bab v pembentukan identitas asean melalui kegiatan … · bab v pembentukan identitas asean melalui...

24
BAB V PEMBENTUKAN IDENTITAS ASEAN MELALUI KEGIATAN ASEAN-KOREA YOUTH FORUM 5.1 Motto ASEAN (One Vision, One identity, One Community) Visi dari ASEAN tertuju pada mimpi ASEAN untuk terwujudnya kawasan yang damai, stabil, terciptanya pertumbuhan ekonomi, serta membentuk kerja sama dalam mencapai kepentingan bersama untuk ASEAN yang lebih makmur dan harmonis. Visi ini bisa dilihat dalam visi ASEAN 2020 dengan tujuan untuk: a) Menciptakan kawasan ekonomi negara ASEAN yang stabil, makmur, dan memiliki daya saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi, b) Mempercepat liberalisasi perdagangan dibidang jasa, dan c) Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan ASEAN. Visi ASEAN tersebut menberikan penjelasan bahwa terlepas dari keberagaman yang ada dari setiap anggotanya, ASEAN begitu memperhatikan sektor ekonomi, perdagangan serta sumber daya manusia yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan. Namun visi ini bisa terwujud dengan memperhatikan komponen lain seperti seperti sektor politik dan juga sosial- budaya. Selain memperkokoh pilar ekonomi dan politik, kesadaran akan satu identitas ASEAN sangatlah penting. Ini terlihat dalam Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC) yang dibentuk sebagai salah satu dari tiga pilar dari Komunitas ASEAN yang bertujuan melengkapi dan memperkuat pilar politik dan ekonomi. Kerjasama dibidang sosial-budaya merupakan hal penting untuk mencapai integrasi di ASEAN melalui “a caring and sharing community” yaitu sebuah tatanan masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi, memperkokoh rasa “ke-kita-an” (we feeling) dan solidaritas sesama warga ASEAN. Hal terpenting dari usaha membangun we feelingini adalah lewat membangunnya rasa solidaritas tanpa sedikit pun menghilangkan karakteristik dari setiap negara-negara yang beragam tetapi berfokus penuh pada keinginan kuat untuk memperkuat rasa kebersamaan. Lewat rasa kebersamaan yang kuat diharapkan ASCC mampu mengantisipasi dan memperkecil dampak buruk yang bisa saja terjadi sebagai akibat dari integrasi

Upload: others

Post on 30-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB V

PEMBENTUKAN IDENTITAS ASEAN MELALUI KEGIATAN ASEAN-KOREA

YOUTH FORUM

5.1 Motto ASEAN (One Vision, One identity, One Community)

Visi dari ASEAN tertuju pada mimpi ASEAN untuk terwujudnya kawasan yang damai,

stabil, terciptanya pertumbuhan ekonomi, serta membentuk kerja sama dalam mencapai

kepentingan bersama untuk ASEAN yang lebih makmur dan harmonis. Visi ini bisa dilihat dalam

visi ASEAN 2020 dengan tujuan untuk:

a) Menciptakan kawasan ekonomi negara ASEAN yang stabil, makmur, dan memiliki daya saing

tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa dan investasi yang bebas, arus lalu

lintas modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi

kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi,

b) Mempercepat liberalisasi perdagangan dibidang jasa, dan

c) Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan

ASEAN.

Visi ASEAN tersebut menberikan penjelasan bahwa terlepas dari keberagaman yang ada

dari setiap anggotanya, ASEAN begitu memperhatikan sektor ekonomi, perdagangan serta sumber

daya manusia yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan. Namun visi ini bisa

terwujud dengan memperhatikan komponen lain seperti seperti sektor politik dan juga sosial-

budaya. Selain memperkokoh pilar ekonomi dan politik, kesadaran akan satu identitas ASEAN

sangatlah penting. Ini terlihat dalam Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC) yang dibentuk

sebagai salah satu dari tiga pilar dari Komunitas ASEAN yang bertujuan melengkapi dan

memperkuat pilar politik dan ekonomi. Kerjasama dibidang sosial-budaya merupakan hal penting

untuk mencapai integrasi di ASEAN melalui “a caring and sharing community” yaitu sebuah

tatanan masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi, memperkokoh rasa “ke-kita-an” (we

feeling) dan solidaritas sesama warga ASEAN. Hal terpenting dari usaha membangun “we feeling”

ini adalah lewat membangunnya rasa solidaritas tanpa sedikit pun menghilangkan karakteristik

dari setiap negara-negara yang beragam tetapi berfokus penuh pada keinginan kuat untuk

memperkuat rasa kebersamaan. Lewat rasa kebersamaan yang kuat diharapkan ASCC mampu

mengantisipasi dan memperkecil dampak buruk yang bisa saja terjadi sebagai akibat dari integrasi

ekonomi dalam kawasan serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif

serta lingkungan yang kondusif bagi keberhasilan integrasi dan kemakmuran bersama serta

memperkuat identitas budaya menuju ASEAN Community yang perpusat pada masyarakat

(people centered) untuk mewujudkan visi ASEAN tersebut.

Pembentukan Identitas dalam ASEAN Socio Cultural Community menurut ASCC

Blueprint ialah pembentukan identitas ASEAN sebagai basis kepentingan regional yang terdiri

dari nilai-nilai, norma, sikap dan perilaku bersama yang mendasari ASEAN Community. ASEAN

mendukung nilai-nilai bersama dalam semangat keberagaman (Unity in diversity) dalam

masyarakatnya lewat pembentukan identitas ASEAN ini terdapat empat agenda besar yaitu:

1. Promotion of ASEAN awareness and a sense of community; yang memiliki tujuan

strategis berupa menciptakan sense of belonging, mengkonsolidasikan penyatuan dalam

keberagaman serta saling pengertian yang mendalam tentang sejarah, budaya, agama dan

kewarganegaraan. Salah satu rencana aksi pentingnya adalah membentuk Committee on

Culture and Information (CoCI) untuk mempromosikan identitas ASEAN lewat

pemanfaatan media audio visual dalam pertukaran program-program budaya

2. Preservation and promotion of ASEAN cultural heritage; memiliki tujuan strategis

berupa mengupayakan konservasi dan pelestarian warisan budaya serta membangun

pengertian bahwa dalam kawasan ini terdapat sejarah yang unik yang memungkinkan

terjadinya berbagai persamaan maupun perbedaan yang harus dilestarikan bersama.

Rencana aksi yang penting melalui, membangun kapasitas sumber daya manusia melalui

seminar, workshop dan pelatihan, melestarikan warisan budaya serta penggunaan

teknologi serta media audio visual untuk mempromosikan dan mengarsipkannya.

3. Promotion of Cultural Creativity and Industry; yang memiliki tujuan strategis sebagai

upaya memperkuat identitas ASEAN dan kebersamaan melalui kreasi budaya dan

pengembangan serta kerjasama industri budaya. Dalam hal ini langkah-langkah atau

rencana aksi dalam agenda ini antara lain mendukung pengembangan industri budaya

melalui pertukaran ilmu pengetahuan, ahli dan praktisi serta melibatkan para pemuda

yang memiliki gagasan serta kemampuan seni yang tinggi, meningkatkan pemasaran

produk-produk industri budaya baik berupa barang maupun jasa sebagai sektor ekonomi

kreatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi

4. Engagement with the Community; yang bertujuan memberikan kesan tentang identitas

ASEAN yang terbangun berbasis masyarakat (people centered) melalui partisipasi semua

sektor masyarakat. Rencana aksi untuk agenda ini meliputi pelibatan LSM/NGO dan

masyarakat sipil dalam proses membangun ASEAN Community, mengembangkan

program relawan dari kalangan profesional muda untuk membantu masyarakat pedesaan

agar mampu segera beradaptasi terhadap proses pembentukan ASEAN Community,

pengembangan program untuk relawan-relawan muda dalam bidang kemanusiaan serta

berbagi informasi dan database yang diperlukan untuk mendukung program ini.

Inti dari usaha pembentukan ”we feeling”, atau sense of ASEAN adalah dimana

pemerintah dan masyarakat Asia Tenggara mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan

identitas tanpa mengurangi pengakuan pada keberagaman latar budaya, agama, ekonomi, dan

politik-ideologis yang telah berkembang di kawasan dan lewat keberagaman tersebut kemudian

dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi serta untuk terciptanya masyarakat ASEAN yang

memiliki semangat persamaan diantara negara anggota. Dalam blueprint ASCC, telah diserukan

untuk membangun sebuah identitas ASEAN yang akan “menjadi dasar kepentingan kawasan di

ASIA Tenggara.” Identitas ASEAN dimaksudkan sebagai “keperibadian, norma-norma, nilai-

nilai, dan keyakinan serta aspirasi bersama sebagai satu komunitas ASEAN”.

Walaupun identitas ASEAN disisi lain belum tentu menjadi identitas individu, serta tidak

begitu jelas sehingga dalam praktiknya hanya ada sedikit segi mengenai bagaimana membuat

semacam identitas bersama maka kesempatan ini menjadi penting untuk melihat apakah ASEAN-

KOREA Youth Forum memainkan peranan dalam pembentukan identitas ASEAN bagi pemuda

ASEAN dalam kesadaran yang tinggi lewat keanekaragaman budaya serta warisan kawasan di

ASEAN serta perasaan “ke-kita-an” atau “we feeling” terhadap ASEAN.

5.1.1 Dampak Negatif dari tidak adanya Pembentukan Identitas

Organization of African Unity (AOU) adalah Multipurpose regional organization muncul

pada 1963 sebagai gabungan dari negara-negara subregional di Afrika yang berjumlah 51 negara

anggota. Tujuan dari AOU ini adalah untuk mendukung kesatuan dan solidaritas negara-negara

bangsa Afrika, upaya untuk bekerja sama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik bagi

masyarakat Afrika, mempertahankan kedauatan, integritas wilayah serta kemerdekaan serta

memberantas kolonialisme di bumi Afrika serta adanya penegakan Hak.

AOU menjadi contoh dari tidak adanya identitas yang kuat dalam organisasi ini seperti

yang diinginkan Ghana dalam usulannya untuk ada dalam satu kesatuan politik, rencana

pembangunan ekonomi, sistem pertahanan bersama yang kemudian berujung pada kegagalan

dalam menyelesaikan permasalahan sengketa dari negara anggota yang bertikai yang disebabkan

dari tidak adanya satu kesatuan identitas yang berdampak pada tidak adanya kebulatan suara dalam

mengambil keputusan. Selain itu, krisis yang mengancam integritas pun terjadi dan adanya

masalah dalam anggaran yang membuat AOU harus bubar dan dilanjutkan dengan African Union

pada Juli 2002 (S et al., 2010, pp. 323–326).

Contoh lain dari ketikadanya pembangunan identitas yang kuat bisa dilihat pada Liga

Arab yang mana organisasi regional yang berdiri pada 22 Maret 1945 ini dimana walaupun

dibangun lewat identitas serta budaya ini dinilai oleh banyak pihak gagal karena dari banyaknya

resolusi, 80% dari resolusi tersebut tidak terimplementasi serta akibat ketidakaadaanya identitas

yang kuat maka tiap-tiap negara hanya berusaha untuk memaksimalkan kepentingan mereka

sendiri dan keberlangsungan dari negaranya serta aliansi politik negaranya. Sebab dengan adanya

identitas maka akan membantu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah akan

tetapi negara-negara anggota Liga Arab tidak patuh dengan keputusan yang dihasilkan seperti yang

terjadi pada kasus negara-negara seperti Mesir, Suriah, Arab Saudi dan Yordania yang mendukung

Palestina dalam pengajuan ke PBB mengenai negara merdeka Palestina sedangkan negara anggota

lain seperti Qatar dan Kuwait menentang hal tersebut.

5.1.2 Dampak Positif dari adanya Pembentukan Identitas

Uni Eropa merupakan contoh yang baik untuk dijadikan acuan dalam melihat

regionalisme. Bermula dari terbentuknya komunitas batu bara dan baja Eropa (ECSC), yang mana

ditanda tangani pada 18 April 1951 oleh Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Luxemburg dan Perancis

ini kemudian pada tahun 1955 tercetuslah keinginan untuk memperluas integrasi ekonomi ini

keseluruh bidang ekonomi dan kemudian berlanjut pada Masyarakat Eropa yang ditandai dengan

perjanjian Brussel sampai pada perluasan kawasan Eropa dengan adanya penambahan anggota

yang memperkokoh posisi Uni Eropa secara Internasional dengan syarat pengadopsian sistem

demokrasi secara menyeluruh disemua sisi pemerintahan serta dengan adanya sistem ekonomi

yang liberal sehingga adanya kemudahan dalam akses pasar serta individu yang terlibat dalam

kegiatan ekonomi.

Uni Eropa memiliki kesadaran dan identitas regional yang merupakan persepsi bersama

tentang rasa memiliki pada suatu komunitas tertentu dengan faktor internal sebagai pengikat yang

pada umumnya adalah kesamaan budaya,sejarah atau tradisi agama yang berhasil memnuat tidak

hanya ikatan-ikatan di tingkat pemerintahan, berbagai aktivitas aksi reaksi di antara masyarakat

Eropa juga terwujud. Ini menunjukkan betapa kerja sama pada tingkat negara tidak memiliki

banyak manfaat jika tidak ditindak lanjuti oleh berbagai aktivitas kerjasama lainnya oleh sektor

swasta dan warga negara dan hal ini berhasil ditunjukan oleh Uni Eropa yang berhasil meleburkan

identitas masing-masing anggota dalam satu wadah untuk membentuk identitas kolektif yang baru

yaitu Uni Eropa. Eropa juga ingin membedakan dirinya dari bangsa lain serta mengukuhkan

identitasnya sebagai bangsa dengan peradaban yang telah maju. Karena kesamaan identitas yang

dimiliki Uni Eropa memberikan keuntungan yang memudahkan mereka dalam bekerjasama dan

saling berinteraksi dalam berbagai sektor seperti politik, ekonomi, pertahanan-keamanan, sosial-

budaya, dan sebagainya. Penyatuan Eropa ini juga ditandai dengan dibentuknya euro sebagai mata

uang bersama antara negara anggota, walaupun tidak semua negara anggota memakai mata uang

ini. Munculnya mata uang Euro sebagai mata uang bersama di antara negara anggota membawa

pengaruh yang signifikan baik bagi Eropa sendiri maupun ekonomi global.

5.2 ASEAN-KOREA YOUTH FORUM

ASEAN-Korea Youth Forum pertama kali diadakan pada 3 Desember 2014 bertempat

di Seoul City Hall dengan tema “ASEAN-Korea Young People: Building a Share Future.”

Kegiatan ini berlangsung untuk merayakan 25 tahun dialog kemitraan ASEAN-KOREA yang akan

di selengarakan pada 11-12 Desember 2012 di Busan lewat kerja sama ASEAN-KOREA

CENTRE dengan Seoul Metropolitan Government. Forum ini bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran akan pentingnya kerjasama antara generasi muda ASEAN dan Korea, yang akan

memainkan peran penting dalam menjalin kerja sama yang erat antara kedua wilayah di masa

depan. Forum memberikan tempat diskusi komprehensif mengenai arah kerja sama masa depan

bagi sekitar 200 pemuda yang berpartisipasi.

Gambar 5

ASEAN-KOREA Youth Forum 2014

(Sumber:www.aseankorea.org, 2014)

ASEAN-KOREA CENTRE telah menerapkan berbagai program pemuda untuk

memperkuat hubungan dan jaringan di antara mahasiswa Korea dan mahasiswa ASEAN yang

belajar di Korea. “ASEAN-Korea Youth Forum” pada khususnya, memberikan sebuah platform

untuk generasi muda Korea dan ASEAN untuk membahas isu-isu yang menjadi kepentingan

bersama dan mendorong mereka untuk bertukar gagasan mengenai bagaimana menghadapi

tantangan saat ini dan masa depan bersama-sama.

ASEAN-Korea Youth Forum merupakan forum yang ditujuakan untuk para pemuda dari

negara-negara anggota ASEAN maupun Korea dengan ketertarikan pada nilai-nilai

kepemimpinan, entrepreneur dan juga pengembangan komunitas. Forum ini diarahkan untuk

meningkatkan kesadaran dalam meningkatkan kerja sama generasi muda di antara ASEAN dan

Korea, yang merupakan aktor penting dalam kerja sama yang erat di antara ASEAN dan Korea

dimasa depan. Forum ini menjadi wadah penting bagi para pemuda untuk arah kerja sama kedepan.

ASEAN-Korea Youth Forum yang pertama dengan tema “ASEAN-Korea Young People:

Building a Share Future”, mempunyai beberapa sesi dimana sesi pertama adalah “Promoting

Leadership Values through Education.” Pada sesi ini, peserta yang mengikuti kegiatan ini akan

belajar tentang pentingnya peningkatan keterampilan dan nilai kepemimpinan bagi pemuda yang

menjadi modal awal untuk mencapai solidaritas diantara pemuda ASEAN dan Korea untuk masa

depan bersama yang lebih baik. Sesi kedua dilanjutkan dengan “Empowering the Youth through

Entrepreneurship and Employment.” Dimana sesi ini membahas pentingnya pengembangan bagi

pemuda dengan melihat kenyataan bahwa 30% pemuda yang berada pada usia produktif didunia,

mewakili 60% dari jumlah penganguran didunia sehingga perlu adanya pembekalan dalam

mengurangi angka dari penganguran yang menjadi permasalahan global saat ini. Sesi terakhir

adalah sesi diskusi dengan membahas tema “Youth at the Forefront of Community Development

through Volunteerism”. Pada sesi ini, para pemuda diharapkan mampu untuk memperluas

kemampuan mereka untuk menguntungkan masyarakat terkhusunya pada bidang ekonomi, sosial

dan lingkungan.

ASEAN-Korea Youth Forum kemudian diselengarakan kembali pada 2 Desember 2016

bertempat di Seoul City Hall dengan tema “ASEAN-Korea Youth Forum to foster entrepreneurship

of the youth in the region- 'Fostering Entrepreneurship, Empowering the Youth” Kegiatan ini di

selengarakan ASEAN-Korea Centre lewat kerja sama dengan Seoul Metropolitan Government dan

Science & Technology Policy Institute.

Pada sesi pertama dalam kegiatan ini, para ahli dari Korea Advance Institute of Science

and Technology (KAIST), Asian Development Bank (ADB), Center Starup Global Seoul

memberikan bekal kepada para pemuda yang mengikuti kegitan ini dengan latar belakan

kewirausahawan bagi pemuda di era digital dimana pembicara memberikan pengetahauan serta

pengalaman mereka dalam usaha peningkatan kewirausahawan bagi pemuda di ASEAN maupun

Korea dalam upaya mendukung program yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnis kecil yang

baru mereka jalankan. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan bertajuk “Young Innovators Talk”,

menjadi kesempatan yang baik untuk berbagi cerita dan pengalaman oleh pengusaha muda yang

telah sukses mendirikan bisnis di ASEAN dan Korea. Mereka adalah Hwang Hee-seung yang

merupakan CEO dari Jobplanet dan pembicara kedua adalah Lee Jung-soo yang adalah CEO dari

Flitto. Sesi ketiga adalah presentasi bisnis oleh tim pemuda ASEAN dan Korea, dan masukan dan

pembinaan oleh para ahli. Sesi terakhir adalah “Networking Reception” yang merupakan

kesempatan dimana para peserta yang mengikuti forum ini, bertemu dan berdiskusi lebih lanjut

akan isu-isu yang relevan serta juga mencari kontak baru dengan tujuan membuka relasi

pertemanan di antara pemuda baik ASEAN maupun Korea dengan suasana yang santai.

Gambar 6

ASEAN-KOREA Youth Forum 2016

(Sumber: www.aseankorea.org, 2017)

Merujuk pada data dimana setengah dari jumlah populasi dunia adalah usia di bawah 25

tahun sedangkan di ASEAN sendiri, 60% dari jumlah penduduk ASEAN adalah usia di bawah 35

tahun maka perlu diingat bahwa hal ini merupakan asset yang luar biasa untuk masa depan ASEAN

sendiri. Karena itu perlunya suatu upaya untuk membangun pemuda melihat kedepan tentang

tantangan global yang akan mereka hadapi karena pemuda merupakan investasi untuk menyiapkan

pemimpin masa depan lewat kerja sama di antara ASEAN dengan Korea untuk kesejahteraan

ekonomi dan sosial. Seperti yang pernah dikatakana oleh presiden Amerika Presiden Franklin D.

Roosevelt “We cannot build the future of our youth. But we can build our youth for the future.”

Sehingga diharapkan dengan adanya ASEAN-KOREA Youth Forum ini akan memberikan

kontribusi untuk membantu membangun pemuda ASEAN maupun Korea. Lewat adanya kegiatan

ini, pemuda diharapkan bisa mengerti nilai-nilai dan juga dan pengertian-pengertian yang harus

diemban dalam mempersiapkan masa depan bagi kerja sama ASEAN-KOREA lewat membangun

interaksi secara langsung terutama pada jiwa entrepreneurship dan kepemimpinan lewat diskusi,

knowledge-sharing dan juga lewat perkuliahan.

Kim Young-sun selaku Sekjen ASEAN-KOREA CENTRE menekankan bahwa

kewirausaan adalah solusi yang baik untuk mengatasi pemasalahan global yang terjadi saat ini

yaitu pengangguran serta sebagai mesin pendorong bagi pertumbuhan ekonomi baru di Korea

Selatan, dan bagi ASEAN sendiri yang melimpah dengan tenaga kerja yang relatif muda,

menjadikan upaya mengembangan kewirausahaan ini menjadi penting sehingga dibutuhkan usaha

untuk mempromosikan dan juga memeliharaha kewirausaahan muda yang kreatif. Sehingga

melalui ASEAN-KOREA Youth Forum ini, bisa memberikan kesempatan yang baik untuk semua

peserta untuk memupuk jiwa kewirausahawan untuk mendongkrak keinginan dalam berbisnis di

negara mereka sehingga bisa mengatasi persoalan pengangguran yang terjadi serta bisa

berkontribusi pada masyarakat sesuai dengan keahliannya.

5.2.1 Analisis Diplomasi Publik terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum

Lewat ASEAN-Korea Youth Forum, KOREA mempunyai keinginan untuk menjalankan

komunikasi dengan lebih baik kepada publik mancanegara terkhusunya ASEAN lewat pemuda-

pemuda ASEAN yang ada di Korea Selatan ini menjadi penting bagi Korea. Diplomasi publik

yang dilakukan oleh Korea memiliki tujuan untuk memperkenalkan kepentingan nasionalnya

lewat pemahaman, memberikan informasi dan mempengaruhi pemuda ASEAN yang berada di

Korea untuk menujukan bahwa Korea merupakan mitra yang dekat bagi ASEAN pemahaman ini

ditanamkan kepada pemuda yang adalah pemimpin masa depan. Sebenarnya Korea Selatan telah

berhasil untuk melakukan diplomasi publik kepada masyarakat internasional lewat beberapa

instrumen seperti film, musik, pertukaran budaya serta pendidikan. ASEAN-KOREA Youth

Forum menjadi instrumen yang dipakai oleh Korea Selatan dibidang pendidikan. Bukti kesuksesan

dari diplomasi publik Korea Selatan adalah meningkatnya jumlah pelajar yang mengenyam

pendidikan di negeri gingseng tersebut. Bagi negara ASEAN sendiri, jumlah ini meningkat dari

408 pelajar pada tahun 1980 menjadi 7,283 pelajar pada tahun 2015.

Tabel 5.1

Jumlah Mahasiswa Asing di Korea tahun 1980-2015

(Sumber: Korean Immigration Service, 2015)

Jika diperhatikan Korea melakukan beberapa tahapan dalam diplomasi publik untuk

mempengaruhi publik luar negeri. Tahap pertama dimulai dengan memperkenalkan Korea pada

publik negara lain dengan maksud agar publik negara tersebut mengetahui eksistensi dari negara

itu melalui berbagai hal seperti kerja sama ekonomi, politk-keamanan serta sosial-budaya. Tahap

berikut berlanjut dengan usaha meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap negara yang

bersangkutan lewat pandangan yang baik dan positif melalui Hallyu dimana melalui film, lagu, K-

Drama, K-POP dan acara televisi yang membawa kebudayaan Korea yang mengambarkan

kehidupan sehari-hari yang kental dengan ajaran konfusius serta keindahan alam di Korea Selatan.

Korea Selatan begitu gencar untuk memperhatikan diplomasi publik sebab tidak hanya

memberikan dampak positif bagi Korea karena image dari negara lain terhadap Korea yang

berubah namun juga berhasil meningkatkan kegiatan ekonomi Korea Selatan seperti eksport serta

investasi.

Tahap diplomasi publik negara-negara ASEAN dimulai lewat kerja sama yang terjalin

diantara negar ASEAN dengan Korea dimana lewat kerja sama tersebut diharapkan publik dari

Korea Selatan mengetahui tentang ASEAN serta eksistensinya. ASEAN-KOREA CENTRE

memainkan peranan penting dalam terjalinnya pengenalan akan ASEAN di Korea lewat kegiatan-

kegiatan yang diselengarakan seperti memberikan informasi kepada pebisnis Korea akan peluang

bisnis serta investasi di negara-negara ASEAN lewat seminar-seminar dan diskusi,

mempromosikan investasi dan juga memfasilitasi akan kesempatan untuk berinvestasi baik lewat

forum maupun kunjungan langsung di negara ASEAN. Selain itu juga ASEAN-KOREA CENTRE

berkontribusi pada konektivitas ASEAN lewat penyediaan investor Korea yang berpotensial untuk

menanamkan investasi, para konstruktor dan juga institusi yang menyediakan informasi terkain

peluang investasi terkain bidang infrastruktur, serta mempertemukan calon investor dengan

pemerintah negara ASEAN yang terkait. Tidak hanya sampai disitu saja, hasil dari diplomasi

publik yang dijalankan oleh negara-negara ASEAN lewat ASEAN-KOREA CENTRE

memberikan peluang kepada negara ASEAN untuk mepromosikan produk-produk potensial dari

perusahaan-perusahaan negara-negara ASEAN kepada komunitas bisnis Korea sebagai usaha

untuk meningkatkan ketidakseimbangan perdagangan diantara ASEAN dengan KOREA.

Gambar 7

Kegiatan Investment Promotion Seminar on ICT

(Sumber: www.aseankorea.org, 2016)

Tahap ini kemudian berlanjut dengan meningkatkan apresiasi masyarakat Korea terhadap

negara ASEAN lewat pandangan yang baik dan positif dengan ditunjukan lewat pergelaran seni

dan budaya. Sehingga terjadi perubahan pola pikir bahwa negara-negara ASEAN memiliki

kapasitas, keungulan dalam keberagaman seni dan budaya serta bisa menjadi teman bagi Korea.

Banyak kegiatan yang diselengarakan oleh ASEAN-KOREA CENTER terkait kebudayaan seperti

mengadakan acara ASEAN Culture and Tourism Fair dimana masyarakat Korea diperkenalkan

dengan kekayaan dari kebudayaan yang dimiliki oleh ASEAN baik lewat tari-tarian maupun lewat

makanan khas dari negara-negara tersebut dengan demo masak dan juga kesempatan untuk

mencicipi masakan tersebut. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah Workshop terkait dengan

peningkatan turisme dengan peningkatan pengembangan destinasi wisata yang potensial.

Gambar 8

ASEAN Culinary Festival 2017

(Sumber:www.aseankorea.org, 2017)

Tahap kerja sama antar negar-negara ASEAN dengan Korea sebenarnya telah mencapai

pada tahap yang lebih lanjut, yaitu dengan meningkatkan kerja sama dalam bidang-bidang seperti

ekonomi dan pendidikan. Kerja sama tersebut bisa berupa perjanjian investasi, pertukaran pelajar

dan mahasiswa, pemberian beasiswa, kegiatan penelitian bersama dan lain-lain yang

menguntungkan bagi keduanya.

Bagi negara-negara anggota ASEAN, ASEAN-KOREA Youth Forum menjadi tempat

yang baik untuk mengkomunikasikan dan menunjukan kepada masyarakat Korea selatan dalam

hal ini pemuda Korea bahwa ASEAN adalah organisasi regional yang patut diperhitungkan dan

sangat dibutuhkan oleh Korea Selatan. Ini menjadi kesempatan yang baik untuk memperkenalkan

diri lebih lagi serta memberikan pemahaman lebih, sikap penerimaan, pengenalan budaya lewat

individu dalam hal ini adalah pemuda-pemuda yang merupakan pelajar yang berada di Korea

selatan. Pengenalan sejak dini melalui pertemuan-pertemuan seperti ini akan memberikan

keuntungan bagi ASEAN sebab pemuda Korea yang adalah calon pemimpin masa depan akan

memberikan tempat tersendiri bagi ASEAN lewat interaksi yang terjadi di antara keduanya. Ini

merupakan terobosan penting bagi ASEAN untuk memperkenalkan ASEAN bagi Korea Selatan.

Melalui ASEAN-KOREA Youth Forum juga diharapkan akan melahirkan entrepreneur-

entrepreneur muda dari ASEAN yang akan memajukan perekonomian ASEAN dengan

kemampuan yang baik serta ilmu yang didapat dari orang-orang yang berpengalaman dalam

bidangnya. Ditambah lagi, kewirausahaan diantara pemuda kemudian menjadi salah satu fokus

dari tanggung jawab sosial dari komunitas ASEAN. Lewat ASEAN Socio-Culture Community

Blueprint 2015, ASEAN menggaris bawahi bahwa pentingnya penguatan dukungan dalam

membangun lingkungan yang memadai secara sosial untuk berwirausaha, lewat mentoring,

penyediaan dana, serta dukungan dalam pemasaran. Hal lain adalah mempromosikan dan juga

memelihara kewirausahaan sosial yang kreatifitas untuk pemuda serta mendorong inovasi

kelembagaan dan teknis untuk penyediaan pelayanan sosial. Sehingga lewat kegiatan ini, bisa

tercapainya visi dari ASEAN Socio-Culture Community Blueprint 2015 terkait kewirausahaan bagi

pemuda ASEAN.

5.2.2 Analisis Multitrack diplomasi terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum

Konsep Multitrack Diplomasi dalam melihat ASEAN-Korea Youth Forum sangatlah

menarik karena untuk membangun hubungan kerja sama yang lebih erat dalam berbagai hal, perlu

adanya keterlibatan berbagai pihak dimana salah satunya adalah pemuda. Masing-masing track

saling berkaitan untuk tujuan perdamaian dan dirasa dapat digunakan dengan efektif dalam

menghadapi isu pemuda baik ASEAN maupun Korea.

Konsep multitrack diplomasi memanfaatkan semua lapisan masyarakat baik di luar negeri

maupun dalam negeri untuk berkomunikasi dan menjalin kerja sama untuk menciptakan

perdamaian dunia serta turut serta dalam mensukseskan politik luar negeri lewat track-track yang

saling berkaitan satu dengan yang lain serta melengkapi kekurangan setiap track dengan kelebihan

yang dimiliki. Konsep multitrack diplomasi terlihat dalam kegiatan ASEAN-KOREA Youth

Forum yang terselengara atas kerja sama ASEAN-KOREA CENTRE dengan pemerintah Korea

Selatan yaitu Seoul Metropolitan Government. Merujuk dari multitrack diplomasi yang terpaut

pada aktivitas yang dijalankan untuk berkonstribusi dalam upaya peacemaking dan peacebuilding

di lingkungan internasional dimana semua komponen memiliki keterkaitan. kegiatan ini, benar-

benar merujuk pada visi ASEAN untuk memperkokoh solidaritas dalam menjaga perdamaian,

keamanan, serta nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian tidak hanya dalam kawasan tetapi

juga di dunia. Lewat kerja sama dengan Korea Selatan sebagai mitra wicaranya, ASEAN

menunjukan bahwa ASEAN serius dalam upaya menjaga perdamaian lewat kerja sama dengan

pihak di luarnya.

Track yang pertama yang dipakai untuk membahas kegiatan ini adalah perwujudan

perdamaian lewat diplomasi pemerintah dimana segala hal yang berkaitan dengan pembuatan

kebijakan serta upaya pembangunan perdamaian dijalankan dengan proses diplomasi yang resmi

dan kebijakan yang dibuat kuat dan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dalam tujuan

pencapaian kepentingan nasional. Dalam membahas topik ini, penulis melihat bahwa terdapat

penggunaaan track yang pertama yaitu perwujudan perdamaian lewat diplomasi pemerintah

dimana ASEAN-KOREA CENTER sendiri adalah Intergovermental organization yang

merupakan hasil kesepakatan kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN dengan Korea

Selatan dengan tujuan peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi sampai pada kebudayaan.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan bisa membahas isu-isu penting selain ekonomi dan

politik-keamanan seperti isu pemuda. Isu ini menjadi begitu penting sebab pemuda yang

merupakan pemimpin masa depan harus dipersipkan lewat kerja sama untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia melalui forum seperti ini dengan dukungan pemerintah ASEAN

dengan Korea Selatan sebagai upaya untuk meningkatkan kerja sama yang erat dan persahabatan

diantara keduanya dimasa depan.

Track selanjutnya yang dipakai untuk membahas kegiatan ini adalah perwujudan

perdamaian lewat peran serta warga negara dengan tujuan pembangunan images positif dimana

dalam topik ini, kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum berfokus pada pemuda negara-negara

anggota ASEAN yang bersekolah maupaun mengikuti program pertukaran pelajar di Korea

Selatan maupun pelajar Korea sendiri untuk memupuk rasa pertemanan antar negara serta lebih

lagi memperkenalkan ASEAN maupun Korea pada pemuda. Menjadi hal yang menarik karena

setiap pemuda yang mengikuti kegiatan ini merepresentasikan ASEAN, begitu pula dengan

pemuda dari Korea Selatan. Pertemuan ini menjadi ajang untuk menjalin pertemanan yang baik

dan diharapkan terus berlanjut supaya ada pemahaman kebudayaan serta rasa saling menghargai

di tengah perbedaan budaya diantara keduanya dengan upaya penyelesaian permasalahan global

lewat pencarian solusi dari sudut pandang pemuda. Pemuda yang adalah pelajar yang mengenyam

pendidikan di Korea Selatan memberikan kontribusi dalam mempromosikan negara, kebudayaan,

memunculkan gambaran positif serta pertemanan antar negara dalam hal ini ASEAN. Menurut

track ini, Individu dalam hal ini pemuda selalu bisa membawa perubahan biasanya dilakukan

melalui Citizen diplomacy (Pertukaran Pelajar), sehingga melalui ASEAN-Korea Youth Forum

tidak hanya menjadikan tempat untuk menimba ilmu tetapi menjadi wadah yang baik untuk

memperkenalkan kepada Korea tentang ASEAN.

Track kelima adalah track berikut yang dipakai penulis dalam melihat ASEAN-Korea

Youth Forum dimana perwujudan perdamaian melalui pembelajaran yang biasanya berupa

penelitian atau pelatihan serta edukasi. Track ini begitu erat hubungannya dengan institusi

pendidikan baik sekolah maupun universitas, pusat penelitian, analisis serta program studi

menyebarkan ide tentang perdamain, mediasi bahkan pada resolusi konflik. Track bertujuan

menghasilkan individu-individu yang berkredible serta berkualitas.

Tabel 5.2

Jumlah pelajar dan mahasiswa ASEAN di Korea

(Sumber: Website of Korea Immigration Service, 2015)

Pendidikan di Korea merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Sistem yang baik serta

ditambah lagi penghargaan yang tinggi akan pendidikan yang mendukung tumbuhnya

perekonomian Korea Selatan dengan cepat serta menarik perhatian negara lain seperti ASEAN

untuk mengenyam pendidikan di Korea Selatan. Tabel diatas menunjukan bahwa terjadi

peningkatan yang sangat besar atas tren pelajar maupun mahasiswa yang mengenyam pendidikan

di Korea Selatan entah sekedar mempelajari bahasa atau melanjutkan pendidikan disana.

Kesempatan ini dilirik oleh Korea untuk menanamkan kepada pelajar dan mahasiswa ASEAN

yang berada di Korea Selatan bahwa Korea adalah mitra terbaik bagi ASEAN dan peduli akan

ASEAN. Hal ini kemudian diwujudkan lewat ASEAN-Korea Youth Forum dimana forum yang

diselengarakan oleh ASEAN-KOREA CENTRE ini mengundang 200 Mahasiswa baik dari

ASEAN maupun Korea untuk menumbuhkan kesadaraan akan ASEAN serta kerja sama yang

terjalin di antara ASEAN-Korea Selatan dalam segi kewirausahaan.

Track terakhir yang dipakai untuk melihat ASEAN-KOREA Youth Forum adalah track

ke sembilan yaitu media masa dimana ASEAN-KOREA CENTRE mempublikasikan hasil dari

kegiatan kepada khalayak ramai. Track ini menyangkut komunikasi dan media sebagai

perwujudan perdamaian melalui informasi. Penggunaan media cetak, visual, media elektronik

untuk menginformasikan berita ataupun isu yang berkembang kepada khalayak dan sangat

berperan penting dalam menciptakan agenda setting, pembentukan opini publik, sarana edukasi,

dan menganalisa isu yang ada. Masyarakat bisa dengan cepat mengakses informasi atau

mengetahui suatu hal di tempat lain terkhususnya upaya menjalankan perdamaian.

ASEAN-KOREA CENTRE dalam mempublikasikan setiap aktivitas yang dijalankan,

selalu menggunakan berbagai media seperti website yaitu www.aseankorea.org, facebook, twitter,

youtube, blog, Naver sampai pada elibrary untuk menyebarkan informasi terkait dengan kegiatan

yang sedang dijalankan. Selain itu, ASEAN-KOREA CENTRE mempublikasikan dengan

menerbitkan buku seperti ASEAN Community at the Heart of ASIA (Bahasa Korea, 2016),

Understanding ASEAN Economic Community through Economic Giants in Southeat Asia

(Bahasa Korea, 2015), Statistical Booklet: ASEAN & Korea in Figure (Bahasa Korea & Inggris,

Setiap tahun), E-Newsletter yang dikirim setiap bulan melalui email, dll.

Gambar 9

Koran The Korean Herald

(Sumber:www.koreaherald.com, 2016)

ASEAN-KOREA CENTRE menggunakan semua media di atas untuk mempromosikan

kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum dan bukan hanya itu, ASEAN-KOREA CENTRE juga

mengandeng koran masional yaitu The Korean Herald dan juga beberapa koran dari negara

anggota ASEAN seperti The Jakarta Post, Agence Kampuchea presse Kamboja, dan juga Borneo

Bulletin Brunei. Media-media yang dipakai untuk menginformasikan kegiatan ASEAN-KOREA

Youth Forum tersebut dapat menjadi sarana edukasi, menganalisa isu terkait pemuda, serta mampu

mengubah keadaan ketika opini publik telah terbentuk berkaitan dengan kerja sama antara Korea

dengan negara ASEAN melalui siaran-siaran berita di televisi, yang tercetak dikoran, serta internet

sehingga masyarakat bisa mengakses informasi dengan cepat dan dapat mendukung berbagai

upaya atau kegiatan-kegiatan yang berorientasi perdamaian maupun kerja sama di antara

keduannya dimanapun mereka berada melalui media-media yang ada.

5.2.3 Analisis Konstruktivis terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum

Dalam pandangan konstruktivis, negara–negara ASEAN saling mengenal satu dengan

yang lain lewat asosiasi yang terjalin dengan negara lain seperti Korea yang merupakan salah satu

dari negara mitra mereka, karena itulah identitas yang terkonstruksi oleh norma kemudian

membentuk kepentingan-kepentingan tertentu bahkan identitas. ASEAN dalam menjalankan kerja

sama berusaha membangun satu identitas mereka seperti yang tertuang dalam motto ASEAN “One

Vision, One identity, One Community.” Upaya untuk mencapai satu identitas bersama di antara

negara ASEAN ini sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil dalam mengadakan

kerja sama dengan negara lain.

Pembentukan identitas ASEAN menurut konstruktivis terjadi share of ideas. Ide disini

bisa dikatakan sebagai cara pandang dari ASEAN dalam melihat yang lain dalam hal ini Korea

sehingga lewat ide tersebut memberikan identitas atau ciri khas yang membedakan dengan yang

lain. ASEAN yang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, bahasa dan seni bertemu

dengan Korea Selatan yang terkenal dengan negara kuat dalam diplomasi publiknya tentu saja

akan memberikan satu pemahaman bahwa pentingnya ada rasa kesatuan dalam ASEAN yang

membedakan dengan Korea Selatan. Sehingga ketika terjadi interaksi dan terbentuknya satu

identitas ASEAN akan memberikan kemudahan bagi ASEAN sendiri untuk mengabil keputusan

yang mewakili semua kepentingan ASEAN bukan untuk satu negara. Ketika rasa satu identitas ini

melekat pada ASEAN dengan kuat maka pengambilan keputusan pun bisa memberikan dampak

yang baik bagi sistem internasional.

Alexander Wendt mengatakan bahwa konstruksi sosial mencangkup semua kepentingan

aktor dan identitas mungkin dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan orang lain dan dengan

lingkungan sosial mereka. Seperti yang jelas tergambar dalam ASEAN-KOREA CENTRE sebagi

hasil dari kerja sama ASEAN dengan Korea untuk mempererat hubungan diantara keduannya.

ASEAN-KOREA CENTRE yang merupakan hasil interaksi ini membawa kepentingan diantara

ASEAN maupun Korea untuk meningkatkan perdagangan, investasi, turisme maupun kebudayaan

diantara keduannya. Selain kepentingan yang dibawa, lewat ASEAN-KOREA CENTRE ini

memberikan kesempatan kepada ASEAN untuk membentuk satu identitas secara relatif stabil

lewat interaksi yang terjadi. Menurut Wendt (Wendt, 1995), identitas sangatlah penting

dibandingkan kepentingan, sebab identitas itu sendiri menjadi sumber bagi pilihan kepentingan

yang diambil oleh suatu negara. Identitas ASEAN menjadi patokan bagi ASEAN untuk mengambil

keputusan serta mengejar kepentingannya di dalam kerja sama tersebut. Dengan adanya satu

identitas ASEAN maka akan memudahkan ASEAN untuk membentuk pemahaman dan merespon

keadaan di lingkungan internasional. Identitas dan kepentingan ASEAN merupakan hasil dari

sebuah proses interaksi dengan negara lain sehingga kerja sama yang terjalin dengan negara lain

akan memberikan satu gambaran jelas perbedaan di anata ASEAN dengan negara tersebut, karena

itu pentingnya “we feeling” atau rasa “ke-kita-an” di antara ASEAN sendiri dengan melibatkan

semua komponen masyarakat, dimana salah satunya adalah pemuda.

ASEAN-KOREA CENTRE mengadakan kegiatan yang berfokus pada pemuda baik

ASEAN maupun Korea yaitu ASEAN-KOREA Youth Forum. Kegiatan ini menjadi tempat yang

baik bagi pemuda Korea maupun pemuda dari negara-negara ASEAN yang menimbah ilmu di

Korea untuk menumbuhkan pola pikir kewirausahaan di kalangan pemuda ASEAN dan Korea,

para pemimpin masa depan ini berpartisipasi dan diberikan pengetahuan lewat ceramah,

presentasi, diskusi dan jejaring. Forum ini tidak hanya memberikan visi spesifik untuk memulai

kewirausahaan, tetapi juga menumbuhkan persahabatan di kalangan pemuda yang berpartisipasi.

ASEAN-Korea Youth Forum memberikan dampak yang baik bagi pemuda ASEAN

sebab lewat pertemuan seperti ini memberikan gambaran kepada pemuda ASEAN bahwa Korea

Selatan sendiri menunjukan bahwa ASEAN adalah sebuah organisasi regional yang besar dan

penting di kawasan dan bagi mereka sendiri. Lewat setiap sesi yang ada, Korea Selatan ingin

menunjukan kepeduliannya kepada ASEAN dan mau untuk memperkenalkan ASEAN kepada

masyarakatnya terutama pemuda Korea bahwa apa yang dialami oleh ASEAN merupakan hal yang

saling berkaitan dengan Korea sendiri sehingga hubungan ini perlu dijaga bahkan dipererat sejak

dini terkhusunya dari kalangan pemuda.

ASEAN-KOREA Youth Forum tidak hanya memberikan pengetahuan terkait dengan

solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dikalangan pemuda yaitu pengangguran

lewat adanya kewirausahawan tetapi juga menjadi tempat yang baik untuk para pemuda ASEAN

yang berada di Korea untuk menumbuhkan rasa “we feeling” terhadap ASEAN karena dari

pertemuan dengan Korea Selatan yang merupakan negara yang luar biasa kuat akan identitas

nasionalnya yang dikenal di seluruh dunia lewat Hallyu maka Pemuda ASEAN pun bisa

mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan identitas ASEAN tanpa pengurangan akan

kekuatan ASEAN yang terdapat pada keberagaman pluralitas latar belakang agama, budaya,

politik dan ideologi yang dimiliki oleh masing-masing negara Anggota ASEAN. Interaksi yang

terjadi dalam kegiatan ini serta ilmu yang didapat memberikan gambaran kepada pemuda ASEAN

bahwa ASEAN adalah sebuah kekuatan yang luar biasa dan dapat bersaing dengan negara-negara

besar lain. Lewat fakta-fakta yang ditunjukan dalam presentasi oleh ahli saat kegiatan tersebut

bahwa ASEAN memiliki populasi terbesar ketiga di dunia dengan jumlah 630 juta jiwa dan luas

area 4.47 juta km2, serta GDP sebesar USD 2.6 triliyun, ASEAN menjadi sesuatu kekuatan yang

bisa mengubah dunia internasional. Kerena itu secara tidak langsung menanamkan rasa kebangaan

terhadap ASEAN kepada pemuda ASEAN yang berada di Korea sebagai calon pemimpin masa

depan yang memiliki rasa “we feeling” terhadap ASEAN.

Lewat diskusi, sharing pengetahuan serta perkuliahaan, memberikan kesempatan kepada

pemuda ASEAN dan Korea akan potensi dan kekuatan dari ASEAN, keadaan ekonomi serta

permasalahan yang terjadi dengan solusi yang bisa dilakukan oleh pemuda. Pertemuan ini

memberikan pemuda rasa kepercayaan diri untuk membentuk pertemanan diantara keduanya yang

mana dari hubungan ini bisa memberikan dampak yang baik bagi ASEAN maupun Korea sendiri.

Konstruktivisme melihat bahwa identitas ASEAN dibangun lewat hubungan yang berkaitan satu

dengan yang lain dalam proses interaksi diantara pemuda ASEAN dengan pemuda Korea lewat

kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum.

5.2.4 Pengalaman mengikuti kegiatan 2016 ASEAN-KOREA YOUTH FORUM

Lewat media sosial facebook, penulis mendapatkan informasi akan kegiatan yang akan

diselenggarakan oleh ASEAN-KOREA CENTRE. Nama program tersebut adalah “2016 ASEAN-

Korea Youth Forum” dengan Tema: Fostering Enterpreneurship, Empowering the Youth yang

terselengara pada jumat 2 Desember 2016 di Multipurpose Hall (8F), Seoul City Hall/ASEAN

Hall. Peserta kegiatan ini adalah mahasiswa dari ASEAN dan Korea serta professional muda.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 13:30 dengan registrasi dan pengarahan dari MC

perwakilan dari ASEAN-KOREA CENTRE dan Science & Technology Policy Institute. Acara

kemudian berlanjut dengan pembukaan oleh H.E Kim Young-Sun, selaku Sekjen ASEAN-

KOREA CENTRE, H.E. Kim Chang Beom, selaku duta besar hubungan internasional Seoul

Metropolitan Government, dan juga Duta Besar Thailand, bapak H.E Sarun Charoensuwan.

Sesi pertama dengan judul Entrepreneurship: Empowering The Youth to Change The

World membahas tentang latar belakang dari kewirausahaan. Pembicaraan konsep dari

kewirausahaan di era digital dan berlanjut dengan diskusi yang berfokus pada pendorongan

wirausahawan muda di ASEAN dan Korea yang mendorong program pengembangan bisnis kecil

yang baru dimulai. Dengan dipimpin oleh moderator Lee Eun-Woo selaku Executive Director dari

Softbank Venture Korea sesi ini dibuka oleh pembicara pertama yaitu Dr. Park June-sung,

professor dari Korea Advanced Institude of Science and Technology (KAIS), kemudian dilanjutkan

oleh Dominic Mellor, Project Leader dari Asian Development Bank, serta ditutup oleh Park

Kwang-hwi yang merupakan direktur dari Seoul Global Startup Center.

Sesi kedua dengan judul ASEAN-Korea Young Inovation Talk, merupakan sharing cerita

dan pengalaman dari Hwang Hee-seung, CEO dari Jobplanet yang merupakan platform untuk

pencari pekerjaan melihat review dari perusahaan. Jobplanet ini tidak hanya sukses di Korea tetapi

juga sukses di Indonesia. Pembicara kedua dalam sesi ini adalah Lee Jung-soo, CEO dari Flitto

yang merupakan aplikasi untuk menerjemahkan 18 bahasa. Sesi ini di pimpin oleh moderato Lim

Jung-wook, yang adalah Managing Director dari Startup Allience. Sesi ini menarik karena para

pembicara yang masih tergolong muda membawakan pengalaman mereka dan cerita menarik yang

mereka dapat selama membangun perusahaan mereka.

Sesi ke tiga merupakan Business Plan Presentation yang merupakan kesempatan bagi 5

kelompok pebisnis muda mempresentasikan rencanan bisnis mereka dan kemudian dilanjutkan

dengan tanya jawab dan masukan dari juri. Peserta dari presentasi ini kemudian akan mendapatkan

kesempatan untuk mengunjungi ASEAN-KOREA CENTRE, Seoul Global Startup Center dan

Softbank Venture Korea. Setelah sesi ini, peserta kemudian pindah ke ASEAN Hall untuk makan

malam bersama serta mencari kontak baru dan diskusi terkait bisnis mereka.

Selama mengikuti kegiatan ini, penulis merasa sangat bersyukur karena bisa mendapat

pengalaman yang menarik dan pengetahuan yang baru tentang peluang bisnis dan juga

kewirausahaan di ASEAN maupun Korea. Penulis juga bertemu dengan beberapa teman Indonesia

dan negara ASEAN lain yang mengikuti kegiatan ini. Penulis juga menjadi bagian dari kelompok

yang mengikuti presentasi bisnis sehingga bisa mengujungi ASEAN-KOREA CENTRE & Seoul

Global Startup Center. Selama mengikuti kegiatan ini, penulis mendapatkan gambaran secara

langsung bahwa ASEAN sendiri memiliki keungulan yang besar dari segi jumlah penduduk serta

keragaman budaya dan sumber daya alam yang dimiliki. ASEAN dengan jumlah populasi pemuda

yang banyak dengan tingkat penggunaan internet yang tinggi menjadi peluang besar untuk

membuka bisnis. Ini juga menjadikan membuat penulis menyadari bahwa ASEAN merupakan satu

kesatuan besar yang bisa bersaing dengan kawasan lain. Penulis menyadari bahwa kebanggan akan

ASEAN mulai meningkat dibandingkan sebelumnya dan pandangan akan Korea juga berubah

bahwa Korea merupakan salah satu negara yang peduli dengan ASEAN karena rasa saling

mebutuhkan diantara keduanya. Hal yang sama juga di rasakan oleh pemuda negara ASEAN lain

yang mengikuti kegiatan ini dimana Forum ini menjadi wadah untuk saling berbagi untuk berbagi

pengetahuan dan ide.1

5.3 Refleksi Hasil Penelitian

ASEAN merupakan kumpulan dari negara-negara di kawasan ASIA Tenggara yang

memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan bernegara satu dengan yang lain lewat kerja sama

dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik-keamanan maupun sosial-budaya. Kerja sama ini

pun menjadi dasar kepada ASEAN untuk mempercepat perekonomian kawasan, mendorong

perdamaian serta stabilitas di kawasan untuk memperoleh kesejahteraan bersama. Semua cita-cita

dan tujuan ini kemudian mulai diwujudnyatakan lewat Bali concord II dimana Masyarakat

ASEAN disepakati dalam 3 pilar yaitu pilar Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN

Political-security Community/APSC), pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic

Community/AEC) serta pilar Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASEANSocio-Cultural

Community/ASCC ). Hal yang menarik dari ketiga pilar ini adalah melaui pembahasan pemuda

yang menjadi salah satu fokus dari ASEAN karena pemuda adalah asset berharga dari setiap

bangsa mengingat pemuda merupakan pemimpin masa depan. Kegiatan yang berkaitan dengan

pengembangan pemuda tidak hanya menjadi fokus dalam kerja sama internal ASEAN sendiri,

namun juga dibahas lewat kerja sama dengan negara lain yang manjadi mitra dari ASEAN.

Penelitian ini juga menyoroti Korea Selatan sendiri merupakan mitra dialog penuh ASEAN yang

sudah menjalin hubungan sejak 1989. Kerja sama dengan ASEAN berfokus pada bidang ekonomi,

perdagangan, keamanan sampai pada sosial-budaya. Korea Selatan sendiri merupakan negara yang

berhasil dalam memberikan kesan positif di kancah internasional lewat diplomasi publiknya

terkhusunya pada diplomasi budaya melalui Hallyu yang kemudian berdampak pula pada

peningkatan ekonomi Korea Selatan. Kesan positif ini kemudian juga mendorong negara-negara

ASEAN seperti Indonesia, Thailand dan Filipina untuk memperluas bidang kerja sama mereka

dengan Korea Selatan.

1 Untuk lebih jelas bisa melihat lampiran hasil wawancara halaman 83-84.

Wujud nyata dari kerja sama ASEAN dengan negara mitranya Korea selatan adalah

dengan lahirnya ASEAN-KOREA CENTRE yang merupakan international organization yang

bertujuan menjadi pemain kunci di antara ASEAN-Korea sebagai pusat dalam mempromosikan

perdagangan, investasi, turisme dan juga pertukaran budaya diantara ASEAN dengan Korea

melalui kesepakan dari negara-negara anggota untuk mewujudkan tujuan internasional mereka

yang merupakan perwujudan dari tujuan nasional mereka masing-masing. ASEAN-KOREA

CENTRE dilihat sebagai intergovernmental organization memainkan peran penting sebagai

wadah dimana negara-negara ini bertemu dan membahas kerja sama yang diharapkan

meningkatkan kesejahteraan diantara keduanya. Salah satunya adalah fokus pada pemuda ASEAN

maupun Korea yang diwujudnyatakan lewat kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum. Penelitian ini

membahas lebih luas mengenai pentingnya pemuda mengembangkan dirinya lewat adanya

hubungan dengan pemuda ASEAN dengan Korea dalam membahas isu-isu global yang terjadi

serta penyelesaiannya.

Melihat dari sudut pandang diplomasi publik, melalui ASEAN-KOREA CENTRE

kemudian membuka peluang untuk mempromosikan ASEAN kepada masyarakat, pelajar serta

pebisnis Korea untuk mengenal dan menanamkan investasi disana serta turut serta

memperkenalkan kebudayaan dan turisme di ASEAN. Tidak hanya dalam hal ekonomi tetapi juga

sosial-budaya terkhusunya dalam bidang kepemudaan, melalui ASEAN-Korea Youth Forum,

Korea ingin menunjukan bahwa Korea adalah negara yang besar dan kuat namun menunjukan rasa

ingin membina hubungan yang erat dengan ASEAN lewat kerja sama yang menguntungkan dan

hal ini diharapkan tertanam dalam benak pemuda ASEAN. Kemudian dilanjutkan dengan

bagaimana multitrack diplomasi melihat ASEAN-Korea Youth Forum menjadi sarana untuk

membangun kedamaian di lingkungan internasional lewat pengembagan generasi muda yang

peduli serta bisa bekerja sama dalam pengertian yang baik akan perbedaan budaya yang dimiliki.

Korea yang sangat sukses dengan Diplomasi Publiknya memberikan pengaruh kepada pemuda-

pemuda ASEAN sehingga banyak pemuda ASEAN yang melanjutkan pendidikan di Korea. Ini

pun menjadi kesempatan yang baik karena pemuda ASEAN juga bisa berkontribusi dalam

pengenalan budayananya kepada Korea.

Dengan melihat penelitan terdahulu, penulis lebih melihat bagaimana ASEAN

membangun “we feeling” terhadap ASEAN melalui hubungan dengan negara lain yaitu Korea

Selatan melalui kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum dimana kegiatan untuk pemuda ASEAN

yang berada di Korea maupun pemuda Korea sendiri bertemu untuk membahas permasalahan

global lewat diskusi bersama dan mengenal identitas ASEAN lewat forum tersebut. Kegiatan

ASEAN-KOREA Youth Forum membangun identitas ASEAN bagi pemuda negara anggota

ASEAN yang berada di Korea Selatan sehingga dari identitas yang terbentuk dari interaksi diantara

keduannya memberikan pemuda ASEAN yang adalah pemimpin masa depan bisa mengambil

langkah sesuai dengan identitas yang dimiliki sehingga kepentingan ASEAN bisa tercapai.