upaya pengendalian vektor dan reservoar penyakit (1)

32
Upaya pengendalian Upaya pengendalian vektor dan reservoar vektor dan reservoar penyakit penyakit dr. Ratna Zahara, M.Kes

Upload: intan-kumalasari-rambe

Post on 02-Sep-2015

75 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

nnnnn

TRANSCRIPT

  • Upaya pengendalian vektor dan reservoar penyakit

    dr. Ratna Zahara, M.Kes

  • DefinisiUpaya yang dilakukan untuk membatasi populasi vektor dan reservoar penular sehingga tidak lagi menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat.

  • VektorOrganisme yang tidak menyebabkan penyakit, tapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain

    Binatang pembawa Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, ricketsia, virus, protozoa dan cacing, serta menjadi perantara penularan penyakit tersebut

  • ReservoirManusia, binatang, arthropoda, tumbuh-tumbuhan, tanah atau barang-barang (atau kombinasi dari keduanya) dimana bibit penyakit biasanya hidup dan berkembang biak serta hidupnya sangat tergantung pada inang tempatnya menumpang. Bibit penyakit tersebut berkembang biak sedemikian rupa sehingga dapat ditularkan kepada inang lain yang rentan

  • TujuanMengurangi atau menekan populasi organisme pengganggu serendah-rendahnya sehingga tidak berarti lagi dalam menimbulkan kerugianMenghindarkan kontak antara organisme pengganggu dan organisme berguna/budidaya/manusia

  • Perkembangan vektorPerubahan lingkungan fisikSistim penyediaan air bersihSistem drainase permukiman dan perkotaan yang tidak memenuhi syaratSistem pengelolaan sampah yang belum memenuhi syaratPenggunaan pestisida yang tidak bijaksana

  • Macam Pengendalian

    Pengendalian alami (Natural control)

    Pengendalian buatan (Artificial / Applied control).

  • I. PENGENDALIAN ALAMIGunung, lautan, danau dan sungai yang luas merupakan rintangan penyebaran seranggaKetinggian tertentu menyebabkan serangga tidak tahan hidupMusim, cuaca panas, dingin, kering, tanah tandus, angin besar, dan curah hujan tinggi4. Burung, katak, cicak, binatang lain yang memangsa serangga5. Penyakit serangga

  • II. PENGENDALIAN BUATANDilakukan atas usaha manusia.

  • Pengendalian Lingkungan (Environmental control)Mengelola lingkungan (enviromental management) Mengatur lingkungan sehingga tidak cocok dan membatasi perkembangan vektor.

  • Modifikasi lingkungan (Enviromental Modification)Cara ini paling aman terhadap lingkungan karena tidak merusak keseimbangan alam dan tidak mencemari lingkungan tetapi harus dilakukan terus menerus. Misalnya :a) pengaturan sistem irigasi,b) penimbunan tempat penampung air dan pembuangan sampah,c) pengeringan air yang menggenangd) pengubahan rawa menjadi sawahe) pengubahan hutan jadi pemukiman

  • b. Manipulasi Lingkungan (Enviromental Manipulation).Membersihkan dan memelihara secara fisik tempat perindukan atau tempat istirahat serangga. Contoh :a) membersihkan tanaman air yang mengapung seperti ganggang dan lumut sehingga menyulitkan perkembangan Anopheles sundaicus.

  • b) Mengatur kadar garam di laguna sehingga menekan populasi An. subpictus dan An. sundaicusc) Melestarikan tanaman bakau yang membatasi tempat perindukan An. sundaicusd) Membuang atau mencabut tumbuhan air di kolam atau rawa sehingga menekan populasi Mansonia sppe) Melancarkan air got agar tidak jadi tempat perindukan Culex spp

  • Pengendalian KimiawiMenggunakan bahan kimia yang berkhasiat membunuh serangga (insecticide) dan menghalau serangga (repellent).

  • Keuntungan

    Dapat dilakukan segeraMeliputi daerah yang luas

  • Keburukan :

    Bersifat sementara,Menimbulkan pencemaran lingkungan,Memungkinkan timbul resistensi serangga,Membunuh juga pemangsa serangga.Penolakan penduduk karena kuatir binatang peliharaannya mati.

  • Contoh :Menuangkan solar atau minyak tanah di permukaan tempat perindukan sehingga larva tidak dapat mengambil oksigen dari udara,Pemakaian Paris green, temefos dan fention untuk membunuh larva nyamuk,Penggunaan herbisida yang mematikan tumbuhan air di tempat perindukan,Penggunaan insektisida berupa residual spray untuk nyamuk dewasa,Penggunaan gel silika dan lesitin cair.

  • Pengendalian MekanikMenggunakan alat yang langsung membunuh, menangkap atau menghalau, menyisir, mengeluarkan serangga dari jaringan tubuh, memakai baju pelindung, memasang kawat kasa di jendela untuk menghindarkan kontak antara manusia dan vektor.

  • Pengendalian FisikDigunakan alat fisika untuk pemanasan, pembekuan dan alat listrik untuk menghasilkan angin, penyinaran cahaya yang dapat membunuh atau mengganggu kehidupan serangga.

    Suhu 600 C dan suhu beku akan membunuh serangga sedangkan suhu dingin menyebabkan serangga tidak dapat melakukan aktifitasnya.

  • Pengendalian BiologikMemperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi serangga, yang menjadi vektor atau hospes perantara.

    Beberapa parasit dari golongan nematoda, bakteri, protozoa, jamur dan virus dapat dipakai sebagai pengendali larva nyamuk.

  • Predator atau pemangsa yang baik untuk pengendalian larva nyamuk antara lain beberapa jenis ikan, larva nyamuk yang berukuran besar, dan larva capung dan Crustaceae.

  • Ikan untuk pengendalian larva nyamuk : Panchax panchax (ikan kepala timah), Lebistus reticularis (guppy), Gambusia affinis (ikan gabus), Poecilia reticulata, Trichogaster trichopterus, Cyprinus carpio, Tilapia nilotica, Puntious binotatus, Rasbora lateristriata.

  • Pengendalian GenetikTujuan : mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan polulasi baru yang tidak merugikan.Cara : Mengubah kemampuan reproduksi serangga : a) jantan b) jantan dan betina

  • disebut sterile male technic release: bahan kimia (TEPA) dan radiasi (Cobalt 60) merusak DNA kromosom sperma tanpa mengganggu proses pematangan,radiasi dapat juga mengubah letak susunan kromosom : chromosome translocation, antimitotik, antimetabolit, bazarone (ekstrak tanaman Aeorus calamus).

  • b) Jantan dan betina di alam disterilkan menggunakan chemosterilants dicampur makanan kesukaan serangga.Telah dicoba pada lalat rumah (Musca domestica) yang diberi TEPA dicampur 67% tepung jagung, 15% gula, 15% susu bubuk dan 2,5% tepung telur.Keuntungan : tak perlu memelihara serangga dalam jumlah banyak dalam laboratorium.

  • 2. Perkawinan antar strain menyebabkan sitoplasma telur tidak dapat ditembus oleh sperma sehingga tidak terjadi pembuahan, disebut : cytoplasmic incompatibility.3. Perkawinan antar spesies terdekat menghasilkan jantan steril, disebut hybrid sterility.4. Memindahkan sifat rentan terhadap insektisida.

  • Pengendalian LegislatifMencegah tersebarnya serangga berbahaya antar daerah, pulau maupun negara melalui peraturan.

    Pencegahan dilaksanakan dengan penyemprotan insektisida di bandara, pelabuhan, stasiun, terminal dsb. dan disediakan karantina.