presentasi absorbsi nicholas hadi
DESCRIPTION
Presentasi AbsorbsiTRANSCRIPT
AbsorbsiNicholas Hadi 1006706334
Definisi Absorbsi : Proses penyerapan dan
disolusi suatu komponen gas ke dalam solvent (pelarut berfasa cair).
Absorpsi terdiri dari absorbat yaitu gas yang terkontaminasi (absorbat) dan cairan (absorben) yang akan didifusi oleh gas pencemar tersebut.
Menara Absorbsi
Jenis Jenis Isian Kolom
Tipe Absorber 1. Spray-Towers 2. Packed-Bed 3. Tray-Towers
Faktor-faktor yang mempengaruhi Suhu Tekanan Densitas Luas Permukaan Waktu yang
dibutuhkan Ukuran Packing Bentuk Packing
Viskositas Laju Alir Gas Laju Alir Cair
Neraca Massa
HTU & NTU HTU -> Heat Transfer Unit
NTU -> Number of Transfer Unit
Cont’ Hubungan dalam perhitungan HTU dan
NTU secara rumus apabila diketahui tinggi menara yang dianggap sebagai z adalah:
Packed Column Design Countercurrent Gas
and Liquid Contacting Liquid/Gas
Interface on Packing Packing Types: - Random - Structured
Design Tray Columns
Dilute System ->
Untuk sistem non-linear
Number of Equilibrium Stages
Limiting Case (L/V)min
Operating line with termination on equilibrium line, require infinite stages
(L/V)des = (L/V)min (multiple) Design terminal point is based on mass
balance, for less than equilibrium stages :
Packing Pressure Drop Contacting Efficiency in absorber Surface Area Limiting Condition
Skematisasi Absorpsi-Desorpsi
Prinsip Kerja Absorpsi1. Pembentukan sistem campuran 2
fasa : Gas/ Uap sebagai Absorbat dengan cairan sebagai Absorben
2. Perpindahan massa di daerah antar-muka antara gas tang tidak didinginkan dengan larutan penyerap
3. Proses pemisahan dari fasa-fasa : gas bersih yang diinginkan keluar pada kolom pertama dan gas lainnya pada kolom kedua, sedangkan cairan penyerap disirkulasikan
Jenis-Jenis Absorpsi Absorpsi Larutan Fisika Absorpsi Reaksi Berbalik Absorpsi Tak-dapat-berbalik
Pemilihan Absorben untuk “Asam Lemah”
Pemilihan Konfaktor Fungsi Utama dari konfaktor absorpsi
gas adalah untuk memberikan sejumlah luasan permukaan cairan tertentu untuk dapat berkontak dengan fasa gas dalam menara absorpsi
Bahan : logam, keramik, plastik, komposit, dll
Bentuk : disesuaikan dengan pressure drop di sepanjang kolom
Jenis-Jenis Konfaktor
Cont’
Kesetimbangan Fasa Kesetimbangan absorpsi lebih sering
dihubungkan dengan Hukum HENRY, walaupun kadangkala tidak selalu tepat, karena zat absorptif (absorbat) berada di atas suhu kritiknya:
Koefisien HENRY (Ha,s ) bergantung pada kedua sifat-sifat alamiah dari absorbat a maupun absorben atau pelarut s (sering disebut juga sebagai zat
pencuci).
Cont’ Koefisien Absorpsi Bunsen yang sering
digunakan adalah: ; pada
Fraksi molar pada fasa cair
Cont’ Jika kedua persamaan tersebut
dimasukkan ke hukum Henry:
Konsep Perhitungan Jumlah Tahap KesetimbanganAnalogi dengan operasi DISTILASI, jumlah tahap kesetimbangan yang diperlukan untuk proses separasi dalam kolom ABSORBER ataupun STRIPPER dapat ditentukan secara grafis dalam diagram y x (analog dengan diagram McCabe-Thiele).Dalam hal ini, modifikasi konsentrasi X,Y harus dilakukan (sebagai ganti penggunaan x, y) karena: Gas umpan terdiri dari gas INERT t G dan ABSORBAT (absorptif).
Dalam perjalanan ke puncak kolom, absorbat mengalami “penyisihan” atau “pengurangan” dari gas inert dan
akibatnya: jumlah gas mengalami penurunan. Analogi seperti di atas, dengan fenomena sebaliknya, jumlah fasa
cair mengalami “kenaikan” selama proses absorpsi. Dalam hal ini, rasio cairan terhadap gas () akan terus berubah dan, akibatnya, garis operasi menjadi “melengkung”.
Permasalahan garis operasi yang melengkung seperti di atas, dapat diselesaikan dengan cara menggunakan suatu konsentrasi dengan jumlah absorbat yang terikat dengan jumlah gas INERT “murni” dan PELARUT “murni” pula, sebagai berikut:
Konsep Absorpsi Isotermal Untuk Absorpsi Isotermal, kesetimbangan dapat
diungkapkan dengan hukum Henry ( y vs x )
Garis Operasi dan Garis Kesetimbangan
Distilasi vs AbsorpsiPersamaan : Proses berlangsung di dalam kolom/menara dengan fasa gas dan cairan
yang mengalir secara beralawanan arah (counter-current flow) Kedua fasa (cairan dan uap (gas)) berada dalam kesetimbangan/kondisi
jenuh. (fase gas berada dalam kisaran Titik Embun (dew point) dan fase cair berada dalam kisaran Titik Uap (Boiling Point). Perpindahan massa terjadi di antara kedua fase tersebut.
Perbedaan : Kondisi kedua “ends” dari kolom distilasi berbeda dengan kolom
Absorpsi / Desorpsi. Pada Absorpsi cairan yang masuk & gas yang keluar tidak saling berhubungan. Pada Distilasi , cairan yang masuk ke bagian atas adalah bagian dari sistem kesetimbangan cairan.
Fenomena berpasangan “coupling” antara bagian atas dan bawah dari Menara/Kolom Distilasi yang kemudian memunculkan Garis Operasi