perhitungan kuantitatif

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat kecil, maka akan sukar sekali menghitung mikroorganisme. Oleh karena itu, praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan perhitungan mikroorganisme dengan metode-metode tertentu. Dalam analisis kuantitatif, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme di dalam suatu bahan atau sediaan farmasi, makanan, minuman, dan kosmetika. Pada umumnya ada 3 cara perhitungan jumlah mikroba, yakni: 1.Perhitungan jumlah sel, 2.Perhitungan massa sel secara langsung, dan 3.Perhitungan massa sel secara tidak langsung. Dalam dunia farmasi, percobaan ini sangat penting untuk dilakukan karena kita dapat mengetahui berapa jumlah mikroorganisme dalam suatu sediaan farmasi baik itu obat atau makanan.

Upload: abulkhair-abdullah

Post on 05-Dec-2014

1.474 views

Category:

Education


7 download

DESCRIPTION

Laporan Lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: Perhitungan Kuantitatif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan salah satu makhluk hidup yang hanya

dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Karena ukurannya yang sangat

kecil, maka akan sukar sekali menghitung mikroorganisme. Oleh karena itu,

praktikan harus mengetahui cara-cara untuk melakukan perhitungan

mikroorganisme dengan metode-metode tertentu.

Dalam analisis kuantitatif, ada beberapa cara yang dapat digunakan

untuk menghitung atau mengukur jumlah mikroorganisme di dalam suatu

bahan atau sediaan farmasi, makanan, minuman, dan kosmetika.

Pada umumnya ada 3 cara perhitungan jumlah mikroba, yakni:

1. Perhitungan jumlah sel,

2. Perhitungan massa sel secara langsung, dan

3. Perhitungan massa sel secara tidak langsung.

Dalam dunia farmasi, percobaan ini sangat penting untuk dilakukan

karena kita dapat mengetahui berapa jumlah mikroorganisme dalam suatu

sediaan farmasi baik itu obat atau makanan.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara perhitungan bakteri dengan

metode tertentu.

2. Tujuan Percobaan

Menentukan jumlah mikroorganisme di dalam suatu bahan

dengan menggunakan metode ALT Bakteri, ALT Kapang, dan MPN.

Page 2: Perhitungan Kuantitatif

C. Prinsip Percobaan

1. Penentuan kuantitas bakteri dengan metode ALT Bakteri setelah cuplikan

sampel untuk 3 pengenceran terakhir (10-2, 10-3, dan 10-4) untuk

diinokulasikan dalam medium NA dengan metode tuang untuk

diinkubasikan pada suhu 37 oC selama 1x24 jam.

2. Penentuan kuantitas kapang dengan metode ALT Kapang setelah

cuplikan sampel untuk 3 pengenceran awal (10-1, 10-2, dan 10-3) untuk

diinokulasikan dalam medium PDA dengan metode tuang untuk

diinkubasikan pada suhu kamar selama 3x24 jam.

3. Penentuan kuantitas bakteri dengan metode MPN setelah cuplikan

sampel untuk 3 pengenceran terakhir (10-2, 10-3, dan 10-4) untuk

diinokulasikan dalam medium LB yang berisi tabung durham yang

diinkubasikan dalam suhu 37 oC selama 1x24 jam.

Page 3: Perhitungan Kuantitatif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Bahan

1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)

Nama resmi : AGAR

Nama lain : agar, agar-agar

Pemerian : berkas pembuluh memanjang, tipis seperti selaput dan

berlekatan, berbentuk keeping, serpih, atau butiran,

jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai

kuning pucat dan tidak berwarna, tidak berbau atau

berbau lemah

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam air mendidih

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : bahan pemadat medium

2. Alkohol (Dirjen POM, 1979 : 65)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : etanol, alkohol

RM : C2H6O

Pemerian : tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah

bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P, dan

dalam eter P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : bahan pensterilisasi

3. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : air suling, aquadest, air baterig

RM : H2O

Page 4: Perhitungan Kuantitatif

BM : 18,20

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai pelarut

4. Dekstrosa (Dirje POM, 1979 : 300)

Nama Resmi     : DEXTROSUM

Nama lain : dekstrosa, glukosa

RM/BM            : C6H12O6/180,16

Pemerian         : hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk

granul putih, tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan         : mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air

mendidih, sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan     : dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan          : sebagai sumber karbon

5. Ekstrak Beef (Dirjen POM, 1979 : 671)

Nama resmi : BEEF EXTRAK

Nama lain : kaldu nabati dan kaldu hewani

Pemerian : berbau dan berasa pada lidah

Kelarutan : larut dalam air dingin

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : sebagai sumber nutrien mikroba

6. Pepton (Dirjen POM, 1979 : 721)

Nama resmi : PEPTON

Nama lain : pepton

Pemerian : serbuk, kuning kemerahan seperti coklat, bau khas,

tidak busuk

Kelarutan : larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat

kekuningan yang bereaksi agak asam, praktis tidak

larut dalam etanol 95% P dan dalam eter P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Page 5: Perhitungan Kuantitatif

Kegunaan : sebagai sumber nutrient mikroba

7. Sukrosa (Dirjen POM, 1979 : 762)

Nama resmi      : SUCROSUM

Nama lain          : sukrosa

RM/BM             : C12H22O11/342,30

Pemerian           : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau

bentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil

diudara. Larutannya netral terhadap lakmus

Kelarutan        : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut

dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak

larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan      : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan          : sebagai sumber karbon.

8. Kentang (www.wikipedia.org)

Regnum       : Plantae

Divisi                 : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas            : Monocotyledonae

Subkelas      : Sympetalae

Ordo            : Solanales   

Famili          : Solanaceae

Genus          : Solanum

Spesies       : Solanum tuberosum

B. Uraian Medium

1. Medium LB

Ektrak Beef : 3 gram

Pepton : 5 gram

Laktosa : 15 gram

Aquadest ad : 1 L

Page 6: Perhitungan Kuantitatif

2. Medium NA

Ekstrak Beef : 3 gram

Pepton : 5 gram

Agar : 15 gram

Aquadest ad : 1 L

3. Medium PDA

Kentang : 200 gram

Dextrosa : 10 gram

Agar : 15 gram

Aquadest ad : 1 L

C. Prosedur Kerja

1. Metode ALT

- Digerus sampel dan ditambahkan ai secukupnya. Dihomogenkan dan

diambil 1 mL larutan sampel

- Dimasukkan larutan sampel ke dalam tiap-tiap botol yang telah

berisi 9 mL aquadest steril (dilakukan pengenceran)

- Diambil 1 mL larutan dari tiap pengenceran, dimasukkan ke dalam

cawan petri sesuai dengan pengenceran masing-masing

- Dimasukkan medium PDA, pengenceran dimulai dari 10-1 sampai

10-4 dan untuk medium NA, pengenceran dimulai dari 10-1 sampai

10-3

- Diinkubasi cawan petri yang berisi medium NA di dalam inkubator

dan medium PDA dengan suhu kamar

2. Metode MPN

- Digerus sampel dan ditambahkan air secukupnya. Dihomogenkan

dan diambil 1 mL larutan sampel

- Dimasukkan larutan sampel ke dalam tiap-tiap botol yang telah

berisi 9 mL aquadest steril (dilakukan pengenceran)

Page 7: Perhitungan Kuantitatif

- Diambil larutan sampel dari pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3,

dimasukkan ke dalam tiap-tiap tabung reaksi yang telah berisi

medium LB (Lactose Broth) dan tabung durham

- Diinkubasi dalam inkubator dan diamati perubahan yang terjadi

Page 8: Perhitungan Kuantitatif

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cawan petri,

erlenmeyer, ose bulat, pembakar spiritus, rak tabung, spoit, tabung

durham, dan tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest,

ayam crispi, bubur ayam, coca-cola, coto, fanta, medium LB, medium

NA, medium PDA, roti, susu, dan teh kotak.

B. Cara Kerja

1. Metode ALT

- Disiapkan alat dan bahan

- Dimasukkan 1 mL teh kotak ke dalam tabung yang berisi 10 mL

aquadest steril

- Dilakukan pengenceran ke empat tabung reaksi yang masing-masing

berisi 10 mL aquadest steril

- Diambil 1 mL tiap pengenceran, dimasukkan ke cawan petri sesuai

pengenceran, untuk bakteri diambil pengenceran 10-2 sampai 10-4 dan

untuk kapang diambil pengenceran 10-1 sampai 10-3

- Dimasukkan medium NA dan PDA ke setiap cawan 10 mL, NA

untuk bakteri dan PDA untuk kapang

- Diinkubasi cawan petri pada inkubator, untuk cawan yang berisi NA

selama 1x24 jam dan yang berisi PDA selama 3x24 jam

Page 9: Perhitungan Kuantitatif

2. Metode MPN

- Disiapkan alat dan bahan

- Diambil 1 mL pada pengenceran 10-1 sampai 10-3 lalu dimasukkan ke

tabung reaksi yang telah berisi LB dan tabung durham, setiap

pengenceran masing-masing 3 tabung

- Diinkubasi pada inkubator selama 1x24 jam

Page 10: Perhitungan Kuantitatif

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan

1. Metode ALT

SampelALT Bakteri ALT Kapang

10-2 10-3 10-4 10-1 10-2 10-3

Teh Kotak 3 1 2 1 0 1

Susu 44 82 60 1 0 2Fanta 10 7 3 0 0 2

Coca-Cola 10 12 5 14 5 63

Bubur Ayam 18 7 5 1 3 1Coto TBUD TBUD TBUD 23 1 47Roti 210 161 330 0 3 0

Ayam crispi 10 6 7 0 3 1

TBUD : tidak dapat untuk dihitung

2. Metode MPN

SampelMPN

Nilai Tabel MPN10-2 10-3 10-4

Teh Kotak 0 0 0 < 3

Susu 3 3 2 1100Fanta 2 2 0 1Coca-Cola 3 3 1 460Bubur Ayam 3 0 1 38Coto 3 3 2 1100Roti 1 2 0 11

Ayam crispi 2 2 2 35

B. Perhitungan

1. Teh Kotak

MPN = < 3 x 1/10-3

= < 3 x 103

2. Susu

MPN = 1100 x 1/10-3

= 1,1 x 106

Page 11: Perhitungan Kuantitatif

3. Fanta

MPN = 1 x 1/10-3

= 1 x 103

4. Coca-Cola

MPN = 460 x 1/10-3

= 4,6 x 105

5. Bubur ayam

MPN = 38 x 1/10-3

= 3,8 x 104

6. Coto

MPN = 1100 x 1/10-3

= 1,1 x 106

7. Roti

MPN = 11 x 1/10-3

= 1,1 x 104

8. Ayam Crispi

MPN = 35 x 1/10-3

= 3,5 x 104

C. Gambar

1. ALT Bakteri

2.

ALT Kapang 10-2 10-3 10-4

10-2 10-3

Page 12: Perhitungan Kuantitatif

3. MPN

10-1 10-2 10-3

Page 13: Perhitungan Kuantitatif

BAB IV

PEMBAHASAN

Analisis kuantitatif mikroorganisme pada suatu sediaan farmasi makanan-

minuman dan kosmetika penting dilakukan untuk mengetahui mutu suatu sediaan

dan bahan farmasi, makanan-minuman dan kosmetika. Dalam analisis kuantitatif

tersebut ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau

mengukur jumlah mikroorganisme di dalam suatu bahan atau sediaan farmasi,

antara lain :

1. Perhitungan jumlah sel

a. Hitung mikroskopik

b. Hitung cawan

c. Metode MPN (Most Probable Number)

2. Perhitungan massa sel secara langsung

a. Volumetrik

b. Gravimetrik

c. Kekeruhan atau turbidimetri

3. Perhitungan massa sel secara tidak langsung

a. Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP)

b. Analisis produk nutrient (metabolit primer, sekunder, dan panas)

c. Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, dan

mineral)

Pada percobaan ini dilakukan dua metode perhitunga yaitu ALT (Bakteri

dan Kapang) dan MPN. Untuk metode ALT sendiri ada dua perlakuan, ALT

Bakteri dan ALT Kapang. Pertama disiapkan alat dan bahan. Dimasukkan 1 mL

teh kotak ke dalam tabung yang berisi 10 mL aquadest steril. Dilakukan

pengenceran ke empat tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 mL aquadest

steril. Diambil 1 mL tiap pengenceran, dimasukkan ke cawan petri sesuai

pengenceran, untuk bakteri diambil pengenceran 10-2 sampai 10-4 sedangkan

kapang diambil pengenceran 10-1 sampai 10-3. Dimasukkan NA dan PDA ke setiap

Page 14: Perhitungan Kuantitatif

cawan sebanyak 10 mL, NA untuk bakteri dan PDA untuk kapang. Diinkubasi

cawan petri pada inkubator, untuk cawan yang berisi NA selama 1x24 jam dan

yang berisi PDA selama 3x24 jam.

Perbedaan bakteri dan kapang dari segi inkubasinya, bakteri diinkubasi di

inkubator pada suhu 37 oC selama 1x24 jam sedangkan kapang diinkubasi di

inkubator pada suhu kamar selama 3x24 jam.

Untuk metode MPN, pertama disiapkan alat dan bahan. Diambil 1 mL tiap

pengenceran 10-2 sampai 10-4 lalu dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi LB

dan tabung durham, setiap pengenceran masing-masing 2 tabung. Diinkubasi pada

inkubator selama 1x24 jam.

Alasan dilakukannya pengenceran agar didapatkan koloni yang lebih kecil.

Medium NA digunakan sebagai tempat untuk pertumbuhan bakteri dan PDA,

tempat untuk pertumbuhan kapang. Pada bakteri, diambil pengenceran 10-2 sampai

10-4 sedangkan kapang diambil pengenceran 10-1 sampai 10-3. Alasannya, karena

bakteri lebih cepat daripada kapang untuk berkembang biak. Digunakan LB dan

BTB pada metode MPN untuk mengetahui apakah terjadi perubahan warna jika

telah diinkubasi sedangkan tabung durham digunakan untuk mengetahui apakah

ada gelembung setelah diinkubasi. Kedua hal ini menandakan ada atau tidaknya

suatu bakteri atau kapang dalam tabung.

Dari percobaan ini diperoleh hasil, pada metode ALT Bakteri,

pengenceran 10-2 3 koloni, 10-3 1 koloni, dan 10-4 2 koloni. Pada metode ALT

Kapang, pengenceran 10-1 1 koloni, 10-2 tidak ada koloni, dan 10-3 1 koloni. Untuk

metode MPN, ketiga-tiga pengenceran tidak ada tabung yang berubah warna

maupun terdapat gelembung. Artinya, nilai tabel MPN untuk teh kotak < 3.

Dari perhitungan MPN diperoleh nilai MPN teh kotak < 3 x 103,

susu 1,1 x 106, fanta 1 x 103, coca-cola 4,6 x 105, bubur ayam 3,8 x 104, coto

1,1 x 106, roti 1,1 x 104, dan ayam crispi 3,5 x 104.

Dalam dunia farmasi, percobaan ini sangat penting untuk dilakukan karena

kita dapat mengetahui berapa jumlah mikroorganisme dalam suatu sediaan

farmasi baik itu obat atau makanan.

Page 15: Perhitungan Kuantitatif

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :

1. Metode ALT Bakteri, jumlah koloni pada 10-2 3 koloni, 10-3 1 koloni, dan

10-4 2 koloni.

2. Metode ALT Kapang, jumlah koloni pada 10-1 1 koloni, 10-2 tidak ada

koloni, dan 10-3 1 koloni.

3. Metode MPN, nilai MPN-nya < 3 x 103.

B. Kritik dan Saran

1. Laboratorium

Alat sudah memadai, tinggal bahan yang perlu dilengkapi.

2. Asisten

Dalam menjelaskan materi mudah dimengerti. Terima kasih atas

bimbingannya.

Page 16: Perhitungan Kuantitatif

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DEPKES RI

Djide, Natsir dan Sartini. 1995. Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi. Makassar:

UNHAS

Handayani, G. N. dan Armisman, A. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi

Farmasi Dasar. Makassar : UIN Alauddin Makassar

www.wikipedia.org

Page 17: Perhitungan Kuantitatif

@ 10 mL aquadest steril

Homogenkan

Diinkubasi 1x24 jam

SKEMA KERJA

1. ALT Bakteri

1 mL 1 mL 1 mL 1 mL

Sampel 10-1 10-2 10-3 10-4

1 mL 1 mL 1 mL

@ 10 mL NA

Page 18: Perhitungan Kuantitatif

Homogenkan

Diinkubasi 1x24 jam

@ 10 mL aquadest steril

Homogenkan

Diinkubasi 1x24 jam

@ 10 mL aquadest steril

2. ALT Kapang

1 mL 1 mL 1 mL

Sampel 10-1 10-2 10-3

1 mL 1 mL 1 mL

@ 10 mL PDA

3. MPN

1 mL 1 mL 1 mL 1 mL

Sampel 10-1 10-2 10-3 10-4

1 mL 1 mL 1 mL