media pengajaran matematika
TRANSCRIPT
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 1/28
MEDIA PENGAJARAN MATEMATIKA
A. Pengertian Media Pengajaran Matematika
Media pengajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar, dan tidak terjadinya verbalisme. Media
pengajaran merupakan alat bnatu pendengaran dan penglihatan (audio Visual Aid) bagi peserta
didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar secara signifikan. Pengalaman belajar secara
signifikan. Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui:
• Situasi dan kondisi yang sesungguhnya;
• Mengamatibenda pengganti dalam wujud alat peraga
• Membaca bahan- bahan cetakan, seperti majalah, buku, surat kabar dan sebagainya.
Berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk
alat peraga
a) Pengertian alat peraga
Menurut Estiningsih (1994) alat peragamerupakan media pembelajaran yang
mengandung atau membawakan ciri – ciri dari konsep yang dipelajari
b) Fungsi alat peraga
Fungsi Utama alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dri konsep, agar
siswa mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep tersebut. Dengan melihat,
meraba dan memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalaman –
pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti dari konsep. Berikut ini diberikan
beberapa contoh dari alat peraga:
Papan tulis, buklu tulis dan daun pintu yang berbentukpersegi panjang dapat
berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri
datar persegi panjang.
Pensil, kapur, lidi dan biji – bijian dapat berfungsi sebagai alat peragapada
saat mengenal bilangan, dengan cara membilang banyaknya angota dari
kelompok benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan bilangan
yang sesuai dengan kelompok benda tersebut.
Sarana
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 2/28
a) Pengertian dan fungsi sarana
Sarana juga merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat
bantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.
Contoh media pengajaran yang berupa sarana adalah : papan tulis, penggaris, jangka, klinometer, timbangan, Lembar Kerja (LK), Lembar Tuga (LT) alat – alat
permainan. Srana yang berbentuk LK dan LT bila direncanakan dengan baik akan
sangat membantu kegiatan belajar mengajar.
b) Sarana yang berbentuk LK atau LT
1) LK (Lembar Kerja)
LK adalah lembaran yang digunakan sebagai sarana agar kegiatan belajar mengajar yang terjadi lebih efektif dan efisien. Pada LK tercantum:
a) Identitas siswa
b) Tanggal Mengisi LK
c) Waktu yang ditetapkan untuk mengisi LK
d) Pokok Bahasan yang dibicarakan LK
e) Uraian kegiatan
f) Evaluasi
2) LT (Lembar Tugas)
LT adalah lembaran sarana yang dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar. Dalam penggunaan LT siswa tidak mendapat bimbingan dari guru.
Artinya siswa dilepas untuk mengerjakannya secara mandiri dengan waktu
yang dikontrol ketat oleh guru. Pada LT tercantum:
a) Identitas siswa
b) Tanggal Mengisi LK
c) Waktu yang ditetapkan untuk mengisi LK
d) Pokok Bahasan yang dibicarakan LK
e) Petunjuk pengerjaan
f) Evaluasi
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 3/28
B. PENGELOMPOKAN MEDIA PENGAJARAN
Menurut Rowntree (1974 : 104 – 113) media pengajaran terdiri atas:
a. Media Interaksi Insani
Komunikasi langsung antara dua orang guru dan peserta didik atau lebih.
Kehadiran ini dapat terjadinya saling memengaruhi secara signifikan.
Komunikasi dapat terjadi secara verbal dan nonverbal.
Komunikasi verbal berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif
peserta didik.
Untuk pengembangan efektif dilakukan melalui komunikasi nonverbal,
seperti penampilan fisik, roman muka, gerak – gerik, atau sikap.
b. Media realita
Realita merupakan perangsang nyata, seperti orang, binatang, benda, atau
peristiwa yang diamati peserta didik.
Dalam realita orang hanya menjadi objek pengamatan atau studi
c. Pictorial
Media ini disajikan dalam berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata
ataupun simbol, bergerak atau tidak bergerak.
Dibuat di atas kertas, film, kaset, disket dan media lainnya.
Penyajiannya dari mulai yang sederhana, seperti skets atau bagab sampai
kepada yang cukup sempurna, seperti film bergerak, berwarna, bersuara atau
bentuk animasi yang disajikan dalam bentuk video atau komputer.
Media ini memiliki banyak keuntungan karena hampir semua bentuk, ukuran,
kecepatan, benda, dan makhluk, serta peristiwa dapat disajikan dalam media
ini.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 4/28
d. Simbol Tertulis
Media penyajian informasi yang paling umum.
Macam bentuknya, seperti buku teks, buku paket, paket program belajar,
modul dan majalah.
Penulisan simbol – simbol tertulis dilengkapi dengan media fictorial, seperti
gambar, grafik, bagan, dan bentuk lainnya.
e. Rekaman suara
Berbagai informasi dapat disajikan kepada peserta didik dalam bentuk
rekaman suara
Rekaman suara dapat dipadukan dengan media fictorial.
C. PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Pada pembelajaran klasikal umumnya komunikasi terjadi satu arah yaitu dari guru
ke siswa, dan hampir tidak terjadi sebaliknya. Oleh sebab itu penggunaan media
lebih di dominasi oleh guru.
Bagaimana cara meminimalkan dominasi guru?
Salah satu cara adalah direncanakannya media untuk kelompok baik untuk alat
peraga maupun sarana.
Kelebihan media digunakan untuk kegiatan kelompok:
1) Adanya tutor sebaya dalam kelompok
2) Kerjasama yang terjdi membuat suasana kelas menjadi menyenangkan
3) Banyaknya anggota yang relatif kecil lebih membuat siswa berani
mengemukakan pendapatnya dibandingkan dalam 1 kelas
2 Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan media untuk pembelajaran
kelompok
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 5/28
1) Tugas-tugas pelengkap dari media, haruslah mengaktifkan semua anggota
kelompok agar tidak terjdi dominasi oleh seorang saja
2) Pemilihan anggota kelompok harusl heterogen
D. KELENGKAPAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SETIAP KELAS
Kegiatan belajar matematika dapat dilakukan dengan berbagai strategi dan variasi
sajian,misalnya: permainan, diskusi, pemecahan masalah, dll yang sesuai dengan pokok
bahasan dan ditunjang dengan media yang sesuai
Agar media yang digunakan terencana dengan baik, maka dibutuhkan identifikasi media
dalam satu tahun ajaran menurut jenjang kelas.
Urutan usaha yang dapat dilakukan guru:
1) Perencanan kebutuhan media menurut RP Matematika sesuai jenjang kelas
2) Penggandaan Media
3) Penempatan media dalam kelas
E. CONTOH PENGAJARAN YANG MEMANFAATKAN MEDIA
Permainan dalam pengajaran matematika di sekolah bukan untuk menerangkan definisiatau struktur matematika melainkan sebagai suatu cara untuk mempelajari atau membina
ketrampilan dari suatu topik tertentu.
Bila seorang guru berkeinginan merencanakan kegiatan permainan matematika dalam
pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topik dalam RPP yang tepat untuk kegiatan yang
didukung oleh permainan.
F. MANFAAT MEDIA DALAM KEGIATAN PENGAJARAN
Manfat media dalam kegiatan pengajaran tidak lain adalah mempelancar proses interaksi
antara guru dengan siswa, dalam hal ini membantu siswa belajar secara optimal. Tetapi
disamping itu ada beberapa manfaat lain yang lebih khusus. Kemp dan Dayton (1985),
mengidentifikasi tidak kurang dari delapan manfaat media dalam pengajaran, yaitu:
Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 6/28
Melalui media, penafsiran yang beragam dapat direduksi dan disampaikan kepada
siswa secara seragam.
Proses pembelajaran lebih menarik
Media dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, memungkinkan mereka menyentuh objek kajian
pelajaran, membantu mereka mengkonkretkan sesuatu yang abstarak, dan
sebagainya.
Dengan demikian media dapat membantu gru menghidupkan suasana klas dan
menghindari suasana monoton dan membosankan.
Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
Media harus dirancang dengan benar, media dapat membantu guru dan siswa
melakukan komunikasi dua arah secara aktif.
Jumlah waktu belajar – mengajar dapat dikurangi
Seringkali para guru menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan
suatu materi. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanayak itu jika mereka
memanfaatkan media pengajaran pendidikan yang baik.
Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien,
tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran secara lebih mendalam dan
utuh.
Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
Media pengajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar
dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan seorang
guru.
Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu
sendiri dapat ditingkatkan
Dengan media, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat
meningkatkan kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 7/28
Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
Pertama, guru tidak perlu mengulang – ulang penjelasan mereka bila media
digunakan dalam pengajaran.
Kedua, Dengan mengurangi uraian verbal (lisan), guru dapat memberi perhatianlebih banyak kepada aspek – aspek lainnya.
Ketiga, Peran guru tidak lagi menjadi sekedar ‘pengajar’, tetapi juga konsultan,
penasihat, atau manajer pembelajaran.
G. PEMILIHAN MEDIA PENGAJARAN
Penggunaan media atau alat – alat modern di dalam pembelajaran bukan berarti
mengganticara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantugurudalam menyampaikan materi atau informasi kepada siswa. Dengan menggunakan
media diharapkan terjadinyakomunikasi yang komunikatif, siswa mudah memahami
maksud dari materi yang disampaikan guru di depan kelas, kemudian juga sebaliknya guru
mudah mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, melalui media guru dapat membuat
contoh, interprestasi sehingga siswa mendapat kesamaan arti sesame mereka.
Penggunaan dan pemilihan media harus mempertimbangkan:
Tujuan/indicator yang hendak dicapai,
Kesesuaian media dengan materi yang dibahas,
Tersedia saran dan prasarana penunjang, dan
Karakterisitk siswa.
Selain itu Don Ely (1982) menyarankan pertimbangan – pertimbangan praktis dalam
mempergunakan media, sebagai berikut:
Media apa yang tersedia?
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengembangkan programnya?
Berapa biaya yang diperlukan?
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 8/28
BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
A. MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru
menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok masing – masing.
Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang
diberikan dikerjakan bersama – sama dengan kelompoknya. Apabila ada dari anggota
kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelmpok yanglain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai
pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permaianan akademikk. Dalam permainan
akademik siswa akan dibagi dalam meja – meja turnamen, dimana setiap meja turnamen
terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing – masing.
Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari
kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogeny
dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan etiap
peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka
peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik
dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor –
skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyak nya anggota
kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim
berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah yaitu:
Tahap penyajian kelas (class precentation)
Belajar dalam kelompok (teams)
Permainan (games)
Pertandingan (tournament)
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 9/28
Penghargaan kelompok (team recognition)
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe
TGT memiliki cirri – cirri sebagai berikut:
Siswa bekerja dalam kelompok kelompok kecil
Games Tournament
Penghargaan kelompok
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang
perlu ditempuh, yaitu:
Mengajar (teach)
Mempresentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau
kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
Belajar kelompok (team study)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan
kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/sukuu yang berbeda. Setelah guru
menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi denganmenggunakan LKS.
Pemainan (games)
Permaianan diikuti oleh kelompok dari masing masing kelompok yang berbeda.
Tujuan dari permainan ini adalah utnuk mengetahui apakah semua anggota
kelompok telah menuasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (reward) berdasarkan pada rerata poin diperoleh oleh
kelompok dari permaiann. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana
penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin
sebagai berikut:
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 10/28
Kriteria penghargaan kelompok
Kriteria (Rerata Kelompok) Predikat
30 sampai 39 Tim kurang baik
40 sampai 44 Tim baik
45 sampai 49 Tim baik sekali
50 ke atas Tim istimewa
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMPN 12 Betung
Mata Pelajaran: Matematika
Kelas/semester: VIII/2
Tahun Pelajaran : 2010 – 2011
STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat – sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian – bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi sifat – sifat kubus dan balok, prisma dan limas, serta bagian – bagiannya
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 11/28
INDIKATOR
Menyebutkan unsur – unsur prisma tegak dan limas: rusuk, titik sudut, sisi, diagonal sisi,
diagonal ruang dan bidang diagonal.
Alokasi waktu
3 x 40 menit (1 pertemuan)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menyebutkan unsure – unsure prisma tegak dan limas : rusuk, titik sudut,
sisi, diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal.
B. MATERI AJAR
1. Unsur – unsur prisma tegak
2. Unsur – insur limas
C. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Kartu Soal
3. Model Prisma tegak dan Limas
D. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model : Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (teamns Games Tournament)
Metode : Diskusi, Informasi, Tanya Jawab, Kuiz, Pemberian Tugas
E. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 12/28
1. Pendahuluan
1) Memulai pembelajaran dengan salam dan doa
2) Appersepsi tentang unsur – unsur balok dan kubus
Berapa banyaknya rusuk balok?
Berapa banyaknya sisi balok?
Berapa banyaknya diagonal sisi balok ?
Berapa banyaknya sisi kubus?
Berapa banayaknya diagonal sisi kubus?
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4) Guru membagi siswa dalam kelompok – kelompok yang telah
ditentukan
2. Kegiatan Inti
Guru membagikan LKS. Siswa mencermati LKs yang telah
diterimanya.
Guru memberikan penjelasan singkat tentang cara mengerjakan LKS
Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk. Guru memberikan bimbingan seperlunya.
Guru meminta siswa setiap kelompok mengirimkan wakilnya ke meja
tournament.
Guru membrikan arahan secara garis besar tata cara bekerjanya,
diingatkan bahwa kemampuan dan keseriusan tiap anggota kelompok
akan mempengaruhi keberhasilan tiap kelompok
Setelah selesai, peserta kembali ke kelompok asal san menyerahkan
nilainya untuk dijumlahkan dan dituliskan di papan tulis.’guru dan
siswa membahas hasil tournament dan memberitahukan kelompok
terbaik, sekaligus memberikan reward kepada kelompok tersebut.
3. Penutup
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 13/28
Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung.
\Guru member tugas kepada siswa/ PR
F. ALAT - ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Buku Teks. Model – model bangun ruang: kubus, balok, prisma tegak dan limas.
G. PENILAIAN
Teknik : Tes Unjuk Kerja
Bentuk Instrument : Kartu Nilai
B. MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
Explicit introduction(pengajaran langsung)
Pembelajaran langsung khusus di rancang untuk mengembangkan tentang pengetahuan proseduran
dan pengetahuan deklaratif yang dapat di ajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Langkah-langkah:
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan
3. Memebimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
C. MODEL PENDEKATAN REALISTIK
Pengertian Pendekatan Realistik
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 14/28
Menurut Sofyan, (2007:28), pendekatan realistik adalah sebuah pendekatan yang berusaha
menempatkan pendidikan pada hakiki dasar pendidikan itu sendiri.
Menurut Sudarman Benu, (2000, 405), pendekatan realistik adalah pendekatan yang
menggunakan masalah situasi dunia nyata atau suatu konsep sebagai titik tolak dalam belajar.
Menurut Sukardi, (2001), pendekatan realistik adalah pendekatan belajar yang bertitik tolak
dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan pada keterampilan proses, seperti berdiskusi,
berkolaborasi, dan berargumentasi dengan guru dan dan teman sekelas sehingga mereka dapat
menemukan sendiri dan siswa mampu menggunakan hasil belajar tersebut untuk menyelesaikan
masalah baik secara individu maupun kelompok.
Dari beberapa pendapat diatas, secara umum pendekatan realistik dapat diartikan sebagai
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sehari-hari sebagai sumber inspirasi dalam
pembentukan konsep dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan Metode Pendekatan Realistik
Dalam penggunaan metode pendekatan realistik, ada beberapa keunggulan dari metode
tersebut, diantaranya:
1. Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa.
2. Proses belajar lebih santai dan suasana tegang tidak tampak.
3. Materi mudah dipahami oleh sebagian siswa karena dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari.
4. Alat peraga adalah benda yang berada disekitar, sehingga mudah didapatkan.
5. Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
6. Siswa yang memiliki kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.
Kelemahan Metode Pendekatan Realistik
Setiap metode pembelajaran yang digunakan, walaupun sudah sering digunakan dalam
setiap pembelajaran, pasti memiliki kelemahan. Beberapa kelamahan metode pendekatan realistik
diantaranya sebagai berikut:
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 15/28
1. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu, maka siswa masih kesulitan dalam
menemukan sendiri jawabannya.
2. Membutuhkan waktu yang lama, terutama bagi siswa yang kemampuan awalnya rendah.
3. Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar (40 – 45 siswa).
4. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.
5. Belum ada pedoman penilaian, sehingga guru merasa kesulitan dalam member nilai.
Mengajar Matematika dengan Pendekatan Realistik
Metode pendekatan realistik dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam makalah
ini, kita akan menggunakan metode pendekatan realistik dalam Matematika yang sering disebut
dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Menurut Fruendenthal dan Traffers dalam
Fauzan (2004:1), PMR merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana matematika dipandang
sebagai suatu kegiatan manusia. PMR pertama kali dikembangkan dibelanda pada tahun 1970-an.
Gagasan PMR pada awalnya merupakan reaksi penolakan kalangan pendidikan matematika dan
matematikawan Belanda terhadap gerakan matematika modern yang melanda sebagian besar dunia
saat itu.
Matematika realistik banyak ditentukan oleh pandangan Freudhental tentang matematika, yaitu:
1. Matematika harus dekat dengan siswa dan harus relevan dengan situasi kehidupan sehari-
hari.
2. Matematika sebagai aktivitas manusia, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk
belajar melakukan aktivitas semua topik dalam matematika.
Dalam pembelajaran melalui pendekatan realistik, strategi- strategi informasi siswa
berkembang ketika mereka menyeleseikan masalah pada situasi- situsi biasa yang telahdiakrapiniya, dan keadaan itu yang dijadikannya titik awal pembelajaran pendekatan realistik atau
Realistic Mathematic Education(RME) juga diberi pengertian “cara mengajar dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyelediki dan memahami konsep matematika melalui suatu
masalah dalam situasi yang nyata”. (Megawati, 2003: 4). Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran
bermakna bagi siswa. Pada pendekatan realistic peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator,
moderator atau evaluator. Sementara murid berfikir, mengkomunikasikan argumennya,
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 16/28
mengklasifikasikan jawaban mereka, serta melatih saling menghargai strategi atau pendapat orang
lain.
Beberapa karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik antara lain:
1. Matematika dipandang sebagai kegiatan manusia sehari-hari, sehingga memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari merupakan bagian yang penting.
2. Belajar matematika berarti bekerja dengan matematika.
3. Siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematika dibawah
bimbingan orang dewasa.
4. Proses belajar mengajar berlangsung secara interaktif, dimana siswa menjadi focus dari
semua aktifitas dikelas.
D.MODEL PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Pendekatan kontruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih
berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini
disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara optimal. Brooks and
Brooks konstruktivis adalah suatu pendekatan dalam belajar mengajar yang mengarahkan
pada penemuan suatu konsep yang lahir dari pandangan, dan gambaran serta inisiatif
peserta didik. Pendekatan konstruktiv dalam belajar dilakukan, melalui proses eksplorasi
personal, diskusi, dan penulisan reflektif. Cobb, yang dikutip Hilam (2006:2), menyatakan
bahwa pendekatan konstruktiv mengingatkan kita kepada pendekatan Discovery Learning.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 17/28
Kedua pendekatan ini memanfaatkan adanya tantangan untuk menemukan sesuatu, peserta
didik. Keduanya memandang peserta didik sebagai ilmuwan kecil. Adapun perbedaan nya,
discovery learning, yaitu belajar untuk menemukan sesuatu pengetahuan yang sudah ada.
Adapun Konstruktiv, yaitu berusaha menemukan sesuatu yang baru.
Perbedaanya terletak pada usaha menemukan pengetahuan yang sudah ada dalamdiscovery, sedangkan dalam konstruktiv, yaitu usaha untuk menemukan pengetahuan baru
(invention). Selanjutnya, Brook dan Brook yang dikutip Hilman (2006:2-3)
mengemukakan perbedaan antara kelas belajar tradisional dan kelas belajar konstruktiv.
Perbedaam kelas tradisional dan kelas konstruktif
Kelas tradisional Kelas Konstruktivis
Kurikulum disajikan secara linear Kurikulum disajikan secara fleksibel
Kurikulum disajikan secara acuan yang
harus diikuti
Permasalah sehari – hari sebagai acuan dan
dapat mendorong rasa ingin tahu siswa
Aktivitas pembelajaran terikat pada buku
pegangan.
Aktivitas pembelajaran di arahkan pada
penggunaan data mentah
Siswa dianggap sesuatu yang kosong (kertas
putih) di mana guru akan menggoreskan
pengetahuan di atasnya
Siswa dianggap sesuatu yang kosong (kertas
putih) di mana guru akan menggoreskan
pengetahuan di atasnya
Guru bertindak sebagai pusat informasi Guru bertindak sebagai moderator dan
fasilisator
Penilaian dilakukan dengan tes hasil belajar
yang terpisah dari proses belajar mengajar
Penilaian terjalin dalam proses belajar
mengajar melalui observasi terhadap proses
kerja dan kumpulan aktivitas siswa.
Siswa banyak bekerja secara individual Siswa lebih banyak bekerja kelompok
Pendekatan konstruktivis sebagai pendekatan baru dalam proses pembelajaran memilikikarakteristik sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik diberi
peluang besar untuk aktif dalam proses pembelajaran.
2. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama yang dimilki peserta didik.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 18/28
3. Berbagai pandangan yang berbeda diantara peserta didik dihargai dan sebagai
tradisi dalam proses pembelajaran
4. Peserta didik di doromg untuk menemukan berbagai kemungkinan dan
mensintesiskan secara terintegrasi.
5. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong peserta didik
dalam proses pencarian (inquiry) yang lebih alami.
6. Proses pembelajaran mendorong terjadinya koperatif dan kompetitif dikalangan
peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
7. Proses pembelajaran dilakukan secara konstektual, yaitu peserta didik dihadapkan
ke dalam pengalaman nyata.
Dinas Pendidikan Jawa Barat (2004:;21-22) mengemukakan beberapa teori belajar
Konstruktivisme yaitu sebagai berikut:
a) Konstruktivisme Peaget
Konstruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
o Gambaran mental seseorang dihasilkan pada saat berinteraksi dengan
lingkungannya
o Pengetahuan yang iterima oleh seseorang merupakan proses pembinaan diri
dan pemaknaan, bukan internalisasi makna dari luar.
b) Konstruktivisme Personal
Konstruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
o Set mental (idea) yang memilki peserta didik mempengaruhi panca indera
dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pembentukan pengetahuan;
o Input yang diterima peserta didik tidak memiliki makna yang tetap;
o Peserta didik menyimpan input yang iterima ke dalam memorinya;
o Input yang tersimpan dalam memorin tersebut dapat digunakan lagi untuk
menguji input baru diterima;
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 19/28
o Peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya.
c) Konstruktivisme Sosial
Konstruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
o Pengetahuan yang dibentuk peserta didik merupakan hasil interaksi dengan
lingkungan social di sekitarnya, dengan demikian bahwa pengetahuan
dibina oleh manusia;
o Pembinaan pengetahuan bersifat personal sosial;
o Pembinaan pengetahuan personal adalah perantara sosial, dan pembinaan
pengetahuan sosial adalah perantara personal;
o Pembinaan pengetahuan sosial merupakan hasil interaksi sosial;
o Interaksi sosial dengan yang lain adalah sebagian dari personal,pembinaan
sosial dan pembinaan pengetahuan bawaan.
d) Konstruktivisme Radikal
Konstruktivisme pembelajaran menurut teori ini beranggapan bahwa:
o Kebenaran tidak diketahui secara mutlak;
o Ilmu pengetahuan (scientific) hanya dapat diketahui dengan instrument
yang tepat;
o Konsep yang terjadi adalah hasil yang diperoleh individu setalah melakukan
uji cbauntuk menggambarkan pengalaman subjektif;
o Konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif
tentang pengalaman subjektif.
Implikasi dan Teori Konstruktivisme terhadap proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peerta didik tidak diberi
kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan
yang dimiliknya.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 20/28
b. Pada akhir proses pembelajaran, peserta didik memiliki tingkat pengetahuan
yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.
c. Untuk mengambil kepiutusan (menilai), peserta didik harus bekerja sama
dengan peserta didik lainnya.
d. Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur
pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya seperti,
bahasa, matematika, music, dan lain – lainnya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMPN 12 BETUNG
Mata pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/semester: VII/2
Standar kompetensi :
5.memahami hubungan garis dengan garis,garis dengan sudut serta menentukan ukurannya
Kompetensi dasar :
5.1 menentukan hubungan antara dua garis,serta besar dan jenis sudut
Indikator :
• Mengenal satuan sudut yang sering digunakan
• Mengukur besar sudut dengan busur derajat
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 21/28
Alokasi waktu :
2x40’ (1 pertemuan)
A. Tujuan pembelajaran
a. Siswa dapat mengunakan satuan sudut
b. Siswa dapat mengukur besar sudut dengan mengunakan busur derajat
B. Materi ajar
Mengukur besar sudut
C. Metode pembelajaran
Diskusi kelompok,demonstrasi,penemuan
D. Langkah-langkah kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi : mengingat kembali tentang pengertian sudut
Motivasi : banyak kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan sudut
Kegiatan inti
a. Siswa dikondisikan dalam beberapa kelompok diskusi dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 3-5 orang
b. Dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing siswa diharapkan dapat:
1. Menyebut beberapa contoh bangun berbentuk sudut yang terdapat didalam
kelas.
2. Menentukan satuan sudut yang sering digunakan
c. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya,sedangkan
kelompok lain menanggapi/
d. Dengan demonstrasi,guru menunjukan cara mengukur besar sudut dengan mengunakan
busur derajat.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 22/28
e. Siswa di minta mengambarkan sebuah sudut,kemudian teman sebangkunya mengukur
besar sudut tersebut mengunakan busur derajat.
Penutup
1. Siswa disusruh membuat kesimpulan dari yang telah dipelajari.
2. Siswa dan guru melakukan refleksi.
3. Guru memberikan tugas
E. Alat dan sumber bahan
Buku teks,penggaris,busur derajat
F. Penilaian
Teknik : kuis, test
Bentuk instrumen : pertanyaan tertulis
Contoh instrumen :
Gunakan busur derajat untuk mengukur besar sudut dibawah ini:
sudut skor
a.
Besar sudut diatas:
30
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 23/28
b.
Besar sudut diatas:
30
c.
Besar sudut diatas:
40
Mengetahui, Palembang,12 November 2011
Kepala sekolah guru mata pelajaran
Septioni Ayu Kowara,M.pd Anna Maria,M.si
NIP.20111302272 NIP.20111309139
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 24/28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMPN 12 BETUNG
Mata pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/semester: IX/1
Standar kompetensi :
1.memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi dasar :
1.1 mengidentifikasikan bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen
Indikator :
• Mendiskusikan dua bangun yang sebangun atau kongruen melalui model bangun datar
Alokasi waktu :
2x40’ (1 pertemuan)
G. Tujuan pembelajaran
c. Siswa dapat mendiskusikan dua bangun yang sebangun atau kongruen melalui
model bangun datar.
H. Materi ajar
Bangun-bangun yang sebangun dan kongruen
I. Metode pembelajaran
Diskusi kelompok,demonstrasi,penemuan
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 25/28
J. Langkah-langkah kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi : mengingat kembali tentang model bangun-bangun datar
Motivasi : banyak kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan
kesebangunan dan kekongruenan.
Kegiatan inti
1. Siswa dikondisikan dalam beberapa kelompok diskusi dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 3-5 orang
2. Dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing siswa diharapkan dapat:
1) mengidentifikasikan syarat-syarat dua bidang datar atau
lebih yang sebangun.
2) Mengidentifikasikan syarat-syarat dua bidang atau lebih
yang kongruen.
3. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil diskusinya,sedangkan
kelompok lain menanggapi.
4. Siswa di minta mengambarkan dua buah bidang datar dengan ukuran yang
berbeda dan menyelidiki apakah kedua bangun tersebut sebangun atau kongruen.
Penutup
1. Menarik kesimpulan bahwa:
Dua bidang datar dikatakan sebangun jika:
1) Panjang sisi yng bersesuaian dari kedua bangun itu memiliki perbandingan
senilai.
2) Sudut-sudut kedua bangun itu sama besar.
2. Bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama di katakan
bangun-bangun yang kongruen.
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 26/28
Guru memberikan tugas hal 9 no 1,2 dan 3
K. Alat dan sumber bahan
Matematika kelas IX SMP/MTS Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti
,Bandung:Departemen Pendidikan Nasional,bangun-bangun datar.
L. Penilaian
Teknik : kuis, test
Bentuk instrumen : pertanyaan tertulis
instrumen :
Diketahui dua buah persegi panjang ABCD dan PQRS sebagai berikut:
D C
6cm
A 8cm B
S R 10 cm
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 27/28
6cm
P Q
a. Selidiki apakah persegipanjang ABCD kongruen dengan
Persegi panjang PQRS?
b. Selidiki apakah persegi panjang ABCD dengan PQRS kongruen?
Penyelesaian:
penyelesaian skor
Unsur-unsur persegi panjang ABCD adalah
AB=DC=8cm,AD=BC=6cm,dan <A=< B=< C= <D=90°
10
Amati persegi panjang PQRS dengan diagonal PR.panjang PQ
dapat ditentukan dengan menggunakan dalili pythagoras seperti berikut:
PQ=
Jadi,unsur-unsur persegipanjang PQRS adalah PQ=SR=8cm,
PS=QR=6cm,dan <P=< Q=< R= <S=90°
20
a.berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa sisi-sisi yang
bersesuain dari persegi panjang ABCD dan persegipanjang PQRS
sama panjang.Selain itu,sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua
35
5/14/2018 Media Pengajaran Matematika - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/media-pengajaran-matematika-55ab4d8299a89 28/28
persegi panjang itu sama besar.
Jadi,persegipanjang ABCD kongruen dengan persegi panjang
PQRS
b.dua bangun datar yang kongruen pasti sebangun.
Jadi,persegipanjang ABCD sebangun dengan persegipanjangPQRS.
35
JUMLAH 100
Mengetahui, Palembang,12 November 2011
Kepala sekolah guru mata pelajaran
Septioni Ayu Kowara,M.pd Anna Maria,M.si
NIP.20111302272 NIP.20111309139