materi penelitian kuantitatif modul 2009 robiset

75
METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF Oleh; Drs. Sumani, M.M., M.Hum. Sebelum dilakukan pembahasan tentang metodologi penelitian kuantitatif lebih lanjut, berikut ini akan dikemukakan terlebih tentang keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan metodologi penelitian. A. Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian Ilmu (ilmu pengetahuan) atau Science menurut Moh Nasir (1999:9) adalah pengetahuan tentang fakta- fakta baik natural maupun sosial yang berlaku umum dan sistematik. Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum. 1. Ilmu dan Proses Berpikir Ilmu lahir karena manusia dibekali oleh Tuhan suatu sifat ingin tahu. Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari pertanyaan-pertanyaan: Apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari mengelilingi bumi, kemudian timbul keinginan untuk mengadakan pengamatan secara sistematik yang pada akhirnya melahirkan Modul 1 Tahun 2007 Drs. Sumani, M.M., M.Hum. Metodologi Penelitian Kuantitaif Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS IKIP PGRI Madiun 1

Upload: robi-setiawan

Post on 25-Jun-2015

3.939 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Materi dari Mr Sumani

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF

Oleh; Drs. Sumani, M.M., M.Hum.

Sebelum dilakukan pembahasan tentang metodologi penelitian kuantitatif

lebih lanjut, berikut ini akan dikemukakan terlebih tentang keterkaitan antara

ilmu pengetahuan dengan metodologi penelitian.

A. Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian

Ilmu (ilmu pengetahuan) atau Science menurut Moh Nasir (1999:9)

adalah pengetahuan tentang fakta-fakta baik natural maupun sosial yang

berlaku umum dan sistematik. Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang

sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum.

1. Ilmu dan Proses Berpikir

Ilmu lahir karena manusia dibekali oleh Tuhan suatu sifat ingin

tahu. Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya

dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari pertanyaan-

pertanyaan: Apakah bulan mengelilingi bumi, apakah matahari

mengelilingi bumi, kemudian timbul keinginan untuk mengadakan

pengamatan secara sistematik yang pada akhirnya melahirkan kesimpulan

bahwa bulan mengelilingi bumi dan bumi mengeleilingi matahari.

Kesimpulan ini terkadang masih dipertanyakan lagi seiring dengan

semakin berkembangnya tingkat rasa ingin tahu manusia serta semakin

berkembangnya ilmu itu sendiri.

Konsep antara ilmu dan berfikir adalah sama. Dalam memecahkan

masalah, keduanya dimulai dari adanya rasa sangsi dan kebutuhan akan

suatu hal yang bersifat umum. Kemudian timbul suatu pertanyaan yang

khas, dan selanjutnya dipilih suatu pemecahan tentative melalui

penyelidikan.

Modul 1Tahun 2007

Drs. Sumani, M.M., M.Hum. Metodologi Penelitian Kuantitaif Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS IKIP PGRI Madiun

1

Page 2: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

2

Di dalam berpikir secara nalar, terdapat dua unsur penting yaitu

unsur logis (berpikir secara logika) dan unsur analitis (berpikir ilmiah;

deduktif dan induktif).

2. Definisi Penelitian

Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research yang

berasal dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Jadi arti research

yang sebenarnya adalah mencari kembali. Definisi lain dari penelitian

menurut Moh. Nasir (1999: 13) adalah penyelidikan yang hati-hati dan

kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang

amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Dari pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang hati-hati

serta teratur dan terus-menerus untuk memecahkan suatu masalah.

Sementara itu, Kerlinger (1986) menjelaskan bahwa research adalah

investigasi terhadap fenomena empirik yang dilakukan secara sistematis,

terkendali, dan kritis berdasarkan teori dan hipotesis yang menunjukkan

adanya hubungan antar fenomena. Dari definisi tersebut di atas, terdapat

tiga hal penting untuk memahami pengertian dari riset yaitu:

a. Riset merupakan proses yang berbasis masalah dengan objek suatu

fenomena empiris.

b. Proses riset dilakukan secara sistematis, terorganisasi, terkendali dan

kritis.

c. Tujuan riset menyajikan informasi untuk menjawab suatu masalah

yang spesifik.

3. Ilmu, Penelitian dan Kebenaran

Ilmu dan penelitian sebagaimana definisi di atas, menurut Whitney

(1960) keduanya adalah sama-sama merupakan proses. Hasil dari proses

tersebut adalah kebenaran (the truth). Berpikir sebagaimana halnya dengan

ilmu, juga merupakan proses untuk memperoleh kebenaran. Kebenaran

Page 3: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

3

yang diperoleh melalui proses ilmiah, maka kebenarannya disebut dengan

kebenaran ilmiah.

Pada umumnya kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh

tiga hal yaitu:

a. Adanya koheren: konsisten dengan pernyataan sebelumnya

yang dianggap benar. (Si Fulan akan mati = benar. Alasannya semua

orang pasti mati).

b. Adanya koresponden: Suatu pernyataan dianggap benar jika

pengetahuan yang terkandung di dalam pernyataan tersebut

berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan obyek yang

dituju oleh pernyataan tersebut. (Ibu kota RI adalah Jakarta = benar.

Karena sesuai dengan faktanya).

c. Pragmatis: Pernyataan dipercayai benar karena pernyataan

tersebut mempunyai sifat fungsional di dalam kehidupam praktis.

(contoh: agama).

Selain itu, ada kebanaran yang diperoleh melalui proses non ilmiah

sehingga yang dihasilkannya adalah kebenaran non ilmiah seperti

penemuan kebenaran secara kebetulan; secara common sense (akal sehat);

melalui wahyu; secara intuitif; secara trial and error; melaui spekulasi;

dan karena otoritas atau kewibawaan.

B. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang

mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari kebenaran. Prosedur kerja

mencari kebenaran sebagai filsafat dikenal sebagai filsafat epistemology.

Kualitas kebenaran yang diperoleh di dalam berilmu pengetahuan, terkait

langsung dengan kualitas prosedur kerjanya.

Dengan prosedur kerja yang baik, kualitas kebenaran yang diperoleh

pun sejauh kebenaran epistemologik; dan ilmu pengetahuan hanya akan

mampu menjangkau kebenaran epistemologik. Kebenaran epistemologik

tampil dalam wujud kebenaran tesis dan lebih jauh berupa kebenaran teori

Page 4: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

4

yang pada gilirannya akan disanggah oleh tesis lain atau teori lain. Gerak dari

tesis dan teori yang satu ke teori yang lain merupakan proses berkelanjutan

ilmu pengetahuan memperoleh kebenaran epistemologik dalam upaya

menjangkau kebenaran absolut. Kebenaran absolut tersebut bagi pandangan

religius adalah milik Allah; bagi pandangan sekuler adalah kebenaran obyektif

universal yang bukti kebenarannya hanya dapat diuji pada beragam kasus.

Kebenaran ilmiah dibangun dari sejumlah banyak kenyataan atau

fakta. Kenyataan atau fakta dalam telaah filosofik menurut Noeng Muhajir

(2000: 5) dapat dibedakan menjadi empat yaitu kenyataan empirik sensual,

kenyataan empirik logik, kenyataan empirik etik, dan kenyataan empirik

transenden. Selain sebagaimana dikemukakan di atas, metode penelitian juga

nerupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode penelitian serta

ilmu tentang alat-alat di dalam penelitian. Di lingkungan filsafat terdapat juga

logika yang dikena sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. Bila

ditata di dalam sistematika, metodologi penelitian merupakan bagian dari

logika.

C. Metodologi Penelitian Kuantitatif

Mengawali pembahasan mengenai metodologi penelitian,kuantitatif

perlu disampaikan beberapa istilah yang berhubungan dengan penelitian yang

maknanya sering kali dikacaukan dengan istilah metodologi. Istilah-istilah

tersebut antara lain adalah prosedur, teknik, dan metode. Menurut Moh. Nasir

(1999: 51), Prosedur penelitian memberikan kepada peneliti urutan-urutan

pekerjaan yang harus dilakukan di dalam suatu penelitian. Teknik penelitian

menyatakan alat-alat pengukuran apa yang diperlukan di dalam melakukan

suatu kegiatan penelitian, sedangkan metode penelitian memandu si peneliti

tentang urut-urutan tentang cara penelitian tersebut dilakukan. Dengan

memahami perbedaan pengertian dari ketiga istilah tersebut, maka akan isa

dipahami pula tentang metodologi penelitian.

Page 5: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

5

Metodologi penelitian, menurut Noeng muhajir (2000: 3), berkenaan

dengan pembahasan tentang konsep-konsep teoretik berbagai metode,

kelebihan dan kelemahannya, yang di dalam karya ilmiah dilanjutkan dengan

pemilihan metode yang digunakan. Jadi secara garis besar metodologi dapat

dibedakan dengan metode. Metodologi lebih menekankan kepada aspek

teoretik, sedangkan metode lebih menekankan kepada aspek yang bersifat

teknis.

Metotodologi Penelitian kuantitatif dengan teknik statistiknya diakui

mendominasi analisis penelitian sejak abad ke-18 sampai abad ini. Dengan

semakin canggihnya teknologi komputer, berkembang teknik-teknik analisis

statistik yang mendukung pengembangan penelitian kuantitatif. Metodologi

penelitian kuantitatif statistik menjadi lebih bergengsi daripada metodologi

penelitian kuantitatif. Lebih-lebih bila diperhatikan pula pada sejumlah

kenyataan bahwa ada sementara calon ilmuwan yang menggunakan

metodologi kualitatif dengan alasan dan bukti ketidakmampuannya di dalam

menggunakan teknik-teknik analisis statistik.

Pada segi lain, karena bergengsinya metodologi penelitian kuantitatif

dengan teknik-teknik statistiknya, banyak ilmuwan ataupun pakar ilmu yang

tenggelam ke dalam teknik-teknik analisis yang canggih, sehingga melupakan

kelemahan disamping keunggulan filsafat dan teori metodologi penelitian

yang melandasinya.

Secara garis besar, dapat dijelaskan bahwa metodologi penelitian

kuantitatif mulai dengan menetapkan obyek studi yang spesifik,

dieliminasikan dari totalitas atau konteks besarnya sehingga menjadi ekplisist

atau jelas obyek studinya. Sesudah itu, baru disusun kerangka teori sesuai

dengan obyek studi spesifiknya. Dari situ, dapat dimunculkan hipotesis atau

problematik penelitian, instrumen pengumpulan data, teknik sampling serta

teknik analisisnya. Selain itu juga dapat ditentukan rancangan metodologi

lainnya seperti penetapan batas signifikansi, teknik-teknik penyesuaian jika

ada kekurangan atau kekeliruan di dalam hal data, adminstrasi, analisis, dan

semacamnya. Dengan kata lain, semua dirancang dan direncanakan secara

Page 6: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

6

matang sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk melakukan kegiatan

penelitiannya.

Secara umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua

dikotomi besar, yaitu eksperimental dan noneksperimental. Eksperimental

dapat dipilah lagi menjadi eksperimen sungguhan dan eksperimen semu

(kuasi), subjek tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif,

komparatif, korelasional, survey, dan ex post facto.

Untuk memperjelas pemahaman tentang penelitian non experiment,

maka berikut ini akan diuraikan dua rancangan non experiment yaitu

rancangan deskriptif dan ex post facto untuk diperbandingkan dengan

rancangan experimen.

1. Metode Deskriptif

a. Pengertian

Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status

kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem

pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney

(1960) berpendapat bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta

dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-

proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.

Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan

fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi

komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta

penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu

standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan

metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei). Dengan

metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan

Page 7: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

7

memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain.

Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study).

Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau

standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif.

Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama

dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-

perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum

sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang

dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka

waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden.

b. Tujuan

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

c. Ciri-ciri Metode Deskriptif

1) Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,

sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data

dasar belaka.(secara harafiah)

2) Mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan

eksperimental.

3) Secara umum dinamakan metode survei.

4) Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-

fenomena, tetapi juga:

a) menerangkan hubungan,

b) menguji hipotesis-hipotesis

c) membuat prediksi, mendapatkan makna, dan

d) implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan

e) Mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan

menggunakan schedule qestionair/interview guide.

Page 8: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

8

d. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang

digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat

dibagi atas beberapa jenis, yaitu:

1) Metode survei,

2) Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive),

3) Penelitian studi kasus

4) Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,

5) Penelitian tindakan (action research),

6) Peneltian perpustakaan dan dokumenter.

e. Kriteria Pokok Metode Deskriptif

Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang

dapat dibagi atas kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai

berikut:

1) kriteria umum

a) Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta

tidak terlalu luas.

b) Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak

terlalu umum

c) Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan

bukan merupakan opini.

d) Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus

mempunyai validitas.

e) Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu

penelitian dilakukan.

f) Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik

dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data

serta serta study kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis

Page 9: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

9

harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang

digunakan jika kerangka teoritis untukitu telah dikembangkan.

2) Kriteria Khusus

a) Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam

nilai (value).

b) Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah

mengenai masalah status

c) Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada

kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan

pengaturan atau manupulasi terhadap variabel. Variabel dilihat

sebagaimana adanya.

f. Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif

Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-

langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut:

1) Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi

ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan

sumber yang ada.

2) Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan

dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari

masalah.

3) Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya

dengan masalah yang ingin dipecahkan.

4) Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara

eksplisit maupun implisit.

5) Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan

teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.

6) Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data

yang telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai

kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit

pengukuran yang sepadan.

Page 10: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

10

7) Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan

kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh

dan referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

8) Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta

hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-

rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

9) Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat,

maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang

kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk

diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka

kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model

matematika.

2. Causal Comparative/Ex Post Facto

a. Pengertian Ex Post Facto

Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan

after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian

itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian

ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa

atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk

mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002)

menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang

dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi

karena perkembangan suatu kejadian secara alami.

Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-

variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak

dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini

biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin

Page 11: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

11

melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor

penyebab terjadinya sesuatu.

b. Perbandingan Antara Ex Post Facto dengan Eksperimen

Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap

sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari

pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan

yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang

berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut.

Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang

dianggap sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian

mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang

diduga sebagai penyebabnya.

Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian

eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama

dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua

metode penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama

pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk

mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-

variabel dalam data penelitian. Dengan demikian, banyak jenis

informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui

analisis ex post facto.

Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar

dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang

dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk

meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui

eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal

atau hubungan fungsional di antara variabel yang jauh lebih

menyakinkan daripada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex

post facto.

Page 12: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

12

Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan

manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal

ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah

terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan

sebab dari akibat yang diamati tersebut. Furchan (383:2001)

menyatakan bahwa dengan tidak adanya kemungkinan peneliti untuk

melakukan manipulasi atau pengacakan.

Contoh perbedaan antara penelitian ex post facto dengan

eksperimen adalah sebagai berikut.

Sebuah penelitian berjudul Pengaruh Kecemasan Siswa pada

Waktu Mengerjakan Ujian Terhadap Hasil Ujian Mereka dapat

didekati dengan dua metode, yaitu eksperimen dan eks post facto.

1) Pendekatan Eksperimen

Dalam judul di atas terdapat dua variabel, yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam judul di atas

adalah kecemasan siswa dan ujian nasional. Variabel terikatnya

adalah hasil ujian.

Ciri dari penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi

terhadap variabel bebas. Dari kondisi di atas, variabel bebas dapat

dimanipulasi menjadi cemas dan tidak cemas. Konkritnya, sebuah

kelas terdiri dari kelas A dan B. Masing-masing kelas dimanipulasi

kondisinya menjadi kelas A menjadi kelas yang cemas, sementara

kelas B menjadi kelas yang netral (pengendali).

Pengkondisian kelas dapat dilakukan dengan memberikan

sugesti kepada kelas A bahwa ujian yang diberikan akan

berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Artinya, siswa yang

memiliki nilai yang rendah bisa dimungkinkan tidak naik kelas.

Sementara kelas B dikondisikan netral. Dengan pengertian bahwa

ujian di kelas B hanyalah untuk mengukur kemampuan

Page 13: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

13

pemahaman terhadap suatu kompetensi tanpa adanya pengaruh dari

hasil dengan kenaikan kelas.

Setelah kelas sudah terkondisikan, maka diberikan soal

dengan tingkat kuantitas dan kualitas kesulitan yang sama. Pada

waktu yang bersamaan, lembar jawaban dikumpulkan bersama dan

dilakukan pengoreksian terhadap hasil jawab dari kelas A dan B.

Apabila terjadi perbedaan nilai, semisal, nilai kelas A lebih tinggi

daripada kelas B, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

kecemasan ternyata mampu meningkatkan nilai ujian. Anggapan

lain, bahwa dengan adanya kecemasan membuat siswa semakin

berpacu untuk mendapatkan yang terbaik.

2) Pendekatan Ex Post Facto

Hal penting dalam pendekatan ex post facto adalah tidak

adanya manipulasi terhadap variabel. Dalam kasus di atas, dapat

didekati dengan ex post facto dengan melihat situasi kelas A dan B

yang sebelumnya tidak diadakan manipulasi. Artinya, kelas

tersebut berjalan secara alami. Misalnya, hasil ujian kelas A dan B

menunjukkan perbedaan dari satu siswa ke siswa lainnya. Dari

hasil tersebut, dilakukan klasifikasi antara siswa yang memiliki

nilai tinggi dengan siswa yang memiliki nilai rendah. Kemudian

dihubungkan antara kecemasan dengan hasil nilai. Misalnya

ditemukan kesimpulan bahwa nilai di atas rata-rata dikerjakan oleh

siswa yang memiliki kecemasan. Oleh karena itu, pengaruh

kecemasan siswa memang berpengaruh terhadap hasil ujian, yaitu

menjadi lebih baik.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini tentu saja

memiliki kekurangan. Dari kasus di atas dapat terlihat satu celah

kelemahan bahwa bisa jadi adanya faktor ketiga selain kecemasan

yang membuat nilai ujian meningkat. Hal ini dimungkinkan adanya

faktor ketiga, yaitu kecerdasan. Selain kecemasan, bisa

Page 14: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

14

dimungkinkan bahwa kecemasan adalah situasi lain, sedangkan

kecerdasan menjadi penunjang utama.

c. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Ex Post Facto

1) Keungggulan

Metode ini baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang

lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan.

Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan

memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki

hubungan sebab akibat secara langsung. Apabila pengontrolan

terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak

realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan

lain-lain variabel yang berpengaruh.

Apabila control di laboratorium untuk berbagai tujuan

penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari

segi etika diragukan atau dipertanyakan. Studi kausal-komparatif

menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat

gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi

apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan

itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan

rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah

membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat

dipertanggungjawabkan.

2) Kelemahan Pendekatan Ex Post Facto

Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.

a) Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Oleh karena

tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk

memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang

Page 15: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

15

relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-

faktor yang sedang diselidiki.

b) Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal,

melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor

dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang

disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks.

c) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari

sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu

sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian

lain.

d) Apabila saling hubungan antar dua variabel telah diketemukan,

mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana

yang akibat.

e) Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan

tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab

akibat.

f) Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi

(misalnya golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan

perbandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena

kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap.

g) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan

pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok

yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal

kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah

sangat sukar.

Page 16: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

16

D. Melakukan Penelitian Kuantitatif

1. Persyaratan Penelitian

a. Sistematis

Dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai

dengan yang kompleks sehingga tercapai tujuan secara efektif dan

efisien.

b. Berencana

Dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelum

dilakukan penelitian, sudah dipikirkan langkah-langkah

pelaksanaanya.

c. Mengikuti Konsep Ilmiah

Mulai dari awal sampai dengan akhir kegiatan, penelitian dilakukan

dengan mengikuti cara-cara atau langkah-langkah yang sudah

ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu

pengetahuan (taraf berpikir ilmiah oleh John Dewey di dalam

reflective thinking) yang antara lain meliputi:

1) The Felt Need

Penelitian dilakukan karena diawali oleh adanya kebutuhan atau

tantangan untuk menyelesaikan suatu masalah.

2) The Problem

Merumuskan masalah agar suatu masalah penelitian menjadi jelas

batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan

masakah tersebut.

3) The Hypothesis

Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak mengadakan kegiatan

pemecahan masalah.

4) Collection of Data as Evidence

Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.

5) Concluding Belief

Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan

dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan.

Page 17: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

17

6) General Value of The Conclusion

Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari

kesimpulan tersebut dan implikasinya di masa yang akan datang

(Sutrisno Hadi di dalam Suharsimi Arikunto, 1998: 15).

2. Prosedur Penelitian kuantitatif

Langkah-langkah penelitian kuantitatif menurut Suharsimi

Arikunto (1998: 17) adalah sebagai berikut:

a. Memilih Masalah

b. Melakukan Studi Pendahuluan

c. Merumuskan Masalah Rancangan

Penelitian

d. Merumuskan Anggapan Dasar dan Hipotesis

e. Memilih Pendekatan

f. Menentukan Variabel dan Sumber Data

g. Menentukan dan Menyusun Instrumen

h. Mengumpulkan Data

i. Menganalisis Data

Pelaksanaan

j. Menarik Kesimpulan

k. Menulis Laporan

Pembuatan Laporan

Langkah-langkah penelitian kuantitatif tersebut secara sederhana dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Memilih Masalah

Masalah timbul karena adanya tantangan, kesangsian atau

kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena, kemenduaan arti

(ambiguity), halangan dan rintangan, celah (gap) baik antarkegiatan

Page 18: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

18

atau antarfenomena baik yang telah ada ataupun yang akan ada.

Masalah yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mempunyai Nilai Penelitian

Masalah mempunyai nilai penelitian apabila:

a) mempunyai sifat keaslian.

b) menyatakan suatu hubungan.

c) merupakan hal yang penting.

d) dapat diuji.

e) dinyatakan di dalam bentuk pertanyaan.

2) Mempunyai Fisibilitas (Dapat Dilaksanakan)

Persyaratan ini akan terpenuhi apabila:

a) Data serta metode untuk memecahkan masalah

tersedia.

b) Cukup waktu, tenaga dan biaya untuk

memecahkan masalah tersebut.

c) Ada dukungan dari pihak-pihak terkait.

d) Masalah tidak bertentangan dengan hukum,

moral dan etika.

3) Sesuai Dengan Kualifikasi Si Peneliti

Masalah yang baik adalah yang menarik bagi peneliti dan

sesuai dengan kualifikasi dari si peneliti itu sendiri.

4) Hasil Penelitian Bermanfaat

Ciri ini sekaligus merupakan syarat terpenting bagi suatu

kegiatan penelitian karena penelitian yang baik pada dasarnya

dilakukan dalam rangka untuk menyumbangkan hasil penelitian

tersebut kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektifitas

kerja, atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada.

Page 19: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

19

Masalah-masalah penelitian dapat diperoleh dari sumber

masalah sebagai berikut:

1) Pengalaman pribadi peneliti di dalam kehidupan sehari-hari.

2) Pengamatan pribadi terhadap lingkungan sekitar.

3) Bacaan-bacaan, baik yang ilmiah maupun yang non ilmiah.

Page 20: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

20

b. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dimaksudkan untuk menjajagi kemungkinan

bisa tidaknya kegiatan penelitian diteruskan. Selain itu juga

dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti

agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya.

1) Manfaat Studi Pendahuluan

Manfaat dari studi pendahuluan antara lain terkait dengan

informasi yang di dapat oleh peneliti mengenai:

a) apa yang akan diteliti.

b) Di mana dan kepada siapa informasi dapat diperoleh.

c) Bagaimana cara memperoleh data/informasi.

d) Teknik apa yang akan dugunakan untuk menganalisis data.

e) Bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan

hasil penelitian.

2) Cara Mengadakan Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dapat dilakukan pada 3 obyek yang biasa di

kenal dengan istila 3 p (paper, person, place).

c. Merumuskan Masalah Penelitian

Agar penelitian dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, maka

peneliti perlu untuk merumuskan masalahnya sehingga menjadi jelas

dari mana harus memulai, ke mana harus diarahkan dan dengan apa

bisa dijalankan. Umumnya masalah penelitian dirumuskan dengan

memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1) dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

2) Rumusan jelas dan padat.

3) mencerminkan ciri penelitian yang dilakukan.

Selain ketentuan di atas, masih terdapat beberapa ketentuan

yang diantaranya adalah rumusan masalah harus merupakan dasar bagi

perumusan judul, perumusan tujuan, dan pembuatan hipotesis.

Sebagai contohnya:

Page 21: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

21

Judul : Studi Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Prestasi

Belajar Bahasa Inggris Siswa SMUN 3 Madiun Tahun

Ajaran 2008-2009

Masalah: Adakah korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar bahasa Inggris Siswa SMUN 3 Madiun tahun

ajaran 2008-2009?

Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara motivasi

belajar dengan prestasi belajar bahasa Inggris Siswa

SMUN 3 Madiun tahun ajaran 2008-2009

Untuk mengetahui apakah judul tersebut sudah memenuhi

persyaratan sebagai judul penelitian yang baik, maka bisa dilihat dari

unsur-unsur yang terdapat di dalam judul penelitian tersebut yang

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Sifat atau jenis penelitian : Penelitian Korelasi

2) Obyek yang akan diteliti : Motivasi Belajar dan

Prestasi Belajar Bahasa Inggris

3) Subyek Penelitian : Siswa SMU 3 Madiun

4) Lokasi Penelitian : Sekolah SMU 3 Madiun

5) Waktu Penelitian : Tahun Ajaran 2004-2005

d. Merumuskan Aggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian

1) Anggapan Dasar

Anggapan dasar atau postulat menurut Winarno Surakhmad

di dalam Suharsimi Arikunto (1998: 60) adalah sebuah titik tolak

pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Setiap

peneliti dapat merumuskan postulat sendiri-sendiri yang bersifat

sangat subyektif. Seorang peneliti mungkin masih meragukan suatu

anggapan dasar yang oleh peneliti lain sudah diterima sebagai

Page 22: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

22

suatu kebenaran. Dari contoh Judul penelitian di atas anggapan

dasar penelitian antara lain dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Siswa SMUN 3 Madiun mendapatkan mata pelajaran

Bahasa Inggris.

b) Motivasi belajar siswa SMUN 3 Madiun bervariasi.

c) Prestasi belajar siswa SMUN 3 Madiun bervariasi.

2) Hipotesis Penelitian

a) Pengertian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih perlu

dibuktikan kebenarannya di lapangan. Berasal dari kata hipo =

lemah dan thesis = kebenaran. Hipotesis diturunkan dari kajian

teoretik yang dijembatani penyusunannya oleh kerangka

berpikir.

b) Macam Hipotesis

Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hipotesis

nol (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan ketiadaan, dan

hipotesis alternatif (Ha/H1) yang menyatakan keberadaan.

Dari contoh judul penelitian di atas, hipotesis

penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Hipotesis Nol (Ho):

Tidak ada korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar bahasa Inggris siswa SMU 3 Madiun Tahun Ajaran

2004-2005.

b) Hipotesis Alternatif (Ha/H1):

Ada korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

bahasa Inggris siswa SMU 3 Madiun Tahun Ajaran 2004-2005

Page 23: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

23

Contoh lain dari perumusan hipotesis penelitian adalah:

Contoh Ho = “Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara

siswa yang mengikuti les dengan siswa yang

tidak mengikuti les”

Contoh H1 = “Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa

yang mengikuti les dengan siswa yang tidak

mengikuti les”

Berkenaan dengan perumusan hipotesis tersebut terdapat beberapa

hal yang perlu diperhatikan di dalam merumuskan hipotesis yaitu:

a) Hipotesis diperlukan pada penelitian yang bersifat inferensial

pertautan antara dua variabel atau lebih.

b) Susunan hipotesis hendaknya menggunakan kalimat deklaratif,

pertautan antara 2 variabel, jelas dan padat, serta

memungkinkan untuk diuji.

c) Penelitian yang mengkaji pertautan dua variabel,

membutuhkan satu hipotesis (“Ada ….. antara variabel A

dengan variabel B”). Penelitian yang mengkaji pertautan tiga

variabel, membutuhkan tiga hipotesis = (1) “Ada ….. antara

variabel A-1 dengan variabel B”, (2) “Ada ….. antara variabel

A-2 dengan variabel B”, (3) “Ada interaksi antara A-1 dan A-2

dalam memberikan pengaruh kepada B”

d) Penelitian deskriptif-kualitatif-eksploratif biasanya tidak

memerlukan hipotesis karena jenis penelitian ini cenderung

bersifat menggali satu variabel saja. Peneliti cukup

melaporkan secara deskriptif hasil galian itu baik dalam angka-

angka maupun uraian kalimat. Contoh = “studi tentang

kemampuan menulis karangan argumentasi siswa SD Bringin

kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2002-2003”. Ingat dalam

mata kuliah statistik disebutkan “statistik deskriptif hanya

bertugas mengumpulkan-menata-menginterpretasi data, tidak

Page 24: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

24

sampai pada penyimpulan”. Penyimpulan hanya terjadi pada

statistik inferensial.

e. Memilih Pendekatan (Metode dan Rancangan Penelitian)

Menurut Moh Nasir (1999: 55-98), secara umum, terdapat

banyak metode yang dapat digunakan untuk penelitian yang antara

antara lain:

1) Metode survei = metode untuk memperoleh fakta dari gejala yang

ada dan mencari keterangan secara faktual baik tentang institusi

sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya.

2) Metode komparasional = metode penelitian deskriptif yang ingin

mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat dengan

menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya

suatu fenomena tertentu.

3) Metode eksperimen = metode observasi di bawah kondisi buatan

(artificial condition) di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur

oleh si peneliti.

4) Metode sejarah = metode penelitian yang menyelidiki secara kritis

terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pemahaman di

masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati

tentang bukti validitas dari mana sumber sejarah serta interpretasi

dari sumber-sumber keterangan tersebut.

5) Metode deskriptif = metode pencarian fakta dengan interpretasi

yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat, serta

situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses

yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.

6) Metode studi kasus = metode penelitian tentang status subjek

penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas

Page 25: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

25

dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja

individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat.

7) Metode analisis isi / content analysis = metode yang biasa dipakai

dalam analisis karya tulis seperti karya sastra dan lain-lain. Metode

ini dapat dipadukan dengan metode kualitatif, desktiptif, dan teori

kritik / apresiasi sastra, dan masih ada metode-metode yang

lainnya.

Sementara itu, metode penelitian kuantitatif juga memiliki

cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode penelitian kuantitatif

dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental dan

noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen

sungguhan dan kuasi (semu), subjek tunggal dsb. Sedangkan

noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey,

dan ex post facto.

Rancangan penelitian kuantitatif dapat didesain sesuai dengan

pola hubungan antar variabel. Untuk itu, rancangan penelitian dapat

berupa = penelitian eksperimental, deskriptif, korelasional, dan lain

sebagainya. Pada intinya rancangan penelitian dibagi dalam dua

kelompok besar, yaitu = studi tentang hubungan dan studi tentang

perbedaan. Pola dari dua kelompok itu digambar dalam diagram

sebagai berikut:

1) Hubungan:

(Interaksi antara X-1 dan X-2 terhadap Y)

Diagram 1

X-1

X-2

Y

Page 26: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

26

(diagram di atas merupakan desain koresional pertautan 3

variabel = 2 variabel bebas yaitu X-1 dan X-2, dan 1 variabel

terikat yaitu Y membutuhkan tiga hipotesis)

Diagram 2

(Catatan: diagram di atas merupakan desain koresional

pertautan 2 variabel = 1 variabel bebas yaitu X, dan 1 variabel

terikat yaitu Y membutuhkan satu hipotesis)

2) Perbedaan:

FAKTOR B

B1 B2

FAKTOR A A1 Y Y

A2 Y Y

Diagram 3

(diagram di atas merupakan desain factorial 2 X 2 2 faktor

pertautan 3 variabel = 2 variabel bebas, yaitu A dan B, serta 1

variabel terikat yaitu Y membutuhkan 3 hipotesis)

FAKTOR A

A-1 A-2 A-3 A-4

Y Y Y Y

Diagram 4

X Y

Page 27: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

27

(diagram di atas merupakan desain 1 faktor pertautan 2 variabel

= 1 variabel bebas yaitu A yang terdiri dari 4 jenis perlakuan, dan 1

variabel terikat yaitu Y membutuhkan 1 hopotesis)

Page 28: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

28

f. Menentukan Variabel dan Sumber Data

1) Variabel Penelitian

a) Variabel adalah fenomena yang merupakan objek penelitian,

yaitu konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, yaitu

sumber dari mana data diambil. Contoh = jenis kelamin (punya

nilai laki-laki dan perempuan), berat badan (punya nilai ringan,

sedang, berat)

b) Macam Variabel:

(1) Variabel kontinu, yaitu variabel yang dapat ditentukan

nilainya dalam jarak jangkau tertentu dengan desimal yang

tidak terbatas. Contoh = berat (75,09 kg., 76,14 kg., 80,00

kg.)

(2) Variabel descrete atau variabel kategori yaitu variabel yang

nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau

desimal di belakang koma, variabel ini bersifat dikotomis

(dua kategori). Contoh = Jenis kelamin (laki-laki dan

perempuan), status perkawinan (kawin dan belum kawin).

Variabel yang nilainya lebih dari dua disebut variabel

politom. Contoh = tingkat pendidikan (SD, SLTP, SLTA)

(3) Variabel independent (bebas) = variabel anteseden, yaitu

variabel yang secara bebas dapat dimanipulasi oleh peneliti

(dalam penelitian eksperimen), secara bebas diambil oleh

peneliti (sebagai in put) dan dapat mempengaruhi variabel

terikat (dalam penelitian eksperimen atau ex post facto).

Variabel dependent (terikat) = variabel konsekuen, yaitu

variabel yang kondisinya merupakan akibat (out put) dari

variabel bebas, bergantung pada perilaku variabel bebas.

(4) Variabel moderator, yaitu variabel yang berpengaruh

terhadap variabel dependent tetapi tidak utama.

(5) Variabel random, yaitu variabel lain kecuali moderator

yang dapat berpengaruh terhadap variabel dependent.

Page 29: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

29

(6) Variabel aktif, yaitu variabel yang dimanipulasikan oleh

peneliti (yang aktif mempengaruhi variabel terikat).

(7) Variabel atribut, yaitu variabel yang tidak dapat

dimanipulasikan oleh peneliti karena karakternya melekat

pada objek / manusia. Contoh = intelegensi, jenis kelamin,

status sosial ekonomi, pendidikan, sikap, dll.

c) Pengukuran Variabel Penelitian

(1) Pengukuran merupakan kegiatan penetapan atau pemberian

angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan

tertentu.

(2) Macam-macam ukuran:

Ukuran nominal = adalah ukuran di mana angka hanya

sebagai label saja, tidak menunjukkan tingkatan apa-

apa. Contoh = 1 (pria); 2 (wanita); 0 (banci)

Ukuran ordinal = adalah ukuran di mana angka

menyatakan tingkatan, tetapi tidak memberikan nilai

absolut. Ukuran ini hanya digunakan untuk

mengurutkan / merangking objek dari rendah ke tinggi.

Skala rangking bukanlah skala yang mempunyai

interval yang sama. Contoh = 1 (25), 2 (60), 3 (65), 4

(95)

Ukuran interval = adalah ukuran di mana angka

menunjukkan suatu tingkatan, tidak memberi nilai

absolut. Ukuran ini menyatakan bahwa interval antara

angka-angka tersebut sama besarnya / jaraknya. Contoh

nilai tes = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

Ukuran rasio = adalah ukuran di mana angka

menunjukkan suatu tingkatan dan memberi nilai

absolut. Ukuran ini mempunyai titik nol. Angka

menunjukkan nilai yang sebenarnya dari objek yang

Page 30: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

30

diukur. Contoh = jika ada 4 bayi: A, B, C, D

mempunyai berat badan 1 kg, 3 kg, 4 kg, 5 kg, maka

ukuran rasionya dapat digambarkan bahwa = 0 = 0, 1 =

A, 2 = 0, 3 = B, 4 = C, 5 = D

Teknik analisis statistik yang digunakan bagi sebuah

penelitian kuantitatif, sangat ditentukan oleh ukuran dari

setiap variable penelitian yang digunakan.

d) Devinisi operasional variabel adalah devinisi berdasarkan sifat

yang diamati sesuai indikator-indikator yang ditentukan oleh

peneliti. Contoh = Status sosial ekonomi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tingkat atau kedudukan orang tua siswa

dalam bidang ekonomi. Status sosial ekonomi tersebut

diungkap dengan indikator-indikator yaitu: jenis/macam

pekerjaan, jenjang pendidikan, masa kerja, ruang golongan

gaji, jabatan struktural, instansi kerja, besar gaji dan tunjangan

tiap bulan, fasilitas hidup.

e) Penyusunan devinisi operasional variabel yang berdasarkan

pada sifat dan indikator ini dapat disusun dengan logika

berpikir kritis, pengetahuan ilmiah dan pengalaman empiris

(Nana Sujana, 1990:14).

f) Devinisi operasional variabel berfungsi untuk mempertajam

pemahaman konsep dan ruang lingkup variabel-variabel yang

diambil peneliti sendiri, agar menjadi pedoman operasional

bagi peneliti pada saat melaksanakan penelitian.

2) Sumber Data

a) Pengertian Data

Data adalah keterangan mengenai sesuatu yang berbentuk

angka-angka dan mungkin bukan angka-angka (kuantitatif

maupun kualitatif)

Page 31: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

31

b) Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

(1) Populasi = semua anggota dari kelompok manusia,

kejadian, barang, data yang merupakan objek penelitian

(2) Sampel = sebagian kecil dari populasi yang harus

mewakili / representative. Jumlah sampel dapat ditentukan

dengan berbagai kriteria. Donald Ary menyebut 10 – 20

persen atau lebih (lihat Terj. Arief Furchon, 1982:198). Jika

jumlah objeknya kecil (kurang dari 30 orang) sebaiknya

menggunakan sampel total (sensus), artinya semuanya

dijadikan objek penelitian.

(3) Macam-macam teknik sampling (teknik penentuan sample):

Random sampling = teknik pengambilan sampel di

mana semua anggota populasi mempunyai hak /

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik

ini dapat dilakukan dengan cara (1) undian = dengan

gulungan kertas, (2) ordinal = setelah ditentukan jumlah

sampel 200 orang dari 1000 orang (jadi seper lima-nya),

maka kita buat 5 gulungan kertas diberi angka 1, 2, 3, 4,

5. Kita ambil satu gulungan, jika jatuh nomor 3, maka

angka pertama dimulai dengan nomor 3, lalu = 8, 13,

18, 23, dan seterusnya. (3) dengan tabel bilangan

random, yaitu dengan menjatuhkan ujung pensil.

Sampel berstrata (stratified sampling) = teknik ini

digunakan jika peneliti berpendapat bahwa populasi

terbagi atas tingkat-tingkat atau strata. Setelah

ditentukan tiap-tiap stratanya (yang mewakili populasi),

lalu tiap strata diambil secara random. Contoh = tingkat

pendidikan, strata umur, strata kelas, dll.

Sampel wilayah (area sampling) = teknik ini digunakan

jika peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas

Page 32: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

32

area-area atau wilayah-wilayah. Setelah ditentukan tiap-

tiap wilayahnya (yang mewakili karakter seluruh

wilayah), lalu tiap wilayah diambil secara random.

Contoh = dari 34 provinsi di Indonesia diambil

beberapa propinsi yang mencerminkan keberhasilan KB

di Indonesia.

Sampel proporsi (proportional sampling) = teknik ini

mirip sampel berstrata atau area dan tiap tiap bagian

diambil secara proporsional dalam persen yang telah

ditentukan. Setelah ditentukan tiap-tiap wilayahnya atau

stratanya (yang mewakili karakter seluruh wilayah atau

strata), lalu tiap bagian diambil secara random

berdasarkan jumlah proporsi yang ditentukan peneliti.

Sehingga sampel ini dapat digabung menjadi = stratifief

proporsional random sampling atau area proporsional

random sampling.

Sampel bertujuan (purposive sampling) = teknik ini

digunakan karena peneliti mempunyai tujuan tertentu

atas beberapa pertimbangan peneliti. Pertimbangan itu

antara lain misalnya = keterbatasan waktu, tenaga dan

dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang

besar. Meskipun demikian, peneliti harus

mempertimbangkan bahwa = sampel harus mewakili,

sampel harus benar-benar diambil dari subjek yang

banyak mengandung ciri-ciri yang ada pada populasi

(key subject).

Sampel kuota (Quota sampling) = teknik ini digunakan

jika peneliti telah menentukan jumlah tertentu yang

akan diambil sebagai sampel. Yang penting adalah

memenuhi quota tertentu yang ditetapkan dan

representatif.

Page 33: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

33

Sampel kelompok (Cluster sampling) = teknik ini

digunakan jika peneliti merasa bahwa populasinya

terdiri dari kelompok-kelompok yang setara, misalnya =

petani, pegadang, nelayan, ABRI, pegawai, dll. Sampel

tetap diambil secara representatif.

g. Menentukan dan Menyusun Instrumen

1) Intrumen penelitian dibuat dengan menyesuaikan teknik

pengambilan data yang dipilih.

2) Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

a) Validitas

(1) Validitas = menunjuk kepada sejauh mana suatu alat

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Donald

Ary, 1982:281).

(2) Ada beberapa jenis validitas = (1) validitas isi = sejauh

mana instrumen mencerminkan isi yang dikehendaki.

Validitas ini sering disebut validitas kurikulum karena

suatu tes disusun berdasarkan kurikulum. (2) Validitas

bangun pengertian = menunjuk kepada apa unsur-unsur

yang membentuk pengertian itu dan sejauh mana hasil tes

dapat ditafsirkan menurut bangunan pengertian itu. Untuk

menyusun bangun pengertian (yang lalu berwujud

indikator-indikator) ini peneliti dapat menggunakan logika

berpikir, pengetahuan ilmiah, dan pengetahuan empiris

(Nana Sujana, 1990:14). (3) Validitas muka = berhubungan

dengan penilaian para ahli terhadap suatu alat ukur. Valid

kalau telah diperiksa oleh seorang ahli (pembimbing). (4)

Validitas empiris = valid jika telah diujicobakan di

lapangan. (5) dan lain-lain.

(3) Validitas empiris dapat diukur secara internal dan secara

eksternal. Secara internal instrumen penelitian akan diukur

Page 34: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

34

tingkat kesulitannya dan tingkat daya bedanya. Secara

eksternal, hasil uji cobanya akan dibandingkan dengan nilai

standar. Ada banyak rumus statistik yang dapat digunakan

untuk melakukan komputasi guna mengetes validitas ini =

antara lain rumus korelasi product moment. Daya beda dan

tingkat kesulitan dapat dikomputasi dengan metode

Flanagan.

b) Reliabilitas

(4) Reliabilitas mengacu kepada sejauh mana suatu alat

ukur secara ajeg mengukur apa yang diukurnya. (Donald Ary,

1982:281). Reliabilitas diukur dengan teknik: test-retest, split-

half, tes parallel dan komputasinya dapat dengan menggunakan

rumus statistik korelasi product moment.

h. Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

menjaring data yang diperlukan sesuai dengan sampel yang telah

ditentukan. Macam-macam teknik sebagai berikut:

1) Interview atau wawancara . Dalam wawancara diperlukan panduan

atau pedoman wawancara, yaitu kisi-kisi yang berisi butir-butir

pertanyaan agar wawancaranya terarah. Wawancara dapat

dilakukan secara terbuka/bebas (mendalam = in-depth

interviewing) atau tertutup (dengan jawaban ya-tidak atau dengan

tanda checking)

2) Observasi . Sama dengan wawancara juga diperlukan kisi-kisi

observasi sehingga observer dapat mencatat gejala secara terurai

atau membubuhkan tanda checking.

3) Dokumentasi , yaitu teknik mengambil data dengan memeriksa

dokumen-dokumen yang telah ada sebelum penelitian berlangsung.

Page 35: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

35

4) Qoessioner atau angket . Sama dengan interview atau observasi,

angket juga dibuat dengan kisi-kisi yang ditentukan oleh indikator-

indikator atau diskriptor-diskriptor. Ingatlah bagaimana menyusun

indikator (Nana Sujana, 1990:14).

5) Tes , dan lain-lain

i. Menganalisis Data

1) Tahapan Analisis Data Kuantitatif

Ada dua tahap dalam menganalisis data kuantitatif:

a) Analisis deskriptif yang menganalisis pendeskripsian data

dengan menyajikan: distribusi frekuensi. nilai median, mean,

modus, standar deviasi, histogram dan poligon;

b) Analisis inferensial yang macamnya terdiri antara lain sebagai

berikut:

c) Uji beda dua rata-rata = yaitu pembandingan dua rata-rata

yang menguji 3 macam hipotesis yaitu (a) ada berbedaan VS

tidak ada perbedaan, (b) lebih besar VS lebih kecil, (c) lebih

kecil VS lebih besar. Pilihlah jenis hipotesis sesuai dengan

desain penelitian yang dilakukan. Teknik komputasi statistik

yang dapat digunakan untuk uji beda dua rata-rata ialah t-test

atau z-test. Untuk uji beda lebih dari dua rata-rata

menggunakan Anava (analysis of variance) baik satu jalan

maupun dua jalan

d) Korelasi = yaitu teknik analisis statistik yang menguji ada atau

tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Ada

yang berpendapat bahwa uji korelasi ini dipakai untuk menguji

hubungan dua variabel atau lebih yang peneliti tidak tahu mana

yang variabel aktif dan mana yang variabel pasif.

e) Regresi = yaitu teknik analisis statistik yang menguji ada atau

tidak adanya sumbangan (kontribusi) variabel prediktor

(variabel bebas) terhadap variabel terikatnya. Uji regresi ini

Page 36: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

36

dapat regresi sederhana (1 prediktor) dan regresi ganda (2 atau

lebih prediktor)

f) Chi Kuadrat , dan lain sebagainya. (Sudjana, 1982, Bandung:

Tarsito).

2) Hasil analisis data.

Bagian ini merupakan bagian yang beriisi laporan hasil

komputasi. Jadi, daftar data mentah (daftar nilai dalam tabel,

misalnya) hendaknya tidak ditulis di sini, tetapi diletakkan dalam

lampiran.

j. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan adalah hasil dari suatu proses tertentu, yaitu

menarik dalam arti memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat

lain. Oleh karena itu, kesimpulan penelitian harus selalu mendasarkan

diri pada semua data yang diperoleh dari kegiatan penelitian. Dengan

kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data. Oleh

karena itu kesimpulan tidak dapat lepas dari problematic dan hipotesis

penelitian.

Contoh:

Problematik:

Adakah korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar bahasa Inggris siswa SMU 3 Madiun Tahun Ajaran

2004-2005?

Hipotesis:

Ada korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

bahasa Inggris siswa SMU 3 Madiun Tahun Ajaran 2004-

2005.

Kesimpulan:

Ada korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

bahasa Inggris siswa SMU 3 Madiun Tahun Ajaran 2004-

2005.

Page 37: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

37

k. Menulis Laporan

Penelitian adalah kegiatan ilmiah. Maka dari itu laporan

penelitian yang dibuat juga harus mengikuti aturan-aturan penulisan

karya ilmiah. Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pembuat

laporan penelitian:

1) Penulis laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan.

2) Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak

mengikuti proses penelitian.

3) Penulis laporan harus menyadari bahwa latar belakang

pengetahuan, pengalaman dan minat pembaca laporan tidaklah

sama.

4) Laporan harus jelas dan meyakinkan.

Untuk melengkapi pemahaman mengenai penelitian kuantitatif, berikut

ini akan diberikan beberapa karakteristik yang dapat membedakan pendekatan

kuantitatif dari kualitatif.

1. Karakteristik Pendekatan Kuantitatif

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, pendekatan kuantitatif

berdasarkan atas paradigma positivisme yang berpandangan bahwa

peneliti dapat dengan sengaja mengadakan perubahan terhadap dunia

sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen. Para penganut positivisme

percaya bahwa manusia dapat menemukan aturan-aturan, hukum-hukum,

dan prinsip-prinsip umum tentang dunia kenyataan baik dalam ilmu-ilmu

alam maupun dalam ilmu-ilmu sosial termasuk pendidikan. Hukum-

hukum itu dapat ditemukan dari data empiris dengan menggunakan sampel

yang representatif. Mereka juga berpendirian bahwa realitas itu dapat

dipecah menjadi bagian-bagian dan hukum yang berlaku bagi bagian yang

kecil juga berlaku untuk keseluruhan.

Adapun karakteristik pendekatan kuantitatif yang dilandasi oleh

paradigma positivisme menurut Nasution (1998), Brannen (1999), Bryman

Page 38: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

38

(1998) Strauss dan Corbin (2002) adalah sebagai berikut : (a) logika

eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara

kuantitatif agar dapat dicari hubungan antara berbagai variabel. (b)

mencari hukum universal yang dapat meliputi semua kasus, meskipun

dengan pengolahan statistik dicapai tingkat probabilitas dengan

mementingkan sampel untuk mencari generalisasi, (c) netralitas

pengamatan dengan hanya meneliti gejala-gejala yang dapat diamati

langsung dengan mengabaikan apa yang tidak dapat diamati dan diukur

dengan instrumen yang valid dan reliabel. Netralitas memungkinkan

penelitian itu direplikasi, (d) bersifat atomistik, yaitu memecah kenyataan

dalam bagian-bagian dan mencari hubungannya, (e) bersifat deterministik,

tertuju pada kepastian dengan mengadakan pengujian terhadap hipotesis,

dan (f) tujuan yang pokok adalah mencapai generalisasi yang dapat

digunakan untuk meramalkan atau memprediksi.

Di samping itu pendekatan kuantitatif juga dapat dijelaskan ciri-

cirinya ditinjau dari operasionalisasinya, yaitu : (1) desain penelitian

kuantitatif bersifat spesifik, jelas, rinci, hipotesis dirumuskan dengan tegas

dan ditentukan secara mantap sejak awal untuk dijadikan pegangan bagi

setiap langkah penelitian yang dilakukan, (2) tujuan penelitian kuantitatif

adalah untuk menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori dan

mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif, (3) instrumen

penelitian menggunakan tes, angket, wawancara, dengan alat berupa

kalkulator, komputer, dan sebagainya, (4) data penelitian bersifat

kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengukuran berdasarkan variabel yang

dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen, (5) sampelnya besar,

representatif, dan diusahakan sedapat mungkin diambil secara random, (6)

analisis data dilakukan pada tahap akhir setelah pengumpulan data selesai,

bersifat deduktif dan menggunakan statistik, dan (7) hubungan antara

peneliti dengan responden berjarak, sering tanpa kontak langsung.

Page 39: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

39

2. Karakteristik Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif berdasarkan paradigma post-positivisme

yang mengikuti jalan yang berbeda dengan paradigma positivisme.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dilaksanakan dalam

situasi alamiah atau “natural setting” sehingga pendekatan ini juga disebut

metode naturalistik. Pada hakekatnya pendekatan kualitatif itu adalah

mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan

mereka, berusaha memahami bahasa dan penafsiran mereka mengenai

dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus terjun ke lapangan dan berada di

tengah-tengah mereka dalam waktu yang cukup.

Menurut Nasution (1998), Suryabrata (1999), Moleong (1999),

Bogdan dan Biklen (2002), Lincoln dan Guba (2003), pendekatan

kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) sumber data adalah

situasi alamiah, peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi

sebagaimana adanya, langsung berhubungan dengan situasi dan orang

yang diteliti, (b) peneliti merupakan alat pengumpul data utama sehingga

disebut “key instrument”. Sebagai instrumen utama, peneliti dapat

memahami interaksi antar manusia, mengetahui gerak roman muka,

menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan dan kegiatan

responden, (c) bersifat deskriptif sehingga datanya dituangkan dalam

bentuk uraian, (d) mengutamakan proses dari pada hasil, karena dengan

mengamati proses tersebut, maka hubungan antara bagian-bagian yang

diteliti akan jauh menjadi lebih jelas, (e) sampelnya purposif tidak bersifat

random dan jumlahnya sedikit tetapi dipilih orang-orang yang benar-benar

mengetahui permasalahan (key person) sesuai dengan tujuan penelitian, (f)

mengutamakan data langsung atau first hand dan mencari makna dibalik

perilaku, (g) partisipasi tanpa mengganggu, artinya untuk memperoleh

situasi alamiah, peneliti tidak menonjolkan diri saat melakukan observasi

agar tidak dianggap sebagai “orang luar” sehingga tidak mengganggu

kewajaran situasi, (h) mengutamakan perspektif emik, yaitu

mengutamakan pandangan responden dan bukan pandangan peneliti

Page 40: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

40

(perspektif etik), (i) trianggulasi, yaitu mengadakan uji validitas data

kualitatif dengan mengadakan pengecekan tentang kebenaran data yang

diperoleh dari satu responden dengan responden lain yang dipandang juga

mengetahui kebenaran data tersebut, dan (j) analisis data bersifat induktif.

Di samping itu, ditinjau dari segi operasionalisasinya penelitian

yang menggunakan pendekatan kualitatif juga dapat diidentifikasi ciri-

cirinya, yaitu: (1) desain penelitian kualitatif bersifat umum, singkat,

fleksibel, dan berkembang dalam proses penelitian, serta tidak ada

hipotesis (2) tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pemahaman

makna verstehen, menggambarkan realitas yang kompleks, (3) teknik

penelitian adalah dengan observasi berpartisipasi dan wawancara

mendalam sehingga bersifat deskriptif, (4) analisis data dilakukan secara

terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian dan bersifat induktif, dan

(5) hubungan antara peneliti dengan responden adalah akrab, empati, dan

kedudukannya sama.

Untuk memperjelas perbedaan di antara dua pendekatan tesebut,

berikut ini disampaikan pula ciri pembeda diatara penelitian kuantitatif dan

penelitian kualitatif sebagaimana tercantum di dalam Tabel 1 berikut.

Page 41: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

41

Tabel 1:

PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUANTITATIF DENGAN

PENELITIAN KUALITATIF

CIRI PEMBEDA PENELITIAN

KUANTITATIF

PENELITIAN

KUALITATIF

1. Datanya Berupa angka-angka Berupa kata-kata

2. Sifat Datanya Bersifat monitetik (Satu

tanda satu makna)

Bersifat ideosinkretis (Satu

tanda banyak makna)

3. Peranan Hipotesis Sangat penting Tidak harus disebutkan,

hanya sebagai alternatif,

tidak untuk diuji.

4. Peranan Statistik Statistik mutlak

digunakan

Tidak harus menggunakan

statistik.

5. Peranan Instrumen Mengandalkan pada

intrumen

Peneliti sendiri sebagai

instrumen karena harus

berinteraksi dengan obyek.

6. Sifat Proses dan

Produk

Lebih berorientasi pada

produk

Lebih berorientasi pada

proses

7. Sifat interaktif Tidak interaktif Interaktif

8. Nilai-nilai Bebas nilai Tidak bebas nilai

9. Generalisasi Dapat digeneralisisikan Tidak dapat

digeneralisisikan

10. Struktur Sudah memiliki struktur

yang baku

Sedang mencari bentuk

Page 42: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

42

STRUKTUR PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

JUDUL

PENGESAHAN

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

B. Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Populasi, Sampel, dan Sampling

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

F. Hipotesis Statistik

DAFTAR PUSTAKA

Page 43: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

43

PENJELASAN SINGKAT ELEMEN DALAM PROPOSAL

PENELITIAN KUANTITATIF

1. Judul

Judul penelitian ditulis secara ringkas tetapi lengkap. Elemen-elemen yang

seyogyanya ada dalam judul adalah nama variabel, hubungan antar variabel,

metode penelitian, lokasi penelitian, dan tahun penelitian. Gaya penulisan judul

disesuaikan dengan selera penulis/pembimbing.

2. Pengesahan

Pengesahan berupa persetujuan komisi pembimbing tentang proposal

penelitian yang diajukan oleh mahasiswa. Persetujuan tersebut diberikan dalam

bentuk tanda tangan dari komisi pembimbing, yang biasanya berjumlah dua

orang untuk skripsi/tesis dan tiga orang untuk disertasi.

3. Daftar Isi

Daftar isi ditulis dengan format sebagaimana daftar isi pada struktur penulisan

proposal di atas. Masing-masing butir/elemen dalam daftar isi diikuti nomor

halaman.

4. Latar Belakang Masalah

Bagian ini berisi alasan yang melatarbelakangi dilaksanakannya penelitian

dengan topik sebagaimana tercermin dalam judul. Untuk itu perlu

dikemukakan beberapa hal sebagai berikut: Apa pentingnya masalah tersebut

diteliti? Sudah adakah penelitian serupa yang dilaksanakan? Apabila sudah,

apa perbedaan penelitian yang akan dilaksanakan dengan penelitian yang telah

ada?

5. Identifikasi Masalah

Dari uraian dalam Latar Belakang Masalah, diharapkan muncul berbagai

persoalan yang terkait terutama dengan variabel terikat (Y). Oleh karena itu,

Page 44: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

44

dalam bagian ini diidentifikasikan berbagai persoalan/masalah tersebut.

Biasanya identifikasi masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan ditulis

dalam bentuk paragraf. Jumlah masalah yang diidentifikasi dalam bagian ini

berkisar antara 5 hingga 10 buah.

6. Pembatasan Masalah

Karena terbatasnya kemampuan peneliti (baik kemampuan metodologis

maupun finansial/logistik) dan terbatasnya waktu, maka berbagai persoalan

yang telah teridentifikasi tidak mungkin dapat ditangani oleh peneliti sekaligus.

Oleh karena itu, dalam bagian ini peneliti membatasi lingkup penelitian yang

akan digarap. Pembatasan tersebut menyangkut penentuan jenis dan jumlah

variabel bebas dan variabel terikat serta hubungan antara keduanya.

7. Rumusan Masalah

Atas dasar pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah

penelitiannya secara jelas. Rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif yang

menguji hipotesis diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya ya/tidak (yes/no

question). Pertanyaan tersebut hendaknya bersifat jelas, operasional, dan

terukur.

8. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dirumuskan secara spesifik berdasarkan masalah yang dikaji.

Dalam beberapa hal tujuan penelitian merupakan parafrase dari rumusan

masalah. Namun demikian rumusan lain dapat digunakan sepanjang relevan

dengan masalahnya. Hendaknya dihindari rumusan tujuan penelitian yang

terlalu umum.

9. Manfaat Penelitian

Dalam bagian ini dikemukakan manfaat yang dapat dipetik apabila penelitian

telah terlaksana. Manfaat tersebut dapat berupa manfaat praktis maupun

manfaat teoretis. Uraian tentang manfaat tersebut hendaknya bersifat spesifik,

Page 45: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

45

yang terkait langsung dengan topik penelitian. Hendaknya dihindarkan uraian

tentang manfaat yang terlalu umum dan bombastis.

10. Kajian Teori

Bagian ini berisi deskripsi teori yang relevan dengan masalah/variabel yang

dikaji. Targetnya adalah terbentuknya konstruk teoiretis tiap variable. Proses

yang dilalui adalah sebagai berikut: memilih beberapa sumber teori yang

relevan, mendeskripsikan masing-masing teori, melakukan analisis kritis

terhadap masing-masing teori, melakukan analisis komparatif antar teori

berdasarkan hasil analisis kritis tersebut, dan membuat sintesis. Hendaknya

dihindari penulisan kajian teoretis yang hanya berupa kompilasi pendapat

orang lain.

11. Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian yang relevan dengan topik yang

sedang diteliti, baik yang dilakukan oleh peneliti sendiri maupun oleh orang

lain. Di samping untuk menghindari plagiasi, hasil penelitian yang relevan

dapat memperkuat teori sebagai landasan untuk menyusun kerangka berpikir.

12. Kerangka Berpikir

Apabila dalam Bagian Kajian Teori peneliti hanya mendeskripsikan teori

untuk masing-masing variabel, maka dalam Bagian Kerangka Berpikir

peneliti membuat kaitan antarvariabel. Kerangka berpikir berupa uraian logis

tentang hubungan antarvariabel berdasarkan konsep-konsep yang telah

diuraikan dalam kajian teori. Dengan kekuatan analisis dan style-nya sendiri

peneliti membuat kaitan antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk

memperkuat uraiannya itu peneliti dapat mengutip hasil penelitian orang lain

yang relevan. Kerangka berpikir ini digunakan sebagai landasan untuk

merumuskan hipotesis.

Page 46: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

46

13. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban teoretis atas masalah yang diajukan. Oleh

karena itu, hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. Hipotesis

diajukan berdasarkan kerangka berpikir yang telah dibuat. Ketepatan

hipotesis tergantung pada ketajaman kerangka berpikirnya dan ketajaman

kerangka berpikir sebagian ditentukan oleh kedalaman kajian teorinya.

14. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam bagian ini dijelaskan tempat dan waktu penelitian. Ketika menjelaskan

tempat penelitian, peneliti belum menyinggung subjek penelitian. Yang

dijelaskan hanya tempatnya. Sementara itu, waktu penelitian mengacu pada

rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian, dari

perencanaan hingga pelaporan.

15. Metode Penelitian

Dalam bagian ini dijelaskan metode penelitian yang digunakan (misalnya,

metode eksperimen) sesuai dengan masalahnya. Yang perlu dijelaskan adalah

konsep motode yang digunakan itu, rancangan, dan variabelnya. Dalam

kaitannya dengan variabel penelitian, peneliti perlu menjelaskan jenis

variabel, definisi operasional variabel, dan hubungan antar variabel.

16. Populasi, Sampel, dan Sampling

Ketika menjelaskan populasi penelitian, peneliti menjelaskan karakteristik

populasi berikut alasan pengambilan populasi itu. Ketika menjelaskan sampel

penelitian, peneliti perlu menjelaskan jumlah sampel, alasan pengambilan

anggota sampel sejumlah itu, dan teknik pengambilan sampelnya (sampling).

Apabila perlu, peneliti dapat menjelaskan prosedur pengambilan sampel

untuk meyakinkan pembaca bahwa sampel yang diambil dari populasi benar-

benar representatif.

Page 47: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

47

17. Teknik Pengambilan Data

Sebelum menjelaskan teknik pengambilan data, seyogyanya peneliti

menjelaskan jenis data dan ukuran-ukuran yang digunakan. Selanjutnya,

penjelasan tentang teknik/instrumen pengambilan data hendaknya bersifat

rinci/spesifik. Misalnya, apabila teknik pengambilan data berupa tes, maka

perlu dijelaskan nama tes, jenis tes, cakupan tes, jumlah butir tes, dan bobot

masing-masing butir tes. Peneliti perlu menjelaskan rancangan pengujian

validitas dan reliabilitas instrumen.

18. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan masalah dan metode

penelitiannya. Apabila rumusan masalahnya lebih dari satu dan masing-

masing memerlukan teknik analisis yang berbeda, maka hal itu perlu

dijelaskan. Kiranya juga perlu disadari bahwa masing-masing teknik analisis

data memerlukan persyaratan tertentu; dan oleh karena itu, peneliti perlu

menjelaskan rancangan pengujian persyaratan analisis data, seperti

homogenitas varians populasi (sebelum peneliti membandingkan dua

kelompok atau lebih).

19. Hipotesis Statistik

Dalam bagian ini dikemukakan hipotesis statistik, yaitu hipotesis yang siap

diuji di lapangan, yang berisi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1).

Bentuknya disesuaikan dengan rumusan masalahnya.

20. Daftar Pustaka

Dalam bagian ini dituliskan seluruh referensi yang dijadikan acuan dalam

penelitian dan yang disebut langsung dalam tubuh proposal. Rujukan yang

tidak disebut tidak perlu ditulis. Penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan

aturan yang ada.

Page 48: Materi Penelitian Kuantitatif Modul 2009 Robiset

48

DAFTAR PUSTAKA

Brown, James Dean. Theodor S. Roger. 2003. Doing Second Language Research. Oxford: Oxford University Press.

David, Nunan. Research Method in Language Learning. Cambrodge: Cambridge University Press.

Isaac, Stephen and Michael, Wiliam B. 1984. Handbook in Research and Evaluation. Callifornia: Edits Publisher

Kartini Kartono. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju.

Moh. Nasir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Winarno Surakhmad. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito