maternitas makalah lengkap

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Penyakit hipertensi ( khususnya preeklamsi/eklamsi dan hipertensi kronik dengan disertai preeklamsi) adalah penyabab ketiga kematian maternal di United States. Penyakit hipertensi juga merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas pada perinatal. Data yang di kumpulkan dari Perinatal Project menunjukkan bahwa adanya peningkatan kematian fetal dari hipertensi maternal itu sendiri (tanpa disertai proteinuria maternal). Penyakit hipertensi ini adalah komplikasi medis yang paling sering terjadi pada saat kehamilan; 4-5% wanita hamil menderita hipertensi kronik dan 4-5% lainnya menderita hipertensi yang di induksi oleh kehamilan (pregnancy-induced hypertension/PIH. (W. Kulb, 1993) Data menunjukkan sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari Rumah Sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 %, eklampsia 13 %, aborsi yang tidak aman 11 %, serta sepsis 10 %.Salah satu penyebab kematian tersebut adalah Preeklampsia dan eklampsia yang bersama infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup 75-80 % dari keseluruhan kematian maternal. Kejadian preeklampsi-eklampsi dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila CFR PE-E mencapai 1

Upload: mliyanda

Post on 24-Jul-2015

591 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: maternitas makalah lengkap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Penyakit hipertensi ( khususnya preeklamsi/eklamsi dan hipertensi kronik dengan disertai

preeklamsi) adalah penyabab ketiga kematian maternal di United States. Penyakit hipertensi

juga merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas pada perinatal. Data yang di kumpulkan

dari Perinatal Project menunjukkan bahwa adanya peningkatan kematian fetal dari hipertensi

maternal itu sendiri (tanpa disertai proteinuria maternal). Penyakit hipertensi ini adalah

komplikasi medis yang paling sering terjadi pada saat kehamilan; 4-5% wanita hamil

menderita hipertensi kronik dan 4-5% lainnya menderita hipertensi yang di induksi oleh

kehamilan (pregnancy-induced hypertension/PIH. (W. Kulb, 1993)

Data menunjukkan sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat miskin dan mereka

yang tinggal jauh dari Rumah Sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan,

eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian

ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 %, eklampsia 13 %, aborsi yang tidak

aman 11 %, serta sepsis 10 %.Salah satu penyebab kematian tersebut adalah Preeklampsia

dan eklampsia yang bersama infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup 75-80 % dari

keseluruhan kematian maternal. Kejadian preeklampsi-eklampsi dikatakan sebagai masalah

kesehatan masyarakat apabila CFR PE-E mencapai 1,4%-1,8%.(Zuspan F.P, 1978 dan

Arulkumaran ,1995 dalam penelitian Ridwan, Dkk)

Di Indonesia, Hipertensi dalam Kehamilan adalah penyebab kematian utama ketiga pada

ibu hamil setelah perdarahan dan infeksi. Bagaimana suatu peristiwa kehamilan dapat

memicu atau memperberat hipertensi merupakan pertanyaan yang masih belum memperoleh

jawaban yang memuaskan..Angka kejadian Hipertensi dalam Kehamilan kira-kira 3.7 %

seluruh kehamilan. (http://reproduksiumj.blogspot.com)

Dalam makalah ini akan di bahas mengenai Hipertensi, Preeklamsi dan Eklamsi pada

kehamilan serta Asuhan Keperawatannya dari kasus yang di dapat.

1

Page 2: maternitas makalah lengkap

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

- Untuk memahami Definisi Hipertensi, Preeklamsi dan Eklamsi

- Untuk memahami Etiologi Hipertensi, Preeklamsi dan Eklamsi

- Untuk memahami Patofisiologi Hipertensi, Preeklamsi dan Eklamsi

- Untuk memahami Klasifikasi Hipertensi, Preeklamsi dan Eklamsi

- Untuk memahami Tanda dan Gejala Hipertensi, Preeklamsi dan Eklamsi

- Untuk memahami Asuhan Keperawatan dari Studi Kasus yang di bahas.

2

Page 3: maternitas makalah lengkap

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HIPERTENSI

A. Definisi

Tekanan Darah di pengaruhi oleh volume cardiovascular, diameter/ukuran pembuluh

darah (dilatasi dan konstriksi pembuluh darah) kemampuan jantung untuk memompakan

darah sampai ke pembuluh darah, selama kehamilan banyak perubahan yang berpengaruh

terhadap tekanan darah. Selama kehamilan, volume plasma dan cardiac output meningkat

sampai 40%. Hampir 1000 meq sodium dan 6 liter air tertahan selama kehamilan. Level

plasma rennin, rennin substrat dan angiotensin II juga meningkat selama kehamilan.

Peningkatan level plasma dan angiotensin dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah

selama kehamilan. Tekanan darah akan mengalami penurunan dengan normal selama

trimester kedua dan meningkat lagi pada trimester ketiga hingga mendekati normal. Pada

trimester kedua penurunan tekanan darah di karenakan penurunan resistensi perifer vascular.

Adanya sirkulasi uteroplacental dan vasodilatasi oleh progesterone berkontribusi terhadap

penurunan tahanan vascular perifer. (W.Kulb, 1993)

Hipertensi adalah penyakit kronis yang paling umum terjadi pada wanita hamil dengan

usia tua. Selam kehamilan berlanjut, volume darah meningkat bertahap sampai mencapai

30% sampai 50% di atas tingkat pada keadaan tidak hamil. (Hamilton, 1995)

Hipertensi dalam kehamilan berarti wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil,

disebut juga sebagai pre-eklamsi tidak murni. Superimposed pre-eklamsi bila disertai dengan

proteinuria dan edema. Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi

esensial dan penyakit ginjal. Hipertensi esensial adalah penyakit hipertensi yang mungkin

disebabkan oleh factor herediter serta dipengaruhi oleh factor emosi dan lingkungan. Wanita

hamil dengan hipertensi tidak menunjukkan gejala-gejala lain kecuali hipertensi. Yang paling

banyak dijumpai adalh hipertensi esensial jinak dengan tekanan darah sekitar 140/90 mmHg

ampai 160/100 mmHg. Hipertensi jarang berubah menjadi ganas secara mendadak hingga

mencapai sistolik 200mmHg atau lebih . Gejala-gejala seperti kelainan jantung,

3

Page 4: maternitas makalah lengkap

arteriosklerosis, perdarahan otak, dan penyakit ginjal baru timbul setelah dalam waktu lama

dan penyakit terus berlanjut.

a) Kehamilan dengan hipertensi esensial akan berlangsung normal sampai aterm

b) Pada kehamilan setelah 30 minggu, 30% dari wanita hamil akan menunjukkan

kenaikan tekanan darahnya namun tanpa gejala

c) Kira-kira 20% dari wanita hamil akan menunjukkan kenaikan tekanan darah yang

mencolok, bias disertai proteinuria dan edema (pre-eklamsi tidak murni) dengan

keluhan : sakit kepala, nyeri epigastrium, oyong, mual, muntah, dan gangguan

penglihatan (visus).

Hipertensi esensial dijumpai pada 1-3% dari seluruh kehamilan. Hipertensi ini lebih sering

dijumpai pada multipara berusia lanjut dan kira-kira 1-3% dari kasus toksemia gravidarum.

Penyakit ginjal dengan gejala hipertensi yang dapat dijumpai pada wanita hamil yaitu:

(1)glomerulonefritis akut dan kronik, (2)pielonefritis akut dan kronik. (Rustam, 1998)

B. Etiologi

Etiologi hipertensi tidak diketahui tetapi semakin banyakbukti bahwa gangguan ini

disebabkan oleh gangguan imunilogik dimana produksi antibody pemghambat berkurang.

(derel, 2002)

C. Patofisiologi

Gangguuan imunologik dapat menghambat invasi arteri spiralis ibu oleh trofoblas

sampai batas tertentu sehingga mengganggu fungsi placenta. Ketika kehamilan berlanjut,

hipoksia placenta menginduksi proliferasi sitotroblast dan penebalan membrane basalis

trofoblas yang mengikuti gangguan fungsi placenta. Sekresi vasodilator prostaksilin oleh sel-

sel endothelial plasenta berkurang dan sekresi trombosan oleh trombosit bertambah, sehingga

timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini

terjadilah pengurangan perfusi placenta sebanyak 50%, hipertensi ibu dan penurunan volume

plasenta ibu. Jika vasospasme nya menetap, mungkin akan terjadadi cedera sel epitel

trofoblas dibawa ke paru-paru dan mengalami destruksi sehingga melepaskan tromboplastin.

Selanjutnya, tromboplastin menyebabkan koagulasi intravascular dan deposisi fibrin di dalam

glomeruli ginjal (endoteliosis glomerular) yang menurunkan laju filtrasi glomerulus dan

secara tidak langsung meningkatkan vasokonstriksi. Pada kasus berat dan lanjut, deposit

4

Page 5: maternitas makalah lengkap

fibrin ini terdapat dalam pembuluh darah sisterm saraf pusat, sehingga menyebabkan

konvulsi. (darel,2002)

D. Klasifikasi

Gangguan hipertensi pada kehamilan mengacu pada berbagai keadaan, dimana terjadi

peningkatan tekanan darah maternal disertai resiko yang berhubungan dengan kesehatan ibu

dan janin. Awalnya, gangguan hipertensi kehamilan disebut toksemia, tetapi istilah ini kurang

tepat karena tidak ada agen toksik atau toksin yang bias ditemukan. Krtidakpastian tentang

klasifikasi masih berlanjut sampai hari ini, sehingga kesulitan timbul dalam penegakan suatu

diagnosis klinis gangguan hipertensi tertentu. Klasifikasi berikut merupakan salah satu

klasifikasi yang paling umum dipakai saat ini:

- Preeklamsi – eklamsi

o Ringan

o Berat

- Hipertensi kronis (sudah ada sebelum hamil)

- Hipertensi kronis dengan preeklamsi-eklamsi

- Hipertensi sementara

Preeklamsi – eklamsi, dan hipertensi sementara merupakan penyakit hipertensi dalam

kehamilan, sering kali disebut pregnancy-induced hypertension (PIH). Keadaan hipertensi

kronis berkaitan dengan penyakit yang sudah ada sebelum hamil.

E. Pencegahan

Pengetahuan fisiopatologi hipertensi PIH, meskipun berfifat dasar, telah memberikan

cara-cara pencegahan gangguan ini. Tidak ada pencegahan yang berhasil, kecuali mungkin

aspirin yang telah diperlihatkan menurunkan produksi vasokontriktor proagregasi

tromboxane A2 oleh trombosit. Sayang, pemberian aspirin 75mg tiap hari kepada ibu yang

mempunyai resiko lebih tinggi mengalami PIH terbukti tidak efektif. (Derel, 2002)

F. Penatalaksanaan

5

Page 6: maternitas makalah lengkap

Tujuan perawatan adalah memungkinkan perumbuhan janin berlangsung terus

sehingga cukup matur dan dapat hidup diluar uterus, atau diperiksa resiko kematian intrauteri

lebih besar dari pada keberadaannya diluar uterus. Lamanya perawatan tergantung pada:

Keparahan PIH

Lamanya kehamilan

Respon pasien terhadap perawatan. (Derel, 2002)

2.2 PREEKLAMSI

A. Defenisi

Preeclampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi

setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.

Preeklampsia merupakan suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak system dan

ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria. Diagnosis preeklampsia secara

tradisional didasarkan pada adanya hipertensi disetai proteinuria dan / atau edema. Akan

tetapi, temuan yang paling penting ialah hipertensi, dimana 20% pasien eklampsia tidak

mengalami proteinuria yang berarti sebelum serangan kejang pertama (Bobak, 2004).

B. Etiologi

Preeklampsia ialah suatu kondisi yang hanya terjadi pada kehamilan manusia. Tanda

dan gejala timbul hanaya selama masa hamil dan menghilang dengan cepat setelah janin dan

plasenta lahir. Tidak ada profil tertentu yang mengidentifikasi wanita yang akan menderita

preeclampsia. Akan tetapi, ada beberapa faktor resiko tertentu yang berkaitan dengan

perkembangan penyakit yaitu primigravida, grand multigravida, janin besar, kehamilan

dengan janin lebih dari satu, morbid obesitas. Kira-kira 85% preeklampsia terjadi pada

kehamilan pertama. Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin

lebih dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat. Pada ibu yang

mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal, insiden dapat mencapai 25% (Bobak,

2004).

C. Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologis

kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma

darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vascular sistemik, peningkatan curah jantung, dan

6

Page 7: maternitas makalah lengkap

penurunan tekanan osmotic koloid. Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar

menurun, sehinngga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.

Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-

uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan

menghancurkan sel-sel darah merah, sehinngga kapasitas oksigen maternal menurun.

Vasospasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai

preeklampsia. Vasospasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan

peredaran darah, seperti angiontensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara

prostasiklin prostaglandin dan tromboksan A2. Selain kerusakan endotial, vasospasme arterial

turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatan edema dan

lebih lanjut menurunkan volume intravascular, mempredisposisi pasien yang mengalami

preeklampsia mudah menderita edema paru.

Hubungan system imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi

memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia. Keberadaan protein asingg,

plasenta, atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut (Bobak, 2004).

D. Manifestasi Klinis

Gambaran klinik mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan,

kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi proteinuria. Pada preeclampsia ringan gejala

suibjektif belum dijumpai, tetapi pada preeclampsia berat diikuti keluhan subjektif seperti :

Sakit kepala terutama daerah frontalis

Rasa nyeri di daerah epigastrium

Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur

Terdapat mual sampai muntah

Gangguan pernafasan sampai sianosis

Terjadi gangguan kesadaran

Gejala-gejala ini sering ditemukan pada preeclampsia yang meningkat dan merupakan

petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema

menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak. Dengan pengeluaran proteinuria

keadaan penyakit semakin berat, karena terjadi gangguan fungsi ginjal (Manuaba, 1998).

Tanda dan gejala preeclampsia berat yaitu :

7

Page 8: maternitas makalah lengkap

1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg

2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg

3. Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus

4. Trombosit < 100.000/mm3

5. Oliguria < 400 ml/24 jam

6. Proteinuria > 3 g/liter

7. Nyeri epigastrium

8. Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat

9. Perdarahan retina

10. Edema pulmonum

11. Koma

E. Pencegahan

Pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka

kesakitan dan kematian. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teloiti dapat menemukan

tanda-tanda dini preeclampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya.

Untuk mencegah kejadian preeclampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan

dengan :

1. Diet makanan

Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak.

Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi

pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan

tambahan satu butir telur setiap hari.

2. Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya dan

disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak dududkk atau berbaring ke arah

punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

3. Pengawasan antenatal (hamil)

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera dating ke tempat

pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian :

a. Uji kemungkinan preeclampsia :

Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya

Pemeriksaan tinggi fundus uteri

8

Page 9: maternitas makalah lengkap

Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema

Pemeriksaan protein dalam urin

Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran

darah umum, dan pemeriksaan retina mata.

b. Penilaian kondisi janin dalam rahim :

Pemantauan tinggi fundus uteri

Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin,

pemantauan air ketuban.

Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi (Manuaba, 1998).

F. Penanganan

Tujuan utama penanganan ialah :

1. Mencegah terjadinya preeklamsia berat dan eklampsia

2. Melahirkan janin hidup

3. Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.

Penanganan preeclampsia ringan

1. Sedative ringan

Phenobarbital 3x30 mg

Valium 3x10 mg

2. Obat penunjang

Vitamin B kompleks

Vitamin C atau vitamin E

Zat besi

3. Nasehat

Garam dalam makanan dikurangi

Lebih banyak istirahat baring ke arah punggung janin

Segera dating memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala, mata

kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernafasan semakin sesak,

nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah

berkurang, pengeluaran urin berkurang.

4. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.

Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk

penderita perlu memperhatikan beberapa hal berikut :

9

Page 10: maternitas makalah lengkap

Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih

Protein dalam urin 1 plus atau lebih

Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu

Edema bertambah dengan mendadak

Terdapat gejala atau keluhan subjektif

Penanganan preeclampsia berat

1. Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar

2. Dipasang infuse glukosa 5%

3. Dilakukan pemeriksaan :

Pemeriksaan umum : pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu dan

pernafasan.

Pemeriksaan kebidanan : pemeriksaan Leopold, denyut jantung janin,

pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).

Pemasangan dauer

Evaluasi keseimbangan cairan

4. Pengobatan

Sedative : Phenobarbital 3x100 mg, Valium 3x20 mg

Menghindari kejang :

a. Magnesium sulfat

Insial dosis 8 gr IM, dosis ikutan 4gr/6 jam

Observasi : pernafasan tidak kurang 16 menit, refleks pateka positif,

urin tidak kirang dari 6oo cc/24 jam.

b. Valium

Inisial dosis 20 mg IV, dosis ikutan 20 mg/drip 20 tetes/menit

Dosis maksimal 120 mg/24 jam

c. Kombinasi pengobatan :

Pethidine 50 mg Im

Klorpromazin 50 mg IV

Diazepam (valium) 20 mg IM

d. Bila terjadi oliguria diberikan glukosa 40% IV untuk menarik cairan dari

jaringan, sehingga dapat merangsang dieresis.

5. Setelah keadaan preeclampsia berat dapat diatasi, pertimbangan mengakhiri

kehamilan berdasarkan :

10

Page 11: maternitas makalah lengkap

a. Kehamilan cukup bulan

b. Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan

c. Kegagalan pengobatan preeclampsia berat kehamilan diakhiri tanpa

memandang umur

d. Merujuk penderita ke rumah sakit untuk penngobatan yang adekuat.

2.3 EKLAMSIA

A.Definisi

Eklamsi adalah proses penyakit yang sama dengan preeklamsi yang disertai dengan

kejang dan/atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Diagnosis eklamsi

ditegakkan berdasarkan gejala-gejala preeklamsi disertai kejang atau koma. (arif, 1999)

Kelanjutan preklamsi berat menjadi eklamsia dengan tambahan gejala kejang-kejang

dan/atau koma. Kejadian eklamsia di Negara-negara berkembang berkisar antara 0.3%

sampai 0.7%. Kedatangan penderita sebagian besar dalam keadaan preeklamsia berat atau

eklamsi

B. Etiologi

Apa yang menjadi penyebab preklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum

diketahui. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut: (1). sebab

bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola

hidatidosa, (2). Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan, (3). Sebab

dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus, (4). Sebab

jarangnya terjadi eklamsi oada kehamilan-kehamilan berikutnya, (5). Penyebab timbulnya

hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. (Sarwono, 2006)

C. Patofisiologi

Perubahan-perubahan yang terjadi pada PIH berat lebih nyata pada eklamsia

vasospasme lebih kuat, disertai dengan hipoksia jaringan, laju filtrasi glomerulus berkurang

dan keluaran urin menurun, retensi air intraselular menghalangi metabolism selualr dan

mungkin terjadi edema cerebri, viskositas darah meningkat, hitung trombosit menurun dan

timbul defek koagulasi. (Derek, 2002)

11

Page 12: maternitas makalah lengkap

D. Gambaran Klinis

Konvulsi didahului oleh stadium disorientasi, wanita tersebut gelisah, bergerenyat

(twitches) dan mengalami pernafasan spasmodic. Dalam semenit, timbul konvulsi stadium

tonik, punggungnya melengkung, tangan mengepal, menyeringai, pernafasan berhenti dan

menjadi sinotik. Dalam stadium ini lidah mungkin tergigit, kemudian wanita tersebut masuk

kedalam konvulsi stadium klonik. Tubuhnya berkejat-kejat tidak terkontrol, saliva berbusa

memenuhi mulutnya, dan pernafasan menjadi sangat keras. Akhirnya ia menjadi koma. Koma

dapat berlangsung selama 1 jam atau lebih, atau mungkin terjadi konvulsi recurrent.

Konvulsi terjadi pada kehamilan lanjut pada 40% kasus, intrapartum 30%, dan beberapa jam

setelah melahirkan 30%. (Derek, 2001)

E. Pencegahan

Pengobatan eklamsia dapat mengalami kesulitan dengan hasil yang tidak memuaskan.

Karena itu mencegah terjadinya eklamsia lebih penting dengan jalan :

1 Meningkatkan jumlah dan kualitas tempat pemeriksaan hamil

2 Menemukan gejala dini preeklamsi serta mengobatinya

3 Bila gagal mengobati preeklamsia berat kehamilan berat diakhiri, sehingga eklamsi

dapat dicegah

Tujuan pengobatan eklamsia adalah:

1. Mengindari kejang dan komayang menyebabkan angka kematian ibu dan janin tinggi

2. Mengakhiri kehamilan dengan atrumatis. ( Ida Bagus, 1998)

F. Penanganan

Tujuan perawatan adalah :

1. Mengontrol kejang dengan menghilangkan spasme vascular generalisata dan

menurunkan sensitivitas otak terhadap rangsangan

2. Menurunkan tekanan darah

3. Melahirkan janin.

12

Page 13: maternitas makalah lengkap

Kualitas perawatan pasien eklamsi sangat penting. Pasien dirawat dengan dibaringkan

miring ke satu sisi dengan kepala dan bahu ditinggikan dan kateter dimasukkan kedalam

kandung kemih. Perawat yang bertugas harus:

1. Mendeteksi setiap perubahan yang menandai konvulsi kedua

2. Mencegah wanita tersebut mencederai diri sendiri selama konvulsi

3. Memberikan oksigen kontinu

4. Mempertahankan mulut dan kerongkongan bersih dari saliva dengan penyedotan

(suction)

5. Memonitor tanda-tanda vital dan urin output. (Derek, 2001)

13

Page 14: maternitas makalah lengkap

BAB III

STUDY KASUS

Ny. N (30 tahun) G1P0A0 datang ke klinik bidan untuk ANC. Ny. N merupakan seorang ibu

rumah tangga. Usia kehamilan Ny. N 34 minggu. Ny. N mengatakan kalau keluarganya

memiliki penyakit keturunan yaitu diabetes dan hipertensi. Selama kehamilan berat badannya

naik drastis. Saat sebelum hamil berat badannya 56 kg, namun sekarang berat badannya

menjadi 72 kg dan tinggi badan 157 cm. Dari hasil pemeriksaan terdapat TD 150/100 mmHg,

HR 82 x/i, RR 18 x/i, T 360C. Hasil Leopold; tinggi fundus uteri 30 cm, punggung kanan,

presentasi kepala dan belum masuk PAP. DJJ 136 x/i, gerak janin aktif, tafsiran berat badan

janin 2945 gram. Ny. N juga mengatakan kalau sebelum hamil tekanan darahnya sekitar

140/90 mmHg. Keluhan yang terjadi pada kehamilan ini adalah nyeri kepala, pandangan

berkunang-kunang. Ny. N melakukan pemeriksaan urin, didapat protein dalam urin 0.3 gr/l.

Ny. N menjadi merasa takut terjadi sesuatu pada kehamilannya.

Pengkajian

Nama : Ny. N

Usia : 30 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Riwayat penyakit keluarga : Diabetes dan hipertensi

Pemeriksaan fisik

TB : 157 cm BB : 72 kg TD : 150/100 mmHg

RR : 18 x/i HR : 82 x/i T : 360C

Pemeriksaan Leopold

I : TFU 30 cm

II : Punggung Kanan

III : Presentasi kepala

14

Page 15: maternitas makalah lengkap

IV : Belum Masuk PAP

DJJ : 136 x/i

Tafsiran berat janin : 2945 gram

Gerak janin : ada

Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan urin 0.3 gr/l

Keluhan : - Nyeri pada kepala

- Pandangan berkunang-kunang

ANALISA DATA

NO Data O/S Etiologi Masalah

1 DS : ibu mengatakan kalau

kepalanya sering sakit dan

pandangan berkunang-

kunang.

DO : -

Peningkatan renin

Angiotensin II dan level plasma meningkat

Tekanan darah meningkat

Vasokoonstriksi pembuluh darah

Suplai darah ke organ berkurang

Nyeri kepala

Gangguan rasa nyaman

Perubahan perfusi

jaringan/ organ,

menurun, berhubungan

dengan hipertensi

2 DS : ibu mengatakan berat

badannya naik drastis

sampai 72 kg selama hamil

sedangkan sebelum hamil

berat badannya hanya 56 kg.

Proses kehamilan

Pembesaran uterus

Perkembangan janin yang

Kurang pengetahuan

tentang penatalaksanaan

diet berhubungan

dengan berat badan ibu

yang naik drastis

15

Page 16: maternitas makalah lengkap

DO : berat badan 72 kg dan

tinggi badan 157 cm.

semakin besar

Nafsu makan meningkat

Kurang pengetahuan ibu dan

keluarga tentang diet

Berat badan meningkat

Resiko preeklamsi

3 DS : Ny. N mengatakan

kalu ia merasa takut terjadi

sesuatu pada kehamilannya.

DO : -

Kehamilan

Tekanan darah meningkat

Koping individu tidak baik

Kecemasan

Ansietas berhubungan

dengan preeklamsi dan

efeknya pada ibu dan

bayi

4 DS:-

DO: tekanan darah ibu

tinggi sampai 150/100

mmHg dan sebelum hamil

140 mmHg, protein dalam

urin 0,3 gr/l

Kehamilan

Diet tidak terkontrol

Peningkatan berat badan

Resiko sulit melahirkan

Resiko distress janin

Resiko tinggi cedera

pada janin berhubungan

dengan fetal distress

..DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun b/d hipertensi

2. Ansietas b/d preeklamsi dan efeknya pada ibu dan bayi

3. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet b/d berat badan ibu yang naik

drastis

16

Page 17: maternitas makalah lengkap

4. Resiko tinggi cedera pada janin b/d fetal distress

INTERVENSI

Hasil yang diharapkan

1. Ibu akan mengenali dan segera melaporkan tanda dan gejala abnormal untuk

mencegah keadaan memburuk.

2. Ibu akan menjalani pengobatan medis untuk mengurangi resiko terhadap dirinya

sendiri dan janinnya.

3. Orang terdekat lain juga akan terlibat untuk memberi dukungan dalam perawatan dan

penatalaksanaan penyakit untuk mengoptimalkan prognosis emosi fisik

4. Ibu mampu mengungkapkan rasa takut dan kekhawatirannyadalam mengatasi keadaan

5. Ibu dan janin tidak akan mengalami efek samping pre-eklampsia da

penatalaksanaannya.

6. Ibu tidak akan mengalami eklampsia dan bahaya akibat komplikasi eklampsia.

7. Janin tidak menglami distress, bayi akan lahir dalam keadaan optimal tanpa akibat

yang merugikan kondisi maternal dan penatalaksanaannya.

8. Ibu melahirkan dengan keadaan optimal tanpa akibat yang merugikan kondisi dan

penatalaksanannya.

9. Keluarga mampu mengatasi secara efektif resiko tinggi ibu, penatalaksanaannya dan

hasilnya.

Diagnosa I

Memantau urin yang keluar

Memantau edema yang terlihat

Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring

Diagnosa II

Anjurkan klien untuk menceritakan tentang kecemasannya.

Bantu pasien untuk fokus pada sesuatu untuk mengurangi cemasnya.

Berikan dukungan positif ketika klien mampu melanjutkan aktifitas sehari-harinya

untuk mengalihkan cemasnnya.

17

Page 18: maternitas makalah lengkap

Berikan hiburan seperti televisi, radio, permainan, dan terapi okupasi.

Anjurkan pada klien untuk istirahat yang cukup, lebih banya duduk atau berbaring kea

rah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami

gangguan.

Diagnosa III

Identifikasi kebutuhan informasi pasien tentang diet saat hamil.

Berikan informasi mengenai diet saat hamil.

Berikan informasi pada keluarga seputar menu yang baik saat kehamilan.

Beritahukan pada keluarga untuk bisa mengontrol nutrisi dan berat badan pasien.

Anjurkan klien untuk makan makanan yang tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup

vitamin dan rendah lemak dan mengurangi garam apabila berat badan bertambah.

Diagnosa IV

Monitor DJJ sesuai indikasi

Kaji tentang pertumbuhan janin

Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang,

aktifitas janin turun )

Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM

Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST

18