menguatkan institusi di saat...

25
MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMI EDISI 246 . APRIL 2020 MISI KEMANUSIAAN dr. ZULFAN LAYANAN PSIKOLOGIS DI TENGAH PANDEMI CEGAH COVID-19 ALA BANDA ACEH DAN SYDNEY

Upload: others

Post on 02-Aug-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

MENGUATKAN INSTITUSIDI SAAT PANDEMI

EDISI 246 . APRIL 2020

MISI KEMANUSIAAN dr. ZULFAN

LAYANAN PSIKOLOGIS DI TENGAH PANDEMI

CEGAH COVID-19 ALABANDA ACEH DAN SYDNEY

Page 2: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

2 3

CEPAT atau lambat kita mulai merasakan berbagai dampak dari wabah virus corona (Covid-19) ini. Contoh sederhana dan paling dekat yang bisa kita rasakan adalah banyaknya unit usaha yang mulai gulung tikar. Tidak hanya yang berskala kecil, bahkan koorporasi yang memiliki modal besar pun tetap terpukul.

Di media telah banyak kita dengar, bahwa banyak perusahaan yang mulai melakukan PHK. Di tengah sulitnya kondisi ekonomi, angka pengangguran justru bertambah lagi. Untuk itulah, pemerintah mulai mengintruksikan semua kementerian untuk melakukan kebijakan khusus terkait pandemi ini. Bahkan, pejabat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan tinggi negeri dan swasta di Aceh sempat mengatakan, pemerintah memberikan wewenang yang luas bagi perguruan tinggi untuk mengambil langkah yang paling efektif dalam menghadapi pandemi ini.

Sebagai sebuah perguruan tinggi, Unsyiah pun memahami bahwa wabah ini telah memberikan ruang gerak yang terbatas. Proses pembelajaran pun terpaksa dilakukan secara daring. Meski demikian, Unsyiah tetap

berupaya menjalankan roda akademiknya seoptimal mungkin. Sebab itulah, Rektor menginstruksikan civitas akademika untuk tetap menuntaskan tanggung jawabnya di kampus. Sekalipun harus work from home, semua tanggung jawab harus tetap diselesaikan tepat waktu.

Kondisi pandemi ini tidak menyurutkan tekad Unsyiah untuk terus merealisasikan tridarma perguruan tingginya. Kehadiran Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah adalah salah satu contohnya. Melalui laboratorium ini, Unsyiah ingin terus berkontribusi untuk membantu pemerintah mengakhiri wabah ini. Segalanya dipersiapkan secara matang untuk memberi dampak yang berarti bagi masyarakat.

Inilah komitmen Unsyiah untuk terus merealisasikan tridarma perguruan tinggi sekalipun di masa-masa sulit seperti sekarang ini. Covid-19 memang telah menyebabkan keterbatasan, tetapi hal tersebut tidak boleh mematahkan semangat kita untuk terus bergerak. Tradisi dan semangat seperti inilah yang akan terus Unsyiah jaga. Karena hanya dengan cara demikianlah, institusi ini tidak akan kehilangan jati dirinya sebagai sebuah perguruan tinggi. []

MenjagaTridarma Perguruan Tinggi

Chairil Munawir MT, S.E. M.M.Kepala Humas Unsyiah

IFTITAH

Page 3: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

4 5

Izin terbit

Diterbitkan oleh

Perintis

Pembina

Penasihat Bidang Redaksi

Penasihat Bidang

Administrasi &

Pengembangan

Ketua Pengarah

Pemimpin Redaksi

Wakil Pemimpin Redaksi

Redaktur Pelaksana

Sekretaris Redaksi

Editor

pewarta

Fotografer

Layouter

Administrasi & keuangan

Logistik

Sirkulasi

Web Master

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987

Humas Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.);

Drs. T. A. Hasan Husin (alm.);

T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor

Universitas Syiah Kuala)

Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I);

Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III);

Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)

Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)

Abdul Rochim, S.Sos. M.Pd

Chairil Munawir MT, S.E. M.M.

Mulyana, S.E. | Hayatana, S.E.

Rika Marlia, S.E. M.M.

Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.

Ferhat, S.E. M.M.

Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. |

Cut Dini Syahrani, S.Si. | Muksalmina, S.Sos.I.

Syahri Afrizal, S.I.Kom.

Sayed Jamaluddin

Nadia Ulfa, A.Md.

Munawar, S.H.

Ispandiar

Muhammad Iqbal, S.I.Kom.

WARTA UNSYIAHEdisi 245 Maret 2020

ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman

DITERBITKAN OLEHHumas Universitas Syiah Kuala

DICETAK OLEHUnsyiah Press

TWITTER@univ_syiahkuala

YOUTUBEUnsyiah TV

WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id

[email protected]

INSTAGRAM@univ_syiahkuala

[email protected]

28

3816

DAFTAR ISI REDAKSI3 | IFTITAHMenjaga Tridarma Perguruan Tinggi

6 | EDUKASILayanan Psikologis di Tengah Pandemi

8 | MAHASISWACerita Mahasiswadi Balik Kuliah Daring

10 | FOKUSMenguatkan Institusi di Saat Pandemi

Kontribusi Berarti Saat Pandemi

16 | PAKARProses Pembelajaran Tetap Menjadi Fokus Universitas

18 | PENGABDIANTetap Mengabdi di Tengah Pandemi

20 | KREATIFJalin Silaturahmi Lewat Ratoh Jaroe Virtual Performance

22 | PROFILMisi Kemanusiaan dr. Zulfan

28 | SEHATMungkinkah Vaksin Covid-19 Beredar Besok?

30 | PERSPEKTIFCegah Covid-19 ala Banda Aceh dan Sydney

32 | RISETIntensifikasi Proses Ultrafiltrasi (Membran) untuk Peningkatan Kualitas Produk pada Industri Separasi

36 | FAKULTASLima Prodi Fakultas Teknik Resmi Terakreditasi Internasional

38 | ENGLISHStudy Experience During Covid-19 Case in Aceh

40 | MUTUMengawal Mutu Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19

42 | RELIGIACara Nabi Menghadapi Wabah Penyakit

44 | SEPUTAR OIAOIA sebagai Pintu Luar Negeri Unsyiah

46 | KABARTeuku Reza Ferasyi Dekan Baru FKH Unsyiah

46 | SASTRATopeng

Page 4: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

6 7

EDUKASI

terakhir. Membatasi pertemuan dan hanya tinggal di rumah dalam waktu lama akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Beberapa dampak yang muncul adalah perasaan panik berlebih, stres, dan cemas. Merasakan perasaan tersebut di tengah pandemik ini merupakan sesuatu yang wajar dan mungkin dialami oleh semua orang. Namun perasaan ini dapat berdampak buruk jika tidak mengelolanya dengan baik. Pemikiran negatif dapat mempengaruhi produktivitas dan aktivitas seseorang. Hal tersebut dapat menguras cadangan energi yang mengakibatkan tubuh menjadi lemah dan kurang bersemangat untuk mejalani aktivitas.

Menyikapi hal tersebut, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melalui prodi Psikologi memberikan layanan psikologi selama masa pandemi Covid-19. Layanan psikologi ini tidak hanya diperuntukkan bagi sivitas Unsyiah, tetapi juga bagi masyarakat umum yang merasa membutuhkan layanan konseling psikologis. Pelayanan ini diberikan secara online melalui jejaring sosial Whatapp yang terhubung langsung kepada pemberi layanan.

Koordinator Prodi Psikologi Unsyiah, Mirza, S.Psi., M.Si. mengatakan, sejak meningkatnya ODP dan PDP di Indonesia, Aceh telah menerapkan social distancing

dan pengurangan aktivitas di luar rumah yang bertujuan untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Pengurangan kegiatan di luar rumah menjadi hal yang tidak biasa dilakukan oleh masyarakat. Dampak dari pembatasan ini memunculkan ketidaknyamanan, bahkan kepanikan bagi sejumlah orang.

Proses layanan psikologi online yang disediakan pun bervariasi. Dari mulai menggunakan aplikasi Whatsapp, Zoom hingga telepon. Setiap calon klien diberikan Informed Consent sebagai kesepakatan bersedia diberikan konseling serta berisikan kode etik yang akan dijaga oleh konselor. Hal ini membuat para klien bebas berkonsultasi tanpa merasa terbebani. Selang seminggu setelah konsultasi awal, konselor akan menghubungi kembali klien tersebut untuk memastikan keluhan yang mereka rasakan sudah hilang atau masih perlu bantuan konseling lagi.

Salah seorang psikolog yang ikut memberikan layanan ini adalah Irin Riamanda, S.Psi., M. Psi., Psikolog. Salah satu klien yang ia hadapi adalah ODP di Banda Aceh yang merasa cemas dengan statusnya tersebut. Kecemasan klien bermula saat berobat ke salah satu Puskemas dengan keluhan batuk dan sesak. Setelah dilakukan pemeriksaan, klien tersebut dinyatakan sebagai ODP karena beliau baru saja pulang dari Jakarta yang sudah menjadi zona merah Covid-19.

Selama konseling, Irin Riamanda mendengarkan dengan baik setiap keluhan yang dirasakan klien. Setelah itu, beliau memberikan treatment relaksasi agar perasaan cemas mereda. Karena perasaan cemas berlebihan membuat

pikiran menjadi negatif dan berdampak pada kesehatan fisik klien yang sudah dua minggu mengeluhkan batuk, sesak, dan asam lambung. Bahkan Irin Riamanda membekali klien dengan to do list berupa hal-hal yang harus dikerjakan selama seminggu ke depan sebelum dihubungi kembali untuk dipastikan perkembangannya.

Masyarakat yang merasa membutuhkan layanan konseling psikologis ini dapat menghubungi pihak penyedia layanan pada hari Senin sampai dengan Jumat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Layanan tersebut dapat dihubungi melalui Whatsapp dengan

nomor 08116870780. Para calon klien akan terhubung dengan admin layanan psikologis yang menawarkan jadwal layanan yang tersedia. Calon klien akan menerima nomor kontak psikolog sesuai jadwal yang telah disepakati. Layanan ini dilakukan oleh seluruh staf pengajar di prodi Psikologi Unsyiah.

Inisiatif prodi Psikologi memberikan pelayanan ini bertujuan agar masyarakat tidak mengalami masalah psikologis akibat situasi yang mungkin dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental masyarakat. Harapannya agar masyarakat tetap sehat secara mental dan produktif meski dalam ruang gerak terbatas. []

Severe acute respiratory syndrome

coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau

yang lebih dikenal dengan nama

virus corona adalah virus yang

menyerang pernapasan. Penyakit karena

infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus

corona merupakan jenis virus baru dari

coronavirus yang menular ke manusia dan

dapat menyerang siapa saja, baik bayi,

anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil

maupun ibu menyusui.

Virus corona dilaporkan pertama kali muncul pada Desember 2019. Virus ini menyebar ke seluruh penjuru dunia tak terkecuali di Indonesia. Wabah Covid-19 sangat berdampak bagi masyarakat. Tidak hanya bagi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan psikologis.

Salah satu tindakan untuk mengantisipasi penyebaran virus ini adalah membatasi kontak fisik secara langsung seperti bersalaman, cium tangan, berpelukan, dan lain sebagainya. Disarankan pula untuk melakukan social distracting dan menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pun telah mengimbau agar semua warganya bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Pernyataan ini berdasarkan penetapan Indonesia dalam status bencana nonalam Covid-19 yang meningkat tajam dalam beberapa pekan

LAYANAN PSIKOLOGIS DI TENGAH PANDEMI

Page 5: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

8 9

Ulfani sempat terdiam ketika

koneksi internet laptopnya

tiba-tiba terputus. Sinyal internet

nirkabel (Wifi) yang ia gunakan

hilang mendadak akibat listrik padam di

tempat tinggalnya di Kecamatan Bandar

Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, pada

Selasa, 14 April 2020.

Padahal, saat itu mahasiswa Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, ini sedang mengikuti seminar proposal penelitian di hadapan dosen penguji secara daring.

Ulfani kemudian mengkoneksikan internet dari telepon selulernya ke laptop. Setelah terhubung kembali, ia melanjutkan pemaparan proposal penelitiannya.

“Tapi sinyal kurang mendukung, apa yang dibicarakan oleh dosen tidak begitu jelas terdengar,” kata Ulfani, Kamis, 23 April 2020.

jadi evaluasi di tugas atau ujian online selanjutnya, karena itu hak mahasiswa buat tahu,” ujarnya.

Internet Gratis Sangat MembantuSementara Meri Agustina sangat bersyukur mendapatkan kuota internet gratis dari Universitas Syiah Kuala, pada Selasa, 21 April 2020. Dengan kuota yang diberikan sebesar 8 gigabyte (GB) itu, dinilai memudahkan Meri mengerjakan tugas.

Apalagi sebagian besar tugas mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini sangat berkaitan dengan dunia internet, misalnya mengirimkan tugas dalam bentuk video.

“Ini langkah bijak dan benar, karena sangat membantu mahasiswa yang kuliah daring,” kata mahasiswa angkatan 2017 ini.

Menurut Kepala Humas Unsyiah, Chairil Munawir MT, MM., pada tahap pertama terdapat 13 ribu mahasiswa yang memperoleh kuota internet gratis. Hal ini

diberikan untuk menunjang mahasiswa selama proses perkuliahan secara daring.

“Setelah pemberian kuota tahap I ini, kami akan lakukan evaluasi untuk pengambilan kebijakan selanjutnya,” kata dia.

Meski memperoleh kuota internet gratis, tetapi ada hal yang dirindukan Meri selama perkuliahan daring jarak jauh. “Mungkin selama kuliah daring kami tidak bisa mengerjakan tugas dan makan bersama teman-teman,” ujar Meri.

Selain itu, dia berharap agar dosen yang mengajar daring supaya membuka pertemuan virtual di aplikasi yang tidak membutuhkan ruang penyimpanan besar, sehingga tidak memberatkan telepon seluler mahasiswa.

“Jadi mudah diakses begitu,” tutur dia. []

CERITA MAHASISWADI BALIK KULIAH DARING

MAHASISWA MAHASISWA

Ulfani salah satu dari ribuan mahasiswa di kampus Jantong Hate Rakyat Aceh yang harus mengikuti semua proses perkuliahan secara daring untuk mencegah penyebaran sampar corona atau COVID-19.

Perkuliahan daring di Unsyiah digelar sejak virus corona merebak di Aceh pada medio Maret lalu. Rencananya, perkuliahan tanpa tatap muka itu berlangsung hingga akhir semester genap tahun 2019/2020 atau hingga 29 Mei 2020, berdasarkan Surat Edaran Rektor No. B/1669/UN11/KP11.00/2020.

Seminar daring diikuti Ulfani menggunakan aplikasi Zoom. Selain dosen penguji, di kanal itu juga bergabung dosen pembimbing, koordinator program studi,

dan sejumlah mahasiswa. Menjelang seminar, alamat persamuhan daring itu disebar ke grup mahasiswa.

Menurut mahasiswa angkatan 2016 ini, seminar daring dan seminar di ruangan seperti lazimnya nyaris tidak ada perbedaan, selain koneksi internet yang timbul tenggelam. Ketika seminar berlangsung, dia turut menggunakan pakaian formal hitam putih. “Kita juga harus sopan meski seminar melalui panggilan video,” sebutnya.

Tanpa Praktikum di Ruang VirtualHal berbeda dialami Wisnu Ramadhan. Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, angkatan 2017 ini mengaku tak mendapat pengalaman banyak ketika harus

mengikuti perkuliahan daring. Salah satu yang membuatnya terus berharap virus corona cepat mereda dan kuliah seperti biasa kembali digelar adalah praktikum.

Selama kuliah daring, praktikum ditiadakan. Padahal, kata Wisnu, pengalaman praktikum akan menjadi kemampuan dasar mahasiswa kedokteran hewan sebelum menjalani ko-asisten.

Sementara materi kuliah selain praktikum, imbuhnya, bisa dibaca dan kemungkinan dipahami tiap-tiap mahasiswa. “Praktikum yang paling aku kangenin ketika kuliah biasanya,” tutur dia, Kamis, 23 April 2020.

Sejak pemberlakuan kuliah daring, Wisnu meninggalkan tempat tinggalnya di Kota Banda Aceh. Ia kembali ke kampung halamannya di Batang Kapas, Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

Selama perkuliahan jarak jauh, menurut Wisnu, ada beberapa dosen yang hanya memberi tugas kepada mahasiswa tanpa terlebih dahulu menjelaskan materi. “Ada juga dosen yang hanya menyuruh absen online saja tanpa ada keterangan sampai sekarang,” sebut dia.

Wisnu khawatir soal penilaian untuk mahasiswa pada semester ini. Sebab dosen dinilai tidak transparan dalam memberikan nilai. Misalnya, kata dia, setelah tugas dikumpulkan, dosen tidak pernah mengumumkan nilai atau koreksi atas tugas yang dikerjakan mahasiswa. Dia berharap dosen mengirimkan penilaian atas tugas atau ujian kepada mahasiswa.

“Sehingga mahasiswa nantinya paham dan tahu salahnya di mana dan bisa

TAPI SINYAL KURANG MENDUKUNG, APA YANG DIBICARAKAN OLEH DOSEN TIDAK BEGITU JELAS TERDENGAR

*Ditulis oleh Habil Razali,kontributor Warta Unsyiah

Page 6: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

10 11

MENGUATKAN INSTITUSIDI SAAT PANDEMI

FOKUS FOKUS

Page 7: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

12 13

Dampak dari wabah virus corona (Covid-19) telah menyentuh berbagai sendi pembangunan. Mulanya, wabah ini hanya

menguji seberapa tangguh sistem kesehatan nasional. Namun sekarang, berbagai sektor turut merasakan akibatnya, seperti sektor ekonomi, pertanian, termasuk juga dunia pendidikan.

Oleh sebab itu, di masa pandemi ini Universitas Syiah Kuala terus berupaya untuk menjalankan fungsinya secara optimal. Meski kuliah secara tatap muka ditiadakan, tetapi proses pembelajaran tetap tidak boleh terhenti. Unsyiah pun kemudian memberlakukan pembelajaran daring.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng IPU, juga terus melakukan koordinasi agar roda birokrasi universitas tetap berjalan. Setiap minggunya Rektor melakukan rapat daring via video conference, baik dengan dosen, tenaga kependidikan ataupun dengan mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring aspirasi sehingga bisa menemukan kebijakan yang paling efektif di saat pandemi ini.

Unsyiah juga menginisiasi rapat daring perguruan tinggi negeri dan swasta di Aceh dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yaitu Prof. Ir. Nizam, M.Sc, DIC, Ph.D.

“Tujuan Unsyiah menginisiasi pertemuan ini adalah untuk menyamakan persepsi antarpemangku kepentingan pendidikan tinggi di Aceh. Khususnya terkait pelayanan dan

Indonesia memberikan kewenangan seluasnya untuk mengambil kebijakan paling optimal, kepada PTN/PTS selama pandemi ini. Misalnya mempersingkat masa studi per semester, layanan birokrasi, dan lainnya.

“Kementerian memberikan kewenangan seluasnya bagi perguruan tinggi sesuai kondisinya PTN/PTS masing-masing, karena saat ini prinsip kita adalah keselamatan civitas akademika,” ucapnya.

Beberapa pimpinan perguruan tinggi lain turut menyampaikan program, serta upaya yang telah mereka lakukan dalam menghadapi Covid-19. Melihat peran aktif tersebut, Prof. Nizam pun optimis, seluruh perguruan tinggi di Aceh dapat menjadi pelopor dalam bidang penelitian atau kajian terkait pandemi ini.

Hal inilah yang terus diupayakan Unsyiah, yaitu bagaimana terus menguatkan institusinya sekalipun dalam kondisi pandemi. Wabah ini benar-benar menjadi tantangan baru bagi dunia pendidikan. Bagaimana proses akademik di lingkungan universitas menjadi terbatas.

Meski demikian, Unsyiah memahami bahwa realisasi tridarma perguruan tinggi pendidikan tidak boleh berhenti. Oleh sebab itu, selain terus berupaya menggerakkan roda akademik di lingkungan kampus. Unsyiah tetap tidak melupakan kontribusinya di saat pandemi ini bagi masyarakat luas. []

Unsyiah menjelaskan semenjak merebaknya virus corona ini, Unsyiah langsung mengambil beberapa upaya preventif mencegah penyebarannya. Selain itu, Unsyiah juga terlibat aktif mendukung pemerintah dalam menghadapi wabah ini.

Upaya ini terdiri dalam bidang akademik dan nonakademik. Untuk bidang akademik Unsyiah memberlakukan pembelajaran (kuliah/seminar) secara daring, mengeluarkan protokol pencegahan Covid-19, melakukan refocushing anggaran, melakukan riset/kajian terapan.

Sementara dalam bidang nonakademik, Unsyiah menyiapkan laboratorium uji Covid-19, menyiapkan Rumah Sakit Prince Nayef untuk rumah sakit darurat, memproduksi dan menyerahkan Alat Pelindung Diri (APD), melakukan advokasi dan edukasi kepada masyarakat, memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Aceh, menyiapkan tenaga kesehatan serta melakukan penggalangan dana.

“Sebagai sebuah perguruan tinggi, peran Unsyiah dalam kondisi wabah seperti ini sangatlah penting. Semua yang Unsyiah lakukan ini adalah ikhtiar kita agar wabah ini segera berakhir,” ucapnya.

Prof. Nizam mengungkapkan apresiasinya terhadap upaya-upaya yang telah Unsyiah lakukan, termasuk PTN/PTS di Aceh lainnya dalam menghadapi Covid-19. Prof. Nizam juga menyampaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

peran perguruan tinggi selama masa tanggap darurat Covid-19,” ungkap Rektor Unsyiah.

Rapat daring yang mengangkat tema, Silaturahmi PTN/PTS se-Aceh dalam Menggalang Sinergisitas Perguruan Tinggi di Aceh untuk cegah Covid-19 ini, menghadirkan 110 orang peserta. Mereka terdiri dari Rektor PTN/PTS, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XIII Aceh, serta dekan dan dosen senior Unsyiah.

Pada pertemuan ini pula, Unsyiah menyampaikan sejumlah program penanggulangan Covid-19. Rektor

FOKUS FOKUS

Page 8: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

14 15

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng mengungkapkan kehadiran lab ini merupakan bentuk kepedulian Unsyiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan ke depan. Khususnya untuk mengantisipasi wabah seperti yang terjadi sekarang ini. Setelah wabah Covid-19 usai, lab ini akan menjadi research sharing bagi beberapa fakultas dan prodi di Unsyiah. Ia berharap lab ini dapat menghasilkan kajian yang bermutu, seperti penelitian di bidang zoonosis yang telah menjadi perhatian dunia akhir-akhir ini.

“Melalui lab ini kita ingin Unsyiah tidak hanya menghasilkan proses belajar, tapi harus mampu menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Rektor.

mungkin keberadaan laboratorium ini untuk pengobatan pasien infeksi di Aceh. Keberadaan laboratorium ini juga bisa membantu tenaga medis untuk mendapatkan data yang akurat dalam memahami kondisi pasien.

Upaya Unsyiah untuk menghadirkan Lab ini memang tidak mudah. Ada banyak proses yang harus dilalui. Semua ini dilakukan demi terjaminnya kualitas pengujian, sehingga benar-benar menghasilkan sesuatu yang berarti bagi masyarakat. Tradisi seperti ini akan terus melekat di Unsyiah. Sekalipun dalam kondisi pandemi, Unsyiah tetap berupaya menguatkan institusinya, yaitu dengan cara menjaga reputasinya sebagai perguruan tinggi yang berbasis riset. []

FOKUS FOKUS

Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, yang turut hadir saat peresmian laboratorium menyampaikan langsung apresiasi dari Pemerintah Aceh atas inisiatif Unsyiah menyediakan fasilitas pengujian ini. Meski saat ini, Balitbang Kesehatan Aceh telah memiliki laboratorium yang dilengkapi PCR, tetapi hal tersebut tidaklah cukup karena pemeriksaan PCR hanya untuk mengetahui jenis dan jumlah virus.

“Sedangkan untuk melihat dampak virus itu membutuhkan sistem uji yang lain, di sinilah penting keberadaan laboratorium penyakit infeksi ini, guna mendukung penelitian dan kerja tim medis,” ucapnya.

Oleh karena itu, ia berharap Unsyiah dapat mengoptimalkan sebaik

KONTRIBUSI BERARTIUNTUK AKHIRI PANDEMI

LABORATORIUM PENYAKIT INFEKSI UNSYIAH

Setelah melakukan persiapan yang panjang dan matang, Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,

M.Eng., akhirnya meresmikan Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah sebagai tempat untuk menguji specimen swab Covid-19. Laboratorium ini dapat melakukan pengujian sebanyak 400 sampel per hari dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu 12 jam.

Inilah salah satu kontribusi berarti Unsyiah untuk membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi ini.

Kehadiran laboratorium ini juga untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu Aceh mengalami outbreak. Terlebih lagi Sumatera Utara−provinsi tetangga Aceh−telah masuk sebagai zona merah Covid-19.

Fasilitas pengujian ini tidak berdiri sendiri, tetapi berkolaborasi dengan Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan Aceh yang selama ini menjadi tumpuan pengujian sampel swab Covid-19 di Aceh. Hal ini juga menjelaskan, jika Unsyiah ingin bergerak secara sinergis dengan pemerintah dalam upaya mengakhiri wabah ini.

Oleh sebab itu, kehadiran fasilitas pengujian ini sangat penting. Hal ini pula yang mendorong Unsyiah untuk tidak tergesa-gesa meresmikannya. Segala fasilitas pendukung laboratorium ini harus disiapkan secara baik. Semua tenaga ahli yang bertugas di lab sudah tersertifikasi. Mereka terlebih dahulu mengikuti pelatihan. Begitu pula standar keamanan laboratorium yang telah Biosafety Level 2. Karena pemerintah mensyaratkan laboratorium yang boleh melakukan pengujian Covid-19 harus memiliki biosafety minimal level dua.

Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah, Prof. Dr. Maimun Syukri Sp.PD (K) mengatakan, laboratorium ini bertujuan untuk membantu masyarakat khususnya di daerah Aceh dan Indonesia pada umumnya. Karena itulah reputasi adalah hal yang penting bagi Unsyiah dalam memfungsikan laboratorium ini.

“Karena kita menjaga reputasi. Di samping ada masalah transportasi bahan yang kita tunggu beberapa hari. Alhamdulillah, hari ini sudah datang semua,” ucap Prof. Maimun.

Page 9: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

16 17

PAKAR

16

PAKAR

Merebaknya virus corona (Covid-19) menjadi tantangan baru bagi perguruan tinggi. Begitu pula Unsyiah yang harus menyiapkan institusinya

agar tangguh dan tetap bisa berkontribusi bagi masyarakat sekalipun dalam kondisi pandemi. Lantas, bagaimana strategi Unsyiah menjalankan hal tersebut?

Berikut petikan wawancara Warta Unsyiah dengan Wakil Rektor I Unsyiah Prof. Dr. Marwan selaku Ketua Satgas Covid-19 Unsyiah.

Apa tujuan Unsyiah membentuk Satgas Covid-19?Tujuan utamanya adalah untuk membantu Unsyiah sendiri dalam menyikapi

perkembangan Covid-19 di internal. Mulai dari kebijakan apa yang harus kita lakukan

dan peluang apa yang bisa kita perbuat untuk membantu pemerintah daerah

dan nasional secara lebih luas.

Saat ini, sudah ada beberapa kebijakan yang kita buat dan rekomendasi yang kita berikan ke Pemda. Kita juga menyiapkan infrastruktur seperti rumah sakit pendidikan sebagai Pusat Krisis Unsyiah. Ini untuk mengantisipasi kalau ada dosen atau mahasiswa yang mengeluh atau terkena situasi ini. Unsyiah juga menyiapkan lab untuk pengujian Covid-19. Di samping itu, juga ada kajian-kajian yang melahirkan kebijakan

tempatnya. Misalnya dosen atau tenaga pendidikan tidak boleh keluar kota. Begitu pula mahasiswa jangan ke mana-mana, kalau tidak penting sekali. Unsyiah juga menciptakan APD untuk mendukung tenaga medis di lapangan. Sementara untuk masyarakat, Unsyiah telah membagikan masker dan melakukan penyemprotan disenfektan.

Apakah ada kebijakan luar biasa Unsyiah untuk menghadapi pandemi ini?Setiap tempat situasinya berbeda seperti USU dan lainnya, maka ada fleksibilitas apa yang harus dilakukan dengan sendirinya. Unsyiah secara umum mirip dengan yang lain, seperti pembelajaran daring.

Namun untuk aktivitas pegawai, mungkin tempat lain sudah tidak ada yang ke kampus lagi. Sementara Unsyiah memberlakukan sistem sif. Karena mobilitas di tempat kita masih memungkinkan. Lainnya kapasitas apa kita punya, misalnya rumah sakit atau lab yang kita optimalkan untuk untuk pencegahan Covid-19.

Termasuk refocus anggaran?Ya, karena untuk hal-hal seperti itukan kita butuh anggaran yang sebelumnya tidak kita plotkan. Rektor mengambil

kebijakan untuk mengalihkan beberapa pos anggaran. Seperti perjalanan dinas atau seminar internasional yang tiap tahun kita lakukan. Sebagian anggarannya dialihkan karena tidak mungkin dipakai ke sana semua.

Apa yang Unsyiah persiapkan untuk mengantisipasi jika wabah kembali terjadi?Wabah ini tantangan. Istilahnya inikan semacam destruktif, menganggu kita semua. Ini sejalan dengan Revolusi Industri 4.0, di situkan ada destruktif pendidikan sehingga adanya pembelajaran daring yang dilakukan orang-orang. Kita harus mempersiapkan semuanya lebih baik, seperti infrastruktur internet maupun media belajar semua harus ready, sehingga bisa digunakan oleh mahasiswa dan dosen. Dan paling penting harus efektif dan dan murah. Jadi ke depan, kita akan perbaiki E-Learning, karena E-Learning inikan basis utama kita.

Berarti perlu penguatan teknologi informasi?Ya, teknologi informasi juga harus kita kuatkan. Seperti untuk layanan informasi sehingga semuanya bisa beralih ke sana. Termasuk ijazah elektronik. Jadi untuk pembelajaran kita ke depan, perlu dukungan teknologi informasi. []

PAKAR

atau produk untuk pencegahan Covid-19. Itulah beberapa hal yang kita sasar dari Satgas Covid-19 ini.

Sampai kapan tim Satgas Covid-19 ini akan bekerja?Masa kerja belum tahu, kita sikapi dulu perkembangan covid-19 ini. Kalau masa tanggap darurat secara nasional, kan sampai tanggal 29 Mei. Tapi beberapa kajian menyebutkan sepertinya belum selesai. Namun pada prinsipnya, Satgas akan tetap bekerja sesuai dengan arahan Rektor sampai Covid-19 ini selesai.

Apa yang menjadi fokus Unsyiah saat pandemi ini?Pertama kita melihat misi utama Unsyiah adalah pembelajaran, makanya pembelajaran inilah yang menjadi fokus utama kita. Bagaimana caranya tetap berjalan lancar di tengah situasi seperti ini. Terutama mahasiswa yang merupakan stakeholder utama universitas tidak dirugikan. Kedua, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu masyarakat lebih luas.

Bagaimana dengan sisi keselamatan?Dari sisi keselamatan, kita melalui satgas sudah membuat protokol apa yang harus dilakukan untuk kegiatan di kampus. Termasuk kegiatan mahasiswa dan dosen yang sedang berada di

PROSES PEMBELAJARAN TETAP MENJADI FOKUS

UNIVERSITAS

Prof. Dr. MarwanKetua Satgas Covid-19 Unsyiah

Page 10: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

Sejak 17 Maret 2020, Unsyiah telah mengubah metode perkuliahannya dari tatap muka menjadi pembelajaran

dengan sistem daring. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. Dalam surat edaran kedua Rektor Unsyiah pada 26 Maret lalu, mahasiswa juga diperbolehkan kembali

terkena Covid-19, seperti nyak-nyak (pedagang pasar) dan pemulung. Selain mengelilingi pasar, Menwa juga membagikan hand sanitizer di penjara.

Sejak diberlakukan social dan physical distancing, Menwa juga selalu mengontrol dan melakukan patroli hingga larut malam untuk memastikan tidak ada orang yang berkumpul di lingkungan Unsyiah. Komandan UKM Menwa, Fahmi berharap apa yang mereka lakukan dapat membantu dan memberikan manfaat bagi semua pihak.

“Kami berharap semua kegiatan yang kami lakukan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Hanya satu harapan kami, agar wabah Covid-19 ini segera mereda dan kita dapat beraktivitas kembali”, tutur Fahmi kepada Warta Unsyiah. []

ke kampung halaman masing-masing. Namun, mereka diharuskan isolasi mandiri selama 14 hari. Dalam sekejap, lingkungan kampus menjadi sepi. Tak hanya di area kampus saja, jalanan di luar kampus pun terlihat kosong.

Di saat mahasiswa lain mengikuti kuliah daring dari kampung

menjadi barang langka. Selain sulit didapatkan, harga masker dan hand sanitizer juga melonjak sangat mahal.

Beberapa waktu lalu, Menwa membagikan sejumlah masker untuk masyarakat yang membutuhkan. Mereka juga berkeliling membagikan hand sanitizer kepada orang-orang yang dianggap paling rentan

Rektor Unsyiah pada 26 Maret lalu, mahasiswa juga diperbolehkan kembali

Di saat mahasiswa lain mengikuti kuliah daring dari kampung

TETAP MENGABDIDI TENGAH PANDEMI

Unit Kegiatan MahasiswaResimen Mahasiswa (UKM Menwa)

halamannya, ada sebagian mahasiswa lain yang justru menjadi garda terdepan melakukan pencegahan Covid-19. Sembari menjalankan kuliah daring, mereka melakukan aksi sosial di berbagai tempat sejak Covid-19 merebak. Mereka adalah mahasiswa tangguh yang tergabung dalam Unit Kegiatan

Mahasiswa Resimen Mahasiswa atau UKM Menwa.

UKM Resimen Mahasiswa ini adalah salah satu kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa juga menjadi salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan militer (unsur mahasiswa). Markas komando satuan Menwa bertempat di perguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya adalah mahasiswa atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut.

Pada 25 Maret lalu, Menwa bersama karyawan Unsyiah melakukan penyemprotan disinfektan di Gedung Biro Rektorat. Kegiatan sama juga mereka lakukan di beberapa fakultas Unsyiah. Titik penyemprotan difokuskan pada tempat yang sering dilalui seperti lobi dan ruangan dosen. Ruang pembelajaran tidak menjadi fokus penyemprotan karena ruang tersebut saat ini tidak sedang digunakan. Menwa juga melakukan penyemprotan di Masjid Jamik Unsyiah agar para jamaah merasa aman dan nyaman saat melakukan ibadah. Bukan hanya fasilitas kampus, ATM yang berada di sekitaran kampus juga mereka bersihkan.

Selain membantu Unsyiah mensterilkan area kampus, Menwa juga melakukan pembagian masker dan hand sanitizer kepada masyarakat. Sejak Covid-19 merebak, masker dan hand sanitizer

KAMI BERHARAPSEMUA KEGIATAN YANG KAMI LAKUKAN INI DAPAT BERMANFAAT BAGI BANYAK ORANG.

PENGABDIAN PENGABDIAN

1918

Page 11: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

20 21

Sejak pandemi Covid-19 melanda Provinsi Aceh, seluruh aktivitas kampus dilakukan secara daring. Mulai belajar

mengajar hingga pelaksanaan kegiatan mahasiswa harus tertunda. Hal ini menuntut para mahasiswa beradaptasi menjalankan aktivitas sehari-hari. Cara ini seperti dilakukan mahasiswa Unsyiah yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa [UKM] Seni Putroe Phang.

Di sela waktu kuliah daring dari rumah, putroe muda ini melakukan tari Ratoh Jaroe Virtual Performance. Kegiatan ini merupakan salah satu wadah silaturahmi saat aktivitas kampus harus terhenti karena pandemi Covid-19.

Sekretaris Umum UKM-Seni Putroe Phang, Teuku Muhammad Firli menjelaskan, awal mula Ratoh Jaroe Virtual Performance sebagai wadah silaturahmi dan latihan saja. Sebab mereka sudah satu bulan tidak bertemu dan latihan bersama.

“Ide ini muncul atas usulan para penari di UKM, karena sudah satu bulan para penari tidak bertemu untuk latihan atau tampil di sebuah acara. Muncullah ide latihan secara daring,” ujar Firli

Sebelum Ratoh Jaroe Virtual Performance, UKM Seni Putroe Phang juga melakukan kegiatan cover lagu musik modern. Terinspirasi dari Najwa Shihab yang memberikan penampilan bersama musisi secara daring di media sosial. Di kegiatan cover lagu musik moderen ini melibatkan 13 orang vokalis, empat orang pemain musik, dan dua orang bagian multimedianya.

Firli berharap ke depan banyak ide kreatif yang bisa dikembangkan lagi. Setelah cover lagu musik modern dan Ratoh Jaroe Virtual Performance, ke depannya ia bersama teman-temannya akan melakukan ide-ide menarik lainnya. []

KREATIF

egiatan ini terlaksana atas kolaborasi bidang Tari, Musik Tradisi, Multimedia, dan Bidang Hubungan antar lembaga UKM-Seni Putroe Phang. Dalam prosesnya kurang lebih satu minggu, mulai dari diskusi ide, rekam video, musik, hingga editing video. Jenis tarian yang dipilih adalah Ratoh Jaroe sebab tari ini merupakan salah satu tarian yang sering dijadikan latihan bersama di setiap angkatan (siabang). Tarian Ratoh Jaroe ini melibatkan 18 penari dari seluruh angkatan (siabang 20-25), dua pemain musik, dan dua editor video.

“Alhamdulillah tanggapannya baik dan respon di media sosial

ALHAMDULILLAH TANGGAPANNYA BAIK DAN RESPON DI MEDIA SOSIAL JUGA POSITIF. INTINYA KAMI BERUSAHA TETAP PRODUKTIF SELAMA DI RUMAH, TERUS KREATIF WALAUPUN DALAM KETERBATASAN.

JALIN SILATURAHMI LEWAT RATOH JAROE VIRTUAL PERFORMANCE

juga positif. Intinya kami berusaha tetap produktif selama di rumah, terus kreatif walaupun dalam keterbatasan,” kata Firli yang juga mahasiswa FMIPA Fisika Unsyiah.

Firli juga menambahkan, selama di rumah saja merupakan tantangan bagi diri sendiri dana UKM Putroe Phang untuk terus produktif. Mereka harus tetap menjaga semangat dalam menghadapi masa sulit dan mengembangkan ide kreatif yang berbeda dari biasanya. Seharusnya di bulan April ini, UKM Seni Putroe Phang mengadakan tridering. Tridering merupakan sebuah agenda tahunan dengan tujuan untuk mengevaluasi

kemampuan yang sudah dimiliki oleh anggota UKM. Dijadwalkan tridering digelar pada 19 April 2020.

“Jadi awalnya ide ini cuma latihan daring, tapi sebagai ganti acara yang sudah di rencanakan, makanya kami posting di tanggal itu,” jelas Firli

Page 12: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

PROFIL

22

Alumni Fakultas Kedokteran Unsyiah

Dokter Relawan Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta

PROFIL

23

PROFIL

tugasnya ini penuh risiko dan tuntutan. Sebagai manusia biasa, ia tetap merasa khawatir akan terinfeksi penyakit ini. Apalagi sudah banyak tenaga medis yang meninggal dan harus diistirahatkan karena tertular Covid-19. Tapi ketika melihat fakta dampak virus ini dan perjuangan pasien untuk sembuh, tekad Zulfan pun semakin menguat. Sebab itulah sampai saat ini ia belum merasa jenuh dengan tugasnya. Ia selalu meluruskan niatnya untuk membantu sesama. Jika merasa lelah, Zulfan menghabiskan waktunya dengan tadarus Alquran.

“Apalagi Ramadan adalah bulan yang penuh berkah bagi kita yang ingin menjalankan kebaikan,” ucapnya.

Siapa pun pasti berharap wabah ini segera berakhir. Untuk itu, Zulfan menghimbau untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Seperti untuk tetap di rumah, mencuci tangan dengan benar, hindari keramaian, mengkonsumsi makanan bergizi yang seimbang, dan menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah. Kesadaran ini harus dibangun bersama, agar kita bisa segera keluar dari wabah ini.

“Kalau kita sendiri tidak sadar dan patuh terhadap protokol kesehatan, sungguh sangat panjang rasanya pandemi ini akan berakhir,” ujarnya.

Menjadi dokter relawan Covid-19, secara tak langsung telah melatih Zulfan untuk lebih peduli pada sesama. Apalagi di era modern ini, masyarakat cenderung terlalu individualis. Zulfan tak ingin larut menjadi manusia seperti itu. Inilah prinsip hidup yang selalu dijaganya, yaitu menjadi manusia yang selalu bersyukur dan bermanfaat bagi orang lain. []

Informasi lonjakan pasien Covid-19 menyentak nurani Zulfan. Sebagai dokter, nalurinya terpanggil untuk terlibat aktif

demi mengakhiri wabah ini. Meski dengan keputusan itu, ia harus rela meninggalkan jauh tanah kelahirannya yaitu Aceh untuk bertugas ke Jakarta, yang merupakan episentrum pandemi Covid-19 di Indonesia.

“Adanya kebutuhan dokter yang banyak, membuat saya ikut mengabdikan diri dalam penanganan Covid-19,” ucapnya saat dihubungi Warta Unsyiah. Kala itu, Zulfan baru saja pergantian shift di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Kemayoran, Jakarta.

Motivasi Zulfan menjadi relawan adalah murni untuk membantu masyarakat dalam percepatan penanganan pandemi ini. Mengingat Covid-19 ini adalah kasus baru. Belum ada terapi khusus untuk mencegah dan mengobatinya. Covid-19 juga memberikannya banyak pengetahuan baru dalam dunia medis.

“Dari sini pula, saya belajar belajar dari setiap kasus. Mulai dari pasien dengan tanpa gejala hingga gejala berat yang menganggu pernapasan,” ucapnya.

Meski demikian, keputusan Zulfan untuk menjadi dokter relawan tidaklah mudah. Dari pihak keluarga sempat melarang. Sebab risiko dari pekerjaan ini sangatlah besar. Nyawa menjadi taruhannya. Zulfan pun berusaha menyakinkan mereka. Bahwa niatnya ini adalah murni untuk kemanusiaan.

“Akhirnya keluarga besar mengizinkan untuk berangkat ke Jakarta demi misi kemanusiaan,” ucap dokter yang pernah aktif sebagai penyiar radio ini.

Selama bertugas di RSDC, Zulfan banyak menemukan fakta menarik dari pandemi

MISI KEMANUSIAANdr. ZULFAN

ini. Misalnya tidak semua pasien yang datang ke rumah sakit dengan gejala infeksi saluran pernafasan. Bahkan, hampir rata-rata mereka datang dengan gejala seperti diare, sakit kepala, nyeri ulu hati, mual, dan sakit kepala. Menariknya kondisi seperti itu banyak dialami oleh cluster usia dewasa muda.

“Sehingga harus dilakukan pemeriksaan darah lengkap, foto rontgen dan pemeriksaan diagnostik yaitu PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk menentukan diagnose,” ungkapnya.

Selain tindakan medis tersebut, menurutnya terapi yang kuat juga menjadi tolok ukur keberhasilan pasien dalam pengobatan. Untuk itulah sebagai dokter, Zulfan turut memberikan semangat kepada pasien dalam menghadapi pandemi ini. Ia juga menghimbau pasien untuk membaca Alquran.

“Karena membaca Alquran merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kelancaran selama pengobatan. Sehingga mereka, bisa kembali bersama keluarga yang dicintainya,” ujarnya.

Zulfan putra dari Teuku Murdani, SH, MH dan Ir. Chairani, memahami bahwa

Page 13: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

24 25

GALERI GALERI

Sebanyak 23 Dokter Gigi baru dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala dilantik dan diambil sumpahnya secara daring. Pelantikan ini dipimpin oleh Dekan FKG Unsyiah Dr. drg. Cut Soraya , M.Pd, Sp, KG di Gedung UPT TIK Unsyiah.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Aceh, Kombes Pol Dicky Sondani SIK MH, menyalurkan bantuan kepada mahasiswa dari luar negeri dan luar Aceh yang berada di Asrama Mahasiswa Unsyiah.

Unsyiah menyumbang Alat Pelindung Diri (APD) untuk tim medis yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Abidin dan RSUD Meuraxa. Bantuan ini diserahkan melalui perwakilan rumah sakit tersebut di Sekretarias Satgas Covid-19 Unsyiah.

Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayjen TNI Hasanuddin melakukan kunjungan untuk menjalin silaturahmi ke Unsyiah. Kehadiran Pangdam disambut oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng di Ruang Kerja Rektor Unsyiah.

Badan Narkotika Nasional (BNN) Aceh menyumbangkan masker kepada Unsyiah. Masker ini diserahkan oleh Kepala BNN Aceh Brigjen. Pol. Drs. Heru Pranoto, M.Si kepada Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Ruang Mini Rektor Unsyiah.

Page 14: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

26 27

GALERI GALERI

Laboratorium Penyakit Infeksi Universitas Syiah Kuala telah dinyatakan siap untuk pengujian specimen swab Corona Virus (Covid-19). Lab yang berlokasi di Fakultas Kedokteran Unsyiah bisa melakukan pengujian sebanyak 400 sampel per hari, dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu 12 jam. Untuk tenaga ahli yang bertugas di lab ini juga sudah tersertifikasi. Termasuk standar keamanan lab telah Biosafety Level 2.

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng menjelaskan, setelah wabah Covid-19 ini usai maka lab infeksi ini akan menjadi research

sharing dari beberapa fakultas dan prodi di Unsyiah. Sebab ia ingin, Unsyiah tidak hanya menghasilkan proses belajar, tapi harus mampu menghasilkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah Prof. Dr. Maimun Syukri Sp.PD (K) mengatakan, laboratorium ini bertujuan untuk membantu masyarakat khususnya di daerah Aceh dan Indonesia umumnya. Lab ini juga berkolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan Aceh.

LABORATORIUMPENYAKIT INFEKSIUNSYIAH SIAP UJI

SWAB COVID-19

Page 15: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

2828

ovid-19 yang disebabkan oleh salah satu varian

virus korona Sars-CoV-2 telah menjangkiti 2,7 juta orang (GIS data 25 April 2020). Jumlah ini semakin meningkat diiringi dengan kepanikan yang mengiringinya. Di sejumlah negara, pembicaraan mengenai vaksin Sars-CoV-2 terus dilakukan. Usaha-usaha riset dilakukan dengan intens. Beberapa negara telah mengumumkan kesiapan untuk mengetes vaksin pada manusia.

Apa Itu Vaksin?Secara umum, vaksin adalah suatu subtansi atau zat yang dimasukkan dalam tubuh manusia. Bisa melalui jalur oral atau parenteral (suntikan), untuk memodulasi sistem imun terhadap suatu infeksi spesifik. Vaksin bisa digunakan untuk infeksi virus seperti polio dan campak, infeksi bakteri seperti TBC, termasuk infeksi parasit, seperti malaria yang sedang dalam pengembangan. Setiap vaksin sangat spesifik hanya menargetkan satu jenis kuman.

Vaksin bukanlah obat. Vaksin tidak membunuh kuman secara langsung.

Vaksin bekerja sama dengan sistem imun, mengaktifkan sistem imun adaptif yang membuat tubuh mengenali jejak kuman yang dimasukkan. Sehingga ketika kuman itu kemudian masuk ke dalam tubuh, tubuh sudah siap untuk mengeluarkan antibodi. Secara umum, antibodi butuh waktu hingga mulai dari 4 hari sampai mingguan untuk diproduksi oleh tubuh. Dengan adanya vaksin, proses ini bisa berjalan dengan sangat cepat karena tubuh sudah memiliki memori terhadap kuman tersebut. Hal ini menjadikan vaksin penting, terutama untuk penyakit-penyakit yang mengakibatkan morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi. Sehingga penyakit itu bisa dicegah sebelum terjadi. Apalagi jika dikaitkan dengan Covid-19 yang saat ini sedang pandemi, keberadaan vaksin menjadi sangat vital.

Dalam komunitas, vaksin tidak hanya untuk melindungi satu orang saja. Ketika ada banyak orang yang divaksin dan kebal terhadap penyakit, secara tidak langsung melindungi orang yang tidak dapat menerima vaksin karena alasan tertentu atau yang sistem imunnya sudah mengalami penurunan seperti orang tua, penderita kelainan sistem imun imunodefisiensi, dan penderita penyakit

SEHAT SEHAT

ketahanan pada orang yang sudah divaksinasi, maka vaksin tersebut dinyatakan gagal.

Perjalanan Mencapai Sebuah VaksinSecara umum, perjalanan sebuah vaksin dimulai masa eksplorasi, pemilihan bagian dari virus atau bakteri yang akan dibuat vaksin dan apakah ini alami atau buatan. Ini merupakan proses kompleks. Seringkali beberapa bagian dari virus diuji. Misalnya pada virus Covid-19 ini, yang diuji bisa beberapa bagian dari protein selubungnya. Berikutnya masa pre-klinis, uji coba vaksin pada kultur sel dan dalam tubuh hewan coba. Di tahap ini, banyak kandidat vaksin berguguran. Karena

tidak menghasilkan efek pelindung, atau sebaliknya menjadi berbahaya dan malah mengakibatkan penyakit pada hewan coba.

Begitu lolos tahap ini, vaksin memasuki masa uji klinis. Inilah tahap penting yang sekarang disebut-sebut di banyak portal berita. Uji klinis ini adalah pengujian vaksin pada manusia. Dimulai dari fase I, kurang dari 100 orang, yang dilihat adalah keamanan dan reaksi tubuh. Fase II, mencapai ratusan orang. Ini lebih kompleks, yang dinilai keamanan dan reaksi imun yang terbentuk, dosis yang direkomendasikan, dan waktu pemberian. Dan fase III yang meliputi

ribuan orang di satu wilayah spesifik untuk menguji efisiensi dan keamannya. Di sini dapat dilihat efek samping langka yang tidak tampak sebelumnya. Kemudian hasilnya akan menentukan apakah vaksin bisa memasuki fase IV dimana dilakukan penelitian lanjutan setelah vaksin diterima dan mendapat lisensi. Dilanjutkan dengan fase administratif untuk menjadikan vaksin itu siap edar dan aman dalam proses edarnya.

Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Bagaimana jika vaksin ini gagal di fase III? Maka vaksin ini telah gagal total dan tidak akan dipergunakan. Proses akan diulang dari tahap awal kembali. Beberapa vaksin yang berhasil sampai tahapan klinis, gagal di fase 3. Contoh yang cukup terkenal adalah vaksin malaria yang sudah memasuki fase III di Afrika, namun kemudian ditemukan memiliki efisiensi atau efek perlindungan yang rendah di bawah 50 persen pada bayi baru lahir. Padahal di tahap pengujian pada hewan coba, vaksin ini terhitung sangat sukses. Inilah yang kemudian menjadikan perjalanan sebuah vaksin cukup panjang. Trial and error terus dilakukan untuk menjamin sebuah vaksin efektif dan aman.

Pada akhirnya, walaupun kita semua berharap sebuah vaksin segera lahir, kita harus tahu itu tidak mudah. Beberapa ilmuwan mencoba menemukan harapan dari obat-obat lama (drug repurpose) atau metode lain seperti penggunaan plasma dari pasien yang sudah sembuh. Ini akan membeli kita sedikit waktu sebelum vaksin atau obat Covid-19 ini ditemukan. Sementara itu, kita semua bisa berkontribusi dengan tetap menjalankan hidup bersih sehat dan karantina pribadi di rumah. []

keganasan. Pada setiap populasi, harus tercapai sejumlah orang yang sudah divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok, sehingga diasumsikan kelompok itu sudah aman dari penyakit tersebut (herd immunity).

Perjalanan sebuah vaksin dari awal pencetusannya hingga disetujui dan diedarkan secara massal memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan karena vaksin itu harus sangat spesifik untuk infeksi tertentu, diterima oleh tubuh dan dapat mengaktifkan sistem imun dengan efektif, dan tentu saja aman. Jika sebuah vaksin tidak dapat memberikan

dr. Ade Oktiviyari, M.ScStaf pengajar di Mikrobiologi FK Unsyiah, lulusan University of Luebeck Jerman jurusan Infection Biology, dan anggota FLP Aceh

MUNGKINKAHVAKSIN COVID-19BEREDAR BESOK?

C

29

Page 16: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

30 31

PERSPEKTIF PERSPEKTIF

Tunai Langsung (BLT) dan sembilan bahan pokok (sembako) untuk masyarakat miskin yang mengalami dampak dari wabah ini, tetap diperlukan gerakan sosial dari masyarakat menengah untuk ikut meringankan kebutuhan harian mereka yang tidak mungkin tercukupi dengan BLT tersebut. Seperti gerakan ‘Viral Kindness’ yang diinisiasi di Sydney Australia. Diawali oleh sekelompok orang membuat website yang mencari para relawan untuk membantu para lansia yang harus tinggal di rumah karena aturan tegas isolasi diri pemerintah Australia. Para relawan kemudian membantu mengantri makanan untuk para orang tua di supermarket-supermarket yang sudah membatasi jumlah pembelian barang, akibat ‘panik-beli’ (panic

buying).

Inisiatif ini sangat mungkin dilakukan di Indonesia yang memiliki modal sosial kolektivitas tinggi. Didukung juga faktor religi yang bukan saja sarat nilai-nilai spiritualitas, tapi sangat mendorong aspek toleransi dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

Telah banyak komunitas yang terlibat dalam gerakan ini dengan berbagi masker dan sembako bagi yang membutuhkan, termasuk di Aceh. Upaya edukasi mengajak masyarakat untuk tinggal dan bekerja di rumah, sama pentingnya dengan memberikan bantuan kebutuhan pokok bagi yang membutuhkan. Komunikasi bertahap dan penuh kepedulian adalah signifikan. Social distancing yang diikuti dengan social giving dan understanding

merupakan sarana latihan terbaik, bukan hanya untuk menghindari dan mencegah Covid-19, tapi agar kita semakin siap dan maksimal untuk terus melakukan kebaikan dan bertoleransi. []

Informasi tentang Covid-19, baik

dari sumber resmi maupun yang

palsu menyebar luas hingga sulit

terbendung. ‘Tsunami’ informasi

ini berkontribusi terhadap bagaimana

masyarakat bersikap dalam menyikapi

pandemik kesehatan global ini. Ironinya,

kepatuhan personal maupun masyarakat kita

atas aturan pencegahan Covid-19 ini masih

sangat lemah.

Tidak seperti Jakarta dan provinsi lainnya, kasus Covid-19 di Provinsi Aceh menurut data tim Gugus Covid-19 Provinsi Aceh, masih di bawah data provinsi lain. Di Aceh dan Banda Aceh khususnya, anjuran dan aturan masih terkait pembatasan fisik dan sosial, wajib menggunakan masker, dan menjaga kebersihan diri. Sayangnya aturan yang masih tergolong ringan ini pun masih diiringi dengan rendahnya kepatuhan oleh masyarakat.

CEGAH COVID-19ALA BANDA ACEH DAN SYDNEY

Rizanna Rosemary Staf Pengajar Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala

Permasalahan resistensi atau penolakan masyarakat terhadap aturan pencegahan Covid-19, sebenarnya dialami banyak negara di dunia, seperti Cina, Italia, Korea Selatan, dan negara lainnya. Tidak terkecuali di Australia.

Ketika kasus pertama Covid-19 ditemukan di Australia pada awal Maret 2020, saya dan keluarga masih berada di Sydney menunggu jadwal kepulangan ke Aceh, akhir Maret 2020. Kami sempat mengalami masa-masa sulit dan penuh kekhawatiran, apalagi hampir setiap minggu pemerintah Australia mengeluarkan peraturan yang berubah-ubah secara bertahap. Dan yang paling signifikan adalah keputusan untuk menutup perbatasan (close border),

di mana Australia tidak menerima pengunjung dari negara manapun kecuali warga negaranya yang diharuskan pulang selama pandemik.

Buah dari peraturan pencegahan Covid-19 bertahap yang dilakukan pemerintah Australia adalah melambatnya angka penyebaran, menurunnya jumlah yang terinfeksi dan meninggal, serta bertambahnya orang yang sembuh dari infeksi virus tersebut (theguardian.com). Keberhasilan ini tidak membuat pemerintah Australia lengah, malah semakin awas.

Cegah Covid 19: Sosialisasi Bertahap dan HumanisAda yang salah dengan sistem dan cara penanganan wabah global di provinsi Aceh. Walau di sisi lain sulit untuk menuding pihak mana yang bertanggung jawab. Adalah faktor multi dimensi—sosial, budaya, ekonomi, agama, dan politik—yang turut mempengaruhi bagaimana masyarakat menyikapi wabah ini. Termasuk menjalankan secara sadar dan penuh tanggung jawab himbauan dan aturan yang disampaikan oleh pemerintah.

Secara ekonomi, para pedagang kecil, aturan pembatasan sosial bermakna mereka tidak bisa berjualan secara bebas seperti biasanya, mengakibatkan omset jualan berkurang signifikan karena tidak ada yang membeli dagangan. Hal ini berdampak terhadap berkurangnya kebutuhan pokok, seperti makanan sehat yang dibutuhkan anggota keluarga bersangkutan.

Faktor budaya, duduk secara berkelompok di warung kopi adalah kebiasaan masyarakat Aceh yang sulit untuk ditiadakan. Anjuran untuk tidak berkumpul di warung kopi bukan hanya berdampak pada bisnis warung kopi, tapi mempengaruhi ritual keseharian masyarakat yang duduk di warung kopi untuk bersosialisasi dan berdiskusi tentang isu hangat yang sedang terjadi.

Demikian juga faktor agama, adanya perbedaan pendapat tentang pelaksanaan salat berjamaah dan salat Jumat juga menjadi faktor yang mempengaruhi

rendahnya kepatuhan masyarakat menjalankan aturan yang telah ditetapkan pemerintah dan MUI untuk solat di rumah saja. Ditambah dengan keyakinan fatalistik bahwa sakit dan kematian adalah suratan Allah Swt. Ketiga contoh eksternal tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara masyarakat menerima pesan pencegahan Covid-19 dan menjalankan anjuran dan aturan yang telah diberlakukan.

Belajar dari pengalaman Australia, penerapan aturan yang bertahap adalah penting, dan sejalan dengan tuntutan Islam dalam mengkomunikasikan suatu aturan, yakni bertahap dan memperhatikan kemaslahatan. Perlu adanya inisiatif konkret terkait bagaimana menyampaikan pesan tersebut. Yakni pesan yang cocok mensasar audiens yang tepat, tanpa bersinggungan dengan faktor-faktor eksternal yang membuat mereka resisten terhadap pesan tersebut.

Sebagai contoh, walau pemerintah telah menjanjikan solusi memberikan Bantuan

Page 17: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan manusia, produk-produk kebutuhan utama manusia seperti air

minum, protein, suplemen kesehatan, bahan bakar gas, dan obat-obatan yang sebelumnya melibatkan proses yang rumit, kini telah memungkinkan didapatkan dengan teknik yang lebih mudah melalui filtrasi membran. Sejak scale-up teknik separasi membran dari laboratorium ke skala industri dirintis oleh Loeb-Sourirajan pada tahun 1960-an, berbagai jenis membran telah diproduksi dan berbagai modul telah dikembangkan untuk berbagai penggunaan yang spesifik.

Dalam industri pemisahan, membran telah digunakan untuk memisahkan ion dari senyawa kimia dalam larutan (electrodialysis), dan memisahkan logam berat dan bakteri pathogen pada proses purifikasi air bersih. Pada industri pengolahan minuman dan

Intensifikasi Proses Ultrafiltrasi (Membran)untuk Peningkatan Kualitas Produkpada Industri Separasi

Prof. Dr. Nasrul, ST., MTProfesor dalam Bidang Ilmu Teknik Reakto dan Katalisis, Fakultas Teknik

makanan, membran telah digunakan untuk pemurnian jus, pemekatan protein, dan pemisahan komponen spesifik pada industri pemurnian minyak tumbuh-tumbuhan. Membran juga menjadi pilihan terbaik untuk pemisahan gas tertentu dari gas campuran. Lebih jauh, membran sudah dikembangkan sebagai media pengantar tenaga (membrane fuel cell), dan sebagai media pengantar suplemen tertentu (obat) ke dalam

tubuh manusia (drug delivery system).

Filtrasi membran berjalan berdasarkan prinsip yang sederhana yakni senyawa dengan ukuran molekul yang lebih besar dibandingkan pori-pori membran akan tertahan. Proses membran terjadi karena perbedaan driving force seperti perbedaan tekanan, temperatur, potensial listrik, dan konsentrasi atau kecenderungan

kimiawi setiap komponen terhadap membran. Dalam aplikasinya di laboratorium atau pada skala industri, proses filtrasi membran ini dirangkai dalam suatu modul. Modul membran dapat dibedakan untuk membran flat sheet dan untuk membran hollow fiber.

Secara umum, konfigurasi membran dapat diset secara dead-end dan cross-flow filtration. Rangkaian modul membran flat hanya bisa dipasang secara dead-end filtration saja. Untuk membran hollow fiber, proses filtrasi dapat berlangsung dengan teknik pressure driven outside dan pressure driven outside. Penggunaan kedua model aliran filtrasi tersebut dipilih berdasarkan kajian jenis fluida yang akan dipisahkan. Pertimbangannya adalah pada besar kecilnya fluk yang dihasilkan, cepat atau lambatnya fouling terbentuk, dan tingkat selektivitas komponen yang akan dipisahkan.

Secara umum, membran komersial dibuat dengan metode pemisahan fase melalui proses non-solvent induced phase separation (NIPS), (disebut juga metode inversi presipetasi) dan thermally induced phase separation (TIPS). Perbedaan metode solidifikasi membran (NIPS atau TIPS), tentu akan sangat berpengaruh kepada struktur morfologi membran yang dihasilkan. TIPS berbahan polivinil butiral (PVB) sedangkan NIPS berbahan polietersulfon (PES).

Membran telah berhasil memproduksi air bersih sesuai standar air minum

RISET RISET

32 33

Page 18: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

35

dari bahan baku air sumur masyarakat Banda Aceh terkena limpahan air tsunami 2004. Untuk aplikasi dalam pengolahan air limbah, proses filtrasi sudah berhasil menghilangkan sampel sodium alginate sampai 81 persen. Untuk aplikasi dalam bidang pemekatan dan pemurnian protein, membran telah berhasil memurnikan produk tokoferol. Sejumlah hasil penelitian melaporkan keberhasilan pemisahan komponen minor minyak kelapa sawit dengan membran berpori. Grup penelitian Chiu (2009) berhasil memekatkan karoten dari minyak kelapa sawit dari 550 mg/kg menjadi 1000 mg/kg dengan menggunakan membran plat dari polimer polietersulfon 200 Da.

Studi lebih komprehensif dikembangkan oleh Pusat

Pengembangan Bahan Makanan India. Membran komposit poliamida digunakan untuk memisahkan semua komponen minor minyak kelapa sawit, yaitu fosfolipid, tokoferol-tokotrienol, dan karoten. Didapatkan hasil bahwa fosfolipid dapat dipisahkan mencapai 100 persen.

Penelitian skala laboratorium untuk pemekatan larutan tokoferol telah penulis laksanakan dengan menggunakan tiga jenis membran. Dua jenis membran komersial dengan perbedaan berat molekul, dan satu jenis membran yang diproduksi di laboratorium dengan bahan polimer yang sama dengan dua jenis membran komersil. Ketiga jenis membran yang digunakan mampu memekatkan tokoferol sampai 80 persen dalam waktu filtrasi 2 jam.

Saat ini membran menjadi pilihan atraktif untuk pemurnian air, pengolahan air buangan industri, pemisahan gas, pemekatan protein, dan juga untuk produksi minyak tumbuh-tubuhan. Dalam aplikasinya dalam proses pengolahan air, membran mampu menghilangkan seluruh komponen patogenik yang ada dalam air. Mampu menghilangkan total zat padat terlarut sampai di bawah standar baku mutu air minum, dan berhasil menghilangkan parameter kekeruhan sampai di bawah batas angka yang diperbolehkan untuk kesehatan. Jenis membran electrodialysis mampu mengurangi kosnentrasi ion atau unsur dalam air sampai mendekati 100 persen.

Dalam aplikasinya pada industri pemekatan atau pemurnian protein atau komponen minor dari senyawa campuran, aplikasi membran golongan ulrafiltrasi mampu memekatkan jenis larutan tokoferol sampai 95 persen. Berdasarkan data-data hasil penelitian yang telah dilaporkan oleh banyak peneliti, dan juga hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa membran sangat potensial dijadikan alternatif untuk aplikasi pada berbagai industri pemisahan dan pemurnian. []

* Tulisan Riset ini diambil dari pidato Prof. Dr. Nasrul, ST., MT, pada Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor di Unsyiah, Rabu, 26 November 2019 .

RISET

34

Page 19: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

36 37

FAKULTAS FAKULTAS

Target Fakultas Teknik Unsyiah menjadikan lima program studinya sebagai program studi berstandar internasional tidaklah berlebihan.

Terbukti kelima prodi itu, Teknik Kimia, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Geofisika kini telah terakreditasi internasional.

Akreditasi tersebut dikeluarkan oleh Indo-nesian Accreditation Board For Engineering Education (IABEE) di akhir Maret 2020. Proses akreditasi yang dilakukan oleh lem-baga ini setara dengan proses akreditasi yang dilakukan lembaga akreditasi nega-ra-negara yang menjadi anggota Washing-ton Accord.

Kelima prodi di atas berhasil mendapatkan kriteria Provisionally Accredited. Dengan kriteria disiplin yang berbeda, untuk Teknik Sipil dengan kriteria Civil and Similar-ly-named Engineering Programs version 2016. Teknik mesin dengan kriteria Mechanical and Similarly-named Engineering Programs version 2016, Teknik Kimia dengan kriteria Chemical, Biochemical, and Similarly named Engineering Programs version 2016.

Lalu Teknik Elektro kriteria Electrical, Computer, Communications, Telecommu-

pan fasilitas-fasilitas laboratorium.

Pada Maret 2019 lalu, Fakultas Teknik bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia juga sempat mengadakan pelatihan terkait program merancang dan menerapkan kurikulum berba-sis hasil serta konsep pengajarannya. Pelatihan ini sebagai upaya pengembangan sistem OBE di kampus tersebut. Kemudian visitasi lapangan dilakukan pada 28 Oktober 2019 dan pengumu-man hasilnya diberikan tanggal 28 Maret 2020.

Dengan adanya akreditasi ini, alumni dari kelima prodi tersebut memiliki keunggulan yang dapat disetarakan dengan lulusan uni-versitas ternama di dunia yang mengacu ke Washington Accord.

“Sebagai lulusan program studi yang telah terakreditasi IABEE, maka lulusan kita telah memiliki paspor untuk bergabung dengan profesional engineer global yang siap men-gambil peluang karier di manapun,” ucapnya.

Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, IPU menilai, pencapaian ini merupa-kan sebuah kebanggaan kolektif, baik bagi Unsyiah maupun masyarakat Aceh. Sebab akreditasi ini setidaknya menunjukkan bahwa reputasi Unsyiah telah diakui di dunia internasional.

Selama ini, Fakultas Teknik Unsyiah juga telah memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini. Berbagai kajian dan riset yang dihasilkan Fakultas Teknik Unsyiah berhasil menjadi titik terang terhadap berb-agai persoalan bangsa. Baik dalam proses pembangunan maupun mitigasi bencana yang akhir-akhir ini menjadi isu penting dunia internasional.

“Alhamdulillah ini sebuah kebanggaan kita bersama. Karena prestasi ini, nama Unsyiah semakin diperhitungkan. Di sisi lain, pencapa-ian ini juga memotivasi kita untuk terus berbuat lebih banyak bagi bangsa ini,” ucap Rektor. []

LIMA PRODI FAKULTAS TEKNIKRESMI TERAKREDITASI INTERNASIONAL

menjadikan mereka lulusan yang mum-puni dan siap guna.

“Terakreditasi IABEE memastikan lulusan program studi ini memiliki standar kom-petensi yang sesuai, atau melebihi standar internasional untuk pendidikan tinggi teknik yang paling luas diakui Washington Accord,” ucap Taufiq.

Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Iskan-dar, ST., M.Eng.Sc, IPM. juga menjelas-kan persiapan akreditasi IABEE ini telah dimulai sejak awal tahun 2017. Dalam tiga tahun, Tim Akreditasi ini menyusun Auton-omous Professional Profile dan Learning Outcomes serta program kerja dan persia-

nication and Similarly-named Engineer-ing Programs version 2016 dan Teknik Geofisika dengan kriteria Earth and Energy Engineering Programs 2018.

Dekan Fakultas Teknik Unsyiah Dr. Ir. Taufiq Saidi., M.Eng. IPU. menjelaskan, akreditasi internasional ini merupakan yang pertama kalinya di Unsyiah. Pers-yaratan untuk mendapatkan akreditasi ini juga tidak mudah. Untuk akreditasi internasional, program studi perlu mengubah orientasi pendidikannya dari berorientasi input dan proses menjadi pendidikan berbasis capaian pembelaja-ran. Orientasi ini menurutnya lebih sesuai dengan kecenderungan global pendi-dikan tinggi saat ini.

Ada banyak kriteria yang harus dipenuhi, misalnya program studi harus mener-apkan Outcome-Based Education (OBE) berbasis hasil yang memastikan ma-hasiswa mencapai hasil pembelajaran tertentu (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang diperlukan untuk praktik profesi teknik setelah lulus menjadi sarjana teknik. Di konsep OBE, program studi memberikan perhatian penuh bagi mahasiswa terkait apa pencapaian yang dapat diraih setelah kelulusan, sehingga

Page 20: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

38 39

ENGLISH

community quarantine lawfully in the city of Banda Aceh to control and prevent the transmission of covid-19.

Therefore, the rector of the university decided to shift the conduction of disruptive classes to e-learning program in the campus. Now, all of my classes are conducted online which is also done to examinations, paper presentations, and discussions. All students were asked to stay at home, keeping themselves safe and maintain healthy life. Furthermore, the university is distributing foods three times a day (for three regular meals) and hand sanitizer for students. Those efforts are done in order to prevent covid-19 cases.

In my motherland, Yemen, thankfully the covid-19 has not appeared yet. But the Yemeni government and the populace of Yemen remains vigilant and safeguards themselves from getting the virus by maintaining proper hygiene and practice healthy lifestyle. I hope that this pandemic will be over soon so that schools and universities will open again and life will back to its normal way. []

STUDYEXPERIENCE DURINGCOVID-19 CASE IN ACEH

SEBA AL-GUNAID

Everything was fine until the coronavirus outbreak came. Under the pretext of preventing further the infection, the Indonesian

officials shut down the city of Banda Aceh completely. All the institution such as schools and universities are closed even public transportation. The residential committee in my neighborhood has been monitoring activities in common areas and prohibiting residents from leaving their houses except for emergency. In public areas such as mall, bank and supermarkets the managers demanded to check body temperatures of all residents every day. Now, the whole community relies on the internet connection to study through online class, order food and other commodities through online shopping platform, for instance Grab.

Let me introduce myself, my name is Seba Al-Gunaid. I study at Medicine Faculty of Unsyiah, started in 2018. I got to know Unsyiah after I lived at Jakarta for one year and Unsyiah is considered as one of the best

universities in Indonesia. Currently, Syiah Kuala University is taking steps forward to internationalization program by accepting and offering scholarships to prospect foreign students to achieve a degree at the university and/or learn Bahasa Indonesia and Culture through Darmasiswa Program. This is why I decided to continue my study at Unsyiah, Aceh, Indonesia.

Before the coronavirus attack, I was studying in Unsyiah like everybody else students such as attending regular classes that have selected on KRS online, attending laboratory class for practices, taking paper and non-paper based examinations, making group assignments and studying together with friends. During that time, I felt comfortable to study in that way especially it is an Islamic country and employs Shari’ah as core law. It is very convenient to me. Moreover, the people of Aceh are very welcoming for foreigner like us in which I never have felt being nostalgic. But when this pandemic occurred, the Indonesian Government officials implored

Name: Seba AL-GunaidOrigin: YemenStatus: International Students of Medicine Faculty, Universitas Syiah KualaDate & Place of Birth: 24-01-1998 Yemen, Taiz CityEmail: [email protected]

ACHIEVEMENTSInternational student of Universitas Syiah Kuala (2018)

Alumni of Darmasiswa Program at Universitas Indonesia (UI) 2017

Outstanding Student Awarded by General Directorate of Education at Madinah, Saudi Arabia, for outstanding performance and high marks of Aptitude test.

Scholastic Achievement Admission Test (Science): The National Center for Assessment in Higher Education, Saudi Arabia (Marks: 91out of 100).

WRITER INFORMATION

Page 21: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

40 41

MUTU MUTU

Merebaknya wabah Covid-19 (corona virus disease) sejak awal tahun 2020, menyebabkan banyak negara melaksanakan

imbauan untuk tetap tinggal di rumah (stay at home), bekerja dari rumah (working from home), dan belajar dari rumah (learning/studying from home). Meluasnya wabah Covid-19 ini menyebabkan kampus diliburkan, kegiatan belajar mengajar dan praktikum yang melibatkan secara langsung mahasiswa dan dosen ditiadakan. Begitu juga kegiatan penelitian dibatasi demi keamanan dan kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di lapangan juga tidak dapat dilakukan.

Organisasi PPB terkait pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan (UNESCO) menyebutkan lebih dari 850 juta siswa tidak dapat belajar di sekolah akibat merebaknya serangan virus Covid-19. Hal ini juga terjadi di Jepang, Australia, Cina, Amerika, dan negara Eropa sehingga efektifitas kegiatan akademik seluruh kampus hampir satu semester diestimasikan tidak dapat sempurna berjalan.

keluhan bahwa materi yang diberikan sulit dipahami dan tugas yang dibebani lebih rutin dibandingkan kuliah tatap muka. Namun hal yang paling mendasar terutama yang dialami mahasiswa di daerah adalah ketersediaan jaringan internet maupun kemampuan dalam pengadaan paket internet yang memerlukan biaya tambahan.

Demikian halnya juga dosen, guna menjalankan proses pembelajaran online ini juga harus rela menggunakan fasilitas pribadi internet berbayar. Beberapa paket online yang tersedia ternyata cukup mahal, misalnya paket kuliah berbasis video/teleconference.

Terlepas dari permasalahan teknis di atas, satu pertanyaan yang harus diperhitungkan dalam menjalankan proses pembelajaran/perkuliahan online adalah, “Apakah mutu pembelajaran/perkuliahan dapat dipenuhi melalui pembelajaran online ini?”

Hasil kajian dan pengalaman perguruan tinggi menunjukkan perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem pembelajaran/perkuliahan online agar tujuan pembelajaran dapat dipenuhi semaksimal, antara lain dengan melakukan:

Persiapan matang dalam menyusun jadwal perkuliahan online serta pemilihan teknik komunikasi yang digunakan selama proses perkuliah sehingga tidak monoton.

Pemantauan terhadap keterlibatan mahasiswa dalam proses perkuliahan online tidak hanya terikat pada absen online, tetapi juga dipantau melalui keaktifan atau frekuensi mahasiswa dalam mengunjungi website yang dianjurkan atau inisiatif mahasiswa

MENGAWAL MUTU PEMBELAJARAN ONLINE DI TENGAH PANDEMI COVID-19

maupun variasinya termasuk mengendalikan mahasiswa agar tidak bosan dan terbebani dengan tugas online yang monoton.

Kesiapan mahasiswa terutama dalam merespon sistem pembelajaran online. Keterlibatan langsung mahasiswa hanya dapat dipantau dari absen atau saat online dengan waktu yang sangat terbatas dan tidak dapat dilakukan pemantauan menyeluruh layaknya kuliah di dalam ruangan.

Kesiapan layanan akademik dalam mendukung pelaksanaan sistem pembelajaran online. Hal ini penting mengingat kemampuan dosen dalam menjalankan kuliah online masih bervariasi, sehingga dukungan aktif dari tim teknis akademik sangat diperlukan.

Sistem penilaian terhadap penguasaan materi perkuliahan, tugas, praktikum serta perubahan sikap dan perilaku (perubahan tingkah laku mahasiswa yang diharapkan) akibat perkuliahan online sebagaimana diharapkan sebagai tujuan dari proses pembelajaran masih perlu dikembangkan.

Untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan sistem pembelajaran online di atas, diperlukan kebijakan internal dan sistem evaluasi mutu pelaksanaannya, sehingga memenuhi tujuan utama dari proses pembelajaran itu sendiri. Untuk itu, perlu dilakukan evaluasi apakah beban dosen dan mahasiswa akibat penerapan sistem pembelajaran online ini semakin berat atau sebaliknya.

Secara umum bila dilihat dari sisi mahasiswa, sebagian besar merasa senang karena proses pembelajaran dapat mereka terima di mana saja dan kapan saja di luar kampus. Sisi lain ada

dalam mengembangkan referensi bacaan yang dianjurkan.

Pengembangan sistem penilaian/evaluasi mahasiswa sehingga mampu mewakili sisi perubahan perilaku tidak saja dari kemampuan mahasiswa dalam merespon materi perkuliahan secara teknis.

Meningkatkan kemampuan pelayanan materi perkuliahan online sehingga lebih menarik dan tidak membosankan peserta perkuliahan online.

Perlu memberi perhatian khusus untuk peserta perkuliahan yang memiliki kendala teknis dalam menjalankan perkuliah online, misalnya ketersediaan laptop atau jaringan internet di daerah.

Perguruan tinggi perlu memberi dukungan teknis kepada dosen dan mahasiswa dalam penerapan pembelajaran online dari rumah (e-learning progeam from your home).

Patut disyukuri dalam proses pembelajaran berbasis online ini, Unsyiah telah mempersiapkan diri jauh sebelum merebaknya wabah Covid-19, sehingga secara teknis dapat dijalankan. Melalui kerja sama antara pimpinan unit kerja di tingkat fakultas dan rektorat, dosen, mahsiswa, dan tendik perlu terus diupayakan agar mutu dan tujuan pembelajaran dapat tercapai maksimal.

Sistem pembelajaran/perkuliahan online telah menjadi pilihan dan alternatif yang sangat berguna terutama dalam kondisi sekarang ini. Seluruh pihak diharapkan dapat ikut bertanggung jawab mempertahankan mutu pembelajaran/perkuliahan. Semoga pandemik Covid-19 ini segera berlalu sehingga sistem pembelajaran blended learning program (BLP) dapat dilaksanakan kembali. []

Di Indonesia, penyebaran virus Covid-19 sangat cepat dan tak terkecuali menyerang kota besar pusat pendidikan tinggi, khususnya di Pulau Jawa. Di Universitas Syiah Kuala, melalui Surat Edaran Rektor telah mengatur proses pelaksanaan kegiatan akademik selama pandemik Covid-19 dengan mengaktifkan kegiatan belajar mengajar dan admimistrasi secara online.

Di tengah kondisi yang sulit melakukan pertemuan tatap muka, sistem pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi teryata sangat bermanfaat. Sistem pembelajaran online sangat mendukung, terlebih lagi saat ini terdapat banyak pilihan aplikasi yang menjadi alternatif ketika perangkat atau fasilitas online kampus

belum memadai untuk mendukung pelayanan proses pembelajaran dan administrasi berbasis online.

Berdasarkan pengalaman perguruan tinggi yang menjalankan sistem pembelajaran jauh dengan metode e-learning, terdapat faktor penyebab mengapa metode ini tidak berjalan efektif layaknya kuliah tatap muka. Penyebab itu antara lain:

Belum meratanya kesiapan perguruan tinggi menyediakan perangkat dan fasilitas infrastruktur IT dalam melayani proses perkuliahan dan adminsitrasi online.

Kesiapan tenaga pengajar menyediakan materi kuliah online baik kelengkapan

Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.ScKepala Pusat Pengembangan Sistem Manajemen Mutu

LP3M Unsyiah/ Dosen Fakultas Pertanian Unsyiah

Page 22: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

42 43

RELIGIA RELIGIA

Mewabahnya virus bukan hanya kali ini saja dialami oleh umat manusia. Jauh sebelum Covid-19 menyerang banyak

negara, pandemi flu spanyol pernah mewabah di tahun 1918 silam. Mewabahnya virus ini menelan banyak korban. Bahkan dalam literasi sejarah disebutkan, virus ini berlangsung selama dua tahun dan terjangkit di banyak negara.

Pandemi virus layaknya Covid-19 atau flu spanyol, ternyata bukan hanya dialami umat manusia di era moderen, Jauh sebelum itu, di masa kenabian virus berbahaya juga pernah menyerang dan mewabah secara masif. Di zaman Rasulullah Saw, wabah shirawayh merupakan wabah pertama dalam sejarah Islam yang terjadi di Al-Madain, pusat pemerintahan Persia, pada tahun 627-628 M. Selain itu, di masa kenabian juga terjangkit beberapa wabah yang mengkhawatirkan kehidupan masyarakat kala itu. Penyakit-penyakit tersebut seperti kusta, thaun, kudis, cacar air, hingga campak.

Pandemi yang terjangkit dari penyakit tersebut memang tidak mematikan, tetapi penularan yang sangat cepat memberikan dampak besar bagi masyarakat kala itu. Contohnya seperti wabah penyakit kusta yang membuat kulit penderitanya

riwayat Ahmad, “Dari ‘Abd Allah Ibn Mas’ud, ia berkata, ‘Rasulullah Saw berdiri di hadapan kami, lalu bersabda, ‘Tidak ada sesuatu yang dapat menulari yang lain.’ Kemudian seorang Arab pedalaman berdiri, ia membantah, ‘Wahai Rasulullah, awal mula kudis menyebar itu lewat mulut atau ekor seekor unta, lalu menyebar hingga unta yang lain mengalami kudis.’ Kemudian Rasulullah Saw bersabda, ‘Lantas, siapa yang menulari unta yang pertama tadi?’”

Dari kisah di atas, Rasulullah bertindak dengan menanyakan siapa yang menulari unta pertama kali. Langkah ini untuk mencari mata rantai pertama yang terinfeksi sehingga dapat menanggulangi wabah kudis tersebut. Bahkan juga untuk menelusuri siapa-siapa saja orang terdekat yang telah berinteraksi, sehingga dapat diobati lebih awal sebelum mengalami kondisi lebih parah.

Jika dikaitkan dengan kondisi sekarang, cara Rasulullah Saw ini layaknya rapid test yang mencari lebih dini siapa saja yang telah berinteraksi dengan penderita positif corona. Cara ini menjadi langkah awal untuk menekan penyebaran penyakit agar tidak semakin luas, sekaligus menekan jumlah penderita positif.

Kisah-kisah Nabi ini sepatutnya direnungi bersama. Bahwa, dalam Islam dan perjalanan kehidupan Nabi telah mengajarkan hal-hal kecil yang layak untuk diteladani. Islam menjadi agama yang begitu komplit yang mengajarkan banyak hal. Tugas setiap insan untuk mencari dan menggali pelajaran terdahulu, agar menjadi bekal di masa sekarang. Termasuk juga saat menangani pandemi Covid-19. Sudah sepatutnya setiap muslim mengambil pelajaran dan hikmah dari sejarah masa lalu. []

Di zaman sekarang, cara Nabi Muhammad Saw menghadapi wabah kusta dan thaun layaknya physical distancing yang saat ini diterapkan banyak negara di dunia. Langkah ini dianggap mampu mengurangi tingkat penyebaran penyakit, sehingga dapat memutuskan rantai penularan. Ternyata konsep ini telah diterapkan Nabi sejak berabad-abad silam dan efektif menanggulangi pandemi kala itu.

Sama halnya ketika Nabi dihadapkan dengan mewabahnya penyakit kudis. Penyakit ini menyebabkan gatal di kulit yang disebabkan oleh kutu kecil yang bersarang di dasar kulit. Dalam hadis

mengkerut. Bakteri menggerogoti bagian tubuh hingga berubah bentuk.

Saat itu, Rasulullah Saw mengatasi kusta dengan menghindari penyebabnya dan menjaga jarak fisik dengan penderita. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dijelaskan, “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.”

Begitu juga ketika wabah thaun terjangkit. Penyakit ini berasal dari bakteri dan

membuat penderita mengalami pembengkakan parah di kulit, hingga menyebabkan kematian. Penularannya juga termasuk sangat cepat. Untuk memutuskan mata rantai penyakit ini, pada masa itu dilakukan karantina wilayah. Dalam hadis riwayat Al-Bukhari dijelaskan, “Dari Usamah Ibn Zaid, ia bercerita kepada Sa’d dari Nabi Saw, beliau bersabda, ‘Apabila kalian mendengar thaun di suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke dalam negeri itu. Namun, jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut.”

CARA NABI MENGHADAPI WABAH PENYAKIT

Page 23: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

44 45

Kantor Urusan Internasional

(KUI) atau sering disebut Office

of International Affairs (OIA)

merupakan salah satu unit

kerja atau UPT (Unit Pelaksana Teknis) di

Universitas Syiah Kuala. OIA berdiri sejak

tahun 2009 yang pertama kali dikepalai

oleh Dr. Yunardi, dosen Fakultas Teknik

Kimia Unsyiah. Saat ini, OIA dipimpin oleh

Dr. Muzailin Affan M.Sc, dosen Fakultas

MIPA Unsyiah, sejak tahun 2016. Melalui

OIA, diharapkan Unsyiah dapat lebih fokus

menuju World Class University.

Kantor OIA bertugas menangani setiap kegiatan berskala internasional. Dalam hal ini, OIA ikut membantu perancangan dan pengembangan kerja sama dengan universitas atau institusi asing. Sampai saat ini, Unsyiah memiliki MoU atau dokumen kerja sama dalam jumlah yang cukup besar. Universitas atau institusi

OIA SEBAGAI PINTULUAR NEGERI UNSYIAH

SEPUTAR OIA SEPUTAR OIA

webinar mengenai Scholarship Day seri negara Jerman. Webinar ini diadakan secara langsung di dua negara yaitu Indonesia dan Jerman. Webinar ini mengundang dua pemateri, salah satunya alumni Unsyiah yang saat ini sedang menempuh pendidikan master di Jerman. Webinar ini dilangsungkan melalui Google Meet pada 8 Mei lalu.

Melalui OIA, Unsyiah secara rutin mengirim mahasiswa belajar ke luar negeri dan menerima mahasiswa asing yang ingin belajar di Unsyiah. Selama ini, Unsyiah bersama universitas dari berbagai negara memiliki program regular, seperti Malaysia (Student

Exchange di Universiti Utara Malaysia, Universiti Teknologi Mara, Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia, Universiti Malaya, International Islamic University Malaysia, dsb), Amerika Serikat (Visiting Scholar Program di Oberlin College), Turki (Mevlana Exchange Program for Academic Staff and Student di Suleyman Demirel University) dan Jepang (Student Exchange di Kobe University).

OIA juga ikut membantu dokumen izin tinggal peneliti yang melakukan program riset atau joint riset dengan dosen Unsyiah. Hal sama juga berlaku bagi mahasiswa atau peserta asing yang ingin menempuh program magang di Unsyiah. Sebaliknya, OIA juga menangani kegiatan magang internasional yang ingin ditempuh mahasiswa Unsyiah ke luar negeri.

Pada tahun 2019, Unsyiah bekerja sama dengan IMT-GT Uninet sukses menjalankan program magang internasional yang menempatkan mahasiswa di kantor CIMT (Centre for Indonesia-Malaysia-Thailand Subregional Cooperation), Putrajaya, Malaysia selama satu bulan. Pada awalnya, OIA menyusun program, menyeleksi mahasiswa, dan mengkoordinasikan jalannya program.

Ke depannya, OIA masih ingin melanjutkan Program Magang Internasional bekerja sama dengan IMT-GT. Selain magang di kantor CIMT, Unsyiah melalui OIA mengurus mahasiswa magang dari Fakultas Pertanian yang ditempatkan di kebun Superfrutits Project selama satu bulan. Program ini bekerja sama dengan UiTM Perlis Malaysia dan Perusahaan Fig Direct Malaysia. Magang ini tidak hanya

berlaku bagi mahasiswa saja, tetapi staf OIA juga mengikuti magang selama dua minggu di tempat yang sama. Sebaliknya, mahasiswa Malaysia juga mengikuti magang di kebun tin Unsyiah selama dua minggu.

OIA juga merancang program KKN internasional. Awalnya, program ini sebatas di negara Malaysia saja. Namun dalam perjalanannya, program ini dirancang juga berlangsung di Thailand. KKN Internasional sudah terlaksana selama tiga periode mulai tahun 2018.

Masih banyak program OIA lainnya, seperti kelas bahasa Indonesia yang diperuntukkan bagi mahasiswa asing. Selain itu juga ada kelas bahasa asing, seperti bahasa mandarin, Arab, Inggris, Jerman, Perancis, hingga bahasa Jepang. OIA juga menyelenggarakan program Darmasiswa, kuliah tamu, workshop konferensi internasional, IMT-GT Varsity

Carnival, summer camp, kompetisi sains internasional, Korea Days, dan sebagainya.

OIA memiliki peran penting memperkenalkan lebih luas Unsyiah kepada universitas di luar negeri dan mengajak calon mahasiswa asing untuk belajar ke Unsyiah. OIA sukses menyelenggarakan pameran pendidikan internasional di beberapa negara, seperti di Korea, Thailand, Taiwan, dan beberapa negara lainnya.

OIA memegang hampir sepenuhnya kunci kesuksesan untuk memosisikan Unsyiah di tingkat global agar kampus ini semakin dikenal masyarakat internasional. Ini menjadi modal agar mereka tertarik bekerja sama dan melanjutkan perkuliahan di Unsyiah. []

tersebut tidak hanya berasal dari Asia, bahkan juga dari Eropa. Website MoU kerja sama Unsyiah dapat diakses melalui http://mou.unsyiah.ac.id/

Sejak Unsyiah memiliki kerja sama dengan banyak universitas serta institusi penyedia beasiswa, OIA secara rutin melaksanakan kegiatan berbagi informasi

terkait beasiswa dan belajar di luar negeri. Biasanya OIA bekerja sama dengan CDC Unsyiah rutin melaksanakan seminar scholarship day. Pameran ini menyediakan berbagai informasi tentang universitas dan beasiswa. Juga ada penyelenggaraan seminar tentang bagaimana cara mendapatkan beasiswa dan belajar di luar negeri. Seminar ini menghadirkan

narasumber terbaik yang juga alumni dari universitas luar negeri, baik dari Asia, Eropa, Australia, dan Amerika.

Di masa Covid-19, OIA tidak hanya melaksanakan kegiatan serupa. OIA bekerja sama dengan Ikatan Alumni Jerman Aceh (IMAN) dan Persatuan Alumni Jerman Aceh (PAAJ) sukses menggelar

Page 24: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

46 47

KABAR

TEUKU REZA FERASYIDEKAN BARU FKH UNSYIAH*Pemilihan dilakukan secara daring

Teuku Reza Ferasyi terpilih menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (FKH Unsyiah) periode 2020-2024.

Menariknya, pemilihan dekan ini dilakukan dalam rapat senat online melalui video conference, Kamis 16 April 2020.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.IPU mengatakan, pemilihan dekan secara daring (online) merupakan kali pertama dilakukan Unsyiah. Ini adalah bagian dari penerapan physical distancing untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19), terutama di lingkungan kampus. Para peserta pemilihan berada di lokasi berbeda yang terhubung video conference melalui aplikasi Zoom. us.

“Dalam kondisi terbatas ini, Unsyiah semaksimal mungkin memanfaatkan teknologi agar seluruh proses tugas dan akademik tetap berjalan lancar,” ujar Prof. Samsul.

Ia mengatakan sesuai surat edaran yang dikeluarkan, Unsyiah membatasi kegiatan yang mengumpulkan massa lebih dari sepuluh orang. Oleh sebab itu, pemilihan dekan dilakukan secara daring dan Unsyiah juga akan terus mengembangkan sistem perkuliahan secara online untuk menekan penyebaran virus Covid-19.

Dalam pemilihan ini, terdapat dua calon yang diusung yaitu drh. Teuku Reza Ferasyi, M.Sc., Ph.D dan Prof. Dr. drh. Tongku Nizwan Siregar, M.P. Pemilihan ini dipimpin oleh Ketua Senat FKH, Dr. drh. M. Nur Salim, M.P, yang berlangsung lancar dan lebih cepat

dari jadwal yang ditentukan. Awalnya, pemilihan ditargetkan berlangsung selama dua jam, tetapi dalam perjalanannya pemilihan hanya berlangsung selama satu jam. Ini dikarenakan senat FKH secara mufakat menyetujui secara aklamasi Teuku Reza Ferasyi sebagai dekan terpilih.

Teuku Reza mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Proses pemilihan yang berlangsung lancar, damai, dan sejuk ini diharapkannya menjadi momentum untuk membangun FKH. Ia juga berjanji akan terus meningkatkan SDM dan kepakaran para dosen sesuai bidang ilmu yang digeluti. Terlebih lagi dalam kondisi pandemi Covid-19 yang membutuhkan kerja keras dan perhatian bersama untuk menyelesaikannya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada dekan terdahulu, Dr. drh. Muhammad Hambal yang telah membangun kampus FKH menjadi salah satu yang terfavorit dan terbaik di Unsyiah.

“Dengan kondisi fakultas kita yang lebih baik, menjadi penyemangat bagi sivitas akademika untuk berkontribusi lebih maksimal lagi,” pungkas Reza.

Sementara itu, pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dilakukan di Gedung AAC Dayan Dawood Darussalam Banda Aceh, pada Rabu 22 April 2020. Pelantikan diikuti terbatas civitas akademika dengan menerapkan physical distancing untuk mengantisipasi penyebaran virus covid-19. []

Kita akan terus bertopeng menyembunyikan cerita gaib dalam gerak roda kehidupanAkankah dirimu tahu?betapa kejam cinta dikurung dalam bilik rumahmuWalau hanya sekadar rindu pada sajadah yang terhampar di arah kiblat pada mihrab masjid dekat rumahkuatau sekadar mengunjung rahim yang meneteskan darah kelahiranmu

Kita akan terus bertopeng menahan cekam dan angkaraTapi jangan kau bertopeng untuk

Topengmenipu hati yang luguKarena itu adalah pengkhianatan para pecundang

Kita akan terus bertopeng hingga momok ini telah benar-benar sunyidan bangun dalam rasa linglung bahwa kehidupan sudah rentet dengan cerita-ceritayang lepas dari nalar warasmuMana topengmu? PakailahKarena kini topeng itu lebih baik bagimu.

***

Alfizar, SP.Kepala Sub Bagian Anggaran

Penerimaan Negara Bukan Pajak,

KPA Unsyiah

SASTRA

Page 25: MENGUATKAN INSTITUSI DI SAAT PANDEMIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/Warta-April-2020.pdf · Tinggi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc. DIC. Ph.D, saat rapat daring dengan perguruan

48