mekan absorbsi
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 mekan absorbsi
1/3
Absorpsi didefinisikan sebagai masuknya obat dari tempat pemberiannya ke dalam
plasma. Kecuali pemberian I.V. dan inhalasi, hampir semua obat harus masuk ke dalam
plasma sebelum mencapai tempat kerjanya dan oleh karena itu obat harus mengalami
absorpsi lebih dahulu. Terdapat beberapa cara pemberian obat yaitu : 1. Sublingual, 2. Per
oral, 3. Per rectal, 4. Pemakaian pada permukaan epitel ( kulit, kornea, vagina, mukosa
hidung ), 5. Inhalasi, 6. Suntikan ( subkutan, intramuskuler, dan intratekal ).
Absorbsi sebagian besar obat secara difusi pasif, maka sebagai barier absorbsi adalah
membran epitel saluran cerna yang seperti halnya semua membran sel epitel saluran cerna ,
yang seperti halnya semua membran sel ditubuh kita, merupakan lipid bilayer.Dengan
demikian , agar dapat melintasi membran sel tersebut, molekul obat harus memiliki kelarutan
lemak (setelah terlebih dulu larut dalam air).
(Farmakologi dan Terapi edisi 5, 2007)
Absorpsi obat melalui saluran cerna :
Sublingual. Absorpsi obat langsung melalui rongga mulut kadang-kadang diperlukan
bilamana respons yang cepat sangat diperlukan, terutama bila obat tersebut tidak stabil pada
keadaan Ph lambung atau dimetabolisme oleh hepar dengan cepat.
Per oral. Sebagian besar obat diberikan melalui mulut dan ditelan. Beberapa obat
( misalnya: alcohol dan aspirin ) dapat diserap dengan cepat dari lambung, tetapi kebanyakan
obat diabsorpsi sebagian besar melalui usus halus. Absorpsi obat melalui usus halus,
pengukuran yang dilakukan terhadap absorpsi obat baik secara in vivo maupun secara in
vitro, menunjukan bahwa mekanisme dasar absorpsi obat melalui usus halus ini adalah secara
transfer pasif. Di mana kecepatan obat ditentukan oleh derajat ionisasi obat dan lipid
solubilitas dari molekul obat tersebut.
Pemberian obat secara rectal dapat dipakai baik untuk mendapatkan efek local
maupun untuk efek sistemik. Obat obat yang diabsorpsi melalui rectum masuk ke sirkulasi
sistemik tanpa melalui hepar. Hal ini dapat mengguntungkan bagi obat-obat yang dengan
cepat menjadi inaktif bila melewati hepar (missal : progesterone, tetosteron . alas an lain
memberikan obat secara rectal adalah untuk menghindari efek iritasi obat pada lambung (
misalnya : obat antiradang ). Cara ini dapat juga digunakan untuk pasien yang muntah-
muntah atau pasien yang tidak bias menelan pil atau tablet. Absorpsi obat melalui rectum ini
sering bersifat irregular dan tidak sempurna, serta banyak juga obat yang mengiritasi mukosa
rectum.
Pemberian obat perkutan. Kebanyakan obat sangat sedikit yang dapat diabsorpsi
melalui kulit yang utuh, karena kelarutan dalam lemak obat-obat tersebut terlalu rendah.
-
7/27/2019 mekan absorbsi
2/3
Dalam praktek klinik pemberian obat pada kulit dilakukan terutama bila diperlukan efek local
pada kulit. Namun absorpsi yang cukup bias juga terjadi dan menyebabkan efek sistemik.
Pemberian obat secara suntikan intravena. Pemberian obat secara intravena adalah
cara yang paling cepat dan paling pasti. Suatu suntikan tunggal intravena akan memberikan
kadar obat yang sangat tinggi yang pertama-tama akan mencapai paru-paru dan kemudian ke
sirkulasi sistemik. Kadar puncak yang mencapai jaringan tergantung pada kecepatan suntikan
yang harus diberikan secara perlahan-lahan sekali. Obat-obat yang berupa larutan dalam
minyak dapat menggumpalkan darah atau dapat menyebabkan hemolisa darah, karena itu
tidak boleh diberikan secara intravena.
Pemberian obat suntikan subkutan. Suntikan subkutan hanya bias dilakukan untuk
obat-obat yang tidak menyebabkan iritasi terhadap jaringan karena akan menyebabkan rasa
sakit hebat, bnekrosis dan pengelupasan kulit. Absorpsi melalui subkutan ini dapat pula
bervariasi sesuai dengan yang diinginkan.
Pemberian suntikan intramuskuler ( IM ). Obat- obat yang larut dalam air akan
diabsorbsi dengan cepat setelah penyuntikan IM. Umumnya kecepatan absorpsi setelah
penyuntikan pada muskulus deloid atau vastus lateralis adalah lebih cepat dari pada bila
disuntikkan pada gluteus maximus. Pemberian suntikan intra-anterial. Kadang-kadang obat
disuntikan ke dalam sebuah arteri untuk mendapatkan efek yang terlokalisir pada jaringan
atau alat tubuh tertentu. Tetapi nilai terapi cara ini masih belum pasti. Kadang-kadang obat
tertentu jug a disuntikan intraarteri untuk keperluan diagnosis. Sutikan intraarteri harus
dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli. Pemberian suntikan intratekal. Dengan cara ini
oabt langsung disuntikkan ke dalam ruang subaraknoid spinal. Suntikan intratekal dilakukan
karena banyak obat yang tidak dapat mencapi otak, karena adanya sawar darah otak.
( dr.sjamsuir munaf,1994 )
Pemberian suntikan intra-peritonial. Rongga peritoneum mempunyai permukaan absorpsi
yang sangat luas sehingga obat dapat masuk ke sirkulasi sistemik secara cepat. Cara ini
banyak digunakan di laboratorium tetapi jarang digunakan di klinik karena adanya bahaya
infeksi dan perlengketan peritoneu.
( dr.sjamsuir munaf,1994 )
Tim departemen Farmakologi FKUI.2007.Farmakologi dan Terapi. FKUI:Jakarta.
Katzung, Bertram g. 1986.Farmakologi dasar dan klinik. Salemba Medika:Jakarta.
Anonim.1995.Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI:Jakarta.
-
7/27/2019 mekan absorbsi
3/3