forum keuangan dan bisnis indonesia (fkbi) when...
TRANSCRIPT
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
209| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI)
When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk
ISBN 978-602-17225-7-2. http://fkbi.akuntansi.upi.edu/
Strategi Peningkatan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN
(Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
Yanah1, Haulah Nakhwatunnisa2, Tri Amalia Sukarno3
Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstract. The purpose of this study is to determine what factors can improve the competitiveness of UMKM and
how big those factors affect the improvement of competitiveness of UMKM and what strategies should be done by
UMKM in the face of ASEAN economics for the business actors of UMKM in Indonesia in particular in Cirebon
district can compete with foreign business actors in terms of products and trained human resources so as not to be
a spectator in the State itself in global competition. The research method used is survey research method and data
analysis tool used is path analysis. The population in this study is UMKM that run business activities in Cirebon
regency as much as 10.975 UMKM. The sampling technique used is simple random sampling, then the sample size
in this study as much as 100 UMKM. The research instrument used is the questionnaire distributed by the research
team to the business actors of UMKM in Cirebon district. The results of the research note that funding variables,
entrepreneurship training, business assistance and partnership have an effect on competitiveness in facing ASEAN
economics. Among the variables that have the most influence on competitiveness are partnerships, while the
variables affecting the ASEAN economy are competitiveness variables.
Keywords: ASEAN economics, competitiveness, perpetrators of UMKM.
Abstract. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang dapat meningkatkan daya saing
UMKM dan seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi peningkatan daya saing UMKM dan strategi apa yang
harus dilakukan oleh UMKM dalam menghadapi ekonomi ASEAN bagi pelaku usaha UMKM di Indonesia.
khususnya di Kabupaten Cirebon dapat bersaing dengan pelaku usaha asing dalam hal produk dan sumber daya
manusia yang terlatih agar tidak menjadi penonton di Negara itu sendiri dalam persaingan global. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei dan alat analisis data yang digunakan adalah analisis
jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM yang menjalankan kegiatan usaha di Kabupaten Cirebon
sebanyak 10.975 UMKM. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, maka
ukuran sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 UMKM. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner
yang disebarkan oleh tim peneliti kepada pelaku usaha UMKM di Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian mencatat
bahwa variabel pendanaan, pelatihan kewirausahaan, bantuan bisnis dan kemitraan berpengaruh terhadap daya
saing dalam menghadapi ekonomi ASEAN. Di antara variabel yang paling berpengaruh terhadap daya saing
adalah kemitraan, sedangkan variabel yang mempengaruhi ekonomi ASEAN adalah variabel daya saing.
Keywords: Ekonomi ASEAN, daya saing, pelaku UMKM.
Corresponding author. [email protected], [email protected], [email protected]
Copyright©2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi Akuntansi Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
.
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
210 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
PENDAHULUAN
ASEAN yang beranggotakan 10
negara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia,
Singapura, Filipina, Brunei Darussalam,
Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja telah
bersepakat untuk mempercepat pembentukan
masyarakat ASEAN pada tahun 2015.
Pembentukan Komunitas ASEAN 2015
berlandaskan pada 3 pilar, yaitu Komunitas
Keamanan ASEAN (ASEAN Security
Community), Komunitas Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community), dan
Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN
Socio-Cultural Community). Komunitas
Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community/AEC) 2015, akan diarahkan
kepada pembentukan sebuah integrasi
ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya
transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas
perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan
daya saing sektor UMKM. Implementasi AEC
2015 akan berfokus pada 12 sektor prioritas,
yang terdiri atas 7 (tujuh) sektor barang yaitu
industri pertanian, peralatan elektonik,
otomotif, perikanan, industri berbasis karet,
industri berbasis kayu, dan tekstil, dan 5 (lima)
sektor jasa yaitu transportasi udara, pelayanan
kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri
teknologi informasi atau e-ASEAN
(www.depkop.go.id).
UMKM merupakan salah satu sumber
lapangan pekerjaan yang stabil bagi
masyarakat sehingga perlu di dukung dengan
mempermudah akses terhadap pembiayaan.
Selain itu, UMKM dapat mengurangi
kesenjangan ekonomi penduduk Indonesia,
karena sebagian besar UMKM berada di
pedesaan dan pengelolanya adalah masyarakat
menengah ke bawah, sehingga dengan adanya pembiayaaan diharapkan persentase dari
jumlah penduduk miskin di Indonesia dapat
berkurang sebagaimana krisis ekonomi yang
terjadi pada tahun 1997-1998 di kawasan Asia
yaitu UMKM mampu menopang
perekonomian rakyat dan memberikan
kontribusi dalam mengurangi pengangguran di
saat industri besar banyak yang gulung tikar.
Apabila pembiayaan UMKM terdistribusikan
dengan baik akan menyetarakan pendapatan
daerah dan meningkatkan perputaran uang di
daerah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
(1) Faktor-faktor apa saja yang dapat
meningkatkan daya saing UMKM ? (2)
Seberapa besar faktor-faktor tersebut
berpengaruh terhadap peningkatan daya saing
UMKM ? (3) Strategi apa yang harus
dilakukan UMKM dalam menghadapi
ekonomi ASEAN ?
KAJIAN LITERATUR
Teori Strategi
Strategi merupakan suatu upaya
bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat
dicapai dengan mempergunakan sumber-
sumber yang dimiliki oleh suatu
lembaga/perusahaan disamping diusahakan
pula untuk mengatasi kesulitan-kesulitan serta
tantangan yang ada (Rivai, 2006 : 150).
Menurut Blocher, dkk, 2000 : 3), strategi
merupakan seperangkat tujuan dan rencana
tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai
akan memberikan suatu keunggulan kompetitif
yang diharapkan. Menurut Rangkuti (2006 : 3),
strategi merupakan alat untuk mencapai
perubahan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber dana.
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strength) dan
peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti,
2006 : 18). Analisis SWOT juga dapat
digunakan untuk membantu analisis strategis
dan acuan logis dalam pembahasan sistemik
tentang situasi perusahaan dan alternatif-
alternatif pokok yang mungkin
dipertimbangkan perusahaan (Ernayanti, 2015
: 21) .
Daya Saing UMKM
Pengertian daya saing berdasarkan
Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) yang dikutip oleh
Sudaryanto, dkk (2015) adalah kemampuan
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
211| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
perusahaan, industri, daerah, Negara atau antar
daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan
dan faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan
berkesinambungan untuk menghadapi
persaingan internasional. Menurut Hamdy
Hadi (2001) tingkat daya saing suatu negara
dipengaruhi oleh Sustainable Competitive
Advantage (SCA) yaitu strategi melakukan
upaya perencanaan dan kegiatan operasional
yang terpadu dengan mengkaitkan lingkungan
eksternal dan internal demi pencapaian tujuan
jangka pendek dan jangka panjang dengan
disertai keberhasilan dalam mempertahankan
atau meningkatkan sustainable real income
secara efektif dan efisien.
Daya saing suatu negara secara global
menurut World Economic Forum yang dikutip
oleh (Efendi Arianto, 2015) adalah
kemampuan perekonomian nasional untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan berkelanjutan. Suatu perusahaan memiliki
daya saing kompetitif (competitive advantage)
ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu
yang tidak dimiliki pesaing, melakukan
sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau
mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu
dilakukan oleh perusahaan lain (Efendi
Arianto, 2015). Dalam upaya untuk mencapai
tujuan didirikannya perusahaan, organisasi
memiliki fungsi yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan yaitu fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing),
menggerakan (actuating) dan pengendalian
(controlling). Berkaitan dengan keempat
fungsi utama manajemen tersebut, anggaran
memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai alat
perencanaan dan alat pengendalian. Anggaran
merupakan rencana kerja yang menjadi
pedoman bagi anggota organisasi dalam
bertindak dan sebagai alat penilai aktivitas
setiap bagian organisasi telah sesuai dengan
rencana atau tidak (Rudianto, 2009 : 6-7).
Menurut Tambunan (2001: 5) faktor-faktor penentu daya saing adalah
keahlian/tingkat pendidikan pekerja, keahlian
pengusaha, ketersediaan modal, sistem
organisasi dan manajemen yang baik,
ketersediaan teknologi, ketersediaan
informasi, dan ketersediaan input-input
lainnya seperti energi dan bahan baku.
Menurut UU NO 20 Tahun 2008
tentang UMKM, usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro yaitu memiliki kekayaan
bersih paling banyak lima puluh juta rupiah
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak tiga ratus juta rupiah. Usaha
kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yaitu
memiliki kekayaan bersih lebih dari lima puluh
juta rupiah sampai dengan paling banyak lima
ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha dan memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari tiga ratus juta
rupiah sampai dengan paling banyak dua
milyar lima ratus juta rupiah. Usaha menengah
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih lebih dari lima ratus juta rupiah sampai
dengan paling banyak sepuluh milyar rupiah
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, dan memiliki hasil pasar dari produk
asing dan masyarakat Indonesia hanya menjadi
penonton karena tidak mampu bersaing dengan
tenaga asing yang lebih ahli.
Empat pilar utama dalam AEC
Blueprint yaitu: (1) ASEAN sebagai pasar
tunggal dan berbasis produksi tunggal yang
didukung dengan elemen aliran bebas barang,
jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan aliran modal yang lebih bebas, (2) ASEAN sebagai
kawasan dengan daya saing ekonomi tinggi,
dengan elemen peraturan kompetisi,
perlindungan konsumen, hak atas kekayaan
intelektual, pengembangan infrastruktur,
perpajakan, dan e-commerse, (3) ASEAN
sebagai kawasan dengan pengembangan
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
212 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
ekonomi yang merata dengan elemen
pengembangan usaha kecil dan menengah, dan
prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara-
negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos,
dan Vietnam), (4) ASEAN sebagai kawasan
yang terintegrasi secara penuh dengan
perekonomian global dengan elemen
pendekatan yang koheren dalam hubungan
ekonomi di luar kawasan dan meningkatkan
peran serta dalam jejaring produksi global
(Departemen Perdagangan RI, 2015:9).
Untuk menghadapi MEA, maka
Presiden RI membentuk komite nasional
persiapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi
ASEAN, yang memiliki tugas pokok, yaitu :
(1) Mengoordinasikan persiapan pelaksanaan
Masyarakat Ekonomi ASEAN, (2)
Mengoordinasikan percepatan peningkatan
daya saing nasional dalam rangka pelaksanaan
masyarakat ekonomi ASEAN, (3) Mengambil
langkah-langkah penyelesaian hambatan dan
permasalahan dalam persiapan dan
pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN,
(4) Mengoordinasikan pelaksanaan sosialisasi
kepada seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) terhadap persiapan dan
pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN
serta penjualan tahunan lebih dari dua milyar
lima ratus juta rupiah sampai dengan paling
banyak lima puluh milyar rupiah.
Ekonomi ASEAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
adalah satu pasar tunggal yang bertujuan untuk
meningkatkan investasi asing dan arus
perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke
negara-negara di Asia Tenggara. Dari
kesepakatan tersebut terdapat lima aspek yang
tidak boleh dibatasi, yaitu : arus barang, arus
jasa, arus modal, arus investasi dan arus tenaga
kerja terlatih, sehingga daya saing merupakan
faktor penting baik dari sisi produk maupun
SDM karena apabila tidak disiapkan maka
kemungkinan negeri ini akan menjadi
peningkatan daya saing nasional (Keppres RI
No. 37 tahun 2014).
PENELITIAN TERDAHULU
Ada beberapa penelitian yang telah
dilakukan mengenai sektor UMKM
diantaranya adalah sebagaimana dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No Nama dan
Tahun
Judul Metode
/Analis
is
Hasil Penelitian
1 Zuraida, Hani, Z
; Norlena,
Hasnan &
Shahimi, Mohtar
(2015)
Communication
and Service
Innovation in
Small and
Medium
Enterprises
(SMEs)
Studi
dokum
ntasi
Komunikasi dan
Inovasi itu penting
bagi UMKM karena
dapat meningkatkan
daya saing
perusahaan, industri
dan ekonomi.
Inovasi dalam
UMKM adalah mengadakan
tentangan,
kehilangan hak
kekayaan
intelektual.
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
213| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
2 Ladislav, Mura
& Jan, Buleca
(2012)
Evaluation Of
Financing
Possibilities of
Small and
Medium
Industrial
Enterprisess
Penyeb
aran
kuision
er
Bentuk pembiayaan
yang lebih sering
digunakan UMKM
adalah pinjaman
bank jangka pendek
dengan jangka
waktu kurang dari
satu tahun, kredit
pemasok dan
leasing dengan
jangka waktu empat
sampai enam tahun
dalam bentuk
barang, mesin atau
mobil. Manajemen
UMKM lebih
banyak memilih
leasing karena
disebabkan oleh
evaluasi kriteria
yang lebih ketat
pada bank.
3 Grisna,
Anggadwita &
Qaanita Yuuha
Mustafid (2014)
Identification of
Factors
Influencing the
Performance of
Small Medium
Enterprises
Regresi
Bergan
da
Hanya dua variabel
independen yang
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja UMKM
yaitu variabel aspek
enterpreuner dan
aspek kompetensi
SDM sedangkan
aspek inovatif dan
keberlangsungan
(sustainability)
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
UMKM.
4 Julien, Pollack
& Daniel Adler
(2016)
Skills That
Improve
Provitability : The
Relationship
between project
management, IT Skills, and Small
to Medium
Enterprise
Profitability
Regresi
bergand
a dan
Regresi
Logisti
k
Keterampilan
manajemen proyek,
keterampilan
profesional
teknologi informasi
dan keterampilan pemasaran akan
meningkatkan
profitabilitas
UMKM
5 Noruwa, A.I dan
Emeka, J. E
(2012)
The Role and
Sustainibility of
Microfinance
Penyeb
aran
Bank keuangan
mikro memiliki
peranan yang
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
214 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Banks in
Reducing Poverty
and Development
of
Entrepreneurship
in Urban and
Rural Areas in
Nigeria
kuesion
er
sangat penting
dalam mengurangi
kemiskinan melalui
kemudahan akses
kredit sektor
UMKM, akan tetapi
tingkat pinjaman
yang tinggi dari
sektor UMKM
menimbulkan
masalah yang serius
bagi bank keuangan
mikro antara lain
dokumentasi proses
kredit, informasi
yang salah, identitas
pemohon kredit,
kurangnya
teknologi modern
dan situasi ekonomi
yang tidak stabil di
negara itu.
6 Ndou Valentina
& Sadguy
Nezha (2011)
Digital
Marketplaces as a
viable model for
SME networking
Clusteri
ng
busines
s
models
dengan
menent
ukan
dimensi
yang
digunak
an
untuk
pemeta
an
busines
s
models
Teknologi jaringan
internet baru telah
menyediakan
peralatan, aplikasi
dan kesempatan
baru bagi UMKM
untuk mengatur dan
mengelola kegiatan
mereka dalam cara
baru dan biaya yang
lebih efektif untuk
membangun dan
memelihara
hubungan dengan
dunia luar dan
untuk
memposisikan
mereka secara strategis dalam
meningkatkan
lingkungan yang
dinamis karena
kesuksesan jaringan
memerlukan
harmonisasi antara
digital marketplaces
business model dan
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
215| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
karakteristik supply
chain.
7 Tadjouddine (2011)
E-Commerce System for
Software Agents :
Challenges and
Opportunities
Proof Carryin
g Code
(PCC)
Paradig
m
Teknologi E-Commerce dapat
meningkatkan daya
saing UMKM
karena aman dan
dapat diakses
dimana saja dan
kapan saja
8 Syukriah A, &
Hamdani, I
(2013)
Peningkatan
Eksistensi
UMKM Melalui
Comparative
Advantage Dalam
Rangka
Menghadapi
MEA 2015 di
Temanggung
Studi
dokume
ntasi
Dengan
diberlakukannya
MEA memberi
dampak positif dan
negatif kepada
UMKM. Dampak
positifnya adalah
masyarakat dapat
menjual barang-
barang hasil
produksinya ke
Negara-negara
ASEAN dengan
mudah, sedangkan
dampak negatifnya
adalah akan banyak
produk-produk
yang masuk ke
dalam negeri yang
mengakibatkan
persaingan menjadi
semakin ketat
sehingga diperlukan
suatu strategi
menggunakan
keunggulan
komparatif
(comparative
advantage) yaitu
dengan
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
216 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
menciptakan
produk yang khas
dan unik serta
memberikan
pelayanan yang
baik.
9 Seema
Unnikrishnan 1,*, Rauf Iqbal 1,
Anju Singh 1,
Indrayani M.
Nimkar (2014)
Safety
Management
Practices in Small
and Medium
Enterprises in
India
Studi
dokume
ntasi
Di beberapa UKM,
risiko yang terkait
dengan masalah
keselamatan
meningkat
sedangkan risiko
menurun pada orang
lain. Praktik
manajemen
keselamatan tidak
memadai di
sebagian besar
UKM. Daya saing
pasar, efisiensi yang
lebih baik, risiko
kurang, dan hukum
ketat ditemukan
sebagai penggerak
yang paling
signifikan; dan
kendala keuangan,
kurangnya
kesadaran,
penolakan terhadap
perubahan, dan
kurangnya pelatihan
bagi karyawan
ditemukan menjadi
penghalang utama.
10 S.J. Legg , K.B.
Olsen , I.S.
Laird , P. Hasle
(2015)
Managing safety
in small and
medium
enterprises
Studi
dokume
ntasi
menggambarkan
bagaimana tujuh
dari sepuluh
makalah dalam edisi
khusus berasal dari
sebuah konferensi
internasional pada
tahun 2013 tentang
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
217| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Understanding
Small Enterprises.
Model konseptual
untuk meningkatkan
lingkungan kerja
yang dapat diterima
bagi UKM mulai
berlaku dalam
standar legislatif
yang dibangun
dalam program
intervensi dan
mencakup tiga pilar
instrumen: inspeksi
untuk meningkatkan
kepatuhan,
pengakuan standar
oleh para pemangku
kepentingan di
sektor industri dan
penyebaran
informasi kepada
usaha kecil.
11 Tatjana
Vasiljeva,
Sabina
Shaikhulina,
Karlis Kreslins
(2016)
Factors for
Increasing the
Competitiveness
of Small and
MediumSized
Enterprises
(SMEs) In
Bulgaria
Studi
dokume
ntasi
literatur teoritis
dilakukan dan
eksplorasi,
pendekatan
campuran deskriptif
diterapkan untuk
penelitian lebih
lanjut. Penelitian
dilakukan pada
periode 2016 April-
Juni. Studi ini
memberikan
wawasan dan
rekomendasi kepada
UKM, vendor TIK,
penyedia layanan,
instansi pemerintah,
peneliti dan
mahasiswa.
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
218 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
12 Sibel Ahmedova
(2015)
Factors for
Increasing the
Competitiveness
of Small and
MediumSized
Enterprises
(SMEs) In
Bulgaria
Studi
dokume
ntasi
menentukan dan
menganalisis
faktor-faktor utama
untuk peningkatan
Daya saing UKM
dan untuk
menguraikan arah
pembangunan
berkelanjutan
mereka dalam
realitas ekonomi
baru.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kuantitatif. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah para pelaku UMKM
dengan menggunakan variabel penelitian :
Strategi (X), Daya saing UMKM (Y) dan
Ekonomi Asean (Z). Teknik pegumpulan data
dilakukan dengan cara: Observasi, yaitu
penulis melakukan pengamatan ke lokasi
penelitian yaitu UMKM yang berlokasi di
Kabupaten Cirebon. (1) Wawancara, yaitu
penulis melakukan tanya jawab dengan
petugas di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Cirebon bidang
industri yaitu Bapak Dhani dan petugas di
Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Cirebon, yaitu Bapak Anton. (2) Kuesioner,
yaitu penulis membuat daftar pertanyaan untuk
diisi oleh responden mengenai keadaan yang
dialami dan dirasakan responden berkaitan
dengan variabel penelitian. (3) Studi
kepustakaan, yaitu penulis mengumpulkan
referensi yang ada kaitan dengan topik
penelitian.
Jenis data dalam Penelitian ini
menggunakan: 1) data primer yaitu wawancara
dengan petugas di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Cirebon dan petugas
di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Cirebon dan membuat kuesioner untuk diisi
oleh responden yaitu para pelaku usaha
UMKM. 2) data sekunder yaitu data jumlah
UMKM, sentra UMKM, pendanaan UMKM,
yang berasal dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kota dan kabupaten Cirebon.
Berdasarkan informasi yang penulis
peroleh dari dinas perindustrian dan
perdagangan kabupaten Cirebon melalui
kabupaten Cirebon dalam angka, bahwa
jumlah UMKM di kabupaten Cirebon
berjumlah 10.795, sehingga populasi dalam
penelitian ini berjumlah 10.795 UMKM.
Teknik sampling yang digunakan adalah
simple random sampling yaitu cara
pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak (Riduwan & Kuncoro, 2008:41).
Untuk menentukan ukuran sampel maka
digunakan rumus Taro Yamane atau Slovin,
yaitu:
𝑛 =𝑁
𝑁. 𝑑2 + 1
Keterangan: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi (Ditetapkan 10%
dengan tingkat kepercayaan 95%)
(Riduwan & Kuncoro, 2008:49)
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
slovin, maka diperoleh jumlah sampel, yaitu :
𝑛 = 10.795
(10.795)(0.1)2+1= 99.08 = 100, maka
sampel yang digunakan sebanyak 100 pelaku
usaha UMKM.
Alat analisis yang digunakan adalah Path
Analysis model Dekomposisi dengan tujuan
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
219| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Ρyx4
untuk menguji pengaruh yang bersifat
kausalitas antarvariabel, baik yang sifatnya
langsung maupun tidak langsung, sedangkan
hubungan yang bersifat nonkausalitas yang
terjadi antara variabel eksogen tidak
dimasukan dalam perhitungan (Riduwan &
Kuncoro, 2008 : 151).
Paradigma penelitian Dekomposisi pengaruh
kausalitas antarvariabel dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1 Dekomposisi Pengaruh Kausalitas Antarvariabel
Langkah-langkah pengujian path analysis
model dekomposisi adalah sebagai berikut :
(1) Membuat paradigma penelitian; (2)
Merumuskan masalah penelitian; (3) Membuat
model hipotesis; (4) Membuat diagram jalur
dan persamaan struktur; (5) Menguji tiap
hipotesis untuk tiap Sub-Struktur (Riduwan & Kuncoro, 2008 : 154-157).
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 2.
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
220 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala No
Quesioner
Pendanaan
(X1)
Jumlah Plafond,
Persyaratan
administrasi, jangka
waktu
Besarnya nilai jaminan, jenis
usaha yang dijalankan,
menyerahkan foto copy
dokumen usaha, frekuansi
pendanaan, bantuan
permodalan
Ordinal 1-10
Pelatihan
kewirausa
haan (X2)
frekuensi Pelatihan,
Materi Pelatihan,
Peserta Pelatihan,
inovasi, penyerapan
angkatan kerja,
produktivitas
Rentang waktu, narasumber,
Inovasi continue dalam
perubahan, inovasi dinamis
yang berpengaruh terhadap
peningkatan pola konsumsi,
inovasi dalam menciptakan
produk baru
Ordinal 11-20
Pendampi
ngan
Usaha
(X3)
Magang, prospek
usaha, informasi
Jangka waktu magang, lokasi
magang, konsultasi bisnis,
mensosialisasikan prospek
usaha sesuai dengan jenis
usaha, akses terhadap
informasi ekonomi
Ordinal 21-30
Kemitraan
(X4)
(Supriyadi
, 1997)
Kerjasama pemasaran
& penampungan
produk,
Pengembangan usaha,
Peningkatan kualitas
SDM, Peningkatan
skala usaha, teknologi
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas produk, memperluas
jaringan pemasaran,
meningkatkan profit secara
maksimum, meningkatkan
kualitas SDM, mengontrol
kualitas produk yang
dihasilkan, pengembangan
usaha, peningkatan skala
usaha, kemitraan dalam
teknologi
Ordinal 31-40
Daya
Saing
UMKM
(Y)
Pendapatan, jumlah
tenaga kerja,
pemakaian bahan
baku lokal, jaringan
usaha
Peningkatan pendapatan usaha,
penyerapan jumlah tenaga
kerja, pemanfaatan bahan baku
lokal, memperluas jaringan
usaha
Ordinal 41-50
Ekonomi
ASEAN
(Z)
Dapat bersaing,
dinamis, tenaga kerja
terampil, memberikan
fasilitas terhadap
gerakan bisnis
Perdagangan bebas, investasi,
jasa dan aliran modal bebas,
tenaga kerja terampil, transaksi
elektronik e-ASEAN,
mempromosikan sumber
daaerah, peran sector swasta
meningkat, infrastruktur
meningkat
Ordinal 51-60
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
221| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Hipotesis penelitian berdasarkan rumusan
masalah di atas adalah sebagai berikut :
Ho∶ρzy=ρyx_1=ρyx_2=ρyx_3=ρyx_4=0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel
X, Y dan Z
Ha∶ ρzy=ρyx_1=ρyx_2=ρyx_3=ρyx_4≠0, artinya
terdapat pengaruh antara variabel X terhadap Y
dan Z
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan penelitian,
instrumen penelitian yang digunakan harus
dilakukan uji validitas dan reliabilitas agar
hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Instrumen dinyatakan valid jika mampu
mengukur yang harus diukur, sedangkan
instrumen dinyatakan reliabel jika
menghasilkan ukuran yang konsisten
meskipun digunakan berulang-ulang.
Berdasarkan data pada tabel 3 diketahui nilai
Alpha Crocbach adalah 0,821 lebih besar dari
nilai yang dipersyaratkan yaitu 0,6 sehingga
nilai instrument tersebut reliabel.
Tabel 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,821 60
Untuk mengetahui apakah semua pertanyaan
tersebut valid, maka lihat tabel 4 pada kolom
Corrected item-Total Correlation, kemudian
membandingkan nilai r tabel dengan nilai r
hitung. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai
r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan
valid.
Tabel 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
P1 180,36 392,435 ,399 ,814
P2 180,51 396,818 ,504 ,814
P3 180,42 403,074 ,318 ,817
P4 180,22 405,224 ,273 ,818
P5 180,41 413,436 ,244 ,822
P6 180,52 410,252 ,294 ,822
P7 180,61 408,584 ,228 ,821
P8 180,55 393,301 ,445 ,814
P9 180,97 393,161 ,415 ,814
P10 182,14 407,031 ,293 ,819
P11 181,77 395,169 ,421 ,814
P12 182,17 431,132 ,300 ,832
P13 180,24 413,639 ,248 ,822
P14 181,80 413,717 ,235 ,823
P15 180,47 410,494 ,270 ,820
P16 180,43 406,551 ,280 ,818
P17 180,70 405,444 ,248 ,818
P18 181,50 397,283 ,298 ,817
P19 181,26 394,396 ,378 ,815
P20 181,99 429,061 ,319 ,830
P21 181,98 398,727 ,332 ,816
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
222 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
P22 181,43 401,561 ,271 ,821
P23 181,34 412,469 ,261 ,822
P24 181,39 394,281 ,455 ,814
P25 181,20 400,424 ,318 ,817
P26 182,16 404,540 ,282 ,820
P27 181,26 409,548 ,271 ,824
P28 181,65 393,684 ,371 ,815
P29 181,79 407,258 ,270 ,820
P30 180,61 422,887 ,265 ,828
P31 181,18 411,119 ,263 ,823
P32 179,90 415,141 ,207 ,823
P33 180,14 417,213 ,251 ,824
P34 180,72 404,628 ,283 ,818
P35 181,27 407,613 ,279 ,820
P36 180,49 401,606 ,243 ,818
P37 181,78 403,143 ,383 ,816
P38 181,34 400,489 ,326 ,817
P39 181,88 404,511 ,206 ,819
P40 181,42 418,428 ,274 ,827
P41 181,33 391,153 ,445 ,813
P42 180,53 392,959 ,587 ,812
P43 181,55 411,866 ,267 ,822
P44 180,68 381,917 ,664 ,808
P45 180,91 409,032 ,245 ,820
P46 180,21 397,582 ,376 ,815
P47 181,83 396,789 ,452 ,814
P48 180,88 393,985 ,482 ,813
P49 181,74 398,942 ,363 ,816
P50 180,95 388,189 ,513 ,812
P51 180,79 389,077 ,495 ,812
P52 181,02 392,545 ,438 ,814
P53 180,91 406,547 ,227 ,819
P54 180,98 409,050 ,266 ,820
P55 180,55 408,210 ,231 ,819
P56 181,34 403,378 ,214 ,819
P57 181,53 392,898 ,420 ,814
P58 182,53 409,039 ,252 ,820
P59 181,59 393,658 ,492 ,813
P60 180,80 401,737 ,297 ,820
Nilai r tabel (98:0.05) adalah 0,196, dan
setelah dibandingkan dengan nilai r hitung
pada kolom Corrected item-Total Correlation,
nilai nya lebih besar dari nilai r tabel, sehingga
instrumen dinyatakan valid.
Hasil Analisis Jalur
Dari hasil pengolahan data menggunakan
SPSS AMOS versi 22 dihasilkan diagram jalur
seperti tampak pada gambar 2.
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
223| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Gambar 2 Diagram Jalur Hasil Pengolahan Data
Matrices (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
X4 X3 X2 X1 Y
Y ,718 ,416 ,042 ,126 ,000
Z ,198 ,226 ,023 ,278 ,543
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
X4 X3 X2 X1 Y
Y ,488 ,351 ,028 ,120 ,000
Z ,159 ,226 ,018 ,314 ,643
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
X4 X3 X2 X1 Y
Y ,718 ,416 ,042 ,126 ,000
Z -,192 ,000 ,000 ,210 ,543
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
X4 X3 X2 X1 Y
Y ,488 ,351 ,028 ,120 ,000
Z -,154 ,000 ,000 ,237 ,643
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
X4 X3 X2 X1 Y
Y ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Z ,389 ,226 ,023 ,068 ,000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
X4 X3 X2 X1 Y
Y ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Z ,314 ,226 ,018 ,077 ,000
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
224 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Tabel 5
Rangkuman Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Pengaruh Total Variabel Pendanaan,
Pelatihan Kewirausahaan, Pendampingan Usaha dan Daya Saing
Terhadap Ekonomi ASEAN
Variabel Langsung Tidak langsung Total
Melalui Daya
Saing
Pendanaan Terhadap
Daya Saing
1,26 - 0,126
Pendanaan Terhadap
Ekonomi ASEAN
0,210 0,068 0,278
Pelatihan
Kewirausahaan
Terhadap Daya Saing
0,042 - 0,042
Pelatihan
Kewirausahaan
Terhadap Ekonomi
ASEAN
0,000 0,023 0,023
Pendampingan Usaha
Terhadap Daya Saing
0,416 - 0,416
Pendampingan Usaha
Terhadap Ekonomi
ASEAN
0,000 0,226 0,226
Kemitraan Terhadap
Daya Saing
0,718 - 0,718
Kemitraan Terhadap
Ekonomi ASEAN
0,389 -0,192 0,198
Daya Saing Terhadap
Ekonomi ASEAN
0,543 - 0,543
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendanaan memiliki pengaruh secara langsung
yang positif dan signifikan terhadap daya saing
sebesar 1,26 = 12, 6 % dan pendanaan
berpengaruh terhadap ekonomi ASEAN
sebesar 0,210 = 21 %, sedangkan melalui daya
saing sebesar 0,068 = 6,8 %. Arah yang positif
artinya jika variabel pendanaan ditingkatkan
maka daya saing akan meningkat dan ekonomi
ASEAN akan meningkat pula. Pelatihan kewirausahaan
mempengaruhi daya saing sebesar 0,042 = 4,2
% dan pelatihan kewirausahaan berpengaruh
terhadap ekonomi ASEAN sebesar 0,000,
sedangkan melalui daya saing sebesar 0,023 =
2,3 artinya pelatihan kewirausahaan tidak
berpengaruh secara langsung terhadap
ekonomi ASEAN tetapi dengan adanya
pelatihan kewirausahaan dapat meningkatkan
daya saing dalam menghadapi ekonomi
ASEAN.
Pendampingan usaha memiliki
pengaruh secara langsung terhadap daya saing
sebesar 0,416 = 41,6 % dan pendampingan
usaha berpengaruh secara langsung terhadap
ekonomi ASEAN sebesar 0,000, sedangkan
melalui daya sain sebesar 0,226 = 22,6 % artinya pendampingan usaha tidak
berpengaruh secara langsung terhadap
ekonomi ASEAN tetapi pendampingan usaha
dapat meningkatkan daya saing sebesar 22,6 %
dalam menghadapi ekonomi ASEAN.
Kemitraan berpengaruh terhadap daya saing
sebesar 0,718 = 71,8 % dan kemitraan
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
225| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
berpengaruh secara langsung terhadap
ekonomi ASEAN sebesar 0,389 = 38,9 %,
sedangkan melalui daya saing sebesar -0,192 =
- 19,2 % artinya kemitraan akan menurunkan
tingkat persaingan dengan negara ASEAN
lainnya. Dengan demikian, hipotesis yang
penulis ajukan diterima atau Ho ditolak.
Daya saing secara langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ekonomi ASEAN sebesar 0,543 = 54,3%.
Artinya jika daya saing ditingkatkan maka
akan meningkatkan ekonomi ASEAN sebesar
54,3 %. Diantara semua variabel diatas,
variabel yang sangat berpengaruh terhadap
daya saing adalah variabel kemitraan.
Pembahasan
Berdasarkan informasi dari Dinas Koperasi
dan UMKM kabupaten Cirebon ada beberapa
sentra jenis usaha unggulan yaitu :
Tabel 6
Jenis Usaha Unggulan UMKM di Kabupaten Cirebon
No Jenis Usaha Jumlah Pengusaha Kecamatan
1 Batik 403 Ciwaringin, Plered, Tengah Tani
Batu Alam 344 Dukupuntang, Palimanan, Depok
Emping Melinjo 132 Kedawung, Ciwaringin, Gempol
Konveksi 595 Sumber, Arjawinangun, Depok,
Weru, Pangenan, Plumbon, Tengah
Tani
Makanan Ringan 417 Weru, Depok, Gempol, Waled,
Pangenan, Plered, Tengah Tani
Meubel 1.220 Depok, Dukupuntang, Weru, Plered,
Tengah Tani
Rotan 1.305 Plered, Weru, Plumbon, Tengah
Tani, Depok
Sandal 20 Sumber, Plumbon, Weru, Plered,
Tengah Tani
Pengolahan Ikan 364 Mundu, Gebang, Waled, Pangenan,
Losari
Anyaman Bambu 37 Greged, Dukupuntang, Beber,
Depok
Genteng 22 Ciwaringin, Pangenan
Garam 1.328 Mundu, Astanajapura, Pangenan,
Gunung Jati, Kapetakan,
Suranenggala
Mangga 20 Sedong, Astanajapura, Greged,
Lemahabang, Beber, Susukan
Lebak, Dukupuntang, Kedawung
Bawang Merah 9 Pabedilan, Astanajapura, Pabuaran,
Babakan, Waled
(Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon, 2017)
Dalam bidang permodalan bagi koperasi dan
UMKM pemerintah pusat maupun daerah
memberikan berbagai macam skema bantuan
permodalan, antara lain:
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
226 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
No Nama Skema Bantuan
Permodalan
1 Kredit Program Bantuan (APBD)
2 Kredit Usaha Rakyat (KUR)
3 Lembaga Pengelolaan Dana
Bergulir (LPDB)
4 Kredit Cinta Rakyat (KCR)
5 Bantuan Sosial (Bansos)
(Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kab Cirebon, 2017)
Berdasarkan informasi yang penulis
peroleh dari hasil wawancara dengan petugas
di Dinas Koperasi dan UMKM bahwa
pendanaan yang ditawarkan oleh pemerintah
sudah cukup banyak seperti KCR (Kredit Cinta
Rakyat), KUR (Kredit Usaha Rakyat),
Koperasi dan lain-lain hanya saja yang harus
dipertanyakan apakah pendanaan tersebut
sudah tepat sasaran atau belum sehingga perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi, karena
berdasarkan informasi dari pelaku UMKM di
desa lain yang berdekatan dengan desanya
mendapatkan bantuan dana untuk pelaku
UMKM tetapi pelaku UMKM di desanya tidak
mendapatkan bantuan pendanaan. Pelatihan
kewirusahaan merupakan program pemerintah
yang akhir-akhir ini sering diselenggarakan di
kabupaten Cirebon, akan tetapi masih ada saja
masyarakat pelaku UMKM yang mengaku
tidak mengetahui informasi adanya program
pelatihan kewirausahaan sehingga perlu
adanya sosialisasi secara menyeluruh ke tiap
desa di kabupaten Cirebon. Pendampingan
usaha dilakukan oleh Dinas Koperasi dan
UMKM dan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan di Kabupaten Cirebon dengan
membuat sentra-sentra pelaku UMKM yang
terdiri dari minimal sepuluh pelaku UMKM
yang memiliki usaha yang sama untuk
memudahkan dalam melakukan
pendampingan usaha, tetapi pendampingan
usaha ini baru terbatas pada usaha yang
memiliki ciri khas untuk kabupaten Cirebon,
seperti mebel, sendal, rotan, garam, batu alam,
makanan ringan, emping melinjo, batik trusmi,
batik ciwaringin dan lain-lain, sedangkan
untuk pelaku usaha UMKM lain yang kecil-
kecil dan tersebar belum dikelompokkan ke
dalam sentra-sentra usaha industri atau
UMKM.
Kemitraan yang dilakukan oleh pelaku usaha
UMKM sudah sampai antar provinsi bahkan
ada yang sampai skala ASEAN seperti rotan,
tetapi kemitraan yang dilakukan lebih banyak
di bidang pemasaran.
Ada empat pilar masyarakat ekonomi
ASEAN, yaitu: 1.Pasar Tunggal dan Basis
Produksi (Single Market and Production Base)
(a) Free Flow Of Goods; (b) Free Flow Of
Services; (c) Free Flow Of Capital; (d) Free
Flow Of Skilled Labor; (e) Priority Integration
Sectors. 2. Kawasan Ekonomi Yang
Kompetitif (Competitive Economic Region)
(a) Competition Policy; (b) Consumer
Protection; (c) Intellectual Property Rights; (d)
Infrastructure Development; (e) Taxation; (f)
E-Commerce. 3. Pembangunan Ekonomi Yang
Setara (Equitable Economic Development) (a)
SME Development Initiative For ASEAN
Integration (IAI) : Developed ASEAN Nations
to help less developed ASEAN nations in 7
priority projects. 4. Integrasi Ke Dalam
Ekonomi Global (Integration Into Global
Economic). (a) Coherent approach
toward external economic relations. (b)
Enhanced participation in global supply
networks.
Indonesia memiliki keunggulan
dibandingkan negara ASEAN lainnya yaitu
pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi,
namun rasio ketergantungan semakin mengecil
(bonus demografi) yaitu pada tahun 2010
50,5% kemudian tahun 2015 sebesar 48,6 %.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa variabel pendanaan,
pelatihan kewirausahaan, pendampingan usaha
dan kemitraan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap daya saing, artinya jika
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 209-228
227| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
variabel-variabel tersebut ditingkatkan maka
akan meningkatkan daya saing UMKM dalam
menghadapi ekonomi ASEAN. Dari semua
variabel independen, yang paling besar
pengaruhnya terhadap daya saing adalah
kemitraan dan yang paling berpengaruh
terhadap ekonomi ASEAN adalah variabel
daya saing. Oleh karena itu, jika UMKM ingin
dapat survive di pasar ekonomi ASEAN maka
harus meningkatkan daya saing, dan untuk
meningkatkan daya saing, UMKM diharuskan
menjalin kemitraan dengan berbagai pihak
yang ada relevansi dengan usaha UMKM
tersebut.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
penulis memberi saran kepada para pelaku
UMKM bahwa untuk meningkatkan daya
saing, sebaiknya lebih banyak menjalin
kemitraan baik di tingkat nasional maupun di
tingkat ASEAN, sehingga dengan
meningkatnya daya saing maka akan secara
otomatis dapat meningkatkan usahanya di
tingkat ekonomi ASEAN.
Dengan menjalin kemitraan akan
banyak keuntungan yang diperoleh oleh para
pelaku usaha UMKM diantaranya transfer
teknologi, peningkatan kualitas produk,
peningkatan kualitas karyawan, pendanaan,
penyediaan bahan baku, pemasaran baik secara
tradisional maupun berbasis internet, desain
produk, pendampingan usaha dan masih
banyak lagi keuntungan yang akan diperoleh
oleh para pelaku UMKM.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2015, Jumlah
Perusahaan Industri Mikro Kecil,
diakses melalui www.bps.go.id pada
tanggal 15 Mei 2015
Blocher, 2000, Manajemen Biaya, Terjemahan
Susty Ambarriani, Salemba Empat, Jakarta
Departemen Koperasi, 2015, Pokja MEA
Kementerian Koperasi dan UKM,
diakses melalui www.depkop.go.id pada
tanggal 12 Mei 2015
Efendi Arianto, 2015, Definisi Daya Saing
Bangsa/Negara, diakses melalui
http://strategika.com/2008/08/19/daya-
saing pada tanggal 15 Mei 2016
Ernayanti, Tri, 2015, Penerapan Analisis
SWOT Dalam Strategi Peningkatan
Daya Saing Pedagang Muslim Untuk
Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN, Skripsi, Universitas Islam
Negeri Walisongo, Semarang
Grisna, Anggadwita & Qaanita Yuuha
Mustafid, 2014, Identification of Factors
Influencing the Performance of Small
Medium Enterprises (SMEs), Procedia
Social and Behavioral Sciences, 115,
(415-423)
Gusmardi Bustami, 2015, Menuju ASEAN
Economic Community, Departemen
Perdagangan RI, Jakarta
Hamdy, Hadi, 2001, Ekonomi Internasional –
Teori dan Kebijakan Perdagangan
Internasional, Buku 1, Ghalia Indonesia,
Jakarta
Instruksi Presiden RI No. 6 Tahun 2014
Tentang Peningkatan Daya Saing
Nasional Dalam Rangka Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Julien, Pollack & Daniel Adler, 2016, Skills
That Improve Profitability : The
Relationship Between Project
Management, IT Skills, and Small to
Medium Enterprise Profitability,
International Journal of Project
Management, 34, 831-838
Keputusan presiden RI No. 37 Tahun 2014
Tentang Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi
Association of Southeast Asian Nations
Ladislav, Mura & Jan, Buleca, 2012,
Eveluation of Financing Possibilities of
Small and Medium Industrial
YANAH, HAULAH NAKHWATUNNISA DAN TRI AMALIA SUKARNO/ Strategi Peningkatan Daya
Saing UMKM Dalam Menghadapi Ekonomi ASEAN (Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)
228 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Enterprises, Procedia Economics and
Finance, 3, 217-222
Ndou, V & Sadguy, N, 2011, Digital
Marketplaces as a Viable Model For
SME Networking, IGI Global, Italy
Noruwa, A.I & Emeka, E.J, 2012, The Role
and Sustainability of Microfinance
Banks in Reducing Poverty and
Development of Entrepreneurship in
Urban and Rural Areas in Nigeria,
International Journal of Business
Administration. 3(3) : 33- 40
Rangkuti, Freddy, 2006, Analsisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Riduwan & Kuncoro. A. Engkos, 2008, Cara
Menggunakan dan Memaknai Analisis
Jalur (Path Analysis), Alfabeta,
Bandung
Rivai, Veitzhal, 2006, Credit Management
Hand Book : Teori, Konsep, Prosedur
dan Aplikasi, Panduan Praktis
Mahasiswa, Bankir dan Nasabah, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Rudianto, 2009, Penganggaran, Erlangga,
Jakarta
Seema Unnikrishnan, dkk, 2014. Safety
Management Practices in Small and
Medium Enterprises in India
Sibel Ahmedova, 2015. Factors for Increasing
the Competitiveness of Small and
MediumSized Enterprises (SMEs)
S.J. Legg , K.B. Olsen , I.S. Laird , P. Hasle ,
2015, Managing safety in small and
medium enterprises.
Syukriah, A & Hamdani, I, 2013, Peningkatan
Eksistensi UMKM Melalui Comparative
Advantage Dalam Rangka Menghadapi
MEA 2015 Di Temanggung, Economics
Developments Analysis Journal, 2 (2) :
110-119
Tatjana Vasiljeva, Sabina Shaikhulina, Karlis
Kreslins, 2016. Factors for Increasing
the Competitiveness of Small and
MediumSized Enterprises (SMEs) In
Bulgaria
Tadjouddine, M. E, 2011, E-Commerce
Systems For Software Agents :
Challenges and Opportunities, IGI
Global, China
Tambunan, Tulus, 2001, Perkembangan
UMKM di Indonesia : Apakah Mereka di
gerakkan oleh Jiwa Kewirausahaan,
USAKTI, Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia No 17
Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang
usaha mikro kecil dan menengah
Zuraida, Hani, Zulkepli ; Norlena, Hasnan &
Shahimi, Mohtar, 2015, Communication
and Service Innovation in Small and
Medium Enterprises (SMEs), Procedia-
Social and Behavioral Sciences, 211, 437-
441