materi pendahuluan pengendalian vektor

32
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU Tujuan : 1. Mengurangi atau menekan populasi organisme pengganggu serendah- rendahnya sehingga tidak berarti lagi dalam menimbulkan kerugian 2. Menghindarkan kontak antara organisme pengganggu dan organisme berguna/budidaya/manusia

Upload: dhanie-dchipz

Post on 06-Aug-2015

460 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: materi pendahuluan pengendalian vektor

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU

Tujuan :1. Mengurangi atau menekan populasi

organisme pengganggu serendah-rendahnya sehingga tidak berarti lagi dalam menimbulkan kerugian

2. Menghindarkan kontak antara organisme pengganggu dan organisme berguna/budidaya/manusia

Page 2: materi pendahuluan pengendalian vektor

Penggolongan :

1. Pengendalian alami (Natural control),

2. Pengendalian buatan (Artificial / Applied control).

Page 3: materi pendahuluan pengendalian vektor

I. PENGENDALIAN ALAMI

1. Gunung, lautan, danau dan sungai yang luas merupakan rintangan penyebaran serangga,

2. Ketinggian tertentu menyebabkan serangga tidak tahan hidup,

3. Musim, cuaca panas, dingin, kering, tanah tandus, angin besar, dan curah hujan tinggi.

Page 4: materi pendahuluan pengendalian vektor

4. Burung, katak, cicak, binatang lain yang memangsa serangga.

5. Penyakit serangga.

Page 5: materi pendahuluan pengendalian vektor

II. PENGENDALIAN BUATAN

Dilakukan atas usaha manusia.Macam-macamnya :1. Pengendalian Lingkungan (Environmental

control)Mengelola lingkungan (enviromental management) yaitu mengatur lingkungan sehingga tidak cocok dan membatasi perkembangan vektor.

Page 6: materi pendahuluan pengendalian vektor

a. Modifikasi lingkungan (Enviromental Modification)Cara ini paling aman terhadap lingkungan karena tidak merusak keseimbangan alam dan tidak mencemari lingkungan tetapi harus dilakukan terus menerus. Misalnya :a) pengaturan sistem irigasi,b) penimbunan tempat penampung air dan

pembuangan sampah,c) pengeringan air yang menggenangd) pengubahan rawa menjadi sawahe) pengubahan hutan jadi pemukiman

Page 7: materi pendahuluan pengendalian vektor

b. Manipulasi Lingkungan (Enviromental Manipulation).Membersihkan dan memelihara secara fisik tempat perindukan atau tempat istirahat serangga. Contoh :a) membersihkan tanaman air yang

mengapung seperti ganggang dan lumut sehingga menyulitkan perkembangan Anopheles sundaicus.

Page 8: materi pendahuluan pengendalian vektor

b) Mengatur kadar garam di laguna sehingga menekan populasi An. subpictus dan An. sundaicus,c) Melestarikan tanaman bakau yang membatasi tempat perindukan An. sundaicus,d) Membuang atau mencabut tumbuhan air di kolam atau rawa sehingga menekan populasi Mansonia spp.

Page 9: materi pendahuluan pengendalian vektor

e) Melancarkan air got agar tidak jadi tempat perindukan Culex spp.

Page 10: materi pendahuluan pengendalian vektor

2. PENGENDALIAN KIMIAWI

Menggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga (insecticide) dan menghalau serangga (repellent).

Kebaikan :1. Dapat dilakukan segera,2. Meliputi daerah yang luas.

Page 11: materi pendahuluan pengendalian vektor

Keburukan :1. Bersifat sementara,2. Menimbulkan pencemaran lingkungan,3. Memungkinkan timbul resistensi serangga,4. Membunuh juga pemangsa serangga.5. Penolakan penduduk karena kuatir binatang

peliharaannya mati.

Page 12: materi pendahuluan pengendalian vektor

Contoh :a) Menuangkan solar atau minyak tanah di

permukaan tempat perindukan sehingga larva tidak dapat mengambil oksigen dari udara,

b) Pemakaian Paris green, temefos dan fention untuk membunuh larva nyamuk,

c) Penggunaan herbisida yang mematikan tumbuhan air di tempat perindukan,

d) Penggunaan insektisida berupa residual spray untuk nyamuk dewasa,

e) Penggunaan gel silika dan lesitin cair.

Page 13: materi pendahuluan pengendalian vektor

3. PENGENDALIAN MEKANIK

Menggunakan alat yang langsung membunuh, menangkap atau menghalau, menyisir, mengeluarkan serangga dari jaringan tubuh, memakai baju pelindung, memasang kawat kasa di jendela untuk menghindarkan kontak antara manusia dan vektor.

Page 14: materi pendahuluan pengendalian vektor

4. PENGENDALIAN FISIK

Digunakan alat fisika untuk pemanasan, pembekuan dan alat listrik untuk menghasilkan angin, penyinaran cahaya yang dapat membunuh atau mengganggu kehidupan serangga.

Suhu 600 C dan suhu beku akan membunuh serangga sedangkan suhu dingin menyebabkan serangga tidak dapat melakukan aktifitasnya.

Page 15: materi pendahuluan pengendalian vektor

Cara ini dilakukan di hotel, restoran dan pasar swalayan dengan memasang hembusan angin keras di pintu masuk.

Memasang lampu kuning dapat menghalau nyamuk.

Page 16: materi pendahuluan pengendalian vektor

5. PENGENDALIAN BIOLOGIK

Memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi serangga, yang menjadi vektor atau hospes perantara.

Beberapa parasit dari golongan nematoda, bakteri, protozoa, jamur dan virus dapat dipakai sebagai pengendali larva nyamuk.

Page 17: materi pendahuluan pengendalian vektor

Artropoda juga dapat dipakai sebagai pengendali nyamuk dewasa. Misalnya : Arrenurus madarazzi.

Predator atau pemangsa yang baik untuk pengendalian larva nyamuk antara lain beberapa jenis ikan, larva nyamuk yang berukuran besar, dan larva capung dan Crustaceae.

Page 18: materi pendahuluan pengendalian vektor

Parasit dari golongan nematoda :

Romanomermis iyengari dan R. culiciforax,

menembus badan larva nyamuk, hidup sebagai parasit sampai larva mati, kemudian mencari hospes baru.

Page 19: materi pendahuluan pengendalian vektor
Page 20: materi pendahuluan pengendalian vektor

Bakteri :

Bacillus thuringiensis (sero type H-14) untuk pengendalian larva Anopheles.

Bacillus sphaericus untuk pengendalian larva Culex quinquifasciatus.

Bakteri lain yang dapat diharapkan : Bacillus pumilus dan Clostridium bifermentans.

Page 21: materi pendahuluan pengendalian vektor

Protozoa : Pleistophora culicis dan Nosema algerae untuk pengendalian larva nyamuk.

Virus sitoplasmik untuk pengendalian larva kupu.

Page 22: materi pendahuluan pengendalian vektor

Jamur Langenidium giganticum dan Coelomyces stemomilae baik untuk pengendalian larva nyamuk.

Jamur lainnya yang potensial : Tolypocladium silindrosporum dan Culicinomyces clavisporus.

Jamur-jamur tsb. untuk pengendalian larva Anopheles, Aedes, Culex, Simulium dan Culicoides.

Page 23: materi pendahuluan pengendalian vektor

Ikan untuk pengendalian larva nyamuk : Panchax panchax (ikan kepala timah), Lebistus reticularis (guppy), Gambusia affinis (ikan gabus), Poecilia reticulata, Trichogaster trichopterus, Cyprinus carpio, Tilapia nilotica, Puntious binotatus,

Rasbora lateristriata.

Page 24: materi pendahuluan pengendalian vektor

Larva Toxorhynchitis amboinensis, Culex fuscanus, capung.

Crustaceae : Mesocyclops.

Page 25: materi pendahuluan pengendalian vektor
Page 26: materi pendahuluan pengendalian vektor
Page 27: materi pendahuluan pengendalian vektor
Page 28: materi pendahuluan pengendalian vektor

6. PENGENDALIAN GENETIK

Tujuan : mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan polulasi baru yang tidak merugikan.

Cara : 1. Mengubah kemampuan reproduksi serangga :

a) jantan b) jantan dan betina

Page 29: materi pendahuluan pengendalian vektor

a) disebut sterile male technic release: bahan kimia (TEPA) dan radiasi (Cobalt 60) merusak DNA kromosom sperma tanpa mengganggu proses pematangan,radiasi dapat juga mengubah letak susunan kromosom : chromosome translocation, antimitotik, antimetabolit, bazarone (ekstrak tanaman Aeorus calamus).

Page 30: materi pendahuluan pengendalian vektor

b) Jantan dan betina di alam disterilkan menggunakan chemosterilants dicampur makanan kesukaan serangga.Telah dicoba pada lalat rumah (Musca domestica) yang diberi TEPA dicampur 67% tepung jagung, 15% gula, 15% susu bubuk dan 2,5% tepung telur.Keuntungan : tak perlu memelihara serangga dalam jumlah banyak dalam laboratorium.

Page 31: materi pendahuluan pengendalian vektor

2. Perkawinan antar strain menyebabkan sitoplasma telur tidak dapat ditembus oleh sperma sehingga tidak terjadi pembuahan, disebut : cytoplasmic incompatibility.

3. Perkawinan antar spesies terdekat menghasilkan jantan steril, disebut hybrid sterility.

4. Memindahkan sifat rentan terhadap insektisida.

Page 32: materi pendahuluan pengendalian vektor

7. PENGENDALIAN LEGISLATIF

Mencegah tersebarnya serangga berbahaya antar daerah, pulau maupun negara melalui peraturan.

Pencegahan dilaksanakan dengan penyemprotan insektisida di bandara, pelabuhan, stasiun, terminal dsb. dan disediakan karantina.