, India, Jepang, Korea dan
Australia, di samping Indonesia tentunya, akan menjadi milestone baru dalam proses
integrasi kawasan Asia Pasifik.
Jakarta 27 September 2010
Short URL: http://aseanblogger.com/?p=278
Posted by Aris Heru utomo on Oct 8 2010. Filed under NEW, OPINION. You can
follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response ortrackback to this entry
Friday, October 8, 2010
IMPLIKASI TERBENTUKNYA ASEAN KOMUNITAS 2015
![Page 5: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/5.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 5/
DALAM artikel sebelumnya “Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015”
saya menyambut baik ratifikasi oleh keseluruhan 10 negara-anggota terhadap
Piagam ASEAN (Charter ) yang telah menjadi another milestone terpenting dalam
perkembangan ASEAN sebagai organisasi sub-regional di Asia Tenggara yang kini
telah berusia 43 tahun.
Sejarah ASEAN adalah bagian dari pelaksanaan politik luar negeri bebas dan aktif.
Wilayah Asia Tenggara menjadi lingkaran paling strategis bagi Indonesia: kita
mencegah Asteng menjadi staging ground untuk menggerogoti Indonesia, sekaligus
menjadikannya sebagai platform untuk memperluas pelaksanaan politik luar negeri di
lingkaran terdekat. Ini saya tulis dalam artikel kedua: Indonesia dan ASEAN.
Indonesia adalah pemimpin natural ASEAN. Tentu saja, setiap perkembangan dan
kemajuan ASEAN perlu direlevankan dengan kemajuan di tanah air. Keberadaan
ASEAN yang bermanfaat akan didukung oleh rakyat Indonesia.
Pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia dan negara-anggota ASEAN lainnya
pada akhirnya akan memperkuat ketahanan nasional. Terciptanya ketahanan
nasional yang kuat di masing-masing Negara pada gilirannya akan memperkuat
ketahanan regional. Pemerkuatan struktur politik dan peranan regional ASEAN akan
mendukung upaya kita dalam rangka memperkuat NKRI.
Karena itu, setiap kemajuan yang dicapai ASEAN harus disinkronkan untuk menjadi
nilai-tambah bagi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia. Pembentukan Komunitas
ASEAN pada tahun ASEAN 2015 diharapkan akan bermanfaat bagi peningkatan
kapasitas Indonesia di dalamnya.
Tulisan di bawah ini juga menjadi bagian (terakhir) dari sari ceramah yang
disampaikan oleh penulis pada saat melakukan sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 di
Surabaya dan Solo pada bulan Mei dan Juni 2010.
ASEAN Unite!
![Page 6: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/6.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 6/
Bersatu kita teguh, bercerai kita rubuh! Itu kata pepatah (wisdom) orang tua kita.
Dalam perspektif kita ASEAN adalah Indonesia dan Indonesia adalah ASEAN, maka
kata ‘kita’ di atas adalah keduanya: Indonesia dan ASEAN.
Sesuai visi para pemimpin ASEAN pada tahun 2015 wilayah Asia Tenggara akan
menjadi kesatuan ekonomi: menjadi one single market and production base, ketika
arus barang, jasa, modal, termasuk ketenagakerjaan. Intinya: kita menghapuskan
‘border’ di sektor-sektor ekonomi yang telah disepakati sehingga kita menjadi suatu
kesatuan besar dalam berurusan dengan dunia luar.
Tahapan berlakunya (entry into force) Piagam ASEAN, menyerupai proses Eropa pada
tahun 1993 yang setelah melampaui proses selama 42 tahun, dengan terbentuknya
The European Coal and Steel Community (1951) dan penandatanganan Maastricht
Treaty.
Wilayah Asia Tenggara yang menjadi satu kesatuan dengan ekonomi kawasan Asia
Pasifik telah tumbuh menjadi kawasan yang paling dinamis di dunia. Kawasan ini
telah menjadi economic powerhouse yang terkemuka.
Apabila negara-negara anggota ASEAN tidak mempersiapkan diri secara bersama
dalam menghadapi kompetisi global, melalui pengintegrasian seluruh potensi yangdimilikinya maka kita akan kalah. Sebaliknya, tercapainya integrasi kawasan di dalam
satu komunitas tunggal dengan derap langkah yang sama akan memperkokoh
leverage kita di antara kekuatan ekonomi Asia Pasifik dan pada gilirannya secara
bersama-sama bersaing dengan kelompok regional/sub regional lainnya.
ASEAN Charter : Satu Kesatuan Politis, Ekonomi, dan Sosial Budaya
LAHIRNYA Piagam ASEAN merupakan langkah strategis besar di dalam integrasi 10
negara kawasan untuk menjadikan Asia Tenggara satu kesatuan ekonomi, politis dan
sosial budaya.
![Page 7: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/7.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 7/
ASEAN Charter menjadi dasar hukum untuk integrasi sub-kawasan sebagai kesatuan
yang dilandaskan dengan 3 pilarnya, yaitu (1) Komunitas Politik dan Keamanan, atau
SPC, (2) Komunitas Ekonomi , atau EC, dan (3) Komunitas Sosial Budaya, atau SCC,
guna menjamin tercapainya integrasi pada tahun 2015.
Pembentukan ketiga pilar yang berfungsi sebagai threshold menjadi prasyarat
pembentukan komunitas untuk mengintegrasikan 10 negara ASEAN menjadi satu
kesatuan politik, ekonomi dan sosial budaya.
Pembentukan komunitas politik dan keamanan, tentu tidak bisa dipandang enteng
karena menjadi bagian penting dengan implikasi politis yang strategis, seperti
perkembangan Uni Eropa sekarang ini. Komunitas politis dan keamanan berfungsi
menjadi perekat utama bagi integrasi 10 negara kawasan Asteng itu.
Pemikiran ke arah penyatuan komunitas politik di Asia Tenggara sebenarnya telah
berlangsung jauh sejak berakhirnya Perang Dunia II, meskipun latar belakang Perang
Dingin menjadi faktor yang malah memisahkan kawasan ke dalam 2 kubu yang
bertolak-belakang.
Demikian pula pembentukan komunitas sosial budaya, ASEAN menyadari pentingnya
solidaritas dan identitas yang sama bagi rakyat-rakyat di kawasan, serta komitmenbersama untuk menatap masa depan di dunia yang kian ketat mengalami kompetisi
di era globalisasi. Ini penting untuk tecapainya satu identitas kita yang unik, agar
gampang diingat dan membedakan kita dengan entitas lainnya di dalam pergaulan
antar-bangsa dan kawasan.
Terbentuknya komunitas ASEAN melalui Asian Charter telah pula menggiring
pendekatan baru ASEAN yang semula berfungsi sebagai forum wacana dan negosiasi
antar-pemerintah, kini berubah menjadi wadah organisasi yang menggerakkan proses
integrasinya. ASEAN pada tahapan kini harus dapat dirasakan langsung oleh 590 jutarakyat . ASEAN harus bermanfaat langsung, demikian retorika para pemimpin kita.
Proses ini sama dengan ketika negara-negara di Eropa menyepakati Maastricht
Treaty (1993), dan ASEAN telah menjadi badan hukum, entitas yang dilandaskan
aturan main yang berdasarkan hukum yang meletakkan kedudukan sama bagi semua
![Page 8: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/8.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 8/1
anggotanya (equal footing). Kedudukan sebagai badan hukum telah menjadikan
kedudukan ASEAN seperti European Community atau PBB.
Kawasan Asia Tenggara khususnya dan Asia Pasifik umumnya kaya dengan potensi
konflik, sebagai warisan dari Perang Dunia II. Bahkan jika diteliti konflik-konflik atau
anomisiti ini berasal dari sejarah ribuan tahun yang lalu. Oleh karena itu, bilamana
kita berbicara untuk pembentukan satu kesatuan komunitas yang kokoh maka
diperlukan adanya suatu mekanisme untuk penyelesaian sengketa (dispute) itu.
Syukurlah, ASEAN Charter telah mengatur kaidah umum untuk penyelesaiannya
melalui mediasi, negosiasi, atau cara-cara damai sebagaimana dianut oleh Piagam
PBB. Tentu saja, pengaturan teknis akan diperlukan supaya tercipta suatu mekanisme
yang menjamin diperolehnya system yang terpercaya (credible) adil (just) , terbuka
(open) dan efektif.
Bobot Charter juga terdapat dalam menegaskan nilai-nilai demokrasi, HAM,
sustainable development, good governance, dan poverty eradication, nilai-nilai yang
dianut dunia kini ke dalam code of conduct kita.
ASEAN mempunyai tradisi pendekatan komprehensif, yang tidak hanya menekankan
perlunya pembentukan pasar tunggal dari segi ekonomi semata, tetapi perlu jugamemperhatikan penyatuan aspek sosial budaya, agar masyarakat memiliki ownership
terhadap proses ASEAN itu sendiri. Oleh karena itu, adalah menjadi kepentingan kita
bersama agar semua proses dan penahapan dalam pembentukan 3 pilar berjalan
seiring dan pada akhirnya pada tahun 2015 Komunitas ASEAN dapat terwujud.
Untuk penguatan nilai-nilai sosial budaya, ASEAN menekankan pentingnya pemajuan
HAM, demokrasi, good governance, lingkungan hidup, penanganan bencana manusia
dan alam, pelintas-batas, dan penanggulangan kejahatan terorganisir. Di samping itu,
dirasakan penting akses untuk human development, penyusunan strategi untukpembangunan berkelanjutan, program pengentasan kemiskinan, kerjasama
pendidikan, pemberdayaan wanita dan anak dalam kerangka memperkecil jurang
pembangunan yang masih cukup besar di antara negara-negara anggota ASEAN.
![Page 9: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/9.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 9/1
ASEAN 2015: Perspektif Ekonomi
PENYATUAN seluruh Negara kawasan menjadi suatu komunitas ekonomi merupakan
tema yang paling sering dibahas. Hal ini wajar karena tanpa keberhasilan
membangun kekuatan ekonominya maka ASEAN akan kehilangan relevansi dan
manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh rakyat-rakyat di Asia Tenggara.
Menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kesatuan pasar dan basis produksi
berarti menjamin lancarnya arus barang, modal dan tenaga kerja menjadi tujuan
utama penyatuan ekonomi ASEAN. Ini yang menjadi isu utama dan perhatian bagi
rakyat terutama kalangan usahawan. Ini merupakan pekerjaan rumah (PR) bagi
semua Negara dan Sekretariat ASEAN sebagai focal point.
Tidak perlu ada kekhawatiran untuk tercapainya komunitas ekonomi ASEAN tahun
2015 pada saat Asia Tenggara menjadi wilayah ekonomi terbuka yang terintegrasi
erat dengan ekonomi dunia sebenarnya bukan mengubah kebijakan nasional.
Indonesia telah menjadi anggota WTO yang juga terikat dengan berbagai peraturan
multilateral di bidang perdangangan, jasa, dan investasi seperti dianut oleh WTO.
Semua peraturan ekonomi ASEAN juga mengacu pada WTO.
Secara nasional, kita berkewajiban untuk mendukung keterbukaan ekonomi ASEAN,melalui pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dalam rangka mengejar
ketertinggalan (development gap) agar menjadi kawasan yang memiliki daya-saing di
percaturan ekonomi global.
ASEAN telah menyepakati 12 bidang prioritas yakni, agro industry, otomotif,
elektronik, perikanan, karet, tekstil, kayu, air travel, ICT, kesehatan, pariwisata dan
jasa logistics (pergudangan).
Indonesia memiliki berbagai keunggulan komparatif maupun kompetitif di dalam
berbagai sektor kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, keterbukaan Negara-negara
ASEAN di bidang-bidang yang telah disepakati perlu dimanfaatkan dengan baik. Pada
saat bersamaan, berbagai tantangan yang ada di dalam negeri perlu diatasi. Tanpa
kemauan politik dari semua pemangku kepentingan: Pemerintah, pengusaha, dan
masyarakat sulit bagi kita untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian.
![Page 10: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/10.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 10
Masing-masing negara-anggota ASEAN memiliki pekerjaan rumah, yakni
mengimplementasikan action plan di semua lini yang telah disepakati untuk
diselaraskan dengan cetak biru pembangunan nasional di masing-masing negara.
Oleh karena itu, sosialisasi untuk pemahaman bagi masyarakat umum juga perlu
dibarengi dengan sosialisasi bagi para pelaku ekonomi, untuk ambil-bagian dalam
proses dan menyampaikan usulan-usulan yang akan dipertimbangkan oleh
Pemerintah Indonesia di dalam proses pengambilan keputusan yang akan berlaku
bagi semua negara anggota ASEAN.
Penutup
Melalui pengesahan ASEAN Charter, maka kedudukan Ibukota RI Jakarta meningkat
menjadi ibukota ASEAN, seperti kota metropolitan New York atau Geneva sebagai
ibukota PBB, maupun Brussels sebagai ibukota UE dan NATO.
Keputusan politis ini membanggakan bagi rakyat Indonesia. Namun, di pihak lain
masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan dalam menjadikan Jakarta sebagai kotainternasional dan showcase bagi kita untuk menunjukkan potensi nasional yang
dimiliki.
Rakyat ASEAN ingin hidup esok menjadi lebih baik, dengan motto: one vision, one
identity, one community, insya Allah dapat diwujudkan dalam 2015!
Jakarta, 8 Oktober 2010
Posted by Haz Pohan at 12:52 AM
Merealisasikan Ekonomi ASEAN Sebagai Suatu Komunitas
Marie Elka Pangestu, Menteri Perdagangan RI
![Page 11: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/11.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 11
MENYONGSONG ASEAN Community 2015, Banyak sekali yang harus kita persiapkan.
Karena selain pilar ekonomi juga ada pilar-pilar lainnya, yaitu pilar politik dan
kemanan, serta pilar sosial budaya. Tetapi khusus untuk pilar ekonomi, intinya
adalah kita bicara mengenai bagaimana merealisasikan ekonomi ASEAN sebagaisuatu komunitas di tahun 2015. Bagaimana kita memanfaatkan secara optimal dan
juga bagaimana kita memanfaatkan kerjasama yang sudah terjalin, bahkan sudah
menjadi ASEAN Free Trade Area (AFTA) dengan enam negara mitra dialog kita yang
sudah ada, serta menjalin kerjasama yang baru seperti misalnya dengan Eropa. Ini
penting, karena Eropa memiliki pasar yang cukup besar dan juga sebagai training
partner kita yang pertama.
Selain itu kita juga harus mengatasi kesenjangan antara negara anggota ASEAN dan
kesenjangan di dalam negara anggota ASEAN itu sendiri. Salah satu hal yang akan didorong oleh Indonesia adalah apa yang disebut sebagai financial inclusion, atau
bagaimana UKM itu bisa benar-benar memperoleh manfaat dari ASEAN Economic
Community ini, dimana salah satu kendala mereka adalah tentang permodalan.
kita harus berupaya membuat program yang baik, yang benar-benar kongkrit dan
ada hasilnya di bidang permodalan UKM, kredit mikro dan sebagainya. Ini sangat
perlu kita angkat pada KTT ASEAN tahun ini supaya bukan hanya sekedar seremoni
dan bertemu tetapi apa program kongkritnya.
Utamanya adalah mengatasi berbagai hal yang belum teratasi, seperti misalnya
kesenjangan diantara negara anggota, kemudian bagaimana mendorong kerjasama
ASEAN dengan mitra-mitra dialognya agar diperoleh hasil yang lebih optimal, karena
kerjasama ini akan berkembang ke kawasan yang lebih besar lagi dari ASEAN, yaitu
yang kita sebut dengan kawasan Asia Timur yang melibatkan hampir sebagian besar
negara-negara di Asia.
Tahun ini bahkan untuk pertama kalinya akan ada summit ke dua di bulanNovember , disamping juga akan diselenggarakan East Asia Summit, dengan
mengundang negara-negara di Asia Timur lainnya dan untuk pertama kalinya juga
akan hadir Amerika Serikat dan Rusia. East Asia Summit itu akan dihadiri oleh 18
Kepala Negara yang mencakup hampir 2/3 dari perekonomian dunia, jadi sangat
signifikan, dimana sebagai pusatnya adalah ASEAN.
![Page 12: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/12.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 12
Inilah hal penting yang perlu kita sadari, karena disinilah keuntungan utama dari
semua kegiatan yang kita lakukan pada tahun ini, yaitu bagaimana menempatkan
ASEAN sebagai pusat dari East Asia Summit. Indonesia sendiri merupakan negara
terbesar di ASEAN, jadi disitulah vocal point nya. Kalau kita melihat signifikansinya
dalam bidang ekonomi, yang diukur dalam GDP antara ASEAN dengan enam negara
mitra wicaranya (RRT, India, Korea, Jepang, Australia, dan New Zealand), angkanyamencapai sekitar Rp 16 trilliun, sementara Amerika Serikat hanya mencapai sekitar
Rp 15 trilliun, dan Rusia sekitar Rp 3 trilliun. Itu berarti hanya tinggal Eropa saja yang
tersisa sebagai kawasan besar lainnya dengan GDP sebesar Rp 14 trilliun. Angka itu
hampir setara dengan 2/3 perekonomian dunia, meskipun masih ada kawasan
Amerika Latin dan Afrika, tetapi angka tersebut sudah mencakup 60% nilai
perekonomian dan perdagangan dunia. Ini sangat signifikan dan penting, dimana
vocal point nya adalah ASEAN, karena East Asia itu merupakan inisiatif dari ASEAN,
dan Indonesia harus memanfaatkan secara sungguh-sungguh dengan bagaimana kita
menyusun kerjasama regional di East Asia yang menguntungkan bagi Indonesia dan
ASEAN.
Dengan sendirinya apa yang kita lakukan sepanjang tahun ini akan semakin
mengangkat citra Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan event
internasional sebesar ini, dengan dua puncak yaitu summit pada bulan Mei dan
summit pada bulan November. Di luar itu kita juga menyelenggarakan ASEAN-EU
Business Summit, sementara para pengusaha juga akan menyelenggarakan business
dialogue sepanjang tahun pula.
Ini merupakan moment yang sangat baik untuk kita manfaatkan, dimana mungkin
nanti akan ada cetak biru dan road map yang baru untuk mengatasi hal-hal yang
belum teratasi didalam road map hingga tahun 2015. Sebagaimana telah beberapa
kali terjadi sebelumnya, biasanya yang mengeluarkan visi, cetak biru dan strategi
adalah Indonesia, jadi kitapun memiliki prioritas untuk melakukan hal tersebut pada
tahun ini, yaitu ASEAN Beyond 2015.
Sudah banyak yang kita lakukan dalam menyongsong ASEAN Community di 2015,
selain di sektor otomotif, kita juga melakukan pembenahan dan kerjasama di sektortextile dan garmen. Sebenarnya pasar dalam negeri dan pasar ASEAN itu sudah sama
karena biaya masuknya sudah 0. Asosiasi-asosiasi textile dan garmen ASEAN juga
telah melakukan inisiatif untuk membentuk apa yang diistilahkan sebagai ASEAN Out
Sourching, mereka bersepakat melakukan kerjasama di bidang out sourching untuk
garmen dan textile ini. Jadi arahnya kesana.
![Page 13: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/13.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 13
Kerjasama lainnya yang dijalin di luar biaya masuk 0, tentunya adalah terkait isu-isu
non-tarif, seperti standarisasi. Kalau berbicara mengenai daya saing Indonesia, maka
ujung-ujungnya adalah infrastruktur, yaitu bagaimana kita bisa mengantarkan
barang-barang atau produk kita secara cepat ke pasar, termasuk pasar dalam negeri.
Itu merupakan tantangan bagi kita dan mungkin sebagai prioritas utama kita, oleh
karena itu kita kemarin berkumpul di Bogor selama dua hari untuk membahasmasalah infrastruktur ini.
Kita sudah sampai pada pembahasan infrastruktur apa yang diperlukan di suatu
daerah, siapa yang akan melakukan investasi, berapa besar anggaran yang akan
ditanggung oleh APBN, BUMN ataupun swasta. Seluruhnya sudah terpetakan dan
menjadi program kita untuk jangka waktu 3, 5 dan 10 tahun kedepan, jadi yang
penting sekarang adalah bagaimana implementasinya. hal ini bukan hanya menjaditugas pemerintah, melainkan upaya kerja keras dan PR kita bersama. Pemerintah
bertugas menciptakan kerangka kebijakan yang kondusif untuk investasi swasta
sehingga dapat berjalan dengan baik.
Hal lain yang juga ingin dicapai pada tahun ini adalah mengenai visa. Jika warga
ASEAN menjadi satu komunitas maka tidak diperlukan lagi visa ke manapun kita pergi
di dalam lingkungan ASEAN. Ini sedang diperjuangkan untuk bisa dirampungkan pada
tahun ini. Sebagaimana halnya di Uni Eropa, kalau kita pergi ke Eropa, misalnya ke
Amsterdam, setelah itu kita dapat pergi ke manapun di Eropa. Ini juga sedangdiusulkan oleh menteri-menteri ekonomi dan menteri pariwisata. Jadi kalau sudah
satu komunitas, dan kalau orang non-ASEAN datang ke ASEAN, maka setelah itu dia
bisa pergi ke negara-negara ASEAN lainnya tanpa perlu visa lagi. Ini juga merupakan
salah satu wujud kongkrit dari movement of people, bisnis maupun wisatawan, dan
itu sangat penting didalam menciptakan satu komunitas.
Untuk menyampaikan sejauh mana perkembangan ASEAN Community ini, kita sudah
memiliki program antar instansi pemerintah maupun antara pemerintah dengan
swasta untuk melakukan sosialisasi secara terus-menerus. Bahkan Bapak Presidensendiri juga akan turut bersama-sama mengkampanyekan ASEAN kepada
masyarakat. Akan ada serangkaian kegiatan yang tidak hanya berupa pertemuan
para Kepala Negara atau Pejabat Negara, tetapi juga juga ada acara yang khusus
untuk masyarakat, seperti misalnya ASEAN Fair yang akan diselenggarakan selama
satu bulan penuh pada bulan November , yaitu berupa acara budaya dan industri
kreatif. Acara ini digelar di penghujung ASEAN Summit ke-dua dan menjelang
![Page 14: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/14.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 14
pelaksanaan East Asia Summit pertama, agar masyarakat benar-benar ikut serta
dalam pesta merayakan ASEAN di tahun ini.
Itu adalah cara kita untuk membawa ASEAN ke level masyarakat, disamping itu para
Kepala Negara juga bertemu dengan civil society, jadi mereka akan bertemu dengan
perwakilan-perwakilan di masyarakat dalam sebuah acara khusus pada ASEAN
summit bulan selama sekitar satu jam, agar aspirasi semua pihak dapat tersalurkan.
Kemudian juga ada pertemuan dengan ASEAN Business Council.
Ini tentunya merupakan keuntungan yang sangat jelas dan berada di depan mata
kita, baik dari segi ekonomi maupun bagaimana kita mengikut sertakan masyarakat
bisnis, maupun masyarakat secara lebih luas kedalam proses ASEAN dan para mitra
dialognya. Untuk itu tentunya kita harus menyelesaikan PR di dalam negeri guna
meningkatkan daya saing, menetapkan prioritas pembangunan infrastruktur, dan
mengurangi kesenjangan antara negara ASEAN maupun untuk kita sendiri.
Dari kacamata Indonesia tentunya adalah mengurangi kesenjangan antar daerah,
antara pengusaha besar dengan UKM dan sektor-sektor tertentu yang mungkin masih
harus didorong untuk meningkatkan daya saing. Pemerintah harus melakukan ini
bersama-sama dalam bentuk Indonesia incorporated, sehingga dengan demikian kita
bisa lebih jeli dalam menangkap kesempatan yang ada. Tentunya dengan sebanyak
mungkin mengikut-sertakan masyarakat dan UKM di Indonesia untuk dapat
memanfaatkan keberadaan ASEAN dan juga Asia Timur yang lebih luas untuk
kesejahteraan masyarakat Indonesia.[]
Last Updated on Monday, 16 May 2011 23:29
Wirausaha Mahasiswa dalam Mencapai Komunitas Ekonomi ASEAN
MAKASSAR (aseancommuunity) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta
Rajasa meminta seluruh universitas di Indonesia untuk membekali mahasiswanya
dengan pendidikan kewirausahaan sejak dini dalam mencapai Komunitas Ekonomi
ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC).
![Page 15: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/15.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 15
Hal itu diungkapkan Hatta saat menyampaikan kuliah umum di Auditorium Al-Amin
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar (6/3). Hatta mengatakan,
pemerintah melakukan percepatan target pengembangan ekonomi 2025 pada 2015,
bersamaan dengan penerapan AEC.
Saat itu, jelasnya, negara AEC akan memberi kemudahan lalu-lintas barang, investasi,
dan migrasi pencari kerja antarbangsa. Hanya, sejak beberapa tahun terakhir, terjadi
ketidakseimbangan ekonomi dunia. Hal ini mengakibatkan perekonomian sejumlah
negara tak mampu bersaing dengan yang lain.
“Indonesia masuk sebagai salah satu dari sepuluh negara yang menjadi new
emerging economy atau negara dengan daya tarik tinggi di dunia. Untuk itu, kita
harus mempersiapkan diri dari sekarang agar mampu bersaing dengan negara lain
pada 2015. Salah satunya adalah mengintegrasikan kekuatan dengan konsep
interkoneksitas,” tegas Hatta di Makassar kemarin.
Menurut dia, konsep interkoneksitas itu dikembangkan dengan melakukan penguatan
ekonomi di masing-masing daerah, sehingga tidak terjadi ketimpangan seperti
beberapa waktu yang lalu. Dia mencontohkan, di masa mendatang, Sulawesi dan
Maluku akan dijadikan pusat produksi sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan
nasional.
Menurut Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional ini, ada tiga strategi yang akan
dilakukan untuk menyongsong AEC. Yaitu, pengembangan sektor ekonomi,
penguatan interkonektivitas, dan sumber daya manusia (SDM).
Khusus pengembangan SDM, perguruan tinggi diminta untuk berkontribusi besar
dengan memberikan pendidikan kewirausahaan kepada mahasiswanya. “Ini
bertujuan agar mahasiswa kita mampu membaca berbagai peluang, sehingga mereka
memiliki daya saing dan berkontribusi kepada pengembangan perekonomiannasional. Saat ini pertumbuhan ekonomi kita mencapai 6,1 persen. Dan pada 2015
ditargetkan akan mencapai 13,3 persen,”tegasnya.
Untuk menciptakan SDM yang unggul, Hatta menyarankan agar perguruan tinggi
melakukan kerja sama dengan lembaga terkait. Salah satunya dengan Kementerian
![Page 16: Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022021319/5572009349795991699facb0/html5/thumbnails/16.jpg)
5/17/2018 Menyongsong Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/menyongsong-pembentukan-komunitas-asean-2015 16
Koordinator Perekonomian. Kementerian ini, ungkapnya, telah bekerja sama dengan
17 kementerian untuk melakukan pengembangan SDM.
Rektor Unismuh Makassar Irwan Akib menyambut tawaran Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian untuk bekerja sama dalam pengembangan SDM. Menurut dia,
pernyataan Hatta memang sangat tepat karena sektor pendidikan memang tidak bisa
dilepaskan dengan bidang ekonomi. Apalagi, tridarma perguruan tinggi saat ini
memang menitikberatkan pada peningkatan bidang kewirausahaan bersama dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan. (Vin)
Sumber: okezone.com ; www.aseancommunityindonesia.org