asean 2015

57
7 Langkah Strategis Menuju AEC 2015 Enam puluh delapan tahun sudah kita merayakan hari jadi negara kita tercinta, Indonesia. Yup! Tepatnya, 17 Agustus kemarin. Tidak sedikit dari kita yang merasa pesimis dengan masa depan Indonesia. Tetapi, masih lebih banyak dari kita yang tetap optimis untuk Indonesia yang lebih baik. "Have you ever wonder why other countries called us “The Sleeping Giant”? They see the potential in us, they see what wonders that we can do" ( @faradilaaa)

Upload: pasiswoyo

Post on 26-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Lingsta Asia Tenggara

TRANSCRIPT

7 Langkah Strategis Menuju AEC 2015Enam puluh delapan tahun sudah kita merayakan hari jadi negara kita tercinta, Indonesia. Yup! Tepatnya, 17 Agustus kemarin. Tidak sedikit dari kita yang merasa pesimis dengan masa depan Indonesia. Tetapi, masih lebih banyak dari kita yang tetap optimis untuk Indonesia yang lebih baik. 

"Have you ever wonder why other countries called us “The Sleeping Giant”? They see the potential in us, they see what wonders that we can

do" (@faradilaaa)

Salah satu kicauan dari seorang sahabat yang membuat saya terhenyak, betapa sebenarnya begitu banyak potensi yang kita

miliki yang tidak kita sadari. Harapan itu masih ada, Sobat! Kita masih bisa berjuang untuk Indonesia yang lebih baik.

Masih pada hari yang sama, 17 Agustus 2013. Malam menjelang tidur, saya kembali menemukan tweets yang tidak kalah menarik dari @aseanblogger. Sebuah ajakan kepada kita untuk merenung akan masa depan Indonesia. Terutama dalam rangka kesiapan kita menyambut Komunitas ASEAN 2015.

"Penah nggak sih kepikir bahwa kita sering kali mengirimkan

tenaga unskill keluar negeri bisa Malaysia atau negara tetangga

sesama ASEAN"

"Nah pertanyaannya apakah nanti kalau Komunitas 2015 dibuka

justru kita kebanjiran tenaga skill masuk Indonesia"

"Tiba tiba ada Salon Thailand bersertifikasi beredar di Jakarta ?

Dampaknya apa ?"

Siap tidak siap, Komunitas ASEAN 2015 akan dimulai pada 31 Desember 2015 mendatang. Saya berpikir bahwa jika kita tidak bergerak cepat mempersiapkan amunisi dalam menyambut dibukanya Komunitas ASEAN

2015  kita akan terjajah di negeri sendiri. Dalam hal ini saya menggaris bawahi pada ASEAN Economic Communtity (AEC). AEC terdiri dari 4 pilar, yaitu (1) pasar tunggal dan basis produksi regional, (2) kawasan berdaya saing tinggi, (3) kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan (4) terintegrasi dengan perekonomian dunia. 

Konsekuensi diberlakukannya AEC adalah adanya liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi, tenaga terampil secara bebas dan arus modal yang lebih bebas, sebagaimana yang digariskan dalam AEC Blueprint. Pertanyaannya "Apakah Indonesia siap?" 

Wakil Menteri Perdagangan

(Wamendag), Bayu Krisnamurthi mengklaim, bahwa 83 persen Indonesia telah siap menghadapi AEC. Sedangkan, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi dan  peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyatakan bahwa Indonesia belum siap bersaing. Bagaimana menurut Sobat?

AEC ibarat 2 buah mata pisau bagi Indonesia, bisa menjadi peluang yang membawa manfaat dan berkah (land of opportunities) juga bisa menjadi musibah  (loss of opportunities). Kita akan menjadi produsen yang banyak mengekspor atau justru menjadi sasaran empuk importir. Jawabannya adalah pada kesiapan Indonesia menghadapi AEC.

Seberapa siapkah Indonesia menghadapi AEC? 

Banyak pihak yang mendesak agar pemerintah segera melakukan persiapan menyambut AEC 2015 yang sekiranya belum terdengar gaungnya. Langkah-langkah strategis pun sebaiknya diterapkan dengan segera. Dua tahun bukanlah waktu yang panjang untuk persiapan persaingan ketat ini. Berikut 7 langkah strategis yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

1. Sosialisasi Besar-besaranUpaya sosialisasi hajat besar AEC ini menurut saya belum merata. Hanya terbatas kalangan tertentu. Bisa dibilang, kalangan menengah ke atas. Sedangkan, masyarakat

awam ke bawah tidak begitu mengenalnya. Jangankan bersiap, mengenal pun tidak. Menurut sahabat saya, Tsabita Shabrina, hal ini sangat jauh berbeda dengan yang dia alami di Thailand. 

Semoga pemerintah segera melakukan sosialisasi ini, tak kalah meriah dengan kampanye pemilu 2014 lengkap dengan atributnya. Jika setiap pilkada maupun pemilihan presiden, tim sukses mampu mengirimkan sms personal maupun broadcast message ke hampir semua warga dalam berkampanye, saya rasa hal serupa tak sulit dilakukan untuk mensosialisasikan AEC.

"Atmosfir ASEAN dan AEC di Thailand sangatlah terasa.

Pemerintah Thailand terlihat tak menganggap remeh pelaksanaan AEC, banyak sekali spanduk, umbul umbul dan papan-papan di berbagai fasilitas umum yang menginformasikan pelaksanaan AEC, media cetak, dan televisi juga aktif mengabarkan berita ini melalui countdown yang dihitung mundur setiap harinya. Saya sendiri juga dibuat heran ketika beberapa kali bertemu penjual kaki lima dan penumpang lain di bus yang saya naiki selalu menanyakan tanggapan saya, sebagai warga negara Indonesia terkait pelaksanaan AEC." 

Disinilah peran besar Komunitas Blogger ASEAN dibutuhkan, yaitu sosialisasi hal -hal terkait upaya

pemerintah menyambut AEC. Agar informasi bisa menjangkau masyarakat luas.

2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)SDM merupakan hal yang paling krusial dalam menghadapi AEC. SDM yang berkualitas akan mampu bersaing dan kuat menghadapi tantangan. Cekatan serta inovatif dalam mengambil ide, langkah, dan tindakan. Peningkatan kualitas SDM misalnya dengan pelatihan bahasa. Bahasa sangat penting dalam peranan persaingan global. Terutama bahasa inggris. Selain itu, pengembangan skill dapat dilakukan dengan pelatihan, workshop, pertemuan rutin antar pelaku ekonomi, juga pembangunannetworking. Semua

hal ini dilakukan agar pelaku ekonomi selalu mengikuti perkembangan terbaru perekonomian. Tidak menjadi katak dalam tempurung zona nyamannya. Optimisme Indonesia bisa harus dimiliki para SDM yang berkualitas!

3. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)UMKM merupakan sektor ekonomi nasional yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Pemberdayaan ini dapat menciptakan iklim usaha dan mengurangi ekonomi biaya tinggi. Pemberdayaan UMKM sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing ekonomi. Persaingan dalam hal kualitas maupun kuantitas yang bukan hanya untuk pasar lokal dan

nasional, tetapi juga ekspor. Semakin banyak UMKM yang bisa mengekspor, akan semakin besar pula daya saing ekonomi Indonesia. Pelatihan penggunaan website dalam rangka memperluas segmentasi konsumen juga sangat diperlukan di era digital saat ini. Hal ini yang terkadang masih jarang dilakukan oleh UMKM.

4. Penyediaan ModalPemodalan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas produksi suatu usaha. Oleh karenanya, dibutuhkan lembaga pemodalan yang mudah diakses oleh pelaku usaha dari berbagai skala. Terutama pelaku UMKM yang seringkali kesulitan dalam penambahan modal.

5. Perbaikan Infrastruktur

Infrastruktur berupa sarana dan prasarana seperti logistik, listrik, telekomunikasi, revitalisasi transportasi, jalan raya, rel kereta api, pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Kita mengetahui bahwa kesemua faktor ini sangat mempengaruhi proses produksi dan distribusi. Oleh karenanya, perbaikan infrastruktur ini harus disegerakan. Tersendatnya logistik dapat meningkatkan inflasi. Karena daya saing juga sangat ditentukan cepat lambatnya keluar masuk barang.

6. Reformasi Kelembagaan & PemerintahKelembagaan dan pemerintah yang taat hukum & tidak memihak sangat diharapkan. Sikap kelembagaan & pemerintah yang kooperatif terhadap pelaku usaha

merupakan salah satu hal yang harus diperbaiki. Tidak mempersulit urusan administrasi dan birokrasi yang berkepanjangan. Penguatan lembaga hukum harus ditingkatkan, terutama dalam hal independensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum. Sehingga tercipta iklim kelembagaan hukum yang profesionalisme dan transparan. Upaya peningkatan kesejahteraan kelembagaan & pemerintah juga terus dilaksanakan guna mencegah tindakan yang mengarah dan berpotensi koruptif atau pungli.

7. Reformasi Iklim InvestasiIndonesia harus melakukan pembenahan iklim investasi melalui perbaikan infrastruktur ekonomi, menciptakan stabilitas

makro-ekonomi, serta adanya kepastian hukum dan kebijakan, dan memangkas ekonomi biaya tinggi.

Peran aktif Komunitas Blogger ASEAN dalam rangka mendukung sosialisasi AEC harus dilakukan secara rutin dan berkala hingga tiba saatnya nanti 31 Desember 2015. Tidak berhenti hanya pada satu momen. Komunitas Blogger ASEAN diharapkan terus menyebarkan informasi terkini seluas-luasnya juga mengawasi kinerja pemerintah dalam hal persiapan menyongsong AEC. Menyumbangkan beberapa ide dan masukan untuk pemerintah dan juga pelaku usaha dalam upaya menyongsong AEC 2015. Mungkin, countdown, hitungan mundur lahirnya AEC

perlu diterapkan. Setidaknya di dalam sidebar website kita masing-masing. Sehingga akan terus mengingatkan kita akan seberapa jauh dan matangkah persiapan kita.

Sekian tulisan dari saya. Mohon maaf jika ada beberapa kesalahan dan bagian yang tidak sempurna. Kritik dan saran juga penyempurnaan langkah strategis menuju AEC 2015 sangat diharapkan. Kita bersama-sama mempersiapkan diri menyongsong era baru demi Indonesia yang lebih baik.

ASEAN DAN KITA :  MEWUJUDKAN

KOMUNITAS ASEAN 2015 YANG

BERORIENTASI PADA MASYARAKAT

Sub Tema : Meningkatkan kualitas

hidup warga Indonesia dan ASEAN

dalam pilar komunitas ASEAN, yaitu

ekonomi dan sosial-budaya  Melalui

program persiapan ekonomi dalam

negeri berbasis masyarakat

(Oleh :  Muh. Arya Adhiwijna & Fitricia P

Utama)

Permasalahan: ketidak-siapan

mayoritas warga Indonesia yang

berbasis pada ekonomi kerakyatan

kecil-menengah untuk dapat bersaing

dalam pola liberasi yang ditetapkan

oleh cetak biru komunitas Asean  dan

penerapan Top-down strategi yang

kurang efektif dan efisien untuk

meningkatkan perekonomian Indonesia

dalam menghadapi komunitas Asean

2015.

¢  Hipotesis : diperlukan rancangan

implementasi perencanaan komunitas

Asean berbasis kemasyarakatan, yang

tentunya sesuai dengan kondisi

masyarakat Indonesia dan posisinya

saat ini demi mempersiapkan

masyarakat untuk perubahan

menghadapi datangnya komunitas

Asean 2015. Dengan kata lain karya

ilmiah ini bertujuan memberikan solusi

yang bersifat bottom-up. Demi

mewujudkan suksesnya cetak biru

komunitas Asean 2015 di segala aspek

dan dalam upaya mempersiapkan

masyarakat untuk menghadapi

perubahan ekonomi yang progressif di

tahun 2015 mendatang. Sebagaimana

sebuah kuotasi dari buku The Art Of

War karya Sun Tzu bahwa “Know the

enemy and know yourself; in a hundred

battles, you will never be defeated.

When you are ignorant of the enemy

but know yourself, your chances of

winning or losing are equal. If ignorant

both of your enemy and of yourself,

you are sure to be defeated.

LATAR BELAKANG MASALAH

Apa itu komunitas Asean 2015 dan

mengapa penting?

ASEAN community 2015 adalah konsep

bagaimana masyarakat di kawasan

Asia tenggara terutama anggota

ASEAN menyatu dalam sebuah

komunitas dalam rangka meningkatkan

integrasi antar Negara dan  Integritas

antara negara-negara sesama

ASEAN[1].  Sinergi dan integritas inilah

yang diharapkan akan dapat membuka

peluang bagi masing-masing Negara

untuk bekerja sama maupun

melakukan perdagangan, hidup

berdampingan secara harmonis,

bekerja sama, dan saling

menguntungkan dengan negara

sesama ASEAN. Selain hal tersebut

implikasi lainnya adalah meningkatnya

mobilisasi sehingga masyarakat yang

menjadi bagian dari Negara-negara di

kawasan Asia Tenggara dapat dengan

bebas dan mudah untuk bepergian,

tinggal dan bekerja di suatu negara.

Selain itu, kebebasan perdagangan

barang dan jasa tanpa adanya

hambatan atau proteksi dari satu

negara ke negara lainnya.

Berdasarkan teori regionalism,

Komunitas Asean 2015 ini

menculuntuk menjawab tantangan

globalisasi yang mulai masuk ke

kawasan Asia khususnya Asia Tenggara

karena para

pemikir regionalism memandang

bahwa diperlukan sebuah tindakan

komunal atau bersama untuk dapat

mempertahankan diri mengatasi

ancaman maupun kerjasama untuk

dapat menangkap kesempatan dengan

jalan kerjasama regional bersama

dengan Negara di kawasan yang

sama[2]. Selain itu factor

pendorongnya adalah bahwa Seperti

negara-negara berkembang di negeri

tetangga yang berpenduduk sangat

banyak, Filipina dan Thailand,

Indonesia sudah selayaknya melirik

lapangan kerja di luar negeri. Agak

riskan jika lebih dari 250 juta jiwa ini

hanya menggantungkan hidup dari

dalam negeri saja. devisa adalah salah

satu sumber keuangan yang penting

bagi tiap negara. Dan berdasarkan data

devisa nomor 2 disumbangkan oleh

para pekerja asing yang

menyumbangkan penghasilannya ke

tanah air.

Konsep dan pilar ASEAN telah dibahas

pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN

bulan Oktober  2003 di Bali (Indonesia).

para anggota ASEAN mendeklarasikan

bahwa adanya konsep ASEAN

community yang terdiri dari 3 pilar

(Politik keamanan, Sosial budaya dan

Ekonomi) pada tahun 2020 yang mana 

ketiga pilar tersebut menjadi aspek

kunci untuk pengembangan ASEAN

baik secara mendalam dan meluas

serta menjadikan kawasan Asia

Tenggara menjadi kawasan yang

berkembang.  Pada KTT ASEAN ke 12,

para pemimpin ASEAN menegaskan

dan menginginkan untuk segera

mempercepat pembentukan komunitas

ASEAN pada tahun 2015 sejalan

dengan visi ASEAN dan Bali CONCORD

II, dengan di tandatanginya deklarasi

Cebu (phillipina) untuk

mempercepatnya asean community

pada tahun 2015[3] .

Dalam KTT asean di bali ke 12, pada

tahun 2003 di hasilkan kesepakatan

yang disebut dengan Bali Concord II

yang terdiri dari:

1. Di bidang politik-keamaman,

terbentuknya komunitas keamanan

ASEAN antara lain penyelesaian

konflik secara damai, menjamin

kawasan Asia tenggara bebas nuklir

serta mencegah terorisme dan

kejahatan transnasional

2. Di dalam bidang social-budaya,

pembentukan komunitas social-

budaya ASEAN, memperkokoh

solidaritas sesame warga asean,

saling mendukung dalam mengatasi

kemiskinan kesetaraan dan

pembangunan manusia.

3. Di bidang ekonomi, adanya

pembentukan Komunitas Ekonomi

Asean untuk mencapai integritas

ekonomi Asean pada tahun 2015,

menuju kawasan ASEAN yang stabil,

makmur dan kompetitif. Konsekuensi

dari integritas ekonomi kawasan ini

tidak lain adalah perdagangan bebas.

(  Blue Print Asean PDF )

Menurut Sadono Sukirno, perdagangan

bebas adalah system perdagangan luar

negeri dimana setiap Negara

melakukan perdagangan tanpa ada

halangan perdagangan[4]. Teori dan

pemahaman bahwa perdagangan luar

negeri merupakan salah satu cara yang

dapat diambil oleh Negara agar Negara

mendapatkan pendapatan dengan cara

menjual barang-barangnya keluar

negeri, teori tersebut berasal dari

mahzab Merkantilis, yakni ahli-ahli

ekonomi yang hidup di sekitar abad ke-

enam belas dan ke-tujuh belas. Seiring

dengan meningkatnya perdagangan

antar Negara dan semakin tingginya

persaingan dagang antar Negara pada

era Globalisasi. kemudian teoritisi

globalisasi yakni David

Ricardo[5] menjelaskan mengenai

pentingnya strategi dan pemikiran

yang lebih logis dalam menghadapi

persaingan dagang internasional

seperti penggunaan

strategi spesialisasi produk. Dalam era

saat ini yang menurut penulis

merupakan sebuah era post-globalisasi,

pentingnya strategi dalam melakukan

perdagangan internasional merupakan

hal yang semakin tidak dapat

terelakan. Apalagi dalam menghadapi

komunitas Asean 2015, Indonesia

memiliki posisi strategis maupun kritis

pula sedangkan kita semua

mengharapkan dengan adanya

komunitas Asean 2015 ekonomi

Indonesia semakin melaju keatas dan

memberi dampak yang progressif bagi

Indonesia.

MASYARAKAT INDONESIA,

SIAPKAH MENGHADAPI

PERUBAHAN?

POSISI ISU BAGI INDONESIA

DALAM KOMUNITAS ASEAN 2015

Berdasarkan analisa penulis, master-

plan dan cetak biru telah dirancang

secara matang baik dari segi

perencanaan maupun implementasi.

Namun, menurut penulis masih

terdapat sesuatu hal yang dirasa

kurang praktikal dan sesuai dengan

kondisi kekinian masyarakat Indonesia

dan makalah ini dibuat untuk

melengkapi perspektif pemerintah.

Dengan kata lain masih diperlukan

analisa lebih lanjut demi kelancaran

perencanaan tersebut dan

meminimalisir resiko perubahan yang

akan dihasilkan oleh master plan

komunitas ASEAN 2015 di berbagai

bidang dan posisi Indonesia saat ini.

Mengapa? Hal tersebut akan

dipaparkan melalui analisa kami

terhadap posisi Indonesia saat ini dan

akan kami uraikan melalui table

dibawah ini :

                        ANALISA Strategi (swot)

Tantangan/Threat

Kesempatan/Opportunity

Kelemahan/Weakness

Kekuatan/strength

INTERNAL

1. Ketimpangan komunikasi antar

wilayah di Indonesia , dalam hal

distribusi  maupun pemerataan

pembangunan

2. Banyaknya usaha baik skala makro 

maupun mikro yang mumpuni dan

belum dikembangkan

3. Globalisasi membuat masyaraakat

menjadi semakin terkoneksi satu

sama lain akibat adanya teknologi

komunikasi.

4. Banyak sektor sektor strategis

dalam negeri yang masih belum

dikembangkan

Seperti sektor alam, tebu, padi,

jangung, minyak kelapa, kayu dan lain-

lain

1.

2. Rakyat kita luntang lantung .

Negara harus campur tangan dalam

hal ekonomi.

3. Politik dan regulasi  yang harus

dibenahi untuk menghindari calo /

makelar

4.

5. Agriculture dan tanah yang subur

membuat Indonesia potensial .

6. Banyak sdm , usaha makro maupun

mikro yang mumpuni

7. Kekayaan budaya Indonesia yang

menjadi nilai jual dan tak tergantikan

8.

EKSTERNAL

1. Persaingan antar Negara di kawasan

Asean yang memiliki identifikasi yang

hamper sama sebagai Negara

Agraris. Contoh Thailand sebagai

penghasil buah-buahan di Asia

tenggara. (ii) beras. Teori : “ ketika

barang  masuk yang kualitasnya

diatas barang dalam negeri, akhirnya

produksi dalam negeri kalah bersaing.

Mengapa? Karena barang-barang

yang dari luar negeri berkualitas

bagus dan harga sama.

Solusi : teknologi pangan sebagai

katalisator peningkatan mutu . teori

efek perdagangan bebas : akan

menekan sebuah Negara menjadi

konsumtif. Yg mana akan menjadikan

Negara tersebut sebagai agen

kapitalisme .

Solusi : peningkatan teknologi dan

inovasi.

1. Indonesia meupakan Negara

dengan kekayaan alam dan sumber

minyak. Globalisasi dan industrialisasi

menyebabkan Negara-negara maju

industry membutuhkan supply

minyak skala besar. Oleh karena itu

penting bagi kita untuk meningkatkan

posisi tawar dengan memperbaiki

aspek2 perminyakan seperti aspek

negosiiasi maupun kualitas dan sdm

2. Kurangnya kepekaan bangsa dan

rasa ingin melindungi budaya bangsa

dari klaim asing.

3. Kelemahan dan kesalahan

kntraktual menyebabkan Indonesia

merugi contoh : kontrak kerjasama

free-port

1. Sebagai kawasan strategis dunia

baik dalam segi posisi wilayah,

maupun sumber daya manusia dan

alam.

2. Laut ndonesia dilewati oleh jalur

dagang dan ekspor impor.

MEWUJUDKAN KOMUNITAS ASEAN

2015 YANG BERORIENTASI

MASYARAKAT

Variable Pembanding Kebijakan

è Top-Down ( yang banyak

dilakukan pemerintah saat ini )

                                                                

= ineffective / Dilema

Strategi kebijakan Top-down telah

dilakukan sejak lama semenjak era,

namun kebijakan ini menimbulkan

dampak baik social maupun ekonomi

yang menghasilkan stratifikasi social

kebawah dimana menurut penulis

kurang optimal untuk mengatasi

masalah kemiskinan dan pemerataan

ekonomi. Mengapa hal tersebut dapat

terjadi? Kebijakan strategi Top Down

mengakomodasi pemilik capital untuk

secara langsung melakukan kegiatan

ekonomi secara tidak terbatas seperti

membuka lahan industry, maupun

bisnis skala makro. Namun system

tersebut menghasilkan

fenomena dependensiadimana hanya

akan memunculkan para pekerja buruh

besar-besaran “labour boom”. Para

analisis ekonomi bisa jadi akan

memandang hal tersebut sebagai

kesempatan untuk menaikan

kesejahteraan masyarakat dengan

berkurangnya pengangguran namun

menurut opini kami sebagai penulis ,

hal tersebut dapat menjadi buah

simalakama. Berdasarkan teori Marxis

yakni teori mengenai Negara core dan

pheri-pheri yang menyatakan bahwa

system Negara didunia dibentuk

melalui kedua posisi diatas. Negara-

negara saling berinteraksi dan

bergantung satu sama lain namun

berada pada level yang tidak sama.

Menurut analisa kami, apabila sebuah

Negara tertarik kedalam system

tersebut dan menjadi sebuah Negara

pheri-pheri maka kesenjangan suatu

Negara terhadap Negara lain adalah

akibat dari system tersebut. Oleh

sebab itu penulis mengajukan

rekomendasi kebijakan bottom-up

dimana kebijakan ini berfokus

menstimulasi Usaha Kecil Menengah

maupun Mikro karena menurut

pendapat penulis, apabila usaha kecil

meningkat kapasitas ekonominya maka

otomatis akan meningkatkan usaha

makro diatasnya.

è Bottom Up (berbasis kerakyatan

dan bersifat fundamental)

Menurut penulis, terdapat strategi yang

patut untuk menjadi alternative utama

dalam mempersiapkan masyarakt

Indonesia untuk dapat memiliki tingkat

hidup yang lebih tinggi, yakni strategi

Bottom-Up dimana strategi focus pada

pembangunan masyarakat dan

persiapan dari fundamental Negara.

PROGRAM PERSIAPAN EKONOMI

DALAM NEGERI BERBASIS

MASYARAKAT

1. i.                    Memperbaiki

Kualitas Sumber Daya Manusia

Secara internal dengan melakukan

pelatihan-pelatihan berkarya.

Khususnya di bidang-bidang strategis

unggulan Indonesia seperti sektor :

pertanian, agraris, kelautan dan

pertambangan. Inti sarinya adalah

bagaimana SDM Indonesia

mempersiapkan diri hingga mampu

mengelola Sumber kekayaan kita

secara strategis. Karena jika bangsa

Indonesia tidak memiliki dan

melakukan peningkatan skill maka

akan terancam oleh sumber daya

manusia dari Negara lain yang

progressif.  Secara eksternal ,

perbaikan kualitas SDM masyarakat

dapat dilakukan dengan jalan

kerjasama dan kemitraan strategis.

Diantaranya adalah : pertukaran ilmu

maupun alih teknologi, menurut data

badan pusat statistik (BPS) sarjana

menganggur pada agustus 2009

meningkat 0,49% dari agustus tahun

lalu, sedangkan pada tahun 2010

meningkat menjadi 11,92%, dan pada

tahun 2011 BPS hanya menyebutkan

angka 8.12 juta untuk pengangguran

terbuka, kemungkinan sarjana

menganggur di tahun 2011 mengalami

peningkatan yang signifikan[6] hal

tersebut menunjukan bahwa selama ini

lulusan universitas saja bukan menjadi

jaminan berkurangnya jumlah

pengangguran. Dalam hal ini menurut

penulis, adalah merupakan tanggung

jawab pemerintah untuk menstimulasi

dan mempertemukan

antara supplylulusan pelajar Indonesia

dengan kebutuhan pekerja di pasar

kerja Internasional. Salah satunya

dengan meningkatkan kerjasama untuk

pelatihanskill baik hard-skill maupun so

ft-skill dengan Negara-negara di

kawasan Asia maupun non-Asia lainya.

Aspek sumber daya manusia adalah

aspek internal yang harus benar-benar

diperhatikan dan dipersiapkan secara

serius demi meningkatkan daya saing

dan kesiapan untuk memasuki

komunitas Asean 2015.

1. ii.                  Pembenahan

Regulasi dan Strategi Kerjasama

antar Negara dalam hal

Pengelolaan Sumber Daya

Regulasi dan negosiasi kerjasama

khususnya dalam hal  pengelolaan

sumber daya alam secara strategis

adalah salah satu hal yang menurut

penulis mutlak perlu diperbaiki.

Menurut penulis, hal ini bertujuan agar

Negara-negara yang bekerjasama

mendapatkan “win-win” negosiasi baik

dalam jangka pendek maupun panjang

dan dengan tujuan serap ilmu maupun

alih teknologi. Karena salah satu

masalah yang biasa terjadi dalam

sebuah kerjasama internasional adalah

ketidak-untungan di salah satu sisi

“win-lose” negosiasi yang secara

jangka panjang merugikan Negara

pemilik sumber daya alam dan akan

menimbulkan konflik jangka panjang.

Mengapa? Karena keahlian maupun

proyek dapat dipelajari seiring

peningkatan mutu SDM namun SDA

merupakan sumber yang tidak dapat

diperbaharui, terbatas, langka dan

tidak dimiliki oleh semua Negara.

Sebagaimana pendapat Dixon bahwa,

“Future wars & civil violence will often

arise from scarcity of resources such as

water, cropland, forests & fishӈ

Indonesia, Brazil, Nigeria (Hommer

Dixon 1991)

1. iii.                Katalisator Usaha

Mikro, Koperasi dan Usaha

berbasis Kerakyatan (UKM)

Pemerintah harus meng-endorse iklim

usaha baru untuk masyarakat

khususnya usha mikro. Cntohhnya

pmbangunan infrastruktur seperti

pusat perdagangan baru/ sentra UKM

ata pasar Ikan. Dengan harapan akan

terjadi transaksi ekonomi baik secara

internal di dalam Negara maupun antar

Negara. Usaha pemerintah masing-

masing untuk meningkatkan

penghasilan masyarakat miskin masih

relatif mudah, tetapi menghilangkan

kesenjangan tidak akan mudah.

Kesenjangan pendapatan tak mudah

diatasi, banyak negara Asia Tenggara

sudah memasuki dilema

perkembangan seperti itu. Memang

pada umumnya perkembangan

ekonomi akan menimbulkan

ketimpanga, tetapi tetap harus

diupayakan untuk dikurangi dengan

memberikan akses yang lebih besar

kepada UKM, pengusaha kecil, buruh,

pedagang kecil dan lainnya untuk

mendapatkan akses ekonomi yang

lebih baik.

1. iv.                Pembangunan

Infrastruktur dan Geostrategi

Perairan Indonesia Sehingga

mampu menjadi Jalur

Perdagangan Laut Internasional

yang strategis

Hal tersebut menjadi pertimbangan

penulis karena meninjau bahwa

demand  arus distribusi produk

maupun jasa di berbagai belahan dunia

meningkat. Dan berdasarkan data 2/3

dari distribusi ekspor dan impor dunia

menggunakan jalur laut Dan menurut

penulis Indonesia sebagai salah satu

kawasan strategis di wilayah laut

lintang blabla , bujur blabla seharusnya

memandang hal tersebut sebagai

sebuah kesempatan emas dengan cara

pembuatan kebijakan ekonomi ekspor

impor maupun transit yang strategis

dan pro rakyat, meng-endorse produk

local untuk distribusi internasional,

serta menyegerakan pembangunan

infrastruktir di titik-titik geo strategis

kepulauan Indonesia agar Negara kita

menjadi salah satu Negara jujukan

transit maupun kegiatan ekonomi serta

secara tidak langsung memeratakan

kegiatan ekonomi Indonesia.

Khususnya dalam menghadapi asean

komunity 2015. Dalam menghadapi

komunitas asean agar tidak menjadi

race to the bottom atau kalah bersaing

dengan Negara Asean lain yang sudah

bersiap dengan membangunjalur

distribusi perdagangan salah satunya

adalah Thailand yang bekerja sama

membangun jalur kereta / distribusi

dagang dengan China.

REFERENSI :

Center For Strategic And International

Studies. 2001. Toward An Asean

Strategic Of Globalization. Jakarta.

Center For Strategic And International

Studies

Deplu.2009. Cetak Biru Komunias

Asean 2015, Direktorat Jenderal

Kerjasama Asean. Jakarta :

Gilles, Lionel (2005). The Art Of War By

Sun Tzu –Special Edition. El Paso Norte

Press

Sukirno,Sadono.2008. Makro Ekonomi :

Teori Pengantar .Jakarta : Pt Grafindo

Persada

Severio, Rodolfo C.  1999. Asean Rises

To The Challenge. Jakarta. Secretary –

General Of Asean Hal 1

Plummer, Michael G And Chia Siow Yue.

2009. Reaalizing The Asean Economic

Community. Singapore. Institute Of

Southeast Asian Studies

Roadmap For An Asean Community

2009-2015. Hal 1 Diakses

Melalu

iHttp://Www.Meti.Go.Jp/Policy/Trade_Pol

icy/Asean/Dl/Aseanblueprint.Pdf   Diaks

es Pada 30 Agustus 2013

[1] Severio, Rodolfo C.  1999. ASEAN

Rises to The Challenge. Jakarta.

Secretary –General of ASEAN hal 1

[2]

[3]

[4] Sukirno,Sadono.2008. Makro

Ekonomi : Teori Pengantar .Jakarta : PT

Grafindo persada

[5]

[6] http://www.bps.go.id/brs_file/

naker_07nov11.pdf di akses 30 Agustus

2013 pukul 2.07 am