bab v pembentukan identitas asean melalui kegiatan … · bab v pembentukan identitas asean melalui...
TRANSCRIPT
BAB V
PEMBENTUKAN IDENTITAS ASEAN MELALUI KEGIATAN ASEAN-KOREA
YOUTH FORUM
5.1 Motto ASEAN (One Vision, One identity, One Community)
Visi dari ASEAN tertuju pada mimpi ASEAN untuk terwujudnya kawasan yang damai,
stabil, terciptanya pertumbuhan ekonomi, serta membentuk kerja sama dalam mencapai
kepentingan bersama untuk ASEAN yang lebih makmur dan harmonis. Visi ini bisa dilihat dalam
visi ASEAN 2020 dengan tujuan untuk:
a) Menciptakan kawasan ekonomi negara ASEAN yang stabil, makmur, dan memiliki daya saing
tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa dan investasi yang bebas, arus lalu
lintas modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi
kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi,
b) Mempercepat liberalisasi perdagangan dibidang jasa, dan
c) Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan
ASEAN.
Visi ASEAN tersebut menberikan penjelasan bahwa terlepas dari keberagaman yang ada
dari setiap anggotanya, ASEAN begitu memperhatikan sektor ekonomi, perdagangan serta sumber
daya manusia yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan. Namun visi ini bisa
terwujud dengan memperhatikan komponen lain seperti seperti sektor politik dan juga sosial-
budaya. Selain memperkokoh pilar ekonomi dan politik, kesadaran akan satu identitas ASEAN
sangatlah penting. Ini terlihat dalam Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC) yang dibentuk
sebagai salah satu dari tiga pilar dari Komunitas ASEAN yang bertujuan melengkapi dan
memperkuat pilar politik dan ekonomi. Kerjasama dibidang sosial-budaya merupakan hal penting
untuk mencapai integrasi di ASEAN melalui “a caring and sharing community” yaitu sebuah
tatanan masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi, memperkokoh rasa “ke-kita-an” (we
feeling) dan solidaritas sesama warga ASEAN. Hal terpenting dari usaha membangun “we feeling”
ini adalah lewat membangunnya rasa solidaritas tanpa sedikit pun menghilangkan karakteristik
dari setiap negara-negara yang beragam tetapi berfokus penuh pada keinginan kuat untuk
memperkuat rasa kebersamaan. Lewat rasa kebersamaan yang kuat diharapkan ASCC mampu
mengantisipasi dan memperkecil dampak buruk yang bisa saja terjadi sebagai akibat dari integrasi
ekonomi dalam kawasan serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif
serta lingkungan yang kondusif bagi keberhasilan integrasi dan kemakmuran bersama serta
memperkuat identitas budaya menuju ASEAN Community yang perpusat pada masyarakat
(people centered) untuk mewujudkan visi ASEAN tersebut.
Pembentukan Identitas dalam ASEAN Socio Cultural Community menurut ASCC
Blueprint ialah pembentukan identitas ASEAN sebagai basis kepentingan regional yang terdiri
dari nilai-nilai, norma, sikap dan perilaku bersama yang mendasari ASEAN Community. ASEAN
mendukung nilai-nilai bersama dalam semangat keberagaman (Unity in diversity) dalam
masyarakatnya lewat pembentukan identitas ASEAN ini terdapat empat agenda besar yaitu:
1. Promotion of ASEAN awareness and a sense of community; yang memiliki tujuan
strategis berupa menciptakan sense of belonging, mengkonsolidasikan penyatuan dalam
keberagaman serta saling pengertian yang mendalam tentang sejarah, budaya, agama dan
kewarganegaraan. Salah satu rencana aksi pentingnya adalah membentuk Committee on
Culture and Information (CoCI) untuk mempromosikan identitas ASEAN lewat
pemanfaatan media audio visual dalam pertukaran program-program budaya
2. Preservation and promotion of ASEAN cultural heritage; memiliki tujuan strategis
berupa mengupayakan konservasi dan pelestarian warisan budaya serta membangun
pengertian bahwa dalam kawasan ini terdapat sejarah yang unik yang memungkinkan
terjadinya berbagai persamaan maupun perbedaan yang harus dilestarikan bersama.
Rencana aksi yang penting melalui, membangun kapasitas sumber daya manusia melalui
seminar, workshop dan pelatihan, melestarikan warisan budaya serta penggunaan
teknologi serta media audio visual untuk mempromosikan dan mengarsipkannya.
3. Promotion of Cultural Creativity and Industry; yang memiliki tujuan strategis sebagai
upaya memperkuat identitas ASEAN dan kebersamaan melalui kreasi budaya dan
pengembangan serta kerjasama industri budaya. Dalam hal ini langkah-langkah atau
rencana aksi dalam agenda ini antara lain mendukung pengembangan industri budaya
melalui pertukaran ilmu pengetahuan, ahli dan praktisi serta melibatkan para pemuda
yang memiliki gagasan serta kemampuan seni yang tinggi, meningkatkan pemasaran
produk-produk industri budaya baik berupa barang maupun jasa sebagai sektor ekonomi
kreatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi
4. Engagement with the Community; yang bertujuan memberikan kesan tentang identitas
ASEAN yang terbangun berbasis masyarakat (people centered) melalui partisipasi semua
sektor masyarakat. Rencana aksi untuk agenda ini meliputi pelibatan LSM/NGO dan
masyarakat sipil dalam proses membangun ASEAN Community, mengembangkan
program relawan dari kalangan profesional muda untuk membantu masyarakat pedesaan
agar mampu segera beradaptasi terhadap proses pembentukan ASEAN Community,
pengembangan program untuk relawan-relawan muda dalam bidang kemanusiaan serta
berbagi informasi dan database yang diperlukan untuk mendukung program ini.
Inti dari usaha pembentukan ”we feeling”, atau sense of ASEAN adalah dimana
pemerintah dan masyarakat Asia Tenggara mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan
identitas tanpa mengurangi pengakuan pada keberagaman latar budaya, agama, ekonomi, dan
politik-ideologis yang telah berkembang di kawasan dan lewat keberagaman tersebut kemudian
dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi serta untuk terciptanya masyarakat ASEAN yang
memiliki semangat persamaan diantara negara anggota. Dalam blueprint ASCC, telah diserukan
untuk membangun sebuah identitas ASEAN yang akan “menjadi dasar kepentingan kawasan di
ASIA Tenggara.” Identitas ASEAN dimaksudkan sebagai “keperibadian, norma-norma, nilai-
nilai, dan keyakinan serta aspirasi bersama sebagai satu komunitas ASEAN”.
Walaupun identitas ASEAN disisi lain belum tentu menjadi identitas individu, serta tidak
begitu jelas sehingga dalam praktiknya hanya ada sedikit segi mengenai bagaimana membuat
semacam identitas bersama maka kesempatan ini menjadi penting untuk melihat apakah ASEAN-
KOREA Youth Forum memainkan peranan dalam pembentukan identitas ASEAN bagi pemuda
ASEAN dalam kesadaran yang tinggi lewat keanekaragaman budaya serta warisan kawasan di
ASEAN serta perasaan “ke-kita-an” atau “we feeling” terhadap ASEAN.
5.1.1 Dampak Negatif dari tidak adanya Pembentukan Identitas
Organization of African Unity (AOU) adalah Multipurpose regional organization muncul
pada 1963 sebagai gabungan dari negara-negara subregional di Afrika yang berjumlah 51 negara
anggota. Tujuan dari AOU ini adalah untuk mendukung kesatuan dan solidaritas negara-negara
bangsa Afrika, upaya untuk bekerja sama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik bagi
masyarakat Afrika, mempertahankan kedauatan, integritas wilayah serta kemerdekaan serta
memberantas kolonialisme di bumi Afrika serta adanya penegakan Hak.
AOU menjadi contoh dari tidak adanya identitas yang kuat dalam organisasi ini seperti
yang diinginkan Ghana dalam usulannya untuk ada dalam satu kesatuan politik, rencana
pembangunan ekonomi, sistem pertahanan bersama yang kemudian berujung pada kegagalan
dalam menyelesaikan permasalahan sengketa dari negara anggota yang bertikai yang disebabkan
dari tidak adanya satu kesatuan identitas yang berdampak pada tidak adanya kebulatan suara dalam
mengambil keputusan. Selain itu, krisis yang mengancam integritas pun terjadi dan adanya
masalah dalam anggaran yang membuat AOU harus bubar dan dilanjutkan dengan African Union
pada Juli 2002 (S et al., 2010, pp. 323–326).
Contoh lain dari ketikadanya pembangunan identitas yang kuat bisa dilihat pada Liga
Arab yang mana organisasi regional yang berdiri pada 22 Maret 1945 ini dimana walaupun
dibangun lewat identitas serta budaya ini dinilai oleh banyak pihak gagal karena dari banyaknya
resolusi, 80% dari resolusi tersebut tidak terimplementasi serta akibat ketidakaadaanya identitas
yang kuat maka tiap-tiap negara hanya berusaha untuk memaksimalkan kepentingan mereka
sendiri dan keberlangsungan dari negaranya serta aliansi politik negaranya. Sebab dengan adanya
identitas maka akan membantu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah akan
tetapi negara-negara anggota Liga Arab tidak patuh dengan keputusan yang dihasilkan seperti yang
terjadi pada kasus negara-negara seperti Mesir, Suriah, Arab Saudi dan Yordania yang mendukung
Palestina dalam pengajuan ke PBB mengenai negara merdeka Palestina sedangkan negara anggota
lain seperti Qatar dan Kuwait menentang hal tersebut.
5.1.2 Dampak Positif dari adanya Pembentukan Identitas
Uni Eropa merupakan contoh yang baik untuk dijadikan acuan dalam melihat
regionalisme. Bermula dari terbentuknya komunitas batu bara dan baja Eropa (ECSC), yang mana
ditanda tangani pada 18 April 1951 oleh Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Luxemburg dan Perancis
ini kemudian pada tahun 1955 tercetuslah keinginan untuk memperluas integrasi ekonomi ini
keseluruh bidang ekonomi dan kemudian berlanjut pada Masyarakat Eropa yang ditandai dengan
perjanjian Brussel sampai pada perluasan kawasan Eropa dengan adanya penambahan anggota
yang memperkokoh posisi Uni Eropa secara Internasional dengan syarat pengadopsian sistem
demokrasi secara menyeluruh disemua sisi pemerintahan serta dengan adanya sistem ekonomi
yang liberal sehingga adanya kemudahan dalam akses pasar serta individu yang terlibat dalam
kegiatan ekonomi.
Uni Eropa memiliki kesadaran dan identitas regional yang merupakan persepsi bersama
tentang rasa memiliki pada suatu komunitas tertentu dengan faktor internal sebagai pengikat yang
pada umumnya adalah kesamaan budaya,sejarah atau tradisi agama yang berhasil memnuat tidak
hanya ikatan-ikatan di tingkat pemerintahan, berbagai aktivitas aksi reaksi di antara masyarakat
Eropa juga terwujud. Ini menunjukkan betapa kerja sama pada tingkat negara tidak memiliki
banyak manfaat jika tidak ditindak lanjuti oleh berbagai aktivitas kerjasama lainnya oleh sektor
swasta dan warga negara dan hal ini berhasil ditunjukan oleh Uni Eropa yang berhasil meleburkan
identitas masing-masing anggota dalam satu wadah untuk membentuk identitas kolektif yang baru
yaitu Uni Eropa. Eropa juga ingin membedakan dirinya dari bangsa lain serta mengukuhkan
identitasnya sebagai bangsa dengan peradaban yang telah maju. Karena kesamaan identitas yang
dimiliki Uni Eropa memberikan keuntungan yang memudahkan mereka dalam bekerjasama dan
saling berinteraksi dalam berbagai sektor seperti politik, ekonomi, pertahanan-keamanan, sosial-
budaya, dan sebagainya. Penyatuan Eropa ini juga ditandai dengan dibentuknya euro sebagai mata
uang bersama antara negara anggota, walaupun tidak semua negara anggota memakai mata uang
ini. Munculnya mata uang Euro sebagai mata uang bersama di antara negara anggota membawa
pengaruh yang signifikan baik bagi Eropa sendiri maupun ekonomi global.
5.2 ASEAN-KOREA YOUTH FORUM
ASEAN-Korea Youth Forum pertama kali diadakan pada 3 Desember 2014 bertempat
di Seoul City Hall dengan tema “ASEAN-Korea Young People: Building a Share Future.”
Kegiatan ini berlangsung untuk merayakan 25 tahun dialog kemitraan ASEAN-KOREA yang akan
di selengarakan pada 11-12 Desember 2012 di Busan lewat kerja sama ASEAN-KOREA
CENTRE dengan Seoul Metropolitan Government. Forum ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kerjasama antara generasi muda ASEAN dan Korea, yang akan
memainkan peran penting dalam menjalin kerja sama yang erat antara kedua wilayah di masa
depan. Forum memberikan tempat diskusi komprehensif mengenai arah kerja sama masa depan
bagi sekitar 200 pemuda yang berpartisipasi.
Gambar 5
ASEAN-KOREA Youth Forum 2014
(Sumber:www.aseankorea.org, 2014)
ASEAN-KOREA CENTRE telah menerapkan berbagai program pemuda untuk
memperkuat hubungan dan jaringan di antara mahasiswa Korea dan mahasiswa ASEAN yang
belajar di Korea. “ASEAN-Korea Youth Forum” pada khususnya, memberikan sebuah platform
untuk generasi muda Korea dan ASEAN untuk membahas isu-isu yang menjadi kepentingan
bersama dan mendorong mereka untuk bertukar gagasan mengenai bagaimana menghadapi
tantangan saat ini dan masa depan bersama-sama.
ASEAN-Korea Youth Forum merupakan forum yang ditujuakan untuk para pemuda dari
negara-negara anggota ASEAN maupun Korea dengan ketertarikan pada nilai-nilai
kepemimpinan, entrepreneur dan juga pengembangan komunitas. Forum ini diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran dalam meningkatkan kerja sama generasi muda di antara ASEAN dan
Korea, yang merupakan aktor penting dalam kerja sama yang erat di antara ASEAN dan Korea
dimasa depan. Forum ini menjadi wadah penting bagi para pemuda untuk arah kerja sama kedepan.
ASEAN-Korea Youth Forum yang pertama dengan tema “ASEAN-Korea Young People:
Building a Share Future”, mempunyai beberapa sesi dimana sesi pertama adalah “Promoting
Leadership Values through Education.” Pada sesi ini, peserta yang mengikuti kegiatan ini akan
belajar tentang pentingnya peningkatan keterampilan dan nilai kepemimpinan bagi pemuda yang
menjadi modal awal untuk mencapai solidaritas diantara pemuda ASEAN dan Korea untuk masa
depan bersama yang lebih baik. Sesi kedua dilanjutkan dengan “Empowering the Youth through
Entrepreneurship and Employment.” Dimana sesi ini membahas pentingnya pengembangan bagi
pemuda dengan melihat kenyataan bahwa 30% pemuda yang berada pada usia produktif didunia,
mewakili 60% dari jumlah penganguran didunia sehingga perlu adanya pembekalan dalam
mengurangi angka dari penganguran yang menjadi permasalahan global saat ini. Sesi terakhir
adalah sesi diskusi dengan membahas tema “Youth at the Forefront of Community Development
through Volunteerism”. Pada sesi ini, para pemuda diharapkan mampu untuk memperluas
kemampuan mereka untuk menguntungkan masyarakat terkhusunya pada bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan.
ASEAN-Korea Youth Forum kemudian diselengarakan kembali pada 2 Desember 2016
bertempat di Seoul City Hall dengan tema “ASEAN-Korea Youth Forum to foster entrepreneurship
of the youth in the region- 'Fostering Entrepreneurship, Empowering the Youth” Kegiatan ini di
selengarakan ASEAN-Korea Centre lewat kerja sama dengan Seoul Metropolitan Government dan
Science & Technology Policy Institute.
Pada sesi pertama dalam kegiatan ini, para ahli dari Korea Advance Institute of Science
and Technology (KAIST), Asian Development Bank (ADB), Center Starup Global Seoul
memberikan bekal kepada para pemuda yang mengikuti kegitan ini dengan latar belakan
kewirausahawan bagi pemuda di era digital dimana pembicara memberikan pengetahauan serta
pengalaman mereka dalam usaha peningkatan kewirausahawan bagi pemuda di ASEAN maupun
Korea dalam upaya mendukung program yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnis kecil yang
baru mereka jalankan. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan bertajuk “Young Innovators Talk”,
menjadi kesempatan yang baik untuk berbagi cerita dan pengalaman oleh pengusaha muda yang
telah sukses mendirikan bisnis di ASEAN dan Korea. Mereka adalah Hwang Hee-seung yang
merupakan CEO dari Jobplanet dan pembicara kedua adalah Lee Jung-soo yang adalah CEO dari
Flitto. Sesi ketiga adalah presentasi bisnis oleh tim pemuda ASEAN dan Korea, dan masukan dan
pembinaan oleh para ahli. Sesi terakhir adalah “Networking Reception” yang merupakan
kesempatan dimana para peserta yang mengikuti forum ini, bertemu dan berdiskusi lebih lanjut
akan isu-isu yang relevan serta juga mencari kontak baru dengan tujuan membuka relasi
pertemanan di antara pemuda baik ASEAN maupun Korea dengan suasana yang santai.
Gambar 6
ASEAN-KOREA Youth Forum 2016
(Sumber: www.aseankorea.org, 2017)
Merujuk pada data dimana setengah dari jumlah populasi dunia adalah usia di bawah 25
tahun sedangkan di ASEAN sendiri, 60% dari jumlah penduduk ASEAN adalah usia di bawah 35
tahun maka perlu diingat bahwa hal ini merupakan asset yang luar biasa untuk masa depan ASEAN
sendiri. Karena itu perlunya suatu upaya untuk membangun pemuda melihat kedepan tentang
tantangan global yang akan mereka hadapi karena pemuda merupakan investasi untuk menyiapkan
pemimpin masa depan lewat kerja sama di antara ASEAN dengan Korea untuk kesejahteraan
ekonomi dan sosial. Seperti yang pernah dikatakana oleh presiden Amerika Presiden Franklin D.
Roosevelt “We cannot build the future of our youth. But we can build our youth for the future.”
Sehingga diharapkan dengan adanya ASEAN-KOREA Youth Forum ini akan memberikan
kontribusi untuk membantu membangun pemuda ASEAN maupun Korea. Lewat adanya kegiatan
ini, pemuda diharapkan bisa mengerti nilai-nilai dan juga dan pengertian-pengertian yang harus
diemban dalam mempersiapkan masa depan bagi kerja sama ASEAN-KOREA lewat membangun
interaksi secara langsung terutama pada jiwa entrepreneurship dan kepemimpinan lewat diskusi,
knowledge-sharing dan juga lewat perkuliahan.
Kim Young-sun selaku Sekjen ASEAN-KOREA CENTRE menekankan bahwa
kewirausaan adalah solusi yang baik untuk mengatasi pemasalahan global yang terjadi saat ini
yaitu pengangguran serta sebagai mesin pendorong bagi pertumbuhan ekonomi baru di Korea
Selatan, dan bagi ASEAN sendiri yang melimpah dengan tenaga kerja yang relatif muda,
menjadikan upaya mengembangan kewirausahaan ini menjadi penting sehingga dibutuhkan usaha
untuk mempromosikan dan juga memeliharaha kewirausaahan muda yang kreatif. Sehingga
melalui ASEAN-KOREA Youth Forum ini, bisa memberikan kesempatan yang baik untuk semua
peserta untuk memupuk jiwa kewirausahawan untuk mendongkrak keinginan dalam berbisnis di
negara mereka sehingga bisa mengatasi persoalan pengangguran yang terjadi serta bisa
berkontribusi pada masyarakat sesuai dengan keahliannya.
5.2.1 Analisis Diplomasi Publik terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum
Lewat ASEAN-Korea Youth Forum, KOREA mempunyai keinginan untuk menjalankan
komunikasi dengan lebih baik kepada publik mancanegara terkhusunya ASEAN lewat pemuda-
pemuda ASEAN yang ada di Korea Selatan ini menjadi penting bagi Korea. Diplomasi publik
yang dilakukan oleh Korea memiliki tujuan untuk memperkenalkan kepentingan nasionalnya
lewat pemahaman, memberikan informasi dan mempengaruhi pemuda ASEAN yang berada di
Korea untuk menujukan bahwa Korea merupakan mitra yang dekat bagi ASEAN pemahaman ini
ditanamkan kepada pemuda yang adalah pemimpin masa depan. Sebenarnya Korea Selatan telah
berhasil untuk melakukan diplomasi publik kepada masyarakat internasional lewat beberapa
instrumen seperti film, musik, pertukaran budaya serta pendidikan. ASEAN-KOREA Youth
Forum menjadi instrumen yang dipakai oleh Korea Selatan dibidang pendidikan. Bukti kesuksesan
dari diplomasi publik Korea Selatan adalah meningkatnya jumlah pelajar yang mengenyam
pendidikan di negeri gingseng tersebut. Bagi negara ASEAN sendiri, jumlah ini meningkat dari
408 pelajar pada tahun 1980 menjadi 7,283 pelajar pada tahun 2015.
Tabel 5.1
Jumlah Mahasiswa Asing di Korea tahun 1980-2015
(Sumber: Korean Immigration Service, 2015)
Jika diperhatikan Korea melakukan beberapa tahapan dalam diplomasi publik untuk
mempengaruhi publik luar negeri. Tahap pertama dimulai dengan memperkenalkan Korea pada
publik negara lain dengan maksud agar publik negara tersebut mengetahui eksistensi dari negara
itu melalui berbagai hal seperti kerja sama ekonomi, politk-keamanan serta sosial-budaya. Tahap
berikut berlanjut dengan usaha meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap negara yang
bersangkutan lewat pandangan yang baik dan positif melalui Hallyu dimana melalui film, lagu, K-
Drama, K-POP dan acara televisi yang membawa kebudayaan Korea yang mengambarkan
kehidupan sehari-hari yang kental dengan ajaran konfusius serta keindahan alam di Korea Selatan.
Korea Selatan begitu gencar untuk memperhatikan diplomasi publik sebab tidak hanya
memberikan dampak positif bagi Korea karena image dari negara lain terhadap Korea yang
berubah namun juga berhasil meningkatkan kegiatan ekonomi Korea Selatan seperti eksport serta
investasi.
Tahap diplomasi publik negara-negara ASEAN dimulai lewat kerja sama yang terjalin
diantara negar ASEAN dengan Korea dimana lewat kerja sama tersebut diharapkan publik dari
Korea Selatan mengetahui tentang ASEAN serta eksistensinya. ASEAN-KOREA CENTRE
memainkan peranan penting dalam terjalinnya pengenalan akan ASEAN di Korea lewat kegiatan-
kegiatan yang diselengarakan seperti memberikan informasi kepada pebisnis Korea akan peluang
bisnis serta investasi di negara-negara ASEAN lewat seminar-seminar dan diskusi,
mempromosikan investasi dan juga memfasilitasi akan kesempatan untuk berinvestasi baik lewat
forum maupun kunjungan langsung di negara ASEAN. Selain itu juga ASEAN-KOREA CENTRE
berkontribusi pada konektivitas ASEAN lewat penyediaan investor Korea yang berpotensial untuk
menanamkan investasi, para konstruktor dan juga institusi yang menyediakan informasi terkain
peluang investasi terkain bidang infrastruktur, serta mempertemukan calon investor dengan
pemerintah negara ASEAN yang terkait. Tidak hanya sampai disitu saja, hasil dari diplomasi
publik yang dijalankan oleh negara-negara ASEAN lewat ASEAN-KOREA CENTRE
memberikan peluang kepada negara ASEAN untuk mepromosikan produk-produk potensial dari
perusahaan-perusahaan negara-negara ASEAN kepada komunitas bisnis Korea sebagai usaha
untuk meningkatkan ketidakseimbangan perdagangan diantara ASEAN dengan KOREA.
Gambar 7
Kegiatan Investment Promotion Seminar on ICT
(Sumber: www.aseankorea.org, 2016)
Tahap ini kemudian berlanjut dengan meningkatkan apresiasi masyarakat Korea terhadap
negara ASEAN lewat pandangan yang baik dan positif dengan ditunjukan lewat pergelaran seni
dan budaya. Sehingga terjadi perubahan pola pikir bahwa negara-negara ASEAN memiliki
kapasitas, keungulan dalam keberagaman seni dan budaya serta bisa menjadi teman bagi Korea.
Banyak kegiatan yang diselengarakan oleh ASEAN-KOREA CENTER terkait kebudayaan seperti
mengadakan acara ASEAN Culture and Tourism Fair dimana masyarakat Korea diperkenalkan
dengan kekayaan dari kebudayaan yang dimiliki oleh ASEAN baik lewat tari-tarian maupun lewat
makanan khas dari negara-negara tersebut dengan demo masak dan juga kesempatan untuk
mencicipi masakan tersebut. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah Workshop terkait dengan
peningkatan turisme dengan peningkatan pengembangan destinasi wisata yang potensial.
Gambar 8
ASEAN Culinary Festival 2017
(Sumber:www.aseankorea.org, 2017)
Tahap kerja sama antar negar-negara ASEAN dengan Korea sebenarnya telah mencapai
pada tahap yang lebih lanjut, yaitu dengan meningkatkan kerja sama dalam bidang-bidang seperti
ekonomi dan pendidikan. Kerja sama tersebut bisa berupa perjanjian investasi, pertukaran pelajar
dan mahasiswa, pemberian beasiswa, kegiatan penelitian bersama dan lain-lain yang
menguntungkan bagi keduanya.
Bagi negara-negara anggota ASEAN, ASEAN-KOREA Youth Forum menjadi tempat
yang baik untuk mengkomunikasikan dan menunjukan kepada masyarakat Korea selatan dalam
hal ini pemuda Korea bahwa ASEAN adalah organisasi regional yang patut diperhitungkan dan
sangat dibutuhkan oleh Korea Selatan. Ini menjadi kesempatan yang baik untuk memperkenalkan
diri lebih lagi serta memberikan pemahaman lebih, sikap penerimaan, pengenalan budaya lewat
individu dalam hal ini adalah pemuda-pemuda yang merupakan pelajar yang berada di Korea
selatan. Pengenalan sejak dini melalui pertemuan-pertemuan seperti ini akan memberikan
keuntungan bagi ASEAN sebab pemuda Korea yang adalah calon pemimpin masa depan akan
memberikan tempat tersendiri bagi ASEAN lewat interaksi yang terjadi di antara keduanya. Ini
merupakan terobosan penting bagi ASEAN untuk memperkenalkan ASEAN bagi Korea Selatan.
Melalui ASEAN-KOREA Youth Forum juga diharapkan akan melahirkan entrepreneur-
entrepreneur muda dari ASEAN yang akan memajukan perekonomian ASEAN dengan
kemampuan yang baik serta ilmu yang didapat dari orang-orang yang berpengalaman dalam
bidangnya. Ditambah lagi, kewirausahaan diantara pemuda kemudian menjadi salah satu fokus
dari tanggung jawab sosial dari komunitas ASEAN. Lewat ASEAN Socio-Culture Community
Blueprint 2015, ASEAN menggaris bawahi bahwa pentingnya penguatan dukungan dalam
membangun lingkungan yang memadai secara sosial untuk berwirausaha, lewat mentoring,
penyediaan dana, serta dukungan dalam pemasaran. Hal lain adalah mempromosikan dan juga
memelihara kewirausahaan sosial yang kreatifitas untuk pemuda serta mendorong inovasi
kelembagaan dan teknis untuk penyediaan pelayanan sosial. Sehingga lewat kegiatan ini, bisa
tercapainya visi dari ASEAN Socio-Culture Community Blueprint 2015 terkait kewirausahaan bagi
pemuda ASEAN.
5.2.2 Analisis Multitrack diplomasi terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum
Konsep Multitrack Diplomasi dalam melihat ASEAN-Korea Youth Forum sangatlah
menarik karena untuk membangun hubungan kerja sama yang lebih erat dalam berbagai hal, perlu
adanya keterlibatan berbagai pihak dimana salah satunya adalah pemuda. Masing-masing track
saling berkaitan untuk tujuan perdamaian dan dirasa dapat digunakan dengan efektif dalam
menghadapi isu pemuda baik ASEAN maupun Korea.
Konsep multitrack diplomasi memanfaatkan semua lapisan masyarakat baik di luar negeri
maupun dalam negeri untuk berkomunikasi dan menjalin kerja sama untuk menciptakan
perdamaian dunia serta turut serta dalam mensukseskan politik luar negeri lewat track-track yang
saling berkaitan satu dengan yang lain serta melengkapi kekurangan setiap track dengan kelebihan
yang dimiliki. Konsep multitrack diplomasi terlihat dalam kegiatan ASEAN-KOREA Youth
Forum yang terselengara atas kerja sama ASEAN-KOREA CENTRE dengan pemerintah Korea
Selatan yaitu Seoul Metropolitan Government. Merujuk dari multitrack diplomasi yang terpaut
pada aktivitas yang dijalankan untuk berkonstribusi dalam upaya peacemaking dan peacebuilding
di lingkungan internasional dimana semua komponen memiliki keterkaitan. kegiatan ini, benar-
benar merujuk pada visi ASEAN untuk memperkokoh solidaritas dalam menjaga perdamaian,
keamanan, serta nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian tidak hanya dalam kawasan tetapi
juga di dunia. Lewat kerja sama dengan Korea Selatan sebagai mitra wicaranya, ASEAN
menunjukan bahwa ASEAN serius dalam upaya menjaga perdamaian lewat kerja sama dengan
pihak di luarnya.
Track yang pertama yang dipakai untuk membahas kegiatan ini adalah perwujudan
perdamaian lewat diplomasi pemerintah dimana segala hal yang berkaitan dengan pembuatan
kebijakan serta upaya pembangunan perdamaian dijalankan dengan proses diplomasi yang resmi
dan kebijakan yang dibuat kuat dan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dalam tujuan
pencapaian kepentingan nasional. Dalam membahas topik ini, penulis melihat bahwa terdapat
penggunaaan track yang pertama yaitu perwujudan perdamaian lewat diplomasi pemerintah
dimana ASEAN-KOREA CENTER sendiri adalah Intergovermental organization yang
merupakan hasil kesepakatan kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN dengan Korea
Selatan dengan tujuan peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi sampai pada kebudayaan.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan bisa membahas isu-isu penting selain ekonomi dan
politik-keamanan seperti isu pemuda. Isu ini menjadi begitu penting sebab pemuda yang
merupakan pemimpin masa depan harus dipersipkan lewat kerja sama untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui forum seperti ini dengan dukungan pemerintah ASEAN
dengan Korea Selatan sebagai upaya untuk meningkatkan kerja sama yang erat dan persahabatan
diantara keduanya dimasa depan.
Track selanjutnya yang dipakai untuk membahas kegiatan ini adalah perwujudan
perdamaian lewat peran serta warga negara dengan tujuan pembangunan images positif dimana
dalam topik ini, kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum berfokus pada pemuda negara-negara
anggota ASEAN yang bersekolah maupaun mengikuti program pertukaran pelajar di Korea
Selatan maupun pelajar Korea sendiri untuk memupuk rasa pertemanan antar negara serta lebih
lagi memperkenalkan ASEAN maupun Korea pada pemuda. Menjadi hal yang menarik karena
setiap pemuda yang mengikuti kegiatan ini merepresentasikan ASEAN, begitu pula dengan
pemuda dari Korea Selatan. Pertemuan ini menjadi ajang untuk menjalin pertemanan yang baik
dan diharapkan terus berlanjut supaya ada pemahaman kebudayaan serta rasa saling menghargai
di tengah perbedaan budaya diantara keduanya dengan upaya penyelesaian permasalahan global
lewat pencarian solusi dari sudut pandang pemuda. Pemuda yang adalah pelajar yang mengenyam
pendidikan di Korea Selatan memberikan kontribusi dalam mempromosikan negara, kebudayaan,
memunculkan gambaran positif serta pertemanan antar negara dalam hal ini ASEAN. Menurut
track ini, Individu dalam hal ini pemuda selalu bisa membawa perubahan biasanya dilakukan
melalui Citizen diplomacy (Pertukaran Pelajar), sehingga melalui ASEAN-Korea Youth Forum
tidak hanya menjadikan tempat untuk menimba ilmu tetapi menjadi wadah yang baik untuk
memperkenalkan kepada Korea tentang ASEAN.
Track kelima adalah track berikut yang dipakai penulis dalam melihat ASEAN-Korea
Youth Forum dimana perwujudan perdamaian melalui pembelajaran yang biasanya berupa
penelitian atau pelatihan serta edukasi. Track ini begitu erat hubungannya dengan institusi
pendidikan baik sekolah maupun universitas, pusat penelitian, analisis serta program studi
menyebarkan ide tentang perdamain, mediasi bahkan pada resolusi konflik. Track bertujuan
menghasilkan individu-individu yang berkredible serta berkualitas.
Tabel 5.2
Jumlah pelajar dan mahasiswa ASEAN di Korea
(Sumber: Website of Korea Immigration Service, 2015)
Pendidikan di Korea merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Sistem yang baik serta
ditambah lagi penghargaan yang tinggi akan pendidikan yang mendukung tumbuhnya
perekonomian Korea Selatan dengan cepat serta menarik perhatian negara lain seperti ASEAN
untuk mengenyam pendidikan di Korea Selatan. Tabel diatas menunjukan bahwa terjadi
peningkatan yang sangat besar atas tren pelajar maupun mahasiswa yang mengenyam pendidikan
di Korea Selatan entah sekedar mempelajari bahasa atau melanjutkan pendidikan disana.
Kesempatan ini dilirik oleh Korea untuk menanamkan kepada pelajar dan mahasiswa ASEAN
yang berada di Korea Selatan bahwa Korea adalah mitra terbaik bagi ASEAN dan peduli akan
ASEAN. Hal ini kemudian diwujudkan lewat ASEAN-Korea Youth Forum dimana forum yang
diselengarakan oleh ASEAN-KOREA CENTRE ini mengundang 200 Mahasiswa baik dari
ASEAN maupun Korea untuk menumbuhkan kesadaraan akan ASEAN serta kerja sama yang
terjalin di antara ASEAN-Korea Selatan dalam segi kewirausahaan.
Track terakhir yang dipakai untuk melihat ASEAN-KOREA Youth Forum adalah track
ke sembilan yaitu media masa dimana ASEAN-KOREA CENTRE mempublikasikan hasil dari
kegiatan kepada khalayak ramai. Track ini menyangkut komunikasi dan media sebagai
perwujudan perdamaian melalui informasi. Penggunaan media cetak, visual, media elektronik
untuk menginformasikan berita ataupun isu yang berkembang kepada khalayak dan sangat
berperan penting dalam menciptakan agenda setting, pembentukan opini publik, sarana edukasi,
dan menganalisa isu yang ada. Masyarakat bisa dengan cepat mengakses informasi atau
mengetahui suatu hal di tempat lain terkhususnya upaya menjalankan perdamaian.
ASEAN-KOREA CENTRE dalam mempublikasikan setiap aktivitas yang dijalankan,
selalu menggunakan berbagai media seperti website yaitu www.aseankorea.org, facebook, twitter,
youtube, blog, Naver sampai pada elibrary untuk menyebarkan informasi terkait dengan kegiatan
yang sedang dijalankan. Selain itu, ASEAN-KOREA CENTRE mempublikasikan dengan
menerbitkan buku seperti ASEAN Community at the Heart of ASIA (Bahasa Korea, 2016),
Understanding ASEAN Economic Community through Economic Giants in Southeat Asia
(Bahasa Korea, 2015), Statistical Booklet: ASEAN & Korea in Figure (Bahasa Korea & Inggris,
Setiap tahun), E-Newsletter yang dikirim setiap bulan melalui email, dll.
Gambar 9
Koran The Korean Herald
(Sumber:www.koreaherald.com, 2016)
ASEAN-KOREA CENTRE menggunakan semua media di atas untuk mempromosikan
kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum dan bukan hanya itu, ASEAN-KOREA CENTRE juga
mengandeng koran masional yaitu The Korean Herald dan juga beberapa koran dari negara
anggota ASEAN seperti The Jakarta Post, Agence Kampuchea presse Kamboja, dan juga Borneo
Bulletin Brunei. Media-media yang dipakai untuk menginformasikan kegiatan ASEAN-KOREA
Youth Forum tersebut dapat menjadi sarana edukasi, menganalisa isu terkait pemuda, serta mampu
mengubah keadaan ketika opini publik telah terbentuk berkaitan dengan kerja sama antara Korea
dengan negara ASEAN melalui siaran-siaran berita di televisi, yang tercetak dikoran, serta internet
sehingga masyarakat bisa mengakses informasi dengan cepat dan dapat mendukung berbagai
upaya atau kegiatan-kegiatan yang berorientasi perdamaian maupun kerja sama di antara
keduannya dimanapun mereka berada melalui media-media yang ada.
5.2.3 Analisis Konstruktivis terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum
Dalam pandangan konstruktivis, negara–negara ASEAN saling mengenal satu dengan
yang lain lewat asosiasi yang terjalin dengan negara lain seperti Korea yang merupakan salah satu
dari negara mitra mereka, karena itulah identitas yang terkonstruksi oleh norma kemudian
membentuk kepentingan-kepentingan tertentu bahkan identitas. ASEAN dalam menjalankan kerja
sama berusaha membangun satu identitas mereka seperti yang tertuang dalam motto ASEAN “One
Vision, One identity, One Community.” Upaya untuk mencapai satu identitas bersama di antara
negara ASEAN ini sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil dalam mengadakan
kerja sama dengan negara lain.
Pembentukan identitas ASEAN menurut konstruktivis terjadi share of ideas. Ide disini
bisa dikatakan sebagai cara pandang dari ASEAN dalam melihat yang lain dalam hal ini Korea
sehingga lewat ide tersebut memberikan identitas atau ciri khas yang membedakan dengan yang
lain. ASEAN yang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, bahasa dan seni bertemu
dengan Korea Selatan yang terkenal dengan negara kuat dalam diplomasi publiknya tentu saja
akan memberikan satu pemahaman bahwa pentingnya ada rasa kesatuan dalam ASEAN yang
membedakan dengan Korea Selatan. Sehingga ketika terjadi interaksi dan terbentuknya satu
identitas ASEAN akan memberikan kemudahan bagi ASEAN sendiri untuk mengabil keputusan
yang mewakili semua kepentingan ASEAN bukan untuk satu negara. Ketika rasa satu identitas ini
melekat pada ASEAN dengan kuat maka pengambilan keputusan pun bisa memberikan dampak
yang baik bagi sistem internasional.
Alexander Wendt mengatakan bahwa konstruksi sosial mencangkup semua kepentingan
aktor dan identitas mungkin dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan orang lain dan dengan
lingkungan sosial mereka. Seperti yang jelas tergambar dalam ASEAN-KOREA CENTRE sebagi
hasil dari kerja sama ASEAN dengan Korea untuk mempererat hubungan diantara keduannya.
ASEAN-KOREA CENTRE yang merupakan hasil interaksi ini membawa kepentingan diantara
ASEAN maupun Korea untuk meningkatkan perdagangan, investasi, turisme maupun kebudayaan
diantara keduannya. Selain kepentingan yang dibawa, lewat ASEAN-KOREA CENTRE ini
memberikan kesempatan kepada ASEAN untuk membentuk satu identitas secara relatif stabil
lewat interaksi yang terjadi. Menurut Wendt (Wendt, 1995), identitas sangatlah penting
dibandingkan kepentingan, sebab identitas itu sendiri menjadi sumber bagi pilihan kepentingan
yang diambil oleh suatu negara. Identitas ASEAN menjadi patokan bagi ASEAN untuk mengambil
keputusan serta mengejar kepentingannya di dalam kerja sama tersebut. Dengan adanya satu
identitas ASEAN maka akan memudahkan ASEAN untuk membentuk pemahaman dan merespon
keadaan di lingkungan internasional. Identitas dan kepentingan ASEAN merupakan hasil dari
sebuah proses interaksi dengan negara lain sehingga kerja sama yang terjalin dengan negara lain
akan memberikan satu gambaran jelas perbedaan di anata ASEAN dengan negara tersebut, karena
itu pentingnya “we feeling” atau rasa “ke-kita-an” di antara ASEAN sendiri dengan melibatkan
semua komponen masyarakat, dimana salah satunya adalah pemuda.
ASEAN-KOREA CENTRE mengadakan kegiatan yang berfokus pada pemuda baik
ASEAN maupun Korea yaitu ASEAN-KOREA Youth Forum. Kegiatan ini menjadi tempat yang
baik bagi pemuda Korea maupun pemuda dari negara-negara ASEAN yang menimbah ilmu di
Korea untuk menumbuhkan pola pikir kewirausahaan di kalangan pemuda ASEAN dan Korea,
para pemimpin masa depan ini berpartisipasi dan diberikan pengetahuan lewat ceramah,
presentasi, diskusi dan jejaring. Forum ini tidak hanya memberikan visi spesifik untuk memulai
kewirausahaan, tetapi juga menumbuhkan persahabatan di kalangan pemuda yang berpartisipasi.
ASEAN-Korea Youth Forum memberikan dampak yang baik bagi pemuda ASEAN
sebab lewat pertemuan seperti ini memberikan gambaran kepada pemuda ASEAN bahwa Korea
Selatan sendiri menunjukan bahwa ASEAN adalah sebuah organisasi regional yang besar dan
penting di kawasan dan bagi mereka sendiri. Lewat setiap sesi yang ada, Korea Selatan ingin
menunjukan kepeduliannya kepada ASEAN dan mau untuk memperkenalkan ASEAN kepada
masyarakatnya terutama pemuda Korea bahwa apa yang dialami oleh ASEAN merupakan hal yang
saling berkaitan dengan Korea sendiri sehingga hubungan ini perlu dijaga bahkan dipererat sejak
dini terkhusunya dari kalangan pemuda.
ASEAN-KOREA Youth Forum tidak hanya memberikan pengetahuan terkait dengan
solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dikalangan pemuda yaitu pengangguran
lewat adanya kewirausahawan tetapi juga menjadi tempat yang baik untuk para pemuda ASEAN
yang berada di Korea untuk menumbuhkan rasa “we feeling” terhadap ASEAN karena dari
pertemuan dengan Korea Selatan yang merupakan negara yang luar biasa kuat akan identitas
nasionalnya yang dikenal di seluruh dunia lewat Hallyu maka Pemuda ASEAN pun bisa
mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan identitas ASEAN tanpa pengurangan akan
kekuatan ASEAN yang terdapat pada keberagaman pluralitas latar belakang agama, budaya,
politik dan ideologi yang dimiliki oleh masing-masing negara Anggota ASEAN. Interaksi yang
terjadi dalam kegiatan ini serta ilmu yang didapat memberikan gambaran kepada pemuda ASEAN
bahwa ASEAN adalah sebuah kekuatan yang luar biasa dan dapat bersaing dengan negara-negara
besar lain. Lewat fakta-fakta yang ditunjukan dalam presentasi oleh ahli saat kegiatan tersebut
bahwa ASEAN memiliki populasi terbesar ketiga di dunia dengan jumlah 630 juta jiwa dan luas
area 4.47 juta km2, serta GDP sebesar USD 2.6 triliyun, ASEAN menjadi sesuatu kekuatan yang
bisa mengubah dunia internasional. Kerena itu secara tidak langsung menanamkan rasa kebangaan
terhadap ASEAN kepada pemuda ASEAN yang berada di Korea sebagai calon pemimpin masa
depan yang memiliki rasa “we feeling” terhadap ASEAN.
Lewat diskusi, sharing pengetahuan serta perkuliahaan, memberikan kesempatan kepada
pemuda ASEAN dan Korea akan potensi dan kekuatan dari ASEAN, keadaan ekonomi serta
permasalahan yang terjadi dengan solusi yang bisa dilakukan oleh pemuda. Pertemuan ini
memberikan pemuda rasa kepercayaan diri untuk membentuk pertemanan diantara keduanya yang
mana dari hubungan ini bisa memberikan dampak yang baik bagi ASEAN maupun Korea sendiri.
Konstruktivisme melihat bahwa identitas ASEAN dibangun lewat hubungan yang berkaitan satu
dengan yang lain dalam proses interaksi diantara pemuda ASEAN dengan pemuda Korea lewat
kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum.
5.2.4 Pengalaman mengikuti kegiatan 2016 ASEAN-KOREA YOUTH FORUM
Lewat media sosial facebook, penulis mendapatkan informasi akan kegiatan yang akan
diselenggarakan oleh ASEAN-KOREA CENTRE. Nama program tersebut adalah “2016 ASEAN-
Korea Youth Forum” dengan Tema: Fostering Enterpreneurship, Empowering the Youth yang
terselengara pada jumat 2 Desember 2016 di Multipurpose Hall (8F), Seoul City Hall/ASEAN
Hall. Peserta kegiatan ini adalah mahasiswa dari ASEAN dan Korea serta professional muda.
Kegiatan ini dimulai pada pukul 13:30 dengan registrasi dan pengarahan dari MC
perwakilan dari ASEAN-KOREA CENTRE dan Science & Technology Policy Institute. Acara
kemudian berlanjut dengan pembukaan oleh H.E Kim Young-Sun, selaku Sekjen ASEAN-
KOREA CENTRE, H.E. Kim Chang Beom, selaku duta besar hubungan internasional Seoul
Metropolitan Government, dan juga Duta Besar Thailand, bapak H.E Sarun Charoensuwan.
Sesi pertama dengan judul Entrepreneurship: Empowering The Youth to Change The
World membahas tentang latar belakang dari kewirausahaan. Pembicaraan konsep dari
kewirausahaan di era digital dan berlanjut dengan diskusi yang berfokus pada pendorongan
wirausahawan muda di ASEAN dan Korea yang mendorong program pengembangan bisnis kecil
yang baru dimulai. Dengan dipimpin oleh moderator Lee Eun-Woo selaku Executive Director dari
Softbank Venture Korea sesi ini dibuka oleh pembicara pertama yaitu Dr. Park June-sung,
professor dari Korea Advanced Institude of Science and Technology (KAIS), kemudian dilanjutkan
oleh Dominic Mellor, Project Leader dari Asian Development Bank, serta ditutup oleh Park
Kwang-hwi yang merupakan direktur dari Seoul Global Startup Center.
Sesi kedua dengan judul ASEAN-Korea Young Inovation Talk, merupakan sharing cerita
dan pengalaman dari Hwang Hee-seung, CEO dari Jobplanet yang merupakan platform untuk
pencari pekerjaan melihat review dari perusahaan. Jobplanet ini tidak hanya sukses di Korea tetapi
juga sukses di Indonesia. Pembicara kedua dalam sesi ini adalah Lee Jung-soo, CEO dari Flitto
yang merupakan aplikasi untuk menerjemahkan 18 bahasa. Sesi ini di pimpin oleh moderato Lim
Jung-wook, yang adalah Managing Director dari Startup Allience. Sesi ini menarik karena para
pembicara yang masih tergolong muda membawakan pengalaman mereka dan cerita menarik yang
mereka dapat selama membangun perusahaan mereka.
Sesi ke tiga merupakan Business Plan Presentation yang merupakan kesempatan bagi 5
kelompok pebisnis muda mempresentasikan rencanan bisnis mereka dan kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab dan masukan dari juri. Peserta dari presentasi ini kemudian akan mendapatkan
kesempatan untuk mengunjungi ASEAN-KOREA CENTRE, Seoul Global Startup Center dan
Softbank Venture Korea. Setelah sesi ini, peserta kemudian pindah ke ASEAN Hall untuk makan
malam bersama serta mencari kontak baru dan diskusi terkait bisnis mereka.
Selama mengikuti kegiatan ini, penulis merasa sangat bersyukur karena bisa mendapat
pengalaman yang menarik dan pengetahuan yang baru tentang peluang bisnis dan juga
kewirausahaan di ASEAN maupun Korea. Penulis juga bertemu dengan beberapa teman Indonesia
dan negara ASEAN lain yang mengikuti kegiatan ini. Penulis juga menjadi bagian dari kelompok
yang mengikuti presentasi bisnis sehingga bisa mengujungi ASEAN-KOREA CENTRE & Seoul
Global Startup Center. Selama mengikuti kegiatan ini, penulis mendapatkan gambaran secara
langsung bahwa ASEAN sendiri memiliki keungulan yang besar dari segi jumlah penduduk serta
keragaman budaya dan sumber daya alam yang dimiliki. ASEAN dengan jumlah populasi pemuda
yang banyak dengan tingkat penggunaan internet yang tinggi menjadi peluang besar untuk
membuka bisnis. Ini juga menjadikan membuat penulis menyadari bahwa ASEAN merupakan satu
kesatuan besar yang bisa bersaing dengan kawasan lain. Penulis menyadari bahwa kebanggan akan
ASEAN mulai meningkat dibandingkan sebelumnya dan pandangan akan Korea juga berubah
bahwa Korea merupakan salah satu negara yang peduli dengan ASEAN karena rasa saling
mebutuhkan diantara keduanya. Hal yang sama juga di rasakan oleh pemuda negara ASEAN lain
yang mengikuti kegiatan ini dimana Forum ini menjadi wadah untuk saling berbagi untuk berbagi
pengetahuan dan ide.1
5.3 Refleksi Hasil Penelitian
ASEAN merupakan kumpulan dari negara-negara di kawasan ASIA Tenggara yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan bernegara satu dengan yang lain lewat kerja sama
dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik-keamanan maupun sosial-budaya. Kerja sama ini
pun menjadi dasar kepada ASEAN untuk mempercepat perekonomian kawasan, mendorong
perdamaian serta stabilitas di kawasan untuk memperoleh kesejahteraan bersama. Semua cita-cita
dan tujuan ini kemudian mulai diwujudnyatakan lewat Bali concord II dimana Masyarakat
ASEAN disepakati dalam 3 pilar yaitu pilar Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN
Political-security Community/APSC), pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic
Community/AEC) serta pilar Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASEANSocio-Cultural
Community/ASCC ). Hal yang menarik dari ketiga pilar ini adalah melaui pembahasan pemuda
yang menjadi salah satu fokus dari ASEAN karena pemuda adalah asset berharga dari setiap
bangsa mengingat pemuda merupakan pemimpin masa depan. Kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan pemuda tidak hanya menjadi fokus dalam kerja sama internal ASEAN sendiri,
namun juga dibahas lewat kerja sama dengan negara lain yang manjadi mitra dari ASEAN.
Penelitian ini juga menyoroti Korea Selatan sendiri merupakan mitra dialog penuh ASEAN yang
sudah menjalin hubungan sejak 1989. Kerja sama dengan ASEAN berfokus pada bidang ekonomi,
perdagangan, keamanan sampai pada sosial-budaya. Korea Selatan sendiri merupakan negara yang
berhasil dalam memberikan kesan positif di kancah internasional lewat diplomasi publiknya
terkhusunya pada diplomasi budaya melalui Hallyu yang kemudian berdampak pula pada
peningkatan ekonomi Korea Selatan. Kesan positif ini kemudian juga mendorong negara-negara
ASEAN seperti Indonesia, Thailand dan Filipina untuk memperluas bidang kerja sama mereka
dengan Korea Selatan.
1 Untuk lebih jelas bisa melihat lampiran hasil wawancara halaman 83-84.
Wujud nyata dari kerja sama ASEAN dengan negara mitranya Korea selatan adalah
dengan lahirnya ASEAN-KOREA CENTRE yang merupakan international organization yang
bertujuan menjadi pemain kunci di antara ASEAN-Korea sebagai pusat dalam mempromosikan
perdagangan, investasi, turisme dan juga pertukaran budaya diantara ASEAN dengan Korea
melalui kesepakan dari negara-negara anggota untuk mewujudkan tujuan internasional mereka
yang merupakan perwujudan dari tujuan nasional mereka masing-masing. ASEAN-KOREA
CENTRE dilihat sebagai intergovernmental organization memainkan peran penting sebagai
wadah dimana negara-negara ini bertemu dan membahas kerja sama yang diharapkan
meningkatkan kesejahteraan diantara keduanya. Salah satunya adalah fokus pada pemuda ASEAN
maupun Korea yang diwujudnyatakan lewat kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum. Penelitian ini
membahas lebih luas mengenai pentingnya pemuda mengembangkan dirinya lewat adanya
hubungan dengan pemuda ASEAN dengan Korea dalam membahas isu-isu global yang terjadi
serta penyelesaiannya.
Melihat dari sudut pandang diplomasi publik, melalui ASEAN-KOREA CENTRE
kemudian membuka peluang untuk mempromosikan ASEAN kepada masyarakat, pelajar serta
pebisnis Korea untuk mengenal dan menanamkan investasi disana serta turut serta
memperkenalkan kebudayaan dan turisme di ASEAN. Tidak hanya dalam hal ekonomi tetapi juga
sosial-budaya terkhusunya dalam bidang kepemudaan, melalui ASEAN-Korea Youth Forum,
Korea ingin menunjukan bahwa Korea adalah negara yang besar dan kuat namun menunjukan rasa
ingin membina hubungan yang erat dengan ASEAN lewat kerja sama yang menguntungkan dan
hal ini diharapkan tertanam dalam benak pemuda ASEAN. Kemudian dilanjutkan dengan
bagaimana multitrack diplomasi melihat ASEAN-Korea Youth Forum menjadi sarana untuk
membangun kedamaian di lingkungan internasional lewat pengembagan generasi muda yang
peduli serta bisa bekerja sama dalam pengertian yang baik akan perbedaan budaya yang dimiliki.
Korea yang sangat sukses dengan Diplomasi Publiknya memberikan pengaruh kepada pemuda-
pemuda ASEAN sehingga banyak pemuda ASEAN yang melanjutkan pendidikan di Korea. Ini
pun menjadi kesempatan yang baik karena pemuda ASEAN juga bisa berkontribusi dalam
pengenalan budayananya kepada Korea.
Dengan melihat penelitan terdahulu, penulis lebih melihat bagaimana ASEAN
membangun “we feeling” terhadap ASEAN melalui hubungan dengan negara lain yaitu Korea
Selatan melalui kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum dimana kegiatan untuk pemuda ASEAN
yang berada di Korea maupun pemuda Korea sendiri bertemu untuk membahas permasalahan
global lewat diskusi bersama dan mengenal identitas ASEAN lewat forum tersebut. Kegiatan
ASEAN-KOREA Youth Forum membangun identitas ASEAN bagi pemuda negara anggota
ASEAN yang berada di Korea Selatan sehingga dari identitas yang terbentuk dari interaksi diantara
keduannya memberikan pemuda ASEAN yang adalah pemimpin masa depan bisa mengambil
langkah sesuai dengan identitas yang dimiliki sehingga kepentingan ASEAN bisa tercapai.