penggunaan media tik dalam pengajaran pendidikan kewarganegaraan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Dryden & Voss disadari atau tidak dunia telah berubah, dewasa ini
kita telah hidup dalam era globalisasi. Dalam era globalisasi kecanggihan teknologi
informasi dan komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang
cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan waktu (Pelatihan TIK untuk Pendidikian,
2007: 99)
Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu
lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Metodelogi pembelajaran adalah metode dan teknik
yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan
pengajaran sampai kepada mereka sehingga siswa menguasai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan (Gerbang, 2004: 46).
Dalam metodelogi pembelajaran, ada dua aspek yang paling menonjol, yakni
metode pembelajaran dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Dengan
demikian, kedudukan media ada dalam komponen metodelogi sebagai salah satu
lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan ajar yang disampaikan
kepada anak didik dapat disederhanakan melalui media. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu . bahkan
keabstrakan bahan dapat dikongkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikian
anak didik lebih muda mencerna bahan ajar daripada tanpa bantuan media.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada SMP Negeri 5
Lahat khususnya kelas VII.4 menunjukkan sebagian besar peserta didik kurang
berminat, kurang bergairah, dan cendrung tidak aktif. Hal ini ditunjukkan dengan
1
rendahnya prestasi peserta didik pada ulangan harian pertama anak 69% belum
mencapai ketuntas.
Beberapa asumsi kurangnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah guru kurangnya media yang menarik dalam
proses pembelajaran.
Proses pengajaran mata pelajaran ilmu sosial khususnya Pendidikan
Kewarganegaraan secara umum lebih didominasi melalui metode ceramah tanpa
media yang memadai, sehingga proses belajar mengajar terasa membosankan..
Berdasarkan kenyataan di atas guru dapat mengunakan media Komputer
dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dan
menyenangkan serta pada gilirannya apa yang kita harapkan pada tujan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan kenyataaan diatas maka masalah penelitian tindakan kelas
dirumuskan sebagai berikut: Apakah pengajaran dengan menggunakan media
komputer dapat meningkatkan prestasi peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di kelas 7.4 SMP Negeri 5 Lahat.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan ini adalah:
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaran di kelas VII semester 2, dan
2. Meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari peneltian tindakan kelas akan memberikan manfaat yang berarti
bagi perorangan/instansi di bawah ini:
2
1. Bagi siswa
a. Memberikan motivasi dan mengubah sikap/perilaku siswa dalam kegiatan
belajar mengajar
b. Siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran
c. Aiawa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2 Bagi guru
a. Memberi pemahan kepada guru bahwa dengan media dapat menggunakan
waktu secara efektif dan efisien dalam pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengelolah belajar dan
pembelajaran
c. Guru dapat memilih media komputer sebagai salah satu media
pembelajaran dengan cermat.
d. Guru dapat memanfaatkan komputer dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan pendayagunaan media komputer dalam proses pengajaran.
b. Meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan prestasi sekolah
belajar siswa dan kinerja guru.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2)
2.2. Media Pembelajaran
Menurut Syaiful Bahri Djmra dan Aswan Zain Media adalah wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan (Stategi Belajar Mengar 2002:136). Media juga
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar.
Media dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat banyak, apalagi
media yang digunakan adalah media TIK, dalam hal ini Komputer dan perangkat
lainnya. Menurut Kemp and Dayton, (1985:12 ) peran media dalam pengajaran
adalah:
1. Membuat kongkret konsep yang abstrak
2. Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting.
3. Memberikan pengganti pengalaman langsung
4. Mendekatkan objek yang sukar atau berbahaya untuk di dekati.
5. memberikan pengalaman dari segi pengamatan
6. menyajikan perbedaan warna secara visual
7. menyajikan informasi yang memerlukan gerakan.
Dilihat dari jenisnya media dapat dibagi dalam beberapa macam:
1. Media Audiatif
Media audiatif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, caette recorde, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk
orang yang kurang pendenganaramn.
4
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media Visual ada yang menampilkan gambar diam seperti strif (film rangkai),
slide (film bingkai) foto, gambar atau lukisan. Ada pula media visual yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu dan kartun.
3. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar,
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena gabungan
media audio dan media visual.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka penulis memilih media
audiovisual yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam hal ini adalah
komputer. Ada beberapa alasan media komputer dijadikan alasan pemilihan Strategi
Pemecahan Masalah
1. Makin memperjelas bahan pelajaran yang dissajikan guru.
2. Memberikan pemahaman yang nyata kepada peserta didik.
3. Merangsang peserta didik untuk berdialog dengan dirinya.
4. Merangsang cara berpikir siawa.
2.3 Motivasi Belajar
2.3.1 Pengertian motivasi
Para diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar.
Kekuatan pengerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Siswa belajar karena
didorong oleh kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauan , ataui cita-cita
(Dimyati, 2002:80)
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan (ii) dorongan
dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi apabila individu merasa ada ketidakseimbangan
antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan
mental untuk untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.
2.3.2 Pentingnya Motivasi dalam Belajar
5
Perilaku yang penting bagi manusia belajar dan bekerja, belajar menimbulkan
perubahan mentalpada diri siswa dan bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi diri pelaku dan orang lain.
Motivasi belajar penting bagi siswa, Menurut Dimyati dalam bukunya Belajar
dan Pembelajaran (2002:85) bahwa pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah
- Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan akhir belajar.
- Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dibandingkan dengan teman
sebaya
- Mengarahkan kegiatan belajar
- Membesarkan semangat belajar
- Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar
Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi oleh pelaku,
maka suatu pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.
3.3.3 Unsur-unsur yang mempengaruhi Motivasi Belajar
- Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun eksrtinsik.
Sebab tercapainya suatu cita-cita akan menwujudkan aktualisasi diri
- Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-
tugas perkebangan.
- Kondidi siwa
Kondisi rohani dan jasmani siswa akan berpengaruh dalam motivasi belajar.
- Kondisi lingkungan
Dengan kondisi aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi
belajar muda diperkuat.
- Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan mengajar
Siswa memilki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Lingkungan siswa baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial dapat mendinamisasi motivasi
6
belajar. Guru Profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar
disekitar sekolah termasuk didalammnya media teknologi informasi dan
komunikasi.
Brdasarkan pendapat diatas maka motivasi belajar dapat ditingkatkan salah
satunya dengan memanfaatkan lingkungan sekolah termasuk media pembelajaran
berupa teknologi informasi dan komunikasi.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
Pada penelitian ini penulis mengambil kelas 7.4 SMP Negeri 5 Lahat. Kelas
7.4 terdiri dari 38 orang siswa dengan rincian 18 orang permpuan dan 20 orang laki-
laki. Kelas 7.4 dijadikan contoh karena nilai yang paling rendahl ada di kelas 7.4.
3.2. Faktor yang diselidiki
Adapun faktor yang diselidiki dalam tulisan ini adalah penggunaan media
komputer dalam pengajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian dilakukan dengan beberapa tindakan antara lain sebagai berikut:
- Perencanaan tindakan
- Implementasi tindakan
- Observasi tindakan
- Analisis dan Redleksi
3.3.1 Perencanaan Tindakan
- Menyiapkan perangkat pembelajaran terdiri dari Prota, Program Semester,
KKM, Silabus, dan RPP
- Merumuskan tujuan dengan memanfaatkan media.
- Membuat ringkasan materi dalam bentuk power point
- Membuat pertanyaan dalam bentuk power point
- Menyiapkan ruangan audio visual
- Menyiapakan peralatan TIK yaitu Komputer, LCD Proyrktor, dan pengeras
suara.
3.3.2 Implementasi Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan beberapa tahap, untuk
tahap pertama proses belajar dengan menggunakan metode ceramah tanpa
8
menggunakan media komuter. Setelah selesai lakukan ulangan harian dan
hasilnya di analisis.
Untuk tahap berikutnya pelaksanaan sesauai dengan langkah-langkah
mengunakan media komputer,
- Apersepsi dengan melihat kesiapan siswa dalam menerima materi
- Menjelaskan materi dengan slide yang telah dibuat diselingi dengan tanya
jawab
- Menanyakan kepada siswa terhadap materi yang belum dipahami siswa.
- Menampilkan pertanyaan yang telah dibuat untuk siswa.
- Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.
- Siswa menjawab pertanyaan dalam kertas satu lembar.
- Setelah sesesai satu tahapan diadakan ulangan harian dan hasilnya di
analisis.
3.3.3 Observasi
Observasi dilakukan dalam rangkah pemantauan. Menurut
pedomanpelaksanaan PTK oleh Soemarno(1986:41) Pemantauan memiliki
dua fungsi yantu: a) untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan
dengan rencana tindakan, dan b) Untuk mengetahui seberapa pelaksanaan
tindakan yang sedang berlangsung diharapkan dapat menghasilkan perubahan
yang diinginkan.
Observasi yang digunakan adalah observasi sistematis, yaitu faktor-
faktor yang diamati sudah terdaftar secara sistematis dengan indikator sebagai
berikut:
1. Siswa memberi tanggapan selama proses belajar dalam bentuk
a. menjawab pertanyaan guru
b. menjawab pertanyaan teman
c. mengemukakan pendapat
2. Terjadi hubungan sosial antara siswa dengan kegiatan pembelajaran
a. bertanya kjepada teman
9
b. membantu teman meberi penjelasan
c. menerima pendapat teman
3. Menaruh minat yang besar terhadap isi pelajaran yang berupa
a. mendengarkan penjelasan guru
b. menulis materi yang ditanyangan dalam media
c. memperhatikan gambar dalam tanyangan
4. Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas
a. pekerjaan rapi
b. menyelesaikan semua soal dengan benar
c. menyelesaikan soal dengan benar dan tepat waktu
3.3.4 Analisis dan Refleksi
3.3.4.1 Anbalisis Data Refleksi
Tabel 1 Sekor aktifitas
No Kriteria Sekor
1
2
3
4
Tapmak 3 diskriptor
Tampak 2 Deskriptor
Tapmak 1 diskriptor
Tidak satu pun tampak Deskriptor
4
3
2
1
Tabel 2 Kategori Keaktifan Siswa
No Kriteria
12.5 – 15.5
8.5 – 11.5
4.5 – 7.5
0.5 – 3.5
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedanmg
Rendah
10
3.3.4.2 Analisis Hasil Belajar
Kemampuan menyelesaikan soal ulangan harian yang telah dikoreksi
dan diberikan skor masing-masing. Nilai hasil ulangan dianalisis sehingga
dapat menentukan tingkat ketuntasan siswa dalam proses belajar mengajar.
3.3.4.3 Refleksi
Dengan membandingkan hasil sebelum tindakan dan hasil setelah
tindakan akan diketahui tingkat keberhasilan siswa dan dapat disusun
rencana-rencana baru.
11
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Siklus Pertama
Menurut pendapat para ahli bahwa dengan menggunakan media audio visual
mempunyai kemampuan yang lebih baik karena gabungan media audio dan media
visual. Masalah yang dicari pemecahan dalam penelitian ini adalah apakah hasil
belajar siswa dengan menggunakan media TIK dalam penajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada kelas 7.4 SMP Negeri 5 Lahat dapat meningkat.
4.1.1 Keaktifan siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siklus
Pertama
Pada siklus pertama peneliti membuat tayangan yang menggunakan
audiovisual yaitu media TIK dengan membuat ringkasan materi dalam bentuk power
poit disertai dengan gambar-gambar yang memperjelas materi yang diajarkan.
Setelah siklus pertama dilaksanakan ternyata minat belajar siswa terhadap
pengajaran dengan menggunakan media TIK meningkat, untuk jelasnya diutarakan
pada tabel berikut ini.
Tabel 3
Tingkat keaktifan belajar siswa dengan menggunakan media TIK
pada siklus pertama
Tingkat keaktifan Intervasl Señor Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 12.5 – 15.5 5 13
Tinggi 8.5 – 11.5 16 42
Sedang 4.5 – 7.5 15 39
Rendah 0.5 – 3.5 2 5
Jumlah 38 100
12
Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tingkat keaktivitas dengan
menggunakan media TIK dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengalami
peningkatan yaitu 55% (21 orang) mempunyai minat terhadap pengajarn Pendidikan
Kewarganegaraan.
4.1.2 Tes Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk mengetahui data ini menggunakan ulangan harian yang diperiksa
oleh peneliti. Nilai pada siklus pertama ini tingkat ketuntasan prestasi siswa
masih rendah 40.54 % (15 orang). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4
Hasil Tes siswa dengan menggnakan media TIK
nilai Siswa prosentase
80- 100
70 – 79
60-69
40-59
00-40
7 orang
8 orang
7 orang
15 orang
1 orang
18
21
18
39
3
Jumlah 38 100
Ditinjau dari tingkat ketuntasan siswa (70) nampak ada peningkatan dari
31% menjadi 40, 54% .
Refleksi Silklus Pertama
Karena pada siklus pertama nilai yang didapat belum memuaskan hal ini
disebabkan penggunaan media TIK belum maksimal, pada siklus kedua
diadakan perbaikan secara terinci persiapannya sebagai berikut.
a. Persiapan
1) Merumuskan tujuan dengan memanfaatkan media.
2) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (terlampir)
13
3) Membuat ringkasan materi dalam bentuk power point
4) Menyunting film yang berkaitan dengan materi pembelajaran
5) Menyunting gambar yang berkaitan dengan materi pengajaran
6) Membuat pertanyaan dalam bentuk power point
7) Menyiapkan ruangan audio visual
8) Menyiapakan peralatan TIK yaitu Komputer, LCD Proyrktor, dan
pengeras suara.
b) Pelaksanaan
1) Apersepsi dengan melihat kesiapan siswa dalam menerima mater
2) Memutar film tentang demonstrasi (dalam hal ini kasus Tri Sakti)
3) Menanggapi film secara lisan
4) Menjelaskan materi dengan slide yang telah dibuat diselingi dengan
tanya jawab
5) Menanyakan kepada siswa terhadap materi yang belum dipahami
siswa.
6) Menampilkan pertanyaan yang telah dibuat untuk siswa.
7) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran.
8) Siswa menjawab pertanyya dalam kertas satu lembar
4.2 Hasil Siklus kedua
4.2.1 Keaktifan siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pada siklus kedua peneliti membuat tayangan yang menggunakan audiovisual
yaitu media TIK dengan membuat ringkasan materi dalam bentuk power poit disertai
dengan gambar-gambar yang memperjelas materi yang diajarkan. Selain itu sebelum
memasuki materi pembelajaran maka diputarkan dulu film yang berkaitan dengan
materi pembelajaran.
Setelah siklus kedua dilaksanakan ternyata minat belajar siswa terhadap
pengajaran dengan menggunakan media TIK meningkat, untuk jelasnya diutarakan
pada tabel berikut ini.
14
Tabel 5
Tingkat keaktifan belajar siswa dengan menggunakan media TIK
pada siklus kedua
Tingkat keaktifan Intervasl Señor Frekuensi Prosentase
Sangat Tinggi 12.5 – 15.5 10 26
Tinggi 8.5 – 11.5 16 42
Sedang 4.5 – 7.5 10 26
Rendah 0.5 – 3.5 2 5
Jumlah 38 100
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa tingkat keaktivitas dengan
menggunakan media TIK dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan mengalami
peningkatan yaitu 68% (26 orang) mempunyai minat terhadap pengajarn Pendidikan
Kewarganegaraan.
4.1.2 Tes Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk mengetahui data ini menggunakan ulangan harian yang diperiksa
oleh peneliti. Nilai pada siklus kedua ini tingkat ketuntasan prestasi siswa masih
rendah 78,37 % (29 orang). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 6
Hasil Tes siswa dengan menggnakan media TIK
nilai Siswa prosentase
80- 100
70 – 79
60-69
40-59
00-40
10 orang
19 orang
5 orang
4 orang
0 orang
26
50
13
11
0
Jumlah 38 100
15
Ditinjau dari tingkat ketuntasan siswa (70) nampak ada peningkatan dari
40, 54% menjadi. 78.37 %.
4.3 Dampak Setelah Strategi Yanag Dipilih
Setelah melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media
komputer dalam pembelajaran Pendidkan Kewarganegaraan pada kelas 7.4 SMP
Negeri 5 Lahat maka hasil yang didapatkan adalah terjadinya peningkatan prestasi
anak didik yaitu pada siklus pertama siswa mendapat rata-rata nilai 65.79 dan anak
didik yang tuntas sebanyak 15 orang atau 40.54%. Setelah siklus ke dua dilaksanakan
maka Rata-rata nilai mencapai 82.34 dan anak didik yang tuntas adalah 78.37%. oran
Jadi antara siklus pertama dengan siklus ke dua dengan menggunakan media
komputer adalah dari prestasi belajar siswa mengalami peningkatan 16,55 sedangkan
siswa yang tuntas mengalami kenaikan 37.77%.
Selain hasil yang diuratakan di atas ada dampak yang dirasakan adalah:
1. Bagi siswa
a. Proses belajar mengarah lebih menaraik, menyenangkan.
b. Meningkatkan prestasi belajar siswa hal ini dapat dibuktikan dengan
tingkat ketercapaian belajar siswa (nilai).
c. Pemahaman siswa terhadap materi semakin bertambah.
d. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
2. Bagi Guru
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih baik, karena materi yang
diajarkan terlihat dan terdengan dengan jelas.
b. Pembelajaran dapat lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
f. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan .
g. Penyeragaman materi yang diajarkan pada kelas yang paralel.
16
h. Dapat memanfaatkan waktu secara efisien dan efektif, karena guru tidak
perlu lagi menulis di papan tulis yang telah terwakili oleh proyektor.
g. Peran guru berubah kea rah yang positif.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat mengoptimalisasikan penggunaaan media yang telah disiapkan.
b. Dapat menjadi nilai tambah bagi sekolah
c. Ketercapaian program sekolah.
4.4. Kendala Yang Dihadapi Dalam Penerapan Strategi
Seperti halnya dengan penggunaan metode dan media pembelajaran
lainnya sudah tentu banyak menemukan hambatan atau kendala-kendala di lapangan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan barang baru bagi sebagian
guru, ini dapat dimaklumi karena bagi guru yang memiliki kompetensi S.1 lulus
dibawa tahun 1993 belum begitu banyak mengenal Komputer, karena pada saat itu
selain harganya mahal juga tenaga operasionalnya masih sangat langkah, sehingga
laporan, makalah bahkan sriksi masih dikerjakan secara manual, yaitu mesin
Komputer. Ditambah lagi selama menjadi guru minat untuk belajar dan menggunakan
komuter jarang dilakukan. Dengan demikian dapat dipastikann guru tersebut menjagi
alergi Komputer (melek komputer masih rendah).
Selain masalah utama di atas ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam
menerapkan penggunaan media komputer dalam proses belajar mengajar.
1. Penolakan/keengganan untuk berubah khususnya dari pengambil kebijakan.
2. Ketersediaan sumber daya manusia, sampai saat ini masih banyak guru yang
alergi terhadap media komputer , jangankan didaerah pedesaan bahkan dikota
sekalipun masih banyak guru yang alergi terhadap Komputer.
3. Ketersediaan fasilitas TIK, fasilitas TIK pada sekolah-sekolah tertentu sudah
ada yang memadai akan tetapi pada sekolah lainnya jangankan untuk media
komputer bahkan ada beberapa sekolah khususnya Sekolah Dasar belum
teraliri arus listrik.
17
4. Ketersedian bahan ajar berbasis aneka sumber
5. Kelangsungan kerena keterbatasan dana, berbicara masalah komputer, maka
tidak terlepas dari dana yang dibutuhkan, dengan demikian banyak sekolah
belum menggunakan media TIK karena keterbatasan dana.
4.5. Faktor Pendukung
Pada akhir-akhir ini sudah banyak sekolah-sekolah yang menganggap
komputer sebagai suatu kebutuhan yang harus dilakukan guna menjawab tantangan
perubahan global yang sangat cepat termasuk di dalamnya dunmia pendidikan.
SMP Negeri 5 Lahat merupakan sekolah berstatus mandiri, telah lama
mengantisipasi kemajuan secara global dengan melengkapi fasilitas –fasilitas sekoah
yang berbasis KOMPUTER yaitu berupa:
1. Laboratorium Bahasa berbasis TIK
2. Labotatorium Matemika berbasis TIK
3. Ruangan Audio Visual berbasis TIK
4. Ruangan Komputer berbasis TIK.
5. Didukung oleh lebih dari 20 unit komuter dan 1 bua labtop.
6. 3 buah LCD Proyektor.
Dengan dukungan pasilitas yang memadai, sudah sepatutnya proses
pembelajaran dapat diterpkan yang barbasis Teknologi Informasi dan komunikasi.
4.6. Pengembangan
Pada masa yang akan datang diharapkan penerapan komputer dalam proses
belajar mengajar bukan hanya dilakukan oleh beberapa orang guru saja melainkan
oleh seluruh guru sehingga fasilitas-fasilitas yang ada dapat dioptimalisasikan
penggunaannya.
Selain penggunaaan komputer oleh masing-masing guru diharapkan kedepan
ada pengembangan jaringan internet, karena dengan adannya berbagai fasilitas yang
diberikan pemetintah berupa program Jardiknas dapat dimanfaaatkan dengan sebaik-
baiknya.
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman yang ada dilapangan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses belajar dan mengajar dengan menggunkan media komputer lebih
menarik dan menyenangkan
2. Proses belajar mengajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan media komputer dalam proses
belajar mengajar maka pihak sekolah disaran dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pelatihan Komputer bagi guru-guru
2. Pelatihan membuat media pembelajaran dengan bentuk power point
3. Memberikan penghargaan kepada guru-guru yang telah membuat dan
melaksakan program pengajaran berbasis TIK.
4. Untuk pemerintah dapat memenuhi kebutuhan dasar guru dengan
memeberikan fasilitas komputer ke sekolah-sekolah.
19