makalah sosper lengkap

Upload: agoes-siswoedjoe

Post on 08-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Sosiologi peternakan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDi dalam kehidupan masyarakat, aspek kehidupan ekonomi masyarakat perlu dihubungkan dengan faktor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain; faktor kebudayaan, kelompok solidaritas, dan stratifikasi sosial. Aspek ekonomi dalam masyarakat terlihat dari fenomena ekonomi sebagai suatu gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka yang diawali oleh proses produksi, konsumsi dan pertukaran. Dengan sendirinya dalam pemenuhan kebutuhannya atau dalam melakukan tindakan ekonomi, seseorang akan berhubungan dengan institusi-institusi sosial seperti pasar, rumah sakit, keluarga dan lainnya.(Atinna, 2012 ) Kemudian mendefinisikan ilmu ekonomi: Studi mengenai cara manusia dan masyarakat memilih, dengan atau tanpa memakai uang, untuk menggunakan sumber daya produktif yang dapat mempunyai alternatif untuk menghasilkan berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk konsumsi, sekarang atau masa depan, di antara berbagai orang dan kelompok orang dalam masyarakat. Untuk mengkaji lebuh dalam mengenai hubungan sosiologi dengan ekonomi, maka pada laporan ini akan dibahas mengenai perspektif sosiologi ekonomi, keterkaitan perilaku ekonomi dalam hubungan sosial, konsumsi dan gaya hidup. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya Praktik Lapang Sosiologi Peternakan. (Bahan Ajar, 2012)

B. Tujuan dan kegunaan Tujun dari Praktik Lapang Sosiologi Peternakan yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat sosiologi Ekonomi Peternakan di daerah Ompo, kecamatan Lalabata, Kabupaten SoppengAdapun kegunaan dari diadakannya praktek lapang sosiologi peternakan adalah agar dapat mengetahui sosiologi ekonomi yang ada di masyarakat khususnya di Daerah Ompo, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA.Tinjauan Umum Tentang Peternakan1. Sejarah Peternakan Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengandomestikasianjing,kambing,dandomba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan.Pada masa ini pula, domba dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol).Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain. (Ria, 2014)Ilmu pengetahuan tentang peternakan,diajarkan banyak di universitasdanperguruan tinggidi seluruh dunia.Para siswa belajar disiplin ilmu sepertiilmu gizi,genetikadan budi-daya, atau ilmu reproduksi.Lulusan dari perguruan tinggi ini kemudian aktif sebagai doktor hewan, farmasi ternak, pengadaan ternak dan industri makanan. Dengan segala keterbatasan peternak, perlu dikembangkan sebuah sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan sehingga peternakan industri dan peternakan rakyat dapat mewujudkanketahanan pangandan mengantasi kemiskinan. (Sumbodo , 2013)Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakanhewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal.Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dan lain-lain (Nurhayati, 2013).Setiap daerah memiliki budaya ternak sendiri, budaya Timor Tengah Selatan, dalam hal pemeliharaan ternak, umumnya penduduk yang diteliti masih memiliki kecendrungan untuk melepas saja hewan-hewan ternak peliharaan mereka dipadang rumput pada siang hari. Begitu pula di Maluku, bidang peternakan belum menjadi sebuah bidang yang ditekuni oleh masyarakat.Yang ada hanyalah peternakan-peternakan biasa tanpa adanya suatu sistem tertentu. Pada umumnya jenis-jenis hewan ternak yang dipelihara, diantaranya adalah: kambing, ayam dan itik. Hewan-hewan ini dibiarkan bebas berkeliaran tanpa kandang. Di Lampung, hewan-hewan ternak dibiarkan bebas berkeliaran, dan setelah beberapa tahun kemudian, mereka ditangkap dan dimasukkan kedalam kandang, dihitung jumlahnya dan diberi tanda milik pada tubuhnya (Suranto, 2004).B.Defenisi Sosiologi EkonomSosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan lingkungannya. Pada postingan Pengertian dan Penjelasan tentang sosiologi ini, akan ada banyak hal yang saya bahasadalah tentang Pengertian sosiologi, sejarah lahirnya sosiologi, dan objek studi sosiologi. Agar lebih paham pada beberapa pokok pembahasan tersebut, alangkah lebih baik jika sobat mau membaca penjelasan ini sejenak. Sosiologi merupakan ilmu yang relatif baru jika dibandingkan dengan ilmu lainnya (seperti fisika,biologi,geografi, dan lainnya). Ilmu sosiologi ini dikembangkan oleh Auguste Comte dari Prancis. Tidak seperti illmu lainnya, sosiologi membatasi pengkajian terhadap objek kajiannya (yaitu masyarakat) agar tidak memperoleh hasil penelitian yang tidak dapat dibuktikan (Anasir2013),.

Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara.Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya ( Damsar,2010).jika dikaitkan dengan ekonomi, maka sosiologi ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya kompleks dan melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumen barang dan jasa yang bersifat langka dalam masyarakat. Jadi, fokus analisis untuk sosiologi ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai hubungan antara variabel-variabel sosiologi yang terlihat dalam konteks non-ekonomis.Pola dan sistem yang berlaku dalam mekanisme pasar (interaksi ekonomi yang dilakukan antar individu dan masyarakat) sebenarnya berawal dari hubungan yang sederhana antara individu dan masyarakat (interaksi sosial) dalam rangka mengatasi kelangkaan.Lebih lanjut dijelaskan bahwa, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial.Bahkan aktivitas ekonomi selalu melekat dalam sosialitas tempat kejadian ekonomi itu berlangsung. Begitupun sebaliknya (Sidiq,2013).Sosiologi ekonomi adalah studi sosiologis yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara ekonomi dan fenomena sosial.Asumsi yang dibangun sosiologi ekonomi dalam melihat fenomena ekonomi adalah tindakan ekonomi sebagai suatu bentuk tindakan sosial, tindakan ekonomi disituasikan secara sosial, dan institusi ekonomi merupakan konstruksi sosial.Tidak hanya sosiolog, tetapi juga ekonom yang memberi kontribusi pada perkembangan studi sosiologi ekonomi.Salah satu kontribusi paling signifikan yang dilakukan oleh ekonom datang dari Joseph Scumpeter melalui karyanya History of Economic Analisys.Ia menggunakan institusional framework dalam menganalisis fenomena ekonomi. ( Sidiq, 2013).C.Persfektif Sosiologi EkonomiSosiologi Ekonomi adalah perspektif sosiologis yang digunakan dalam menjelaskan fenomena ekonomi, terutama terkait dengan aspek produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang, jasa, dan sumberdaya yang terbatas, yang bermuara pada bagaimana masyarakat mencapai kesejahteraanya. Kontribusi sub disiplin sosiologi ekonomi menunjukkan perkembangan yang eksplosif sejalan dengan berbagai permasalah sosial ekonomi masyarakat, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang yang sedang berupaya meningkakan kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai kebijakan pembangunan. Perkembangan studi-sudi sosiologi ekonomi tidak terlepas dari pengaruh pemikiran besar dari tokoh-tokoh sosiologi klasik dan aliran pemikiran aliran pemikiran baru dalam sosiologi ekonomi sejak dekade 1980 an seperti seperti penerapan teori jaringan sosial, peran teori struktural, pemikiran aliran teori-teori organisasi, aliran sosiologi budaya, teori pilihan rasional dan kapital sosial, serta peran konsep reformulasi kapital yang dihubungkannya dengan konsep praktik sosial yang didalamnya menjelaskan konsep field (ranah) dan habitus. Hasil penelusuran saya atas perkembangan studi-studi sosiologi ekonomi di Indonesia, adalah bahwa sebagian besar studi diarahkan terhadap bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan dan mencapai kemakmuran atau kesejahteraan yang erat pertalianjnya dengan masalah kemiskinan. Saat ini studi sosiologi ekonomi lebih marak menganalisis kapital sosial, serta masalah struktur, kelembagaan dan sistem ekonomi nasional yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.Indikator pembangunan ekonomi berupa pemerataan dan "inklusifitas" pembangunan adalah obsesi utama pembangunan model MNK (model negara kesejahteraan) dalam mengatasi ketimpangan sosial. Masalah ketimpangan sosial senyatanya telah menjadi fokus perhatian dalam operasionalisasi kebijakan pembangunan disegala sektor, dengan upaya peningkatan sinergitas peran dan hubungan tripartit antara negara (pemerintah), korporasi (swasta), dan masyarakat sering menjadi topik menarik dalam menganalisis teori-teori pembangunan sosial ekonomi masyarakat saat ini (Mudiarto,2011).1. Persfektif Embeneddness( Keterlekatan )Konsep ini digunakan untuk menjelaskan fenomena perilaku ekonomi dalam hubungan sosial.Konsep keterkaitan, menurut Granovetter, merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan terikat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor.Ini tidak hanya terbatas terhadap tindakan aktor individual sendiri tetapi juga mencakup perilaku ekonomi yang lebih luas, seperti penetapan harga dan institusi-institusi ekonomi, yang semuanya terpendam dalam suatu jaringan hubungan sosial.Adapun yang dimaksudkan jaringan hubungan sosial ialah sebagai Suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama di antara individu-individu atau kelompok-kelompok.( Damsar, 2013 ) .Perspektif ini diinisiasi oleh Granoveter yang menulis The Social Embededdness of Economic Action di tahun 1985, yang kemudian menjadi paradigma penting dalam sosiologi ekonomi.Kebanyakan sosiolog berpendapat bahwa ekonomi selalu terlekat dalam konteks sosial. Menurut Granoveter (1990), keterlekatan ekonomi tidak hanya terbatas jaringan-jaringan hubungan antar-personal, tetapi juga terdapat dalam supra-individual dan kondisi-kondisi hubungan masyarakat interpersonal. Dalam pandangan ini, ekonomi ditandai dengan keterlekatan, baik pada skala makro maupun mikro.( Haryanto,2011)Perspektif ini melihat bahwa tindakan ekonomi seorang individu selalu terlekat dalam latar sosial.Menurut perspektif ini, perilaku ekonomi berhubungankekuatan-kekuatan struktural atau sistemis yang beroperasi secara nyata dalam masyarakat, termasuk ekonomi.Dalam skala makro, hal tersebut dapat dipahami dari kenyataan yang menunjukkan mengapa kekuatan-kekuatan non-rasional sering memengaruhi perilaku ekonomi. Jika semua aktor mengikuti kaidah-kaidah optimalisasi rasionalitas (maksimalisasi utilitas), sebenarnya akan terjadi disintegarasi sosial (Zavirovski, 2004 : 697).Terdapat tiga proposisi utama dalam sosiologi ekonomi baru menurut Swedberg dan Granovetter berkaitan dengan keterlekatan ekonomi ini, yaitu (1) tindakan ekonomi adalah suatu bentuk tindakan sosial; (2) tindakan ekonomi disituasikan secara sosial; (3) institusi ekonomi dikonstruksi secara sosial. Dengan demikian, tindakan ekonomi dan lembaga-lembaga ekonomi merupakan ekspresi hubungan sosial.Dalam hal ini, tindakan yang bersandar pada kalkulasi untung rugi merupakan bagian dari konstruksi sosial.(Bahan ajar ,2012 )2. Persfektif UtilitarianPerspektif ini menggunakan asumsi bahwa manusia merupakan aktor yang rasional.Manusia selalu berusaha untuk mendapatkan kesenangan, kenikmatan dan kesejahteraan serta menghindari penderitaan, hukuman, dan kesengsaraan.Tindakan manusia yang dianggap rasional adalah tindakan yang memperhitungkan untung rugi (cost benefit ratio) dan keputusan yang diambil dari sekian pilihan yang tersedia adalah yangg paling efisien.Manusia selalu berusaha memperoleh keuntungan semaksimal mungkin berdasarkan biaya yang dikeluarkan serendah mungkin.Prinsip ini dikenal luas sebagai prinsip ekonomi, dan mendominasi teori -teori ekonomi yang berkembang hingga saat ini.Motivasi ekonomi dengan demikian merupakan basis tindakan sosial manusia. Adam Smith hakikat manusia yang digambarkan sebagai homo economicus. ( Haryanto,2011 )Asumsi yang dianggap perspektif utilitarian ini dii kamudian hari banyak menimbulkan oersoalan serius, terutama berkaitan dengan moral dan keberadaan manusia.Rasionalisme instrumental yang dibangun perspektif dalam kesejarahannya, bahkan telah menimbulkan tragedi kemanusiaan yang paling mengerikan. Peristiwa Genosida terhadap warga keturunan Yahudi di Jerman (Barat) dalam peristiwa Holocaust, dengan cara memasukkan korban ke dalam gua-gua bekas tambang kemudian disemprotkan gas yang mematikan setelah sebelumnya dilucuti segala yng berharga darinya (termasuk rambut!) untuk dijadikan komoditas bernilai, merupakan sebuah contoh bagaimana rasionalitas instrumental ini telah mengabaikan sisi-sisi moral kehidupan manusia. Berbagai contoh lain dapat dieksplorasi dari ilustrasi tersebut dan hal itu menunjukkan rasionalitas instrumental telah mewarnai (bahkan mendominasi) realitas kehidupan masyarakat modern.Perspektif ini mempunyai akar pemikiran yang cukup beragam, termasuk diantaranya adalah Karl Marx. Menurut Smelser (19970, Marx mewariskan banyak hal kepada tradisi utilitarian dari cenderung mensubordinasikan segala bentuk moral dan sisi-sisi afeksi kehidupan sebagai produk dari kekuatan-kekuatan sejarah. ( Bahan ajar , 2012 )D. Keterkaitan HubunganSosialTerhadap EkonomiKebangkitan kembali kajian-kajian sosiologi ekonomi pada dekade 1980-an,ditandai dengan perkembangan teori yang memfokuskan analisisnya pada organisasi ekonomi tingkat mikro. Pada masa ini, muncul konsep yang terkenal dalam perkembangan sosiologi ekonomi, yaitu embeddedness atau keterlekatan sosial dan budaya. Keterlekatan merujuk ide bahwa aktor sosial hanya dapat dipahami dan diinterprestasikan ketika berada dalam hubungan rasional, dalam konteks institusional, dan kultural masyarakat tempatnya berada. Dalam hal ini, seorang aktor tidak dapat dilihat sebagai pembuat keputusan yang otonom danal menggunakan utilitas yang dimilikinya.(Bahanajar,2012) Pendekatan keterlekatan memprioritaskankondisi-kondisi yang berbeda ketika tindakan sosial dilakukan. Pendekatan ini menentang posisi kaum utilitarian dan ekonomi neo-klasik, terutama konsepnya aktor yang dilihatnya sebagai kurang tersosialisasi (undersocialized). Menurut pendekatan keterlekatan, perilaku dilihat sebagai transendensi posisi sosial dan fungsional seorang aktor tempat norma dan nilai sangat terinternalisasi ke dalam individu dan menjadi kondisi-kondisi yang melandasi perilaku. Konsep embeddedness mendasarkan diri pada beberapa asumsi masyarakat : (1) aktor bukanlah individu yang otonom; (2) penggunaan utilitas tidak dapat menjelaskan secara penuh makna hubungan-hubungan sosial; (3) logika berdasar pada formasi institusi dan norma-normanya; dan (4) perilaku tidak dapat berubah dalam konteks interaksi sosial tempat institusi tersebut berada. Sebagai tambahan terdapat pula asumsi yang relevan, yaitu masyarakat kontemporer cenderung mengalami konvergensi transformasi yang mengakibatkan perbedaan proses-proses adaptasi yang melibatkan konfigurasi sosial, budaya, dan kognitif khusus (Trigilia, 2007 : 11-12).Burns dan De Ville (2007 :578) menunjukkkan bukti adanya embeddedness dan pengaruhnya terhadap performance ekonomi suatu negara.Menurut Polanyi, aturan ekonomi yang paling umum sepanjang sejarah tranksaksi ekonomi dan mekanisme harga yang embedded dengan aturan sosial, politik, dan budaya masyarakat setempat. Pengecualian ditemukan pada ekonomi kapitalisme modern. Untuk pertama kalinya, ekonomi terdeferensiasi secara besar-besaran dari masyarakat, atas nama ide kebebasan ekonomi atau laissez-faire. Akibatnya, kohesi sosial danproteksi terhadap kohesi sosial terancam dan dalam hal pendulum bergerak antara sistem welfare state menuju sebuah reembedding pasar dalam institusi politik (Holton, 2001 :253).Dalam literatur modern, embeddednes cenderung dihubungkan dengan jaringan-jaringan ikatan sosial. Seseorang yang memiliki jaringan hubungan dan jaringan tersebut dibawa ke dalam ikatan yang melandasi tranksaksi ekonomi, pada saat itu adalah ia terlibat dalam tranksaksi yang embedded. Jaringan hubungan antar-manusia akan menghasilkan sumber daya atau apa pun dapat dimanfaatkan individu. Embeddedness juga berhubungan dengan tradisi-tradisi manusia dilihat sebagai rekam jejak praktik kehidupan atau juga merupakan sebuah tanda (simbol) kepercayaan dan imajinasi kontinuitas kehidupan bersama yang diungkapkan dalam pemikiran dan tindakan manusia.E.Konsumsi dan Gaya HidupGaya hidup kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindar darifast food.Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain penyajian yang cepat sehingga tidak menghabiskan waktu lama dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, higienis dan dianggap sebagai makanan bergengsi dan makanan gaul .Perubahan dari pola makan tradisional ke pola makan barat sepertifast food yang banyak mengandung kalori, lemak dankolesterol, ditambah kehidupan yang disertai stress dan kurangnya aktivitas fisik,terutama di kota-kota besar mulai menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas) dan penyakit degeneratif seperti jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus (Bernadetta, 2012).Dalam sosiologi, konsumsi tidak hanya dipandang bukan sekedar pemenuh kebutuhan yang bersifat fisik dan biologis manusia, tetapi berkaitan dengan aspek-aspek social budaya. Konsumsi berhubungan dengan masalah selera, identitas, atau gaya hidup. Menurut ekonom, selera sebagai suatau yang stabil, difokuskan pada nilai guna., dibentuk secara individu, dan dipandang sebagai suatau yang eksogen. Sedangkan menurut sosiolog, selera sebagai suatau yang dapat berubah, difokuskan pada suatu kualitas simbolik suatau barang, dan tergantung persepsi selera orang lain. (Dwijasaputro , 2013)Konsumsi dapat dipandang sebagai bentuk identitas.Barang-barang simbolik juga dapat menunjukkan kelompok pergaulannya. Simmel mengatakan bahwa ego akan runtuh dalam kehilangan dimensinya jika ia tidak dikelilingi oleh objek eksternal yang menajdi ekspresi dari kecenderungannya, kekuatannya dan cara individualnya karena mereka mematuhinya, atau dengan kata lain miliknya. Sebagai contoh, seorang pejabat yang meletakkan ensiklopedi dalam rak ruang tamu atau kantornya yang menandakan bahwa ia mampu membeli barang yang harganya relative mahal tersebut. Walau sebenarnya tidak pernah ia baca, sehingga dapat dikatakan hanya sebagai pajangan semata. (Dwijasaputro , 2013)Webber mengatakan bahwa konsumsi terhadap suatu barang merupakan gambaran gaya hidup tertentu dari kelompok status tertentu. Konsumsi terhadap barang merupakan landasan bagi penjenjangan dari kelompok status.Sehingga situasi kelas ditentukan oleh ekonomi sedang situasi status ditentukan oleh penghargaan social.Misalnya, pada masyarakat pedesaan, status guru dan pedagang lebih tinggi guru walaupun pendapatannya lebih besar pedagang.Hal ini dikarenakan guru mempunyai peluang yang besar untuk mencari peluang tambahan.Sebagai contoh bekerja sampingan sebagai pedagang. Guru akan lebih berhasil dari pada pedagan tulen karena masyarakat menganggap guru adalah orang yang berpendidikan dan tidak mungkin berbuat curang. Sehingga orang akan cenderung berbelanja pada guru. Atau pada masyarakat perkotaan, para pengusaha berhak mendapat gelar bangsawan karena dia mampu memberi suatu sumbangan pada keraton.Walau ada pihak yang lebih berhak mendapat gelar tersebut. (Dwijasaputro , 2013)Konsumsi dapat dipandang sebagai bentuk identitas.Barang-barang simbolik juga dapat menunjukkan kelompok pergaulannya.Dimana ego akan runtuh dalam kehilangan dimensinya jika, ia tidak dikelilingi oleh objek eksternal yang menjadi ekspresi dari kecenderungannya, kekuatannya dan cara individualnya karena mereka mematuhinya, atau dengan kata lain miliknya. Misalnya, pada masyarakat pedesaan, status guru dan pedagang lebih tinggi guru walaupun pendapatannya lebih besar pedagang.Hal ini dikarenakan guru mempunyai peluang yang besar untuk mencari peluang tambahan.Sebagai contoh bekerja sampingan sebagai pedagang. Guru akan lebih berhasil dari pada pedagan tulen karena masyarakat menganggap guru adalah orang yang berpendidikan dan tidak mungkin berbuat curang. Sehingga orang akan cenderung berbelanja pada guru. Atau pada masyarakat perkotaan, para pengusaha berhak mendapat gelar bangsawan karena dia mampu memberi suatu sumbangan pada keraton.Walau ada pihak yang lebih berhak mendapat gelar tersebut. (Bernadetta,2012).Konsumsi berhubungan dengan masalah selera, identitas dan gaya hidup. Konsumsi dapat membentuk identitas seseorang dari barang-barang simbolis yang ia konsumsi. Hubungan antara konsumsi dan gaya hidup terbentuk ketika kita melihat seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang maka akan terlihat bagaimana gaya hidup mereka. Selain itu konsumsi dapat juga dijadikan acuan dalam penjenjangan suatu kelas sosial dalam perkembangan perekonomian nasional (Atinna,2012).

BAB IIIMETODE PRAKTEK LAPANG

A. Waktu Dan Tempat Praktek LapangPraktek Lapang Sosiologi Peternakan mengenai Sosiologi Ekonomi dilaksanakan pada tanggal 25 27 April 2014 , di dusun Lawo Kelururahan Ompo , Kecamatan Lalabata kabupaten Soppeng Propinsi Sulawesi Selatan .

B. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada praktek lapangan Sosiologi Peternakan Di Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yaitu jenis data kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang orang atau perilaku yang dapat diamatai.Sumber data yang digunakan para praktek lapangan Sosiologi Peternakan di Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng yaitu data primer dan data sekunder.1. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan responden , meliputi indentitas responden yang tediri atas nama , umur , jenis kelamin atau . pekerjaan serta jumlah penghasilan .2. Data Sekunder yaitu data yang bersumber dari instansi atau dinas setempat dan adata pendukung lainnya .C. Metode Pengambilan DataMetode yang digunakan dalam pengambilan data pada praktik lapang Sosiologi Peternakan mengenai Sosiologi ekonomi adalah melalui observasi . Observasi yaitu proses mendapatkan informasi informasi terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan kemudian memahami pengetahuan dan seuah fenomena dan kemudian memahami pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya.di daerah atau lapangan, wawancara , wawancara yaitu proses penggalian informasi melalui tanya jawab anatara pewawancara (interview) dan narasumber ,serta pemberian kuisioner terhadap beberapa responden mengenai status sosial ekonomi dan strata sosial Masyarakat dusun Lawo , Kelurahan Ompo , Kecamatan Lalabat , Kabupaten Soppeng Propinsi Sulawesi Selatan.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Praktek Lapang1. Batas, Letak, dan Luas wilayah GeografisKecamatan Lalabata berbatasan dengan Kecamatan Donri-donri di bagian utara, Kecamatan Liliriaja dibagian timur, sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Marioriawa, dan disebelah barat berbatasan dengan kabupaten Barru .Luas Wilayah Kecamatan Lalabata 278 km2 .Pemerintah kecamatan Lalabata membawahi 3 desa dan 7 kelurahan . Kecamatan ini berada pada wilayah dengan topografi yang beragam .Secara keseluruhan wilayah kecamatan Lalabata berada pada ketinggian anatara 25 1.505 meter diatas permukaan laut.Untuk letal geografis yakni terletak antara 1190 47 18 1200 06 13 bujur timur.2. Potensi Sumber Daya Alam dan Penggunaannya a. Pertanian dan PerkebunanKecamatan lalabata merupakanwilayah kabupatn Soppeng dengan potensi pertanian padi yang cukup besar . Pada tahun 2010 , menghasilkan dari arcal tanam seluas 3.136 Ha . Kelurahan Salokaraja , Macille dan Lalabata Rilau merupakan desa utama penghasilan padi dengan produksi masing masing sebanyak 8.806 ton , 4.790 ton , 3.295 ton . Hasil perkebunan yang cukup menonjol adalah kemiri dan kakao.

b. PeternakanPada tahun 2012 , kecamatan ini memiliki ternak ayam buras sebanyak 45.732 ekor , ayam ras petelur 23.721 ekor , dan itik sebanyak 8.427 ekor .B. Sarana dan PrasaranaB.1. Sarana Adapun sarana yang terdapat di kecamtan Lalabata yaitu sarana kesehatan yang telah memadai , terlihat dari keberdaan puskesmas yang berjumlah unit , sedangkan PUSTU sebanyak 7 unit , 17 mushallah , dan 8 gereja yang tersebar di semua desa. B. 2. PrasaranaAdapun prasarana yang ada di kecamatan Lalabata yaitu aliran listrik dengan jumlah 6.541 pelanggan listrik PLN dan jembatan.C. KependudukanC. 1. KependudukanBerdasarakan sensus penduduk 2010 , pada tahun 2012 penduduk Kecamatan Lalabata sebanyak 44.740 jiwa , dengan penduduk laki laki sebanyak 21.540 jiwa, sedangkan sisanya sebanyak 23.000 perempuan . Secara rata rata , setiap kilometer persegi wilayah kecamatan ini didiami oleh 151 pendudukDesa.C. 2. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikanDalam hal pendidikan kecamatan Lalabata memiliki fasilitas pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak kanak ( TK), sampai dengan Sekolah Menengah Umum (SMU) . sampai pada tahun 2013 di kecamatan Lalabata terdapat 19 sekolah TK , 40 SD , 6 SLTP , dan 10 SMU / SMK .C. 3. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelaminBerdasarkan sensus 2010 , pada tanun 2012 penduduk laki laki sebanyak 21.540 jiwa ,sedangkan perempuan 23.200 jiwa . Jadi totak penduduk kecamatan Lalabata sebanyak 44.740 jiwaD. Keadaan Khusus RespodenMasyarakan di dusun Lawo Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng ,ramah kan pendatang ,hal tersebut dapat dilihat dari kesedian pendudukan menerima dan memberikn tempat tinggal sementara selama panelit berlansungBerdasarkan informasi dari hasil Kuisioner praktik Lapang Sosiologi Peternakan mengenai Sosiologi Ekonomi di dusun Lawo Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata , Kabupaten Soppeng diperoleh data sebagai berikut :D.1. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis KelaminBerdasarkan hasil praktek lapang Sosiologi Peternakan di Desa Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng didapatkan responden yang terdiri dari berbagai jenis kelamin dapat dilihat dari Tabel 1:

Tabel 1. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis KelaminNoKeteranganJumlahPersentase (%)

1Laki-laki120 %

2Perempuan480 %

Jumlah5100 %

Sumber: Data Primer Praktek Lapang Sosiologi Peternakan, 2014.Berdasarkan dari hasil Tabel 1 maka diketahui bahwa dari ke 5 responden yang berjenis kelamin laki-laki ada 1orang sedangkan yang bejenis kelamin perempuan ada 4 orang. D. 2. Identifikasi Responden Berdasarkan UmurUmur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam melakukan atau mengambil keputusan dan dapat bekerja secara optimal serta produktif. Seiring dengan perkembangan waktu, umur manusia akan mengalami perubahan dalam hal ini penambahan usia yang dapat mengakibatkan turunnya tingkat produktifitas seseorang dalam bekerja. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS), berdasarkan komposisi penduduk, usia penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Usia 16 th : dinamakan usia muda / usia belum produktif Usia 15 64 th: dinamakan usia dewasa / usia kerja / usia produktif Usia 65 th : dinamakan usia tua / usia tidak produktif / usiajompoKlasifikasi responden berdasarkan tingkat umur di Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Identifikasi Responden Berdasarkan UmurNoUmurJumlahPersentase (%)

1 16--

2315 64 655-100 %-

Jumlah5100 %

Sumber: Data Primer Praktek Lapang Sosiologi Peternakan, 2014Berdasarkan dari Tabel 2, ini menunjukkan sebagian besar responden berada dalam usia produktif, yang memiliki kemampuan fisik yang mendukung untuk bekerja dalam usaha peternakan agar lebih produktif.D.3. Identifikasi Responden Berdasarkan PendidikanBerdasarkan hasil praktek lapang Sosiologi Peternakan di Desa Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng didapatkan responden yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3:Tabel 3. Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat PendidikanNoPendidikanFrekuensi (orang)Persentase (%)

1.2.3.4.5.SDSMPSMAD3S12-2-140 %-40 %-20%

Jumlah5100 %

Sumber: Data Primer Praktek Lapang Sosiologi Peternakan Yang Telah Diolah, 2014.Berdasarkan Tabel 3, maka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan tertinggi berdasarkan jumlah frekuensi yaitu SMA yang berjumlah 2 orang dengan persentase 40 persen, sedangkan yang terendah berdasarkan jumlah frekuensi yaitu SD yang berjumlah 2 orang dengan persentase 40 persen. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan dan juga karena biaya pendidikan yang mahal menurut masyarakat sekitar.

D.4. Identifikasi Responden Mata PencaharianBerdasarkan hasil praktek lapang Sosiologi Peternakan di Desa Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng didapatkan responden yang berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4 :Tabel 4, Identifikasi Responden Berdasarkan Mata PencaharianNoPekerjaanFrekuensi (orang)Persentase (%)

1.2.3.4.PeternakPetaniPenjahidPNS-212-40%20%40 %

Jumlah5100 %

Sumber: Data Primer Praktek Lapang Sosiologi Peternakan, 2014Berdasarkan Tabel 4 maka dapat diketahui bahwa sumber mata pencaharian tertinggi berdasarkan jumlah frekuensi yaitu petani berjumlah 2 orang dengan persentase 40 persen, sedangakan yang terendah yaitu PNS yang 2 orang dengan persentase 40 persen. Hal ini disebabkan karena lahan pertanian yang luas sehingga memudahkan untuk para petani untuk bertani.D. 5. Identifikasi Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga Berdasarkan hasil praktek lapang Sosiologi Peternakan di Desa Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng didapatkan responden yang berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 5:

Tabel 5, Identifikasi Menurut Tanggungan Keluarga Responden di Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng NoNama RespondenJumlahTanggungan(jiwa)Persentase(%)

12345Hj, Rosniati. KAdiraNur HudaMaulanaHasnawati5464322,7 %18,2 %27,2 %18,2 %13,7 %

Jumlah22100 %

Sumber : Data Primer Kelurahan Ompo, 2014.Berdasarkan tabel 5, menunjukkan jumlah tanggungan keluarga responden, dimana jumlah tanggungan Hj, Rosniati. K berjumlah 5 orang, Adira berjumlah 4 orang, Nur Huda berjumlah 6 orang, Maulana berjumlah 4 orang, dan Hasnawati berjumlah 3 orang. Dari Hasil tabel diatas tanggungan keluarga dari 5 responden yaitu 2 responden memiliki tanggungan keluarga berjumlah 4 orang, 1 responden memiliki tanggungan keluarga berjumlah 5 orang, 1 responden memiliki tanggungan keluarga berjumlah 6 orang dan 1 responden yang memiliki 3 orang tanggungan. Banyaknya tanggungan keluarga sangat berpengaruh dengan pendapatan ekonomi rumah tangga, baik itu rumah tangga yang berpenghasilan dari bertani maupun yang lainnya.D. 6. Identifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan per BulanBerdasarkan hasil praktek lapang Sosiologi Peternakan di Desa Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng didapatkan responden yang berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6 :

Tabel 6. Identifikasi Tingkat Pendapatan Responden Di kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata Kabupaten SoppengNoNama RespondenJumlah pendapatan Persentase

12345Hj, Rosniati. KAdiraNur HudaMaulanaHasnawati3.500.000,00/bulan1.300.000,00/bulan1.700.000,00/bulan1.400.000,00/bulan420.000,00/bulan42,0%15,7%20,5%16,8%5,0%

Jumlah8.320.000,00/bulan100%

Sumber : Data Primer Kelurahan Ompo, 2014.Berdasarkan Tabel 6, menunjukkan tingkat pendapatan responden dikelurahan Ompo hasil yang didapatkan yaitu pendapatan Hj, Rosniati. K 3.500.000,00/bulan, Adira 1.300.000,00/bulan, Nur Huda 1.700.000,00/bulan, Maulana 1.400.000,00/bulan, dan Hasnawati 420.000,00/bulan,dari tabel diatas dapat disimpulkan rata-rata penghasilan responden >1.200.000,00/bulan dan pendapatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, kecuali Hasnawati yang memiliki pendapatan 420.000,00/bulan dikarenakan timang hanya sebagai pekerja pada lahan sawah salah satu penduduk didesa Ompo.D.7. Masalah-masalah Responden dalam Lingkungan SosialAdapun masalah yang di alami responden dalam lingkungan sosial yaitu, berkurangnya rasa harmonis dalam limgkungan masyarakat yang di akibatkan karena kurangnya interaksi (hubungan) sesama warga dalam lingkup tersebut.Salah satu faktor yang berpengaruh dalam hubungan sosial yaitu taratifikasi sosial, dimana startifikasi ini menggolongkan masyarakat dalam tingkatan- tingkatan tertentu yang apabila masyarakat yang menempati tingkat strata paling bawah , maka masyarakat tersebut hubungan sosialnya tidak terjalin dengan baik , baik sesama keluarga, tetangga maupun orang-orang yang ada dalam lingkungan tersebut. Sebagaimana yang telah di ungkapkan oleh salah satu responden yang menyatakan bahwa dulu di kelurahan ini hubungan sosialnya terjalin dengan baik dan stratifikasi sosial itu di acuh ka bahkan tidak di perhitungkan sama sekali dimana orang yang tingkat stratifikasinya paling bawah dianggap sama dengan orang yang menempati tingkat stratifikasi paling atas sehingga masyarakat di kelurahan ini saling menolong satu samalain tampa pamri, tapi setelah terjadi krisis ekonomi maka hubungan sosialpun lambat daun menghilan.D.8. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah- masalah yang Dialami respondenAdapu solusi harus dilakukan masyarakat agar hubungan sosial itu dapatterjalin dengan baik , yaitu dengan banyak melakukan kegiatan gotong royong dalam lingkungan masyarakat itu sehingga dapat memper erat tali persaudaraan , serta memperbanyak silatulrahmi kepada sesama warga baik keluarga, tetangga maupun warga-warga yang ada di lingkungan tersebut sehingga hubungan sosial dapat terjalin dengan baik.

BAB VPENUTUP

1. Kesimpulansosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut.Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Hasil peraktek lapang saya tentang sosiologi ekonomi di kelurahan Ompo Kabupaten Soppeng, adalah bahwa sebagian besar studi diarahkan terhadap bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan dan mencapai kemakmuran atau kesejahteraan yang erat pertaliannya dengan masalah kemiskinan.1. SaranBerdasarkan preaktek lapang sosiologi peternakan, maka penulis menyarankan :1. Hendaknya praktikan yang melaksanakan praktek lapang agar menyiapkan segala kebutuhan praktek lapangnya, sehingga pada saat dilapangan tidak menghambat proses praktek lapang.2. Hendaknya masyarakat setempat bisa saling bekerjasama dengan para praktikan sehingga terjalinnya suasana harmonis antara masyarakat dan praktikan.DAFTAR PUSTAKAAnasir.2013. Bahan Ajar Sosiologi Peternakan.Makassar : Fakultas Peternakan, Universitas HasanuddinAtinna.2012.KonsumsidanGayaHidup.http://KonsumsidanGayaHidup.com/2/05/12.Diakses pada tanggal 13 April 2014Bernadetta.2012. Keterlekatan Ekonomi Terhadap Kehidupan Sosial.http://Contoh MakalahKeterlekatanEkonomiterhadapKehidupanSosial.htm. Diakses pada tanggal 13 April 2014Bahan ajar. 2012. Sosiologi Peternakan. Tim Ajar. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan. Universitas HasaniddinDamsar , 2013 ,Sosiologi ekonomi , PT raja Grafindo Persada , Jakarta Dwijasaputro, 2013. Ilmu sosiologihttp://.sosiologi.blogspot.com Diakses padatanggal 7 april 2014. Pukul 18.00 WITA, Makassar.Haryanto, Sinandung. 2011. Sosiologi Ekonomi. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta.Mudiarto.2011.Peternakan.perdana c-31120062.blogspot.com , diakases tanggal 2 april 2014Nurhayati Sri. 2013. Pengertian sosiologi.http://www.Sri nurhayati.Html.Diakses pada 13 April 2014.Pro.Dr.Damsar.2010.Pengantar Sosiologi Ekonomi.Jakarta

Ria. 2014. Karakteristik Peternakan. http://beternakcara.blogspot.com. Diakses pada tanggal 23 Maret 2014. Pukul 18.00 WITA, Makassar.Sumbodo ,2013 .konsep pembangunan Pertanian dan Peternakan Masa Depan . Badan Litbang Departemen Pertanian.Bogor Suranto, A. 2004.Info peternakan.http://peternakan.id.Diakses pada 13 April 2014..Sidiq, 2013.Definisi dan Sejarah.http://SosiologiEkonomiDefinisidanSejarahnya sosiologis.com.htm.Diakses pada tanggal 13 April 2014

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis, yaitu Alim Rais Ahyar, lahir di Sinjai. Pada tanggal 28Juli 1995 dari pasangan Bapak Ahyar Syam dan Ibu A.Subihati.Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam, dan beralamat di Jalan Sahabat Raya, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan.Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2007lulus dari SD Negeri No 5 Lappa KAB. Sinjai. Kemudian melanjutkan di SMPNEG 3 Sinjai danlulus pada tahun 2010. Pada tahun 2013 lulus dari SMA NEG 2 Sinjaidan setelah itu penulis melanjutkan kuliah di Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan pada tahun 2013.

LAMPIRAN

Dokumentasi Praktek Lapang Sosiologi Peternakan di Desa Ompo, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

1